The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by renjananetwork, 2022-12-14 19:52:55

E-Modul Bahan Ajar

E-Modul Bahan Ajar

E-BAHAN AJAR
ADMINISTRASI INFRASTRUKTUR JARINGAN

SMK KELAS XI
SEMESTER 1

DISUSUN OLEH
TAUFIQ SUKRON NUGROHO
SMK CENGKARENG 1 JAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2020/2021



Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan atas limpahan Allah SWT,
sehingga dapat menyelesaikan “E-Bahan Ajar Administrasi
Infrastruktur Jaringan Kelas XI Semester 1”. Bahan ajar ini disusun
guna menambah materi belajar siswa selama kegiatan
Pembelajaran Jarak Jauh. Rangkuman singkat yang disajikan
dalam bahan ajar diharapkan dapat mempermudah siswa dalam
memahami materi Administrasi Infrastruktur Jaringan.

Selama kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh, siswa dituntut
untuk belajar mandiri dalam menggali informasi. Berbantuan
bahan ajar yang telah disusun ini diharapkan dapat menjadi
referensi dan panduan siswa. Siswa dapat berfokus pada materi
esensial pada setiap bab pembelajaran.

Bahan ajar yang disusun ini masih jauh dari layak dan
sempurna, untuk itu penulis berharap adanya koreksi, kritik dan
saran dari semua pembaca, agar dapat menjadi bahan perbaikan
untuk kedepannya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang terlibat dan membantu penyusunan bahan ajar
ini.

Penulis

BAB I

VIRTUAL LOCAL AREA
NETWORK (VLAN)

Perhatikan gambar dan teks berikut
dengan saksama !

Gambar diatas merupakan ilustrasi topologi jaringan VLAN. Pada tahun 1981-11984, Dr. W.
David Sincoskie bergabung dengan Bellcore dan memulai menangani permasalahan
peningkatan jaringan Ethernet. Sincoskie menemukan teknologi jaringan VLAN dengan
memanfaatkan perangkat switch. Jaringan VLAN adalah jaringan yang dibangun untuk
mengurangi pembatasan total bandwidth jaringan Ethernet. Selain itu dengan menggunakan
jaringan VLAN, dapat memudahkan seorang administrator jaringan dalam mengontrol jaringan
dan melakukan perbaikan konfigurasi, serta meningkatkan keamanan jaringan.
Melalui VLAN, memungkinkan untuk menambahkan tag ke setiap frame Ethernet. Tag inilah
yang sekarang dikenal pada bingkai Ethernet sebagai header IEEE 802.1Q atau tag VLAN.
Dengan tag tersebut, dapat menangani jaringan siaran Ethernet sehingga dapat
meningkatkan kecepatan bandwidth dalam suatu jaringan. Jaringan VLAN membagi jaringan
layer 2 menjadi beberapa worksgroup secara logic sehingga mengurangi traffic yang tidak
diperlukan pada jaringan. Hal tersebut dapat meningkatkan performa jaringan.

Mengenal Jaringan VLAN

Performa jaringan serta kemudahan pengelolaan jaringan sangat erat kaitannya dengan
teknik virtual LAN (VLAN)

Pengertian VLAN

Jaringan VLAN adalah suatu model jaringan yang tidak terbatas pada lokasi fisik seperti
LAN. VLAN merupakan sekelompok perangkat pada satu LAN atau lebih yang dikonfigurasi
menggunakan perangkat lunak administrasi sehingga dapat berkomunikasi seperti halnya
perangkat tersebut terhubung ke jalur yang sama, sedangkan sebenernya perangkat
tersebut berada pada sejumlah segmen LAN yang berbeda. Hal ini mengakibatkan suatu
network dapat dikonfigurasikan secara virtual tanpa harus mengacu pada lokasi fisik
peralatan.

Terminologi VLAN :
a. Data VLAN

VLAN dengan tipe data VLAN dikonfigurasi hanya untuk user dan tidak memiliki
kemampuan untuk mengirim voice-based traffic. VLAN sata hanya untuk membawa data -
data yang digunakan oleh user. tipe VLAN ini dipisahkan dengan lalu lintas data suara
ataupun managemen switch.
b. Default VLAN
Ketika pertama kali switch dinyalakan maka semua port yang ada di switch akan menjadi
anggota default VLAN. default VLAN dari switch adalah VLAN 1 dimana VLAN tersebut
tidak dapat diganti namanya maupun dihapus
c. Native VLAN
Link antara switch dengan switch atau switch dengan router akan menjadi native VLAN.
native VLAN berfungsi untuk tagged-traffic dan untagged-traffic. native VLAN dikeluarkan
untuk port trunking 802.1q. port trunking 802.1q menempatkan untagged-traffic pada
native VLAN.
d. Management VLAN
VLAN yang dibuat untuk admin dalam mengatur kapabilitas dari switch atau VLAN yang
dibuat untuk memanage perangkat yang terhubung. sebuah VLAN harus didefinisikan
secara khusus agar dijadikan sebagai management VLAN. pada management VLAN, kita
dapat memberi IP dan subnet mask, sehingga switch dapat dikelola melalui HTTP, Telnet,
SNMP, atau SSH.
e. Voice VLAN
VLAN dengan tipe voice VLAN hanya dapat digunakan sebagai traffic voice. voice vlan
mendukung voice over IP (VoIP). VoIP adalah teknologi yang memungkinkan percakapan
suara jarak jauh melalui media internet.

Jenis - jenis VLAN

VLAN dibuat dengan menggunakan server khusus yang disebut VLAN Membership.
Berdasarkan perbedaan pemberian Membership, VLAN terbagi menjadi lima, yaitu port-
based VLAN, MAC-based VLAN, Protocol-based VLAN, IP subnet address based VLAN, dan
authentication based VLAN.

a. Port Based
Pengelompokan VLAN ini berdasarkan konfigurasi pada port. Sebuah VLAN port apabila
akan dihubungkan dengan beberapa VLAN, maka port tersebut harus berubah fungsi
menjadi port trunk (VTP). Port based VLAN hanya dikhususkan untuk switch dimana jaringan
itu dibuat. Port based VLAN tidak dapat menyebar di beberapa switch.

b. MAC Based
Pengelompokan VLAN ini berdasarkan pada MAC address. Tiap switch memiliki tabel MAC
address pada setiap komputer beserta kelompok VLAN tempat komputer itu berada.
Sebuah MAC address didefinisikan untuk pemetaan VLAN dengan mengkonfigurasi sebuah
paket di tabel MAC address ke VLAN. Paket ditentukan menggunakan MAC address dan
VLAN ID yang sesuai.

c. Protocol Based

Pengelompokan VLAN ini berdasarkan protokol layer 2 atau OSI. Protocol based VLAN
dikonfigurasikan seperti MAC Address tetapi menggunakan IP. Protocol based VLAN
menerima broadcast dari jenis protokol tertentu. Hal ini memungkinkan untuk membatasi
jumlah lalu lintas broadcast ke end-station, server, dan router.

d. IP Subnet Address Based

Pengelompokan VLAN ini berdasarkan pada protokol layer 3. sebuah alamat subnet dapat
digunakan sebagai dasar VLAN. Pada IP subnet address based VLAN, semua workstation
akhir di IP subnet ditugaskan ke VLAN yang sama. IP subnet VLAN didasarkan pada
informasi layer 3. Switch menggunakan network layer address dalam menentukan
pengelompokan VLAN. Hal ini mempengaruhi penugasan VLAN dari sebuah paket.
Konfigurasi VLAN berdasarkan standard IEEE 802.1Q harus ada agar paket dapat
diaktifkan.
e. Authentication VLAN

Suatu perangkat dapat dikelompokkan secara otomatis di dalam sebuah jaringan VLAN
yang di dasarkan pada authentication user atau komputer menggunakan protokol 802.1x.
Autentifikasi berbasis IEEE 802.1x mencegah klien yang tidak sah untuk mendapatkan akses
ke jaringan melalui port yang dapat diakses publik. Server autentifikasi mengotentifikasi
masing - masing klien yang terhubung pada port switch sebelum menyediakan layanan.

Keuntungan Menggunakan
VLAN

Penggunaan VLAN memberikan beberapa keuntungan berikut.

a. Security
Departemen yang memiliki data sensitive terpisah dari jaringan yang ada, akan
mengurangi peluang pelanggaran akses ke informasi rahasia dan penting.

b. Cost Reduction
Penghematan biaya dihasilkan dari tidak diperlukannya biaya yang mahal untuk upgrades
jaringan dan efisiensi penggunaan bandwidth dan uplink yang tersedia.

c. Higher performance

Dengan membagi jaringan layer 2 menjadi beberapa worksgroup secara logik (broadcast
domain) mengurangi trafik yang tidak diperlukan pada jaringan dan meningkatkan
performa.

d. Broadcast storm mitigation
Dengan membagi sebuah jaringan menjadi VLAN mengurangi jumlah peralatan yang
berpartisipasi dalam broadcast storm.

e. Improved IT staff efficiency

Dengan VLAN pengelolaan jaringan lebih mudah, karena user-user dengan kebutuhan
jaringan yang sama berbagi VLAN yang sama.

f. Simpler project or application management

Memiliki fungsi-fungsi terpisah mempermudah pengelolaan sebuah project atau bekerja
dengan aplikasi khusus.

Kekurangan Menggunakan
VLAN

Penggunaan VLAN memberikan beberapa kekurangan berikut.
Secara logika, jaringan VLAN berbeda network tetapi secara fisik satu network.
Artinya, jika network utama bermasalah, maka semua VLAN akan terkena dampaknya.

Ketika ada data yang dikirim broadcast, maka data tersebut malah dikirim ke semua
VLAN.

Ketika jumlah host di dalam VLAN banyak, maka kerja DHCP akan berantakan dan tidak
bisa diduga.

VLAN ID

Dua range VLAN ID adalah:
a. Normal Range VLAN ( 1 - 1005 )

Nomor ID 1002 s.d. 1005 dicadangkan untuk Token Ring dan FDDI VLAN.
ID 1, 1002 – 1005 secara default sudah ada dan tidak dapat dihilangkan.
Konfigurasi disimpan di dalam file database VLAN, yaitu vlan.dat. file ini disimpan
dalam memori flash milkik switch.
VLAN trunking protocol (VTP), yang membantu manajemen VLAN, hanya dapat bekerja
pada normal range VLAN dan menyimpannya dalam file database VLAN.

b. Extended Range VLANs (1006 – 4094)
Disimpan dalam NVRAM (file running configuration).
VTP tidak bekerja di sini

Mode Port Switch

Mode Port Switch antara lain sebagai berikut :

a. Statis VLAN
Port Switch yang dikonfigurasikan secara manual pada setiap portnya.

b. Dinamis VLAN
Keanggotaan Port VLAN dikonfigurasi menggunakan server khusus yang dinamakan VLAN
Membership Policy Server (VMPS). Server ini akan memberikan konfigurasi secara dinamis
berdasarkan Mac Address yang tercatat pada database switch, tetapi cara ini tidak luas
digunakan.

c. Voice VLAN
Port yang dikonfigurasi menjadi mode voice. Dengan demikian, port tersebut dapat
digunakan menggunakan IP Phone. Sebelum mengkonfigurasikan, pertama harus
mengkonfigurasikan VLAN Voice terlebih dahulu, kemudian baru VLAN data. Cara tersebut
untuk memastikan bahwa traffic untuk port voice benar-benar traffic voice saja.

Standar IEE 802.1.q

IEEE 802.1Q, atau VLAN Tagging, adalah sebuah jaringan yang ditulis oleh standar IEEE
802.1 mengizinkan beberapa workgroup bridge jaringan untuk berbagi transparan link
jaringan fisik yang sama tanpa kebocoran informasi antara jaringan. IEEE 802.1Q — along
with its shortened form dot1q — is commonly used to refer to the encapsulation protocol
used to implement this mechanism over Ethernet networks. IEEE 802.1Q - bersama dengan
bentuk singkat dot1q - biasanya digunakan untuk merujuk pada enkapsulasi protokol yang
digunakan untuk menerapkan mekanisme ini melalui Ethernet jaringan.

IEEE 802.1Q mendefinisikan arti dari sebuah Virtual LAN (VLAN) yang berkaitan dengan
model konseptual tertentu yang mendukung bridging pada lapisan MAC dan pohon
802.1Dspanning IEEE protokol. IEEE 802.1Q mendefinisikan arti dari sebuah Virtual LAN
(VLAN) yang berkaitan dengan Model Konseptual Tertentu yang mendukung bridging pada
lapisan MAC dan ke 802.1D IEEEprotokol spanning tree. Protokol ini memungkinkan untuk
setiap VLAN untuk berkomunikasi dengan satu sama lain dengan menggunakan sebuah
switch dengan kemampuan lapisan-3, atau router. Protokol ini memungkinkan untuk setiap
VLAN untuk berkomunikasi dengan satu sama lain dengan Menggunakan sebuah saklar
dengan lapisan-3 kemampuan, atau router.

Mengenal Metode Konfigurasi VLAN

Konfigurasi adalah pengaturan atau sebuah proses pembuatan dari bagian - bagian yang
membentuk keseluruhan. Dalam jaringan komputer, konfigurasi menggambarkan berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan membangun dan mempertahankan infrastruktur
jaringan. Konfigurasi sangat diperlukan untuk membangun sebuah jaringan VLAN.
Melakukan konfigurasi VLAN dapat dilakukan dengan mudah, tetapi butuh kesabaran yang
lebih. Untuk beberapa kondisi, mengkonfigurasi VLAN perlu adanya metode khusus.
Terdapat banyak metode untuk konfigurasi jaringan VLAN. Metode yang sering di lakukan
adalah VLAN Trunking dan VLAN Tagging. Perhatikan topologi jaringan dibawah ini dengan
teliti.

Topologi di atas adalah salah satu contoh infrastruktur jaringan yang memerlukan
beberapa metode konfigurasi agar dapat saling terhubung. Pembahasan berikut akan
menjelaskan metode - metode konfigurasi VLAN secara lebih rinci.

Pengertian VLAN Trunking

Trunk adalah sebuah point-to-point link antara 1 atau lebih ethernet switch interfaces
dengan perangkat lainnya seperti router atau switch. Ethernet trunks dapat membawa
traffic packet atau data dari berbagai VLAN hanya dalam sebuah link. Sebuah VLAN trunk
memungkinkan pertukaran data dalam seluruh jaringan.
VLAN trunking adalah sebuah metode di mana sistem komunikasi dapat menyediakan akses
jaringan untuk banyak client dengan berbagai satu set garis atau frekuensi, tidak
memberikan secara individu, berikut adalah perintah konfigurasi VLAN trunking :

Switch#configure terminal
Switch(config)#interfaces fastEthernet 0/2
Switch(config-if)#switchport mode trunk

Mengenal Metode Konfigurasi VLAN

a. Virtual Trunking Protocol
Virtual Trunking Protocol berfungsi untuk mentransmisikan konfigurasi VLAN yang ada
ke seluruh switch dalam satu jaringan yang memiliki VTP domain yang sama dan
berjalan dalam trunk link. Suatu VTP memiliki beberapa komponen penting dalam
penggunaannya. Komponen tersebut yaitu sebagai berikut :
VTP Domain
Tujuan utama penerapan VTP adalah memudahkan pengaturan switch sehingga
dapat diatur sebagai suatu grup, VTP domain merupakan sekelompok switch yang
saling berbagi informasi VTP.
VTP Mode
VTP mode yang digunakan pada switch akan menentukan bagaimana suatu switch
berinteraksi dengan switch VTP lainnya dalam satu domain. Terdapat tiga mode
dalam VTP, yaitu :
VTP Server
VTP server memiliki akses penuh atas pembuatan VLAN atau pengubahan pada
domain mereka.
Perintah :

Switch#configure terminal
Switch(config)#vtp domain AdminJar
Switch(config)#vtp mode server
Switch(config)#end

VTP Client
VTP client hanya memiliki akses untuk memodifikasi konfigurasi VLAN pada
dirinya sendiri.
Perintah :

Switch#configure terminal
Switch(config)#vtp domain AdminJar
Switch(config)#vtp mode client
Switch(config)#end

VTP Transparent
Switch yang berada dalam mode transparent tidak berpatisipasi dalam VTP.
Perintah :

Switch#configure terminal
Switch(config)#vtp domain AdminJar
Switch(config)#vtp mode transparent
Switch(config)#end

Mengenal Metode Konfigurasi VLAN

b. Inter-VLAN Routing
Inter-VLAN routing adalah sebuah metode yang bertujuan untuk menghubungkan
host-host yang berada pada VLAN yang berbeda. Agar VLAN dapat berkomunikasi
maka diletakkan sebuah router sebagai gateway masing-masing VLAN.
Perintah :

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#int fa 0/0.20
Router(config-subif)#encapsulation dot1q 20
Router(config-subif)#ip address 192.168.2.10 255.255.255.0
Router(config-subif)#exit
Router(config)#exit

c. Access Control List
Access control list adalah pengelompokan paket berdasarkan kategori. Access
control list bertujuan untuk mengatur keluar masuknya traffic ke dalam maupun
keluar router. Access control list mengizinkan atau menolak pernyataan bahwa
sebuah traffic dapat ke segmen jaringan dan dari segmen jaringan berdasarkan
pada alamat IP pengirim, alamat IP tujuan, tipe protokol, dat nomor port dari paket.

Perintah :

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#access-list 10 deny 192.168.2.0 0.0.0.255
Router(config)#access-list 10 permit any

Mengenal Metode Konfigurasi VLAN

Pengertian VLAN Tagging

VLAN trunking mengakibatkan switch menggunakan proses yang dinamakan VLAN tagging,
dimana switch yang mengirimkan data ke switch lain menambahkan header pada frame
sebelum dikirimkan via trunk. Header tambahan ini berisi VLAN identifier (VLAN ID)

Perintah :
Switch(config)#interfaces fastEthernet 0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 1
Switch(config-if)#exit

Mengkonfigurasi Jaringan VLAN

Untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan VLAN, komponen jaringan yang harus
disiapkan adalah PC Server, PC Client, switch, router, NIC, Kabel UTP dan lain sebagainya.
Pada materi kali ini, kita akan membangun infratruktur jaringan VLAN dengan
menggunakan aplikasi simulasi. Aplikasi yang biasa digunakan untuk simulasi pembuatan
jaringan adalah Cisco Packet Tracer. Berikut adalah langkah - langkah konfigurasi jaringan
VLAN :

Langkah pertama bukalah aplikasi cisco packet tracermu
Selanjutnya membuat desain atau topologi jaringan yang akan dibangun pada aplikasi
Packet Tracer

Buatlah VLAN ID. Klik pada switch cisco dan pilih CLI, Ketikkan perintah dibawah ini.

Dalam membuat VLAN ID dapat membuatnya dengan angka bebas antara 1 - 1000, dan
untuk melihat apakah pembuatan ID sudah berhasil atau belum, cobalah periksa
dengan perintah sebagai berikut.

Jika tampilan seperti gambar diatas, berarti pembuatan VLAN ID sudah berhasil.

Mengkonfigurasi Jaringan VLAN

Selanjutnya konfigurasi Tiap port fastEthernet pada VLAN 10 agar nanti dapat
terhubung ke VLAN yang sudah dibuat. Ketikkan perintah berikut

Lakukan juga konfigurasi port fastEthernet yang akan terhubung ke VLAN 20. Lihat
dengan perintah show vlan, maka akan terlihat pembagian port berdasarkan VLAN ID.

Konfigurasi IP address pada server dengan DHCP agar masing-masing PC client bisa
mendapatkan IP dengan otomatis.
Sampai dengan langkah ini antara Server dan Client yang berada pada VLAN yang
sama sudah bisa terhubung tetapi belum terhubung, jika antar server untuk
menghubungkannya kita perlu jembatan penghubung yaitu dengan router. masukkan
perintah berikut pada perangkat router.

Mengkonfigurasi Jaringan VLAN

Kemudian setting juga untuk ID 20 dengan perintah berikut.

Untuk Langkah terakhir agar semua perangkat dapat terhubung yaitu membuat port
switch yang terhubung pada router menjadi trunk. Caranya klik pada switch dan pilih
CLI, lalu masukkan perintah dibawah ini :

Setelah semua langkah diatas berhasil melakukan pengujian dengan menggunakan
command prompt konfigurasi VLAN dikatakan berhasil apabila setiap perangkat dapat
saling replay atau terhubung.

BAB II

PERMASALAHAN VLAN

Perhatikan gambar dan teks berikut
dengan saksama !

Jaringan pada sebuah komputer merupakan jaringan yang terhubung dengan setiap client
dan server, dimana setiap pengguna maupun administrator server harus mengetahui
pentingnya merawat jaringan. Terutama untuk staff administrator yang paling tidak harus
melakukan maintenance untuk menjaga agar server tetap handal dan stabilitas server tetap
terjaga.
Dalam memelihara sebuah jaringan haruslah mengetahui tahapan - tahapan perawatan pada
setiap sistem, software, dan hardware. Untuk menjaga dan merawat jaringan, kita harus
mengetahui beberapa perangkat keras atau hardware yang ada dalam sebuah jaringan
tersebut, yaitu komputer server, komputer client, switch, router, kabel jaringan dan konektor -
konektor lainnya. Dalam beberapa komponen utama dalam jaringan tersebut diatas perlu
juga untuk dirawat agar pada jaringan yang sudah terpasang benar - benar berfungsi dan
bekerja dengan baik.
Pemeriksaan jaringan atau maintenance bertujuan untuk mengatasi kegagalan dan
permasalahan yang muncul dalam jaringan. Selain itu maintenance dapat menjamin dan
meningkatkan kinerja jaringan. Untuk itu dilakukan tinjauan periodik agar menjamin sistem
berjalan dengan baik, dengan cara memonitor jaringan secara terus - menerus terhadap
potensi masalah atau perlunya perubahan terhadap konfigurasi jaringan.

Prosedur Pemeriksaan Jaringan VLAN

Melakukan perawatan jaringan secara rutin sangat diperlukan, terutama untuk jaringan
VLAN. Sebagai administrator jaringan, kita harus mengetahui beberapa perangkat keras
yang ada didalam jaringan, seperti komputer server, komputer client, switch, router, kabel
jaringan dan konektor - konektor lainnya. Komponen - komponen tersebut perlu dijaga dan
dirawat agar infrastruktur jaringan yang sudah terpasang benar - benar berfungsi dengan
baik. Selain itu, administrator jaringan juga bertanggung jawab dalam melakukan
troubleshooting jaringan jika terjadi suatu masalah dalam jaringan VLAN

Metode Troubleshooting
Jaringan

Troubleshooting merupakan suatu tindakan untuk mencari sumber masalah secara
sistematis sehingga masalah dapat diperbaiki dengan benar. Proses troubleshooting dapat
dilihat pada bagan berikut

Metode troubleshooting merupakan suatu tindakan prosedural yang dapat dipilih sebagai
acuan dalam proses pelaksanaan troubleshooting. Terdapat enam metode troubleshooting
yang sering disebut dengan structured troubleshooting approach, diantaranya adalah Top-
Down Troubleshooting Approach, Bottom-Up Troubleshooting Approach, Divide and
Conquer Troubleshooting Approach, Follow the Path Troubleshooting Approach, Compare
Configuration Troubleshooting Approach dan Swap Component Troubleshooting Approach
a. The Top-Down Troubleshooting Approach

Metode pemecahan masalah top-down menggunakan model OSI sebagai pedoman
dengan application layer sebagai titik awal. Salah satu karakteristik terpenting dari model
OSI adalah bahwa setiap lapisan bergantung pada lapisan dasar untuk operasinya.
b. The Bottom-Up Troubleshooting Approach
Pendekatan pemecahan masalah bottom-up juga menggunakan model OSI sebagai
prinsip panduannya dengan physical layer sebagai titik awal. Dalam pendekatan ini,
dilakukan pemeriksaan lapisan demi lapisan dari bawah menuju ke atas bahwa elemen
jaringan beroperasi dengan benar.

Prosedur Pemeriksaan Jaringan VLAN

c. The Divide and Conquer Troubleshooting Approach
Pendekatan masalah divide and conquer merupakan pendekatan antara top-down dan
bottom-up. Apabila antara top-down dan bottom-up tidak ada yang efektif dalam
pemecahan masalah, solusinya adalah dengan memulai dari network layer dan melakukan
beberapa tes seperti ping and trace.

d. The Follow the Path Troubleshooting Approach
Pendekatan follow the path awalnya mencari jalur aktual dari sumber ke tujuan.
Selanjutnya, cakupan pemecahan masalah dikurangi menjadi hanya link dan perangkat
yang ada pada jalur. Prinsip dari pendekatan ini adalah menghilangkan link dan perangkat
yang tidak relevan dengan troubleshooting task yang ada.

e. The Compare Configuration Troubleshooting Approach
Metode compare-configuration atau disebut juga spotting-the difference, dengan
memandingkan konfigurasi, versi perangkat lunak, perangkat lunak, atau properti
perangkat lainnya ketika perangkat tersebut bekerja dan tidak bekerja, dan menentukan
perbedaan yang signifikan diantara keduanya.

f. The Swap Component Troubleshooting Approach
Pendekatan swap-component adalah teknik pemecahan masalah yang sangat mendasar
yang dapat digunakan untuk mengisolaasi masalah. Pendekatan swap-component akan
memeriksa masalah diawali dari perangkat jaringan.

Langkah - langkah Pemeriksaan
Jaringan VLAN

Tiga langkah utama yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan jaringan VLAN adalah :
a. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam memastikan port kabel dan switch masih
bagus. Selalu mulai prosedur pemecahan masalah dengan menguji konektivitas fisik
jaringan. Periksa kabel dan port switch link LED untuk memastikan layer 1 bekerja dengan
baik.
b. Periksa konfigurasi interfaces pada switch. Gunakan perintah : show interfaces
[interfaces name-number] untuk memeriksa apakah ada kesalahan atau tabrakan pada
interface. Kesalahan ini biasanya diakibatkan oleh masalah fisik seperti kabel atau NIC,
namun juga bisa mengindikasikan ketidakcocokan alat yang terpasang.

c. Jika dua host tidak dapat berkomunikasi, maka periksa apakah mereka berada dalam
VLAN yang sama. Jika berada pada VLAN yang berbeda, periksa router dan konfigurasinya.
Jika host tidak dapat terhubung ke switch, pastikan host berada pada subnet yang sama
dengan switch VLAN.

Permasalahan - permasalahan yang sering terjadi pada VLAN yaitu terletak pada switch,
konfigurasi VLAN trunking, konfigurasi VTP, inter-vlan routing dan lain-lain. Berikut adalah
penjelasan untuk penyelesaian masalah yang sering terjadi pada VLAN.

Prosedur Pemeriksaan Jaringan VLAN

a. Masalah pada Switch Interface
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ada beberapa hal yang biasanya
terjadi pada switch. Salah satu contohnya adalah masalah fisik atau konektivitas. Gejala -
gejala yang terjadi :
1.Inteface down atau jaringan tidak terhubung secara fisik, atau secara fisik up tetapi
layer 2 down
2.Interface secara administratif mengalami down
Solusi atau perbaikan masalah yang dapat dilakukan :
1.Periksa pemasangan kabel. Selalu awali dengan mengasumsikan masalahnya terdapat
pada kabel. Ganti dengan kabel lain. Gunakan perintah : show controllers untuk
melihat apakah ada sesuatu yang salah secara fisik. Coba pada port yang berbeda
untuk melihat apakah masalah yang sama juga terjadi.
2.Periksa interface, verifikasi bahwa interface beroperasi dan gunakan perintah no
shutdown

b. Masalah Umum pada VLAN
Masalah khusus yang terjadi pada VLAN adalah terjadi falpping pada interface pada set
port untuk access-only mode.
Solusi atau perbaikan masalah yang dapat dilakukan yaitu jalankan perintah show
running-configuration. Periksa output dan verifikasi apakah entri berikut ada pada port
yang terpengaruh :
1.switchport mode access
2.switchport access vlan
Jika ada yang hilang, tambahkan apa yang dibutuhkan.
Masalah selanjutnya adalah masalah pada VLAN trunking. Adapun gejala yang terjadi
adalah perangkat sudah terhubung pada kabel, tetapi trunk tetap tidak terbangun pada
konfigurasi :

Solusi atau perbaikan masalah yang dapat dilakukan :
1.Apabila menggunakan ISL trunking, pastikan switch mendukung ISL. Jika tidak, gantilah
switch tersebut.
2.Jika menggunakan 802.1Q trunking, konfigurasi native VLAN mungkin berbeda pada
kedua sisi. Jika demikian ubah native VLAN agar sesuai.

Prosedur Pemeriksaan Jaringan VLAN

c. Masalah pada Inter-VLAN Routing

Masalah juga sering terjadi pada konfigurasi inter-VLAN routing. Gejala yang terjadi yaitu
VLAN tidak dapat terhubung satu sama lain. Misalnya VLAN 10 tidak dapat terhubung
dengan VLAN 20. Perbaikan yang dapat dilakukan adalah :

1.Jika menggunakan router eksternal, pastikan router tersebut reachable. Jika VLAN 10
tidak dapat terhubung dengan VLAN 20, kemungkinan ada kesalahan konfigurasi. Jika
ada masalah lain, cobalah untuk memeriksa konfigurasi routing.

2.Jika menggunakan route processor layer 4, pastikan Switched Virtual Interfaces (SVI)
telah dikonfigurasi dengan VLAN ID dan IP Subnet information.

3.Pastikan default gateway ada pada switch.

d. Masalah pada Spanning Tree

Spanning Tree adalah protokol jaringan yang menjamin topologi jaringan bebas
perulangan, serta sebagai penghubung Ethernet LAN. Masalah juga bisa terjadi pada
Spaninng Tree. Gejala yang terjadi adalah terjadi error-disabled pada port atau port tidak
berfungsi setelah dikonfigurasi.
Solusi atau perbaikan yang dapat dilakukan adalah :

1.Jika menggunakan portfast dan fitur keamanan diaktifkan, pastikan perangkat lain
tidak membuat protokol unit dikirim pada port tersebut.

2.Pastikan tidak ada uni-directional link dan one-way link
3.Dalam keadaan terburuk, gunakan perintah : shutdown / no shutdown untuk mereset

port tersebut.

Teknik Konfigurasi Ulang VLAN

Dalam membangun infrastruktur jaringan VLAN, sering kali terjadi permasalahan sehingga
menyebabkan gagalnya konfigurasi VLAN. Hal ini akan berpengaruh pada konektivitas
jaringan serta konektivitas antar perangkat. Salah satu cara untuk memperbaiki
permasalahan tersebut adalah dengan melakukan konfigurasi ulang VLAN.
Dalam melakukan konfigurasi ulang VLAN diperlukan adanya prosedur yang jelas. Pada
materi diatas, kita sudah membahas bagaimana prosedur pemeriksaan dan perbaikan
jaringan yang benar. Pada materi kali ini akan membahas cara melakukan konfigurasi
ulang jaringan VLAN.

Langkah - langkah perbaikan
VLAN

Pada materi ini akan dilakukan perbaikan jaringan yang terjadi pada VLAN. Perhatikan
topologi berikut.

Pada gambar topologi di atas, permasalahan yang dialami adalah PC H1 tidak dapat
terhubung dengan PC H2. Langkah perbaikan atau konfigurasi ulang jaringan VLAN adalah
sebagai berikut.
a. Lakukan ping IP pada PC H2 melalui CLI

Kedua komputer tidak dapat melakukan ping satu sama lain. Sudah dipastikan tidak ada
masalah dengan host, masalahnya terkait dengan switch. Periksa apakah ada kesalahan
pada interface.

Teknik Konfigurasi Ulang VLAN

b. Pada switch masukkan perintah : show ip int brief. Hasilnya dapat dilihat pada gambar
berikut

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa tidak ada kesalahan pada interface.
Periksa pada konfigurasi VLAN
c. Masukkan perintah : show vlan. Hasilnya akan terlihat sebagai berikut.

Gambar diatas menunjukkan bahwa permasalahannya pada interface VLAN. interface
tidak berada pada VLAN yang sama.
d. Lakukan perbaikan dengan mengkonfigurasi ulang interface VLAN. Masukkan perintah
berikut.

e. Cobalah untuk melakukan pengujian dengan melakukan ping pada IP PC H2. Hasilnya
adalah sebagai berikut.

Gambar disamping menunjukkan
bahwa PC H1 dan PC H2 sudah
berhasil terhubung.
Berdasarkan langkah - langkah diatas
kita sudah berhasil melakukan
pemeriksaan pada VLAN dan
memperbaiki permasalahan dengan
melakukan konfigurasi ulang pada
jaringan VLAN.

Teknik Konfigurasi Ulang VLAN

b. Pada switch masukkan perintah : show ip int brief. Hasilnya dapat dilihat pada gambar
berikut

Berdasarkan gambar diatas menunjukkan bahwa tidak ada kesalahan pada interface.
Periksa pada konfigurasi VLAN
c. Masukkan perintah : show vlan. Hasilnya akan terlihat sebagai berikut.

Gambar diatas menunjukkan bahwa permasalahannya pada interface VLAN. interface
tidak berada pada VLAN yang sama.
d. Lakukan perbaikan dengan mengkonfigurasi ulang interface VLAN. Masukkan perintah
berikut.

e. Cobalah untuk melakukan pengujian dengan melakukan ping pada IP PC H2. Hasilnya
adalah sebagai berikut.

Gambar disamping menunjukkan
bahwa PC H1 dan PC H2 sudah
berhasil terhubung.
Berdasarkan langkah - langkah diatas
kita sudah berhasil melakukan
pemeriksaan pada VLAN dan
memperbaiki permasalahan dengan
melakukan konfigurasi ulang pada
jaringan VLAN.

Teknik Konfigurasi Ulang VLAN

Metode Maintenance Jaringan

Maintenance adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menjaga kondisi suatu jaringan
agar dapat digunakan sesuai dengan kemampuannya sampai waktu yang telah ditentukan.
Maintenance yang baik adalah maintenance yang singkat, sehingga downtime tidak terlalu
lama dan fungsionalitasnya tetap terjaga. maintenance bertujuan untuk menjaga error
sistem atau jaringan, memperpanjang masa jaringan, serta memperbaiki atau mengganti
komponen yang sudah rusak.
Dalam melakukan maintenance jaringan VLAN, ada beberapa metode FACPS, IT
Infrastrcture Library, TMN dan Cisco Lifecycle Service.
a. FACPS

FACPS (Faults, Configuration, Accounting, Performance, Security) adalah sebuah teknik
yang didefinisikan oleh model OSI. FACPS terdiri dari lima area fungsional, yaitu :

1. Fault Management
2. Configuration Management
3. Accounting Management
4. Performance Management
5. Security Management
b. IT Infrastructure Library
IT Infrastructure Library adalah satu set konsep dan teknik untuk mengelola infrastruktur,
pengembangan, dan operasi teknologi informasi (TI). IT Infrastructure Library adalah
pendekatan yang paling luas diterima untuk layanan manajemen TI di dunia. Pendekatan
sistematis IT Infrastructure Library dapat membangun lingkungan TI yang stabil yang
memungkinkan pertumbuhan, skala, dan perubahan.
c. TMN
TMN (Telecommunication Management Network) menyediakan framework untuk jaringan
yang fleksibel, terukur, andal dan mudah untuk ditingkatkan. TMN dikembangkan oleh
International Telecommunication Union (ITU) sebagai infrastruktur pendukung pengelolaan
dan penyebaran layanan telekomunikasi yang dinamis. Prinsip TMN digabungkan ke dalam
jaringan telekomunikasi untuk mengirim dan menerima informasi. Sebuah jaringan
telekomunikasi terdiri dari sistem switching, sirkuit dan terminal.
d. Cisco Lifecycle Service

Cisco Lifecycle Service dirancang untuk mendukung perkembangan jaringan. Cisco
Lifecycle Service memiliki enam tahap pendekatan. Setiap tahap menetapkan aktivitas
yang dibutuhkan untuk memaksimalkan suatu jaringan. Tahap - tahap tersebut adalah :

1.Tahap persiapan
2.Tahap Perencanaan
3.Tahap Desain
4.Tahap Pelaksanaan
5.Tahap Pengoperasian
6.Tahap Pengoptimalan

BAB III

ROUTING

Perhatikan gambar dan teks berikut dengan saksama!

Gambar 3.1 Routing

Pada awal 1980-an, sepasang suami istri yaitu Len dan Sandy Bosack bekerja di dua
departemen komputer berbeda yang terletak di Stanford University. Pasangan Len dan Sandy
Bosack sering berdiskusi ketika sedang menghadapi masalah dalam membuat komputer. Cara
mereka mengatasi permasalahan ini, dengan membuat sebuah server gateway sederhana di
ruang tamu mereka dengan bantuan protokol IP. Mereka mendirikan cisco System (dengan c
kecil) pada tahun 1984 yang membawa sebuah resolusi dalam networking. Selanjutnya, nama
perusahaan diubah menjadi Cisco System, Inc pada tahun 1992. Advanced Gateway Server
(AGS) adalah produk pertama yang dipasarkan di perusahaan tersebut.

Len dan Sandy Bosack akhirnya menciptakan router cisco 4000, 2000, dan 3000 series.
Router ini masih pada tahap perkembangan. Dengan perkembangan industri di rute China,
teknologi router juga dalam inovasi konstan dan upgrade dari generasi pertama ke generasi
kelima. Teknologi routing merupakan langkah maju untuk berperan dalam jaringan
komunikasi yang lebih cerdas dan mencapai fleksibilitas bisnis serta kombinasi kinerja yang
tinggi.

A. Mengenal Routing
Membangun sebuah infrastruktur jaringan tentunya tak lepas dari perangkat-perangkat

jaringan seperti switch, hub, router, dan lain sebagainya. Pada bab membangun infrastruktur
jarigan VLAN, kita sudah membahas mengenai fungsi switch. Pada bab ini, kita akan
membahas fungsi perangkat router. Dalam sebuah jaringan, antar komputer diharuskan untuk
dapat saling berkomunikasi, agar mempermudah dalam pengiriman sebuah paket.

1. Mengenal Perangkat Router
Router merupakan hardware yang berfungsi untuk menghubungkan dua network atau

lebih yang berbeda network ID atau arsitekturnya. Router dirancang untuk menerima,
menganalisis, dan memindahkan paket yang masuk ke jaringan lain. Router memiliki
kemampuan yang jauh lebih tinggi daripada perangkat jaringan lainnya, seperti hub atau
switch yang hanya mampu melakukan fungsi jaringan dasar. Router dapat menganalisis
data yang dikirim melalui jaringan, mengubah paketnya, dan mengirimkannya ke jaringan
lain atau melalui jaringan yang berbeda.

Gambar 3.2 Perangkat router

a. Fungsi Router
Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi TCP / IP.

Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah
jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi
sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan
mempermudah dalam melakukan manajemen jaringan.
b. Cara Kerja Router

Fungsi utama router adalah merutekan paket atau data. Sebuah router memiliki
kemampuan routing, artinya router secara cerdas dapat mengetahui kemana rute
perjalanan paket atau data akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk host lain yang satu
network ataukah berada di network yang berbeda. Perhatikan gambar berikut!

Gambar 3.3 Proses router

Pada gambar di atas menunjukkan bahwa saat kita mengirimkan paket yang sama,
yaitu dari subnet A ke subnet C. Jika router C bermasalah, maka aliran paket dari
subnet A ke subnet C masih bisa tersampaikan karena sistem router akan memilih jalur
melalui router A dan kemudian dilanjutkan melalui router B.

Pada dasarnya router akan memilih jalur tercepat agar paket yang kita kirimkan
dari subnet yang satu ke subnet yang lainnya dapat terkirim secara optimal. Pada
konfigurasi 2 jika kita akan mengirimkan data dari subnet A ke subnet C, secara logika
jalur melewati router C akan lebih cepat dibandingkan melalui dua router A dan B.
Berikut adalah prinsip kerja dari router.
1) Menggunakan alamat network yang berbeda pada semua port.
2) Membuat tabel berdasarkan alamat layer network.
3) Memfilter lalu lintas nerwork berdasarkan informasi network.
4) Memblokir lalu lintas ke alamat yang tidak diketahui.
5)
2. Pengertian Routing
Routing adalah proses di mana suatu router mem-forward paket ke jaringan yang dituju.
Routing merupakan suatu protocol yang digunakan untuk mendapatkan rute dari suatu
jaringan ke jaringan lain. Suatu router membuat keputusan berdasarkan IP address yang
dituju oleh paket. Routing bertanggung jawab membawa data melewati sekumpulan
jaringan dengan cara memilih jalur terbaik untuk dilewati data.

Proses routing terjadi pada layer 3 OSI. Router menggunakan protokol routing untuk
mengatur informasi yang diterima dari router-router lain dan interfacenya masing-masing.
Protokol routing mempelajari semua router yang ada, menempatkan rute yang terbaik ke
tabel routing, dan juga menghapus rute ketika rute tersebut sudah tidak valid lagi, untuk
lebih memahami mengenai konsep routing.

3. Pengelompokan Roting
Secara umum routing dikelompokkan menjadi tiga jenis routing berdasarkan tabel
routingnya.

a. Default Route
Default route adalah jalur default untuk paket yang mempunyai alamat network

tujuan tertentu tapi tidak terdapat di routing table router yang dituju. Jika terdapat
default route yang dikonfigurasi pada router tersebut, maka paket tersebut akan
mengikuti rute default yang telah ditetapkan, jika tidak ada default route maka paket
akan dibuang/discard. Default route didefinisikan dengan alamat: 0.0.0.0/0. Default
route pada routing table ditandai dengan flag "S*". Default route umumnya memiliki
alamat next hop dari perangkat routing lain, yang melakukan proses yang sama.

b. Static Routing
Static routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing

table dengan konfigurasi manual. Static routing haruslah dikonfigurasi secara manual
dan dirawat secara terpisah karena tidak melakukan pertukaran informasi routing table
secara dinamis dengan router-router lainnya.

Gambar 3.6 Skema static Routing

Dengan menambahkan static route, sebuah router dapat mengetahui kemana
tujuan harus meneruskan paket-paket kepada subnet-subnet yang tidak berinteraksi
langsung dengan router tersebut.
Keuntungan menggunakan routing statis adalah:
1) Meringankan kerja prosesor yang ada pada router.
2) Tidak ada bandwidth yang digunakan untuk pertukaran informasi tabel routing

antar router.
3) Tingkat keamanan lebih tinggi daripada mekanisme lainnya.

Kekurangan menggunakan routing statis adalah:
1) Administrator harus mengetahui informasi tiap-tiap router yang terhubung pada

jaringan.
2) Jika terdapat penambahan/perubahan topologi jaringan, administrator harus

mengubah isi tabel routing.
3) Tidak disarankan untuk membangun jaringan yang besar.

c. Dynamic Routing
Dynamic routing adalah routing protokol yang digunakan untuk menemukan

network dan melakukan update routing table pada router. Pada jaringan besar yang
menggunakan banyak router, dynamic routing merupakan metode yang paling umum
digunakan. Karena jika menggunakan metode static routing, maka harus dilakukan
konfigurasi pada semua router secara manual dan ini tidak mungkin untuk seorang
administrator jaringan. Dengan menggunakan metode static routing membutuhkan
banyak konfigurasi, sedangkan pada dynamic routing konfigurasi dapat dilakukan
seminimal mungkin.

Gambar 3.7 Skema Dynamic Routing

Dynamic routing membuat jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu
sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika terdapat perubahan topologi antar
jaringan, router otomatis akan membuat routing baru. Dynamic routing lebih mudah
dari pada menggunakan static routing dan default, akan tetapi ada perbedaan dalam
proses-proses di CPU router dan penggunaan bandwidth dari link jaringan.
Keuntungan menggunakan routing dinamis adalah:
1. Hanya mengenalkan alamat yang terhubung langsung dengan routernya.
2. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
3. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router

mengkonfigurasi, hanya router-router yang berkaitan.
Kerugian menggunakan routing dinamis adalah:
1. Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbari ip table pada setiap

waktu tertentu.
2. Kecepatan pengenalan dan kelengkapan ip table terbilang lama karena router

membroadcast ke semua router, sehingga setelah konfigurasi harus menunggu
beberapa saat agar setiap router mendapat semua alamat IP yang ada.

d. Metric Routing
Pada beberapa kasus dalam melakukan routing, terdapat beberapa jalur untuk

menuju network yang lain. Untuk menentukan best path router, dapat dengan
menggunakan metric routing. Metric tersebut terdiri dari beberapa jenis, metric antara
protocol routing satu dengan yang lain tidak sama. Sehingga sebuah jalur bisa
dianggap best path oleh suatu metode. Berbagai jenis metric yang digunakan oleh
protocol routing adalah hop count, cost, bandwidth, load, delay, dan reliability.

B. Mengenal Protocol Routing

Protokol routing adalah suatu aturan yang mempertukarkan informasi routing yang akan
membentuk sebuah tabel routing sehingga pengalamatan pada paket data akan dikirim menjadi
lebih jelas dan protokol routing mencari rute tersingkat untuk mengirimkan paket data menuju
alamat yang dituju. Tabel routing adalah sebuah tabel yang disimpan pada NVRAM router
yang berfungsi sebagai acuan router dalam menentukan jalur terbaik ketika mengirimkan
paket-paket dan sebagai acuan kemana router akan meneruskan paket sesuai dengan tujuannya.
Tabel routing berisi alamat network serta interface keluar atau alamat next hop untuk masing-
masing network tujuan.

1. Eksterior Gateway Protocol
Eksterior Gateway Protocol (EGP) adalah protocol routing yang didesain untuk

digunakan oleh router-router antar Autonomous System (AS) yang berbeda. EGP pada
dasarnya terdiri dari beberapa AS yang saling berhubungan satu sama lain. Untuk
menghubungkan AS dengan AS yang lainnya maka AS menggunakan EGP sebagai
pertukaran informasi routingnya. Salah satu jenis routing EGP adalah Border Gateway
Protocol (BGP).

a. Border Gateway Protocol
Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar automous routing

protocol. BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk internet dan
merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan internet (ISP).

Gambar 3.9 Skema border gateway protocol

b. Paket border gateway protocol
Paket border gateway protocol terdiri dari:
1. Open Message
2. KeepAlive Message
3. Notification Message
4. Update Message

2. Interior Gateway Protocol
Interior Gateway Protocol (IGP) merupakan jenis protocol routing yang digunakan

untuk mendistribusikan informasi routing dalam AS pada internetwork besar berdasarkan
protocol TCP/IP. IGP menentukan bagaimana router dalam AS menukar informasi
routing dengan router lain dalam AS yang sama. IGP dikelompokkan menjadi dua jenis
protokol routing, yaitu distance vector dan link state.

a. Distance Vector
Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak

ke link-link lain dalam suatu internetwork. Router mendapatkan informasi dari
router yang berinteraksi secara langsung mengenai informasi jaringan router
tersebut. Berdasarkan informasi tersebut, router kemudian membangun tabel
routing. Informasi yang dihasilkan adalah jumlah jarak/hop yang dipakai untuk
mencapai suatu jaringan.

1) RIPv1
Routing Information Protocol (RIP) atau dikenal dengan algoritma

Bellman-Ford merupakan jenis routing protokol distance vector yang hanya
dapat menangani 15 hop saja. RIP memberikan routing table berdasarkan router
yang terhubung langsung, kemudian router selanjutnya akan memberikan
informasi. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu: host, network
,subnet ,dan rute default.

Gambar 3.12 RIPv1

RIPv1 hanya mendukung routing classfull. Dalam RIPv1 tidak ada info
subnet yang dimaksudkan dalam perbaikan routing. RIPv1 juga tidak
mendukung VLSM (Variabel Lenght Subnet Mask).

2. RIPv2
RIPv2 mendukung routing clasfull dan routing classless. Pada RIPv2

info subnet dimasukkan dalam perbaikan routing. RIPv2 mendukung Variabel
Length Subnet Mask (VLSM). RIPv2 merupakan perbaikan routing multicast.

3. IGRP
IGRP merupakan suatu penjaluran jarak antara vector protocol. Masing-

masing penjaluran bertugas untuk mengirimkan semua atau sebagian dari isi
table routing dalam penjaluran pesan untuk melakukan update pada waktu
tertentu untuk masing-masing routing.

Gambar 3.13 IGRP

Penjaluran memilih jalur yang terbaik antara sumber dan tujuan. Untuk
menyediakan fleksibilitas tambahan, IGRP mengijinkan untuk melakukan
penjaluran multipath. Tujuan utama protocol routing IGRP adalah untuk
menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam AS. IGRP memiliki
maksimum hop count 255, dengan default hop count 100. Pada IGRP routing
dilakukan secara matematik berdasarkan jarak .

4. EIGRP
EIGRP merupakan protokol IOS yang hanya dapat digunakan pada

router cisco. EIGRP merupakan pengembangan dari IGRP. EIGRP adalah
penggabungan dari distance vector dan link-state yang mendukung routing
classless. Update routing dilakukan setiap 90 detik secara broadcast ke semua
EIGRP router yang berdekatan. Update yang dilakukan berisi informasi
perubahan jaringan. EIGRP sangat cocok digunakan untuk jaringan besar.

b. Link - State
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri.

Sebuah link state routing protocol adalah salah satu dari dua kelas utama protocol
routing packet switching yang digunakan dalam jaringan untuk komunikasi
komputer. Link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar
pada suatu internetwork. Algoritma link-state juga dikenal dengan algoritma
Djikstra atau algoritma shortest path first (SPF). Link-state dikelompokkan menjadi
dua routing protocol, yaitu OSPF dan IS-IS.
1) OSPF

OSPF merupakan routing protocol standart terbuka. OSPF adalah
sebuah protocol penterjemah antar routing protocol atau route redistribute.
OSPF memanfaatkan algoritma SPF, di mana jalur terbaik adalah jalur yang
mempunyai cumulative cost yang paling rendah. OSPF mendasarkan metric dari
cost yang berbeda-beda antar vector.

Gambar 3.14 OSPF

2) IS - IS
Sistem Intermediate to Intermediate System (IS-IS) adalah protocol

routing yang dirancang untuk memindahkan informasi secara efisien ke dalam
jaringan komputer, sekelompok komputer yang terhubung secara fisik atau
perangkat serupa. ISIS menentukan rute terbaik melalui jaringan packet-
switched. Protocol IS-IS didefinisikan dalam ISO/IEC 10589:2002 sebagai
standar internasional dalam rancangan referensi Open System Interconnection
(OSI). Internet Engineering Task Force (IETF) mempublikasikan kembali IS-
IS di RFC 1142.

3. Subnetting

Subnetting adalah suatu metode untuk memperbanyak network ID dari suatu network

ID yang telah dimiliki. Subnetting merupakan proses memecah suatu IP jaringan ke sub

jaringan yang lebih kecil yang disebut "subnet". Subnetting memiliki dua tahap utama

yaitu perhitungan netmask serta perhitungan network ID, broadcast, dan IP address. biner

1, Subnet mask terdiri dari 32 bit yang setiap 8 bitnya dipisahkan dengan tanda titik (dot).

Setiap 8 bit disebut dengan oktet. Subnet mask default, bit yang menunjukkan network ID

diisi dengan sedangkan bit yang menunjukkan host ID diisi dengan biner 0. Berikut adalah

tabel masing - masing kelas IP Address .

IP Private Kelas A IP Private Kelas B

Subnet Mask Notasi Jumlah Host Subnet Mask Notasi Jumlah Host

255.0.0.0 /8 16.777.216 255.255.0.0 /16 65.536

255.128.0.0 /9 8.383.608 255.255.128.0 /17 32.768

255.192.0.0 /10 4.194.304 255.255.192.0 /18 16.384

255.224.0.0 /11 2.097.152 255.255.224.0 /19 8192

255.240.0.0 /12 1.048.576 255.255.240.0 /20 4096

255.248.0.0 /13 524.288 255.255.248.0 /21 2048

255.252.0.0 /14 262.144 255.255.252.0 /22 1024

255.254.0.0 /15 131.072 255.255.254.0 /23 512

IP Private Kelas C

Subnet Mask Notasi Jumlah Host

255.255.255.0 /24 256

255.255.255.128 /25 128

255.255.255.192 /26 64

255.255.255.224 /27 32

255.255.255.240 /28 16

255.255.255.248 /29 8

255.255.255.252 /30 4

255.255.255.254 /31 2

255.255.255.255 /32 1

Rumus perhitungan subnet manual:
Perhitungan jumlah subnet:

Jumlah subnet = 2 *

x adalah banyaknya biner 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas
B , dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).
Perhitungan host per subnet:

Jumlah host per subnet = 2Y - 2

y adalah banyaknya biner 0 pada oktet terakhir subnet. Ini menunjukkan jumlah host yang
boleh digunakan.

Contoh perhitungan subnet:
Hitunglah subnetting pada jaringan lokal dengan network ID 192.168.1.0/26
Penyelesaian :
- / 26 = 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192)

a. Jumlah subnet = 2 *
= 2²
= 4 subnet/4 segmen jaringan

b. Jumlah host per subnet = 2º - 2

= 26-2

= 62 host

c. Blok subnet = 256-192 ( nilai oktet terakhir subnet mask )

= 64

d. Subnet berikutnya adalah 64+64 = 128, dan 128+64 = 192. Subnet lengkap: 0, 64,

128, 192.

e. Alamat host dan broadcast yang valid

Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192

Host Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193

Host Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254

Broadcast 192.168.191 192.168.1.255 192.168.1.63 192.168.1.127

a. Metode Subnetting VLSM

VLSM (Variable Length Subnet Mask) merupakan metode subnetting untuk
mengefisienkan jumlah IP address yang tersedia dalam suatu jaringan. VLSM dapat
menjadi sebuah hierarki IP Addressing yang memungkinkan router untuk mendapatkan
kemudahan proses route, di mana memungkinkan untuk menyingkat banyaknya
routing table pada router.

Gambar 3.18 Skema subnetting VLSM

Subnetting dengan metode VLSM pada dasarnya sama dengan subnetting tradisional,
yang membedakan adalah subnetting dengan metode VLSM, jumlah host dapat ditekan
dan disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga tidak ada host yang terbuang.

b. Metode Subnetting CIDR
CIDR (Classless Inter Domain Routing) adalah sebuah cara alternatif untuk
mengklasifikasikan alamat-alamat IP berbeda dengan sistem klasifikasi ke dalam kelas
A, kelas B, kelas C, kelas D, dan kelas E. Disebut juga sebagai supernetting. CIDR
merupakan mekanisme routing dengan membagi alamat IP jaringan ke dalam kelas-
kelas A, B, dan C.

c. Subnetting Classless
Subnetting classless adalah pengelompokan pengalamatan IP berdasarkan kelas.
Terdapat lima kelas IP address, yaitu kelas A, B, C, D, dan E. Empat bit pertama dari
alamat IP yang digunakan untu mengidentifikasi kelas subnetting. Kelas A, B, dan C
digunakan untuk jaringan unicast, D untuk jaringan multicast, sedangkan E disiapkan
untuk pemakaian jaringan di masa depan.
Bit yang digunakan untuk mengidentifikasi kelas adalah sebagai berikut.
1) A, 1 bit pertama IP addressnya "0"
2) B, 2 bit pertama IP addressnya "10"
3) C, 3 bit pertama IP addressnya "11 "
4) D, 4 bit pertama IP addressnya "1110"
5) E, 4 bit pertama IP addressnya "1111"

Namun subnetting classless memiliki kekurangan , terlebih pada jaringan yang
sangat besar. Subnetting classless mengurangi tingkat fleksibilitas dalam
pengalamatan. Hal ini mengakibatkan pemborosan sebagian IP address.

d. Subnetting Classfull
Subnetting classfull adalah pengelompokan pengalamatan IP tidak berdasarkan

kelas. Subnetting classfull menggunakan metode CIDR atau dapat juga dikenal dengan
panjang prefiks. Format pengalamatannya yaitu dengan memberi tanda slash (/) di
belakang IP address lalu diikuti dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host
didukung oleh routing protocol RIPv2, OSP , dan EIGRP sehingga dapat menghemat
beberapa alamat host/IP. Contoh pengalamatan atau subnetting classfull:
192.168.10.0/24.



Perhatikan gambar dan teks berikut dengan saksama !

Router meneruskan paket menggunakan informasi rute yang berasal dari routing table yang
dikonfigurasi secara manual atau informasi rute yang dihitung dengan menggunakan algoritma
routing dinamis. Routing statis menentukan jalur eksplisit antara dua router. Routing statis tidak
dapat melakukan update konfigurasi secara otomatis. Sebagai administrator jaringan, kalian
harus mengkonfigurasi routing statis secara manual saat terjadi perubahan infrastruktur
maupun konfigurasi jaringan.
Routing statis menggunakan bandwidth yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan routing
dinamis. Tidak ada siklus CPU yang digunakan untuk menghitung dan menganalisa update
routing. Saat melakukan instalasi routing dinamis, kalian dapat melengkapinya dengan routing
statis yang sesuai. Kalian dapat mendistribusikan ulang rute statis ke algoritma perutean
dinamis, namun kalian tidak dapat merutekan ulang informasi routing yang dihitung oleh
algoritma routing dinamis ke static routing table.
Kalian harus menggunakan routing statis di lingkungan di mana lalu lintas jaringan dapat
diprediksi dan di mana desain jaringannya sederhana. Kalian sebaiknya tidak menggunakan
routing statis dalam jaringan besar dan terus berubah, karena routing statis tidak dapat
bereaksi terhadap perubahan jaringan, Routing statis juga berguna untuk menentukan gateway
of last resort (default route yang semua unroutable packetnya terkirim).

A. Prinsip dan Cara Kerja Routing Statis

Secara umum routing adalah proses di mana suatu paket/data dapat sampai ke
tujuan dari satu lokasi ke lokasi lain. Pada infrastruktur jaringan, routing memiliki
peran penting, sementara router adalah device yang digunakan untuk melakukan
lalu lintas routing.

1. Memahami Routing Statis

Static routing adalah suatu mekanisme routing yang tergantung dengan routing
table dengan konfigurasi manual. Routing statis tidak bergantung pada
pembaruan dari protokol routing. Dalam beberapa kasus, routing statis tidak
memerlukan protokol routing. Routing statis memiliki ciri-ciri diantaranya adalah
sebagai berikut.

a. Jalur spesifik ditentukan oleh administrator jaringan.
b. Pengisian table routing dilakukan secara manual oleh administrator jaringan.
c. Routing statis biasanya digunakan pada jaringan berskala kecil.

a. Cara Kerja Routing Statis

Fungsi utama router adalah merutekan sebuah paket/data menuju ke suatu
lokasi yang merupakan tujuan dari pengiriman paket/data tersebut. Sebuah
router memiliki kemampuan routing, hal ini berarti router secara cerdas dapat
mengetahui kemana sebuah paket/data akan dilewatkan, apakah ditujukan untuk
host lain pada satu network atau untuk host lain yang berada pada network yang
berbeda.

Cara kerja routing statis dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Konfigurasi router dilakukan oleh administrator jaringan.
2) Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari table

routing.
3) Administrator jaringan menggunakan perintah: ip route untuk dapat

mengkonfigurasi routing statis sehingga router dapat melewatkan paket data
yang telah ada pada jaringan.

b. Kelebihan dan Kekurangan Routing Statis
Kelebihan menggunakan routing statis adalah sebagai berikut.
1) Dengan menggunakan routing statis, dapat meringankan kinerja processor
router.
2) Mengurangi kebutuhan bandwidth, karena tidak ada bandwidth yang digunakan
untuk pertukaran informasi dari table routing saat terjadi pengiriman paket.
3) Routing statis lebih aman dibandingkan routing dinamis, karena routing statis
hanya mengandung informasi yang telah dimasukkan secara manual.
4) Routing statis tidak rentan dari segala usaha hacker untuk melakukan spoof
dengan tujuan membajak trafik jaringan.
5) Kinerja routing statis lebih ringan, karena pada saat konfigurasi router hanya
meng-update sekali saja IP table yang ada.

Sementara kekurangan menggunakan routing statis adalah sebagai berikut.

1) Administrator jaringan harus mengetahui semua informasi dari masing-masing
router yang digunakan.

2) Routing statis hanya dapat digunakan untuk jaringan berskala kecil.
3) Manajemen atau administrasi jaringan cukup rumit, terlebih jika menggunakan

banyak router yang harus dikonfigurasi secara manual.
4) Rentan terhadap kesalahan saat memasukkan informasi ke dalam table routing

dan konfigurasi.
2. Perintah Dasar Routing Statis

Perintah dasar routing statis meliputi konfigurasi nama router, password, nama
interface, konfigurasi interface, menyimpan konfigurasi, serta menghapus konfigurasi
atau yang lebih dikenal dengan mode

Router> Mode Router
Router# Mode user

Router(config)# Mode privileged (dikenal juga sebagai
Router(config-if)# EXEC-level mode)
Router(config-subif)# Mode global konfigurasi
Router(config-line)#
Router(config-router)# Mode interface
Mode subinterface

Mode line
Mode konfigurasi router

Mode Konfigurasi Global

Router> Melihat konfigurasi dengan terbatas dan

tidak bisa mengkonfigurasi apapun
dalam mode ini
Perintah untuk masuk mode privilage
Router>enable

Router# Mode ini sudah bisa melihat seluruh
konfigurasi router dan berpindah ke
mode konfigurasi global

Router#configure terminal Perintah untuk masuk ke global
konfigurasi

Router(config)# Pada perintah ini kita sudah bisa

memulai konfigurasi

Konfigurasi Nama Router

Router(config)#hostname Adm Mengganti nama router dengan Adm

(nama router bebas)

Adm(config)# Tampilan setelah nama router diganti

Konfigurasi Password

Router(config)#enable password Setting enable password menjadi 1234
1234

Router(config)#enable secret class Setting enable secret password

Router(config)#line console 0 Memasuki mode console line

Router(config)#password console Setting mode console line password

dengan console

Router(config)#login Mengaktifkan pengecekan password
saat login

Router(config)#line vty 0 4 Memasuki mode vty line untuk 5 vty line

Router(config-line)#password telnet Setting vty password dengan telnet

Router(config-line)#login Mengaktifkan pengecekan password

saat login

Konfigurasi Interfaces

Router(config)#interface serial 0/0/0 Memasuki mode konfigurasi interface

serial

Router(config-if)#ip address Konfigurasi ip address dan subnetmask
192.168.10.20 255.255.255.0 pada interface

Router(config-if)#clock rate 64000 Konfigurasi clock rate (berlaku untuk
DCE interface)

Router(config-if)#no shutdown Menghidupkan interface secara
administrative

Router(config)#interface Memasuki konfigurasi fastethernet

fastethernet 0/0 interface

Router(config-if)#ip address Konfigurasi ip address dan subnetmask
192.168.1.2 255.255.255.0

Konfigurasi Interfaces

Router(config-if)#no shutdown Menghidupkan interface secara
administratif

Router(config-if)#interface serial Berpindah secara langsung ke interface
0/0/0 serial

Router(config-if)#exit Keluar dari mode interface kembali ke

mode sebelumnya

Menyimpan dan Menghapus Konfigurasi

Router#copy running-config Menyimpan konfigurasi yang sedang

startup-config berjalan di NVRAM

Router#copy-running-config tftp Menyimpan konfigurasi yang sedang
berjalan di TFTP server secara remote

Router#erase startup-config Menghapus file konfigurasi dari NVRAM

Perintah “SHOW”

Router#show ? Melihat semua perintah yang tersedia

Router#show interface Melihat informasi semua interface

Router#show interface fa0/0 Melihat informasi sebuah interface

Router#show ip interface brief Melihat semua interface dengan

informasi yang ringkas, termasuk status
dan konfigurasi IP address pada setiap
interface

Router#show controllers serial Melihat informasi perangkat sebuah
0/0/0 interface

Router#show host Melihat cache localhost

Router#show users Melihat user yang sedang terhubung

Router#show history Melihat history dari perintah yang sudah

diketikkan

Router#show flash Melihat informasi memory flash

Router#show version Melihat versi IOS

Router#show arp Melihat arp table

Router#show protocols Melihat status protokol layer 3 yang

telah dikonfigurasi

Router#show startup-config Melihat konfigurasi yang tersimpan di
NVRAM

Router#show running-config Melihat konfigurasi yang sedang
berjalan di RAM

Perintah EXEC pada Mode Konfigurasi Global: Perintah “DO”

Router(config)#do show running- Menjalankan perintah level privilaged
config show running-config ketika sedang
berada pada mode konfigurasi global

Router(config)# Router akan tetap pada mode
konfigurasi global setelah mengetikkan
perintah do

3. Aturan – aturan Routing Statis
Routing statis memiliki beberapa aturan-aturan. Aturan tersebut di antaranya
berdasarkan alamat tujuan dan policy route (kebijakan routing).

a. Berdasarkan Alamat Tujuan

Aturan routing ini didasarkan pada alamat IP tujuan paket/data akan dikirim,
sehingga IP address yang tertulis pada konfigurasi harus mengikuti kebijakan yang
telah ditentukan.

b. Berdasarkan Policy Route (Kebijakan Routing)

Aturan routing ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu IP route-route (digunakan untuk
routing yang berdasarkan pada tanda route) dan IP route-rule (digunakan untuk table
route yang berdasarkan pada mark, dst, src, dan lain sebagainya).

B. Teknik Konfigurasi Routing Statis

Untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan dengan menerapkan routing statis
maka diperlukan prosedur dan teknik konfigurasi routing statis. Hal ini berfungsi untuk
memudahkan seorang administrator jaringan dalam membangun sebuah jaringan.

1. Prosedur Konfigurasi Routing Statis
Routing digunakan untuk proses pengambilan sebuah paket dan mengirimkannya
melalui satu network ke network lain dengan perantara sebuah perangkat jaringan
atau yang dikenal dengan router. Prosedur untuk dapat melakukan routing statis
adalah harus mengetahui hal-hal sebagai berikut.

a. Alamat tujuan
b. Neighbor router (router tetangga) untuk mempelajari tentang network remote
c. Route yang memungkinkan ke semua network remote
d. Route terbaik untuk setiap network remote
e. Router yang menyimpan routing table yang dapat menggambarkan bagaimana

menemukan network – network remote

2. Teknik Konfigurasi Routing Statis
Teknik konfigurasi untuk melakukan routing statis adalah sebagai berikut.
a. Pemberian IP pada interface
b. Mengaktifkan interface
c. Menentukan route statis. Terdapat 3 cara menentukan route statis, yaitu :
 Menggunakan exit interface
 Menggunakan next-hop ip address
 Menggunakan exit interface dan next-hop ip address

3. Melakukan Konfigurasi Routing Statis
Untuk membangun sebuah infrastruktur jaringan dengan menerapkan routing statis,
komponen jaringan utama yang harus disiapkan adalah PC, router, kabel UTP, dan
lain sebagainya. Seperti pada saat melakukan konfigurasi jaringan VLAN, kita akan
melakukan konfigurasi routing statis dengan menggunakan aplikasi packet tracer.
Berikut adalah langkah-langkah konfigurasi jaringan dengan menerapkan routing
statis :
a. Bukalah aplikasi cisco packet tracer
b. Buatlah desain atau topologi jaringan yang akan dibangun pada aplikasi cisco
packet tracer

c. Buatlah table routing untuk mempermudah peroutingan

Router Dst Address Netmask Gateway

192.168.10.0 /24 -

Router 0 192.168.20.0 /24 -

192.168.30.0 /24 192.168.10.2

192.168.10.0 /24 -

Router 1 192.168.20.0 /24 192.168.10.1

192.168.30.0 /24 -

d. Atur IP address pada komputer dengan IP sebagai berikut:

PC1

Network : 192.168.30.0

Subnet mask : 255.255.255.0

Gateway : 192.168.30.20

PC0 : 192.168.20.0
Network : 255.255.255.0
Subnet mask : 192.168.20.20
Gateway

e. Lakukanlah pengaturan router dengan cara klik 2 kali router dan masuk pada tab
CLI

f. Masukkan perintah berikut pada Router 0
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface gigabitethernet0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.30.20 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#write
Router(config)#interface gigabitethernet0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.2 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#write

g. Masukkan perintah berikut pada Router 1
Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface gigabitethernet0/1
Router(config-if)#ip address 192.168.20.20 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit
Router(config)#write
Router(config)#interface gigabitethernet0/0
Router(config-if)#ip address 192.168.10.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Router(config-if)#exit

Router(config)#write

h. Selanjutnya adalah konfigurasi routing. Masukkan perintah berikut pada Router 0
Router#configure terminal
Router(config)#ip route 192.168.20.0 255.255.255.0 192.168.10.1
Router(config)#exit
Router#write

Perintah konfigurasi pada Router 1
Router#configure terminal
Router(config)#ip route 192.168.30.0 255.255.255.0 192.168.10.2
Router(config)#exit
Router#write

i. Cobalah untuk melakukan pengujian


Click to View FlipBook Version