CGP ANGKATAN 7 KAB. BLORA
KONEKSI ANTAR
MATERI MODUL 1.4
Budaya Positif
USWATUN CHASANAH
SMP N 1 KUNDURAN
1.Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran
Anda dalam menciptakan budaya positif di
sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti
seperti disiplin positif, motivasi perilaku
manusia (hukuman dan penghargaan), posisi
kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas,
segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan
materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan
Nasional Ki Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran
Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.
Jawab
Kesimpulan
Di sekolah saya berperan aktif dalam menciptakan
budaya positif di sekolah dengan menerapkan
konsep-konsep inti seperti disiplin positif, posisi
kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitiga
restitusi.
Budaya positif tidak berhasil tanpa adanya
kolaborasi semua elemen sekolah yang terdiri (
managemen sekolah, visi sekolah, kerjasama
stakeholder di sekolah) serta pembelajaran
Motivasi periaku manusia terbagi
menjadi:
1.menghindari ketidaknyamanan /hukuman
2.Mendapatkan penghargaan atau imbalan
dari orang lain
3.Menjadi yang mereka inginkan dan
menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai
yang mereka percaya
Lima posisi kontrol dapat dilakukan
sebagai upaya membangun budaya
positif di sekolah.
Tentunya untuk mewujudkan budaya
positif membutuhkan proses dan waktu
yang tidak singkat, serta perhatian dan
keterlibatan pemangku kepentingan di
lingkungan sekolah. Salah satu yang paling
berperan adalah kontrol dari guru yaitu
penghukum, pembuat rasa bersalah,
teman, pemantau dan posisi manajer.
Penerapan budaya positif melalui
pembiasaan positif yang telah dituangkan
dan disepakati bersama menjadi keyakinan
kelas akan menumbuhkan nilai dan
karakter positif pada diri murid.
keterkaitannya Budaya Positif dengan
materi sebelumnya
# Modul 1.1 : Filosofi Pendidikan KHD
1.Pendidikan sebagai penuntun kodrat anak
serta pemberian teladan, motivasi dan
dorongan untuk tumbuh kembang karakter
murid membentuk budaya positif.
2.Pengembangan nilai-nilai budaya positif
melalui hal-hal yang menyenangkan
3.Pendidikan harus berpihak pada murid
artinya pembiasaan budaya positif harus
memperhatikan kodrat alam dan kodrat
zaman anak/murid
4.Memberikan dukungan dan mendorong
anak dengan kepercayaan dirinya
menjemput kebahagiaan hidup.
# Modul 1.2 : Nilai dan Peran Guru Penggerak
1.Dengan memiliki nilai berpihak pada murid,
mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif
diharapkan guru penggerak mampu mewujudkan
profil pelajar pancasila melalui pelaksanaan
budaya positif.
2.Guru penggerak juga mempunyai peran Menjadi
Pemimpin Pembelajaran, Menggerakkan
komunitas Praktisi, Menjadi coach bagi guru lain,
Mendorong kolaborasi antar guru. Dengan peran
ini guru penggerak dapat menciptakan kondisi
yang dapat membantu tumbuh kembangnya
Budaya positif di sekolah
# Modul 1.3 : Visi Guru Penggerak
1.Perumusan visi guru penggerak untuk membuat
perubahan disekolah dalam rangka mewujudkan
profil pelajar pancasila melalui budaya positif
dapat dilakukan dengan paradigma Inkuiri
Apresiatif ( IA ) melalui tahapan BAGJA
2. Visi sekolah yang berpihak pada murid dengan
melaksanakan budaya positif dapat membantu
mewujudkan profil pelajar pancasila
Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda
atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif
ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-
konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini,
yaitu: disiplin positif, teori kontrol, teori motivasi,
hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru,
kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan
segitiga restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk
Anda dan di luar dugaan?
Untuk membangun budaya positif. warga sekolah
perlu nerkolaborasi menyediakan lingkungan yang
aman dan nyaman agar murid mampu berfikir,
bertindak mandiri, bertanggung jawab serta
mencipta dengan merdeka karena menurut teori
kontrol diri merekalah yang mampu mengontrol
setiap tindakan yang mereka lakukan. Tindakan
murid juga dipengaruhi motivasi internal yakni
apakah karena menghindari hukuman, ingin
memperoleh penghargaan atau ingin menghargai
diri. Peran kontrol guru untuk mewujudkan
budaya positif antara lain : penghukum, pembuat
rasa bersalah, teman dan manajer. Posisi yang
diharapkan dari Guru saat ini adalah manajer. Praktik
budaya positif juga harus memperhatikan 5 kebuthan
dasar manusia ( bertahan hidup. cinta dan kasih
sayang, kekuasaan, kesenangan, kebebasan).
Keyakinan kelas perlu disusun berdasarkan
kesepakatan bersama sebagai pedoman pelaksanaan
budaya positif. Apabila keyakinan kelas tidak dapat
dilaksanakan dengan baik langkah yang dapat
dilakukan untuk penyelesaian nya dapat menerapkan
segitiga restitusi.
Hal menarik diluar dugaan saya adalah seorang guru
memiliki peran kontrol sebagai manajer.
Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda
dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun
sekolah Anda setelah mempelajari modul ini?
Setelah memperlajari modul ini banyak hal yang harus
diperhatikan untuk menerapkan budaya positif antara
lain motivasi murid, kebutahan yang ingin dipenuhi
murid, peran kontrol guru. kesepakatan bersama
dalam bentuk keyakinan kelas serta pentingnya
pelaksanaan segitiga restitusi.
Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami
terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya
Positif baik di lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Pengalaman saya terkait materi dalam modul ini adalah
mewujudkan harapan murid tentang hal yang ingin
mereka lakukan selama proses belajar dengan
membentuk kesepakatan bersama kelas/keyakinan
kelas.
Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-hal
tersebut?
Sangat senang dan bersemangat karena dapat
mewujudkan harapan anak.
Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan
konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik?
Adakah yang perlu diperbaiki?
Hal yang sudah baik adalah memberi pemahaman
mengenai kesepakatan kelas kepada murid dan
menerapkannya dalam keadaan nyata. Hal yang perlu
diperbaiki adalah saya belum sepenuhnya dapat
mengajak rekan sejawat untuk menerapkan kegiatan
pembuatan keyakinan kelas di sekolah serta
implementasi segitiga restitusi dalam menyelesaikan
pelanggaran murid.
Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan
murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang
paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda
saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang
Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa
perbedaannya?
Sebelum saya mempelajari modul ini. posisi kontrol
yang sering saya pakai adalah posisi pemantau,
perasaan saya pada saat itu menganggap bahwa
posisi tersebut adalah posisi yang paling tepat karena
guru tidak memberi hukuman murid tetapi
membimbing anak untuk mengetahui pelanggaran
yang dilakukannya dan konsekuensi tindakannya.
Setelah mempelajari modul ini posisi yang saya
gunakan adalah posisi manajer. Perasaan saya
senang karena dapat membimbing murid untuk
menyadari kesalahan dan membuat solusi atas
permasalahan yang dilakukan.
Pebedaanya posisi kontrol pemantau murid belum
tahu solusi permasalahannya tetapi hanya
mengetahui konsekuensi tindakannnya, sedangkan
posisi kontrol manajer murid mengetahui
permasalahan dan solusinya.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda
menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi
permasalahan murid Anda? Jika iya, tahap mana yang
Anda praktekkan dan bagaimana Anda
mempraktekkannya?
Sebelum saya mempelajari modul ini saya pernah
melakukan segitiga restitusi. tahap yang saya
praktekkan adalah :
1.Menstabilkan identitas.
Biasanya saat murid melakukan pelanggaran saya
akan menguatkan mereka dengan beberapa kalimat
saya tidak akan mencari tahu siapa yang salah
atau benar.
Semua orang pernah melakukan kesalahan.
Saya juga pernah melakukan kesalahan seperti
itu.
2.Validasi tindakan yang salah
Setelah murid menyadari kesalahanya, saya akan
membingnya dengan kalimat :
Setiap tindakan pasti ada alasannya, apa alasan
kamu melakukan itu ?
Padahal kamu bisa melakukan yang lebih buruk
dari ini ya?
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul
ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting
untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya
positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Hal-hal lain yang perlu dipelajari dalam proses
menciptakan budaya positif di lingkungan kelas
maupun sekolah adalah sumber-sumber belajar lain
dan juga praktik baik dari sekolah yang sudah
berhasil menerapkan budaya positif yang dapat kita
Amati, Tiru dan Modifikasi ( ATM) sehingga dapat
menambah ide ataupun gagasan untuk
melaksanakan budaya positif di sekolah.
Rancangan Tindakan Aksi Nyata
Judul Modul : 1.4 Budaya Positif
Nama Peserta : Uswatun Chasanah, S.Pd
latar Belakang
Proses pendidikan saat ini bertujuan untuk
mewujudkan profil pelajar pancasila. Profil pelajar
pancasila merupakan sejumlah karakter dan
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta
didik, yang didasarkan pada nilai-nilai luhur
Pancasila.
Agar murid memiliki profil pelajar pancasila, sekolah
sebagai tempat belajar harus menciptakan suasana
yang aman dan nyaman, sehingga murid dapat
berpikir, bertindak, bertanggung jawab dan memiliki
motivasi untuk melaksanakan budaya positif dengan
menjalankan disiplin positip tanpa adanya perasaan
tidak nyaman karena takut hukuman, tanpa
mengharapkan penghargaan karena pencapaianya
tetapi lebih karena menghargai dirinya sendiri
berdasarkan nilai - nilai yang diyakininya. Karena
sekarang masih ditemui murid yang mematuhi
aturan hanya karena terpaksa. Jika tidak ada guru
disekitar mereka, mereka akan lupa dan melanggar
kesepakatan kelas/aturan kelas.
Dan saat ini masih kita jumpai sosok guru yang
belum menerapkan budaya positif salah satunya
ditandai dengan menangani permasalah siswa
berposisi sebagai penghukum di kelas.
Tujuan
Mewujudkan budaya positif dilingkungan
sekolah
Mengubah pola pokir siswa terhadap hukuman
menjadi keyakinan
Meningkatkan motivasi intrinsik pada siswa
Menangani permasalahan siswa dengan
segitiga restitusi
Menciptakan suasana kelas yang nyaman dan
menyenangkan
Tolok Ukur
Prosentasi pelanggaran tata tertib sekolah
menurun
Sebagian guru menyelesaiakan
permasalahan murid dengan segitiga
restitusi
Pembelajaran menyenangkan
Linimasa tindakan
yang akan dilakukan
Adapun linimasa tindakan yang akan saya
lakukan untuk mewujudkan aksi nyata ini
adalah sebagai berikut.
Berkoordinasi dengan kepala sekolah
terkait pelaksanaan aksi nyata.
Menyusun instrumen pelaksanaan aksi
nyata.
Mendiseminasikan/pengimbasan Budaya
Positif kepada rekan sejawat.
Menyusun keyakinan kelas bersama
siswa.
Membuat baner keyaknan kelas
Melakukan pendekatan kepada guru
khususnya kepada wali kelas untuk
mendukung program saya demi
terwujudnya budaya positif di sekolah
Pengumpulan instrumen dan
dokumentasi.
Dukungan yang
Dibutuhkan
Untuk melancarkan pelaksanaan rancangan
tindakan untuk aksi nyata yang telah saya
susun. saya memerlukan dukungan dari
berbagai pihak yaitu izin dan arahan dari
kepala sekolah, keterlibatan rekan guru
sejawat, siswa, warga sekolah dan juga
dukungan dari orang tua siswa.
Terimakasih
Guru Bergerak, Indonesia maju