KONEKSI ANTAR MATERI Intan fitri insai, S.Pd
Modul 2.3 Calon guru penggerak angkatan 6
Coaching untuk Supervisi TK islam plus persis no.17
Akademik Kab. Tasikmalaya
Fasilitator: Taufik Rahman
Pengejar Praktik: Neni Nurachman, S.Pd.Si., MM
DEFINISI COACHING
“…Bentuk kemitraan bersama klien (coachee) untuk memaksimalkan potensi
pribadi dan profesional yang dimilikinya melalui proses yang menstimulasi
dan mengeksplorasi pemikiran dan proses kreatif.”
PRINSIP-PRINSIP COACHING
Kemitraan Percakapan Kreatif Memaksimalkan Potensi
Ditandai oleh adanya tujuan Percakapan 2 arah Percakapan Percakapan harus ditutup
percakapan yang disepakati. dilakukan untuk menggali,
Idealnya tujuan datang dari memetakan situasi coachee dengan kesimpulan yang
coachee Percakapan ditujukan untuk
menghasilkan pemikiran atau dinyatakan oleh coachee
ide-ide baru
Percakapan menghasilkan
rencana tindakan
PARADIGMA BERFIKIR COACHING
1. Fokus pada Coachee
2. Bersifat terbuka dan ingin tau lebih banyak
3. Memiliki kesadaran diri yang kuat
4. Mampu melihat peluang baru dan masa depan
KOMPETENSI COACHING
• Kehadiran Penuh (Presence)
• Mendengarkan aktif
• Mengajukan pertanyaan yang berbobot
ALUR PERCAKAPAN TIRTA
SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PARADIGMA BERFIKIR
COACHING
• Definisi
Secara definisi, supervisi akademik merupakan serangkaian aktivitas yang bertujuan untuk
memberikan dampak secara langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran mereka di kelas.
Supervisi akademik perlu dimaknai secara positif sebagai kegiatan berkelanjutan yang
meningkatkan kompetensi guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam mencapai tujuan
pembelajaran yakni pembelajaran yang berpihak pada anak. Karenanya kegiatan supervisi
akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan kompetensi
diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran
(Glickman, 2007, Daresh, 2001).
SUPERVISI AKADEMIK DENGAN PARADIGMA BERPIKIR
COACHING
Dalam pelaksanaannya ada dua paradigma utama yang menjadi landasan kita menjalankan proses supervisi
akademik yang memberdayakan, yakni paradigma pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan
optimalisasi potensi setiap individu.
Seorang supervisor memahami makna dari tujuan pelaksanaan supervisi akademik di sekolah (Sergiovanni,
dalam Depdiknas, 2007):
1. Pertumbuhan: setiap individu melihat supervisi sebagai bagian dari daur belajar bagi pengembangan
performa sebagai seorang guru,
2. Perkembangan: supervisi mendorong individu dalam mengidentifikasi dan merencanakan area
pengembangan diri,
3. Pengawasan: sarana dalam monitoring pencapaian tujuan pembelajaran
BEBERAPA PRINSIP-PRINSIP SUPERVISI AKADEMIK DENGAN
PARADIGMA BERPIKIR COACHING MELIPUTI:
1. Kemitraan: proses kolaboratif antara supervisor dan guru
2. Konstruktif: bertujuan mengembangkan kompetensi individu
3. Terencana
4. Reflektif
5. Objektif: data/informasi diambil berdasarkan sasaran yang sudah disepakati
6. Berkesinambungan
7. Komprehensif: mencakup tujuan dari proses supervisi akademik
SIKLUS DALAM SUPERVISI
Pra Observasi Pertemuan pra-observasi ini merupakan
percakapan yang membangun hubungan antara
Observasi guru dan supervisor sebagai mitra dalam
Pasca Observasi pengembangan kompetensi diri
Aktivitas kunjungan kelas yang dilakukan oleh
supervisor
Percakapan supervisor dan guru terkait hasil data
observasi, menganalisis data, umpan balik dan
rencana pengembangan kompetensi. Proses
percakapan bersifat reflektif dan bertujuan
perbaikan ke depan.
COACHING DALAM KONTEKS PENDIDIKAN
Filosofi Ki Hajar Dewantara Sistem Among
Proses Coaching sebagai komunikasi Sistem among memberikan kesempatan seluas-luasnya pada
pembelajaran antara guru dan murid. kemandirian siswa. Peserta didik didorong untuk mengembangkan
disiplin diri yang sejati, melalui pengalaman, pemahaman, dan upayanya
Murid diberi kebebasan untuk sendiri.Yang terpenting adalah menjaga agar kesempatan ini tidak
menemukan kekuatan dirinya dan peran membahayakan si anak atau mengancam keselamatan orang lain.
pendidik sebagai pamong dalam memberi
Dalam sistem among, guru memiliki tiga fungsi utama. Di depan, ia
tuntunan sehingga murid dapat menjadi teladan atau contoh yang baik bagi para murid. Di tengah,
memberdayakan potensi yang ada pada menjadi pendorong atau pemberi semangat. Dan, di belakang mengamati
dirinya. kemajuan para murid.
COACHING DALAM PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Coaching dalam pembelajaran berdiferensiasi dapat digunakan untuk membantu guru dalam
memetakan kebutuhan belajar murid yaitu guru dapat mencari tau dan membantu murid dalam
menggali potensi dan minat yang ada pada dirinya, sehingga pembelajaran diberikan merata sesuai
dengan kebutuhan individu murid.
Adanya perbedaan kompetensi setiap murid, mengharuskan Coach memiliki pemahaman
tentang pembelajaran berdiferensiasi yang memiliki aspek kesiapan belajar(readiness), minat
murid, dan profil belajar murid.
Pembelajaran Berdiferensiasi terdiri dari diferesiasi konten, diferensiasi proses, dan diferensiasi
produk.
KONEKSI ANTAR MATERI
KETERKAITAN COACHING DENGAN PEMBELAJARAN SOSIAL
EMOSIONAL
• Coaching dapat digunakan oleh guru untuk mengenali dan membantu murid dalam
mencari jalan keluar atas permasalahannnya dalam belajar dan juga permasalahan guru
dalam pembelajaran
• Guru/coach juga harus memahami tentang Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) untuk dapat
mengelola sosial emosional sebagai guru dan dapat menerapkan pembelajaran sosial dan
emosional di kelas, di sekolah, maupun di masyarakat. Yang akhirnya dapat membentuk budi
pekerti dan karakter positif dalam diri murid.
PERAN SEBAGAI COACH DI SEKOLAH DAN
KETERKAITANNYA DENGAN MATERI SEBELUMNYA
1. Sebagai pamong menuntun murid sesuai dengan kekuatan kodratnya
2. Menciptakan suasana belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid yang
berbeda-beda, sehingga murid dapat memaksimalkan potensi yang ada pada dirinya.
3. Melalui Coaching saya ingin membantu murid dan rekan sejawat untuk mendapatkan
solusi dan ide atas permasalahannya secara mandiri melalui kekuatan dan potensi yang
ada pada dirinya.
4. Membantu Coache agar dapat mengembangkan kompetensi sosial emosional melalui
Coaching
Pemikiran Reflektif terkait Pengalaman Belajar
1. Pengalaman/materi pembelajaran yang baru 3. Apa yang sudah baikdan yang perlu diperbaiki berkaitan
saja diperoleh
Materi mengenai Coaching ini bagi saya sangat bagus dan dengan keterlibatan dirinya dalam proses belajar
menarik untuk saya pelajari dan saya ingin mencoba untuk
mempraktikan secara nyata kepada murid dan rekan Yang sudah baik yaitu saya mempelajari mengenai praktek Coaching
sejawat saya di Sekolah untuk membantu mereka dengan alur TIRTA serta prinsip-prinsip Coaching dan kompetesi apa
menemukan solusi atas permasalahannya yang harus saya kuasai dan miliki.
2. Emosi-emosi yang dirasakan terkait pengalaman Yang perlu diperbaiki yaitu dalam menguasai kompetensi Coaching
belajar yaitu kehadiran penuh (Presence) dan mengajukan pertanyaan yang
berbobot masih perlu saya tingkatkan dan perbaiki.
Pertama kali ketika saya melaksanakan praktek Coaching pada
Eksplorasi konsep saya cukup deg-degan namun bersemangat dalam 4. Keterkaitan terhadap kompetensi dan
melaksanakn praktik Coaching ini, dilanjutkan pada sesi Demonstrasi kematangan diri pribadi
kontekstual banyak hal yang saya rasakan, dari mulai takut, gugup
namun ternyata setelah dipraktek Coaching dimulai saya jadi Sejujurnya materi dan praktek Coaching ini merupakan hal
bersemangat dalam melaksanakan Coaching dengan alur TIRTA ini. baru bagi saya, saya masih perlu banyak berlatih dan
mempelajari mengenai praktek Coaching dengan
menguasai kompetensi dalam hal praktek kesadaran penuh,
mendengar aktif dan mengajukan pertanyaan yang berobot.
Analisis untuk Implementasi dalam Konteks CGP
Apa dan bagaimana implementasi saya mengenai Coaching di TANTANGAN IMPLEMENTASI COACHING DI SEKOLAH
Sekolah?
Seringkali supervisi akademik hanya sebuah formalitas
Caching memainkan peranan yang sangat penting karena membuat murid merdeka dalam belajar dan tagihan administrative yang dilakukan oleh kepala
untuk mengeksplorasi diri guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang
dimilikinya. pendidik sebagai coach harus memberikan tuntunan dan arahan agar murid (coachee) sekolah terhadap guru. Supervisi dilakukan satu arah
tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya melalui Pertanyaaan pertanyaan efektif dalam sehingga potensi guru tidak tergali. Dan guru yang
mendengar kata “Supervisi” yang ada dalam fikirannya
suatu komunikasi asertif. adalah “penilaian” dan sering kali menjadi hal yang
Tahapan tirta yang terdiri dari menentukan tujuan, identifikasi masalah, rencana aksi, serta cukup membuat tegang dan takut akan hal tersebut.
penerapan hidup dengan tanggungjawab atas rencana aksi yang sudah dikemukakan sebelumnya
adalah metode yang sering digunakan dalam coaching. metode ini dikembangkan dari
model coaching sangat terkenal yaitu grow yang merupakan singkatan
dari goal (tujuan), reality (kenyataan), option (pilihan) dan will (keinginan).
ALTERNATIF SOLUSI UNTUK TANTANGAN YANG ADA
Saya ingin lebih mempelajari mengenai tehnik Coaching beserta 1. Diseminasi Paradigma berfikir Coaching pada warga
prakteknya melalui Alur TIRTA dengan menerapkan kompetensi sekolah
Coaching serta menerapkan paradigma berfikir Coaching
2. Keterampilan Coaching harus terus dilatih dan diasah
serta di praktikan baik pada murid maupun rekan sejawat
di sekolah serta diluar lingkungan sekolah.
3. Menularkan keterampilan Coaching kepada rekan sejawat
Saya berharap semoga kedepan saya bisa
konsisten dan berteguh hati untuk
menerapkan materi dan ilmu yang saya dapat
pada modul ini khususnya mengenai materi
“Coaching” serta semakin terus belajar dan
mendalami serta mempraktikkannya.
Begitu banyak ilmu yang telah saya dapat
seperti dalam modul-modul sebelumnya yaitu
pembelajaran berdiferensiasi, pembelajaran
sosial emosional yang begitu berharga sekali
dan saya berharap semoga secara konsisten
dapat saya terapkan di sekolah.