Ayoeningsih Dyah Woelandhary
AYOENINGSIH DYAH WOELANDHARY || Rohana Kudus
ROHANA KUDUS (1884-1972)
Rohana Kudus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884 dan
wafat di Jakarta pada 17 Agustus 1972. Ia adalah salah satu perempuan Indonesia awal yang terjun
ke dunia jurnalistik. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, kemampuan menulis dan
membaca didapat dari ayahnya. Ia mulai aktif menulis dan mengelola surat kabar khusus untuk
perempuan Soenting Melajoe. Rohana juga aktif menjadi redaktur maupun kontributor pada Koran
Perempoean Bergerak Cahaya Soematera. Rohana juga aktif mengajar di beberapa sekolah. Ia juga
aktif mendorong kaum perempuan untuk mandiri dengan mengarjarkan berbagai keterampilan dan
mendirikan sebuah yayasan bernama Amai Setia, tempat para perempuan Koto Gadang hingga kini
belajar dan mengembangkan jiwa wiraswasta.
46
Wien Kustiwin Meilina
WIEN KUSTIWIN MEILINA || Rohana Kudus
ROHANA KUDUS (1884-1972)
Rohana Kudus lahir di Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884 dan
wafat di Jakarta pada 17 Agustus 1972. Ia adalah salah satu perempuan Indonesia awal yang terjun
ke dunia jurnalistik. Meskipun tidak pernah mengenyam pendidikan formal, kemampuan menulis dan
membaca didapat dari ayahnya. Ia mulai aktif menulis dan mengelola surat kabar khusus untuk
perempuan Soenting Melajoe. Rohana juga aktif menjadi redaktur maupun kontributor pada Koran
Perempoean Bergerak Cahaya Soematera. Rohana juga aktif mengajar di beberapa sekolah. Ia juga
aktif mendorong kaum perempuan untuk mandiri dengan mengarjarkan berbagai keterampilan dan
mendirikan sebuah yayasan bernama Amai Setia, tempat para perempuan Koto Gadang hingga kini
belajar dan mengembangkan jiwa wiraswasta.
47
Ika Kurnia Mulyati
MULYATI
IKA KURNIA MULYATI || Nyi Hajar Dewantara
Nyi Hajar Dewantara (1890-1971)
Raden Ajeng Sutartinah lahir 14 September 1890, dari pasangan Kanjeng Pangeran Haryo (KPH)
Sosroningrat, putra dari KPAA Paku Alam III dan R.A. Mutmainah. Ia adalah istri dari Suwardi
Suryaningrat. Pada saat Suwardi berumur 40 tahun, pasangan ini mengubah namanya menjadi Ki
Hajar Dewantara dan Nyi Hajar Dewantara. Nyi Hajar adalah sumber kekuatan Ki Hajar Dewantara
untuk terus berjuang. Mereka berdua adalah tokoh pendiri Perguruan Taman Siswa sebuah
lembaga pendidikan yang memadukan sistem pendidikan barat dengan jati diri dan kebudayaan
timur. Perguruan ini berkembang pesat di Indonesia dan menjadi rujukan dalam pedoman
penyelenggaraan pendidikan nasional. Nyi Hajar Dewantara merupakan salah satu penggagas
Kongres Perempuan Pertama. Nyi Hajar Dewantara adalah seorang istri, teman seperjuangan, ibu,
guru, sekaligus pejuang perempuan. Ia wafat pada 16 April 1971.
48
Hananta Yohaneth Nita
HANANTA YOHANETH NITA || Marie E.Thomas
Marie E. Thomas (1896-1966)
Marie E. Thomas merupakan dokter pribumi perempuan pertama Indonesia dengan spesialisasi
pada bidang Obstetri dan Ginekologi. Ia dilahirkan pada pada tahun 1896 di Likupang (sekarang
daerah Minahasa Utara). Marie menempuh pendidikan dokter pada STOVIA dan lulus pada 1922.
Setelah mengikuti pelatihan selama 10 tahun, Marie kemudian mengabdikan dirinya sebagai dokter
pemerintah di Weltevreden Batavia lalu di Padang. Marie juga aktif dalam organisasi pergerakan
Dewan Persatoean Minahasa besutan Sam Ratulangi. Ia dan suaminya, Mohammad Yusuf, menjadi
penggagas lahirya sebuah asosiasi dokter lokal di Padang. Marie menghebuskan nafas terakhir
pada 1966.
49
Nuning Y Damayanti
NUNING Y DAMAYANTI || Ina Bala Watimena
Ina Bala Wattimena (1902-1982)
Ina Bala Wattimena dilahirkan 15 Mei 1902 di desa Lateri, Humut, Ambon Maluku, dengan nama
Martha Latumahina. Sejak kecil dirinya akrab disapa “Bala”. Yang berarti pemimpin yang berwibawa
,bijaksana dan tegas. Sejak remaja Ina Bala Wattimena aktif dalam kegiatan-kegiatan
pemberdayaan wanita dan keluarga. Ia mengabdikan diri pada organisasi Ina Tuni yang merupakan
organiasi onder bow Sarekat Ambon. Perjuangan Ina Tuni adalah untuk perbaikan kedudukan
dalam perkawinan, hidup keluarga, mempertinggi kecakapan sebagai ibu dan pemegang rumah
tangga, juga aktif dalam lapangan politik melalui Sarekat Ambon. Ia juga memiliki peran penting
dalam menyebarluaskan lagu kebangsaan Indonesia Raya di Ambon. Perjuangan Ina Bala adalah
pemberdayaan perempuan dan mendorong keterlibatan perempuan di bidang politik. Ina Bala
Watimena tutup usia pada 20 Juli 1982.
50
Dini Birdieni
DINI BIRDIENI || Andi Depu Marraddia Balanipa
Andi Depu Marraddia Balanipa (1907-1985)
Andi Depu Marraddia Balanipa lahir Agustus 1907 di Tinambung, dan wafat pada 18 Juni 1985. Ia
mendirikan “Kebangkitan Rahasia Islam Muda Mandar” (KRIS Muda) sebuah kelaskaran pemuda-
pemudi yang bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Terobosoan Andi Depu
adalah keterlibatan perempuan dalam keanggotaan maupun pimpinan organisasi yang
dibentuknya.KRIS Muda aktif berjuang mengusir NICA dari bumi Mandar. Peristiwa Bendera Merah
Putih di Tinambung 15 Januari 1946 menjadi salah satu penanda tindakan heroic Andi Depu dalam
mempertahankan kemerdekaan tanah airnya. Andi Denpu dengan gagah berani menghalangi
tentara NICA yang bermaksud menurunkan bendera merah putih yang berkibar di Istana Balanipa.
51
Nita Dewi Sukmawati
NITA DEWI || Maria Ulfah Santoso
Maria Ulfah Santoso (1911-1988)
Maria Ulfah Soebadia/Santoso adalah perempuan Indonesia pertama yang meraih gelar Mr.
(Meester in de Rechten) /sarjana hukum. Ia lahir di Serang, Banten, 18 Agustus 1911. Maria resah
melihat rendahnya derajat kaum perempuan akibat hukum yang tidak memihak. Lulus dari Hukum
di Universitas Leiden, tahun 1933. Mari Ulfah menjadi ketua pada organisasi Istri Indonesia. Maria
Ulfah menjadi perwakilan kaum perempuan di sidang-sidang BPUPKI, bersama Siti Sukaptinah
Mangunpuspito. Ia diangkat menjadi Menteri Sosial dalam kabinet Sutan Sjahrir pada 1946 - 1947,
menjadi perempuan Indonesia pertama yang menjadi menteri. Pada 1947–1962 menjabat
Sekretaris PM/Dewan Menteri/Direktur Kabinet Perdana Menteri RI, pada 1950 – 1961, ia menjabat
ketua Badan Sensor Film, menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung 1968–1973, dan ketua
Dewan Film Nasional pada 1970-1976. Maria Ulfah wafat pada 15 April 1988.
52
Nina Irnawati
NINA IRNAWATI || S.K Trimurti
Surastri Karma Trimurti (1912-2008)
Surastri Karma Trimurti dilahirkan di Desa Sawahan, Boyolali, Karesidenan Surakarta, 11 Mei 1912.
Surastri mengkritik kolonialisme, sama kerasnya seperti ia mengkritik feodalisme. Dari sanalah Surastri
muda beranjak menjadi Trimurti, Menteri Perburuhan pertama, dan aktivis perempuan yang gigih.
Surastri terpesona pada pemikiran anti kolonial Bung Karno. Sebaliknya Bung Karno juga lah yang
menyemangati Surastri untuk menulis di surat kabar. Atas dasar motivasi tersebut, Surastri pun
menerbitkan tulisan pertamanya di koran Pikiran Rakyat. Kemudian aktif menulis Suluh Kita dan Sinar
Selatan. Pemikiran kebangsaan dan kritiknya atas penjajahan mulai menemukan bentuknya. Ia pun
menjadi aktivis nasionalis yang militan. SK Trimurti dikenal sebagi aktivis gerakan perempuan dan
perburuhan Indonesia. Ia wafat pada 20 Mei 2008.
53
Arleti Mochtar Apin
ARLETI MOCHTAR APIN || I Gusti Ida Ayu Ropeg
I Gusti Ida Ayu Ropeg (1917-2004)
I Gusti Ayu Rapeg lahir di Belaluan, kota Denpasar pada 11 Mei 1917. Ia adalah pendidik yang giat
mendorong perempuan untuk menempuh pendidikan dan memperoleh keterampilan-
keterampilan. I Gusti Ayu Rapeg juga terlibat aktif dalam organisasi peregerakan perempuan, dan
mendirikan Putri Bali Sadar pada 1936 dengan tujuan memajukan kaum perempuan Bali lewat
pendidikan dan saling tolong menolong antara perempuan. Pada tahun 1945 mendirikan
organisasi Persatuan Putri Indonesia dengan tujuan untuk berjuang di garis belakang. Pada tahun
1949 I Gusti Ayu Rapeg ikut menghadiri Kongres Wanita Seluruh Indonesia di kota Yogyakarta.
Pada masa kemerdekaan ia giat berpolitik dengan menjadi anggota Partai Nasional Indoenesia
(PNI). Ia dipercaya untuk memimpin organisasi kewanitaan yang bernaung dibawah partai yaitu Wanita
Marhaenis. I Gusti Ayu Rapeg wafat pada 2004.
54
Belinda Sukapura Dewi
RADEN BELINDA SUKAPURA DEWI || Herawati Diah
Herawati Diah (1917-2016)
Herawati Diah, adalah ikon dunia jurnalistik Indonesia. Lahir 3 April 1917 di Tanjung Pandan, Belitung. Ia
menjadi perempuan wartawan pertama dengan pendidikan formal di Amerika Serikat sebelum
Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Ia bekerja sebagai wartawan lepas kantor berita United
Press International (UPI). Selanjutnya, bergabung sebagai penyiar di Radio Hosokyoku. Setelah menikah
dengan tokoh pers BM Diah, ia semakin aktif dalam dunia jurnalistik. Tahun 1955, Herawati dan
suaminya mendirikan The Indonesian Observer, koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia. Terlebih
sejak penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung pada tahun 1955. Ia mewakili Harian
Merdeka dan The Indonesian Observer, sebagai bagian dari delegasi perempuan Indonesia yang
mengikuti Kongres perempuan di Madras, India tahun 1947. Herawati, pada Mei 1998, menjadi salah
seorang komisioner pertama Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan). Herawati Diah wafat pada 30 September 2016.
55
Erni Suryani
ERNI SURYANI || Ani Idrus
Ani Idrus (1918-1999)
Ani Idrus lahir pada tanggal 25 November 1918 di Sawah Lunto, Sumatera Barat. Saat remaja ia
mengikuti Ibunya pindah ke Medan. Sejak kecil, Ani Idrus sudah berminat dalam dunia tulis menulis.
Pada 1934 ia telah tercatat sebagai kontributor di Majalah Pandji Pustaka Jakarta, Sinar Deli dan
Pewarta Deli, Medan. Ia tertarik dan terjun ke dunia politik, bergabung dengan Indonesia Muda cabang
Medan, kemudian bergabung dengan Gerindo pada 1937. Ia dan suaminya – Mohammad Said –
meneruskan penerbitan Pewarta Deli pasca kemerdekaan. Mereka mendirikan majalah Wanita pada
1945, diikuti oleh penerbitan harian Waspada di Medan pada tanggal 11 Januari 1947. Harian itu terus
hidup dan berkembang pesat hingga hari ini. Ani Idrus tutup usia pada 9 Januari 1999.
56
Enitria
ENITRIA || Francisca Casparina Fanggidaej
Francisca Casparina Fanggidaej (1925-2013)
Fransisca Fanggidaej lahir 16 Agustus 1925 di Noel Mina, Timor, dan meninggal 13 November 2013
di Utrecht, Belanda. Proklamasi kemerdekaan menandai putaran balik sepenuhnya terhadap
keseluruhan hidup Fransisca. Ia tahu bahwa orang Indonesia, punya tempat di Republik Indonesia,
dan berjuang bagi kemerdekaan Indonesia, Ia ikut hadir dalam Kongres Pemuda Indonesia I di
Yogyakarta pada 8-10 November 1945. PRI bersama 7 organisasi laskar kepemudaan lainnya
dilebur menjadi satu: Pemuda Sosialis Indonesia (Pesindo). Fransisca tampil sebagai tokoh
dalam Badan Penerangan Pesindo. Ia aktif menyebarluaskan berita kemerdekaan. Aktivitas
selanjutnya adalah bergerak dibidang kepemudaan, pemberdayaan perempuan, dan politik.
Fransisca diangkat menjadi anggota DPR-GR oleh Bung Karno sebagai perwakilan dari
golongan wartawan.
57
Sri Nuraeni
SRI NURAENI || Sandiah (Ibu Kasur)
Sandiah (Ibu Kasur) (1926-2002)
Bu Kasur (Sandiah) lahir di Batavia (sekarang Jakarta), 16 Januari 1926, meninggal dunia pada 22
Oktober 2002. Ia adalah tokoh pendidik anak, pencipta lagu anak-anak, dan pemandu acara anak-anak
di televisi era 1970an. Ia dan suaminya Pak Kasur mendirikan Taman Kanak-kanak, Taman Putra dan
Taman Pemuda di Jakarta. Tahun 1950-an Bu Kasur dan suaminya mengasuh siaran anak-anak di
Radio Republik Indonesia (RRI). Ketika TVRI berdiri pada 1962, Ibu Kasur mengasuh acara “Arena Anak-
Anak” dan “Mengenal Tanah Airku”. Pada tahun 1970-an membawakan acara anak-anak di TVRI
dengan nama acara “Taman Indria”, acara untuk anak-anak usia antara 3 - 5 tahun, yaitu menyanyi,
menari, melakukan kegiatan prakarya yang bersifat mendidik, berani dan percaya diri. Ketika televisi
swasta muncul, Bu Kasur kembali mengasuh acara anak-anak dengan judul acara “Hip-Hip Ceria di
RCTI”, juga mengasuh majalah anak-anak Bocil.
58
Ety Sukaetini
ETY SUKAETINI || Siti Maryam Salahuddin
Siti Maryam Salahuddin (1927-2017)
Siti Maryam Salahudin adalah putri dari Sultan Bima, Muhammad Salahuddin, lahir 13 Juni 1927. Ia
tumbuh di lingkungan istana Asi Mbojo. Siti Maryam menerobos kebiasaan istana Bima, dengan
menuntut ilmu hingga jenjang pendidikan tinggi, dan meraih gelar Doktor Filologi dari Universitas
Padjajaran. Siti Maryam berkarier sebagai Birokrat dan tokoh masyarakat Bima dalam
pemerintahan, tetapi minat besarnya adalah pada naskah kuno. Ia mendirikan Museum Samparaja
pada tahun 1987 dan juga mendirikan Majelis Adat Kesultanan Bima. Ia juga menjadi Ketua Majelis
Adat Sara Dana Mbojo yang memiliki misi untuk mempertahankan adat dan budaya Bima.
Naskah-naskah itu adalah sumber informasi dari nilai- nilai kehidupan di masa lampau yang dapat
dikaji melalui ilmu filologi.
59
Risca Nogalesa Pratiwi
RISCA NOGALESA || Herlina Kasim
Herlina Kasim (1953-2017)
Siti Rachmah Herlina dilahirkan di Malang, Jawa Timur, 24 Februari 1941. Namanya terukir sebagai
salah seorang tokoh dalam sejarah operasi lintas udara di tanah air. Ketika Presiden Soekarno
mencanangkan operasi Trikora, ia mengajukan permohonan kepada Panglima Kodam XVI
Pattimura agar dapat diterjunkan di Irian Barat. Panglima Kodam XVI Pattimura akhirnya
meluluskan permintaannya untuk menjadi satu dari 20 sukarelawan untuk diterjunkan ke hutan
belantara Irian dalam misi Operasi Militer Trikora. Herlina menjadi wanita pertama Indonesia yang
terjun ke hutan Irian. Herlina mendapatkan anugerah tanda jasa dari Presiden Soekarno, Pending
Emas,yaitu sebuah ikat pinggang dari emas murni seberat 500 gram dan uang senilai Rp.
10.000.000, pada 1963, tetapi hadiah tersebut dikembalikan ke negara. Herlina juga aktif sebagai
wartawan dan pemberdayaan masyarakat khusnya di Maluku dan Papua. Ia tutup usia pada 17
Januari 2017.
60
TOKOH
INSPIRATIF
Arleti Mochtar Apin
ARLETI MOCHTAR APIN || Megawati Soekarno Putri
Megawati Soekarno Putri (1947-Sekarang)
Megawati Soekarnoputri adalah Presiden Perempuan Pertama sekaligus Presiden ke-4 Republik
Indonesia. Ia memiliki nama lengkap Diah Permata Megawati Setiawati Soekarnoputri, lahir 23 Januari
1947 di Yogyakarta, pada masa Agresi Militer Belanda I. Penanda terjunnya Megawati secara serius di
dalam politik adalah pada 1986. Ia memulainya sebagai Wakil Ketua PDI cabang Jakarta Pusat. Pada
1987, Megawati duduk sebagai salah satu anggota DPR RI. Kemelut di tubuh PDI memuncak dengan
pecahnya peristiwa 27 Juli 1996. Pada pemilu 1999, setelah reformasi, PDI dibawah pimpinan
Megawati berganti nama menjadi PDI Perjuangan dan berhasil memenangkan 30% suara dalam.
Sidang Umum 1999 melalui voting mengatakan KH Abdurrahman Wahid sebagai Presiden. Pada 23 Juli
2001 Megawati ditetapkan sebagai Presiden setelah MPR RI melepas mandate KH Abdurrahman
Wahid. Megawati hingga saat ini masih aktif dalam kancah politik Indonesia.
62
Niken Apriani
NIKEN APRIANI || Sinta Nuriyah Wahid
Sinta Nuriyah Wahid (1948-Sekarang)
Sinta Nuriyah adalah Ibu Negara Indonesia pendamping Presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid. Ia
lahir di Jombang, Jawa Timur pada 8 Maret 1948 dan dibesarkan dalam lingkungan pesantren.
Sinta aktif berorganiasasi, dan. Ia sempat menjadi wartawan majalah Zaman, dan kontibutor
Tempo. Kiprah Sinta Nuriyah terus berlanjut, meskipun Abdurahman Wahid telah wafat. Sinta
Nuriyah adalah tokoh yang dikenal adil dan toleran dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
yang multikultur. Sinta Nuriyah merupakan salah satu aktivis dalam reformasi di tubuh NU,
terutama menyangkut pemberdayaan perempuan. Ia mendorong kesetaraan antara laki-laki dan
perempuan, terutama dalam bidang pendidikan baik formal maupun religius. Sinta Nuriyah
konsisten di jalurnya sebagai pejuang Hak Asasi Manusia, Pemberdayaan perempuan, dan
kebangsaan.
63
Yustine
YUSTINE || Hasri Ainun Besarie Habibie
Hasri Ainun Besarie Habibie (1937-2010)
Hasri Ainun Besari atau lebih dikenal dengan sebutan Ainun Habibie, adalah Ibu Negara Indonesia
pada masa pemerintahan Presiden Ke-3 Indonesia B.J Habibie (1998-1999). Ainun Habibie lahir di
Semarang, JawaTengah, pada tanggal 11 Agustus 1937. Ia merupakan seorang dokter. Ainun aktif
dalam lembaga Dharma Wanita dan mengelola Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan (YKBRP)
yang bergerak di bidang pendidikan, sosial, dan pemberdayaan perempuan. BJ Habibie diangkat
sebagai Presiden ke-3 pada 21 Mei 1998. Sebagai Ibu Negara ia menjalankan tugas-tugas
kenegaraan mendapingi BJ. Habibie. Ainun adalah inspirasi dan sumber kekuatan Habibie. Hasri
Ainun Habibie wafat pada 22 Mei 2010.
64
Sri Sulastri
SRI SULASTRI || Kristiani Herawati
KristianiHerawati (1952-Sekarang)
Kristiani Herawati atau lebih dikenal dengan nama Ani Yudhoyono merupakan Ibu Negara
pendamping Presiden Republik Indonesia yang ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono. Lahir pada
tanggal 6 Juli 1952 di Yogyakarta. Ia bersama Istri-istri Kabinet Indonesia Bersatu membentuk
Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB), berupaya mewujudkan Indonesia Sejahtera
dengan mengusung lima pilar kegiatan, yaitu Pilar Indonesia Pintar; Indonesia Sehat; Indonesia
Peduli; Indonesia Hijau; dan, Indonesia Kreatif. Pekerjaan dan agenda sosial SIKIB
diselenggarakandari Sabang sampai Merauke, dan di wilayah-wilayah perbatasan. Ani Yudhoyono
yang gemar melakukan fotografi, dan sering membagikan aktivitasnya dijejaring sosial untuk
mendekatkan diri dengan masyarakat.
65
Nia Kurniasih
NIA KURNIASIH || Iriana Joko Widodo
Iriana JokoWidodo(1963-Sekarang)
Iriana lahir pada 1 Oktober 1963 di Surakarta, Jawa Tengah. Iriana merupakan Ibu Negara
Pendamping Presiden RI Ke-7 Joko Widodo. Sejak muda Iriana aktif di kegiatan keorganisasian
perempuan dan sosial yang dilaksanakanya sejak Joko Widodo menjadi Walikota Surakarta dan
Gubernur DKI. Selain mendampingi Presiden Joko Widodo, Iriana juga memiliki banyak aktivitas. Ia
berkecimpung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE Kabinet Kerja). Organisasi ini
fokus pada aksi pemberdayaan masyarakat, diantaranya peningkatan soft skill dengan memberkan
berbagai pelatihan. Iriana sebagaimana halnya Presiden Joko Widodo dikenal sebagaipribadi yang
sederhana dan dekat dengan rakyat.
66
Gilang Cempaka
GILANG CEMPAKA || Yohana Yembise
Yohana Yembise (1958-Sekarang)
Yohana Susana Yembise lahir di Manokwari, pada 1 Oktober 1958. Ia merupakan menteri
perempuan pertama dari tanah Papua. Sejak muda ia amat peduli pada bidang pendidikan. Yohana
berkarier sebagai pendidik di Universitas Cendrawasih. Beliau perempuan pertama Papua yang
diangkat sebagai Guru Besar oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ia aktif pula dalam
berbagai organisasi seperti Applied Linguistic (DIP TEFL) dari Regional English Languange Centre
(RELC), SEAMEO Singapura, dan anggota Joint Selection Team (JST) Australian Development
Scholarship Beasiswa ADS/USAID. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Yusuf Kalla menunjuk
Yohan Yambise sebagai Menteri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada
Kabinet Kerja. Kebijakan yang dikeluarkan, paling fenomenal adalah peraturan tentang hukuman
bagi pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.
67
Gilang Cempaka
68