The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

UNTUK MENGETAHUI CARA PEMBUATAN MOL REBUNG BAMBU

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Odi pibo, 2023-02-19 04:11:28

MOL REBUNG BAMBU

UNTUK MENGETAHUI CARA PEMBUATAN MOL REBUNG BAMBU

Keywords: MAGANG II

1 KATA PENGANTAR Rebung (Dendrocalamus asper) merupakan salah satu bahan makanan yang cukup populer di masyarakat. Rebung yang sering dikenal dengan nama “bung” (bahasa Jawa), oleh masyarakat pedesaan sudah sejak jaman dahulu dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Rebung merupakan tunas muda tanaman bambu yang muncul di permukaan dasar rumpun. Rebung bambu merupakan makanan khas dari Asia Bagian Timur. Beberapa rebung diantaranyadapat dikonsumsi manusia seperti rebung dari bambu betung, namun ada juga yang tidak bisa dikonsumsi manusiakarena memiliki rasa pahit seperti rebung dari bambu apus. Menurut Winarno(1992) diacu dalam Salahudin (2004) jenis rebung bambu apus dapatmenyebabkan orang menjadi pusing karena mengandung kadar asam sianida yangtinggi. Secara konvensional, rebung betung hanya dimanfaatkan sebagai sayuran oleh masyarakat.Tunas bambu muda tersebut dapat dimakan, sehingga digolongkan ke dalam sayuran. Selain itu juga rebung sering digunakan untuk tambahan isi pada lumpia. Keunggulan dari rebung betung segar adalah memiliki kandungan serat yang tinggi dengan kandungan HCN lebih rendah (Kencana et al, 2009) selain itu rebung betung mempunyai rasa yang manisdibandingkan rebung bambu apus (Gigantochloa apus). Senyawa utama yang dimiliki rebung mentah adalah air, yaitu sekitar 85,63%. Rebung memiliki kandungan gizi, antara lain karbohidrat, protein, dan asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, meskipun sebagian besar 2 kandungan rebung terdiri dari air. Dari ketiga kandungan diatas yang dianggap penting adalah karbohidrat. (Winarno 1992).Rebung juga mempunyai kandungan kalium cukup tinggi. Kadar kalium per 100 gram rebung adalah 533 mg. Makanan yang sarat kalium, yaitu minimal 400 mg, dapat mengurangi risiko stroke. Berdasarkan uraian diatas rebung memiliki manfaat yang sangat banyak. Namun pada kenyataannya pemanfaatan rebung oleh masyarakat masih kurang. Rebung sendiri memiliki karbohidrat yang sangat berpotensi diolah sebagai pupuk mol rebung bambu. Penulis


2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 1 DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2 BAB I.............................................................................................................................................. 3 PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 3 BAB II............................................................................................................................................. 5 PENGENALAN REBUNG BAMBU............................................................................................. 5 A. Jenis Rebung bambu ............................................................................................................ 5 B. Kandungan Gizi Rebung...................................................................................................... 6 C. Manfaat Rebung................................................................................................................... 6 BAB III ........................................................................................................................................... 7 PENGENALAN MOL REBUNG BAMBU................................................................................... 7 A. Kebutuhan Alat dan Bahan .................................................................................................. 7 B. Proses bembuatan................................................................................................................. 7 C. Cara penggunaan.................................................................................................................. 9 BAB IV ......................................................................................................................................... 10 ANALISIS USAHA...................................................................................................................... 10 A. Modal Tetap....................................................................................................................... 10 B. Modal Tidak Tetap............................................................................................................. 10 C. Hasil Produksi/Pemasukkan............................................................................................... 11 D. Keuntungan........................................................................................................................ 11


3 BAB I PENDAHULUAN Harga pupuk anorganik yang tinggi, karena 60 % dari total biaya pemeliharaan tanaman digunakan untuk biaya pemupukan tanaman (Syahbana, 2007). Hal ini menyebabkan para petani kesulitan dalam mendapatkan pupuk dan residu dari pupuk anorganik dapat berdampak buruk bagi lingkungan sehingga dapat mengganggu kehidupan mikro organisme yang ada didalam tanah. Untuk mengurangi biaya dari pembelian dan mengurangi dampak buruk dari pupuk anorganik maka diperlukan pupuk tambahan berupa pupuk organik. Menurut Wahyono et al., (2011) pupuk organik bukanlah untuk menggantikan peran dari pupuk anorganik tetapi sebagai pelengkap dari fungsi pupuk kimia. Pupuk anorganik dan pupuk organik akan lebih optimal dan efisien penggunaannya jika dimanfaatkan secara bersama-sama,serta dapat memperbaiki sifat fisik, biologi dan kimia tanah secara bersamaan. Berbagai macam bahan organik dapat digunakan dalam pembuatan pupuk organik, salah satunya yaitu rebung bambu. Rebung bambu merupakan tanaman potensial untuk dijadikan pupuk organik cair (POC). Pupuk organik cair dinilai dapat mengatasi penggunaan pupuk anorganik yang berlebih, serta mampu menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Angraeni et al., (2018), larutan POC rebung bambu mempunyai kandungan C organik dan giberelin yang sangat tinggi sehingga mampu merangsang pertumbuhan tanaman. Selain itu larutan POC rebung bambu juga mengandung organisme yang penting untuk membantu pertumbuhan tanaman yaitu Azotobacter dan Azospirillum. Jika dilihat dari kandungannya, larutan POC rebung bambu bisa digunakan sebagai perangsang pertumbuhan fase vegetatif. Azospirillum dapat menghasilkan asam indolasetat (IAA) yang mana berguna untuk merangsang pertumbuhan akar (Salamone et al., 2001). Pupuk organik cair yang berupa Mikro Organisme Lokal (MOL) adalah salah satu contoh pupuk yang sangat baik, dikarenakan pada pupuk ini adanya zat tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman seperti auksin, giberelin, sitokinin dan lainnya. Pupuk cair ini dapat dibuat melalui fermentasi bagian tumbuhan yang memiliki zat tersebut, seperti bagian pangkal batang, tunas, buah, bunga, dan dapat pula bagian yang masih memiliki daya meristem tinggi (Setiawan, 2019) Beberapa hasil penelitian menunjukkan keunggulan penggunaan POC dalam bentuk MOL. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Samosir dan Gusniwati (2014), pemberian MOL rebung bambu 50 ml/L air memberikan pertumbuhan terbaik terhadap tinggi tanaman, diameter bibit, luas daun, bobot kering akar,


4 dan bobot kering pupus di pre nursery dan menyarankan untuk melakukan penelitian lanjutan tentang penggunaan MOL rebung bambu 50 ml/L air dapat diberikan pada bibit kelapa sawit di main nursery. Berdasarkan uraian diatas, penulis telah melakukan penelitian mengenai “Pengaruh POC Rebung Bambu Terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Dari Hasil Pemisahan Bibit Kembar Di Main Nursery”.


5 BAB II PENGENALAN REBUNG BAMBU Bambu adalah sekelompok tumbuhan yang dicirikan oleh dahulu yang berkayu mempunyai ruas-ruas dan buku-buku. Termasuk dalam suku rumputrumputan (Graminae) anak suku Bambusideae (Angkat, 2017). Rebung merupakan tunas bambu yang masih muda yang muncul dipermukaan dasar rumpun yang dipenuhi oleh gugut atau rambut bambu (Silaban, dkk, 2017). Dalam bahasa Inggris, rebung dikenal dengan sebutan bamboo shoot, sedangkan dalam bahasa Jawa disebut dengan bung yang merupakan salah satu bahan makanan cukup populer di masyarakat. (Alifridho, dkk, 2015). Rebung dapat dipakai untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pelepahnya (Muryani, 2017). Selama musim hujan, rebung bambu tumbuh dengan pesatnya, dalam beberapa minggu tunas tersebut sudah tinggi. Dalam waktu 9-10 bulan rebung telah mencapai tinggi maksimal 25- 30 cm. Beberapa jenis rebung terbentuk pada permulaan musim hujan, selain itu ada yang terbentuk pada akhir musim hujan. Musim panen rebung biasanya jatuh sekitar bulan Desember hingga Februari atau Maret (Angkat, 2017). A. Jenis Rebung bambu bambu betung bambu ini tumbuh dengan baik di tanah alluvial di daerah tropika yang lembab dan basah,tetapi bambu ini juga tumbuh di daerah yang kering di dataran rendah maupun dataran tinggi. Bambu betung memiliki bentuk rumpun simpodial, tegak dan padat.


6 Rebung berwarna hitam keunguan,tertutup bulu berwarna coklat hingga kehitaman. Tinggi batang mencapai 20 m, lurus dengan ujung melengkung. Pelepah buluh mudah luruh tertutup buluh hitam hinggga coklat tua. B. Kandungan Gizi Rebung Rebung memiliki kandungan HCN di bawah ambang batas sehingga aman untuk dikonsumsi. Nutrisi utama rebung berupa protein (1,6 – 2,5%), karbohidrat (2 – 2,5%), vitamin C, thiamin dan B6, garam mineral seperti zat besi (Fe), Kalsium (Ca), Phospor (P), Sodium (Na), Pottasium (K), Mangan (Mg), Seng (Zn), setra sumber serat makanan dan kandungan HCN antara 50 -300 ppm tergantung varietas bambu. Batas aman rebung dengan HCN < 50 ppm (Anonim, 2012). Rebung memiliki 17 asam amino diantaranya yaitu asam glutamat, glisine, dan lisin. Lisin berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan anak (Choudhury et al., 2012). Diketahui juga bahwa rebung mengandung senyawa kimia seperti flavones, phenol, phytosterol, dan germaclinium (Pandey et al., 2012). Menurut Rachmadi ( 2011 ), kandungan serat kasar terbanyak didapat pada perlakuan fermentasi spontan pada rebung manis sebesar 44,36%. C. Manfaat Rebung Rebung merupakan salah satu jenis sayuran yang sudah lama dikenal dan dikonsumsi manusia. Rebung biasanya dipanen 3 hari setelah ujung rebung muncul diatas permukaan tanah atau rebung muncul setinggi 30 – 50 cm (Othman, 2003). Setelah dipanen pada umumnya rebung diolah dengan diiris kemudian direbus. Selain dimanfaatkan sebagai kuliner atau makanan tradisional,Selain itu rebung bambu juga digunakan sebagai bahan pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal). Rebung bambu mengandung giberelin dan C organik yang berguna bagi tanaman. Juga mengandung mikro organisme yang berguna, yakni azotobakter dan azospirillium. MOL rebung bambu berfungsi sebagai perangsang pertumbuhan vegetatif tanaman. Yakni pertumbuhan tunas, daun, akar dan batang pada tanaman sebelum memasuki masa pembungaan. MOL rebung bambu juga bisa dimanfaatkan sebagai pengurai atau dekomposer dalam proses pembuatan pupuk kompos.


7 BAB III PENGENALAN MOL REBUNG BAMBU MOL merupakan sekumpulan mikroorganisme yang bermanfaat sebagai aktivator dalam proses penguraian maupun fermentasi bahan organik menjadi pupuk organik maupun cair. Secara alami sampah organik bisa terurai dengan sendirinya, namun tentu saja dengan cara alami penguraian yang terjadi akan memakan waktu lebih lama. Sehingga MOL ditambahkan untuk mempercepat proses dekomposisi, sehingga proses pembentukan pupuk bisa lebih cepat terjadi. Selain berperan sebagai aktivator dalam proses pembuatan pupuk kompos, MOL juga bisa digunakan sebagai pupuk cair karena mengandung unsur hara mikro, makro, bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama atau penyakit tanaman. Dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Yogyakarta MOL bisa dimanfaatkan sebagai: Pupuk cair Dekomposer atau bidang pembuatan kompos Pestisida nabati Pada umumnya bahan utama pembuatan MOL terdiri dari 3 komponen, yakni karbohidrat, glukosa dan sumber bakteri. A. Kebutuhan Alat dan Bahan Dalam pembuatan Mol rebung bambu di butuhkan alat dan bahan sebagai berikut: 1. Kebutuhan Alat a. Parut Serbaguna b. Ember plastik c. Gen 5 liter d. Pisau e. Neraca analitik 2. Kebutuhan Alat a. Rebung bambu b. Air Tajin c. Gula meraH B. Proses bembuatan Proses pembuatan mol rebung bambu adalah sebagai berikut: 1. Rebung bambu diparut dan di masukan dalam ember


8 2. Masukkan gula merah yang sudah di haluskan dan aduk hingga rata 3. Masukkan air tajin atau air basar kemudia adauk hingga rata 4. Kemudian pindahkan kedalam jerigen 5 L tutup rapat,biarkan selama 7-14 hari untuk proses fermentasi.


9 C. Cara penggunaan Pengomposan : Dapat digunakan sebagai dekomposer dengan perbandingan 1:5 ( 1 liter cairan mol ditambahkan 5 liter air tawar),tambahkan gula merah 1 ons dan aduk hingga merata,siramkan pada bahan organik yang akan dijadikan kompos. Penggunaan pada tanaman: penyemprotan dilakukan pada pagi/sore hari dengan konsentrasi 400 cc cairan di campur 14 liter air tawar pada umur 10 hari,20 hari, 30 hari, 40 hari setelah tanam. Catatan: sebagai zat perangsang pertumbuhan pada fase vegetatif.


10 BAB IV ANALISIS USAHA Analisis usaha merupakan sebuah analisa yang berupa kegiatan dalam melakukan perencanaa, riset, memprediksi serta mengevaluasi sebuah usaha atau bisnis. Analisis usaha bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah dalam suatu usaha, kemudian memberikan solusi yang dibutuhkan. Hal tersebut tentunya dilakukan dengan tujuan untuk mengantisipasi dan meminimalisir segala risiko yang mungkin terjadi dalam keberlangsungan suatu usaha. Dengan begitu, kerugian yang mungkin didapat bisa dihindari, sehingga keuntungan dapat meningkat. A. Modal Tetap Modal tetap merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk pengadaan alat-alat yang diperlukan dalam pembuatan mol rebung bambu. B. Modal Tidak Tetap Modal tidak tetap adalah modal yang harus di keluarkan untuk pembelian bahan baku dan bahan penolong yang di perlukan dalam pembuatan mol rebung bambu. No Nama Bahan Jumlah Harga (Rp-,00) 1 Rebung Bambu 2 buah/3 kg 20.000 2 Gula Merah 1,5 ons 15.000 3 Air tajin 5 L - No Nama Alat Jumlah Harga (Rp-,00) 1 Ember plastik 1 10.000 2 Pisau 1 10.000 3 parut serbaguna 1 20.000 4 Jirgen 5 L 1 5.000


11 A. Jumlah pengeluaran Berdasarkan pengeluaran dihitung berdasarkan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan peralatan dan bahan baku, 1. Peralatan = Rp. 45.000,00 2. Bahan baku = Rp.35.000,00 + Jumlah = Rp.90.000,00 C. Hasil Produksi/Pemasukkan Hasil produksi mol rebung bambu terdapat 5 liter harga jual tiap perliter Rp.20.000,00 dengan demikian,besarnya pemasukkan dapat di hitung sebagai berikut: 5×5×Rp.20.000,00 = Rp.100.000,00 D. Keuntungan Dari semua data di atas,besarnya keuntungan yang dapat adalah sebagai berikut: Keuntungan = pemasukkan – pengeluaran = Rp.100.000,00 – Rp.90.000,00 = Rp. 10.000,00 Dari seluruh pembahasan di atas,dapat di simpulkan mol rebung bambu memang merupakan suatu produk inovatif yang diproses secara sederhana dan belum bersentuhan dengan teknologi yang canggih,usaha pembuatan mol rebung bambu ini perlu dilestarikan dan di kembangkan karena mol rebung bambung sangat berguna bagi tanaman dapat membantu pertumbuhan tanaman secara vegetatif dan generatif.


Click to View FlipBook Version