The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by silvyandaikopala7, 2023-06-27 01:08:45

MODUL PENGAYAAN SILVY

MODUL PENGAYAAN SILVY

MODUL PENGAYAAN SISWA Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat Penyusun : Silvyanda Ikopala Jhon Riswanda, M.Kes Yustina Hapida, M.Kes Validator Ahli Materi : Ahli Media : Ahli Bahasa : Desain : Silvyanda Ikopala Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang 2020


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya Modul pengayaan berjudul “Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat” ini dapat terselesaikan dengan baik. Modul pengayaan ini disusun sebagai alternatif sumber belajar dan bahan ajar bagi siswa. Materi dalam modul pengayaan ini disajikan secara runtut dan terdapat rangkuman materi pada bagian akhir bab kegiatan untuk mempermudah siswa belajar. Selain itu, modul pengayaan ini soal evaluasi per bab kegiatan maupun evaluasi keseluruhan/sumatif untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaan materi siswa. Pada bagian umpan balik dan tindak lanjut juga dilengkapi dengan tabel penghitungan yang mudah digunakan siswa untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mengerjakan soal evaluasi. Penyusun berharap modul pengayaan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman siswa khususnya tentang limbah dan daur ulang. Penyusun menyadari penulisan modul pengayaan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca dan pengguna demi kesempurnaan modul pengayaan ini. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Palembang, Desember 2019 Penyusun


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 3 DAFTAR ISI Halaman Sampul .................................................................................... 1 Kata Pengantar ............................................................................2 Daftar Isi......................................................................................3 Daftar Gambar.............................................................................5 Kompetensi .................................................................................6 Indikator Pencapaian Kompetensi ..............................................7 Petunjuk Penggunaan Modul ......................................................8 Bagan Konsep .............................................................................9 Deskripsi Penelitian .................................................................... KEGIATAN PEMBELAJARAN I Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................. Tujuan Pembelajaran................................................................... A. Interaksi Antarorganisme...................................................... B. Interaksi Antarpopulasi......................................................... C. Interaksi Antarkomunitas...................................................... Latihan I ...................................................................................... Rangkuman ................................................................................. KEGIATAN PEMBELAJARAN II Indikator Pencapaian Kompetensi .............................................. Tujuan Pembelajaran................................................................... A. Rantai Makanan .................................................................... B. Jaring-jaring Makanan .......................................................... C. Piramida Makanan ................................................................ Latihan II..................................................................................... Rangkuman ................................................................................. KEGIATAN PEMBELAJARAN III


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 4 A. Format Laporan..................................................................... 1. Petunjuk Penulisan Laporan ........................................... 2. Struktur dan Penulisan Laporan...................................... B. Presentasi .............................................................................. Soal Evaluasi............................................................................... Kunci Jawaban ............................................................................ Glosarium.................................................................................... Daftar Pustaka .............................................................................


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1..................................................................................... Gambar 2..................................................................................... Gambar 3..................................................................................... Gambar 4..................................................................................... Gambar 5..................................................................................... Gambar 6..................................................................................... Gambar 7..................................................................................... Gambar 8.....................................................................................


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 6 KOMPETENSI Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia 3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan B. Kompetensi Dasar 3.9 Menganalisis informasi/data dari berbagai sumber tentang ekosistem dan semua interaksi yang berlangsung didalamnya.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 7 INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi interaksi antar komponen ekosistem 2. Menjelaskan interaksi antarorganisme 3. Menjelaskan interaksi antarpopulasi 4. Menjelaskan interaksi antarkomunitas 5. Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi 6. Menjelaskan rantai makanan dalam ekosistem 7. Menjelaskan jaring-jaring makanan dalam ekosistem 8. Menjelaskan piramida ekologi dalam ekosistem 9. Membuat laporan hasil praktikum 10. Mempresentasikan secara lisan hasil praktikum TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi interaksi antar komponen ekosistem 2. Peserta didik dapat menjelaskan interaksi antarorganisme 3. Peserta didik dapat menjelaskan interaksi antarpopulasi 4. Peserta didik dapat menjelaskan interaksi antarkomunitas 5. Peserta didik dapat mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi 6. Peserta didik dapat menjelaskan rantai makanan dalam ekosistem 7. Peserta didik dapat menjelaskan jaring-jaring makanan dalam ekosistem 8. Peserta didik dapat menjelaskan piramida ekologi dalam ekosistem 9. Peserta didik dapat membuat laporan hasil praktikum 10. Peserta didik dapat mempresentasikan secara lisan hasil praktikum


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 8 PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Pelajari daftar isi serta peta konsep dengan cermat dan teliti, karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang sedang anak-anak pelajari. 2. Keberhasilan belajar menggunakan modul ini tergantung pada ketekunan dan kedisiplinan belajar. Perhatikan langkah-langkah belajar dengan benar untuk mempermudah anak-anak dalam memahami materi, sehingga diperoleh hasil yang optimal. 3. Pahami setiap teori dasar yang akan menunjang penguasaan materi dengan membaca secara teliti. Anak-anak juga dapat membaca referensi lain yang ada hubungan dengan materi yang sedang anak-anak pelajari untuk mendapatkan pengetahuan tambahan. 4. Untuk membantu Anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam modul ini dibagi menjadi tiga kegiatan belajar. 5. Setelah memahami modul ini, jawablah soal latihan sebagai sarana latihan. Kerjakan pula soal-soal evaluasi untuk mengetahui kemampuan anak-anak dalam memahami modul ini secara keseluruhan. 6. Periksalah hasil pekerjaan evaluasi kemudian cocokkan dengan tabel penguasaan materi untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi dipelajari. 7. Standar penguasaan pemahaman untuk setiap materi adalah 80%, Apabila tingkat pemahaman anak-anak mendapatkan nilai 80% ke atas, maka anakanak telah berhasil menguasai materi. Namun apabila tingkat pemahaman anak-anak kurang dari 80%, anak-anak harus memperbaiki pada bagian materi yang belum dikuasai.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 9 BAGAN KONSEP Ekosistem membahas Komponen Ekosistem terdiri atas Biotik Abiotik Aliran Energi Perubahan Ekosistem disebabkan oleh Faktor Alam dan Faktor Manusia - Rantai Makanan - Jaring-Jaring Makanan Pola-Pola Interaksi antara lain -Mutualisme -Parasitisme -Komensalisme -Predasi -Amensalisme -Kompetisi -Netralisme Tingkat Trofik -Produsen -Herbivora -Karnivora -Detrivora Daur Biogeokimia Daur Nitrogen Daur Air Daur Karbon dan Oksigen Daur Belerang Daur Fosfor membahas


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 10 Deskripsi Hasil Pengamatan Tentang Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat Penelitian ini dilakukan pada kawasan Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat yang dilakukan pada tanggal 12 November 2019. Berdasarkan hasil pengamatan, ekosistem sawah di desa tersebut yaitu ekosistem sawah lebak yang merupakan ekosistem sawah yang dibuat diantara dua sungai yang besar. Sistem irigasinya memanfaatkan aliran air kedua sungai besar di kanan kirinya. Ketika musim kemarau para petani tidak perlu menunggu air hujan karena debit air di sungai besar masih cukup untuk mengairi sawah. Yang perlu dikhawatirkan adalah ketika musim penghujan. Ketika debit sungai begitu banyak, maka sawah lebak rawan terhadap banjir atau tergenang air. Sistem irigasi yang baik harus dibangun untuk mengatasi permasalahan tersebut. Jika sistem irigasi sudah tepat, maka sawah lebak sangat menguntungkan bagi petani karena tidak memerlukan banyak biaya selama bercocok tanam. Masyarakat di Desa Tanjung Aur memiliki berbagai macam pekerjaan yaitu petani, guru, pegawai bank, bekerja di kantor pemerintah, dan lain-lain. Mayoritas masyarakat disana memiliki kebun seperti karet, sawit, durian, padi, dan sayur-sayuran. Tetapi sekitar 40% banyak menanam tanaman padi. Gambar 1. (a) (b) (c) (d)


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 11 a. Tanah sawah sebelum dilakukan pembajakan b. Tanah sawah sesudah dilakukan pembajakan c. Alat pembajakan sawah d. Padi yang lagi disemai Petani melakukan pengolahan lahan terlebih dahulu sebelum melakukan penanaman. Sawah dibajak terlebih dahulu dengan menggunakan alat pembajakan sawah, biasanya pembajakan sawah dilakukan selama lebih kurang 3 hari. Setelah melakukan pembajakan, persiapan untuk penyemaian benih. Sebelum penanaman bibit, petani melakukan penyemprotan hama keong mas. Padi yang sudah dilakukan penyemaian setelah umur 2 minggu persiapan untuk penanaman bibit padi. Lalu petani membersihkan gulma dan melakukan penyemprotan hama lagi. Gambar 2. (a) (b) (c) (d) a. Padi baru berumur 10 hari b. Padi baru berumur 21 hari c. Padi baru berumur 45 hari d. Padi mulai menguning Jarak tanam berkisar 20 cm x 20 cm. Biasanya petani menggunakan varietas padi unggul mekongga, ciherang, dan IR-64. Varietas padi unggul mekongga dan ciherang biasanya umur tanaman sekitar 116-125 hari dan menghasilkan tekstur nasi pulen. Sedangkan varietas padi unggul IR-64 biasanya


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 12 umur tanaman sekitar 110-120 hari dan menghasilkan tekstur nasi pulen. Dari proses masa tanam hingga padi mulai menguning padi rentan terkena serang hama. Pada umur 21 hari biasanya salah satu hama yang menyerang yaitu keong mas. Sedangkan pada saat padi berumur 45 hari hama tikus yang menyerang. Pada saat masa tanam, petani melakukan pemupukan. Pemupukan merupakan faktor penting dalam pengelolaan budidaya tanaman padi, pemupukan bermanfaat untuk menjaga kesuburan tanah agar mampu menopang kebutuhan hara tanaman, mencegah terserang hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah agar tanah mampu mengikat air, dan tanaman tumbuh optimal dengan hasil yang maksimal. Pupuk yang biasa petani gunakan yaitu pupuk ponska, urea, dan SP36. Pemupukan biasanya dilakukan sesuai dengan fase pertumbuhannya. Ada dua fase yaitu vegetatif dan generatif. Fase vegetatif adalah perbanyakan anakan dan pertumbuhan akar. Sedangkan fase generatif adalah pada saat malai mulai muncul/proses pembungaan hingga pembentukan biji. Pemberian pupuk pada lahan pertanian padi harus dilakukan dengan kondisi lahan tidak boleh tergenang air atau teraliri air karena dapat menyebabkan pupuk hilang dari lahan pertanian/sawah karena terbawa air. Pemberian pupuk tidak boleh dilakukan pada siang hari. Pupuk harus diaplikasikan pada pagi atau sore hari untuk menghindari tanaman mati karena rekasi kimia terjadi antara matahari dengan pupuk, biasanya tanaman menjadi layu karena terbakar. Gambar 3. (a) (b)


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 13 (c) (d) a. Padi siap dipanen b. Petani sedang memanen padi c. Padi yang sudah dipanen d. Padi yang sudah dilepaskan dari perontok Padi yang mulai menguning dan siap dipanen biasanya rentan terserang hama burung, burung pipit biasanya memakan bulir-bulir padi. Biasanya petani melakukan panen padi pada pagi hari hingga sore hari. Padi yang sudah dipanen lalu dilepaskan dari tangkainya menggunakan alat perontok padi. Waktu pemberian pupuk 3x dalam satu musim tanam yaitu 0-10 hst (hari setelah tanam, 18-25 hst (hari setelah masa tanam), 35-45 hst (hari setelah masa tanam). Pada umur padi 60-65 hst (hari setelah masa tanam) tanaman padi akan mengeluarkan malai/berbunga, 100 hst (hari setelah masa tanam) tanaman padi siap di panen. Gambar 4. (a) (b) (c) (d)


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 14 a. Alat perontok padi b. Jerami padi c. Padi yang sedang di jemur d. Tanaman padi yang sudah dipanen Jerami padi memiliki banyak fungsi, diantaranya sebagai pakan ternak, alas atau lantai kandang, pengemas bahan pertanian, dan juga bahan baku kompos. Padi yang sudah dipanen lalu dijemur selama beberapa hari. Setelah dijemur padi digiling hingga menjadi beras. Setelah panen biasanya masyarakat di Desa Tanjung Aur mengadakan acara makan bersama di area persawahan merupakan rasa syukur atas keberhasilan panen mereka. Biasanya masyarakat disana menjual beras yang sudah diproduksi hanya disekitaran daerah Lahat saja namun ada juga yang menjualnya diluar daerah Lahat. Harga beras yang dijual biasanya berkisar 10.000-12.000 rupiah per kg nya. Dalam budidaya tanaman padi, maka kita tidak akan terlepas dari ancaman hama yang sering menyerang tanaman padi. Banyak sekali hama-hama yang menyerang tanaman padi khususnya di Desa Tanjung Aur Kecamatan Kikim Tengah Kabupaten Lahat. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan petani untuk bisa mengenal jenis-jenis hama tanaman padi agar petani bisa mengidentifikasi dan bisa menerapkan pengendalian secara tepat, cepat, dan akurat. Dengan terkendalinya serangan hama, maka tujuan dari budidaya akan tercapai. Adapun hama-hama yang menyerang tanaman padi yaitu tikus, penggerek batang, keong mas, wereng, walang sangit, dan burung. Gambar 5. (a) (b)


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 15 (c) (d) (e) a. Hama tikus b. Hama penggerek batang c. Hama keong mas d. Hama wereng e. Hama walang sangit f. Hama burung Hama tikus yang menyerang tanaman padi dari mulai masih menjadi bibit hingga tanaman memasuki masa pengisian bulir. Tikus aktif menyerang padi pada malam hari dan pada siang hari, tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi, pematang sawah, pekarangan, semak, atau gulma. Tikus biasanya lebih aktif pada malam hari. Dengan perkembangbiakannya yang sangat cepat, kerusakan yang ditimbulkan tikus akan sangat merugikan. Pada kondisi terparah serangan hama tikus bisa mengakibatkan tanaman padi gagal panen. Salah satu cara yang paling efektif dalam mengendalikan hama tikus adalah dengan memanfaatkan musuh alaminya, yaitu ular. Selain itu petani juga harus melakukan pembersihan lahan atau pembersihan semak-semak yang suka digunakan tikus untuk bersarang. Hama penggerek batang tanaman padi juga dikenal dengan sundep. Hama penggerek batang padi adalah hama yang tergolong pengganggu utama. (f)


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 16 Hama ini menyerang tanaman padi pada semua fase pertumbuhan mulai dari persemaian hingga menjelang panen. Serangan biasanya terjadi pada fase vegetatif dengan ditandai daun tengah atau pucuk tanaman akan mati karena titik tumbuh dimakan larva penggerek batang. Sedangkah pada fase generatif berupa malai muncul putih dan hampa yang biasa disebut dengan beluk. Kehadiran pada hama tersebut dengan ditandai oleh kehadiran ngengat dan kematian pada tunas padi. Ngengat dewasa penggerek batang aktif pada malam hari dan siklus hidup keseluruhan sekitar 40-70 hari, tergantung jenisnya. Telur biasanya diletakkan di bawah permukaan daun dengan ciri seperti gundukan kecil yang diselimuti bulubulu halus mengkilap yang berasal dari bulu belakang ngengat induk betina, telur akan menetas setelah 6-7 hari. Larva kemudian bergerak ke bawah menuju pangkal dan mulai menggerek anakan utama, hingga setelah mulai dewasa beralih ke anakan lainnya. Larva awalnya menyerang akar hingga menyerang batang padi bagian dalam. Saat larva menyerang akar gejala yang ditimbulkan berupa anakan kerdil atau mati. Untuk pengendaliannya bisa menggunakan cara fisik dan cara mekanik. Cara fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin sampai permukaan tanah pada saat panen. Usaha itu dapat pula diikuti penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati. Cara mekanik yaitu dapat dilakukan dengan mengumpulkan kelompok telur penggerek batang padi di persemaian dan di pertanaman, serta penangkapan ngengat dengan menggunakan lampu perangkap. Hama keong mas menyerang tanaman padi pada masa vegetatif dan itu dimulai dari masa pembibitan. Keong mas merusak tanaman dengan cara memarut jaringan tanaman dan memakannya sehingga menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. Untuk pengendalian bisa menggunakan cara mekanik yang dimulai dengan mengambil telur dan keong mas pada area budidaya. Selain itu bisa dengan membuat parit kecil yang ukurannya lebih dalam kemudian diberi daun pisang atau daun papaya sebelum area budidaya padi di keringkan. Dengan adanya parit yang berisi air dan dedaunan ini diharapkan keong mas akan berkumpul sehingga memudahkan dalam pengambilan. Hama wereng memiliki beragam jenis, diantaranya wereng cokelat, wereng putih, dan wereng hijau. Wereng menyerang dengan cara menghisap


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 17 cairan yang ada pada tanaman padi dan dapat menularkan virus kepada tanaman. Serangan ini dapat menyebabkan padi menjadi kering seperti terbakar atau pertumbuhannya menjadi kerdil. Hama ini mampu membentuk populasi cukup besar dalam waktu singkat dan merusak tanaman pada semua fase pertumbuhan. Untuk pengendaliannya bersihkan gulma dari sawah dan area sekitarnya, penggunaan varietas unggul tahan wereng adalah Inpari 6, Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, dan Inpari 23, amati wereng di persemaian setiap hari, atau setiap minggu setelah tanam pindah pada batang dan permukaan air. Periksa kedua sisi persemaian, pada tanaman yang lebih tua, pegang tanaman dan rebahkan sedikit dan tepuk dengan pelan dekat bagian basal untuk melihat kalau ada wereng yang jatuh ke permukaan air. Pengendalian hayati dengan menggunakan musuh alami/predator dengan memanfaatkan predator ini kita harus melakukan pengamatan minimal 1 minggu 1 kali dan gunakan insektisida yang selektif untuk menghindari terbunuhnya musuh alami tersebut. Predator musuh alami wereng yaitu laba-laba, kepik, kumbang, capung, dan belalang. Hama walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga dan juga cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning, dan perlahan-lahan melemah. Walang sangit merusak hamper semua jenis tanaman. Dari berbagai jenis tanaman yang dapat dirusak oleh walang sangit, tanaman yang paling disukai hama ini adalah tanaman padi. Hama walang sangit akan menyerang pada waktu tanaman padi sudah memasuki fase masak susu. Hama ini akan menyerang pada bulir padi dengan menghisap cairan sehingga bisa mengakibatkan padi yang dihasilkan hampa, berkerut, berwarna cokelat dan rasanya kurang enak. Dengan serangan parah hasil panen padi akan menjadi jelek dan menurunkan produktivitas hasil panen. Pengendalian bisa dilakukan dengan mengumpulkan dan memusnahkan telur walang sangit serta dengan melepas musuh alami seperti jangkrik dan labalaba. Petani seringkali dibuat kesal oleh hama yang satu ini. Hama burung sering menyulitkan petani terutama pada masa padi menjelang panen. Burung menimbulkan kerusakan berat apabila terjadi perbedaan waktu tanam yang signifikan daripada hamparan sawah disekitarnya. Spesies burung yang laing


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 18 sering menimbulkan kerugian adalah burung pipit (Lonchuran sp.) yang biasanya menyerang secara berkelompok dari puluhan hingga ribuan jumlahnya. Puncak aktivitas burung sebagai hama padi adalah pagi (06.00-10.00) dan sore (14.00- 16.00). Hama burung menyerang tanaman pada fase masak susu sampai padi panen. Burung akan memakan langsung bulir padi yang sedang menguning sehingga menyebabkan kehilangan hasil secara langsung. Selain itu burung juga mengakibatkan patahnya malai padi. Serangannya menyebabkan biji hampa, bulir padi mongering dan banyak biji yang hilang karena rontok. Pengendalian hama burung bisa dilakukan dengan cara pengusiran dengan membuat ajir berwarna merah di sekitar sawah atau dengan menggunakan tali-tali yang digantungi kaleng/plastik untuk membuat suara yang dapat mengusir burung atau dengan menggunakan jaring yang dipasang di atas lahan sawah.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 19 KEGIATAN PEMBELAJARAN I 1. Mengidentifikasi interaksi antar komponen ekosistem 2. Menjelaskan interaksi antarorganisme 3. Menjelaskan interaksi antarpopulasi 4. Menjelaskan interaksi antarkomunitas 1. Peserta didik dapat mengidentifikasi interaksi antar komponen ekosistem 2. Peserta didik dapat menjelaskan interaksi antarorganisme 3. Peserta didik dapat menjelaskan interaksi antarpopulasi 4. Peserta didik dapat menjelaskan interaksi antarkomunitas Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 20 Interaksi Antar Komponen Ekosistem Hampir setiap hari anak-anak mendengar kata interaksi. Tahukah anakanak apakah interaksi itu ? Menurut para ilmuwan interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. Didalam ekosistem juga terdapat interaksi. Menurut Ramlawati (2017), dalam lingkungan yang normal atau alami, antar komponen menjalin interaksi. Interaksi tersebut terjadi antara komponen abiotik dengan biotik maupun antar komponen yang ada dalam kedua komponen tersebut. Ada 3 jenis interaksi didalam ekosistem yaitu interaksi komponen abiotik dengan komponen biotik, interaksi antar komponen abiotik, dan interaksi antar komponen biotik. Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik. Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat hidupnya. Jenis tanaman tertentu dapat tumbuh dengan baik pada kondisi tanah tertentu. Sebaran tumbuhan juga sangat dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Misalnya dipantai, tanaman kelapa dapat tumbuh subur, tetapi tidak demikian di daerah pegunungan. Sebaliknya komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen biotik. Keberadaan tumbuhan mempengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya. Banyaknya tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Organisme lainnya seperti cacing juga mampu menggemburkan tanah, menghancurkan sampah atau serasa daun, dan menjadikan pengudaraan tanah menjadi lebih baik, sehingga semua dapat menyuburkan tanah. Di alam antar komponen abiotik juga saling berinteraksi. Komponen abiotik dapat mempengaruhi komponen abiotik lain secara timbal balik. Proses pelapukan batuan dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar tertentu dipengaruhi oleh warna batuan, kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya. Contoh lain, jika intensitas cahaya matahari yang mengenai suatu perairan meningkat mengakibatkan laju penguapan meningkat. Dari peristiwa tersebut terbentuklah awan yang apabila dalam jumlah banyak dapat menghalangi


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 21 sinar matahari ke bumi, sehingga intensitas cahaya matahari ke bumi berkurang, disamping juga dapat menyebabkan air hujan kembali ke perairan. Antar komponen biotik juga terjadi interaksi, interaksi tersebut dapat terjadi antar organisme, populasi maupun komunitas (Ramlawati, 2017). A. Interaksi Antarorganisme (a) (b) (Sumber : Ebiologi.com) (Sumber : ekosistem.co.id) Gambar 6. a. Burung jalak dan kerbau b. Tikus dan padi Coba anak-anak perhatikan gambar diatas. Adakah hubungan interaksi yang terjadi pada gambar tersebut ? Ya, tentu saja ada. Pada gambar diatas merupakan salah satu contoh interaksi antar organisme. Di alam, pada umumnya suatu komunitas terdiri atas beberapa populasi baik tumbuhan maupun hewan. Interaksi antar organisme terbagi menjadi beberapa macam yaitu netralisme, komensalisme, mutualisme, parasitisme, dan predatorisme. Netralisme adalah hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama dan masing-masing populasi bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak, contohnya kambing dan ayam. Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang saling menguntungkan kedua belah pihak, contohnya burung jalak dan kerbau. Komensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 22 hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari inangnya sementara inangnya dirugikan, contohnya tikus dan petani, dimana tikus mendapatkan makanan ditumbuhan petani di sawah. Di sisi lain, petani menderita kerugian karena tanaman dimakan, yang mengurangi panen mereka. Predatorisme (predator) adalah interaksi antara pemangsa (predator) dan mangsa (preis). Contohnya, jika ular banyak yang dibunuh manusia, maka populasi tikus akan bertambah. B. Interaksi Antarpopulasi Interaksi antar populasi dapat melibatkan dua atau lebih populasi makhluk hidup. Seperti halnya interaksi antar individu, interaksi antar populasi terdiri atas beberapa tipe yaitu kompetisi dan amensalisme. Kompetisi adalah bentuk interaksi antara dua organisme yang dapat merugikan kedua belah pihak. Contohnya kambing dan kerbau dalam mendapatkan rumput. Amensalisme adalah interaksi antara dua organisme yang merugikan salah satu pihak, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh atau bisa juga diuntungkan. Contohnya bakteri amonifikasi yang menghasilkan ammonia untuk menghambat pertumbuhan bakteri Nitrobacter sp. Dalam interaksi ini, bakteri Nitrobacter sp. dirugikan, sedangkan bakteri amonifikasi diuntungkan karena pertumbuhan populasinya menjadi maksimal. C. Interaksi Antarkomunitas Komunitas adalah kumpulan beberapa populasi berbeda yang saling berinteraksi di suatu wilayah yang sama sebagai contoh adalah komunitas padang rumput yang dihuni oleh beberapa populasi diantaranya kuda, banteng, ular, belalang, singa, macan, dan lain-lain.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 23 LATIHAN I PRAKTIKUM INTERAKSI ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA A. Tujuan Peserta didik dapat menjelaskan jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi pengamatan dan mengaitkan spesifik organisme dengan spesifikasi lingkungannya. B. Alat dan Bahan 1. Thermometer 2. Hygrometer 3. pH stick 4. Lux meter 5. Roll meter 6. Air 7. Kamera 8. Gelas Aqua C. Cara Kerja 1. Menentukan lokasi pengamatan 2. Membuat plot 1x1 3. Mengamati dan menentukan tanah lokasi 4. Mengambil sampel tanah, kemudian menentukan tekstur dan struktur tanah 5. Mengukur pH, suhu dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi pengamatan 6. Mengukur suhu dan kelembaban udara, kecepatan angina, serta intensitas cahaya pada lokasi pengamatan D. Hasil Tabel 1. Data kondisi faktor lingkungan abiotik di lokasi pengamatan Relief Tanah Kelembaban Udara Suhu Udara Kelembaban Tanah Suhu Tanah pH Tanah Struktur Tanah Intensitas Cahaya


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 24 Tabel 2. Daftar jenis vegetasi yang ada di lokasi pengamatan No. Jenis Vegetasi Jumlah Cara Hidup Keterangan 1. 2. 3. Tabel 3. Daftar jenis hewan yang ada di lokasi pengamatan No. Jenis Vegetasi Jumlah Cara Hidup Keterangan 1. 2. 3. E. Pembahasan ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………..


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 25 RANGKUMAN 1. Interaksi adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. 2. Jenis-jenis interaksi didalam ekosistem yaitu interaksi komponen abiotik dengan komponen biotik, interaksi antar komponen abiotik, dan interaksi antar komponen biotik. 3. Netralisme adalah hubungan tidak saling mengganggu antar organisme dalam habitat yang sama dan masing-masing populasi bersifat tidak menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak. 4. Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang saling menguntungkan kedua belah pihak. 5. Komensalisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan bersama untuk berbagi sumber makanan salah satu spesies diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan. 6. Parasitisme adalah hubungan antarorganisme yang berbeda spesies, bila salah satu organisme hidup pada organisme lain dan mengambil makanan dari inangnya sementara inangnya dirugikan. 7. Predatorisme (predator) adalah interaksi antara pemangsa (predator) dan mangsa (preis). 8. Kompetisi adalah bentuk interaksi antara dua organisme yang dapat merugikan kedua belah pihak. 9. Amensalisme adalah interaksi antara dua organisme yang merugikan salah satu pihak, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh atau bisa juga diuntungkan.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 26 KEGIATAN PEMBELAJARAN II 5. Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi 6. Menjelaskan rantai makanan dalam ekosistem 7. Menjelaskan jaring-jaring makanan dalam ekosistem 8. Menjelaskan piramida ekologi dalam ekosistem 5. Peserta didik dapat mendeksripsikan peranan komponen ekosistem dalam aliran energi 6. Peserta didik dapat menjelaskan rantai makanan dalam ekosistem 7. Peserta didik dapat menjelaskan jaring-jaring makanan dalam ekosistem 8. Peserta didik dapat menjelaskan piramida ekologi dalam ekosistem Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 27 Aliran Energi Tahukah anak-anak apakah aliran energi itu ? Di dalam ekosistem terdapat adanya aliran energi yang terdiri dari rantai makanan, dan jaringjaring makanan. Menurut Campbell (2006), aliran energi merupakan urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang diawali dari sinar matahari, kemudian ke produsen, ke konsumen, sampai ke konsumen puncak. Aliran energi juga dapat diartikan sebagai perpindahan energi dari satu tingkatan trofik ke tingkatan berikutnya. Menurut Yusa (2016), pada proses makan dan dimakan dalam ekosistem terjadi peristiwa daur materi dan aliran energi. Energi akan mengalami perpindahan sehingga disebut aliran energi. Energi akan mengalami perpindahan sehingga disebut daur materi. Hukum yang sangat penting dalam proses ini adalah hukum termodinamika. Hukum termodinamika pertama menyebutkan bahwa energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Namun, energi dapat mengalami transformasi. Hukum termodinamika kedua mengatakan bahwa proses energi tidak pernah spontan dan proses transformasi energi tidak terjadi 100% efisien, sehingga setiap proses pemakaian energi selalu ada sisa energi yang tidak terpakai. Oleh karena itu, hukum kedua termodinamika ini disebut juga hokum entropi. Cahaya matahari merupakan sumber utama energi bagi kehidupan. Energi mengalir dari produsen ke konsumen dari berbagai tingkat tropik melalui jalur rantai makanan. Energi kimia yang diperoleh organisme digunakan untuk kegiatan hidupnya sehingga dapat tumbuh dan berkembang. Setiap proses pertumbuhan dan perkembangan dari organisme menunjukkan adanya energi kimia yang tersimpan dalam organisme tersebut. Jadi, setiap organisme melakukan pemasukan dan penyimpanan energi. Pemasukan dan penyimpanan energi dalam suatu ekosistem disebut produktivitas ekosistem yang terdiri dari produktivitas primer dan produktivitas sekunder. Aliran energi terdiri atas rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 28 A. Rantai Makanan Menurut Wirakusumah (2003), rantai makanan merupakan proses makan dan dimakan yang sederhana. Dalam kehidupan nyata, peristiwa rantai makanan yang tidak pernah terjadi karena pada suatu komunitas, rantai makanan yang terjadi bisa sangat rumit. Hal ini disebabkan oleh banyaknya organisme yang berperan. Tumbuhan dalam rantai makanan merupakan organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri sehingga berperan sebagai produsen atau penghasil makanan. Hewan dan manusia yang makanan utamanya adalah tumbuhan disebut herbivora. Hewan pemangsa dan manusia yang memakan daging digolongkan karnivora. Organisme yang memakan tumbuhan dan hewan disebut omnivora, sedangkan bakteri dan jamur digolongkan sebagai pengurai. Pada gambar dibawah ini merupakan rantai makanan yang terjadi di dalam ekosistem sawah. Gambar 7. Rantai Makanan Pada Ekosistem Sawah (Sumber : brilio.net) Semua rantai makanan dimulai dari tumbuhan berklorofil contohnya pada gambar di atas dimana padi merupakan tumbuhan berklorofil dan berperan sebagai produsen. Dari padi terjadi perpindahan energi ke konsumen tingkat I sehingga padi dimakan oleh tikus yang merupakan konsumen tingkat I dan merupakan hewan herbivora sehingga energi


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 29 padi berpindah ke tikus. Tikus dimakan oleh ular yang merupakan konsumen tingkat II yang merupakan karnivora, energi tikus berpindah ke ular. Selanjutnya ular dimakan oleh elang yang merupakan konsumen tingkat III dan merupakan karnivora, energi ular berpindah ke elang. Dan setelah elang tersebut mati, ulat akan diuraikan oleh dekomposer contohnya jamur, setelah tidk ada lagi yang diuraikan jamur akan mati dan tumbuh tumbuhan baru. B. Jaring-jaring Makanan Gambar 8. Jaring-jaring Makanan Pada Ekosistem Sawah (Sumber : materbelajar.co.id) Coba anak-anak perhatikan gambar diatas! Gambar diatas merupakan jaring-jaring makanan pada ekosistem sawah. Proses makandimakan yang terjadi di dalam ekosistem adalah proses yang kompleks, dan apabila disusun secara lengkap akan diperoleh jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan memperlihatkan hubungan populasi yang satu dengan populasi yang lain. Jaring-jaring yang menggambarkan hubungan makan-dimakan itu terbentuk agar kelangsungan hidup tiap populasi terjamin. Semakin kompleks jaring-jaring makanan, menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi dan aliran makanan.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 30 Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem. artinya, jika salah satu populasi spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap berjalan. Coba bayangkan jika jaringjaring makanan itu sederhana. Jika salah satu populasi spesies hilang, maka aliran energi dan aliran makanan di dalam ekosistem tersebut akan kacau. Itulah pentingnya keanekaragaman hayati yang berinteraksi dalam menjaga kestabilan suatu komunitas (Irwan, 2015). Berdasarkan jaring-jaring makanan diatas, kesimpulan apakah yang dapat anda peroleh ? C. Piramida Ekologi Telah diuraikan sebelumnya bahwa di dalam ekosistem alami. Jumlah produser yang berada di tingkat trofik I merupakan jumlah terbesar. Jumlah konsumer yang berada di tingkat trofik II lebih kecil, dan demikian seterusnya sehingga jumlah karnivor puncak merupakan jumlah terkecil. Jika digambarkan akan berbentuk piramida dengan ujung yang semakin meruncing. Piramida itu disebut piramida ekologi. Piramida ekologi dapat dibedakan menjadi piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan piramida energi. Piramida jumlah menggambarkan jumlah individu dalam populasi yang menempati tingkat trofik tertentu. Sebagaimana diuraikan diatas, jumlah organisme yang menempati tingkat trofik I memiliki jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan organisme yang menempati tingkat trofik II. Jumlah organisme yang menempati tingkat trofik II juga lebih besar dibandingkan dengan jumlah organisme yang menempati tingkat trofik III, demikian seterusnya. Jadi, di dalam ekosistem normal, jumlah produser lebih banyak daripada konsumer I (herbivor), dan konsumer I lebih banyak daripada konsumer II (karnivor). Individu yang menempati puncak piramida jumlahnya paling sedikit. Dalam membuat piramida jumlah, kita menghitung jumlah individu dalam populasi pada suatu waktu tertentu per m2 . Piramida biomassa adalah berat total komponen biotik pada area tertentu pada suatu waktu tertentu. Biomassa tumbuhan


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 31 biasanya diukur dari berat akar, batang, dan daun tumbuhan yang menempati areal tertentu. Biasanya dihitung sebagai berat kering per m 2 (g/ m 2 ). Piramida energi menggambarkan banyaknya energi yang tersimpan dalam bentuk senyawa organik yang dapat digunakan sebagai bahan makanan. Energi yang tersimpan itu dikenal sebagai energi primer.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 32 LATIHAN II RANTAI DAN JARING-JARING MAKANAN A. Tujuan Peserta didik dapat menggambarkan rantai dan jaring-jaring makanan secara detail. B. Alat dan Bahan 1. Alat tulis 2. Buku panduan/catatan 3. Kamera 4. Lingkungan sekitar C. Cara Kerja 1. Ekosistem Sawah a) Dari percobaan 1 dipilih komponen biotik ekosistem sawah. Dibuat bagan rantai makanan pertama dari komponen biotiknya, mulai dari tumbuhan sebagai produsen pada urutan pertamanya b) Jenis hewan pertama sebagai konsumen pertama (herbivor) ditentukan. Pada urutan kedua ditentukan jenis hewan kedua sebagai konsumen 2 (karnivor) pada urutan ketiga. c) Rantai makanan dibuat sesuai dengan urutannya. d) Dari rantai makanan yang sudah ada dan saling berinteraksi dibuat jaring-jaring makanan. e) Dari bagan semua rantai makanan pada ekosistem dikelompokkan komponen biotiknya ke dalam tingkat trofik.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 33 D. Hasil Tabel 1. Bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan ekosistem sawah Rantai Makanan Jaring-Jaring Makanan Tabel 2. Tingkat trofik komponen biotik pada ekosistem sawah No. Tingkat Trofik 1 2 3 4 Pengurai 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. E. Pembahasan ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………….. ……………………………………………………………………….. ………………………………………………………………………..


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 34 RANGKUMAN 1. Tumbuhan dalam rantai makanan merupakan organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri sehingga berperan sebagai produsen atau penghasil makanan. 2. Di dalam ekosistem, sumber energi utama adalah cahaya matahari. Oleh produser (tumbuhan hijau), energi matahari diubah menjadi energi kimia melalui proses fotosintesis, yang kemudian disimpan sebagai makanan (amilum). 3. Rantai makanan merupakan proses makan dan dimakan yang sederhana. 4. Proses makan-dimakan yang terjadi di dalam ekosistem adalah proses yang kompleks, dan apabila disusun secara lengkap disebut jaring-jaring makanan.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 35 KEGIATAN PEMBELAJARAN III 9. Membuat laporan hasil praktikum 10. Mempresentasikan secara lisan hasil praktikum 9. Peserta didik dapat membuat laporan hasil praktikum 10. Peserta didik dapat mempresentasikan secara lisan hasil praktikum Indikator Pencapaian Kompetensi Tujuan Pembelajaran


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 36 MEMBUAT LAPORAN HASIL PRAKTIKUM A. FORMAT LAPORAN 1. Petunjuk Penggunaan Laporan a. Menggunakan kertas (A4) b. Pengetikan laporan menggunakan huruf tipe Times New Roman ukuran 12, dengan spasi 1,5 c. Pengaturan paragraf sebagai berikut : 1) Batas margin atas 4 cm 2) Batas margin kiri 4 cm 3) Batas margin kanan 3 cm 4) Batas margin bawah 3 cm d. Penomoran halaman di sebelah kanan bawah e. Laporan dibuat secara berkelompok 2. Struktur dan Format Penulisan Laporan 1. Cover 2. Bab I. Pendahuluan A. Latar Belakang B. Tujuan 3. Bab II. Landasan Teori 4. Bab III. Metodologi Praktikum 5. Bab IV. Hasil dan Pembahasan A. Hasil B. Pembahasan 6. Bab V Penutup A. Kesimpulan B. Saran


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 37 Tabel 1. Format Cover Laporan LAPORAN PRAKTIKUM JUDUL PRAKTIKUM LOGO KELOMPOK I Alif (01) Sultan (05) Dst. PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN PALEMBANG 2020 4 4 4 3 14 12 14 3x3


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 38 Tabel 2. Formatan Penulisan Laporan B. Presentasi Setiap kelompok mempresentasikan laporannya di hadapan pengajar, dengan ketentuan sebagai berikut : a) Setiap kelompok menunjuk presenter, moderator, dan notulen. 4 4 4 3 1 3


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 39 b) Setiap kelompok melakukan presentasi selama 15 menit, dilanjutkan dengan diskusi selama 10 menit, serta diakhir dengan pemberian tanggapan/komentar/masukan dari pengajar selama 10 menit. c) Tata urutan nama kelompok sebagaimana tabel berikut ini. No. Penyaji Moderator 1. Kelompok I Kelompok II 2. Kelompok II Kelompok III 3. Kelompok III Kelompok I


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 40 1. Tumbuhan memerlukan karbondioksida dan sinar matahari untuk berfotosintesis, hasil dari fotosintesis menghasilkan oksigen yang diperlukan oleh kambing untuk bernafas, tumbuhan dimanfaatkan kambing untuk kelangsungan hidup, sampah dari metabolisme kambing berupa karbondioksida dan kotoran. Pernyataan yang paling tepat tentang hubungan antar sesame komponen biotik adalah…. A. Tumbuhan membutuhkan karbondioksida dan kotoran kambing B. Kambing membutuhkan tumbuhan C. Kambing membutuhkan tumbuhan dan karbondioksida D. Tumbuhan menghasilkan oksigen E. Kambing membutuhkan oksigen 2. Perhatikan tabel kualitas air berikut : Karakteristik Kualitas Air A B C pH 7 7 7-8 Suhu 32ºC 36ºC 30ºC O2 terlarut (DO) 6 ppm 2 ppm 3-5 ppm Lingkungan yang tidak seimbang terdapat pada…. A. Kualitas air A, kadar DO terlalu tinggi sehingga organisme air tidak hidup B. Kualitas air B, suhu terlalu tinggi sehingga semua produsen terhambat Soal Evaluasi Petunjuk Pengisian 1. Kerjakan soal-soal tes sumatif di bawah ini dengan jujur dan mandiri 2. Tulis satu jawaban yang benar pada lembar jawaban yang tersedia 3. Setelah mengerjakan, cocokkan jawaban dengan kunci jawaban dan lihat nilai yang anak-anak peroleh dengan membaca petunjuk penilaian umpan balik dan tindak lanjut


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 41 pertumbuhannya C. Kualitas air A, suhu dan DO terlalu tinggi sehingga rantai makanan tidak terjadi D. Kualitas air B, DO terlalu rendah sehingga organisme air banyak yang mati E. Kualitas air C, karena suhu terlalu rendah sehingga organisme air banyak yang mati 3. Pada suatu daerah terdapat lahan yang tidak subur, sehingga tumbuhan yang tumbuh kurang baik, hewan pemakan tumbuhan (herbivor) juga mengalami kekurangan makanan sehingga banyak yang tidak mampu bertahan hidup dan akhirnya mati. Hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh bakteri. Pernyataan yang paling tepat sesuai dengan kejadian diatas tentang hubungan antara komponen abiotik dan komponen biotik adalah…. A. Kesuburan tanah dan dekomposer berpengaruh terhadap tumbuhnya tumbuhan B. Tumbuhan tidak berpengaruh terhadap keadaan tanah sebagai komponen abiotik C. Herbivor tidak terpengaruh keadaan tumbuhan yang menyusun sebuah ekosistem D. Kesuburan tanah dipengaruhi oleh dekomposer yang terdapat di alam E. Herbivor dipengaruhi dekomposer yang merupakan organisme pengurai Bacaan untuk soal no. 4 dan no. 5 : Seorang peneliti sedang mengamati beberapa perubahan yang terjadi pada bioma savana di Baluran. Vegetasi yang menyusun bioma tersebut meliputi jenis-jenis rumput dan tanaman Akasia berduri. Tumbuhan Akasia berduri merupakan tumbuhan yang dimasukkan ke dalam bioma savana sebagai pembatas agar saat kebakaran di musim kemarau tidak menjalar ke dalam hutan. Kecepatan tumbuh dan penyebaran Akasia berduri mengakibatkan penurunan kualitas dan kuantitas padang rumput. Selain itu semakin sulitnya dijumpai Banteng Jawa dan Kerbau Liar yang menjadi andalan Taman Nasional Baluran.


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 42 4. Komponen bioma yang memperoleh dampak langsung dan tidak langsung dari masuknya tanaman akasia secara berurutan yaitu…. A. Banteng jawa dan kerbau liar B. Kerbau liar dan akasia C. Rumput dan kerbau liar D. Akasia dan rumput E. Rumput dan akasia 5. Komponen abiotik yang sangat mempengaruhi komunitas rumput di bioma savana saat kemarau yaitu…. A. Intensitas cahaya B. Suhu udara C. Kondisi tanah D. Udara E. Curah hujan 6. Asep memergoki Idris sedang membuang plastik bungkus snack dan kulit pisang yang telah dimakannya di halaman sekolah. Asep menegur Idris untuk membuang plastik bungkus snack dan kulit pisang di tempat sampah sesuai jenisnya. Pernyataan paling tepat yang menjadi alasan Asep saat menegur Idris adalah…. A. Komponen abiotik tanah dapat tercemar oleh sampah plastik karena tidak terurai dekomposer B. Komponen abiotik tanah dapat subur karena kulit pisang diuraikan oleh dekomposer C. Komponen biotik sekitar dapat terganggu oleh bau tidak sedap akibat pembusukan kulit pisang D. Sampah plastik dapat didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat dan ekonomis E. Sampah kulit pisang dapat didaur ulang menjadi pupuk kompos ramah lingkungan


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 43 7. Perhatikan komponen penyusun sebuah ekosistem sawah berikut ini : 1) Tanah 2) Air 3) Keong Mas 4) Tikus 5) Cahaya Matahari 6) Udara 7) Suhu 8) Burung Berdasarkan keterangan di atas, komponen abiotik yang tepat menyusun sebuah ekosistem adalah…. A. 1), 2), 3), 6), dan 8) B. 1), 4), 5), 6), dan 7) C. 1), 5), 6), 7), dan 8) D. 1), 2), 5), 6), dan 7) E. 1), 3), 4), 6), dan 7) 8. Kevin melakukan sebuah percobaan, dia meletakkan masing-masing ikan ke dalam akuarium A dan B yang berisi air. Pada akuarium A diberi Hydrilla, sedangkan pada akuarium B tidak. Diketahui bahwa setelah beberapa hari kemudian pada akuarium B ikan mati meskipun diberi makan setiap hari. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang paling tepat untuk percobaan tersebut adalah…. A. Ketersediaan oksigen mempengaruhi kehidupan ikan B. Adanya pengaruhu Hydrilla terhadap ketersediaan oksigen bagi ikan C. Adanya pengaruh Hydrilla terhadap kelimpahan karbon dioksida D. Ketersediaan Hydrilla mempengaruhi kebutuhan hidup ikan E. Adanya pengaruh Hydrilla terhadap penyediaan makanan bagi ikan 9. Berikut ini merupakan pernyataan yang berkaitan dengan proses makan dimakan antar makhluk hidup, yaitu : (1) Dalam proses makan dan dimakan, populasi pemakan adalah populasi dominan


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 44 (2) Semakin kompleks jarring-jaring makan dan dimakan perpindahan energi semakin besar (3) Semakin panjang rantai pemakan dan dimakan, energi yang dialirkan semakin kecil (4) Karnivor puncak merupakan spesies yang rawan mengalami kepunahan (5) Proses makan dan dimakan terhenti apabila konsumen 3 mengalami kepunahan (6) Rantai makanan yang terputus akan mengakibatkan munculnya organisme yang baru Pernyataan yang tidak tepat mengenai proses makan dan dimakan yaitu…. A. (1), (2), dan (3) B. (2), (3), dan (4) C. (3), (4), dan (5) D. (1), (5), dan (6) E. (2), (5), dan (6) 10. Perhatikan skema jaring-jaring makanan berikut! Skema di atas merupakan gambaran suatu jaring-jaring makanan pada suatu ekosistem. Tanda panah menunjukkan aliran energi dan huruf menandakan komponen biotik yang berbeda. Penempatan peranan spesies dalam skema jaring-jaring makanan yang tepat yaitu…. B A C D E F


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 45 Produsen Primer Pengurai Konsumen Primer Konsumen Sekunder Predator Utama A A F B D E B A E C B F C E A D F B D A B C D F E D A C D B Soal No. 11 dan 12 : Perhatikan skema jaring-jaring makanan berikut. 11. Organisme yang berpotensi melakukan interaksi secara kompetisi adalah…. A. Burung pipit dan elang B. Katak dan tikus C. Belalang dan tikus D. Ulat dan tikus E. Burung pipit dan tikus 12. Akibat yang dapat terjadi apabila populasi katak habis diburu manusia adalah…. A. Populasi elang berkurang B. Populasi tikus tidak terpengaruh C. Populasi sawi bertambah banyak D. Populasi ulat bertambah banyak E. Populasi belalang terpengaruh


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 46 13. Pada efek rumah kaca, CO2 dapat berkumpul diudara dan membentuk lapisan. Hal yang menyebabkan CO2 dapat melayang diudara dan berkumpul diatmosfer karena CO2 lebih ringan dari gas lain. Gaya hidup manusia modern salah satu penyebab efek rumah kaca untuk itu gaya hidup seperti apa yang harus dihindari untuk mengurangi efek rumah kaca…. A. Hemat listrik dengan cara menggunakan lampu yang rendah B. Penggunaan plastik berlebihan dan menebang pohon sembarangan C. Menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dan menggunakan angkutan umum D. Mengurangi penggunaan peralatan yang serba elektronik E. Penghijauan pada lingkungan sekitar agar tetap terjaga keasriannya 14. Perhatikan skema peredaran materi dan energi berikut. Kesimpulan yang tepat berdasarkan skema peredaran materi dan energi di atas adalah…. A. Materi dan energi akan mengalami siklus di dalam ekosistem B. Materi dan energi mengalami satu aliran menuju dekomposer C. Materi mengalami siklus, energi mengalami aliran D. Materi mengalami aliran, energi mengalami siklus E. Aliran materi dan energi berakhir di dekomposer 15. Detritivor adalah organisme yang mengkonsumsi hewan atau tumbuhan yang telah mati dan membusuk. Contoh detrivitor adalah rayap, beberapa kumbang Sun Produsen Produsen Konsumen I (Herbivora) Konsumen II (Karnivora) Konsumen III (Omnivora) Pengurai/Dekomposer


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 47 pemakan bangkai, kelabang, dan lain-lain. Sedangkan dekomposer umumnya adalah mikroorganisme yang menguraikan materi-materi yang sebelumnya telah melalui proses penguraian oleh organisme detritivor. Manakah dari pernyataan dibawah ini yang paling tepat dalam mendeskripsikan peran detritivor dalam siklus karbon ? A. Merupakan mikroorganisme yang memisahkan senyawa organik dari materi yang telah mati B. Merupakan jamur yang menggunakan pencernaan ekstra-selular untuk memisahkan senyawa organik dari materi yang telah mati C. Merupakan organisme yang memakan kotoran makhluk hidup D. Merupakan hewan yang memperluas permukaan materi-materi yang sudah mati untuk dekomposer E. Merupakan hewan yang memisahkan senyawa organik dari materi yang telah mati


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 48 1. B 2. D 3. A 4. C 5. E 6. A 7. D 8. B 9. E 10. A 11. C 12. E 13. D 14. B 15. D Kunci Jawaban


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 49 Abiotik : Suatu komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari benda-benda tak hidup seperti cahaya matahari, udara, dan lain-lain. Aliran Energi : Rangkaian urutan pemindahan bentuk energi satu ke bentuk energi yang diawal dari sinar matahari, kemudian ke produsen, konsumen, sampai ke konsumen puncak. Autotrof : Organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri berupa bahan organic dari bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti energi cahaya matahari dan kimia. Biotik : Suatu ekosistem meliputi semua jenis makhluk hidup, baik berupa tumbuhan, hewan, jamur, maupun mikroorganisme lain. Dekomposer : Organisme yang memakan organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Detrivor : Komponen ekosistem yng memakan detritus atau sampah. Heterotrof : Organisme yang membutuhkan senyawa organik dimana karbon diekstrak untuk pertumbuhannya. Pengurai : Organisme heterotroph yang memperoleh makanan. Rantai Makanan : Proses makan dan dimakan yang sederhana. GLOSARIUM


Modul Pengayaan Ekosistem Sawah dan Pengendalian Populasi Hama Padi (Oryza sativa L.) 50 DAFTAR PUSTAKA Budiati, H. 2009. Biologi. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2006. Biology Concepts and Connections. New York: Benjamin Cummings. Irwan, Z.D. 2015. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Maknun, Djohar. 2017. Ekologi Populasi, Komunitas, Ekosistem Mewujudkan Kampus Hijau Asri, Islami dan Ilmiah. Cirebon: Nurjati Press. Nurhayati, Nunung., dkk. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung: Yrama Widya. Setyaningsih, Eko. 2010. Biology Bringing Science to Your Life SMA/MA Grade X. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Syamsuri, Istamar., dkk. 2006. Biologi Jilid 1B. Jakarta: Erlangga. Wirakusumah, S. 2003. Dasar-Dasar Ekologi Menopang Pengetahuan Ilmu-Ilmu Lingkungan. Jakarta: UT Press. Yusa., S.M. Manickam Bala. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 1 untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Bandung: Grafindo Media Pratama. Diakses pada 2 Maret 2019, dari http://www.ebiologi.net/2015/12/contohsimbiosis-mutualisme.html?m=1 Diakses pada 2 Maret 2019, dari https://ekosistem.co.id/simbiosis-parasitisme-2/


Click to View FlipBook Version