Assalamualaikum Salam dan Bahagia…. Saya Aminingtyas, Calon Guru Penggerak Angkatan 9 dari UPT Satuan Pendidikan SDN Prodo Winongan Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur. Dalam kesempatan ini saya akan menulis mengenai Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.2 tentang Nilai dan Peran Guru Penggerak. Jurnal ini dibuat untuk melakukan refleksi diri setelah mengikuti sebuah kegiatan pendidikan, Jurnal ini ditulis secara rutin setiap dua mingguan. Jurnal dwi mingguan merupakan salah satu tugas yang harus dibuat oleh setiap calon guru penggerak. Jadi, kali ini saya akan menulis mengenai refleksi saya mengenai kegiatan-kegiatan pendidikan Guru Penggerak yang sudah saya lalui, khususnya pada modul 1.2 tentang Nilai dan peran Guru Penggerak. Kegiatan pembelajaran modul 1.2 telah selesai saya ikuti, ada banyak pengetahuanpengetahuan baru yang saya peroleh selama kegiatan pendidikan. Dalam menulis jurnal refleksi ini saya menggunakan model 2 yaitu model DEAL: Description, Examination, Articulation of Learning. DESCRIPTION Setelah menyelesaikan modul 1.1 tentang Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, langkah berikutnya dalam perjalanan pembelajaran saya adalah modul 1.2 yang membahas nilai-nilai dan peran guru penggerak. Di awal modul 1.2, kami diajak untuk membuat trapesium usia yang mempresentasikan perjalanan hidup kami. Melalui kegiatan ini, saya mendapatkan banyak pembelajaran baru, terutama tentang bagaimana kejadian negatif atau positif yang terjadi di masa lalu tetap dapat teringat dalam ingatan kita. Pembelajaran ini membuat saya semakin menyadari pentingnya peran saya sebagai guru untuk menjadi momen positif bagi siswa-siswa saya. Saya merasa bertanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan menghindari kejadian atau momen negatif yang dapat mempengaruhi siswa secara negatif. Selanjutnya, saya melakukan identifikasi terhadap nilai-nilai guru penggerak yang telah ada dalam diri saya.
Saya memikirkan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diimplementasikan dan dioptimalkan dalam proses pembelajaran serta kepemimpinan di sekolah tempat saya mengajar. Dengan memahami nilai-nilai guru penggerak yang saya miliki, saya berkomitmen untuk menerapkan nilai-nilai tersebut secara konsisten dan terus mengembangkan diri dalam peran sebagai seorang guru. Saya ingin menjadi panutan dan inspirasi bagi siswa-siswa saya, serta membangun lingkungan yang positif dan mendukung pertumbuhan mereka. Dalam kepemimpinan di sekolah, saya berupaya untuk memberikan teladan yang baik dan mempengaruhi rekan-rekan guru serta anggota sekolah lainnya dengan nilai-nilai positif yang saya anut. Saya yakin, dengan mempraktikkan dan mengoptimalkan nilai-nilai guru penggerak, kita dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan memberikan dampak positif dalam dunia pendidikan. Sebagai seorang CGP, saya melanjutkan perjalanan belajar mandiri dengan fokus pada pemahaman konsep materi. Materi yang harus saya pahami meliputi bagaimana manusia tergerak, bagaimana manusia bergerak, tahapan perkembangan manusia, dan bagaimana menggerakkan manusia itu sendiri. Dalam proses mempelajari konsep-konsep tersebut, saya juga menjawab serangkaian pertanyaan yang terdapat di modul untuk merefleksikan pemahaman saya dari belajar mandiri yang telah dilakukan. Melalui tahapan ini, saya akhirnya menyadari bahwa dalam melaksanakan pembelajaran, saya harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang kondisi siswa. Setiap siswa memiliki tahapan perkembangan yang unik dan permasalahan yang berbeda-beda. Dengan pemahaman ini, saya dapat mengadaptasi metode pembelajaran, strategi, dan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan individu setiap siswa. Saya menyadari pentingnya memahami perbedaan siswa-siswa saya, agar saya dapat memberikan bimbingan yang efektif dan mendukung kemajuan mereka dalam proses belajar. Pada hari Rabu, 6 September 2023, kami melaksanakan kegiatan ruang kolaborasi dengan agenda Pengantar Modul 1.2 yang difasilitasi oleh fasilitator CGP Angkatan 9. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan modul terbaru kepada seluruh peserta dan membahas konsep-konsep nilai dan peran guru penggerak. Selama sesi pengantar, kami diberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya kolaborasi dalam pembelajaran dan bagaimana nilai-nilai tersebut dapat diintegrasikan dalam aktivitas kelompok. Dokumentasi Rukol Sesi 1
Setelah sesi pengantar, kami melanjutkan dengan melakukan diskusi kelompok secara virtual. Dalam diskusi ini, setiap kelompok diminta untuk membuat sebuah karya yang menggabungkan kekuatan nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap anggota kelompok. Kelompok kami, yaitu kelompok 3, memilih nilai kolaborasi sebagai fokus utama kami. Hal ini dikarenakan saat diminta untuk menyebutkan nilai yang muncul pada diri masing-masing, nilai kolaborasi muncul secara konsisten dari setiap anggota kelompok kami. Dalam diskusi kelompok, kami berkolaborasi dengan baik untuk merancang sebuah kegiatan yang dapat mendorong dan mengembangkan nilai kolaborasi tersebut. Setelah merancang kegiatan kolaboratif, kami menyampaikan hasil kolaborasi kami dalam bentuk video presentasi. Pada hari Kamis, 7 September 2023, kami menghadiri pertemuan virtual untuk mempresentasikan video tersebut. Dalam presentasi tersebut, Pak Anang bertindak sebagai Penyaji, Pak Zain sebagai Host, dan saya sebagai Moderator. Setelah presentasi selesai, kami diberikan waktu untuk membuat refleksi pribadi yang mengapresiasi peran satu rekan dalam kelompok. Saya merasa terinspirasi oleh Anang, yang telah menunjukkan ketekunan dan semangat yang luar biasa dalam perjalanan kami di CGP ini. Saya mengirimkan surat ucapan terima kasih kepada Pak Anang sebagai ungkapan penghargaan atas inspirasinya. Melalui kegiatan ruang kolaborasi ini, kami tidak hanya mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai guru penggerak, tetapi juga belajar untuk bekerja sama dalam menciptakan sesuatu yang bermakna. Kolaborasi menjadi kunci dalam menciptakan pembelajaran yang efektif dan membangun hubungan yang saling mendukung di antara kami sebagai peserta CGP. Kami berharap bahwa melalui kerjasama dan nilai-nilai yang kami pelajari, kami dapat membawa perubahan positif dalam dunia pendidikan dan menjadi guruguru penggerak yang inspiratif bagi siswa-siswa kami. Dokumentasi Rukol Sesi 2
Examination Setelah mempelajari modul 1.2 dan mengikuti serangkaian kegiatan belajar mandiri serta diskusi virtual, saya akhirnya memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai nilai dan peran guru penggerak. Sebagai guru penggerak, penting bagi saya untuk memiliki nilainilai inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa, dan mandiri. Saya menyadari bahwa peran seorang guru penggerak meliputi kemampuan menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas di sekolah dan lingkungan sekitarnya, berkolaborasi dengan rekan sejawat, membimbing mereka, serta mewujudkan kepemimpinan siswa. Semua peran ini dilandaskan pada prinsip-prinsip Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yaitu "ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani". Namun, saya sadar bahwa nilai-nilai guru penggerak ini belum saya terapkan secara optimal, seperti dalam hal pembelajaran yang berpihak pada siswa. Sebelumnya, fokus pembelajaran saya lebih pada bagaimana siswa dapat menyelesaikan soal-soal ujian. Namun, melalui pemahaman yang saya dapatkan dari modul 1.2, saya menyadari bahwa pembelajaran seharusnya berpihak pada siswa dan sesuai dengan kebutuhan dan potensi mereka. Dalam mempraktikkan nilai-nilai guru penggerak, saya berkomitmen untuk mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kodrat dan karakteristik setiap siswa. Saya akan berusaha menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, memfasilitasi kolaborasi antar siswa, mendorong refleksi diri, dan memberikan ruang bagi kreativitas serta kepemimpinan siswa. Dengan mengoptimalkan nilai-nilai ini dalam praktik mengajar saya, saya berharap dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih bermakna bagi setiap siswa, serta ikut berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di dunia pendidikan. Modul 1.2 memberikan pembelajaran yang penting mengenai nilai-nilai dan peran guru penggerak. Melalui pemahaman yang diperoleh dari modul ini, diharapkan seorang guru dapat menginternalisasi nilai-nilai guru penggerak, seperti mandiri, inovatif, kolaboratif, reflektif, dan berpihak pada siswa. Sebagai seorang guru penggerak, juga diharapkan memiliki peran penting, yakni sebagai pemimpin pembelajaran, mampu berkolaborasi dengan rekan sejawat, mampu menggerakkan dan membimbing rekan sejawat, serta mampu mewujudkan kepemimpinan pada siswa. Selain itu, modul ini juga memberikan pemahaman tentang cara kerja otak, yang terdiri dari dua sistem berpikir, yaitu sistem berpikir cepat dan sistem berpikir lambat. Otak kita diibaratkan kepalan jari tangan, di sini perlu diingat bahwa secara alamiah kita mempunyai kecenderungan untuk mengkonservasi energi. Insting kita akan lebih cepat bereaksi dan mengklasifikasikan sesuatu sebagai ancaman, ketimbang harus menganalisanya terlebih dahulu apakah benar itu adalah ancaman. Kabar baiknya, otak manusia memiliki kemampuan untuk belajar. Tidak statis tapi elastis. Dengan demikian, penggunaan sistem berpikir lambat, penggunaan otak luhur (manusia) dapat kita pelajari agar tidak begitu saja memperkenankan sistem berpikir cepat (otak Reptil dan Mamalia) mengambil alih kendali diri kita.
Selanjutnya, modul menjelaskan mengenai kebutuhan dasar manusia, seperti kebutuhan bertahan hidup, kasih sayang dan rasa diterima, kekuasaan dan penguasaan, serta kebebasan dan kesenangan. Selain itu, tahap-tahap tumbuh kembang anak juga dijelaskan dalam modul ini, bahwa setiap anak memiliki cara pandang yang sesuai dengan tahap tumbuh kembangnya. Articulation of Learning Modul ini juga mengenalkan diagram identitas gunung es yang menjelaskan konsep penumbuhan karakter. Dalam analogi ini, fenomena gunung es di lautan menggambarkan bahwa apa yang terlihat di permukaan tidak dapat sepenuhnya menggambarkan apa yang ada di dalamnya. Sebagian besar karakter seseorang, yaitu 88%, tidak terlihat secara langsung, hanya 12% yang terlihat melalui perilaku yang termanifestasi menjadi kebiasaan. Untuk menumbuhkan karakter yang baik pada siswa, diperlukan pengkondisian dan pembiasaan melalui keteladanan dan konsistensi dalam sistem atau aturan yang diterapkan. Dalam hal ini, trilogi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, yaitu memberi tauladan, memotivasi, dan mendorong siswa untuk menumbuhkan karakter, dapat menjadi pedoman dalam membimbing siswa menuju karakter yang baik. Materi yang telah dipelajari tersebut dapat diterapkan sesuai dengan nilai dan peran seorang guru penggerak. Sebagai seorang guru penggerak, saya harus mampu menjalankan peran-peran berikut: Pertama, sebagai pemimpin pembelajaran, saya bertanggung jawab untuk merancang desain pembelajaran, membuat asesmen, dan melakukan refleksi terhadap setiap kegiatan pembelajaran. Saya harus mampu menciptakan pembelajaran yang inovatif sesuai dengan kebutuhan siswa, serta melakukan refleksi dan evaluasi untuk meningkatkan pembelajaran selanjutnya. Penting bagi saya untuk mengutamakan kepentingan siswa dalam pembelajaran, mengacu pada karakteristik mereka, agar tujuan pendidikan untuk memerdekakan anak dapat tercapai. Kedua, saya juga harus menjadi pelatih bagi rekan guru lainnya. Saya akan memberikan bimbingan dan pendampingan kepada sesama guru dalam melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada siswa. Melalui kegiatan supervisi dalam mata pelajaran yang sama, saya dapat memberikan pendampingan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, penyusunan asesmen, hingga melakukan refleksi untuk perbaikan pembelajaran berikutnya. Untuk dapat menjalankan peran ini secara optimal, saya juga harus memiliki sikap mandiri dan terus belajar guna meningkatkan kompetensi diri. Ketiga, saya diharapkan dapat mendorong kolaborasi dengan rekan guru lainnya. Kita bekerja sama untuk mencari solusi terhadap permasalahan yang muncul dalam pembelajaran. Melalui kegiatan supervisi, kami dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul dan bekerja sama untuk menemukan solusi yang efektif. Selain itu, saya juga akan berkolaborasi dengan guru-
guru sejawat untuk melaksanakan proyek pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. Keempat, dalam peran sebagai guru penggerak, saya harus mampu mewujudkan kepemimpinan murid. Dalam merancang pembelajaran, saya akan mempertimbangkan kebutuhan dan minat siswa agar mereka dapat belajar dengan antusias. Siswa akan aktif terlibat dalam pembelajaran sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Sebagai guru, tugas saya adalah memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Terakhir, saya juga diharapkan mampu menggerakkan komunitas praktisi di sekolah. Saya akan aktif dalam menginisiasi komunitas belajar di sekolah, di mana para guru dapat saling berbagi pengetahuan dan pengalaman dari setiap pelatihan atau workshop yang diikuti. Melalui kolaborasi dengan rekan guru, kami dapat saling membagikan praktik-praktik terbaik dalam pembelajaran, sehingga dapat menjadi referensi bagi rekan guru di sekolah. Modul 1.2 memberikan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai dan peran guru penggerak dalam pendidikan. Guru penggerak harus memiliki nilai-nilai inovatif, kolaboratif, reflektif, berpihak pada siswa, dan mandiri. Peran guru penggerak meliputi menjadi pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi. Implementasi nilai dan peran guru penggerak ini akan menghasilkan pembelajaran yang berpihak pada siswa, memperkuat kolaborasi antar guru, dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang kreatif dan inklusif. Dengan kesadaran akan pentingnya nilai dan peran guru penggerak, diharapkan pendidikan dapat memberikan pengaruh positif yang signifikan bagi perkembangan dan kemandirian siswa. Berikut link youtube 1.2.a.8 Koneksi Antar Materi https://youtu.be/l4ym3ZjEbn0