The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Slamet Kadarisman, 2022-04-18 05:33:57

Legenda Sang Pangeran Ivan dan Serigala

Legenda Sang Pangeran Ivan dan Serigala

Legenda Sang Pangeran Ivan dan
Serigala (Rusia)

Legenda Sang Pangeran Ivan dan
Serigala (Rusia)

Dahulu di Rusia, ada seorang raja kaya raya dan sangat berkuasa. Kebun Istana
sang Raja dikelilingi pohon dan bunga indah. Di antara sekian banyak kekayaannya,
yang dibanggakan adalah pohon yang berbuah apel emas. Raja setiap hari pergi
melihat dan memeriksa keadaannya.
Pada suatu hari, sebuah apel hilang. Hari berikutnya, apel lainnya juga ikut hilang
lagi. Ketika apel ketiga hilang juga, Raja menjadi marah. Ia menyuruh orang-orang
berjaga, tetapi tak ada yang bisa menemukannya siapa pencurinya.
Raja mempunyai tiga orang putra. Yang pertama bernama Peter, kedua bernama
Vassily, dan ketiga bernama Ivan. Suatu hari, Raja memanggil ketiga putranya. “Ada
seseorang yang mencuri ketiga apel emasku,” kata Raja. “Dan, aku telah
memutuskan barang siapa yang bisa menangkap si pencuri, ia akan kuberi separo
kerajaanku.”
Putra pertama maju, “Aku akan berusaha, Ayah, aku akan mencoba lebih dahulu.
Aku akan berjaga di kebun malam ini.” Peter, putra pertama pergi ke kebun untuk
berjaga di dekat pohon apel emas. Ia berusaha untuk tidak tidur, tetapi di tengah
malam rasa kantuk menyerangnya dengan sangat. Ia tertidur. Esoknya, ketika
bangun tidur ia baru sadar bahwa sebuah apel telah dicuri orang lagi.
Raja kecewa sekali mendengar laporan putra pertamanya itu. Vassily, putra kedua
giliran berjaga, tapi nasibnya tak jauh beda dengan Peter. Ia tertidur dan tidak tahu-
menahu sebuah apel lenyap lagi dari pohon. Ivan, putra bungsu maju menghadap

ayahnya, “Ayah, saya akan berjaga malam nanti.”

Sang Raja tidak terlalu berharap banyak pada putra bungsunya. “Pergilah kalau kau
mau, paling-paling kau akan gagal seperti kakak-kakakmu.” Malam hari, Ivan berdiri
di samping pohon apel. Ia bertekad untuk tidak akan duduk, ia berjalan mengelilingi
pohon itu berjam-jam. Jika ia mengantuk, segera cepat-cepat membasuh matanya
dengan embun sehingga ia terus terjaga.

Usahanya berhasil, suatu ketika ia melihat kilatan cahaya emas, makin lama makin
terlihat jelas bahwa cahaya itu ternyata berasal dari seekor burung yang bulunya
berkilauan. Burung itu terbang menuju pohon apel emas. Diam-diam, Ivan
mengawasi makhluk ajaib ini. Ketika burung itu mulai mematuk apel emas dengan
paruh yang berbentuk permata, Ivan merangkak ke arah burung itu dan menyergap
ekornya.

Si burung ajaib kaget dan berusaha melepaskan diri, usahanya berhasil tapi ada
bulu berkilau yang tertinggal di tangan Ivan. Pagi harinya, Ivan membawa bulu
burung itu kepada ayahnya. Ayahnya merasa senang, “Pasti burung emas ! dan
harganya pasti jauh lebih berharga dari apel emas.”

Pada suatu hari, Raja memanggil putra-putranya. “Kalian harus mencari Burung
Emas untukku, jangan lupa, yang berhasil akan memiliki separo kerajaanku.” Peter
dan Vassily menyiapkan kudanya dan segera berangkat, tetapi Raja masih
mengatakan kepada Ivan, bahwa ia masih terlalu kecil untuk mengembara.

Ivan kecewa dan sedih, ia memohon dan mengingatkan ayahnya, bahwa ia telah
melihat burung itu sementara kedua kakaknya sama sekali tidak mengetahuinya.
Akhirnya, Raja setuju.

Ivan mengenakan baju perang, lalu berangkat ke hutan. Setelah berhari-hari, ia
sampai ke sebuah batu besar. Ia naik untuk membaca pesan yang dituliskan di batu
itu.

“Jika kau terus kau akan kelaparan. Belok kiri, kau akan mati terkapar. Belok kanan
kudamu akan hilang.” Ivan berpikir keras, kemudian memutuskan untuk mengambil
jalan ke kanan. Ia telah menunggang kuda sepanjang hari, ketika tiba-tiba seekor
serigala besar berwarna kelabu muncul dari semak.

Serigala itu melompat ke tubuh Ivan, membuat pemuda itu jatuh dari kudanya. Si
kuda yang ketakutan berlari cepat masuk ke hutan. “Kau membaca pesan di batu itu
!” seru serigala sambil berlari menjauh. Ivan terbengong-bengong keheranan melihat
serigala bisa berbicara.

Ivan segera bangkit, kini ia harus berjalan kaki. Ia sangat letih, dan hampir putus
asa. “Sepertinya aku tak akan menemukan Si Burung Emas.” Setelah tak tertahan
lagi lelahnya, ia duduk beristirahat, tiba-tiba serigala itu muncul lagi,

“Maaf, aku mengejutkan kudamu. Tetapi, kau telah melihat pesan di batu itu. Kalau
kau kelelahan, katakan kau mau kemana dan aku akan mengantarmu pergi.”
“Aku mencari Si Burung Emas,” jawab Ivan.

“Hanya aku yang tahu tempat tinggal Burung Emas. Ia milik Raja Afron,” kata
serigala.
“Naiklah ke punggungku, aku akan membawamu ke sana.”

Begitu Ivan naik, serigala itu berlari kencang menembus hutan dalam waktu yang
tidak terlalu lama, mereka tiba di tembok batu tinggi.

“Burung itu akan kau temukan di sana,” kata serigala, “Tetapi, hati-hati. Apapun
yang kau lakukan, kau tak boleh menyentuh sangkarnya.” Ivan memanjat tembok,
dan memang benar ternyata ada seekor burung emas yang terdapat di dalam
sangkar emas. Namun, ia lupa dengan pesan serigala dan menyentuh sangkar
emas itu.

Seketika lonceng-lonceng itu langsung berbunyi, dan para penjaga berlarian dari
segala penjuru. “Berhenti ! Kembalikan burung itu !” teriak para penjaga ketika Ivan
berbalik untuk lari. Ivan tak berkutik, ia ditangkap dan dibawa menghadap Raja
Afron. “Mengapa kau ingin mencuri burungku ?” kata Raja Afron dengan murka.

Ivan merasa malu, “Tuanku, Burung Emas milik Tuanku kepadaku dan bukan
mencurinya ?” tanya Raja Afron. Raja Afron menatap tajam ke arah Ivan yang
merasa sangat malu. “Sekarang begini saja. Aku bisa melupakan perbuatanmu
kalau kau mau melakukan sesuatu untukku. Di kerajaan tetangga, ada kuda bersurai
emas. Bawa dia kepadaku dan aku memberikan Burung Emas kepadamu.”

Ivan setuju dan ia dilepaskan. Ia segera menemui serigala kelabu yang menunggu di
luar tembok. “Sudah kubilang jangan menyentuh sangkarnya. Tapi, mari akan
kubawa kau ke kerajaan tetangga.” kata Serigala.

Dengan cepat, serigala membawa Ivan menerobos hutan melalui jurang dan
akhirnya, mereka sampai di halaman sebuah pura yang besar. “Pergilah diam-diam,”
kata Serigala. “Kudanya ada di sana, tetapi kau tak boleh menyentuh tali
kekangnya.”

Ivan berjingkat-jingkat mendekati kandang, ia bisa mendengar tukang kuda yang
sedang berbicara di balik pintu. Ia melihat seekor kuda bagus yang bersurai emas.
Ivan berpikir, bagaimana ia bisa menuntunnya keluar kandang. Ia melihat, kekang
tergantung di dinding. Tanpa berpikir panjang lagi, dia segera ambil tali kekang itu
dan mengalungkannya ke leher kuda.

Namun, tiba-tiba saja terjadi keributan, para nelayan dengan marah langsung
mengelilingi Ivan. “Anak muda kami akan menghukum kamu !” Ivan dibawa ke
hadapan Raja Kusman yang memandangnya dengan marah. “Dari pakaianmu
sepertinya kau seorang pangeran, tapi mengapa kau datang mencuri kudaku.”

Ivan menundukan mukanya karena malu. Lalu, Raja Kusman meneruskan
ucapannya. “Harus kukatakan kepada semua orang bahwa perbuatanmu sangat
tidak terhormat, tetapi mungkin kau bisa menolongku.” Ivan menatap mukanya
dengan penuh harapan.

“Di kerajaan sana, ada seorang putri yang cantik, namanya Helena,” kata Raja

Kusman. “Aku sangat mencintainya. Bawa dia kepadaku dan aku akan
mengampunimu.” Ivan berkata, “Baik tuanku, saya akan berusaha.” Maka Raja
Kusman melepaskannya, Ivan segera menemui serigala kelabu dan menceritakan
kejadian yang baru saja dialaminya.

Serigala kelabu mengeluh atas kecerobohan Ivan, tapi ia memaafkannya dan segera
membawa Ivan menembus hutan untuk mencari Putri Helena. Setelah menempuh
perjalanan jauh, sampailah mereka di sebuah istana yang megah, itulah Istana Raja
Dolmat. Supaya tidak terjadi kesalahan kesekian kalinya, kali ini serigala yang
bertugas, sementara Ivan menunggu di dekat Pohon Ek.

Kini serigala masuk ke dalam Istana dan bersembunyi di kebun istana. Beberapa
saat kemudian, Helena telah keluar bersamaan dengan iringan pelayan wanitanya
sambil berjalan-jalan di antara bunga-bunga. Pada saat yang tepat, serigala kelabu
segera keluar dan menangkap sang putri, lalu dibawa lari ke arah Ivan yang
menunggu di bawah Pohon Ek.

“Cepat !” kata serigala. Ivan segera melompat di belakang Helena dan serigala itu
berlari kencang. Terdengar teriakan-teriakan marah dari Istana, dan suara-suara
penunggang kuda yang lari mengejar si penculiknya. Tetapi para penunggang kuda
itu sayangnya tidak mampu mengejar lari si serigala yang kecepatannya bagaikan
angin.

Ivan dan Helena berangkulan di punggung serigala. Sepanjang hari, ia berlari lewat
hutan dengan maksud kembali ke Istana Raja Kusman. Ivan pemuda tampan,
Helena gadis yang sangat cantik, segera saja, mereka saling jatuh cinta. Ketika
mendekati istana Raja Kusman, wajah Ivan nampak sedih. Serigala kelabu merasa
ada yang tidak beres, maka ia menghentikan langkahnya.

“Ada apa Ivan, kenapa kau sedih ?”
“Aduh…. Aku tak mampu berpisah dengan Helena, aku sangat mencintainya dan ia
juga mencintaiku.”
“Oh begitu masalahnya.”

Tanpa banyak bicara serigala merubah dirinya menjadi gadis cantik persis dengan
Helena. Ya dengan kesaktiaannya serigala telah menyamar menjadi Helena.
“Sekarang,” kata serigala. “Tinggalkan Helena asli di tepi hutan ini, antarkan aku ke
istana Raja Kusman. Jika kau teringat kepadaku, maka aku akan berubah lagi
menjadi serigala dan kembali kepadamu.”

Kini, Ivan mengantarkan Helena jelmaan serigala ke Istana Raja Kusman. Raja
Kusman sangat senang dan dengan gembira, ia memberikan kuda bersurai emas
kepada Ivan. Ivan segera membawa kuda itu ke tepi hutan menemui Helena.

Ivan dan Helena berboncengan di atas kuda bersurai emas menuju Istana Raja
Afron, untuk mendapatkan Burung Emas. Saat itu, di Istana Raja Kusman
berlangsung pesta pelaksanaan pernikahan Raja dengan Helena palsu.

Ketika Raja Kusman hendak mencium pipi pengantinnya yang cantik, tapi pada saat
itu Ivan teringat pada serigala kelabu, maka pada saat itu juga Helena palsu berubah

menjadi seekor serigala, semua orang terkejut, pesta menjadi geger, maka serigala
dengan leluasa dapat meloloskan diri, ia segera bergabung dengan Ivan dan
Helena.

Ivan berkata, “Tinggal satu yang kita lakukan, yaitu menukar kuda bersurai emas
dengan burung emas. Tetapi, aku tak mau kehilangan kuda yang sangat indah ini.
Sahabatku, kalau kau mampu merubah dirimu menjadi Helena tentunya kau juga
mampu merubah dirimu menjadi kuda.”

Serigala berpikir sejenak, ia mulai menyukai Ivan dan Helena. Maka, ia bersedia
menolong dan mengabulkan permintaan Ivan. Dalam sekejap, ia telah merubah
dirinya menjadi seekor kuda persis dengan kuda yang ditunggangi Ivan.

“Kalau kau teringat padaku lagi, maka aku akan kembali kepadamu.” Kata serigala
Ivan sangat lega, ketika mendekati istana Raja Afron. Ia meninggalkan Helena
bersama kuda asli. Lalu, ia menuntun kuda palsu jelmaan serigala. Raja Afron
sangat gembira melihat kuda bersurai emas itu, dan dengan senang hati ia
memberikan Burung Emas kepada Ivan.

Setelah Ivan membawa Burung Emas, ia kembali menemui Helena dan mengajak
gadis itu menuju Istana Kerajaan ayahnya. Dalam perjalanan, tiba-tiba teringat pada
serigala kelabu. Pada saat itu, Raja Afron sedang berburu menunggang kuda
bersurai emas. Ia terkejut, ketika kuda yang bagus itu tiba-tiba berubah menjadi
serigala yang segera berlari menghilang.

Lengkap sudah apa yang dicari dan dimiliki oleh Ivan berkat pertolongan serigala, ia
telah mendapatkan Burung Emas, Kuda bersurau emas dan Helena yang cantik
jelita. Serigala kelabu telah menyusul dan berlari di samping, hingga mereka tiba di
tempat serigala yang dulu menyerang kuda Ivan.

Serigala kelabu, tiba-tiba berhenti. “Tugasku telah selesai,” katanya. “Sekarang aku
harus meninggalkanmu.” Ivan sangat sedih harus berpisah dengan sahabatnya yang
setia. Kemudian, Ivan meneruskan perjalanan pulang. Jarak masih sangat jauh dan
udara panas. Mereka merasa kelelahan dan harus istirahat. Ivan mengikat kudanya
dan mereka berbaring di rumput, lalu segera tertidur.

Pada saat itulah, dua kakaknya tiba di sana. Mereka telah lama mencari Burung
Emas, tetapi tentu saja tidak menemukanny. Peter membisikkan rencana jahat pada
Vassily, keduanya saling pandang namun kemudian saling mengangguk.

Peter mencabut pedangnya dan membunuh Ivan. Helena kaget dan terbangun,
namun Vassily menodongkan ujung pedang ke lehernya. “Kau juga akan mati konyol
jika buka mulut pada ayah kami.” Helena yang malang tak bisa berbuat apa-apa.
Vassily menaikkannya ke punggung kuda bersurai emas dan dua saudara yang
jahat itu mengiringinya ke istana ayah mereka.

Ivan terbaring mati di hutan dan burung-burung gagak muda berkerumun di sekitar
tubuhnya. Beberapa hari kemudian, serigala kelabu datang dan segera menangkap
salah seekor anak burung gagak muda itu, dan ibu burung gagak itu terbang turun
memohon agar nyawa anaknya diselamatkan.

“Aku akan menyelamatkan anakmu kalau kau mau melakukan sesuatu untukku,
terbanglah ke atas gunung dan ambilkan untukku Air Kehidupan.” kata serigala
kelabu. Ibu gagak yang panik itu setuju dan segera terbang. Ia kembali dengan
sedikit air di paruhnya. Segera saja serigala kelabu memercikkan Air Kehidupan ke
atas tubuh Ivan. Beberapa saat kemudian, Ivan terbangun dengan keadaan segar
bugar. “Apa yang telah terjadi ?”

“Naiklah ke punggungku,” kata serigala sambil menuju istana, serigala menceritakan
apa yang menimpa diri Ivan. Ketika Ivan dan serigala itu mendekati istana ayahnya,
ia melihat bendera-bendera berkibar, dan masyarakat dengan pakaian yang bagus-
bagus berbondong-bondong menuju pintu gerbang.

“Hari ini Vassily akan dinikahkan dengan Helena, sedangkan Peter akan menerima
separo dari kerajaan ayahmu.” ucap serigala. Ivan bergegas menuju istana. Di sana,
Helena berdiri dengan pakaian pengantin. Begitu melihat Ivan, Helena berlari
menghambur ke dada kekasihnya itu. Sementara, Vassily dan Peter tampak
berwajah pucat.

Dengan bijak, sang raja mendengar penjelasan Ivan.

“Benerkah kalian melakukan perbuatan sekeji itu terhadap adik kalian sendiri?”
“Dia bohong ayahanda !” seru Peter.
“Tidak, hamba mengetahui dengan mata kepala sendiri akan perbuatan jahat
mereka berdua” sergah Helena.
Ivan berkata, “Serigala ini juga menjadi saksinya, jika kalian tetap
mungkir/menyangkal. Serigala ini akan mencabik-cabik tubuh kalian sampai habis !”
“Tid….tidaaakkkk….! Kami memang bersalah….!” ujar kedua saudara itu ketakutan.

Raja segera mengusir dua saudara yang keji itu, sementara Ivan mendapat separo
kerajaan ayahnya dan dinikahkan dengan Helena yang cantik jelita.

Pelajaran yang bisa kamu petik dari Legenda Pangeran Ivan dan Serigala, yaitu
jangan memandang remeh sama sekali ke orang lain, jangan bertindak ceroboh
apalagi mengulanginya kembali, jangan sekali-kali tergiur dengan kehidupan nafsu
yang fana ini dapat membutakan mata hati, jangan mencelakai orang lain apalagi
saudara kandung sendiri, pentingnya mempunyai sahabat yang setia, berani ambil
keputusan yang beresiko dan bertanggung jawab, bersikap cerdik, dan orang yang
berbuat buruk pasti akan mendapat balasan yang buruk juga.


Click to View FlipBook Version