MASALAH PENELITIAN PENDIDIKAN
Makalah
Disusun untuk memenuhi persyaratan tugas
Mata kuliah Metodologi Penelitian
Oleh :
FITRI AMALIAH
80400222018
PENDIDIKAN BAHASA ARAB
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN AJARAN
2022-2023
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuhu
Alhamdulillaah, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanaahu
Wata’ala, atas berkat rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini yang insya Allah sesuai dengan yangdiharapkan.
Salawat dan salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Shallallaahu
‘alaihiwasallam, Nabi dan Rasul yang berhasil menyelamatkan umatnya dari
Zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Makalah dengan pembahasan “Masalah Penelitian Pendidikan” disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian. Dalam penyusunan makalah ini,
masih memiliki kekurangan dan memerlukan perbaikan. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran baik tanggapan maupun sanggahan agar kedepannya
makalah ini dapat bermanfaat bagi orang lain.
Samata, 10 Oktober 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................2
B. Rumusan Masalah ...............................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .........................................................................3
A. Pengertian Masalah Penelitian Pendidikan ...........................................3
B. Sumber Masalah Penelitian..................................................................5
C. Kesalahan dalam penemuan Masalah Penelitian................................. 12
D. Kriteria Masalah Penelitian................................................................ 13
E. Bentuk-bentuk masalah penelitian ..................................................... 18
BAB III PENUTUP.................................................................................21
A. Kesimpulan.........................................................................................21
B. Saran...................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai berbagai macam
permasalahan baik ilmiah maupun non ilmiah yang harus diatasi dan diketahui
kebenarannya. Oleh sebab itu, maka diperlukan sebuah kegiatan untuk
memecahkan masalah tersebut yang sering disebut dengan penelitian. Suatu
Penelitian dilakukan bertujuan agar permasalahan yang sedang diteliti
mendapat solusi untuk sebuah perubahan yang lebih baik atau memperoleh
kebenaran dari penelitian sebelumnya.
Menurut Soerjono Soekanto, Tujuan dari sebuah penelitian adalah suatu
kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada suatu analisis serta konstruksi yang
dilakukan secara sistematis, metodologis, dan juga konsisten sehingga dapat
mengungkapkan suatu kebenaran.
Banyak permasalahan yang dapat diangkat dan diteliti oleh setiap
peneliti, namun tidak banyak peneliti dapat menemukan jalan keluar, solusi,
dan kebenaran untuk permasalahan tersebut, karena kedudukan masalah dalam
alur prosedur penelitian sangatlah penting bahkan lebih penting dari solusi atau
jawaban yang akan diperoleh/dicari. Masalah yang dipilih dapat menentukan
perumusan masalah, tujuan, hipotesis, kajian pustaka yang akan digunakan
bahkan juga menentukan metodologi yang tepat untuk memecahkannya.
Dalam dunia pendidikan banyak fenomena-fenomena dari suatu
masalah yang mengganjal perlu untuk dipecahkan dengan suatu penelitian.
Oleh sebab itu, penelitian tidak semerta-merta hanya mengangkat dan meneliti
permasalahan yang ada, tetapi peneliti harus benar-benar menentukan sumber
masalah yang akan diteliti agar sesuai dengan teori dan solusi yang akan
diterapkan sehingga tujuan dari sebuah penelitian akan terwujud dengan baik..
Dalam makalah ini akan diuraikan beberapa cara penentuan masalah atau
1
mengetahui sumber masalah serta kriteria sebuah masalah yang dapat diangkat
dalam penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, masalah yang dirumuskan
adalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan permasalahan penelitian?
2. Darimanakah sumber masalah penelitian dapat ditemukan?
3. Apa saja kesalahan dalam penemuan masalah ?
4. Apakah kriteria masalah penelitian ?
5. Apakah bentuk-bentuk masalah Penelitian?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yaitu sebagai berikut.
1. Mengetahui Maksud permasalahan penelitian
2. Mengetahui sumber masalah penelitian
3. Mengetahui kesalahan dalam penemuan masalah
4. Mengetahui kriteria dalam menetapkan masalah
5. Mengetahui bentuk-bentuk dalam masalah penelitian
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Penelitian
Setiap mengawali suatu penelitian, maka seorang peniliti harus mampu
mengidentifikasikan sebuah masalah penelitian. Dalam hal ini kekritisan
peniliti menjadi modal utama dalam menemukan sebuah masalah penelitian
yang akan diteliti.1
Dalam setiap penelitian yang dilakukan masalah merupakan inti dari
penelitian. Masalah merupakan sesuatu atau fenomena yang menimbulkan
ketidakpastian, suatu kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, dengan
demikian tidak ada penelitian bila tidak memiliki masalah.2
Secara umum pengertian masalah dapat diartikan sebagai terjadinya
antara das sein “harapan” dan das sollen “kenyataan”. Secara umum juga dapat
diartikan sebagai sesuatu yang mengganjal pikiran (benak) sehingga apabila
dipecahkan bisa memberi manfaat bagi yang menjalani masalah itu. 3
Ibnu hadjar juga mendefinisikan masalah penelitian sebagai suatu
kondisi yang memerlukan pembahasana, pemecahan informasi atau keputusan.
Dalam penelitian, secara teknis masalah menyiratkan adanya kemungkinan
dilakukan suatu penyelidikan empiris yaitu dengan mengumpulkan dan
menganalisi data. 4
Menurut sugiono, masalah diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek
antara aturan dengan pelaksanaan antara rencana dengan pelaksana. 5 Masalah
1 Nugrahani, Farida, and M. Hum. Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books Cet.1
(2014). h. 33
2 Nugrahani, Farida, and M. Hum. Metode penelitian kualitatif. h. 34
3 M. Subana dan Sudradjat, Dasar-dasar penelitian ilmiah (Bandung : pustaka setia(, 2001, h.
59
4 Ibnu hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta : PT. Grafindo
Persada, 1999), h. 38
5 Ibid, h. 39
3
juga dapat diartikan sebagai adanya penyimpangan antara apa yang menjadi
seharusnya dengan apa yang sebenarnya terjadi, antara teori dengan praktek,
antara rencana dengan pelaksanaanya.
Berdasarkan beberapa pengertian masalah penelitian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa masalah penelitian adalah adanya kesenjangan antara
harapan dan kenyataan atau kesenjangan antara dua variabel yang
membingungkan, yang tidak difahami pada waktu itu sehingga memerlukan
suatu kegiatan penelitian untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang
ada.
Suatu hal yang harus diperhatikan bahwa tidak semua kesenjangan
dapat dikembangkan menjadi permasalahan penelitian. karena ada kondisi-
kondisi yang harus dipenuhi agar sebuah kesenjangan dapat dikembangkan
menjadi masalah penelitian, kondisi-kondisi tersebut antara lain :6
adanya kesenjangan antara kenyataan dengan teori atau hasil
penelitian terdahulu
dari kesenjangan itu dapat dikembangkan pertanyaan, mengapa
kesenjangan itu terjadi
pertanyaan tersebut kemungkinan untuk dijawab, dan jawabannya
lebih dari satu kemungkinan.
Dalam proses penelitian, langkah pertama dan terpenting adalah
memilih dan mendefinisikan masalah penelitian dengan tepat. Maka seorang
peneliti harus menemukan masalah dan merumuskannya sehingga
mempermudah jalannya penelitian. untuk mendefinisikan masalah dengan
benar, maka seorang peneliti dituntut untuk mengetahui masalahnya terlebih
dahulu. kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun seorang peneliti,
akan mewujudkan sebuah tujuan, baik tujuan individu maupun kelompok.
6 Iwan hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif, Dan Mixed
Method), Hidayatul Qur’an Kuningan, Cilombang-Kuningan, Cet.I, 2019, h. 45
4
Maka masalah dalam penelitian itu sendiri dapat diekspresikan dalam bentuk
kalimat Tanya bukan kalimat pernyataan, selanjutnya masalah dalam hal ini
dijawab melalui suatu kegiatan yang disebut dengan penelitian 7
B. Sumber Masalah dalam penelitian
Sumber-sumber masalah penelitian dapat dimulai dengan ditemukannya
kesenjangan antara hal yang diinginkan dengan hal yang didapatkan
dilapangan/lingkungan, kesenjangan antara harapan dan kenyataan, terdapat
penyimpangan antar rencana dengan kenyataan, adanya pengaduan dan adanya
kompetisi sehingga menimbulkan masalah. Rasa ingin tahu yang mendalam
membuat seseorang mengadakan penelitian, agar apa yang dirasakan kurang benar
bisa terjawab dan terpecahkan.8
Menurut Iwan hermawan dalam bukunya metodologi penelitian, mengatakan
bahwa sumber-sumber masalah penelitian adalah sebagai berikut :9
Diri sendiri, yaitu mengukur masalah dengan minat, dapat dilaksanakan
atau tidak, punya waktu, tenaga dan dana
Orang lain, yaitu mengukur masalah dengan mudahnya data diperoleh, dan
perijinan (ijin dari pihak yang punya masalah maupun pihak akibat
pengaturan administrasi)
Karya ilmiah, yakni mengukur masalah dengan kemanfaatan karya ilmiah
Menurut silalahi, sumber masalah penelitian itu terbagi menjadi dua yaitu
sumber teoritis dan sumber praktis yaitu sebagai berikut :1
a. Sumber teoritis
7 Sandu siyoto dan Ali sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Literasi media, Cet.I Sleman-
Yogyakarta, 2015, h 40
8 Dodiet Aditya Setyawan, SKM, MPH, Masalah Penelitian (perumusan masalah dalam
penelitian), politeknik kesehatan surakarta, 2014 h 2
9 Iwan hermawan, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif dan Mixed
Method), h.46 0
1 Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, PT refika Aditama : Bandung, h. 47
5
Sumber teoritis adalah masalah penelitian yang bersumber dari teori 2
atau tinjauan literatur yang ditemukan dalam berbagai sumber bahan tertulis
dan dikelompokkan atas secondary sources materials, seperti buku teks,
dan primary source material, seperti monograp, jurnal professional,
bibliografi, abstrak, atau statistic.
b. Sumber praktis
Sumber praktis adalah masalah penelitian yang bersumber dari kejadian
empiris terutama untuk penelitian terapan yang problem oriented. Ide atau
masalah praktik dapat diperoleh melalui pengalaman pribadi peneliti atau
dari hasil studi pendahuluan atau penjajakna, baik yang dilakukan melalui
observasi sistematis atau non sistematis. Observasi tak sistematis diperoleh
secara kebetulan atas suatu kejadian.
Sumber Masalah penelitian secara umum dapat diperoleh melalui :
a). Pengalaman
Untuk mengetahui masalah yang terjadi dalam suatu bidang, termasuk
dalam bidang pendidikan, seseorang dapat mengetahuinya dari berbagai
sumber, salah satu sumbernya adalah pengalaman.1 bagi para peneliti
pemula, pengalaman yang dimiliki tentu belum terlalu luas. Untuk
mengetahui masalah apa yang terjadi dalam bidang pendidikan, maka
peneliti pemula dapat menanyakan kepada orang lain ahli pada bidang
pendidikan. 1
Seseorang yang berpengalaman dalam bidang pendidikan akan
mengetahui adanya masalah-masalah yang terjadi dakam pendidikan
karena sebab pengalaman yang dimilkinya, seseorang akan mengetahui apa
yang sedang terjadi, memprediksi apa yang akan terjadi, dan bagaimna
seharusnya.
1 Ardiana, Dewa Putu Yudhi, et al. Metodologi Penelitian Bidang Pendidikan. Yayasan Kita 1
Menulis, 2021. 2
1 Ibid, Metodologi Penelitian Bidang Pendidikan.
6
Contoh : seorang guru mata pelajaran tertentu telah bertahun-tahun 3
mengajar dan berkecimpung dalam kegiatan pendidikan. Setiap waktu ia
berhadapan dengan fakta yang terjadi dalam bidang pendidikan, maka ia
akan sangat faham sekali bagaimana seharusnya, apa, mengapa dan
bagaimana pendidikan yang sedang dilakukan. berdasarkan pengalaman
yang dimiliki, ia akan mengetahui adanya kesenjangan harapan dengan
keyataan yang ada.1
b). Deduksi dari teori
Sumber masalah penelitian dapat berasal dari deduksi teori. Deduksi
adalah suatu pola berfikir yang berlandaskan pada teori-teori. Berdasarkan
hasil analisis dan sintesis terhadap teori-teori, maka dapat diketahui apa dan
bagaimana seharusnya input, proses dan produk pendidikan. Jika input,
proses dan produk pendidikan tidak sesuai dengan teori maka terjadilah
masalah dalam system pendidikan tersebut.
c). Literature yang berkaitan
Masalah dalam suatu penelitian pendidikan dapat diketahui melalui
literatur pendidikan. Literature pendidikan mencakup antara lain lain yaitu
hasil peneltian, makalah ilmiah dan jurnal pendidikan. Dengan adanya
literatur-literatur pendidikan ini tentu akan menginformasikan berbagai hal
yang terjadi dalam suatu bidang pendidikan. Baik itu menyangkut apa,
bagaimana, mengapa dan dimana yang terkait dengan pendidikan. Dengan
membaca literatur, maka akan menambah wawasan pembaca mengenai
seputar pendidikan, termasuk masalah-masalah yang ada dalam
pendidikan.
Selain itu juga dengan membaca literatur yang berkaitan, pembaca akan
terbuka matanya bagaimana pendidikan yang ada disekitarnya serta
menyadari adanya masalah pendidikan dilingkungannya.
1 Suliyanto, S. E., and Suliyanto MM. Metode penelitian kuantitatif. (2017). h.12 3
7
Sumber masalah penelitian selain dideskripsikan secara umum, terdapat juga
masalah pendidikan yang bersifat khusus yaitu antara lain : 1
a. Fenomena pendidikan yang terjadi disekolah
Sumber masalah pendidikan dapat berasal dari fenomena yang
terjadi disekolah. Fenomena itu terjadi di input, proses dan produk
pendidikan yang ada disekolah. Jika fenomena tersebut tidak sesuai
dengan harapan, maka terjadi kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan yang berarti ada masalah pada bagian kesenjangan tersebut.
Contoh : fenomena yang terjadi pada output berupa hasil belajar suatu
mata pelajaran umumnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang diharapkan, ini artinya terjadi masalah pada perolehan
belajar pada suatu mata pelajaran.
b. Perubahan teknologi dan pengembangan kurikulum
Sumber masalah pendidikan dapat pula berasal dari perubahan
teknologi dan pengembangan kurikulum. Teknologi informasi
berkembang begitu pesat. Teknologi dalam berbagai hal dapat
menunjang proses belajar siswa. Namun terkadang perkembangan
teknologi tidak diikuti dengan perkembangan sumber daya manusia
untuk menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi tersebut.
c. Pengalaman-pengalaman akademis
Pengalaman akademis merupakan salah satu sumber
mengetahui adanya masalah. Dengan adanya pengalaman seseorang
dalam bidang akademis akan membuka wawasan orang tersbut untuk
melihat fakta yang ada dan membandingkan dengan keadaaan
sebagaimana mestinya. Dengan demikian orang yang berpengalaman
1 Sandu siyoto dan Ali sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Literasi media, Cet.I Sleman-4
Yogyakarta, 2015, h 41-42
8
dalam bidang akademis, secara langsung memiliki banyak pengetahuan 5
yang diperoleh dari teori maupun empiris mengenai pendidikan.
d. Konsultasi dengan ahli pendidikan
Ahli pendidikan adalah orang yang sangat memahami apa,
bagaimana dan mengapa pendidikan yang terjadi dan bagaimna
seharusnya. Selain itu juga ahli pendidikan telah memilki banyak
pengalaman dalam bidang pendidikan.
e. Inovasi-inovasi pendidikan
Masalah penelitian dapat ditemukan melalui cara formal, yang
meliputi:1
1). Rekomendasi
Rekomendasi suatu riset, biasanya suatu laporan penelitian pada
bab terakhir memuat kesimpulan dan saran. Saran (rekomendasi)
umumnya menunjukkan kemungkinan penelitian lanjutan atau
penelitian lain yang berkaitan dengan kesimpulan yang dihasilkan.
Saran ini dapat dikaji sebagai arah untuk menemukan masalah.
2). Analogi
Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan dengan cara
“mengambil” pengetahuan dari bidang ilmu lain dan menerapkannya ke
bidang yang diteliti. Dalam hal ini, kedua bidang tersebut harus sesuai
dalam tiap-tiap hal yang penting. Dalam hal ini, dipersyaratkan bahwa
kedua bidang tersebut haruslah sesuai dalam tiap hal-hal yang penting.
1 yullys Helsa dan syamsu Arlis, Seminar ke SD-an (Dalam Pendidikan tinggi untuk penulis5an
skripsi dan thesis), DeePublish-Budi utama Yogyakarta, Cet. I 2020, hal. 66
9
3). Renovasi.
Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti komponen yang
tidak cocok lagi dari suatu teori. Tujuan cara ini adalah untuk
memperbaiki atau meningkatkan kemantapan suatu teori.
4) Dialektik.
Dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan. Dengan cara
dialektik, peneliti dapat mengusulkan untuk menghasilkan suatu
teori yang merupakan tandingan atau sanggahan terhadap teori yang
sudah ada.
5) Ekstrapolasi
Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan
dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren permasalahan yang
dihadapi.
6) Morfologi
Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-
kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu permasalahan
yang rumit, kompleks.
7) Dekomposisi
Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian) suatu
pemasalahan ke dalam komponen-komponennya.
8) Agregasi
Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi. Dengan cara
agregasi, peneliti dapat mengambil hasil peneliti atau teori dari
beberapa bidang (beberapa penelitian) dan “mengumpulkannya”
untuk membentuk suatu permasalahan yang lebih rumit.
10
Cara-Cara Informal Penemuan Permasalahan Selain melalui 8
cara formal, permasalahan penelitian juga bisa dikembangkan melalui
cara informal (subjektif), yaitu: 1
1) Konjektur (naluriah/perkiraan).
Menemukan masalah penelitian berdasarkan intuisi pembuat
keputusan mengenai situasi tertentu yang diperkirakan
mempunyai potensi masalah didalamnya.
2) Fenomologi.
Banyak permasalahan baru dapat ditemukan berkaitan
dengan fenomena (kejadian, perkembangan) yang dapat
diamati. Menemukan msalah penelitian dengan cara
fenomologi yaitu menemukan masalah penelitian yang
berdasarkan observasi terhadap fakta atau kejadian.
3) Konsensus
Penemuan masalah penelitian berdasarkan adanya konvensi
dalam suatu praktik
4) Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman
merupakan sumber bagi permasalahan. Pengalaman
kegagalan akan mendorong dicetuskannya permasalahan
untuk menemukan penyebab kegagalan tersebut.
Pengalaman keberhasilan juga akan mendorong studi
perumusan sebab-sebab keberhasilan. 1
Berdasarkan sumbernya, menurut suharsimi bahwa penemuan masalah
penelitian juga dibagi menjadi 3P yatu paper, personal, dan place yaitu sebagai
berikut :1
1 Rahmat Alyakin Dakhi, Metodologi Penelitian Administrasi Kesehatan Masyarakat, C6V.
Sarnu Untung, Purwodadi-Jawa Tengah, Cet. I 2020, Hal. 50-51
1 Anak Agung Ngurah Gede Sadiartha, Best Practice Penelitian Kulitatif Dan Publikasi Ilmia7h,
Cakrawala Satria Mandiri, Banyumas, Cet. I 2020, hal. 33-35 8
1 Sitorus, Masganti. Metodologi penelitian pendidikan Islam. 2011.
11
a) Paper, yaitu mempelajari dokumen, buku, majalah, laporan
penelitian atau penemuan sebelumnya.
b) Personal, yaitu melakukan wawancara atau diskusi dengan para
ahli atau orang –orang yang ada pada lokasi penelitian
c) Place, yaitu mengamati daerah/lokasi penelitian yang akan
diteliti.
C. KESALAHAN DALAM PENEMUAN MASALAH
Kesalahan Umum dalam Perumusan Masalah Berbagai kesalahan umum yang
biasa dilakukan peneliti dalam penemuan masalah penelitian antara lain: 1
a). Konsepnya belum matang (immature) Peneliti menemukan masalah tanpa
terlebih dahulu menelaah hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan topik
sejenis, serta tidak terlalu banyak membahas teori dan konsep, sehingga
masalah penelitian tidak didukung oleh kerangka teoritis yang baik.
b). Gagasan yang ditawarkan belum Akurat Peneliti memilih masalah
penelitian yang hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan teori atau pemecahan masalah praktis.
c). Kurang memberi Kontribusi, Peneliti memilih masalah penelitian yang
hasilnya kurang memberikan kontribusi terhadap pengembangan teori atau
pemecahan masalah praktis.
d). Ketidak sesuaian Fenomena penelitian dengan Metode analisis Sifat
fenomena yang ingin diteliti tidak sesuai dilakukan menggunakan analisis
yang dipilih. Misalnya meneliti suatu fenomena yang dianalisis secara
kuantitatif, padahal sebaiknya lebih tepat dilakukan secara kualitatif.
1 Dr. Ir. Mahdiyah M.Kes, Modul Perumusan Masalah Penelitian (Studi Mandiri Dan Semin9ar
Proposal ) hal. 15-16
12
D. KRITERIA MASALAH PENELITIAN
Kriteria Masalah yang Layak Diteliti Setelah kita menemukan suatu
masalah, langkah berikutnya adalah melakukan penilaian kelayakan
penelitian itu untuk dijadikan sebagai objek penelitian. Ini penting
dilakukan, sebab tidak semua masalah layak dan penting untuk diteliti.
Kalaupun itu layak dan penting, kita juga perlu memastikan apakah masalah
itu sudah atau belum diteliti oleh orang lain, atau apakah kita memiliki
kemampuan untuk
menelitinya. Berikut ini ada beberapa kriteria yang dapat kita jadikan acuan
untuk menilai kelayakan sebuah masalah untuk diteliti.
1. Kriteria Internal
Kriteria internal adalah kriteria kelayakan masalah berdasarkan kondisi
masalah itu sendiri. Berikut ini ada beberapa aspek yang dapat kita jadikan
acuan. Pertama, masalah itu harus dapat diteliti secara ilmiah (researchable).
Suatu masalah baru dapat diteliti secara ilmiah bila gejala, indikasi, atau
realitasnya dapat diamati secara empiris.2
Menurut Sudarwan Danim meskipun juga menegaskan bahwa kriteria
utama masalah penelitian baru bisa disebut empirik. bila permasalahan
penelitian dimunculkan dari konteks gejala (peristiwa, aktivitas atau hasil)
dapat secara subyektif dan objektif dialami dan diukur secara valid dan
reliabel. Namun, ia menegaskan pula bahwa tidak semua peristiwa dapat
dialami dan diukur.
Selain persoalan di atas, dapat tidaknya suatu masalah diteliti, juga
ditentukan oleh tersedia tidaknya yang dikumpulkan. Seorang peneliti yang
mengangkat masalah yang sangat sensitif dapat menimbulkan kesulitan
besar bagi peneliti. Sebab, kemungkinan besar responden, informan atau
2 Sanafiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: PT0
RajaGrafindo Persada, 1989), h. 39.
13
subyek penelitian tidak bersedia memberikan informasi. Masalah seperti ini 2
perlu dikaji ulang dan dipertimbangkan kembali oleh peneliti sebelum
diangkat menjadi objek kajian.2
Dalam memilih dan menetapkan suatu masalah untuk diteliti, Sudarwan
Danim menganjurkan agar peneliti memperhatikan empat aspek manfaat
penelitian, yaitu:2 (1) nilai teoritis hasil penelitian bagi peneliti; (2) nilai
praktis hasil penelitian bagi dirinya; (3) nilai teoritis hasil penelitian bagi
pengembangan ilmu; (4) nilai praktis hasil penelitian bagi pembaca
(masyarakat), pemakai atau pembuat keputusan.
2. Kriteria Eksternal
Pertama, kualifikasi dan minat peneliti. Masalah yang dipilih harus
sesuai dengan kualifikasi dan minat peneliti. Sebab dengan adanya minat
yang besar, berbagai kesulitan penelitian akan sanggup dilalui oleh peneliti
walaupun itu harus melalui perjuangan yang keras.
Oleh karena itu permasalahan yang diangkat harus didasarkan pada
minat serta rasa ingin tahu yang besar sehingga peneliti bersedia melakukan
penelitiannya dengan senang hati dan mencurahkan perhatiannya
secara maksimal. Pengangkatan masalah yang tidak didasarkan pada minat
dan rasa ingin tahu yang mendalam, seringkali hanya dapat menghasilkan
sumbangan yang kurang berarti pada ilmu pengetahuan 2
Kedua, waktu. Dalam memilih masalah penelitian seorang peneliti
harus mempertimbangkan berapa batas waktu maksimal yang tersedia pada
dirinya. Bagi peneliti yang memiliki waktu yang terbatas sebaiknya jangan
memilih masalah yang menurut perhitungannya akan memakan waktu
2 Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian. 2011.ha. 22 1
2 Sudarwan Danim, Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Prilaku (Jakarta: Bumi Aksara,2
1997), h. 30 – 31.
2 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan (Jakarta: PT3
Raja Grafindo Persada, 1999), h. 52.
14
yang lama.2 4
Ketiga, risiko (bahaya) penelitian. Faktor risiko penelitian juga harus
diperhatikan ketika memilih masalah. Oleh karena itu, Masalah Penelitian
bila masalah yang akan diajukan kemungkinan akan membahayakan,
hendaknya peneliti meninjaunya kembali. 2 Dalam hal ini, peneliti
hendaknya juga etika penelitian terutama yang menyangkut keamanan dan
kenyamanan subyek yang dilibatkan sehingga tidak akan ada pihak-pihak
yang dirugikan sebagai akibat dari penelitian tersebut.
Keempat, dukungan. Seperti telah disebutkan di atasbahwa sebuah
penelitian perlu memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Kelima, biaya
penelitian. Penelitian memerlukan biaya bahkan terkadang dengan biaya
mahal. Karena itu, dalam memilih masalah seorang peneliti harus
memperhatikan sumber biaya yang ada dan berapa yang diperlukan untuk
kebutuhan penelitiannya. Bila biaya terbatas, masalah yang diangkat
hendaknya tidak terlalu luas; lingkup wilayah atau lokasi penelitian dibatasi
dan jumlah populasi khususnya sampel penelitian harus dalam jumlah yang
seimbang dengan biaya penelitian.
Permasalahan yang akan diangkat sebagai topik penelitian, harus memenuhi
persyaratan atau kriteria yang dikenal dengan sebutan “FINER” yaitu (Feasible,
Interisting, Novel, Ethical, Relevan) yaitu sebagai berikut :2
1). Feasible : tersedia cukup baik subjek penelitian, dana, waktu, alat dan
keahlian.
2). Interisting : masalah yang akan diangkat untuk topik penelitian hendaknya
yang actual sehingga menarik untuk diteliti
2 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, ha. 54 4
2 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, ha. 55 5
2 Irmawartini, Irmawartini, and Nurhaedah Nurhaedah. "Metodologi Penelitian." (2017). 6
15
3). Novel : masalah dapat membantah atau mengkonfirmasi penemuan atau 7
penelitian terdahulu, melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian
sebelumnya, atau menemukan sesuatu yang baru.
4). Ethical : masalah penelitian hendaknya tidak bertentangan dengan etika
5). Relevan : masalah penelitian sebaiknya disesuaikan juga dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), ditujukan untuk
meningkatkan atau mengembangkan keilmuan dan penelitian
berkelanjutan. 2
Sebagai seorang mahasiswa kita harus bersungguh-sungguh dalam upaya
mengidentifikasi dan merumuskan “masalah penelitian” upaya membuat karya
tulis ilmiah atau skripsi atau bahkan tesis untuk gelar kesarjanaannya, tak lain
adalah mempraktekkan kegiatan penelitian secara mandiri. Ketika bertindak
sebagai peneliti pemula dan sebenarnya sedang dilatih menjadi seorang “problem
solver” (pemecah masalah) yang efektif. Untuk itu dalam metodologi penelitian
merumuskan masalah harus terdapat syarat-syarat atau kriteria yang harus
dipenuhi yaitu sebagai berikut :2
1). Rumusan masalah harus jelas, padat dan dapat difahami oleh orang lain
2). Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
3). Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan
sementara (hipotesis)
4). Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
5). Suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya atau bersifat
kalimat interogatif, baik pertanyaan yang memerlukan jawaban deskriptif,
maupun pertanyaan yang memerlukan jawaban eksplanatoris, yaitu
2 Sari, M., Siswati, T., Suparto, A. A., Ambarsari, I. F., Azizah, N., Safitri, W., & Hasanah, 7
N. (2022). Metodologi penelitian. Global Eksekutif Teknologi. Ha. 24 8
2 Dodiet Aditya Setyawan, Masalah Penelitian (perumusan masalah dalam penelitian),
Politeknik kesehatan Surakarta, 2014, hal. 5
16
menghubungkan dua atau lebih fenomena atau gejala didalam kehidupan
manusia.
6). Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan teori, dalam arti
pemecahannya secara jelas, diharapkan akan memberikan sumbangan
teoritik yang berarti, baik sebagai pencipta teori baru maupun sebagai
pengembangan teori-teori yang sudah ada.
7). Dirumuskan didalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang actual,
sehingga pemecahannya menawarkan implikasi kebijakan yang relevan
pula dan dapat diterapkan secara nyata bagi proses pemecahan masalah bagi
kehidupan manusia.
Untuk memperjelas pemahaman dalam merumuskan masalah, berikut ini
dikemukakan cara merumuskan masalah dalam penelitian kuantitatif dan
kualitatif.
1. Rumusan Masalah dalam Penelitian Kuantitatif
Rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif harus ditetapkan secara
jelas, tegas dan dipastikan sejak awal penelitian. Rumusan masalah dalam
penelitian kuantitatif diolah dan dimodifikasi bukan rumusan masalah yang
bersifat sementara yang bisadiubah-ubah begitu saja saat penelitian
berlangsung. Sebab, perubahan rumusan masalah akan mengganggu
konsistensi variabel, hipotesis, teori dan unsur penting lainnya. Karena itu,
rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif harus benar-benar jelas dan
ditetapkan dengan pasti serta merupakan rumusan yang mapan.
Selain masalah konsistensi rumusan masalah, satu ciri umum rumusan
masalah dalam penelitian kuantitatif yang juga perlu diperhatikan adalah
bahwa rumusan masalah yang dibuat menunjukkan hubungan antara dua
variabel atau lebih.
2. Rumusan Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus. Fokus atau
masalah dan rumusan pertanyaannya bersifat tentatif (sementara). Artinya,
17
Fokus atau rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat terbuka dan 1
dilakukan penyempurnaan sewaktu peneliti berada di lapangan penelitian.2
Karena itu, walaupun pada tahap awal peneliti sudah menetapkan fokus
penelitian dengan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan
masalah tertentu, bagaimana pun pada akhirnya, fokus dengan rumusannya
baru dapat dipastikan ketika peneliti sudah berada di arena penelitian.
Perubahan seperti ini bukan menunjukkan ketidak konsistenan atau
merusak fokus kajian, tetapi justru perubahan itu menunjukkan adanya
gerakan ke arah penyempurnaan dan penyesuaian terhadap realita atau
fenomena yang diteliti.
E. BENTUK-BENTUK MASALAH PENELITIAN
Untuk pertanyaan penelitian lebih mengacu pada tujuan khusus dan segi-
segi teknis pengumpulan data. Rumusan masalah umumnya dalam bentuk
pertanyaan, dan jarang sekali dalam bentuk pernyataan, walaupun dalam bentuk
pertanyaan pun banyak ahli yang tidak mempermasalahkan. 3
Menurut Tuchman menganjurkan agar rumusan masalah hendaknya dalam
bentuk pertanyaan. Dimana sebuah pertanyaan itu mempunyai 2 (dua) ciri
utama yaitu : 3
a). memuat kata Tanya
b). diakhiri dengan tanda Tanya
dalam Bahasa penelitian, kata Tanya yang dipakai sebaiknya “ kata Tanya
baku”. Sebagai contoh perbedaan kata Tanya tidak baku dan kata Tanya
baku :
2 Zaluchu, Sonny Eli. Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian 9
Agama. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat, 2020, h 28-38.
3 Hamdi, Asep Saepul; Bahruddin, E. Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam0
pendidikan. Deepublish, 2015.
3 Anshori, Muslich; Iswati, Sri. Metodologi penelitian kuantitatif: edisi 1. Airlangga1
University Press, 2019.
18
TIDAK BAKU BAKU
Apa Apakah
Bagaimana Bagaimanakah
Sejauh mana Sejauh manakah
Ada Adakah
Yang mana Yang manakah
Mengingat demikian pentingnya kedudukan perumusan masalah
didalam kegiatan penelitian, sampai-sampai memunculkan suatu anggapan
yang menyatakan bahwa “ kegiatan melakukan perumusan masalah,
merupakan kegiatan separuh dari penelitian itu sendiri”. Sifat perumusan
masalah penelitian dapat dibedakan menjadi 2 sifat, yaitu :3
1). Perumusan masalah deskriptif, apabila tidak menghubungkan
antar fenomena atau variabel
2). Perumusan masalah eksplanatoris, apabila rumusannya
menunjukkan adanya hubungan atau pengaruh dua atau lebih
fenomena/ variabel.
Apabila dilihat dari Bentuknya, maka Masalah Penelitian terdiri
dari beberapa bentuk, yaitu: 3
1). Permasalahan Deskriptif
Permasalahan Deskriptif adalah suatu permasalahan yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variable
mandiri, baik satu variable atau lebih. Jadi tidak bersifat
membandingkan dan mencari hubungan.
2). Permasalahan Komparatif
3 Ridha, Nikmatur. Proses penelitian, masalah, variabel dan paradigma penelitian. Hikmah, 2
2017, h. 62-70.
3 RESI, Bernadus Bin Frans. Teknik Pengumpulan Data. Metodologi Penelitian Kuantitatif 3
dan Kualitatif, 2021, h.347.
19
Permasalahan Komparatif adalah suatu permasalahan
penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu
variable atau lebih pada dua atau lebih sample yang berbeda.
Contoh: Adakah perbedaan hasi beajar siswa terhadap
kemampuan membaca ?
3). Permasalahan asosiatif
Permasalahan asosiatif Adalah suatu pertanyaan
penelitian yang bersifat hubungan antara dua variablel atau
lebih, yang terdiri atas: 3
a. Hubungan Simetris, adalah hubungan antara dua
variabel atau lebih yang kebetulan munculnya
bersama, bukan hubungan kausal maupun interaktif.
Contoh: Adakah hubungan antara kebiasaan olah
kemampuan belajar dengan prestasi ujian?
b. Hubungan Kausal, adalah hubungan yang bersifat
sebab akibat.
c. Hubungan Interaktif/ Timbal balik, adalah hubungan
yang saling mempengaruhi. Contoh: Adakah
hubungan antara motivasi dengan prestasi dalam
pembelajaran ?
3 Mulyadi, Mohammad. Riset Desain Dalam Metodologi Penelitian. Jurnal Studi Komunikasi4
Dan Media, 2012, h.71-80.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah penelitian adalah adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan atau kesenjangan antara dua variabel yang membingungkan, yang
tidak difahami pada waktu itu sehingga memerlukan suatu kegiatan penelitian
untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang ada.
Dalam metodologi penelitian merumuskan masalah harus terdapat
syarat-syarat atau kriteria yang harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1). Rumusan masalah harus jelas, padat dan dapat difahami oleh orang lain
2). Rumusan masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
3). Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan
sementara (hipotesis)
4). Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian
5). Suatu perumusan masalah adalah berwujud kalimat tanya
6). Bermanfaat atau berhubungan dengan upaya pembentukan teori
7). Dirumuskan didalam konteks kebijakan pragmatis yang sedang actual
Sifat perumusan masalah penelitian dapat dibedakan menjadi 2 sifat, yaitu:
1). Perumusan masalah deskriptif
2). Perumusan masalah
Maka dari itu, Ketika bertindak sebagai peneliti pemula dan sebenarnya
sedang dilatih menjadi seorang “problem solver” (pemecah masalah) yang
efektif.
B. Saran
Dengan adanya penyusunan makalah ini, penulis dan kelompok
berharap materi yang terdapat di dalamnya mengenai penentuan sumber
masalah dapat bermanfaat bagi penulis berikutnya. Selain itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar selanjutnya dapat
menyusun makalah dan materi lebih baik lagi.
21
DAFTAR PUSTAKA
Anak Agung Ngurah Gede Sadiartha, Best Practice Penelitian Kulitatif Dan Publikasi
Ilmiah, Cakrawala Satria Mandiri, Banyumas, Cet. I 2020, hal. 33-35
Anshori, Muslich; Iswati, Sri. 2019, Metodologi penelitian kuantitatif: edisi 1.
Airlangga University Press.
Dodiet Aditya Setyawan, 2014, Masalah Penelitian (perumusan masalah dalam
penelitian), Politeknik kesehatan Surakarta.
Hamdi, Asep Saepul; Bahruddin, E. 2015, Metode penelitian kuantitatif aplikasi dalam
pendidikan. Deepublish
Ibnu hadjar, 1999, Dasar-Dasar Metodologi Kuantitatif Dalam Pendidikan (Jakarta :
PT. Grafindo Persada)
Irmawartini, and Nurhaedah. "Metodologi Penelitian." (2017).
Nugrahani. Farida, 2014, Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books Cet.1
Rahmadi. Pengantar Metodologi Penelitian. 2011
Rahmat Alyakin Dakhi, 2020, Metodologi Penelitian Administrasi Kesehatan
Masyarakat, CV. Sarnu Untung, Purwodadi-Jawa Tengah.
Sanafiah Faisal, 1989, Format-format Penelitian Sosial Dasar-dasar dan Aplikasi
(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada).
Sari, M., Siswati, T.dkk, (2022). Metodologi penelitian. Global Eksekutif Teknologi.
Sitorus, Masganti. Metodologi penelitian pendidikan Islam. 2011.
Subana. M. dan Sudradjat, 2001, Dasar-dasar penelitian ilmiah (Bandung : pustaka
setia(
Sudarwan Danim, 1997, Metodologi Penelitian Untuk Ilmu-ilmu Prilaku (Jakarta:
Bumi Aksara)
Zaluchu, Sonny Eli. 2020, Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam
Penelitian Agama. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga
Jemaat
22