The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Nindi Velindia, 2023-03-06 00:49:46

KERAJAAN SINGASARI NINDI VELINDIA (26)

KERAJAAN SINGASARI NINDI

KERAJAAN SINGASARI DISUSUN : NINDI VELINDIA X MPLB 1 26 SMK NEGERI 2 SEMARANG


A. Kerajaan Singasari Pada masa akhir kerajaan Kadiri, daerah Tumapel merupakan suatu daerah yang dikepalai oleh seorang akuwu bernama Tunggul Ametung. Daerah Tumapel ini termasuk dalam daerah kekuasaan raja Krtajaya (Dandang Gendis) dari Daha (Kadiri). Kedudukan Tunggul Ametung menjadi akuwu Tumapel berakhir setelah dibunuh oleh Ken Arok, dan jandanya yang bernama Kendedes dikawininya. Ken Arok kemudian menjadi penguasa baru di Tumapel. Ken Arok pula yang kemudian menaklukkan Dandang Gendis dari Kadiri, dan kemudian menjadi Maharaja di Singhasari. Munculnya tokoh Ken Arok ini kemudian menandai lahirnya wangsa baru yaitu Rajasawangsa atau Girindrawangsa. Wangsa inilah yang berkuasa di Singhasari dan Majapahit. Ken Arok memerintah Singhasar sejak 1222-1227 M dan tetap berkedudukan di Tumapel atau secara resmi disebut Kutaraja. Pemerintahan Rajasa berlangsung aman dan tentram. Dari perkawinannya dengan Ken Dedes, Ken Arok memperoleh 4 orang anak, yaitu Mahesa Wonga Teleng, Panji Anabrang, Agnibhaya, dan Dewi Rimbu. Dari istrinya yang lain yaitu Ken Umang, Ken Arok mempunyai 4 orang anak yaitu Tohjoyo, Sudahtu, Wregola, dan Dewi Rambi. Pada tahu 1227 M Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan dari Batil atas suruhan Anusapati, anak tirinya sebagai balas dendam terhadap pembunuhan ayahnya Tunggul Ametung. Dari kitab Pararaton diketahui bahwa Anusapati bukanlah anak dari Ken Dedes dan Ken Arok, tatapi anak Ken Dedes dari Tunggul Ametung. Ken Arok kemudian dicandikan di Kagenengan sebagai Siwa. (Nagarakretagama, XXXVI:1-2) dan di Usana sebagai Buddha (Sumadio, 1994). Sepeninggal Ken Arok, Anusapati menjadi raja, memerintah tahun 1227-1248 M. Selama masa pemerintahannya itu tidak banyak yang diketahui. Tetapi juga Tohjaya hendak pula membalas dendam atas pembunuhan ayahnya, Ken Arok oleh Anusapati. Akhirnya pada tahun 1248 Anusapati dapat dibunuh oleh Tohjaya. Anusapati kemudian didharmakan1 di candi Kidal. Dengan meninggalnya Anusapati, Tohjaya kemudian menggantikannya menjadi raja. Tohjaya hanya memerintah selama beberapa bulan dalam tahun 1248. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orangorang Rajasa dan Sinelir. Dalam penyerbuan itu Tohjaya luka parah dan diungsikan ke Katang Lumbang. Akhirnya ia meninggal dan dicandikan di Katang Lumbang. Pada tahun 1248 Ranggawuni dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sri Jayawisnuwardana. Dalam menjalankan pemerintahannya ia didampingi oleh Mahisa Campaka, anak Mahisa Wonga Teleng (memerintah bersama bagai Wisnu dan Indra). Pada tahun 1255 M Wisnuwarddhana mengeluarkan sebuah prasasti untuk mengukuhkan desa Mula dan Malurung menjadi Sima. Di dalam prasasti tersebut ia disebut dengan nama Narayya Smining Rat. Sebelumnya, dalam tahun 1254 Wisnuwarddhana menobatkan anaknya Kertanagara sebagia raja, tetapi ia sendiri tidak turun tahta tetapi memerintah terus untuk anaknya. Menurut Kakawin Nagarakertagama (LXXIII:3) Wisnuwarddana meninggal pada tahun 1268, serta dicandikan di Weleri sebagai Siwa dan di Jajaghu sebagai Buddha. Sebelum tahun 1268, Kertanagara belum memerintah sendiri sebagai raja Singhasari Pada waktu itu ia masih memerintah di bawah bimbingan ayahnya, Raja Wisnuwarddhana sebagai rajamuda (Rajakumara) di Daha. Setelah memerintah, raja Kertanagara adalah seorang raja Singhasari yang sangat terkenal. Dalam bidang politik ia terkenal sebagai seorang raja yang mempunyai gagasan perluasan Cakrawala Mandala ke luar pulau Jawa.


Ken Arok Mendirikan Dinasti Baru Setelah Menjadi Raja Di Kerajaan Singasari Ken Arok diduga lahir pada 1182 masehi dari keluarga petani miskin yang tinggal di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur. Ibunya bernama Ken Ndok, istri dari seorang pembantu adipati di Kerajaan Kediri bernama Gajah Para. Ia berhasil mendirikan Kerajaan Singosari setelah berhasil melakukan pemberontakan terhadap Kerajaan Kediri pada 1222 M. Setelah berhasil mendirikan kerajaan dimana ia diangkat sebagai raja pertamanya, Ken Arok kemudian mendirikan dinasti baru yang bernama Girindrawangsa. Pendirian dinasti baru bertujuan untuk untuk menghilangkan jejak tentang siapa latar belakang sebenarnya Ken Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan kerajaannya tersebut. Masa pemerintahannya tergolong singkat, yakni selama lima tahun, karena Ken Arok tewas dibunuh pada 1227 masehi. Ken Arok merupakan sosok yang berasal dari kalangan sederhana tetapi kemudian berhasil menjadi penguasa paling kuat di Jawa. Kisah hidupnya sangat terkenal karena diwarnai dengan petualangan, pengkhianatan, dan tragedi. Silsilah Raja Kerajaan Singasari 1. Ken arok (1222-1227 M) 2. Anuspati (1227-1248 M) 3. Tohjoyo (1248 M) 4. Ranggawuni (1248-1268 M) 5. Kartanegara (1268-1292 M B. Kehidupan konomi, politik, dan budaya kerajaan singasari ➢ Politik Kehidupan politik yang terjadi di Kerajaan Singosari berkembang dengan cepat, khususnya ketika masa pemerintahan Raja Kertanegara. Hal tersebut dapat kita lihat dari pelaksanaan politik yang ada di dalam maupun di luar negeri pada masa pemerintahan Raja Kertanegara. Adapun politik dalam negeri yang dilakukan antara lain yaitu dengan mengganti pejabat pembantunya. Tak hanya itu, untuk memperkuat lagi kekuasaannya, Ia juga melakukan pernikahan politik dan memperkuat aspek angkatan perang. Sedangkan untuk politik luar negeri yang mereka lakukan diantaranya yaitu dengan melakukan sebuah ekspedisi Pamalayu yang bertujuan untuk menguasai Kerajaan Melayu dan melemahkan kekuasaan dari Kerajaan Sriwijaya. Sementara itu, keberhasilan lain yang diperoleh selama masa pemerintahan Raja Kertanegara yaitu salah satunya berhasil menguasai wilayah Sunda, Bali dan juga Kalimantan, serta Malaka ➢ Ekonomi Untuk kehidupan ekonomi saat zaman Kerajaan Singosari tergolong cukup maju. Karena letaknya yang sangat strategis yaitu berada di lembah sungai Brantas, hal ini menjadikan tanah yang ada di kawasan tersebut menjadi sangat subur. Oleh karena itulah, mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai seorang petani. Tidak hanya berada di lembah yang subur, Sungai Brantas pada saat itu juga menjadi salah satu lalu lintas perdagangan antar daerah dan wilayah.


Oleh sebab itu, tidak sedikit dari masyarakatnya yang bekerja sebagai pedagang. Walaupun begitu, pada kenyataannya kehidupan ekonomi pada masa Kerajaan Singosari sempat mengalami fluktuasi atau naik turun. Saat dipimpin oleh Ken Arok, kehidupan ekonomi di Kerajaan Singosari tergolong sangat makmur. Tapi kemudian saat dipimpin oleh Anisapati, kehidupan ekonomi masyarakat menjadi terabaikan. Setelah itu, kehidupan ekonomi mulai membaik ketika dipimpin oleh Wisnuwardhana. Hingga pada akhirnya saat masa pemerintahan Raja Kertanegara, kehidupan ekonomi Kerajaan Singosari mencapai puncak kejayaannya. Tidak jauh dari kehidupan ekonominya, kehidupan sosial dari Kerajaan Singosari juga mengalami pasang surut. Ketika masih dipimpin oleh Ken Arok, kehidupan sosial pada saat itu tergolong cukup maju. Hal itu dibuktikan dengan adanya daerah yang bergabung ke dalam wilayah Kerajaan Tumapel. Lalu, ketika dipimpin oleh Anusapati, kehidupan sosial dari Kerajaan Singosari justru menjadi terabaikan. Sebab, sang raja memiliki untuk sibuk dengan sabung ayamnya. Sampai saat Kerajaan Singosari dipimpin oleh Wisnuwardhana, kehidupan sosialnya mulai sedikit rapi. Kemudian saat dipimpin oleh Raja Tarumanegara, kehidupan sosial Kerajaan Singosari menjadi semakin maju. ➢ Budaya Singasari Menyerang Kerajaan Melayu Pada Tahun 1286 Ekspedisi Pamalayu adalah ekspedisi ke Sumatera yang dilakukan oleh Raja Kertanegara dari Singasari, pada tahun 1275 sampai 1286 untuk menguasai wilayah kerajaan Melayu Dharmasraya. Tujuan Ekspedisi Pamalayu ini adalah: Memperluas kekuasaan teritori Singasari Membendung pengaruh ekspansionis Mongol yang dipimpin Kubilai Khan, yang semakin besar di kawasan Asia. Beberapa kali penguasa Mongol mengirimkan utusan ke Jawa dengan maksud supaya Kertanegara tunduk. Dikisahkan sebagai wujud penolakan, Kertanegara justru memotong telinga Meng Qi, utusan Mongol terakhir pada tahun 1289. Sejumlah ekspedisi yang dilakukan Kertanegara, seperti di ke Bali, Madura, termasuk Pamalayu merupakan cara untuk membendung ekspansionis Mongol. Cara Ekspedisi Pamalayu Ekspedisi Pamalayu dilakukan dengan cara mengerahkan pasukan Singasari sebanyak-banyaknya ke bumi Melayu. Hal ini dibuktikan dalam Kitab Pararaton yang menyebutkan bahwa pasukan Tumapel (Singasari) yang tersisa hanya sedikit, bahkan istana hampir kosong. Ekspedisi Melayu merupakan sebuah bentuk politk luar negeri Kertanegara yang prihatin dengan ancaman agresi Kubilai Khan. Hingga kini, Ekspedisi Pamalayu mengenai penaklukkan Sumatera oleh Jawa masih pro dan konta. Sebab sebagian orang beranggapan bahwa ekpedisi ini bukan untuk menaklukkan Sumatera, melainkan sebagai upaya menyatukan Nusantara untuk menghadapi ancaman Kubilai Khan.


C. Daftar Pustaka https://cdngbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sejarah/PER%20Pembelajaran/PEMBELAJAR AN%202.%20IPS-SEJARAH%202021.pdf Diunduh pada tanggal 31 Januari 2023 pukul 11.35 WIB.


Click to View FlipBook Version