Mengidentifikasi Cerpen Pohon Keramat
Karya
Yus R.Ismail
A. Unsur Intrinsik
1. Sinopsis
2. Tema
3. Penokohan
4. Perwatakan
5. Alur
6. Latar
7. Sudut Pandang
8. Gaya Bahasa
9. Pesan
B. Unsur Ekstrinsik
1. Latar belakang masyarakat
2. Latar belakang penulis
3. Nilai kehidupan
Intrinsik
1. Sinopsis Cerita Pohon Keramat
Di sebelah barat kampung ada yang tidak terlalu besar.para penduduk dari
dahulu hingga sekarang menyebutnya dengan gunung beser.nama gunung
beser sendiri berarti mengeluarkan air terus-terusan.
Terdapat cerita di gunung beser bahwa di kampung sang penulis terdapat
tokoh yang berjuang sendirian melawan belanda yang bernama jayasakti.
Ia menjadi buronan belanda dan akhirnya bersembunyi di gunung
beser.Pasukan belanda dengan dipandu centeng centeng demang melacak
jayasakti bersama,namun mereka tidak ada yg selamat untuk bisa keluar dari
gunung beser.
Karena cerita itu dipercaya kebenarannya,tidak ada seorang penduduk yang
berani masuk ke kelebatan gunung beser.Bagi sang penulis,Gunung beser
menyimpan kenangan tersendiri saat ia masih kecil seringkali dirinya diajak
bermain di sawah oleh temannya dan mengontrol sawah bersama kakeknya
Di sebelah barat kampung ada yang tidak terlalu besar.para penduduk dari
dahulu hingga sekarang menyebutnya dengan gunung beser.nama gunung
beser sendiri berarti mengeluarkan air terus-terusan.
Terdapat cerita di gunung beser bahwa di kampung sang penulis terdapat
tokoh yang berjuang sendirian melawan belanda yang bernama jayasakti.
Ia menjadi buronan belanda dan akhirnya bersembunyi di gunung
beser.Pasukan belanda dengan dipandu centeng centeng demang melacak
jayasakti bersama,namun mereka tidak ada yg selamat untuk bisa keluar dari
gunung beser.
Karena cerita itu dipercaya kebenarannya,tidak ada seorang penduduk yang
berani masuk ke kelebatan gunung beser.Bagi sang penulis,Gunung beser
menyimpan kenangan tersendiri saat ia masih kecil seringkali dirinya diajak
bermain di sawah oleh temannya dan mengontrol sawah bersama kakeknya
Sang penulis pun akhirnya tahu bahwa cerita tentang jayasakti sebenarnya
hanyalah dongeng.Hal tersebut ia ketahui dari kakeknya.Setelah
pembangunan di kaki gunung beser selesai,kakek sang penulis meninggal.
namun hal itu tidak mendatangkan perhatian yang besar dari warga.
Kepercayaan bahwa keangkeran gunung beser itu mulai tidak
menyebar,sehingga penduduk membuka gunung beser lebih jauh.Banyak
perusahaan perusahaan yang memanfaatkan mata air besar dibangun,rumah
rumah dibangun,dan terdapat penebangan liar.Hal itu membuat pasokan air
di kampung sang penulis pun menurun,banyak perkelahian antar petani yang
berebut air.selain itu para remaja putus sekolah kebingungan mencari kerja
karena mengarap lahan pertanian yang semakin
tidak subur,dan musim yang datang tidak lagi bersahabat.
El Nino pun datang dan kekeringan membakar kampung sang
penulis.Banyak bangunan dan lahan yang hangus saat musim banjir besar
melanda,rumah rumah hanya kelihatan atapnya saja.Sang penulis hanya bisa
mencatat peristiwa peristiwa tersebut tanpa mengerti apa yang telah
terjadi.Hanya satu hal yang pasti,kita harus lebih bersahabat dengan alam
agar alam lebih bersahabat dengan kita.
2. Tema :
Modernisasi Keadaan Penduduk
3. Karakter (tokoh): Tokoh saya, kakek, dan penduduk
Kutipan cerpen: Saya merasa waktu itu Kakek adalah orang
yang dihormati oleh penduduk kampung.
4. Perwatakan :
* Mbah Jayasakti : pemberani dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
* Pasukan Belanda dan centeng² demang: tidak menyerah.
* Penduduk desa : jahiliyah/ percaya dengan hal² mistis.
* Kakek : pemberani, bijaksana, dan suka menolong.
* Penduduk Kota : Pemalas
5. Alur : Alur maju
Kutipan cerpen: Cerpen Pohon Keramat menceritakan mengenai
sejarah Gunung Beser, masa kecil tokoh saya, pembukaan hutan
Gunung Beser, hingga bencana yang melanda warga kaki bukit
Gunung Beser.
6. Latar tempat: Di Gunung Beser
Kutipan cerpen: Bagi sawah-sawah di kampung saya, air tidak mesti
diperebutkan. Gunung Beser memberikan air yang melimpah.
Nama Gunung Beser sendiri berarti mengeluarkan air terus-terusan. Mata air
yang berada di kaki gunung mengalirkan sungai yang lumayan besar.
Sebagian air itu dialirkan ke kampung untuk memenuhi bak-bak mandi.
Sisanya yang masih melimpah mengairi sawah dan kolam. Selain itu, masih
banyak mata air kecil yang dipakai penduduk sebagai pancuran.
7. Latar sudut pandang penceritaan: Sudut pandang orang pertama (saya)
Kutipan cerpen: Saya beberapa kali melihat para petani
berburu berang-berang atau tikus.
Selain sering dibawa Kakek ke tempat syukuran, saya senang
dengan hari-hari di sawah.
Saya bermain dengan anak dari kelompok mana saja.
8. Gaya Bahasa : Menggunakan bahasa indonesia yang baik dan benar,juga
mudah dimengerti.
9. Pesan : Pohon memang keramat,harus dihargai dan dipelihara.Tanpa
pohon bencana akan lebih sering terjadi menimpa kita seperti
kata kakeknya sang penulis bahwa banyak orang Cuma merasa
pintar,padahal tidak.
Ekstrinsik
1. Latar belakang masyarakat
• Budaya masyarakat Indonesia yang masih terikat erat pada hal-hal
mistis
• Perjuangan masyarakat Indonesia, melawan penjajahan
2. Latar belakang penulis
Yus R Ismail lahir pada tanggal 10 januari 1970 di Kamung Ranca
kalong, Sumedang, Jawa Barat.
Yus R Ismail merupakan sastrawan sunda yang telah menghasilkan
beberapa karya seperti cerpen, puisi dan esay tentunya dalam bahasa
sunda.
Pada awalnya, Yus R Ismail dikenal sebagai pengarang berbahasa
indonesia karena pada tahun 1990-an karyanya ( cerpen dan puisi )
banyak dipublikasikan di media berbahasa Indonesia.
Selain di Pikiran Rakyat, Bandung Pos, Mitra Desa dan media yang terbit
di Bandung lainya, karyanya juga sering terbaca di media yang terbit di
Jakarta seperti Media Indonesia, Kompas, Republika, Koran Tempo,
Nova, Citra, Horison dan lain lain.
3. Nilai kehidupan
Nilai-nilai dari cerpen 'Pohon Keramat' adalah sebagai berikut.
1. Nilai sosial -> kita harus selalu berbela rasa kepada sesama yang
membutuhkan
2. Nilai moral -> Kita harus menghormati orang tua dan yang lebih tua
daripada kita.
3. Nilai agama -> Kita harus setia pada ajaran agama dan menjalankan
kewajiban agama kita masing-masing.
4. Nilai budaya -> Kita harus menjalankan adat istiadat di lingkungan
kita dan melestarikannya.