The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MODUL 3.2 Pemimpin Dalam Penelolaan Sumber Daya

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by sutrisnoedi238, 2023-05-02 23:17:48

MODUL 3.2 Pemimpin Dalam Penelolaan Sumber Daya

MODUL 3.2 Pemimpin Dalam Penelolaan Sumber Daya

PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 7 EDI SUTRISNO Kabupaten Muaro Jambi MODUL : 3.2 Pemimpin Dalam Penelolaan Sumber Daya 3.2.A.4.2. EKSPLORASI KONSEP FORUM DISKUSI


Kegiatan selanjutnya, Bapak/Ibu diminta untuk mengerjakan studi kasus di bawah ini. Hubungkan dengan materi pendekatan berbasis masalah dan pendekatan berbasis aset, serta Pengembangan Komunitas Berbasis Aset. CGP dapat memahami potensi sumber daya yang dimiliki lingkungan sekolahnya. CGP mengomunikasikan ide, pikiran dan gagasannya dalam forum diskusi asinkronus bersama para CGP lainnya. Tujuan : 1. 2.


KASUS 1 bu Lilin adalah salah satu guru di SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua. Sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat I rerata perolehan nilai UN. Muridmurid begitu kompetitif memperoleh nilai ulangan dan prestasi lainnya, dan dalam keseharian proses belajar mengajar, murid terlihat sangat patuh dan tertib. Bahkan, ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. Keadaan berubah semenjak regulasi PPDB Zonasi digulirkan. Ibu Lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen. Sering terdengar, meja guru digebrak oleh Ibu Lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi, jika muridmurid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu Lilin jelaskan. Seringkali, begitu keluar dari kelas, raut muka Ibu Lilin merah padam dan kelelahan. Suatu hari, ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan tulisan tentang Ibu Lilin menjadi bulan-bulanan murid-murid di grup WhatsApp. Beberapa murid dipanggil oleh Guru BK. Ibu Lilin juga berada di ruang konseling saat itu, beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan WA muridmuridnya. Bahkan, beliau memboikot, tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit. “Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal.” Kata Bu Siti, yang mengajar di sekolah non favorit.


PERTANYAAN 1 Bagaimana Anda melihat kasus Ibu Lilin ini? Saya melihat kasus Ibu Lilin ini merupakan satu kasus dimana Ibu Lilin selama ini berada dalam ekosistem yang mempunyai faktor biotik yang homogen, dan ibu Lilin sudah berada dalam zona yang nyaman. Bu Lilin juga sudah mempunyai paradigma bahwa sekolah tempatnya mengajar adalah sekolah yang bagus, murid-murid yang masuk merupakan murid yang pintar sehingga akan lebih mudah mengajarinya. Sehingga ketika muncul suatu perubahan yang tidak sesuai dengan paradigma yang selama ini dipegang oleh ibu Lilin, ibu Lilin tidak siap dengan perubahan tersebut.


PERTANYAAN 2 Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini, apa yang akan Anda lakukan apabila Anda sebagai Kepala Sekolah. Yang akan saya lakukan apabila saya sebagai Kepala Sekolah adalah memanggil ibu Lilin untuk melakukan pendekatan pengembangan komunitas berbasis Aset. Saya akan mengajak ibu Lilin untuk fokus pada kekuatan yang dimiliki oleh Ibu Lilin, berpikir tentang kesuksesan yang telah diraih oleh ibu Lilin sebelumnya dan bagaimana kekuatan tersebut dapat digunakan untuk murid yang ada saat ini. Saya akan mengajak ibu Lilin berbicara mengenai perubahan yang pasti akan terjadi dan asset-aset dalam sebuah sekolah, bahwa murid yang heterogen merupakan aset sekolah, dan bagaimana ibu Lilin memberikan murid yang heterogen itu sebuah kesempatan untuk maju dan agar ibu Lilin memperdayagunakan aset ini dengan sebaik mungkin.


KASUS 2 Pak Pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat, ramah, dan menyayangi murid layaknya anak sendiri. Suatu ketika, Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala Sekolah merekomendasi Pak Pupur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah memilih Pak Pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas, dewan gurupun begitu antusias mendukung Pak Pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. Secara portofolio, penghargaan kejuaraan perlombaan guru, karya alat peraga berbahan limbah yang Pak Pupur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan lomba tingkat nasional. Kecerdasannya pun juga luar biasa di mana nilai Uji Kompetensi Gurunya (UKG) bisa mencapai nilai 90, Namun, Pak Pupur justru merasa sedih direkomendasikan kepala sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah.


PERTANYAAN 1 Bagaimana pendapat Anda mengenai sikap Pupur? Pendapat saya mengenai sikap Bapak Pupur adalah bahwa Bapak Pupur saat ini lebih mencintai profesinya sebagai guru daripada menjadi pengawas, dan Bapak Pupur belum siap untuk meninggalkan profesi yang telah lama ditekuninya. PERTANYAAN 2 Apabila Anda sebagai Kepala Sekolah, apa yang bisa Anda lakukan? Apabila saya sebagai Kepala Sekolah, yang bisa Anda lakukan adalah memanggil Bapak Pupur dan melakukan pendekatan komunitas berbasis aset. Saya akan menyampaikan kepada Bapak Pupur untuk melihat aset dan kekuatan yang ada dalam dirinya, bagaimana kekuatan yang dimiliki oleh Bapak Pupur dapat mengembangkan banyak guru melalui kualitas dan ketrampilan yang dimilikinya. Ketika menjadi Pengawas, Bapak Pupur akan mempunyai kesempatan lebih banyak untuk mengembangkan guru lain, sehingga akan semakin banyak guru yang berkompetensi, dan yang pastinya akan memberi dampak yang lebih baik kepada para murid. TERIMA KASIH


Click to View FlipBook Version