The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dillasylvania, 2022-07-14 06:31:45

3. BAHAN AJAR

3. BAHAN AJAR

DAFTAR ISI

STRUKTUR MAKRO .......................................................................................................................3
PETA KONSEP..................................................................................................................................4
Kompetensi Dasar...............................................................................................................................5
Tujuan Pembelajaran ..........................................................................................................................5
A. Sistem saraf .................................................................................................................................5

1. Komponen Penyusun Sistem Saraf..........................................................................................6
B. Macam-macam sel saraf..............................................................................................................8
C. Susunan sistem saraf ...................................................................................................................8

1. Sistem Saraf Pusat ...................................................................................................................9
2. Sistem Saraf Tepi...................................................................................................................12
D. Mekanisme kerja saraf ..............................................................................................................13
E. Gangguan pada sistem saraf ......................................................................................................16
LATIHAN SOAL .............................................................................................................................20

SISTEM KOORDINASISTRUKTUR MAKRO Organ penyusun
SISTEM SARAF sistem saraf

Bagian-bagian sel
saraf

Macam-macam
sistem saraf

Mekanisme impuls

Sistem Saraf Pusat
dan Sistem Saraf Tepi

Gangguan pada
sistem saraf

PETA KONSEP

Sistem Saraf

Sel saraf Saraf Pusat Saraf tepi Gangguan Pada
Nucleus Sistem Saraf
Dendrit
Otak Sumsum tulang Sensorik
belakang

Otak keccil Motoric

Badan sel saraf Otak besar

Akson Otak belakang

BAHAN AJAR

Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem koordinasi

(saraf, hormone dan alat indera) dalam kaitannya dengan mekanisme koordinasi dan regulasi
serta gangguan fungsi yang dapat terjadi pada sistem koordinasi manusia.

4.10 Menyajikan hasil analisis pengaruh pola hidup terhadap kelainan pada struktur dan fungsi
organ sistem koordinasi yang menyebabkan gangguan sistem saraf dan hormon pada
manusia berdasarkan studi literatur.

Tujuan Pembelajaran
1. Mengenal konsep sistem saraf dan peranan sistem saraf didalam tubuh.
2. Mengetahui komponen yang menyusun sistem saraf.
3. Mengidentifikasi struktur, fungsi, mekanisme dari sistem saraf.
4. Memahami susunan sistem saraf.
5. Menganalisis mekanisme kerja sistem saraf.
6. Menganalisis gangguan apasaja yang terjadi pada sitem saraf.

A. Sistem saraf
Coba anda bayangkan tubuh manusia sebagai suatu negara. Ia terdiri atas miliaran sel. Sel-sel

dengan jenis yang sama membentuk jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan yang berbeda menyusun
organ-organ, misalnya lambung atau mata. Organ-organ bergabung untuk membentuk sistem-
sistem. Selanjutnya, semua sistem tersebut bersatu menyusun tubuh. Agar tubuh dapat bekerja
dengan baik, sel-sel, jaringan-jaringan, organ-organ dan sistem-sistemnya harus bekerja sama.
Seperti sebuah negara, tubuh juga memerlukan “pemerintah” agar sistem-sistem didalamnya dapat
berfungsi dengan baik. Dalam hal ini, “pemerintah” itu sendiri adalah sistem koordinasi.

Koordinasi atau regulasi adalah cara semua organ dan sistem tubuh untuk bekerja sama secara
efesien. Misalnya, jika digunakan untuk berlari, otot-otot kaki memerlukan pasokan glukosa dan
oksigen tambahan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, paru-paru bernapas lebih cepat dan dalam.
Semua proses yang berlangsung di dalam tubuh dikendalikan oleh otak. Di dalam otak serabut-
serabut saraf saling bersambungan membentuk “kabel” panjang untuk menyampaikan perintah otak
ke semua bagian tubuh. Jika adanya gangguan didalam otak maka tubuh tidak dapat berfungsi
dengan normal. Oleh karena itu kita harus menjaga otah dengan sebaik mungkin.

Sistem saraf memainkan peranan penting dalam regulasi atau pengaturan aktivitas tubuh. Sistem
saraf dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem sarad
pusat tersusun atas otak dan sumsum tulang belakang. Fungsi sistem saraf pusat adalah menerima
informasi perintah berdasarkan informasi yang diterimaya itu. Adapun sistem saraf tepi tersusun atas
serabut-serabut saraf yang membawa informasi dari semua bagian tubuh ke sistem saraf pusat dan
dari sistem saraf pusat ke berbagai bagian tubuh. Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar
(somatic) dan sistem saraf tak sadar (otonom).

1. Komponen Penyusun Sistem Saraf
Sistem saraf manusia, baik sistem saraf pusat maupun sistem saraf tepi, tersusun atas miliaran

sel saraf yang disebut neuron. Sel-sel saraf tersebut saling bersambungan membentuk jaringan
komunikasi yang besar. Sebuah neuron atau sel daraf tersusun atas satu badan sel yang didalamnya
terdapat sitoplasma, nucleus, dan organel-organel sel lainnya. Termasuk mitokondria dan granula-
granula Nissl. Granula Nissl merupakan kelompok reticulum endoplasma kasar yang berhubungan
dengan sintesis protein, terutama neutotrassmitter (pembawa pesan kimia). Dari badan sel saraf
keluar serabut-serabut yang merupakan penonjolan sitoplasmanya. Serabut-serabut itu berfungsi
mengirimkan informasi atau pesan dalam bentuk rangsangan elektrokimiawi (sinyal listrik). Serabut-
serabut itu terdiri atas dua macam, yaitu dendron dan akson. Setiap neuron hanya memiliki satu
akson dan beberapa dendron. Berikut komponen yang tergabung dalam sistem saraf dari mulai
bagian terkecil seperti sistem saraf hingga organ penting dalam sistem ini.

1. Sel saraf (Neuron)

Unit terkecil secara structural dan fungsional dari semua sistem adalah sel. Sel sering disebut
Neuron merupakan bagian paling kecil dari sistem saraf. Kumpulan sel saraf ini kemudian akan
membentuk jaringan sel saraf. Sel saraf dapat dibedakan menjadi bagian yang lebih spesifik atau
memiliki struktuk dan fungsi khusu, diantaranya:

a) Nucleus yaitu inti sel yang berfungsi untuk mengatur aktivitas sel. Bagian ini memiliki nucleolus
(anak inti sel) berukuran besar sebagai tempat penyimpanan informasi genetil (RNA) serta
sitoplasma.

b) Dendrit atau Dendron merupakan serabut pendek bercabang yang meneruskan rangsang dari
reseptor ke badan sel saraf. Reseptor adalah ujung-ujung saraf pada alat indra yang berfungsi
sebagai penerima rangsang dari luar. Dendron tersusun atas serabut-serabut pendek yang lebih
kecil, dinamakan dendrit. Ujung dendrit berhubungan langsung dengan reseptor ataupun ujung
akson dari neuron lainnya

c) Akson atau neurit merupakan serabu panjang yang menentukan rangsang dari badann sel ke
neuron lainnya ataupun ke efektor. Efektor adalah organ, jaringan atau sel yang mampu
bereaksi terhadap rangsangan. Akson dapat mencapai panjang lebih dari 1m. Pada mamalia,
akson diselubungi oleh lapisan (selubung) mielin. Selubung mielin dibentuk oleh suatu jenis
sel neuroglia yang dinamakan sel schwan. Selubung mielin mengandung fosfolipid yang sangat
banyak. Fungsi selubung mielin adalah melindungi akson, memberi makanan bagi akson, dan
sebagai isolator elektis

d) Nodus Ranvier pada akson merupakan daerah bercelah karena tidak terbungkus oleh selubung
mielin sehingga rangsangan sampai dengan cepat.

e) Sel Neuroglia (Glia)
Sel neuroglia adalah sel penunjang pada susunan saraf pusat yang berfungsi sebagai jaringan
ikat. Sel glia dapat membelah secara mitosis. Jenis sel glia, yaitu sebagai berikut :

 Astrosit berbentuk bintang dan berfungsi sebagai lem yang menyatukan neuron-neuron.
 Oligodendrosit berbentuk menyerupai astrosit, tetapi memiliki badan sel yang lebih kecil serta

membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson
 Mikroglia (berukuran paling kecil dan bersifat fagosit) berfungsi untuk pertahanan.
 Sel ependima merupakan membrane epitelium yang melapisi rongga serebral dan medulla

spinalis.
f) Sinapsis yaitu sambungan dari ujung akson terspesialisasi menjadi terminal sinapsis untuk

menyampaikan informasi ke sel saraf lainnya (Campbell,2017); Pertemuan antara ujung akson
suatu sel daraf dan ujung dendrit sel saraf lainnya atau antara suatu suatu sel saraf dan suatu
serabut otot membentuk suatu struktur seperti bongkol.

Sel-sel saraf berhubungan dengan sistem reseptor dan efektor. Reseptor adalah alat-alat indra
yang mendeteksi perubahan. Beberapa reseptor merupakan organ-organ yang berkembang,
contohnya mata dan telinga. Pada sebuah reseptor, stimulus (suatu bentuk energy, seperti cahaya,
gelombang suara, atau tekanan mekanis) diubah menjadi rangsang (suatu sinyal listrik atau
elektrokimia). Rangsang dibangkitkan oleh sel-sel sraaf dan dikirimkan kebeberapa efektor melalui

sel-sel saraf lainnya. Efeltor menghasilkan tanggapan tubuh terhadap stimulasi. Adapun yang
termasuk efektor adalah jaringan otot serta kelenjar-kelenjar.
B. Macam-macam sel saraf

Berdsarkan fungsinya dalam membawa rangsang, sel saraf dapat dikelompokan menjadi tiga,
yaitu sel saraf sensori, sel saraf motoric, dan sel saraf konektor (penghubung).
 Sel saraf sensori (aferen)

Sel saraf sensori adalah sel saraf yang berfungsi menghantarkan impuls atau membawa rangsang
dari reseptor (alat indra) ke sistem saraf pusat, yaitu otak dan sumsum tulang belakang.
 Sel Saraf Motorik (eferen)

Sel saraf motoric adalah sel saraf yang berfungsi mengirimkan perintah dari sistem saraf pusat
ke efektor (otot atau kelenjar).
 Sel Saraf Konektor

Sel saraf konektor merupakan sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf sensori dengan
sel saraf motor didalam sistem saraf pusat, misalnya di dalam sumsum tulang belakang.
Berdasarkan strukturnya, neuron dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut :

 Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih. Contohnya, neuron motoric
yang terdapat di otak dan medulla spinalis

 Neuron bipolar memiliki dua juluran berupa dendrit dan akson. Contohnya, neuron pada organ
indra seperti mata, hidung, dan telinga.

 Neuron unipolar merupakan neuron bipolar yang tampak hanya memiliki satu juluran dari
badan sel karena akson dan dendritnya berfusi. Contohnya, neuron pada embrio dan fotoreseptor
mata.

C. Susunan sistem saraf
Sistem saraf pada manusia dapat dibagi menjadi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sistem saraf tepi dapat dibagi

menjadi sistem saraf sadar (saraf somatic) dan sistem saraf tak sadak (saraf otonom). Sistem saraf
sadar dapat dibagi lagi menjadi sistem saraf kranial dan sistem saraf spinal, sedangkan sistem saraf
tak sadar dibagi menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik.

1. Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf pusat terdiri atas otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang (medulla spinalis).

Otak terletak dalam tulang tengkorak, sedangkan sumsum tulang belakang terletak di dalam ruas-
ruas tulang belakang. Semua fungsi dari kedua organ tersebut akan terkoordinasi pada sistem pusat,
mengelola semua informasi yang didapatkan dari luar tubuh,serta mempengaeuhi cara tubuh
menjawab implus secara sadar maupun tidak sadar (refleks).seluruh kegiatan yang dilaksanakan
dengan sadar akan dirancang oleh otak sehingga perjalananya lebih panjang dari refleks,sedangkan
kegiatan yang dilakukan secara tidak sadar di jawab dengan sangat cepat sebagai refleks diatur oleh
sumsum tulang belakang.

a) Otak

Otak merupakan organ bertekstur lunak yang dilindungi oleh tulang tengkorak. Otak dikelilingi oleh
cairan serebrospinal yang berfungsi memberi makan otak dan melindungi otak dari guncangan.
Cairan serebrospinal dihasilkan oleh ruang-ruang didalam otak yang disebut ventrikel. Selain itu,
otak juga dilindungi oleh tiga lapisan membrane yang disebut meninges. Ketiga lapisan membrane
tersebut berturut-turut dari luar kedalam adalah durameter, arakoid, dan pia mater. Di dalam otal
juga terdapat banyak pembuluh darah yang berfungsi memasok oksigen bagi otak.

Bersama-sama dengan sumsum tulang belakang, otak mengatur aktivitas sistem saraf. Namun, otak
memiliki fungsi yang lebih spesifik dan berperan lebih dominan dibandingan sumsum tulang
belakang. Singkatnya, fungsi otak meliputi:

 Menerima rangsang sensori dari dalam dan luar tubuh;
 Memproses dan mengatur tanggapan terhadap rangsang;
 Mempertahankan aktivitas atau gerak yang tidak kita sadari, misalnya detak jantung;
 Memprakarsi aktivitas yang kita sadari, misalnya berjalan;
 Penalaran, pengetahuan dan daya ingat

Diperkirakan otak manusia tersusun atas 100 ribu miliar sel-sel saraf. Otak manusia tersusun
atas tiga bagian utama, yaitu otak depan, otak tengah, otak belakang. Selama tahap-tahap awal
perkembangan embrio, tiga bagian itu terlihat jelas, tetapi setelah dewasa tiga bagian itu todak
terbagi secara jelas. Hal itu terutama disebabkan otak depan menjadi lebih besar dan menutupi otak
tengah sehingga otak tengah tidak terlihat dari atas.

1) Otak Depan
Pada orang dewasa, otak depan terdiri atas dua belahan otak besar (Serebrum), yaitu belahan

kiri dan kanan, serta Hipotalamus. Antara belahan kiri dan belahan kanan otak besar dihubungkan
oleh suatu “jembatan” yang terdiri atas lebih dari 100 juta serabut saraf yang dinamakan korpus
kalosum. Tiap belahan otak besar terbagi menjadi empat lobus yang diberi nama sesuai dengan
nama tulang tengkorak yang melindunginya, yaitu lobus frontal, lobus temporal, lobus parietal,
dan lobus oksipital.

Permukaan otak besar diselubungi oleh lapisan korteks otak besar yang tersusun atas substansi
kelabu. Lapisan korteks otak besar yang tersusun atas substansi kelabu. Lapisan korteks otak besar
memiliki banyak lipatan yang memperluas permukaanya hingga mencapai 40% darin massa otak.
Makin banyak sel lipatannya berarti semakin banyak jumlah sel sarafnya.

Otak besar merupakan pusat pengaturan semua kegiatan sadar atau berdasarkan kehendak.
Belahan otak besar bagian kanan mengatur fungsi tubuh bagian kiri, sedangkan belahan otak bagian
kiri mengatur fungsi tubuh bagian kanan. Contohnya, jika anda menggerakan tangan kiri, perintah
untuk melakukan gerakan tersebut dating dari belahan kanan otak besar. Hal tersebut terjadi karena
serabut saraf melintas dari satu sisi ke sisi lainnya pada bagian atas sumsum tulang belakang. Pada
contoh diatas, serabut saraf melintas dari sisi kiri tubuh kle belahan kanan otak begitu pula
sebaliknyabelahan kiri otak besar bertanggung jawab terhadap kemampuan matematika dan
berbicara, sedangkan belahan kanan otak besar bertanggung jawab terhadap kemampuan bermusik
dan srtistik. Pada 90% orang, belahan kiri otak besar tanggung jawab terhadap Bahasa lisan dan
tulisan serta terhadap pengendalian tangan. Itulah sebabnya sebagian besar orang merupakan

pengguna tangan kanan. Sekitar 10% orang pergerakan tangannya dikendalikan oleh belahan kanan
otok besar dan mereka merupakan orang-orang bertangan kidal dan pengguna tangan kiri.

Otak besar mengatur aktivitas yang berkaitan dengan kepandaian atau kecerdasan, daya ingat,
serta kesadaran. Didalam otak besar terdapat daerah-daerah dengan fungsi pengaturan tertentu, yaitu
daerah sensori yang berfungsi sebagai penerima rangsang; daerah motor yang berfungsi mengatur
gerak sadar; daerah pikiran yang berperan dalam proses belajar dan proses berpikir, seperti
mengingat, berbicara, kreativitas, serta menganalisis.

Hipotalamus merupakan pusat pengendalian sistem saraf otonom yang mengatur, antara lain,
tekanan darah, laju detak jantung, laju pernapaasan, ukuran pupil, dan proses pencernaan.
Hipotalamus juga mengatur aktivitas tubuh yang berhubungan dengan pemeliharaan lingkungan
internal tubuh, misalnya suhu tubuh dan osmoregulasi. Fungsi lain dari hipotalamus adalah mengatur
reflaks rasa lapar dan rasa haus, menentukan pola tidur dan bangun, serta mengatur tingkah laku
agresif dan reproduksi. Hipotalamus merupakan penghubung antara sistem saraf dan sistem
endokrin.

2) Otak Tengah (Mesenfalon)
Otak tengah merupakan pusat pengaturan refleks pendengaran (misalnya, pergerakan kepala
untuk menemukan suara) dan pusat pengaturan reflex penglihatan yang meliputi pemfokusan
obhek (pelebaran dan penyempitan pupil serta akomodasi atau perubahan bentuk lensa mata).
Otak tegah juga merupakan tempat sistem pengaktifan retikuler, yaitu kelompok sel saraf yang
membangkitkan otak dan mempertahankan kesadaran. Di otak tengah, sel-sel saraf juga
menyaring rangsang-rangsang untuk mencegah otak belakanbg terbebani oleh terlalu banyak
informasi. Itulah sebabnya, dari sejumlah besar stimulus yang kita terima pasa suatu waktu,
hanya sedikit yang dapat kita sadari. Pada saat sistem pengaktifan retikuler tidak aktif, tubuh
dan otak dalam tahap tidur. Tahap tidur tersebut pentung untuk mencegah kelelahan pada sistem
saraf.

3) Otak Belakang
Otak belakang tersusun atas otak kecil (serebelum), jembatan varol (pons varolii), dan sumsum
lanjutan (medulla oblongata). Otak kecil memiliki dua belahan, yaitu kanan dan kiri. Lapisan
permukaan luar otak kecil berlipat-lipat dan tersusun atas substansi kelabu (sel-sel saraf tidak
bermielin). Otak kecil berfungsi mengatur keseimbangan serta posisi tubuh. Selain itu, bersama-
sama dengan otak besar, otak kecil juga mengatur gerak otot secara sadar.

2. Sistem Saraf Tepi
Sistem saraf tepi merupakan penyambung sistem saraf pusat yang berperan sebagai penerima

implus (rangsangan) untuk di sampaikan kepada sistem saraf pusat. Berdasarkan pada arah implus
sistem ini terbagi kumpulan saraf yang di sebut aferen (sensor) dan eferen (motor) pada pembahasan
sebelumnya.selain itu,sistem ini juga di bedakan secara fungsional (cara kerja) menjadi saraf somatis
(sadar) dan otonom (tidak sadar).

a) Sistem saraf sadar

Sistem saraf sadar atau sistem saraf somatic berfungsi mengatur aktivitas-aktivitas yang kita sadari,
contohnya kontraksi otot-otot kaki untuk berjalan. Sistem saraf sadar berhubungan dengan otot
rangka (otot lurik). Sistem saraf sadar terdiri atas sistem saraf kranial (disusun oleh saraf otak) dan
sistem saraf spinal (disusun oleh saraf sumsum tulang belakang). Sistem saraf kranial tersusun atas
12 pasang saraf dari otak, yaitu 3 pasang saraf sensori, 5 pasang saraf motoric, serta 4 pasang sarad
gabungan sensori dan motoric. Adapun sistem saraf spinal tersusun atas 31 pasang saraf dari sumsum
tulang belakang dengan perincian, 8 pasang saraf leher, 12 pasang saraf punggung, 5 pasang saraf
pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang saraf ekor.

No Nama Neuron Jenis Neuron Fungsi
1 Olfaktorius Sensorik Mencium
2 Optikus Sensorik Melihat
3 Okulomotorius Motorik Mengerling
4 Trokearis Motorik Menggerakan bola mata
5 Abdusen Motorik Mengunyah, sakit,

6 Fasialis Sensorik tekanan, pedas dan suhu
7 Vestibuloakustikus Motorik Menggerakkan bola mata
Mototik Mimic muka, mengecap
8 Vestibuloakustikus
Sensorik Keseimbangan dan
9 Glosofaringus Sensorik
mendengar
10 Vegus Motorik Menelan mengecap

11 Asesorius Sensorik Menelan dan sekresi getah
Motorik
12 Hipoglosus lambung, sakit dan lapar
Sensorik Bicara dan menggerakan
Motorik
kepa
Motorik Bicara, mengunyah dan

menelan

Tabel sistem saraf kranial

b) Sistem saraf tak sadar
Sistem saraf tak sadar atau sistem saraf otonom berhungan dengan pengaturan lingkungan

internal tubuh dan tidak melibatkan otot-otot rangka. Serabut saraf sistem saraf otonom keluar dari
sistem saraf pusat menuju berbagai organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, usus, dan kelenjar.
Sesuai dengan namanya, sistem saraf ini bekerja tanpa kita sadari walaupun bagian-bagian tertentu
dari sistem ini, misalnya otot sfingter anys dan otot sfingter kantong kemih, bekerja di bawah
pengaturan sadar.

Bebeda dari sistem saraf sadar, sistem saraf tak sadar hanya terdiri atas sel-sel saraf motor dan
tidak memiliki sel-sel saraf sensori. Sel-sel saraf motor itu berasal dari otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saradf otonom ini dapat dibagi menjadi sistem saraf simpatik dan sistem saraf
parasimpatik. Keduanya memiliki satu sel saraf prganglion dan satu sel saraf pascaganglion. Pada
saraf simpatik letak sinapsis antara dua sel saraf berdekatan dengan sumsum tulang belakang,
sedangkan pada saraf parasimpatik sinapsis terletak didalam organ efektor.

Sistem saraf simpatik dan sistem saraf parasimpatik memiliki pengaruh yang berlawanan
terhadap organ yang mempengaruhinya. Rangsang saraf simpatik cenderung meningkatkan atau
mempercepat kerja organ, sedangkan rangsang saraf parasimpatik sebaliknhya. Rangsang saraf
simpatik berperan saat tubuh aktif atau stress, sedangkan rangsang saraf parasimpatik berperan saat
tubuh beristirahat.

D. Mekanisme kerja saraf
Pesan atau informasi dihantarkan oleh saraf dalam bentuk rangsang saraf. Dalam istilah

sederhana, rangsang adalah pergerakan suatu potensial kerja (sinyal) di sepanjang akson suatu sel
saraf. Rangsang yang merambat di sepanjang akson itu dapat dikatakan sebagai "aliran listrik” yang
merambat dengan kecepatan 100 m per detik. sel-sel saraf menghantarkan rangsang jika menerima
stimulus yang dapat berupa cahaya yang masuk ke mata, perubahan suhu tubuh, atau suatu

rangsangan yang datang dari sel saraf tetangga. Jika cukup kuat, stimulus akan memicu suatu
rangsangan.
1. Penghantaran Rangsang melalui Akson

Di sepanjang akson terdapat perbedaan potensial listrik antara bagian dalam dan bagian luar
membran akson. Penghantaran rangsang pada serabut saraf disebabkan oleh adanya perbedaan
potensial listrik tersebut. Perbedaan potensial listrik ditimbulkan oleh perbedaan muatan listrik pada
dua sisi membran. Pada saat sel saraf beristirahat (tidak menghantarkan rangsang), bagian luar
membram bermuatan positif, sedangkan bagian dalam membran bermuatan negatif. Keadaan muatan
listrik seperti itu dinamakan potensial istirahat, sedangkan membram akson dalam keadaan
polarisasi. Akson yang beristirahat memiliki perbedaan 1 potensial listrik antara -50 minilivolt (mV)
hingga -90 mV, tergantung pada jenis makhluk hidupnya. Namun, umumnya adalah “70 mV. Pada
sebagian besar sel : tubuh, keadaan seperti itu selalu tetap. Namun, sel-sel saraf, sel-sel otot, dan
reseptor mudah terangsang sehingga muatan listriknya juga mudah berubah.

Adanya stimulus pada reseptor dapat menyebabkan terjadinya pembalikan muatan listrik untuk
sementara waktu. Bagian luar membran yang tadinya bermuatan listrik positif berubah menjadi
bermuatan negatif. Begitu pula sebaliknya, bagian dalam membran yang tadinya bermuatan negatif
berubah menjadi bermuatan positif. Perubahan atau pembalikan muatan listrik ini disebut
depolarisasi. Depolarisasi tersebut terjadi secara berurutan sepanjang akson. perubahan tiba-tiba
pada potensial islirahat karena datangnya rangsang diamakan potensial kerja. Pada sat potensial
kerja, perbedaan potensial di dalam membran berbalik dari -70 mV menjadi mendekati +40 mV.
Kecepatan pengahataran rangsang atau potensial kerja di sepanjang akson sangat dipengaruhi Oleh
besar kecilnya diameter akson serta ada tidanya selubung myelin

Sebagian besar sel saraf pada Vertebrata memiliki akson yang berselubung mieling,
sedangkan akson yang tidak berselubung mielin merupakan ciri khas sel-sel sel saraf Invertebrata.
Mammalia memiliki sel-sel saraf yang berselubung mielin dan yang tidak berselubung mielin.
Contohnya, sel-sel saraf konektor di sumsum tulang belakang dan sel-sel saraf sistem saraf otonom
tidak memiliki selubung mielin. Sebaliknya, sel-sel saraf motor dan sel-sel saraf sensori merupakan
sel-sel saraf bermielin.

Selubung mielin sebagian besar tersusun atas lemak dan'memiliki hambatan listrik yang tinggi.
Oleh karena itu, selubung mielin bertindak sebagai isolator (penghambat) "aliran listrik” atau
rangsang pada membran akson. Pada akson bermielin, potensial kerja tidak dapat terbentuk karena
membran akson tidak dapat distimulasi oleh aliran listrik. Namun, potensial kerja dapat terbentuk
pada nodus Ranvier yang tidak berselubung mielin sehingga rangsang saraf atau potensial kerja
"melompat" dari satu nodus Ranvier ke nodus Ranvier lainnya (karena depolarisasi dihambat pada
nodus Ranvier). Penghantaran rangsang pada akson bermielin dinamakan penghantaran atau

konduksi saltatori (karena rangsang melompat di sepanjang akson). Kata saltatori berasal dari
bahasa Latin saltus yang berarti melompat.

Jadi, keberadaan selubung mielin pada akson mempercepat penghantaran rangsang di sepanjang
akson. Sebagai contoh, kecepatan penghantaran rangsang padaakson bermielinadalah 100mperdetik,
sedangkan padaakson tidak bermielin kecepatannya 3 m per detik (Gambar). Penghantaran rangsang
pada akson tidak bermielin dinamakan penghantaran atau konduksi berkelanjutan.

Apakah setiap rangsangan yang diterima oleh reseptorsel-sel saraf? Untuk dapat menghasilkan
rangsang yang dapat mengubah potensial listrik pada sel-sel saraf, diperlukan stimulus yang cukup
atau di atas nilai ambang. oleh karena itu, tidak semua stimulus akan diteruskan sebagai rangsang.
Hanya rangsang yang cukup kuat yang mampu menimbulkan pada sel-sel saraf.
2. Penghantaran Rangsang melalui Sinapsis .

Setelah dihantarkan ke sepanjang sel saraf, rangsang juga harus di teruskan dari satu sel saraf ke
sel saraf berikutnya, Suatu rangsang dari jung jari harus melewati setidaknya tiga sel saraf sebelum
mencapai otak dan menghasilkan Perasaan sadar. Rangsang dari ujung akson suatu sel saraf akan
diteruskan Ke badan sel ataupun ujung dengrit sel saraf berikutnya melalui titik pertemuan yang
disebut sinapsis. Akson itu berasal dari sel saraf prasinapsis sedangkan badan sel atau dendrit
berasal dari sel saraf pascasinapsis. setiap ujung akson suatu sel Saraf membentuk struktur tonjolan
seperti bongkol yang di sebut bongkol Sinapsis. Di dalam bongkol sinapsis terdapat mitokondria
dan struktur terbungkus membran (disebut vesikulta sinapsis) yang berisi cairan neurotransmilter,
Neurotransmitter adalah suatu senyawa kimia yang dapat menghantarkan rangsang dari satu sel
saraf ke sel saraf lainnya dengan cara difusi. Pada mammalia , bahan neurotransmitter yang paling
penting adalah asetilkolin (ACh). badan transmitter (penghantar) penting lainnya adradrenalin,
dopamin, dan serotonin.

Datangnya rangsang pada ujung akson prasinapsis membua vesikula sinapsis mendekat dan
melebur degan membrane prasinapsis (membrane ujun akson). Kemudian, vesikula sinapsis
melepaskan neurotransmitter yang berupa asetilkolin dengan cara eksitosis ke celah sisnapsis.
Asetilkolin ini selanjutnya berdifusi melalui membrane pascasinapsis (membran ujung dendrit sel
saraf berikutnya). Ikatan antara asetilkolin dan protein reseptor akan menimulkan rangsang atau
potensial kerja pada sel saraf pascasinapsis berikutnya atau pada suatu lempeng ujung motor atau
motor end plate (di otot). Asetilkolin yang sudah melasanakan tugasnya akan di uraikan (dihidrolis)
oleh enzim kolinesterase dari membran pascasinapsis menjadi asetil (asam etanoat) dan kolin yang
merupakan neurotransmitter yang tidak aktif (inaktif). Bentuk neurotransmitter yang tidak aktif itu
masuk kemali ke bongkol sinapsis pada sel saraf prasinapsis dan di simpan pada vesikula.

E. Proses terjadinya gerak
Salah satu bentuk reaksi terhadap adanya rangsang adalah gerak. Misalnya saat dipanggil nama,

seseorang akan menjawabnya. Ketika ada benda melintas kea rah mata, secepat kilat kelopak mata
akan menutup mata. Gerakan mulut untuk menjawab pertanyaan dan gerakan kelopak mata tersebut
merupakan bentuk reaksi dalam menanggapi rangsanngan. Namun, kedua jenis gerakan tersebut
berbeda. Gerakan pertama merupakan gerakan yang biasa dilakukan dengan kesadaran, sedangkan
gerakan kedua merupakan gerak refleks yang terjadi tanpa kita sadari.

1. Gerak Sadar
Gerak sadar atau gerak biasa umumnya terjadi lebih lambat daripada gerak refleks karena

perjalanan rangsang pada gerak sadar melalui proses yang panjang. Mula-mula, rangsang yang
diterima oleh reseptor akan diteruskan ke saraf sensori, lalu dihantarkan ke saraf pusat (otak).
Di otak, rangsangan itu akan diolah dan hasilnya yang berupa tanggapan akan dikirimkan oleh
otak melalui saraf motor untuk dilaksanakan oleh efektor (otot).
2. Gerak Refleks

Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan proses terjadinya
lebih cepat daripada gerak sadar. Contohnya jika tanpa sengaja menyentuk benda yang panas
aatau tajam, secara otomatik anda akan menarik tangan menjauhi benda tersebut tanpa anda
menyadarinya. Pada contoh tersebut, refleks itu merupakan tanggapan untuk melindungi tangan
kita terbakar atau tertusuk. Adapun yang dimaksud gerak refleks adalah gerak yang terjadi tanpa
dipengaruhi kehendak dari otak. Gerak refleks terjadi sangat cepat karena jalan yang di tempuh
oleh rangsang lebih pendek dari pada gerak biasa.

Pada gerak refleks, rangsangan yang diterima oleh reseptor akan dibawa ke saraf sensori.
Dari situ, rangsang diteruskan ke saraf konektor yang ada di sumsum tulang belakang, kemudian
dibawa ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor (otot).

F. Gangguan pada sistem saraf
Gangguan pada sistem saraf biasanya akan terlihat jelas pada pola perilaku manusia. Beberapa

diantaranya disebabkan karena adanya kesalahan pada mekanisme hingga kurangnya zat kimia yang
membantu sistem ini bekerja. Beberapa gangguan tersebut dipaparkan sebagai berikut:

1) Stroke

Stroke merupakan gangguan yang disebabkan tidak adanya pasokan darah yang masuk ke otak,
dan stroke biasanya disebut juga kematian sel-sel saraf di otak. Gejala yang dapat ditimbulkan
adalah mati rasa pada wajah, kesulitan berbicara, kelumpuhan, ucapan tidak jelas bahkan tidak bisa
berbicara, hilangnya penglihatan secara tiba-tiba. Solusi yang dapat digunakan untuk mencegah
penyakit ini adalah menjaga pola makan, olahraga yang teratur, berhenti merokok, menghindari
konsumsi minuman beralkohol, hindari penggunaan NAPZA.
2) Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit penurunan daya ingat, kemampuan berpikir dan berbicara, serta
perubahan perilaku secara bertahap. Gejala yang dapat terjadi pada fase ringan adalah lupa nama
tempat dan benda, lupakejadian yang belum lama terjadi, dan pada fase yang parah penderita akan
mengalami kesulitan menjelaskan suatu hal, sulit merencanakan sesuatu, sulit membuat keputusan,
dan sering terlihat bingung. Cara mencegahnya adalah berhenti merokok, menjaga berat badan tetap
ideal, mengkonsumsi makanan dengan giziseimbang, rutin berolahraga, mengkonsumsi suplemen
untuk kesehatan otak seperti omega 3 dan Ginkgo biloba.

3) Parkinson

Parkinson adalah penyakit neurodegenerative yang menganggu sel saraf dopaminergic di suatu
area otak yang disebut substantia nigra. Gejala yang dapat terjadi pada penderita adalah tremor saat
istirahat, kekakuan atau rigiditas, lamban dalam melakukan gerakan, keseimbangan terganggu
dan koordinasi tubuh terganggu. Solusi untuk mencegah dan mengobati penyakit ini adalah
melakukan latihan aerobic,mengurangi konsumsi kafein, operasi, dan terapi untuk meningkatkan
jumlah dopamine di otak.
4) Skizoprenia

Merupakan penyakit gangguan mental, biasanya penderita mengalami halusinasi (mendengar
suara-suara yang dapat didengar oleh mereka) dan delusi (pikiran bahwa orang lain berkomplot
untuk mencederai mereka), kekacauan berpikir, dan perubahan perilaku. Kondisi tersebut
menyebabkan penderita sulit membdakan pikirannya sendiri dan kenyataan. Skizofrenia dapat
membutuhkan penanganan seumur hidup, walaupun gejasa sudah mereda. Penanganan dengan
pengobatan dan terapi psiko-sosial dapat membantu menangani kondisi ini. Pengobatan skizoprenia
juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, salah satunya adalah gangguan anggota gerak.
5) Epilepsi

Penyakit epilepsy adalah gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang tidak
normal. Gejala yang ditimbulkan adalah kejang dan perilaku yang tidak biasa, hingga kelihangan
kesadaran. Penyebab penyakit epilepsy dapat disebabkan karena kelainan pada jaringan otak,
ketidakseimbangan zat kimia didalam otak, ataupun kombinasi dari beberapa faktor penyebab
tersebut. Epilepsy bisa terjadi pada semua usia, baik wanita ataupun pria. Cara mengobatinya
memberikan obat secara tepat untuk menstabilkan aktivitas listrik dalam otak, dan dapat
mengendalikan kejang pada penderita.
6) Neuritis

Neuritis merupakan penyakit peradangan pada saraf. Peradangan ini dapat diakibatkan oleh
tekanan, benturan, pukulan, patah tulang, maupun kekurangan vitamin B. Gejala yang dialami oleh
penderita adalah sensasi geli, terbakar, dan sensari abnormal di area saraf yang meradang. Gejala
lainnya termasuk nyeri yang menusuk dan otot yang lemah. Untuk mengobatinya dilakukan
pemberian suplemen vitamin B, terapi medis, dan prosedur beda.

LATIHAN SOAL

I. PG ( Pilihan Ganda)

1. Sistem koordinasi terdiri dari tiga sistem tubuh yaitu…
A. Sistem respirasi, sistem saraf, dan sistem hormone
B. Sistem respirasi, sistem indra, dan sistem hormone
C. Sistem saraf, sistem indra, dan sistem hormone
D. Sistem hormone, sistem peredaran darah, dan sistem indra

2. Saraf pusat terdiri atas ...
A. Otak dan sumsum tulang punggung
B. Otak dan sumsum tulang belakang
C. Otak dan tulang
D. Tulang dan sumsum tulang punggung

3. Gerak yang tidak membutuhkan kerja sama dari kulit otak disebut gerak ...
A. Sadar
B. Sensorik
C. Otomatis
D. Refleks

4. Pada sel saraf terdapat bagian dendrit, manakah dibawah ini yang merupakan
fungsi dari dendrit
A. Menghantarkan rangsangan
B. Meregenerasi sel
C. Menyampaikan rangsangan ke akson
D. Menerima rangsangan

5. Contoh bekerjanya susunan saraf parasimpatis adalah ...
A. Menulis, mengayuh sepeda
B. Pada waktu tidur denyut jantung dan pernafasan menjadi lebih lambat
C. Bila lutut dipukul, sedikit sakit
D. Membaca, menulis, dan bermain

6. Perjalanan impuls melintasi sinaps melibatkan zat yang dinamakan ...
A. Ganglion
B. Neurotransmitter
C. Akson
D. Neurolema

7. Uji refleks kerap kali dilakukan dengan cara memukulkan benda lunak secara
perlahan ke bagian bawah tempurung lutut sehingga tungkai bawah penderita
bergerak ke depan secara tidak sadar. Lengkung refleks yang menghasilkan gerakan
tersebut memiliki jalur sebagai berikut ...
A. Lutut – saraf sensorik – saraf konektor – saraf motorik – kaki
B. Lutut – saraf motorik – sumsum tulang belakang – saraf sensorik – kaki
C. Lutut – saraf sensorik – otak – saraf motorik – kaki
D. Lutut – saraf sensorik – sumsum tulang belakang – saraf motorik – kaki

8. Sel saraf yang menghubungkan sel saraf sensori dengan sel saraf motor yaitu sel
saraf…..
A. Adjustor
B. Sensori
C. Motor
D. konektor

9. Bagian otak yang merupakan pusat penglihatan, pendengaran, kecerdasan, gerak,
ingatan, dan kesadaran yaitu…..

A. otak kecil
B. otak besar
C. sumsum lanjutan
D. otak tengah

10. Salah satu gangguan yang dapat terjadi pada sistem saraf adalah stroke dan gejala
yang dapat terjadi pada penderita stroke adalah ….
A. Kelelahan, penglihatan kabur, dan otot kaku
B. Gerakan kaki dan tangan yang aneh dan berulang, kehilangan kesadaran, dan
kebingungan
C. Satu sisi wajah kaku, kehilangan kesadaran, dan penglihatan kabur
D. Mati rasa pada wajah, kesulitan berbicara, dan kelumpuhan


Click to View FlipBook Version