1
MODULAJAR Nama Guru PPKn Linuhung Jenjang/Kelas SMP/7 Asal Sekolah SMPN Linuhung Mapel PPKn Alokasi Waktu 120 Menit 1 X Pertemuan Jumlah Peserta didik 32 Profil Pelajar Pancasila Bernalar kritis Moda Pembelajaran Tatap Muka Fase D Elemen Bhinneka Tunggal Ika Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran: 1. Peserta didik mampu menjelaskan kearifan lokal tentang Tatanen di Bale Atikan di lingkungan sekolah. 2. Peserta didik mengapresiasi makanan dan minuman tradisional hasil dari Tatanen di Bale Atikan di lingkungan sekolah. Konsep Utama Menghargai makanan dan minuman tradisional yang ada di daerah Kabupaten Purwakarta. Deskripsi Umum Pembelajaran a. Peserta didik membaca referensi tentang makanan dan minuman tradisional. b. Peserta didik berkelompok sebanyak 5 kelompok, setiap kelompok membahas tentang tentang makanan dan minuman tradisional c. Peserta didik saling bertukar informasi dalam kelompoknya untuk menginformasikan tentang materi yang telah dipelajarinya. d. Peserta didik mengisi format tabel nama tanaman yang ada di bedengan TdBA yang dapat diolah menjadi makanan dan minuman tradisional. e. Peserta didik menyerahkan tugas kelompoknya dan bagi yang cepat menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan nilai lebih besar dari kelompok lain maka kelompok itulah yang berhak menyampaikan laporan di depan kelas. f. Guru memberikan penguatan. g. Guru memberikan penugasan untuk pertemuan berikutnya 2
Materi Ajar, alat, dan bahan Materi: Makanan dan minuman tradisional Alat dan bahan: a. Kertas manila b. Kertas warna-warni c. Spidol d. Penggaris e. Isolatif f. Lem Sarana Prasarana ● Kebun Sekolah (bedengan TdBA) ● Papan tulis 3
MODULAJAR 1. Informasi Umum Modul Ajar Nama Penyusun : Guru Linuhung (SMP Linuhung Kab. Purwakarta-Jawa Barat) Jenjang : SMP Kelas : VII Alokasi Waktu : 120 menit (3 Jam Pelajaran/ 1 kali pertemuan) Tahun : 2023 2. Tujuan Pembelajaran Fase : Fase D Elemen : Kebinekaan Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu menjelaskan kearifan lokal tentang Tatanen di Bale Atikan di lingkungan sekolah. 2. Peserta didik mengapresiasi makanan dan minuman tradisional hasil dari Tatanen di Bale Atikan di lingkungan sekolah. Konsep Utama Menghargai makanan dan minuman tradisional yang ada di daerah Kabupaten Purwakarta. Pertanyaan Inti Apa saja tanaman yang ada dilingkungan sekolah yang dapat diolah menjadi makanan dan minuman tradisional ? Keterampilan yang perlu dimiliki Keterampilan untuk menjelaskan Keterampilan untuk menyajikan 3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan Bernalar kritis, Mandiri, Kreatif, Gotong Royong 4. Sarana dan Prasarana a. Kebun Sekolah (Bedengan TdBA) b. Papan tulis 4
5. Target Peserta didik Peserta didik reguler 6. Jumlah Peserta didik Maksimum 32 peserta didik 7. Ketersediaan materi a. Pengayaan untuk peserta didik atau yang berpencapaian tinggi : YA b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep : YA 8. Moda pembelajaran Tatap muka 9. Asesmen Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran a. Asessmen individu b. Asesmen kelompok Jenis asesmen: Tertulis 10. Kegiatan Pembelajaran Utama Berkelompok Metode : 1. Ekplorasi 2. Kunjungan Lapangan 3. Diskusi 4. Presentasi 5
11. Materi Ajar, Alat dan Bahan Makanan dan minuman Tradisional Makanan tradisional adalah salah satu keberagam budaya di Indonesia yang akan dipelajari pada materi PPKn kurikulum merdeka kelas VII SMP. Layaknya keberagaman budaya lainnya, makanan tradisional juga harus dihargai dengan cara yang tepat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghargai, yang salah satunya adalah mengenal berbagai jenis makanan tradisional. Sebelum tahu cara menghargai makanan tradisional. Mari kenalan dulu tentang tanaman yang bisa diolah menjadi makanan dan minuman tradisional yang ada dilingkungan siswa itu berada seperti disekolah dengan adanya bedengan /kebun sekolah sehingga siswa bisa memanfaatkan kebun tersebut untuk menanam tanaman yang bisa diolah. Makanan tradisional ini bukan hanya makanan dengan resep yang diturunkan dari nenek moyang. Jadi makanan tradisional merupakan identitas suatu daerah yang bahkan menjadi daya tarik dari setiap daerah. Setiap makanan tradisional tentu akan memiliki ciri yang berbeda pada setiap daerah. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam yang dimiliki. Namun ciri khas yang paling terkenal pada makanan tradisional di Indonesia adalah banyaknya bumbu berupa rempah. Indonesia dengan tanahnya yang subur memiliki banyak rempah-rempah yang beragam. Karena banyak makanan khas tiap daerah memiliki rasa yang kuat dari rempah yang digunakan. Dengan ciri berupa rempah yang kuat, beragam makanan tradisional ini juga menjadi identitas bangsa Indonesia. Bahkan makanan tradisional di Indonesia ini sudah banyak dikenal oleh banyak orang dari negara lain. Bagian ini mendorong siswa untuk mengenal dan mempelajari makanan tradisional yang ada di daerahnya masing-masing. Pengenalan dapat dilakukan dari makanan pokok seperti beragam jenis nasi, antara lain nasi uduk, nasi kuning, nasi gudeg dan sebagainya. Juga yang berbahan lainnya seperti tiwul, nasi jagung, hingga papeda. Olahan daging seperti beragam soto, dendeng, rendang, sei dan lain-lain, serta olahan sayuran seperti gado-gado, pecel, sayur asem, sayur kelor dan lain-lain juga bagian dari makanan tradisional yang perlu dikenali. Makanan dan minuman yang dipelajari ini berasal dari lingkungan/kebun sekolah sehingga bisa Pengenalan minuman tradisional, jajanan, hingga makanan atau minuman kesehatan pun menjadi bagian dari pembelajaran ini. Minuman berbahan jahe seperti bandrek, sirup, hingga minuman dingin seperti cendol, es 6
dan lain-lain perlu didorong untuk lebih dikonsumsi. Begitu pula jajanan mulai dari yang sekadar direbus seperti jagung,singkong, pisang, kacang hingga kue seperti combro,putri noong,, klepon, dan lain-lain. Selain itu masih terdapat pula makanan atau minuman kesehatan tradisional seperti jamu-jamuan,sirup yang dibuat dari bahan yang ada dilingkungan sekitar Alur pembelajaran ini dapat dilihat pada gambar sebagai berikut: b. Alat dan Bahan yang Diperlukan 1. Kertas manila 2. Kertas warna warni 3. Spidol 4. Penggaris 5. Isolatif 6. Lem c. Perkiraan Biaya (* Perkiraan biaya untuk masing-masing wilayah silakan sesuaikan dengan kondisi wilayah setempat) Kertas manila 1 lembar X Rp2.500,- = Rp2.500,- Spidol berwarna 1 Buah = Rp3.000,- Isolatif = Rp2.500,- Penggaris 1 buah x Rp3.000,- = Rp3.000 Lem = Rp2.000,- Total biaya = Rp13.000,- Biaya dibebankan kepada peserta didik secara berkelompok 12. Persiapan Pembelajaran a. Pengelompokan siswa b. Menyiapkan format untuk penilaian 7
13. Proses Kegiatan Belajar Pertemuan Kegiatan Konten pembelajaran 53 Pembuka 1. Mengucap salam dan menyapa siswa. 2. Meminta seorang siswa memimpin doa. 3. Menyanyikan lagu wajib nasional. 4. Menyapa dan berinteraksi dengan 2–3 siswa. 5. Mengecek kehadiran dan mengondisikan kelas. 6. Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu. 7. Meminta siswa mereview pembelajaran sebelumnya dan mengklarifikasinya. 8. Menyerukan yel pembelajaran PPKn.. Inti 1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok,setiap kelompok diberikan tugas untuk meneliti tanaman yang ada dikebun sekolah dan menyebutkan nama-nama tanaman serta manfaatnya { Niti Harti} 2. Setiap kelompok menjelaskan apa saja tanaman yang dapat diolah menjadi makanan dan tradisional di kebun sekolah dan mendiskusikannnya.{Niti Harti} 3. Setiap kelompok menjelaskan apa saja tanaman yangdapat diolah menjadi minuman tradisional di kebun sekolah dan mendisksikannya. 4. Setiap kelompok menjelaskan makanan/minuman kesehatan dari hasil tanaman yang ada dikebun sekolah dan mendiskusikannya 5. Setiap kelompok menuliskan daftar makanan dan minuman tradisional dan menunjukkan contoh bila ada yang membawa.{ Niti Bukti} 6. Meminta setiap kelompok mendiskusikan bagaimana cara membuat makanan dan minuman dari tanaman yang ada dikebun sekolah 7. Setiap kelompok menentukan waktu untuk membuat makanan dan minuman tradisional serta menyajikannya.{ Niti Bukti} 8. Menjelaskan keseluruhan bagaimana cara memilih tanaman dan mengolahnya menjadi makanan dan minuman tradisional.{Niti Bakti} 9. Membuat penilaian terhadap siswa. Penutup 1. Meminta tanggapan atas pembelajaran yang sudah dilakukan 2. Menyimpulkan Bersama-sama dari hasil pembelajaran yang sudah dilakukan 3. Menyampaikan materi untuk pertemuan yang akan datang 4. Salam penutup dengan membacakan Hamdallah 8
14. Refleksi Guru a. Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai rencana? b. Apakah peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini dengan baik? c. Apa kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini? d. Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran? 15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan Asesmennya a. Kompetensi yang dinilai 1) Kompetensi sikap yang menunjukkan bertakwa kepada Tuhan YME, menghargai, bernalar kritis 2) Kompetensi pengetahuan untuk mengidentifikasi tanaman yang ada dikebun sekolah untuk dijadikan makanan dan minuman tradisional 3) Kompetensi keterampilan: Kemampuan kerja dalam kelompok serta kemampuan menyampaikan gagasan dengan tepat b. Bagaimana Asesmen dilakukan 1) Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 2) Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis 3) Penilaian keterampilan melalui kinerja di dalam kegiatan kelompok c. Kriteria Penilaian 1. Penilaian Sikap No. Nama Kriteria Sikap Rata-Rata Bertakwa Bernalar kritis Menghargai Nilai Pedoman Penskoran: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3) 9
(*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing) 2. Penilaian Pengetahuan Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4 Bila jawaban sempurna diberi skor 3 Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2 Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1 Jumlah perolehan skor Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100) Jumlah skor maksimum ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 75 (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masingmasing) 3. Penilaian Keterampilan Pedoman Penskoran: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3) (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masingmasing) 16. Refleksi Peserta didik Pertanyaan refleksi untuk peserta didik a. Apakah pengalaman baru yang kalian dapatkan dari pembelajaran ini? b. Apakah kalian menemukan aspek budaya di sekitar kalian? Sebutkan dan jelaskan! c. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran yang paling kalian senangi? Mengapa? d. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran tidak kalian senangi? Mengapa? 17. Daftar Pustaka 10
https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/keberagaman-dalam-masyarakat-indonesia-9/ Buku Guru PPKn Kelas VII Kurikulum Merdeka 11
18. Lembar Kerja Peserta didik Nama : Kelas : Materi Pokok : Tanggal : LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1. Sebutkan jenis-jenis tanaman yang ada dikebun sekolah! 2. Jelaskan apa saja manfaat keragaman tanaman dikebun sekolah yang bisa diolah menjadi makanan dan minuman tradisional! 3. Isilah tabel di bawah ini! No. Tanaman Makanan 1 2 3 4 5 No Tanaman Minuman 1 2 3 4 5 12
19. Bahan Bacaan Peserta didik Makanan dan minuman Tradisional Makanan tradisional adalah salah satu keberagam budaya di Indonesia yang akan dipelajari pada materi PPKn kurikulum merdeka kelas VII SMP. Layaknya keberagaman budaya lainnya, makanan tradisional juga harus dihargai dengan cara yang tepat. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghargai, yang salah satunya adalah mengenal berbagai jenis makanan tradisional. Sebelum tahu cara menghargai makanan tradisional. Mari kenalan dulu tentang tanaman yang bisa diolah menjadi makanan dan minuman tradisional yang ada dilingkungan siswa itu berada seperti disekolah dengan adanya bedengan /kebun sekolah sehingga siswa bisa memanfaatkan kebun tersebut untuk menanam tanaman yang bisa diolah. Makanan tradisional ini bukan hanya makanan dengan resep yang diturunkan dari nenek moyang. Jadi makanan tradisional merupakan identitas suatu daerah yang bahkan menjadi daya tarik dari setiap daerah. Setiap makanan tradisional tentu akan memiliki ciri yang berbeda pada setiap daerah. Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam yang dimiliki. Namun ciri khas yang paling terkenal pada makanan tradisional di Indonesia adalah banyaknya bumbu berupa rempah. Indonesia dengan tanahnya yang subur memiliki banyak rempah-rempah yang beragam. Karena banyak makanan khas tiap daerah memiliki rasa yang kuat dari rempah yang digunakan. Dengan ciri berupa rempah yang kuat, beragam makanan tradisional ini juga menjadi identitas bangsa Indonesia. Bahkan makanan tradisional di Indonesia ini sudah banyak dikenal oleh banyak orang dari negara lain. Sumber: https://bobo.grid.id/read/083537254/makanan-tradisional-pengertian-dan-macam-maca mnya-di-setiap-daerah?page=all 20. Sumber Bacaan Guru Guru dapat menambah bahan materi untuk disampaikan kepada peserta didik dengan membaca jurnal dengan link sebagai berikut ini: https://drive.google.com/file/d/1vsV0q6pxY7YPtO4ZgSiH9uj4XxYYf2gS/view?usp=sha ring 13
21. Materi Pengayaan untuk Peserta didik yang Tuntas Belajar Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut : a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya. b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang konsep utama dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas. 22. Materi untuk Peserta didik dengan Hambatan Belajar Alternatif program remedial antara lain: a. Mengulang konsep utama di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan 14
1
MODULAJAR Nama Guru PPKn Linuhung Jenjang/Kelas SMP/8 Asal Sekolah SMPN Linuhung Mapel PPKn Alokasi Waktu 120 Menit 1 X Pertemuan Jumlah Peserta didik 32 Profil Pelajar Pancasila Bernalar kritis Moda Pembelajaran Tatap Muka Fase D Elemen Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Judul Bab III Memaknai Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi Tujuan Pembelajaran Tujuan Pembelajaran: 1. Mengenalkan lebih dini hal hal yang berkaitan dengan korupsi secara teliti 2. Menciptakan generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi 3. mengendalikan dan mengurangi korupsi dalam kehidupan secara transfaran 4. mengembangkan sikap menolak terhadap korupsi. Konsep Utama Memaknai Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi Deskripsi Umum Pembelajaran a. Peserta didik menelaah mengenai Memaknai Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi. b. Peserta didik berkelompok sebanyak 5 kelompok, setiap kelompok membahas tentang Memaknai Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi. c. Peserta didik saling bertukar informasi dalam kelompoknya untuk menginformasikan tentang materi yang telah dipelajarinya. d. Peserta didik menyerahkan tugas kelompoknya dan bagi yang cepat menyelesaikan tugasnya dan mendapatkan nilai lebih besar dari kelompok lain maka kelompok itulah yang berhak menyampaikan laporan di depan kelas. e. Guru memberikan penguatan. f. Guru memberikan penugasan untuk pertemuan berikutnya Materi Ajar, alat, dan bahan Materi: Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi Alat dan bahan: 2
a. Kertas manila b. Kertas warna-warni c. Spidol d. Penggaris e. Isolatif f. Lem Sarana Prasarana ● Kebun Sekolah (bedengan TdBA) ● Papan tulis 3
MODULAJAR 1. Informasi Umum Modul Ajar Nama Penyusun : Guru Linuhung (SMP Linuhung Kab. Purwakarta-Jawa Barat) Jenjang : SMP Kelas : VIII Alokasi Waktu : 120 menit (3 Jam Pelajaran/ 1 kali pertemuan) Tahun : 2023 2. Tujuan Pembelajaran Fase : Fase D Elemen : Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tujuan Pembelajaran 1. mengenalkan lebih dini hal hal yang berkaitan dengan korupsi secara teliti 2. Menciptakan generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi 3. mengendalikan dan mengurangi korupsi dalam kehidupan secara transfaran 4. mengembangkan sikap menolak terhadap korupsi. Konsep Utama Memaknai Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi Pertanyaan Inti Apa saja Peraturan Perundang-Undangan Pendidikan Anti Korupsi yang ada di sekolah? Keterampilan yang perlu dimiliki Keterampilan untuk menjelaskan Keterampilan untuk menyajikan 3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan Bernalar kritis, Mandiri, Kreatif, Gotong Royong 4. Sarana dan Prasarana a. Proyektor / Slide Show b. Papan tulis 4
5. Target Peserta didik Peserta didik reguler 6. Jumlah Peserta didik Maksimum 32 peserta didik 7. Ketersediaan materi a. Pengayaan untuk peserta didik atau yang berpencapaian tinggi : YA b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep : YA 8. Moda pembelajaran Tatap muka 9. Asesmen Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran a. Asessmen individu b. Asesmen kelompok Jenis asesmen: Tertulis 10. Kegiatan Pembelajaran Utama Berkelompok Metode : 1. Ekplorasi 2. Kunjungan Lapangan 3. Diskusi 4. Presentasi 5
11. Materi Ajar, Alat dan Bahan Pendidikan Anti Korupsi Dimana-mana, termasuk di Indonesia, tekanan terhadap perilaku korupsi sangat dipengaruhi oleh moralitas yang berakar pada pandangan tertentu, baik moral berdasar agama maupun moral sosial yang berakar pada cita-cita dari banyak kelompok tertentu dalam masyarakat. Hal itu tampak pada opini-opini, maupun kritik yang dikedepankan secara pribadi lewat media cetak maupun elektronik. Disinilah tercermin kepentingan atau interes nasional. Walau demikian dapat muncul pendapat bahwa moral maupun cita-cita yang ditampilkan, hanya mengedepankan kewajiban samar-samar untuk dipatuhi. Dengan demikian, acuan terhadap moralitas maupun cita-cita sedemikian tidak menjadi ukuran bagi kesahihan hukum yang berhubungan dengan korupsi. Hukum perlu memperoleh kesahihan bukan karena semata-mata dibuat oleh lembaga yang berwenang namun juga dari moral. Namun moralitas yang menolak perilaku korupsi berdasar pada pandangan keagamaan atau kelompok tertentu saja, dapat saja menyeret adanya ekspresi yang bertolak belakang dengan interes nasional ketika perilaku korupsi teridentifikasi sebagai komponen dari kelompok. Oleh karena itu, kepentingan atau interes nasional merupakan cita-cita netralitas dalam hukum dan moral. Moral yang menolak perilaku korupsi ditransformasikan ke dalam hukum, menjadi netral terhadap siapapun juga. Sekalipun di dalam bangsa dan masyarakat terdapat perbedaan kekuatan kelompok, kemampuan intelektual maupun kecepatan bertindak, namun semua memiliki kedudukan setara sehingga netralitas sangat diperlukan menghadapi perilaku korup yang dilakukan oleh siapapun juga. Berdasar pemikiran klasik Hukum Alam, bahwa “ada prinsip-prinsip perilaku yang menunggu untuk ditemukan oleh akal pikiran manusia”(Hart-Khozim, 2011:287, 288), maka prinsip perilaku menolak korupsi merupakan prinsip yang ditemukan akal pikiran manusia. Penolakan terhadap perilaku korupsi bukan sekedar sebuah mimpi, karena penolakan terhadap 6
perilaku korupsi adalah bagian dari konsepsi umum mengenai kehidupan alam semesta yang materialistik, maupun kehidupan religius. Dari kehidupan sehari-hari, keinginan berperilaku korup dalam jumlah yang paling sederhana seperti melakukan mark-up harga pembelian barang secara eceran ataupun pada penambahan harga foto-copy, sampai pada jumlah yang sangat besar, didasarkan pada pandangan “Jika dirasa menyenangkan, lakukanlah”, “Ambillah sesuatu yang orang lain juga melakukannya, asal dapat dibuat pertanggung-jawabannya”, pada hakekatnya mencerminkan perbuatan pemuasan diri sendiri, penyelamatan diri sendiri. Perbuatan memuaskan diri sendiri maupun perbuatan menyelamatkan diri sendiri, adalah perbuatan tidak bermoral. Perilaku korupsi sebagai perbuatan tidak bermoral mengungkapkan sebuah kebenaran yang mendalam. Hukum Sebagai Pedoman dikaitkan dengan peraturan perundangan Disinilah letak dari arti perundang-undangan anti korupsi sebagai hukum tentang perilaku yang benar yang ditemukan dalam akal pikiran manusia. Perundang-undangan anti korupsi merupakan sebuah preskripsi yakni pedoman atau rumusan yang menuntut agar manusia berperilaku menurut cara-cara yang ditetapkan. Perbuatan menyelamatkan diri sendiri dan perbuatan memuaskan diri sendiri dalam sekumpulan masyarakat, merupakan gejala yang tidak dikehendaki. Sekalipun perbuatan tidak bermoral berupa pemuasan diri sendiri maupun penyelamatan diri sendiri dapat terjadi dengan sanksi yang samar-samar, namun sejak adanya hukum preskriptif yang mengatur tidak boleh dilakukannya perbuatan korupsi, maka hukum preskriptif tersebut tetaplah merupakan hukum. Bagi Kant, hukum preskriptif berada di bawah hukum umum sebagai prinsip tertinggi moralitas. Prinsip tertinggi moralitas pada hakekatnya adalah prinsip formal tertinggi dari kehendak (formal principle of the will). Sedangkan hukum preskriptif merupakan prinsip marerial tindakan (formal principke of act) yang tergantung pada tujuan-tujuan dan hasrat-hasrat empiris (Acton-Hardani, 2003:43, 44). 7
Hukum preskriptif sebagai pedoman atau rumusan yang bergantung pada tujuan-tujuan dan hasrat-hasrat empiris atau nyata, menetapkan bahwa perilaku korupsi adalah perilaku yang dapat mengganggu keberlangsungan hidup bersama. Diakui bahwa manusia sebagai mahluk yang dianugerahi pikiran dan kehendak bebas bisa saja menemukan dan melanggar hukum preskriptif tentang tidak boleh berperilaku korup, akan tetapi di dalam hukum preskriptif tersebut terkandung kebenaran dasar tentang pemahaman atas moralitas dan hukum (Hart-Khozim, 2011:291). Manusia sebagai mahluk hidup senantiasa memiliki arah. Dilihat dari konsep tentang maksud (teleologis) dari gerak manusia, maka manusia menghendaki adanya keunggulan keseluruhan masyarakat pada dirinya. Keunggulan bagi keseluruhan masyarakat diwujudkan dalam berbagai langkah khusus. Setiap perilaku yang diperlukan bagi tercapainya maksud tersebut, diatur secara tetap dan khusus dan memperlihatkan karakteristik tindakan bagi tercapainya perubahan atau keadaan yang diinginkan. Berbeda dari Hart, hasrat dan kehendak untuk mencapai keunggulan bagi keseluruhan masyarakat saja, menurut Kant (dalam Sandel, 2009: 107), dapat dilihat sebagai pure practical reason yang berfungsi sebagai dasar dari moral (Kant dalam Sandel, 2009: 107, 108). Manusia merupakan mahluk rasional (rational beings) memiliki kemampuan bertindak rasional, dan manusia juga sebagai mahluk mandiri (autononus beings), memiliki kemampuan bertindak dan bebas memilih. Kemampuan bertindak manusia dilakukan berdasar rasio. Rasio manusia bertolak dari motif-motif tindakan yang bermoral, sebagai sebuah kewajiban (Kant dalam Sandel, 2009: 111).Dalam pemikiran Kant sedemikian, maka perilaku korup walau merupakan perilaku yang dapat dipilih untuk dilakukan, namun perilaku sedemikian tidak dapat dipandang sebagai tindakan yang bermoral. Sebaliknya, perilaku tidak korup justru merupakan sebuah kewajiban. Jadi, bagi Kant perilaku korup atau tidak korup, tidak dihubungkan dengan akibat yang ditimbulkannya, seperti yang dikemukakan oleh Hart. 8
Dilihat dari pemahaman moralitas dan hukum sedemikian,dilihat dari pemahaman Hart, masyarakat dan bangsa Indonesia menghendaki keunggulan bagi dirinya. Artinya, sebagaimana masyarakat dan bangsa Indonesia menghendaki kehidupan yang sejahtera dan bahagia yang dicapainya secara bersama-sama, sebagai akibat tidak boleh dilakukannya perilaku korup. Sebaliknya bagi Kant, perilaku tidak korup merupakan perilaku tidak bermoral saja, tanpa perlu mempertimbangkan ada tidaknya konsekuensi dari perilaku. Karena itu, bagi Hart selain melakukan langkah-langkah yang dilakukan dengan sadar di bidang kesejahteraan sosial, ekonomi maupun budaya maka langkah-langkah khusus yang secara sadar membatasi atau meniadakan perilaku-perilaku seperti perilaku korupsi yang mengganggu ataupun mengurangi tercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan bersama. Peniadaan perilaku korupsi melalui rumusan-rumusan perilaku tertentu secara khusus dalam perundang-undangan anti korupsi merupakan kebutuhan manusia yang harus dipenuhi dan diperbuat oleh manusia di Indonesia. Selain itu, ada perilaku memuaskan diri sendiri dan menyelamatkan diri sendiri dipandang sebagai suatu kebutuhan alamiah pula yang selalu ada pada setiap manusia, yang tampak pada saat-saat tertentu. Pemuasan diri dengan melakukan kerja keras untuk memperoleh penghasilan yang semestinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya secara wajar; penyelamatan diri di masa depan melalui investasi keuangan yang diperoleh secara sehat saat ini yang tidak merugikan atau membahayakan masyarakat atau bangsa, juga merupakan kebutuhan alamiah yang perlu diberi pengakuan. Pengakuan kebutuhan alamiah berrdasarkan moral memerlukan transformasi ke dalam hukum. Sebaliknya bagi Kant (dalam Sandel, 2011: 117,118)), motif moral -berupa tidak melakukan korupmerupakan merupakan prinsip moral tertinggi (supreme principle of morality). Oleh karena itu, seseorang perlu menempatkan hukum bagi dirinya sendiri, secara otonom, untuk tidak berperilaku korup. Bertolak dari premise Kant, bahwa semua di dalam alam bekerja sesuai dengan alam, namun karena manusia bukan benda fisik yang tunduk pada hukum alam -hukum fisika, hukum 9
sebab-akibat, hukum kebutuhan alam-, maka penundukan diri pada hukum diadakan melalui adanya hukum yang dipaksakan oleh manusia sendiri, yang berasal dari moral. Jadi, adanya perilaku korup adalah tidak memenuhi moral imperative yang berada di atas segalanya. Kebebasan untuk mengesampingkan hasrat-hasrat naluriah, yakni hasrat mendapat manfaat sebesar-besarnya dari perilaku korup, merupakan kewajiban moral. Karena itu hukum, dalam pengertian undang-undang, perlu memaksa agar perilaku korup tidak dilakukan. Sumber dari adanya undang-undang yang mewajibkan tidak boleh dilakukannya perilaku korup (Acton-Hardani, 2003: 98) adalah pada moral imperative. Undang-undang berdasar moral, atau undang-undang akal budi tentang tidak boleh dilakukannya perilaku korupsi, Sebaliknya, perbuatan memuaskan diri sendiri ataupun menyelamatkan diri sendiri yang dapat mengakibatkan kerugian ataupun membahayakan secara teratur kehidupan bangsa dan masyarakat secara keseluruhan, maka diperlukan kesepakatan untuk menyusun rumusan atau ketentuan preskripsi tentang perilaku yang meniadakan perilaku korupsi, sebagai fungsi-fungsi yang mengarah bagi tercapainya tujuan bersama. Kegagalan terpenuhinya fungsi-fungsi berarti kegagalan mencapai sasaran, dan hal itu berarti pula kehilangan kesanggupan yang disediakan bagi manusia. Kegagalan pihak yang yang diberi wewenang mengawasi terpenuhinya fungsi-fungsi, berarti kegagalan mencapai tujuan yang tepat dari kegiatan yang bertujuan menjamin kebersamaan kesejahteraan dan kebahagiaan manusia. Jadi, fungsi-fungsi penegakan hukum yang meniadakan perilaku korupsi, yang berasal dari konsep demi tercapainya kebaikan manusia yaitu berupa kesejahteraan dan kebaikan bersama, dikembangkan dalam akal dan pikiran manusia. Pengembangan ini mengarah pada pernyataan Hobbes dan Hume yang disitir Hart-Khozim (2011: 296) bahwa “manusia pada hakekatnya tidak dapat bertahan hidup dengan cara apa pun tanpa bersekutu dengan sesama individu: dan persekutuan itu tidak pernah akan berlangsung tanpa ada penghargaan terhadap hukum kesetaraan dan keadilan”. 10
Tanpa isi kelangsungan hidup, hukum dan moral tidak memiliki makna. Artinya, manusia tidak akan memiliki alasan untuk mematuhi secara sukarela peraturan apapun (Hart, 2011:299). Dengan demikian, jika terjadi kegagalan Komisi Pemberantasan Korupsi, maupun instansi-instansi kepolisian, kejaksaan maupun pengadilan dalam upaya peniadaan perilaku korup, bahkan juga kegagalan pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia, maupun lembaga pemasyarakatan dalam membatasi gerak perilaku narapidana korup, jika dilihat dari pandangan Hart, maka hal itu merupakan bentuk dari kegagalan tercapainya kesejahteraan dan kebaikan bersama bangsa dan masyarakat Indonesia, sebagai wujud dari kelangsungan hidup. Dilihat dari pandangan Kant, kegagalan yang terjadi adalah kegagalan memenuhi prinsip moral imperative yang menjadi prinsip moral tertinggi dari manusia. Kegagalan sedemikian menyebabkan keadilan tidak dapat tercapai, karena makna tindakan yang adil yang ada pada undang-undang yakni undang-undang moral ada pada asas rasio pada maksim (Kant dalam Anthon F. Susanto, 2010: 284). Sebaliknya, kegagalan mentransformasikan moral yang menolak perilaku korupsi di dalam hukum, juga merupakan kegagalan menempatkan dan meraih tujuan kelangsungan hidup bersama. Rumusan-rumusan spesifik di dalam hukum tertentu yang memungkinkan tidak tercapainya kelangsungan hidup bersama, atau memungkinkan terjadinya penolakan pemeriksaan terhadap perilaku korup, perlu diabaikan berdasarkan sumber moral yang tegas menolak perilaku korupsi. Pengabaian sedemikian bukan meniadakan supremasi hukum, akan tetapi justru menegakkan hukum dan moral bagi kelangsungan hidup bersama. Kemampuan menahan diri memang dibutuhkan agar orang tidak melakukan perbuatan korup. Akan tetapi keterbatasan kemampuan menahan diri, membuat kecenderungan orang untuk bersifat agresif dalam melakukan korupsi. Kepentingan-kepentingan kelompok yang bertujuan memperkuat kemampuan bertindak dalam menguasai sumber-sumber kehidupan cenderung mendorong agresivitas satu atau beberapa orang dalam melakukan korupsi, melalui jalinan 11
kerjasama yang rapi dan ruwet. Pemahaman, pengabdian dan loyalitas terhadap kepentingan kelompok tidak dapat dan tidak akan berdiri terlepas dari penguatan kemampuan satu atau beberapa orang di dalam kelompok untuk bertindak menguasai sumber-sumber kehidupan. Tidak dapat dipikirkan bahwa mereka akan berada terlepas dari keyakinan tertentu atau terlepas dari loyalitas terhadap kelompok atau konsepsi politik perseorangan.Kemampuan menahan diri agar tidak berperilaku korup, pada hakekatnya perlu diarahkan pada adanya sikap toleran terhadap hukum dan moral yang ditujukan bagi tercapainya kelangsungan hidup bersama yang adil dan benar. Kemampuan menahan diri ini oleh Kant dipandang sebagai kewajiban sempurna . b. Alat dan Bahan yang Diperlukan 1. Kertas manila 2. Kertas warna warni 3. Spidol 4. Penggaris 5. Isolatif 6. Lem c. Perkiraan Biaya (* Perkiraan biaya untuk masing-masing wilayah silakan sesuaikan dengan kondisi wilayah setempat) Kertas manila 1 lembar X Rp2.500,- = Rp2.500,- Spidol berwarna 1 Buah = Rp3.000,- Isolatif = Rp2.500,- Penggaris 1 buah x Rp3.000,- = Rp3.000 Lem = Rp2.000,- Total biaya = Rp13.000,- Biaya dibebankan kepada peserta didik secara berkelompok 12. Persiapan Pembelajaran 12
a. Pengelompokan siswa b. Menyiapkan format untuk penilaian 13. Proses Kegiatan Belajar Pertemuan Kegiatan Konten pembelajaran Pembuka 1. Mengucap salam dan menyapa siswa. 2. Meminta seorang siswa memimpin doa. 3. Menyanyikan lagu wajib nasional. 4. Menyapa dan berinteraksi dengan 2–3 siswa. 5. Mengecek kehadiran dan mengondisikan kelas. 6. Menyampaikan rencana pembelajaran hari itu. 7. Meminta siswa mereview pembelajaran sebelumnya dan mengklarifikasinya. 8. Menyerukan yel pembelajaran PPKn.. Inti 1. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok,setiap kelompok diberikan tugas untuk meneliti aturan yang ada di sekolah dan menyebutkan aturan yang sama dengan Pendidikan Anti Korupsi {Niti Harti} 2. Setiap kelompok menjelaskan aturan yang sama dengan Pendidikan Anti Korupsi di sekolah dan mendiskusikannnya.{Niti Harti} 3. Setiap kelompok menjelaskan Pendidikan Anti Korupsi yang ada di sekolah dan mendiskusikannya 4. Setiap kelompok menuliskan Aturan Pendidikan Anti Korupsi dan menunjukkan contohnya.{ Niti Bukti} 5. Setiap kelompok mempresentasikan Aturan Pendidikan Anti Korupsi dan menunjukkan contohnya.{Niti Bakti} 6. Membuat penilaian terhadap siswa. Penutup 1. Meminta tanggapan atas pembelajaran yang sudah dilakukan 2. Menyimpulkan Bersama-sama dari hasil pembelajaran yang sudah dilakukan 3. Menyampaikan materi untuk pertemuan yang akan datang 4. Salam penutup dengan membacakan Hamdallah 13
14. Refleksi Guru a. Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai rencana? b. Apakah peserta didik dapat mengikuti kegiatan pembelajaran ini dengan baik? c. Apa kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini? d. Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran? 15. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan Asesmennya a. Kompetensi yang dinilai 1) Kompetensi sikap yang menunjukkan bertakwa kepada Tuhan YME, menghargai, bernalar kritis 2) Kompetensi pengetahuan untuk mengidentifikasi tanaman yang ada dikebun sekolah untuk dijadikan makanan dan minuman tradisional 3) Kompetensi keterampilan: Kemampuan kerja dalam kelompok serta kemampuan menyampaikan gagasan dengan tepat b. Bagaimana Asesmen dilakukan 1) Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 2) Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis 3) Penilaian keterampilan melalui kinerja di dalam kegiatan kelompok c. Kriteria Penilaian 1. Penilaian Sikap No. Nama Kriteria Sikap Rata-Rata Bertakwa Bernalar kritis Menghargai Nilai Pedoman Penskoran: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang 14
❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3) (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing- masing) 2. Penilaian Pengetahuan Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4 Bila jawaban sempurna diberi skor 3 Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2 Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1 Jumlah perolehan skor Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100) Jumlah skor maksimum ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 75 (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masingmasing) 3. Penilaian Keterampilan Pedoman Penskoran: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3) (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masingmasing) 16. Refleksi Peserta didik Pertanyaan refleksi untuk peserta didik a. Apakah pengalaman baru yang kalian dapatkan dari pembelajaran ini? b. Apakah kalian menemukan Pendidikan Anti Korupsi di sekitar kalian? Sebutkan dan jelaskan! c. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran yang paling kalian senangi? Mengapa? d. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran tidak kalian senangi? Mengapa? 17. Daftar Pustaka https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id 15
Buku Guru PPKn Kelas VIII Kurikulum Merdeka 16
18. Lembar Kerja Peserta didik Nama Kelompok : Kelas : Materi Pokok : Tanggal : LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1. Amati gambar berikut, lalu berikan penjelasan dengan teman sekelompokmu! 2. Sebutkan karakter apa saja yang terdapat dalam gambar tersebut Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 17
Gambar 5 1. Penilaian Pengamatan Sikap Dalam Proses “Diskusi” Lembar penilaian sikap ini, diisi oleh guru yang melaksanakan proses pembelajaran untuk menilai sikap/pentaku yang ditampakkan oleh peserta didik dalam berdiskusi di kelas. Petunjuk : Berikan nilai 1 (tidak), 2 (kurang) 3 (cukup) atau 4 (sangat) sesuai aspek yang dinilai pada kolom-kolom indikator sikap/perilaku yang diamati. No Nama Siswa Indikator Sikap/Perilaku Yang Diamati Nilai Afektif Tanggung Jawab Keaktifan Menghargai Pendapat Oranglain Kedisiplina n Kerjasama 1. 2. 3. Catatan : ● Pemberian skor perilaku setiap indicator : Indikator 1, apabila sangat tanggung jawab diberi skor 4 apabila cukup tanggun jawab diberi skor 3 apabila kurang tanggung jawab diberi skor 2 apabila tidak tanggung jawab diberi skor 1 Indikator 2, apabila sangat aktif diberi skor 4 apabila cukup aktif diberi skor 3 apabila kurang aktif diberi skor 2 apabila tidak aktif diberi skor 1 Indikator 3 : dst. ● Pengkategorian Sikap/Perilaku Penentuan predikat ( sangat baik, baik, cukup, dan kurang ) didasarkan pada KKM sekolah masing-masing. 2. Penilaian Keterampilan Dalam Proses Presentasi Lembar penilaian keterampilan ini, diisi oleh peserta didik untuk menilai perilaku yang 18
ditampakkan oleh temannya dalam presentasi di kelas ( memberikan penilaian antar peserta didik). Petunjuk : Berikan nilai 1 (kurang), 2 (cukup) 3 (baik) atau 4 (sangat baik) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan. No Nama Aspek Keterampilan Yang Dinilai Keterangan Mengajukan Pertanyaan Menanggapi Pertanyaan Menghargai Pendapat Teman Runtut 1. 2. 3. 4. Catatan : ● Pemberian skor perilaku setiap indicator : Indikator 1, apabila sangat baik dalam mengajukan pertanyaan skor 4 apabila baik mengajukan pertanyaan skor 3 apabila cukup mengajukan pertanyaan skor 2 apabila kurang mengajukan pertanyaan skor 1 Indikator 2, apabila sangat baik dalam menanggapi pertanyaan skor 4 apabila baik menanggapi pertanyaan skor 3 apabila cukup menanggapi pertanyaan skor 2 apabila kurang menanggapi pertanyaan skor 1 Indikator 3 : dst ● Pengkatagorian Keterampilan Kategori keterampilan peserta didik : Penentuan predikat (sangat baik, baik, cukup, dan kurang) didasarkan pada KKM sekolah masing-masing, seperti contoh pada penilaian pengamatan sikap/perilaku diatas. Misalnya nilai Dhinda, berdasarkan perolehan nilai dalam pengamatan presentasi diatas adalah 4,3,4,4, maka rumus menghitungnya sebagai berikut. 16 15(4+3+4+4) X 100 = 93,75 19
3. Penilaian Sikap/Perilaku Jujur Lembar penilaian sikap/perilaku jujur ini diisi oleh peserta didik untuk menilai sikap jujur temannya dalam satu kelas (memberikan penilaian antar siswa). Petunjuk : Berilah tanda cek (v) pada kolom skor sesuai sikap jujur yang ditampilkan oleh temanmu, dengan krileria sebagai berikut : 4 = apabila selalu melakukan sesuai pernyataan 3 = apabila sering melakukan sesuai pernyataan dan kadang-kadang tidak melakukan 2 = apabila kadang-kadang melakukan dan sering tidak melakukan 1 = apabila tidak pernah melakukan 20
19. Bahan Bacaan Peserta didik Pendidikan Anti Korupsi Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu bentuk upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dilakukan melalui pendidikan, baik formal maupun nonformal. Pendidikan anti korupsi memiliki fungsi antara lain sebagai berikut: 1. Fungsi kognitif yakni menambah pengetahuan serta wawasan mengenai korupsi dan dampak massif yang ditimbulkan 2. Fungsi afektif yakni membentuk moral dan karakter anti korupsi peserta didik dengan cara menanamkan nilai-nilai anti korupsi dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 3. Fungsi psikomotor yakni kesadaran moral untuk melawan berbagai bentuk praktek korupsi yang ada di lingkungan sekitar Sumber: https://ditpsd.kemdikbud.go.id/hal/pendidikan-anti-korupsi 20. Sumber Bacaan Guru Guru dapat menambah bahan materi untuk disampaikan kepada peserta didik dengan membaca jurnal dengan link sebagai berikut ini: https://drive.google.com/file/d/1vsV0q6pxY7YPtO4ZgSiH9uj4XxYYf2gS/view?usp=sha ring 21. .Materi Pengayaan untuk Peserta didik yang Tuntas Belajar Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut : a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya. b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang konsep utama dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting. Dan menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas. 22. Materi untuk Peserta didik dengan Hambatan Belajar Alternatif program remedial antara lain: a. Mengulang konsep utama di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan 21
1
HARMONI DALAM KEBERAGAMAN MASYARAKAT INDONESIA 2
MODUL AJAR ( Pertemuan ke-1) Nama GURU LINUHUNG Jenjang/Kela s SMP/9 Asal Sekol ah SMP LINUHUNG Mapel PPKn Alok asi Wakt u 120 Menit 1 X Pertemuan Jumlah Peserta didik 32 Profil Pelajar Pancasi la Bernalar Kritis Moda Pembelajara n Tatap Muka Fase D Elemen Keberagaman Tujuan Pembelajar an Melalui pendekatan saintifik dengan metode pembelajaran Discovery Learning diharapkan peserta didik mampu berprilaku Peduli,santun,toleransi,gotong royong,sebagai wujud dari hasil mempelajari prinsip harmoni dalam bingkai bhineka tunggal ika dan juga hasil integrasi dengan Pendidikan Anti korupsi serta menemukan dan menganalisis berbagai akibat dari masalah yang timbul dalam keberagaman masyarakat indonesia, kemudian memahami,menganalisis dan berperan aktip sebagai seorang pel;ajar dalam upaya penanggulangan dan penyelesaian masalah yang timbul dalam keberagaman masyarakat indonesia. Siswa dapat menunjukan contoh tindakanyang harus dihindari karena sebagai tindakan Korupsidalam kaitannya dengan Harmoni keberagaman. Materi Ajar, alat, dan bahan Materi: HARMONI DALAM KEBERAGAMAN A.Makna Harmoni dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia 1.Harmoni dalam Keberagaman Suku, Agama, Ras dan Antargolongan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Penduduk Indonesia bersifat heterogen karena memiliki suku, agama, ras dan golongan beranekaragam. Keberagaman suku, agama, ras dan golongan di Indonesia juga dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada. Keberagaman suku, agama, ras dan golongan tidak boleh dianggap sebagai perbedaan. Tetapi, hendaknya dijadikan sebagai kekayaan bangsa Indonesia. Warga negara Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu melestarikan persatuan dan kesatuan dalam negara yang bersemboyan Bhinneka Tunggal 3
Ika. Selain itu, dengan mendalami keberagaman suku bangsa, ras, agama dan golongan yang ada di Indonesia wawasan kita akan bertambah sehingga kita tidak akan menjadi bangsa yang kerdil. Dalam masyarakat beragam, Harmoni muncul ketika ada kerukunan dan rasa hormat antar anggota masyarakat yang berbeda. Rukun artinya tidak mengusik tetapi menjaga apa yang ada. Hormat artinya menghargai bahwa setiap suku, agama, ras dan golongan memiliki perbedaan yang harus dihormati. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika diharapkan mampu mewujudkan Harmoni di tengah keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan di Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan negara Indonesia yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a.tidak ada nya paham rasialisme b.tidak adanya sikap diskriminasi c.adanya persamaan hak dan kewajiban bagi setiap warga negara d.sikap nasionalisme tumbuh dan berkembang dalam diri setiap warga negara e.terbinanya Sikap saling menghormati antar masyarakat 2.Harmoni dalam Keberagaman Sosial Budaya Kehidupan sosial dan seni budaya di Indonesia terdiri atas keberagaman mata pencaharian, tarian adat, makanan khas, rumah adat, dan pakaian adat. Pernyataan ini membuat bangsa Indonesia kaya akan ragam budaya. Kebudayaan daerah tumbuh dari perbedaan suku karena faktor adat, kepercayaan, agama dan lingkungan alam kebudayaan daerah merupakan tradisi yang berakar kuat pada masyarakat dan diwariskan secara turun temurun sehingga budaya daerah di Indonesia merupakan satu budaya yaitu budaya nasional Indonesia. kebudayaan nasional merupakan hasil penggabungan berbagai jenis budaya dan membentuk pola baru kehidupan nasional merupakan kepribadian bangsa yang berasal dari pola pikir kehidupan sosial atau puncak dari budaya suku-suku bangsa yang menghuni Bumi Nusantara. Keberagaman sosial budaya Indonesia selain membawa keuntungan juga dapat membawa masalah bagi bangsa Indonesia. Dalam upaya menyelesaikan masalah sosial budaya diperlukan peran aktif semua pihak, baik warga masyarakat maupun pemerintah. Semua pihak dapat berkoordinasi untuk menemukan strategi tepat dalam menyelesaikan masalah sosial budaya. Strategi yang dapat digunakan sebagai berikut: a.meningkatkan kualitas kesehatan dan kesejahteraan sosial b.mendukung terpeliharanya kerukunan hidup bermasyarakat dan membangun peradaban bangsa c.mengembangkan iklim yang kondusif bagi generasi muda untuk mengaktualisasikan diri 3.Harmoni dalam Keberagaman Ekonomi Perbedaan taraf kehidupan masyarakat Indonesia sesuai tingkat penghasilan, pekerjaan, jabatan, dan latar belakang pendidikan. Meskipun terdapat perbedaan taraf kehidupan masyarakat keharmonisan antar anggota masyarakat tetap terpelihara. Anggota masyarakat yang satu dengan yang lain tetap menjaga persatuan dengan saling menghormati dan bekerjasama. Pemerintah Indonesia terus berupaya meningkatkan taraf kehidupan masyarakat peningkatan kesejahteraan tetap menjadi agenda penting pemerintahan. Akan tetapi, diakui juga dalam secara faktual kegiatan itu belum 4
dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Kemiskinan masih menjadi masalah berat bagi sebagian penduduk, baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan. Kemiskinan merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan antara lain tingkat pendapatan, kesehatan, pendidikan, akses terhadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan kondisi lingkungan. Penanggulangan kemiskinan merupakan masalah yang kompleks. Oleh karena itu, langkah-langkah penanggulangan kemiskinan tidak dapat ditangani sendiri oleh satu sektor tertentu, tetapi harus multi sektor dan lintas sektor dengan melibatkan semua pihak yang terkait untuk meningkatkan efektivitas pencapaian program yang dijalankan. Adapun upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan antara lain melalui program peningkatan ketahanan pangan, program pelayanan kesehatan masyarakat, program pelayanan pendidikan, program peningkatan kesempatan kerja dan usaha 4.Harmoni dalam Keberagaman Gender Gender merupakan konsep hubungan sosial yang membedakan kedudukan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Gender dibentuk dan berkembang seiring dengan budaya masyarakat. Pemahaman gender di Indonesia tentu akan sejalan dengan perkembangan budaya bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman dan kesadaran gender bersifat dinamis dan dapat berbeda antara cara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain. Kesadaran gender berarti meletakkan kedudukan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat secara sejajar. Keberagaman gender di Indonesia merupakan permasalahan yang kompleks. Dalam mengatasi masalah gender pemerintah melakukan berbagai kegiatan pokok. Kegiatan pokok yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah gender sebagai berikut : a. Peningkatan kualitas hidup perempuan melalui aksi afirmasi, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, hukum, ketenagakerjaan, sosial, politik, lingkungan hidup dan ekonomi. b. Peningkatan upaya perlindungan perempuan dari berbagai tindak kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi, termasuk upaya pencegahan dalam penanggulangannya. c. Pengembangan dan penyempurnaan perangkat hukum dan kebijakan peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan di berbagai bidang pembangunan di daerah. d. Pelaksanaan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) meningkatkan kualitas hidup dan perlindungan perempuan di daerah. 5. Keberagaman jenis Tanaman yang ada dilingkungan sekitar merupakan kekayaaan bangsa Indonesia Sarana Prasarana ● Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok ● Papan tulis ● Laptop (Optional) ● Proyektor (Optional) 5
MODUL AJAR (Pertemuan ke-1) 1. Informasi Umum Modul Ajar Nama Penyusun : Guru Linuhung Jenjang : SMP Kelas : IX Alokasi Waktu : 120 menit (3 Jam Pelajaran/ 1 kali pertemuan) Tahun : 2023 2. Tujuan Pembelajaran Fase : Fase D Elemen : Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia Tujuan Pembelajaran :1,Peserta didik menelaah,makna harmoni dalam keberagaman masyarakat dikaitkan dengan Tananen di Bale Atikan 2. Menyajikan laporan keberagaman masyarakat Indonesia dikautkan dengan keberagaman jenis tanaman Konsep Utama : Keberagaman masyarakat Indonesia Pertanyaan Inti : Bagaimana harmonisasi keberagaman yang terdapat dalam masyarakat Indonesia dikaitkandengan keberagaman jenis tanaman? Keterampilan yang perlu dimiliki : Keterampilan untuk menelaah Keterampilan untuk menyajikan hasil telaah 3. Profil Pelajar Pancasila yang Berkaitan Bernalar kritis,kreatif 4. Sarana dan Prasarana a. Ruang kelas dengan pengaturan tempat duduk berkelompok b. Papan tulis c. Kebun sekolah 6
5. Target Peserta didik Peserta didik reguler/tipikal 6. Jumlah Peserta didik Maksimum 32 peserta didik 7. Ketersediaan materi a. Pengayaan untuk peserta didik CIBI atau yang berpencapaian tinggi : YA/ b. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas, untuk peserta didik yang sulit memahami konsep : YA/ 8. Moda pembelajaran TatapMuka 9. Asesmen Kriteria untuk mengukur ketercapaian Tujuan Pembelajaran a. Asessmen individu b. Asesmen kelompok Jenis asesmen: a. Performa b. Tertulis : Berbentuk tes esai 10. Kegiatan Pembelajaran Utama Pengaturan peserta didik : a. Individu b. Berpasangan c. Berkelompok (>2 orang) Metode : a. Diskusi b. Presentas c. Eksplorasi 7
11. Persiapan Pembelajaran a. Mencari video pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan pelajari. b. Menyiapkan instrumen penilaian. c. Menyiapkan format untuk penilaian. 12. Proses Kegiatan Belajar Pendahuluan/Kegiatan Awal (10 Menit) a. Salam pembuka, dan berdoa. b. Memeriksa kebersihan kelas, memeriksa kebersihan dan kerapian peserta didik, memeriksa kehadiran peserta didik. c. Menyanyikan lagu wajib nasional, atau permainan, atau yel-yel, atau bentuk motivasi lainnya. d. Apersepsi dengan tanya jawab, misalnya: apakah apayang dimaksud dengan keberagama? e. Menyebutkan faktor keberagaman f. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah kegiatan pembelajaran. Kegiatan Inti (100 Menit) a. Peserta didik membentuk 4 kelompok yang heterogen dalam hal jenis kelamin dan heterogen dalam hal kemapuan tinggi, sedang, rendah. b. peserta didik menyimak tayangan video dari Link Youtube:https://www.youtube.com/watch?v=YL28FOR0pVM tentang keberagaman c. Guru menanyakan keragaman apa saja yang terdapat dalam video tersebut. Setiap d. kelompok menyebutkan minimal 4 kekayaan budaya yang ada dalam video Youtube e. Peserta didik mengamati keberagaman yang ada dilingkungan sekitarnya termasuk keberagaman jenis tanaman yang ada dikebun sekolah f. Guru mempersilakan siswa untuk membaca materi tentang keragaman masyarakat Indonesia dari buku sumber, dengan fokus utama pada jenis Harmonisasi keberagaman masyarakat dengan keberagaman tanaman yang ada dikebun sekolah. g. Setiap kelompok mendiskusikan keberagaman gender,social,ekonomi dan keberagaman jenis h. Pendalaman materi di lakukan dalam diskusi kelompok dengan metode Depok (Duta Kelompok). Melalui metode ini, dari setiap kelompok akan ada dua Duta Kelompok yang akan menjadi duta untuk berkeliling ke kelompok lainnya, dan menjelaskan materi yang menjadi tugas kelompok duta tersebut, serta menerima penjelasan dari kelompok yang dikunjunginya. i. Peserta didik melaksanakan diskusi kelompok. Setiap kelompok mendapat tugas j. untuk membahas topik yang berbeda-beda: kelompok 1. Membahas keberagaman gender 2. membahas keberagaman social 3. membahas keberagaman ekonomi 4. membahas keberagaman tanaman 8
Kegiatan Penutup (10 Menit) a. Guru membimbing peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran b. Peserta didik mengerjakan tes tertulis. c. Saat peserta didik mengerjakan tes tertulis guru melakukan refleksi pembelajaran pada diri guru sendiri, dengan membuat catatan pada jurnal harian. d. Guru mengajak peserta didik untuk merefleksi kegiatan pembelajaran. e. Guru menjelaskan rencana pembelajaran selanjutnya dan membagi tugas peserta didik untuk mencari informasi melalui internet tentang berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia. Setiap peserta didik mendapat tugas untuk mengeksplorasi informasi tentang suku bangsa yang berbeda-beda. Pertemuan berikutnya peserta didik harus sudah siap untuk menyajikan laporan tentang suku bangsa yang menjadi f. tugasnya. g. Guru mengajak peserta didik menyanyikan salah satu lagu daerah h. Pembelajaran diakhiri dengan bersama-sama berdoa dan memberi salam kepada guru. 13. Refleksi Guru a. Apakah kegiatan pembelajaran terlaksana sesuai rencana? b. Apakah peserta didik merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran? c. Apa kelebihan yang dimiliki dari kegiatan pembelajaran ini? d. Apa yang harus diperbaiki dari kegiatan pembelajaran? 14. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran dan Asesmennya a. Kompetensi yang dinilai 1) Kompetensi yang menunjukkan sikap bersikap kritis, toleransi, disiplin. 2) Kompetensi pengetahuan untuk menelaah keberagaman dalam masyarakat Indonesia. 3) Kompetensi keterampilan: Kemampuan kerja dalam kelompok serta kemampuan menyampaikan gagasan dengan tepat b. Bagaimana Asesmen dilakukan 1) Penilaian sikap dilakukan dengan teknik observasi/ mengamati sikap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. 2) Penilaian pengetahuan melalui tes tertulis 3) Penilaian keterampilan melalui kinerja di dalam kegiatan kelompok 9
C. Kriteria Penilaian 1. Penilaian Sikap NO NAMA KRITERIA SIKAP RATA RATA NILAI SIKAP TOLERANSI DISIPLIN 4= sangat baik 3= baik 2 = cukup 1 = kurang ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai sikap minimal Baik (3) (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing masing) 2. Penilaian Pengetahuan Bila jawaban sangat sempurna diberi skor 4 Bila jawaban sempurna diberi skor 3 Bila jawaban kurang sempurna diberi skor 2 Bila jawaban tidak sempurna diberi skor 1 Jumlah perolehan skor Nilai = x Nilai ideal (misalnya 100) Jumlah skor maksimum ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai pengetahuan minimal 75 (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing masing) 3. Penilaian Keterampilan NO NAMA KRITERIA keterampilan RATA RATA NILAI Penguasaan materi Kemampuan komunikasi Keaktifan 10
Pedoman Penskoran: 4 = sangat baik 3 = baik 2 = cukup 1 = kurang ❖ Peserta didik dinyatakan tuntas jika memiliki nilai keterampilan minimal Baik (3) (*Kriteria ketuntasan ini silakan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan masing masing) 15. Refleksi Peserta didik Pertanyaan refleksi untuk peserta didik a. Apakah kalian merasa tertarik dengan pembelajaran hari ini? b. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran yang paling kalian senangi? Mengapa? c. Sebutkan bagian kegiatan pembelajaran tidak kalian senangi? Mengapa? d. Apakah manfaat yang kalian dapatkan dari pembelajaran hari ini? 16. Daftar Pustaka Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan SM/MTs Kelas VII, Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Suparlan, Pardi. (200). Bhinneka Tunggal Ika: Keanekaragaman Suku Bangsa atau Kebudyaan, Antropologi Indonesia, https://drive.google.com/file/d/1gBgIrdLLJYnRdlInq6CerNkCCLiIaxyz/view?usp=shari ng https://www.youtube.com/watch?v=YL28FOR0pVM https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210222140901-31-609361/mengenal-7-wujud keragaman-budaya-indone 19. Bahan Bacaan Peserta didik https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210222140901-31-609361/mengenal-7-wujud keragaman-budaya-indonesia 20. Bahan Bacaan Guru https://drive.google.com/file/d/1gBgIrdLLJYnRdlInq6CerNkCCLiIaxyz/view?usp=sharing 21. Materi Pengayaan untuk Peserta didik yang Tuntas Belajar Alternatif bentuk pengayaan adalah sebagai berikut : a. Peserta didik membantu peserta didik lain yang belum tuntas dengan pembelajaran tutor sebaya. 11
b. Guru memberikan tugas untuk mempelajari lebih lanjut tentang konsep utama dari berbagai sumber dan mencatat hal-hal penting, serta menyajikan dalam bentuk laporan tertulis atau membacakan di depan kelas. 22. Materi untuk Peserta didik dengan Hambatan Belajar Alternatif program remedial antara lain: a. Mengulang konsep utama di luar jam tatap muka bagi peserta didik yang belum tuntas. b. Memberikan penugasan kepada peserta didik yang belum tuntas. c. Memberikan kesempatan untuk tes perbaikan. Lampiran 1 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Harmoni keberagaman Masyarakat Indonesia) Nama : Kelas : Materi Pokok : Tanggal : Telaahlah keberagaman masyarakat Indonesia dengan mengisi tabel di bawah ini! Harmoni keberagaman Penjelasan Harmoni keberagaman sosial budaya ........................................................ Harmoni keberagaman ekonomi Masyarakat ............................................................ Harmoni Keberagaman Gender .............................................................. Jenis Keberagaman tanaman .............................................................. 12
JAWABAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (Harmoni keberagaman Masyarakat Indonesia ) Konsep Penjelasan Harmoni keberagaman sosial budaya Seperti halnya konser sebuah musik maka keadaan sosial budaya pada masyarakat indonesia yang beraneka ragam, diperlukan adanya harmonisasi dalam masyarakat. Terciptanya paduan keselarasan,saling menghormati,menyayangi serta mensinergikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan secara ikhlas dan alamiah dilingkungan sosial budaya. Harmoni keberagaman Ekonomi Masyarakat Begitu juga dengan kondisi perekonomian masyarakat indonesia beraneka ragam berdasarkan tingkatpenghasilan,pekerjaan,jabatan, maupun latar belakang pendidikanyang ditempuhnya sehingga tarap hidup masyarakat pun berbeda beda. Ada yang berkecukupan maupun yang kurang mampu, namun keharmonisan antar anggota masyarakat yang berbeda ini harus dapat dipelihara. Harmoni Keberagaman Gender Walaupun kodrat mereka sebagai perempuan,namun semangat perjuangannya untuk mencapai kemerdekaan bangsa indonesia sangat tinggi. Tradisi leluhur yang dianggap membelenggu kaum wanita tempo dulu,berkat perjuangannya pula sedikit demi sedikit sudah ada kemajuan. Perempuan juga memiliki hak untuk mengaktualisasikan diri dalam kehidupan sosial,budaya, ekonomi maupun pertahanan dan keamanan dilingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara seperti halnya kaum laki-laki. Tentu saja jangan sampai kehilangan jati diri dan kodratnya sebagai perempuan.Kesederajatan kaum perempuan dan laki 13
laki dalam kehidupan bermasyarakat itulah yang sekarang ini dengan namanya kesetaraan gender. 14