BIOGRAFI MOEHAMMAD ASJROF
DIMAS SETIAWAN
20220021
PENDAHULUAN
Kota Metro merupakan daerah yang terbentuk dari program kolonisasi
pemerintahan Hindia Belanda, kota ini lahir dari induk desa yang sebelumnya yaitu,
Trimurjo. Dengan seiring perpindahan penduduk nya dari Jawa kelampung yang
merupakan program dari kolonisasi tersebut, terdapat beberapa tokoh yg ikut dalam
program tersebut yg nnti nya ikut andil dalam proses membangun dan
mengembangkan kota Metro , dari beberapa tokoh tersebut ada satu tokoh yang
merupakan inspirator dalam proses pengembangan Metro pada masa kolonisasi.
Asjrof begitu orang orang memanggilnya,bernama lengkap Moehammad
Asjrof merupakan seseorang yang memeiliki keuletan, serta memiliki semangat
juang yang cukup besar untuk pengembangan Kota Metro pada saat itu, dalam
pemerintahan tepatnya menjabat sebagai khotib KUA. Selain aktif dalam dunia
pemerintahan, Moehammad Asjrof juga berkecimpung dalam bidang keagamaan
tepatnya di gerakan dakwah islam muhamadiyah. keaktifan beliau dalam kedua hal
tersebut membuatnya memiliki peran andil dalam mengembangkan kota Metro
pada saat itu.
PEMBAHASAN
Metro merupakan salah satu daerah yang mengalami masa kolonialisasi
pada tahun 1931 sampai 1941 proses kolonial ataupun tranmigrasi dari pulau jawa
ke metro tak luput pula membawa beberapa tokoh agama yang begitu berpengaruh
kedepannya dalam perkembangan islam di kota Metro. Salah satunya tokoh agama
bapak Moehamad Asjrof
Gambar 1: Poto Moehammad Asjrof pada tahun 1981.
( Sumber : dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November 2021,
di kediaman Keluarga Moehammad Asjrof )
Moehammad Asjrof merupakan tokoh agama yang berpengaruh penting
dalam perkembangan islam di kota Metro. pada masa kolonial beliau cukup aktif
dipemerintahan Hindia Belanda, dibuktikan beliau pernah menjabat bebrapa kali
sebagai khotib 2 KUA di daerah Metro Pusat. Moehammad Asrof lahir pada tanggal
13-april-1910 di Nglumpang, Ponorogo Jawa Timur. Beliau merupakan putra dari
bapak Abdul Manaf yang pada kala itu seorang tokoh agama di daerahnya.masa
kecil beliau Dalam dunia pendidikan dasar beliau pernah bersekolah di sekolahan
yg didiriknan oleh pemerintahan Hindia Belanda yang pada saat itu dinamakan
sekolah ongko Loro hal tersebut dibuktikan dalam arsip dibawah ini.
Gambar 2 : Rapor Bapak Moehamad Asjrof Ketika Masih Di Sekolah Ongko Loro
Pemerintahan Hindia Belanda.
( Sumber : dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November 2021,
di kediaman Keluarga Moehammad Asjrof )
Wajar saja pak Moehammad Asjrof kuat dalam ilmu beragama dikarenakan
pada masa kecil,remaja hingga dewasanya beliau berada di keluarga serta
lingkungan yang agamis yakni di lingkungan pondok yang menjadikan pak
Moehammad Asjrof sangat kental dengan dunia keislaman,disamping beliau alumni
sekolah Ongko Loro yang didirikan oleh pemerintahan belanda, beliau juga
merupakan alumni dari pondok pesantren modern yang saat ini merupakan salah
satu pondok terbesar di indonesia yang telah melahirkan puluhan bahkan ribuan
santri dan ustadz, pondok tersebut ialah dipondok pesantren Gontor yang berada
di Mlarak,Ponorogo Jatim . Pada usia remaja menjelang dewasanya, belaiu juga
pernah mengabdi di pondok tersebut menjadi pembantu/pengurus pondok sebagai
guru Agama Ibtidaiyah. pada tahun 1936 perlu digaris bawahi beliau hanya sekedar
pengabdian di pondok.
Pada tahun 1937 berdasarkan penuturan Tri Nafsiati yang merupakan anak
bungsu dari bapak Moehammad Asjrof,menyatakan bahwa apabila ditelaah lebih
jauh tahun tersebut merupakan tahun program kolonialisasi pemeritah Hindia
Belanda yang dimana Moehammad Asrof memumutuskan untuk berpindah ke
Metro secara mandiri bukan atas program pemerintah Kolonial. Berpindahnya
beliau ke Metro dikarenankan pada masa itu beliau tidak mendapatkan pekerjaan
tetap di pondoknya dan apabila ingin mendapatkan pekerjaan tetap beliau harus
menunggu surat kecakapan mengajar ibtidaiyah turun terlebih dahulu, sembari
menunggu surat tersebut turun beliau berkeinginan merantau ke Metro menemui
adiknya yang berada di Bedeng 16 A pada saat itu, dan sekalian mencari pekerjaan
di Metro, Yang cukup menariknya pihak pondok sama sekali tidak mengetahui
bahwasannya beliau sedang merantau ke Metro.
Moehammad Asrof yang sudah mempunyai pengalaman kerja dan ilmu
yang beliau dapatkan sewaktu menjadi seorang santri dan relasi teman di Metro
cukup banyak menjadikan beliau mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Selain
bekerja beliau juga melanjutkan kiprahnya sebagai seorang santri yaitu berdakwah
mengajarkan agama islam kepada lingkungan sekitar , dan pada tahun 1938 surat
yang ditunggu-tunggu sejak lama akhirnya turun juga pihak Pondok Pesantren
mengirim surat ketjcakapan mengajar tersebut lewat surat kabar atau sekarang
dikenal dengan kantor pos.
Gambar 3 : Soerat Ketjcakapan Mengajar Ibtidaiyah Ponpes Gontor Yang Di Kirim
Lewat Surat Kabar pada Tahun 1938 .
( Sumber : dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November 2021,
di kediaman Keluarga Moehammad Asjrof )
Dengan datangnya surat tersebut, yang menjadikan pak Moehammad Asjrof
untuk pulang kembali ke pondok yang membesarkannya dan melanjutkan dakwah
serta kerjanya dipondok tersebut, seiring berjalannya waktu beliau bekerja dan
beliau pun menikah dengan pendududk asli Jawa yang bernama Musrifin pada
tahun 1941.
Gambar 4 : Surat Kawin bapak muhammad asjrof dengan ibu musrifin tahun
1940.
( Sumber : dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November
2021, di kediaman Keluarga Moehammad Asjrof )
Kemudian tahun 1940 beliau kembali ke Lampung dengan dalih ingin hidup
dengan adeknya dan bekerja di Lampung tepatnya di Metro.
Gambar 5 : Daftar Riwayat Pekerjaan Moehammad Asjrof.
( Sumber :dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November 2021,
di kediaman Keluarga Moehammad Asjrof )
Pada tahun 1941 pak Moehammad Asjrof diangkat menjadi juru tulis
penghulu kecamatan Metro Pusat yang dimana pada zaman koloniasasi dinamakan
Metro Raya sampai tahun 1944, kemudian pada tahun 1944 sampai tahun 1949
beliau diamanakahkan oleh kepala sosial Lampung Tengah pada saat itu menjadi
kepala rumah yatim, beliau bekerja selama 4 tahun sebagai kepala rumah tersebut
yang dimana pada waktu itu gaji pokok beliau hanya 100 rupiah, berlanjut pada
tahun 1949 sampai 1950 beliau beralih pekerjaan menjadi guru agama islam dan
pada saat itu tidak ada gaji pokok untuknya dan beliau hanya bekerja selama 1
tahun saja, kemudian setelah itu beliau diangkat oleh KUAPSS Palembang menjadi
khotib 2 KUA Lampung Tengah pada tahun 1950 sampai 1951 dikarenakan pak
Moehammad Asjrof merupakan seseorang yang ulet dalam bekerja, ditahun yang
sama juga tahun 1951 beliau diamanakahkan menjadi bendahara Pimpinan
Muhammadiyah di wilayah Metro. Kemudian berkat etos kerjanya yang baik jabatan
beliau menjadi seorang khotib KUA diteruskan sampai tahun1955.
Gambar 6 : Soerat Jabatan Chotib II Pd.Ktr Urs Agama Kab. Lp Tengah Di-Metro.
( Sumber : dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November 2021,
di kediaman Keluarga Moehammad Asjrof )
Gambar 7 : Kartu Iuran Wajib Muhammadiyah Bapak Asjrof pada tahun 1951 (
Kiri ) ,Kartu Tanda Pengurus Gerakan Muhammadiyah ( Kanan ).
( Sumber : dokumen pribadi penulis, foto diambil pada tanggal 16 November 2021,
di kediaman Keluarga moehammad asjrof )
PENUTUP
Di masa senjanya pak Moehammad Asjrof menghabiskan waktu, dengan
tidak melalaikan tugas beliau sebagai seorang santri dulu, yaitu mengajarkan ngaji
kepada anak anak selepas magrib sampai menjelang isya dirumah beliau tepatnya
diruangan tengah. Perlu diketahui juga, didalam rumah pak asrof dihuni tidak
hanya istri dan anak anaknyanya saja yg tinggal ,melainkan banyak anak yang
tinggal bersamanya yang senantiasa juga beliau asuh dan beliau didik. yang
dulunya anak tersebut ialah anak dari seorang pejuang pada saat masa perang
atas keprihatinan pak asrof anak tersebut beliau didik sampai menjadi seseorang
yang sukses.hingga pada akhirnya bapak Moehammad Asjrof menghembuskan
nafas terakhirnya pada tahun 1993 diusia 83 tahun dengan meninggalkan 9 anak.
Jadi melalui kisah perjalanan pak Moehammad Asjrof ini ,kita bisa belajar
apa arti sebuah kerja keras dalam meniti kehidupan dengan dibuktikan tanggung
jawab nya dalam bekerja dipemerintahan, bertanggung jawab sebagai kepala
keluarga yang baik dan kemudian semangat beliau yang terus menyebarkan dan
mengajarkann ilmu agama agar penerus nya kelak bisa menjadi penerus yang
dilandaskan dengan keimanan dan ketakwaan. Metro sangat beruntung
mempunyai tokoh seperti bapak Moehammad Asjrof yang dimna keteladanan
perjuangan beliau untuk menegakkan agama islam serta Muhammadiyah di Metro
patut kita tiru .
Daftar sumber :
Setiawan, Dimas.2021. “Biografi Moehammad Asjrof”.Hasil wawancara pribadi: 16
november 2021, Kediaman keluarga Bapak Moehammad Asjrof.
Arsip keluarga bapak moehammad asjrof
Tentang Penulis
Nama saya Dimas Setiawan, lahir di desa way gelam
kecamatan Candipuro kabupaten Lampung Selatan
Provinsi Lampung, sekarang saya tinggal di kota Metro
tepatnya di rumah informasi sejarah kota Metro.
Saya tengah menempuh pendidikan disalah satu
kampus ternama di kota Metro sendiri yaitu di
Universitas Muhammadiyah Metro
Adapun pendidikan formal yang pernah saya tempuh yaitu lulusan tahun 2014 di
Sd 1 Way Gelam kecamatan Candipuro, kemudian lulusan tahun 2017 di Mts
Cintamulya kecamatan Candipuro dan ditahun 2020 saya lulus sekolah menengah
atas di SMA Kebangsaann kecamatan Penengahan kabupaten Lampung
Selatan.Kalian jugabisa kunjungi alamat email saya [email protected]
Terimakasih