TEORI
KEDATANGAN
ISLAM DI
NUSANTARA
Meidy Nandita Sari
190210302074
Media Pembelajaran Bidang Studi
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
Penulis : meidy nandita sari
NIM : 190210302074
Kompetensi Dasar : 3.7 Menganalisis berbagai teori
tentang proses masuk dan
berkembangnya agama dan
kebudayaan Islam di Indonesia
Indikator : 3.7.1 menganalisis berbagai teori
tentang proses masuk dan
berkembanganya agama Islam di
Indonesia.
3.7.2 menganalisis berbagai teori
tentang proses masuk dan
berkembangnya kebudayaan Islam di
Indonesia
PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT. Atas
segala rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan buku yang berjudul
“Teori Kedatangan Islam di Nusantara”. Buku
ini disusun untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Media Pembelajaran Bidang Studi.
Penyusunan buku ini tentu tidak dapat
saya selesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Maka, saya menyampaikan terima kasih
kepada Dr. Nurul Umamah, M.Pd serta Rully
Putri Nirmala Puji, S.Pd., M.Ed selaku Dosen
Pengampu Mata Kuliah Sejarah Indonesia III.
Maka dari itu, terima kasih yang sebesaer-
besarnya disampaikan kepada berbagai pihak
yang ikut andil dalam penyusunan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam
makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu, penulis menerima segala bentuk
kritik serta saran dalam upaya penyempurnaan
makalah ini. Atas adanya makalah ini semoga
memberi manfaat.
Banyuwangi, Desember 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iii
Pengantar
iv
Daftar Isi
01
BAB I Pendahuluan
02
BAB II teori-teori kedatangan
Islam di Nusantara
10
BAB III Penutup
11
Daftar Pustaka
iv
1
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
BAB I PENDAHULUAN
Agama Islam yang berpusat di Mekah sampai Madinah,
dibawa agama ini yaitu Nabi Muhammad saw.
Penyebaran Islam ke seluruh dunia dimulai pada masa Khalifah
Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Bani Umayah, serta Bani
Abasiyyah (syafrizal, 2015:235).
Kedatangan Islam di Nusantara banyak menjadi pembahasan
yang masih harus didiskusikan. Perbedaan-perbedaan
pendapat mengenai dari mana kedatangan Islam di Nusantara,
kapan waktu mulai datang ke Nusantara dan mulai
berkembangnya, dan siapa yang membawa Islam masuk serta
siapa yang menyebarkannya, masihlah menjadi perdebatan di
kalangan sejarawan.
Banyaknya pendapat yang dikemukan oleh para sejarawan ini
tidak dapat terlepas dari interpretasi dari data yang ada. Selain
itu, data-data yang jumlahnya sedikit sebagai pendukung dari
pemikiran para sejarawan ini, menyebabkan timbulnya
penafsiran pribadi. Penentuan kapan masuknya agama Islam
di Indonesia yang mengalami kesulitan disebakan oleh luasnya
wilayah Indonesia.
2
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
BAB II
TEORI-TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
Perbedaan pendapat masuknya agama Islam di
daerah Nusantara. Amin pun
mengenai bagaimana Islam mengungkapkan gagasannya
masuk ke Indonesia, siapa yang terdapat teori kelima yang
membawa serta menyebarkannya, berkembang mengenai tempat
serta kapan proses Islam dan Islam berasal, yaitu teori
Islamisasi berjalan di Indonesia akomodasi yang dinilai
banyak terjadi dikalangan merupakan sintesis keempat
sejarawan. Hal ini memicu para teori sebelumnya (Amin, 2018).
sejarawan untuk menelaah Adapun penjelasan tiap-tiap
fenomena ini dan kemudian dari teori tersebut sebagai berikut.
sana terbentuklah teori-teori
untuk menjawab bagaimana
banyaknya pemikiran-pemikiran Teori Persia
yang didasari oleh bukti-bukti Teori ini digagas oleh
P. A. Hoesein Djajadiningrat.
yang ada. Agama Islam muncul Teori ini mempunyai titik berat
pada abad ketujuh Masehi di
Arab. pada kebudayaan
berkembangan di lingkungan
masyarakat Islam Indonesia
Terdapat empat teori yang dinilai sama dengan
yang menjelaskan kedatangan kebudayaan Persia.
dan penyebaran Islam di Persamaan-persamaan
Nusantara, teori-teori itu antara yang ada antara budaya
lain: teori Persia, teori India, teori Nusantara dan Persia ini dapat
Arab, dan Syafrizal menjelaskan dilihat melalui: pertama,
teori Cina dan teori Turki juga peringatan sepuluh Muharam-
masuk dalam teori proses
3
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
yang merupakan peringatan hari kematian Hasan serta
Husein yang merupakan cucu Rasullah Saw. Ditempat lain
di Nusantara, peringatan hari wafatnya Hasan dan Husein,
dilakukan beberapa macam, seperi di Sumatera Barat
terdapat tradisi Tabut yang memiliki arti keranda. Hampir
serupa dengan yang berada di Sumatera Tengah bagian
Barat, terdapat tradisi yang disebut bulan Tabut,
perayaannya berlangsung dengan mengarak kerenda Husein
lalu dilemparkan ke sungai atau perairan lainnya.
Persamaan kedua yaitu terdapat kesamaan ajaran
antara ajaran Syaikh Siti Jenar dengan ajaran Sufi Siti Jenar.
Hal yang sama selanjutnya yaitu penggunaan istilah bahasa
Iran dalam pengejaan huruf Arab.
Keempat yaitu nisan makam Malikus Saleh (1297)
serta makam Malik Ibrahim (1419) di Gresik yang dipesan
dari Gujarat. Terakhir, adanya keyakinan umat Islam
Nusantara pada Mazhab Syafi’i sebagai mazhab yang utama
di Malabar. Menurut A. Hoesin Djajadiningrat, jika melihat
salah satu budaya Islam Nusantara lalu mengaitkan dengan
kebudayaan Persia, memandang Mazhab Syafi’i terhenti di
Malabar, tidak lanjut dihubungkan ke Mekkah sebagai
pusat Mazhab Syafi’i (Hakim, 2018).
Teori India
Teori ini menjelaskan asal datangnya Islam berasal
dari lima tempat di India, yaitu Gujarat, Malabar, Cambay,
Coromandel, serta Bengal. Teori ini berpendapat bahwa
Islam Nusantara asal mulanya dari India. Teori ini digagas
dan dicetus oleh Pijnappel. Dia berpendapat bahwa agama
Islam itu datang ke Nusantara bukan berasal dari Arab,
tetapi dari India, utamanya berasal dari daerah pantai barat,
yang merupakan daerah Gujarat dan Malabar. Saat sebelum
sampai di Indonesia, orang bangsa Arab yang bermazhab-
TEORI KEDATANGAN 4
ISLAM DI NUSANTARA
abad XIII dan bukanlah berasal
syafi’i pindah dan menetap dari Gujarat. Hal ini
disekitar negara India, dikarenakan meski batu-batu
kemudian Islam pun menyebar nisan yang ditemukan beasal
ke wilayah Nusantara (Luthfi, dari Gujarat ataupun Bengal,
2001 dalam Lutfiyani, Fadlan bukan berarti Islam berasal dari
2018). sana. Selain itu, saat masa
Pendapat Pijnapel terjadinya Islamisasi di
kemudian diperbaiki oleh Samudera Pasai, yang menjadi
Cristian Snouck Hurgronje, raja pertama kerajaan ini, yang
yang berpendapat bahwa Islam wafat pada 698 H atau 1297 M,
berasal dari India selatan yaitu saat dimana Gujarat bentuknya
Malabar dan Coromandel, masih berupa sebuah Kerajaan
setelah Islam sudah tumbuh bernuansa Hindu.
kuat di daerah itu. Muslim
Deccan banyak tinggal disana Pendapat Marrison ini
berperan sebagai pedagang terlihat mendukung pendapat T.
yang menjadi perantara dalam W. Arnold. Arnold beranggapan
setiap perdagangan Timur Islam masuk ke Nusantara dari
Tengah dengan para pedagang Malabar dan Koromandel. Ini
Nusantara, datang ke wilayah berdasarkan adanya persamaan
Nusantara berperan sebagai mazhab fiqh pada dua wilayah
orang yang menyebarkan Islam ini. Menurutnya pula pedagang
yang pertama. Periode yang berasal dari Malabar dan
penyebaran Islam di Nusantara Koromandel mempunyai suatu
yang paling mungkin menurut peranan penting dalam adanya
Snouck terjadi apada abad ke- perdagangan India dan
12. Pendapatnya ini didukung Nusantara, mereka juga
oleh W.F. Stutterheim, Clifford berperan dalam penyebaran
Geertz, serta Harry J. Benda. Islam.
(Hakim, 2018). Teori Arab
G. E. Marrison memiliki
pendapat bahwa Islam Teori ini berpendapat
Nusantara itu asalnya dari bahwa Islam dibawah serta-
pantai Koromandel pada akhir-
5
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
disebarkan di Nusantara pada abad ke-7. Pada abad ini,
selat di wilayah Malaka sudah terlihat ramai dilalui pedagan
muslim yang berada dalam dalam pelayaran dan
perdagangan. Banyak tokoh dari teori ini antara lain
Crawfurd, hamka, Keijzer, de Hollander, Niemann, Hasymi,
Al-attas, Teori Gurajat, mendapat kritikan dari para
pendukung teori Mekah. Teori ini dilahirkan oleh Hamka.
Pendapatnya ini disampaikan pada Dies Natalis Perguruan
Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) ke-8 pada 1958, di
Yogyakarta (Hanani, 2017, dalam Hakim, 20l1). Hamka
menolak anggapan bahwa Islam berasal dari Gujarat dan
masuk ke Nusantara pada abad ketigabelas, yang
disampaikan saat kegiatan pidatonya di acara Dies Natalis
PTAIN dikuatkan dalam sanggahannya dalam Seminar
Sejarah Masuknya Agama Islam ke Indonesia di Medan,
pada 17-20 Maret 1963.
Hamka pun menyanggah pendapat yang
mengungkapkan bahwa Islam itu masuk ke Nusantara pada
abad ke-13. Penolakan tersebut didasari karena alasan pada
abad yang ke-13 sudah terdapat kekuasaan politik Islam di
Nusantara. Dia berpendapat Islam masuk ke Nusantara jauh
terjadi sebelum itu, yakni pada sekitar abad ke-7. Ini
berkaitan dengan adanya peranan bangsa Arab dalam
bagian perdagangan yang terjadi di Asia yang sudah
dimulai kurang lebih sekitar abad yang ke-2 SM. Menurut D.
H. Burger dan Prajudi Aymosudirjo, bangsa India dan Cina
Baru mengadakan hubungan dengan Indonesia pada abad
kesatu Masehi. Maka tidak heran apabila pada 674 M sudah
terdapat perkampungan perdagangan Arab Islam di Pantai
barat Sumatera yang bersumber dari berita Cina. Berita Cina
ini ditulis kembali kemudian oleh T. W. Arnold (1896), J. C.
Van Leur (1955), dan Hmka (1958).
6
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
Teori Cina
Dalam teori ini, Bruinessen. Menurutnya
mengungkapkan bahwa orang Indoensia juga proses menjadi
Cina Muslim turut berperan dalam Islamnya dilakukan oleh para
menyebarkan agama Islam di orang Kurdi yang berasal dari
wilayah Nusantara. Islam di Cina Turki, selain diislamkan oleh
datang pada masa pemerintahan orang Arab dan Cina. Dia
Tai Tsung (627-650) di Canton menjelaskan banyak ulama dari
(Guangzhou). Kurdi yang memberikan
Hubungan diplomasi pengajaran Islam di Indonesia
antara Cina dan Arab yang erat serta menggunakan kitab yang
merupakan jalan untuk Islam dikarang oleh ulama Kurdi
masuk ke Nusantara dengan merupakan sumber yang
perantara Cina Islam. H. J. De memiliki perangaruh besar.
Graaf, menyunting literatur Jawa Ulama di wilayah
klasik yaitu Catatan Tahunan Madinah yang memberi
Melayu yang didalamnya pengajaran para ulama di
memperlihatkan peran orang- Indonesia suatau tarekat
orang Cina atas perkembangan Syattariyah yang asalnya
Islam di Nusantara. dibawa menuju Nusantara
Para tokoh besar seperti salah satunya dilakukan oleh
Sunan Ampel (Bong Swi Hoo) serta Ibrahim al-Kurani yang
Raja Demak (Jin Bun) yang merupakan seorang ulama asal
merupakan orang-orang keturunan Kurdi. Tradisi yang cukup
Cina (Hakim, 2018). Menurut terkenal di Indonesia, yang
Denys Lombard, pengaruh Cina digunakan atau
besar bagi Nusantara, hal ini dapat diperdengarkan setiap Maulid
dilihat pada pakaian, makanan, Nabi pada 12 Rabi’ul Awal,
seni bangunan, seni, serta yang syukuran, akikah, serta tradisi
lainnya. lainnya, yaitu tradisi barzanzi.
Teori Turki Barzanzi sendiri merupakan
nama dari keluarga yang
Bagaian teori ini memiliki pengaruh dan syeikh
diperkenalkan oleh Martin van-
tarekat di Kurdistan. Kurdi-
7
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
sendiri cukup populer di Indonesia yang biasanya digunakan sebagai
nama orang, jalan, dan sebagainya. Dari sini dapat dapat dilihat bahwa
orang-orang Kurdi juga memiliki peran pada menyebarnya Islam di
Indonesia.
Teori Akomodasi
Perbedaan atas kedatangan, penyebaran, dan Islamisasi
mendorong sejumlah sarjana melakukan akomodasi. Teori ini
beranggapan bahwa Islam di Nusantara telah terjadi pada abad ke-7
M, dan abad ke-13 M yaitu proses menyebarnya dan masyarakat Islam
Nusantara mulai terbentuk. Pembawanya yaitu orang-orang yang
beraval dari Arabia, Persia, serta India (Gujarat, Bengal).
Terdapat dua teori akomodasi yang patut diperhatikan, yaitu
teori rempah-rempah dan teori mata air. Teori mata air dikemukakan
oleh Azyumardi Azra. Teori ini menyatakan penyebaran Islam tersebut
seperti air yang mengalir. Teori rempah-rempah tokohnya adalah Budi
Sulistiono yang menunjukan adanya pedagang muslim di Nusantara
pada jalur perdagangan rempah-rempah dan perdaganagn sutera
(Syafrizal, 2015).
Proses Islamisasi di Nusantara bisa terjadi dengan mudah adanya
dukungan dua faktor: pertama karena adanya para pendatang muslim
yang mengajarkan agama Islam dan masyarakat menerima ajaran baru
tersebut dengan terbuka. Peristiwa demi peristiwa yang terjadi
diberbagai bidang seperti dlam politik, ekonomi, sosial budaya,
membuat Islam yang dalam penyebarannya dilakukan secara damai
lebih mudah diterima karena proses Islamisasinya pun sesuai dengan
keadaan masyarakat.
Pada masa permulaan, yang membawa Islam masuk ke
Nusantara yaitu para pedagang yang penyebarannya terdorong oleh
faktor ekonomi, yang bahkan terjadi jauh sebelum Islam berkembang.
Hal ini berkembang seiring dengan perkembangan perdaganagn dan
pelayaran internasional. Orang-orang dari pusat-pusat Islam tumbuh
di Nusantara seperti samudera Pasai dan Malaka, kemudian orang-
orang Islam dari sini membawa serta menyebarkan agama Islam ke-
8
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
berbagai wilayah di Indonesia.
Saluran berikutnya yaitu perkawinan. Selain
perdagangan yang memudahkan penyebaran agama Islam
di Nusantara, perkawinan juga merupakan cara yang
mudah. Dua orang yang membentuk keluarga yang akan
menjadi inti masyarakat. Hal ini akan menjadi masyarakat
muslim. Saluran Islamisasi melalui perkawinan terjadi
antara pedagang atau saudagar dengan wanita pribumi
yang juga merupakan bagian dari Islamisasi
(Poesponegoro, Djoened, Notosusanto, dan Leirissa, 2008
dalam Lutfiyani, dan Fadlan. 2018). Dari perkawinan ini
akan muncul kampung, daerah, Lutfiyani, dan A. H.
Fadlan. 2018erta kerajaan yang bercorak Islam.
Selain perdagangan dan perkawinan,
terdapat pula saluran tasawuf yang menjadi salah satu
saluran yang penting dalam penyebaran Islam. Tasawuf
memiliki fungsi membentuk kehidupan sosial masyarakat
Indonesia yang terbukti pada tulisan yang ada pada abad
antarake-13 dan ke-18. Para ahli tasawuf, kehidupannya
sederhana dan kehidupannya berada di tengah masyarakat.
Pada bagian ini, proses Islamisasi dilakukn dengan cara
mengajarkan teosofi dengan mengupayakan nilai-bilai atas
budaya dan juga ajaran agama Hindu-Budha, serta
dimodifikasi dengan buadaya Islam agar pemahamannya
lebih mudah.
Saluran pendidikan juga memiliki peran dalam
penyebaran Islam. Ulama, guru agama, serta raja memiliki
perandalam menyebarkan Islam lewat pendidikan. Cara
yang dilakukan yaitu dengan pendirian pondok pesantren.
Dimana, pada pondok pesantrean ini, diajarkan ilmu
keagamaan yang berasal dari kitab-kitab. Setelah
menyelesaikan pendidikan, para murid yang sudah
ditempa untuk menjadi para pemuka agama selanjutnya
9
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
pun kembali menyebarkan dan mengajarkan nilai
keagamaan saat kembali ke desanya. Hal yang dapat
dilakukan misalnya dengan mengajar di surai-surai
atau bahkan dapat mendirikan pesantren baru.
Politik merupakan salah vatu saluran
penyebaran agama yang penting. Pada saat seorang
raja memeluk agama islam, rakyat yang mencintai dan
mengabdi pada raja mereka juga akan mengikuti jejak
rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan dan araja
dianggap sebagai panutan bahkan tauladan bagi
rakyat.
10
TEORI KEDATANGAN
ISLAM DI NUSANTARA
BAB III Islam tidak menggunakan misi
PENUTUP yang sama dijalankan oleh
Islam di Nusantara kalangan Kristen serta Katolik
dalam mengajarkan agamanya.
terjadi dengan damai meski Dari banyaknya teori yang
terjadi dengan panjang. Teori-
teori yang yang berkembang guna menjelaskan
dari mana Islam berasal, teori
mengungkapkan asal tempat Arab atau teori Mekkah
Islam Nusantara berasal pun
beragam. Empat teori yang merupakan yang paling benar
menjelaskan asal-muasal
menjelaskan kedatanagan kedatanagan Islam Islam di
dan penyebaran Islam di
Nusantara, teori-teori itu Nusantara. Agama Islam muncul
datang pada abad ke-7 dengan
antara lain: teori Persia, teori pembawanya adalah pedangan
India, teori Arab, dan
Syafrizal menjelaskan teori yang berasal dari arab. Proses
penyebaran Islam di Indonesia
Cina dan teori Turki juga awalnya dilakukan oleh para
masuk dalam teori proses
bagaimana masuknya agama muballig pedagang yang
melakukan perdagangan dengan
Islam di wilayah Nusantara. penduduk Nusantara. Hal ini
Amin pun menuturkan
terdapat teori kelima yang menjadikan penengasan
bagaimana posisi para pendatang
berkembang mengenai yang melakukan aktivitas ganda,
tempat Islam berasal, yaitu
teori akomodasi. yaitu selain sebagai muballig atau
penyebar ajaran Islam, juga datang
guna melakukan penjualan barang
dagangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, J. Islam Asia Tenggara Dinamika Historis dan Distingsi.
Amin, F. Kedatangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara:
Telaah Teoritik Tentang Proses Islamisasi Nusantara. Jurnal
Studi Keislaman. 18(2): 68-96.
Azra, A. 2013. Indonesia Dalam Arus Sejarah 3: Kedatangan Islam dan
Islamisasi. PT. Ichtiar Baru Van Hoeve: Jakarta.
Dalimunthe, L. A. 2016. Kajian Proses Islamisasi Di Indonesia. Jurnal
Studi Agama dan Masyarakat. 12(1): 115-123.
Gazali. 2018. Teologi Islam Nusantara.
Ghaffar, N. A. 2015. Tasawuf Dan penyebaran Islam Di Indonesia.
Jurnal Rihlah. III(1): 69-78.
Ghofur, A. 2011. Telaah Kritis Masuk dan Berkembangnya Islam di
Nusantara. Jurnal Ushuluddin. XVII(2): 159-168.
Hakim, L. 2018. DARI PERSIA HINGGA CINA: Diskursus tentang
Teori Kedatangan Islam di Melayu Nusantara. Khazanah: Jurnal
Sejarah dan Kebudayaan Islam. VIII(15): 2-13.
Husda, H. 2016. Islamisasi Nusantara (Analisis Terhadap Discursus
Para Sejarawan). ADABIYA. 18(35): 17-26.
Lutfiyani, dan A. H. Fadlan. 2018. ISLAM NUSANTARA (a Theory
of the Arrival of Islam Until the Process of Islamization In
The Nusantara).
Nasution, F. 2020. Kedatangan dan Perkembangan Islam di
Indonesia. jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial
Kemanusiaan. 11(1): 27-40.
Syafrizal, A. 2015. Sejarah Islam Nusantara. Islamuna. 2(2): 236-242.
Wibisono, S. C. 2014. Aspek-Aspek Kajian Islam Di Nusantara:
Langkah Meniti Peradaban. KALPATARU, Majalah Arkeologi.
23(1): 51-54.
Yahya, Y. K. 2019. Pengaruh Penyebaran Islam Di Timur Tengah dan
Afrika Utara: Studi Geobudaya dan Geopolitik. Jurnal
Peradaban Islam. 16(1): 44-45.
Teori Kedatangan Islam di Nusantara
Meidy Nandita Sari
Media Pembelajaran Bidang Studi