The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul IPS_Yunita Eka 4199, Sherina Marga 4281, Siti Maisaroh 4208, Dwi Wulandari 4075

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by yunitaekaaaaa06, 2022-06-03 07:03:19

Modul IPS_Yunita Eka 4199, Sherina Marga 4281, Siti Maisaroh 4208, Dwi Wulandari 4075

Modul IPS_Yunita Eka 4199, Sherina Marga 4281, Siti Maisaroh 4208, Dwi Wulandari 4075

HALAMAN JUDUL
i

PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan e-Modul Pengembangan Pendidikan IPS dengan judul “Kearifan Lokal
Suku Tengger” dengan baik dan lancar.
E-Modul ini disusun untuk kebutuhan peserta didik serta sebagai salah satu pemenuhan
tugas mata kuliah Pengembangan Pendidikan IPS. Modul ini berisi pengembangan materi ajar
IPS SD Kelas 4 Tema 1 Subtema 1 yang memfokuskan pada kearifan lokal Suku Tengger di
daerah Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo. Dalam kesempatan ini, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan e-Modul ini.
Kepada Ibu Chumi Zahrotul Fitriyah, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pengampu mata kuliah serta
tim penulis yang terlibat dalam proses pembuatan e-Modul ini sehingga e-Modul ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan e-Modul ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan kualitas pembuatan e-Modul di masa yang akan datang. Semoga e-Modul ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi guru, siswa, dan mahasiswa.

Penulis

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................................i
PRAKATA................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
KEARIFAN LOKAL SUKU TENGGER KABUPATEN PROBOLINGGO....................1

I.1 Pendahuluan ..............................................................................................................1
I.2 Kompetensi Inti .........................................................................................................2
I.3 Kompetensi Dasar .....................................................................................................2
I.4 Indikator ....................................................................................................................3
I.5 Kegiatan Belajar 1 (Bahasa Indonesia)...................................................................4

I.5.1 Uraian dan Contoh...................................................................................................5
I.5.2 Latihan .....................................................................................................................7
I.5.3 Rangkuman..............................................................................................................9
I.5.4 Tes Formatif ..........................................................................................................10
I.5.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...........................................................................11
I.6 Kegiatan Belajar 2 (PPKn).....................................................................................11
I.6.1 Uraian dan Contoh.................................................................................................12
I.6.2 Latihan ...................................................................................................................13
I.6.3 Rangkuman............................................................................................................13
I.6.4 Tes Formatif ..........................................................................................................13
I.6.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...........................................................................15
I.7 Kegiatan Belajar 3 (IPS).........................................................................................15
I.7.1 Uraian dan Contoh.................................................................................................16
I.7.2 Latihan ...................................................................................................................17
I.7.3 Rangkuman............................................................................................................18
I.7.4 Tes Formatif ..........................................................................................................18
I.7.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut ...........................................................................19
I.8 Kunci Jawaban ........................................................................................................20
I.9 Daftar Pustaka.........................................................................................................23

iii

KEARIFAN LOKAL SUKU TENGGER KABUPATEN PROBOLINGGO

I.1 Pendahuluan

Modul ini memuat pembelajaran IPS di SD. Untuk itu, perlu memperhatikan tujuan
pembelajaran yang menjadi acuan penyusunan seluruh isi modul ini. Pembahasan modul
mencakup kearifan lokal, tradisi, dan sosial budaya Suku Tengger, serta keragaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis, dan agama di daerah Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo.

Setelah mempelajari modul ini siswa diharapkan dapat mengetahui kearifan lokal di
daerah Gunung Bromo khususnya Suku Tengger. Selain itu, siswa diharapkan memenuhi
tujuan pembelajaran sebagai berikut:
Bahasa Indonesia
1. Setelah membaca teks “Kearifan Lokal Suku Tengger”, siswa mampu mengidentifikasi

gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraph dari teks tersebut secara
mandiri.
2. Setelah membaca teks “Kearifan Lokal Suku Tengger”, siswa mampu menyajikan
gagasan pokok dan gagasan pendukung di setiap paragraph dari teks tersebut ke dalam
bentuk peta pikiran dengan tepat.
PPKn
1. Setelah mengidentifikasi, siswa mampu menjelaskan pentingnya sikap persatuan dan
kesatuan dalam keberagaman dengan terperinci.
2. Setelah membaca teks tentang Tradisi dan Sosial Budaya Suku Tengger, siswa mampu
membuat rencana kegiatan yang mencerminkan sikap persatuan dan kesatuan dalam
perbedaan di lingkungan sekolah secara terstruktur.
IPS
1. Setelah membaca teks, peserta didik mampu mengidentifikasi keragaman sosial,
ekonomi, budaya, etnis, dan agama di Kabupaten Probolinggo (Gunung Bromo)
sebagai identitas bangsa Indonesia.

Materi yang disajikan dalam modul ini digunakan untuk membatu peserta didik dalam
rangka memupuk rasa ingin tahu tentang keberagaman budaya di Indonesia melalui
pengetahuan tentang kearifan lokal di daerah Gunung Bromo Kabupaten Probolinggo
khususnya Suku Tengger. Modul ini dilengkapi uraian materi, latihan, rangkuman, dan tes

1

formatif yang dapat dipelajari peserta didik untuk memperkuat konsep dan pemahaman
mengenai pembelajaran IPS di SD kelas 4 Tema 1 Subtema 1. Untuk membantu peserta
didik dalam memahami materi ajar dalam modul ini, sebaiknya diperhatikan beberapa
petunjuk belajar berikut:
1. Bacalah dengan cermat uraian materi yang terdapat dalam modul ini sampai peserta

didik dapat memahami secara tuntas tentang apa, untuk apa, dan bagaimana
mempelajari materi pada modul ini.
2. Temukanlah kata-kata kunci dari modul ini, alangkah baiknya jika peserta didik dapat
mencatat hal tersebut.
3. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber yang relevan. Peserta didik dapat menemukan
bacaan dari berbagai sumber termasuk dari internet.
4. Mantapkanlah pemahaman peserta didik dengan mengerjakan tes formatif yang
tersedia dalam modul ini.
5. Diskusikan apa yang telah dipelajari, termasuk hal-hal yang masih sulit dipahami.

I.2 Kompetensi Inti

Kompetensi Inti
KI 1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
KI 2

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat,
membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk
KI 3
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah
dan di sekolah.
Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis
dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
KI 4
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

I.3 Kompetensi Dasar
Bahasa Indonesia

2

3.1 Mencermati gagasan pokok dan gagasan pendukung yang diperoleh dari teks lisan,
tulis, atau visual.

4.1 Menata informasi yang didapat dari teks berdasarkan keterhubungan antargagasan ke
dalam kerangka tulisan.

PPKn
3.4 Mengidentifikasi berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di

Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan.
4.4 Menyajikan berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia

yang terikat persatuan dan kesatuan.
Ilmu Pengetahuan Sosial
3.2 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di provinsi

setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya dengan karakteristik
ruang.
4.2 Menyajikan hasil identifikasi mengenai keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis dan
agama di provinsi setempat sebagai identitas bangsa Indonesia; serta hubungannya
dengan karakteristik ruang.

I.4 Indikator

Bahasa Indonesia
3.1.1 Mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung setiap paragraf dari teks

bacaan.
4.1.1 Menyajikan gagasan utama dan gagasan pendukung setiap paragraf teks bacaan

dalam bentuk peta pikiran.
PPKn

3.4.1 Menjelaskan makna persatuan dan kesatuan dalam keberagaman.
4.4.1 Membuat rencana kegiatan yang mencerminkan sikap persatuan dan kesatuan

dalam perbedaan di lingkungan sekolah.
Ilmu Pengetahuan Sosial

3.2.1 Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya, etnis, dan agama di
Kabupaten Probolinggo (Gunung Bromo) sebagai identitas bangsa Indonesia.

3

4.2.1 Mengkomunikasikan secara lisan dan tulisan keragaman sosial, ekonomi,
budaya, etnis, dan agama di Kabupaten Probolinggo (Gunung Bromo) sebagai
identitas bangsa Indonesia.

4

I.5 Kegiatan Belajar 1 (Bahasa Indonesia)
I.5.1 Uraian dan Contoh
Kearifan Lokal Suku Tengger

Gambar 1.1 Pura Luhur Ponten Bromo (Sumber: Eramadani: 2019)

Gunung Bromo merupakan salah satu gunung aktif di provinsi Jawa Timur yang
menarik perhatian para wisatawan dengan pemandangan lautan pasir yang disuguhkan.
Gunung yang terletak di 4 Kabupaten yakni Probolinggo, Pasuruan, Lumajang, dan
Malang ini memiliki ketinggian 2.992 mdpl. Selain memiliki pemandangan yang indah,
Bromo juga memiliki kearifan lokal dengan keunikannya yang terkenal.

Tepat di kaki Gunung Bromo terdapat suku yang mendiami wilayah tersebut. Suku
yang dimaksud adalah suku Tengger. Sejak zaman Majapahit, dataran tinggi Tengger
dikenal sebagai wilayah yang damai, tentram, dan penduduknya terbebas dari pembayaran
pajak. Salah satu desa di wilayah Tengger yang masih memegang kuat adat-istiadat beserta
kepercayaannya adalah Desa Wonokitri dan Tosari yang bertempat di Kabupaten Pasuruan.

Nama Tengger diambil dari tiga tafsiran. Pertama, Tengger dimaknai dengan
pegunungan karena hal tersebut sesuai dengan tempat tinggal penduduk yang berada di
dataran tinggi. Kedua, Tengger mempunyai makna “Berdiam diri tanpa gerak”. Hal
tersebut berkaitan dengan karakteristik masyarakat Tengger yang berbudi luhur. Ketiga,
Tengger berasal dari dua nama leluhur yakni Rara Anteng dan Jaka Seger.

Sejarah menafsirkan bahwa Suku Tengger merupakan keturunan dari penduduk
Kerajaan Majapahit. Kerajaan tersebut mendapat serangan dari kerajaan yang dipimpin
oleh Raden Fatah sekitar abad ke-16. Terjadilah peperangan dan pertentangan karena
perbedaan kepercayaan. Kerajaan yang dipimpin oleh Raden Fatah membawa ajaran Islam
sedangkan Kerajaan Majapahit bercorak Hindu-Budha. Dikarenakan kedua Kerajaan tidak
dapat diselesaikan melalui musyawarah sehingga serangan dari Kerajaan Raden Fatah pun
muncul. Akibatnya sebagian masyarakat Majapahit lari ke arah Gunung Bromo.

5

Masyarakat yang ikut mengungsi di Gunung Bromo memilih untuk menutup diri dari dunia
luar dengan alasan ingin hidup damai dengan kelompoknya tanpa terlibat peperangan
apapun. Akhirnya masyarakat pun membentuk komunitas sendiri yang dinamai dengan
Suku Tengger. Kemudian, muncul leluhur Tengger yaitu Rara Anteng dan Jaka Seger.
Keduanya berasal dari kasta yang berbeda. Rara Anteng berasal dari kasta Ksatria
sedangkan Jaka Seger dari kasta Brahmana. Mereka pun menikah. Keturunan serta
pengikutnya kemudian berkembang menjadi etnis Tengger sampai sekarang.

Suku Tengger mempunyai bahasa, kalender, budaya, serta kepercayaannya sendiri.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Kawi dari rumpun bahasa Jawa kuno. Bahasa ini
digunakan pada zaman kerajaan Hindu Budha dan tercatat sebagai bahasa tertua yang
pernah berkembang di pulau Jawa. Wilayah Tengger dengan penduduknya yang mayoritas
beragama Hindu (akulturasi dengan budaya asli Tengger) terkenal dengan penduduknya
yang ramah serta masih memegang teguh adat-istiadat Tengger. Masyarakat Tengger
memiliki tokoh panutan spiritual yang disebut sebagai dukun.

Gambar 1.2 Upacara Adat Yadnya Kasada (Sumber: Cnnindonesia: 2017)

Suku Tengger terkenal dengan nilai-nilai kearifan lokalnya yang unik. Mengapa
dikatakan demikian? Karena tidak ada satupun suku yang menyamainya. Adapun upacara
adat yang sampai saat ini masih dilakukan yaitu upacara Yadnya Kasadha, upacara Karo,
upacara Entas-entas, upacara Unan-unan, upacara Pujan Mubeng, upacara Kelahiran,
upacara Tugel, upacara Kematian, upacara Perkawinan, upacara Barikan, upacara Lilitan,
dan ritual Ojung.

Mayoritas masyarakat Tengger bermata pencaharian sebagai petani. Selain itu,
berkembangnya pariwisata di Bromo menjadikan masyarakat Tengger membuka diri dan
berbaur dengan masyarakat suku lainnya. Pemimpin desa masyarakat Tengger disebut
dengan petinggi. Sistem kekerabatannya menganut sistem bilateral. Adapun sistem

6

pewarisannya sama seperti Suku Jawa yaitu sepikul segendongan (sama banyak antara anak
perempuan maupun laki-laki). Dalam kehidupan sosial masyarakat, Suku Tengger tidak
memberlakukan perbedaan status.
I.5.2 Latihan

Setiap bacaan terdiri dari beberapa paragraf. Setiap
paragraf memiliki gagasan pokok yang didukung oleh
gagasan pendukung. Gagasan pokok adalah ide utama

yang dibahas dalam suatu bacaan. Dapat berupa
kalimat inti atau berupa pokok paragraf. Gagasan
pendukung adalah uraian atau tambahan informasi

untuk gagasan pokok.

Temukanlah gagasan pokok dan gagasan pandukung untuk paragraf 4 dan 6 pada
bacaan di atas. Kemudian tuliskan gagasan pokok dan gagasan pendukung tersebut ke
dalam kolom di bawah ini!

7

PARAGRAF 4

Gagasan
Pendukung:

Gagasan Gagasan
Pendukung: Pendukung:

Gagasan
Pokok:

Gagasan Gagasan Gagasan
Pendukung: Pendukung: Pendukung:

8

PARAGRAF 6
Gagasan Pendukung:

Gagasan Pendukung: Gagasan Pendukung:

Gagasan Pokok:

Gagasan Pendukung:

I.5.3 Rangkuman

• Gagasan pokok adalah ide utama yang dibahas dalam suatu bacaan. Dapat berupa
kalimat inti atau berupa pokok paragraf.

• Gagasan pendukung adalah uraian atau tambahan informasi untuk gagasan pokok.
• Terdapat suku yang mendiami kaki Gunung Bromo yaitu suku Tengger. Salah satu desa

di wilayah Tengger yang masih memegang kuat adat-istiadat beserta kepercayaannya
adalah Desa Wonokitri dan Tosari yang bertempat di Kabupaten Pasuruan.

9

• Nama Tengger diambil dari tiga tafsiran yakni pegunugan, berdiam diri, dan nama
leluhur (Rara Anteng dan Jaka Seger).

• Suku Tengger merupakan keturunan dari penduduk Kerajaan Majapahit yang
melarikan diri ke Gunung Bromo saat terjadi peperangan dengan Kerajaan Islam.

• Suku Tengger mempunyai bahasa, kalender, budaya, serta kepercayaannya sendiri.
Wilayah Tengger dengan penduduknya yang mayoritas beragama Hindu (akulturasi
dengan budaya asli Tengger) terkenal dengan penduduknya yang ramah serta masih
memegang teguh adat-istiadat Tengger.

• Upacara adat yang masih dilakukan diantaranya yaitu upacara Yadnya Kasadha,
upacara Karo, upacara Entas-entas, upacara Unan-unan, upacara Pujan Mubeng,
upacara Kelahiran, upacara Tugel, upacara Kematian, upacara Perkawinan, upacara
Barikan, upacara Lilitan, dan ritual Ojung.

• Masyarakat Tengger mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Pemimpin desa
disebut dengan petinggi. Sistem kekerabatannya menganut sistem bilateral. Adapun
sistem pewarisannya sama seperti Suku Jawa yaitu sepikul segendongan.

I.5.4 Tes Formatif

I. Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang tepat!

1. Apa yang menyebabkan para wisatawan tertarik berwisata ke Gunung Bromo…
a. Terdapat pemandangan lautan pasir yang luas
b. Terdapat pantai dengan ombak yang indah
c. Adanya wisata religi di Bromo
d. Suhu di Bromo panas

2. Nama leluhur Suku Tengger adalah…
a. Radha dan Krisna
b. Rama dan Sinta
c. Rara Anteng dan Jaka Seger
d. Pandhu dan Kunthi

3. Bahasa yang digunakan masyarakat Suku Tengger adalah…
a. Bahasa Sanksekerta
b. Bahasa Kawi
c. Bahasa Madura
d. Bahasa Oseng

10

4. Upacara yang masih dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger sampai sekarang
kecuali…
a. Upacara Yadnya Kasadha
b. Upacara Ngaben
c. Upacara Karo
d. Upacara Tugel

5. Agama yang dianut oleh masyarakat Tengger adalah…
a. Budha
b. Islam
c. Yahudi
d. Hindu

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Mengapa penduduk Kerajaan Majapahit melarikan diri ke Gunung Bromo?
2. Apa inti dari paragraf 2?
3. Sebutkan upacara adat yang masih dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger!
4. Apa yang dimaksud dengan gagasan pendukung?
5. Mengapa masyarakat Suku Tengger memilih untuk menutup diri dengan dunia
luar?

I.5.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

A. Remidial
a. Diberikan kepada peserta didik yang nilainya di bawah KKM.
b. Soal yang diberikan sama dengan soal sebelumnya.
c. Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes terakhir jika belum mencapai
KKM. Namun, jika melebihi maka nilai yang didapat sama dengan nilai KKM.

B. Pengayaan
a. Diberikan kepada peserta didik yang memenuhi/tuntas KKM.
b. Memberikan tugas menulis hak dan kewajiban sebagai pelajar dan hasilnya
dikumpulkan kepada guru.

11

I.6 Kegiatan Belajar 2 (PPKn)

I.6.1 Uraian dan Contoh

Tradisi dan Sosial Budaya Suku Tengger

Gambar 1.1 Tradisi dan Sosial Budaya Suku Tengger (Sumber: goodnewsfromindonesia: 2020)

Suku Tengger merupakan penduduk asli yang mendiami kaki Gunung Bromo dan
memiliki ikatan hubungan istimewa dengan Gunung Bromo. Suku Tengger menyimpan
cerita unik yang tak kalah fenomenal dengan Gunung Bromo, yang mereka jaga kelestarian
dan kesakralannya. Dibandingkan dengan penduduk Jawa Timur lainnya, Suku Tengger
memiliki bahasa, budaya, kepercayaan serta nilai-nilai tradisionalnya sendiri yang sangat
kontras dan unik. Suku Tengger benar-benar merupakan salah satu suku dengan
keunikannya yang tiada duanya di bumi Nusantara ini. Berbicara mengenai bahasa yang
digunakan misalnya. Meskipun menggunakan Bahasa Jawa, tetapi bahasa yang digunakan
berbeda dengan Bahasa Jawa pada umumnya. Bahasa yang digunakan oleh Suku Tengger
adalah Bahasa Kawi dari rumpun Bahasa Jawa Kuno. Sehingga, hanya di Tengger saja
bisa menemukan penggunaan Bahasa Kawi pada zaman modern. Bahasa tersebut tercatat
merupakan salah satu jenis bahasa tertua yang pernah dituturkan dan berkembang di
daratan Pulau Jawa. Bahasa ini digunakan pada zaman Kerajaan Hindu – Budha di seluruh
Nusantara. Penulisan karya sastra pada masa itu pun ditulis dengan bahasa ini.

Kondisi masyarakat Suku Tengger yang sejak lama tak banyak tersentuh peradaban
luar. Hal itu juga yang hingga kini membuat mereka tidak terlampau dipengaruhi oleh
pesatnya perkembangan teknologi, modernisasi dan globalisasi. Dari sisi kepercayaan pun,
mereka tetap mempertahankan kepercayaan sejak zaman leluhur di tengah peradaban Jawa
lain yang banyak didominasi oleh ajaran Agama Islam. Masyarakat Tengger menganut
aliran kepercayaan Siwa – Budha, yang kemudian berkembang sebagai agama Hindu khas
Tengger hingga saat ini. Di tengah masyarakat Tengger sendiri, berkembang sebuah
legenda yang mengisahkan tentang leluhur mereka, yaitu Roro Anteng dan Joko Seger.
Roro Anteng merupakan putri dari Prabu Brawijaya, Raja Kerajaan Majapahit dengan
permaisurinya bernama Permaisuri Padmi. Sedangkan, Joko Seger merupakan putra dari
seorang Brahmana bernama Begawan Pananjakan. Keduanya, Roro Anteng dan Joko
Seger, kemudian menikah dan ikut serta dalam rombongan pengungsi dari Kerajaan
Majapahit dan menetap di pegunungan Tengger. Di sinilah mereka menjadi pemimpin

12

rombongan. Joko Seger kemudian dinobatkan menjadi raja yang bergelar Purbawisesa
Mangkurat Ing Tengger. Anak keturunan mereka ini yang kemudian meneruskan tradisi
dan budaya dengan tinggal di Tengger.
I.6.2 Latihan

Setelah kalian membaca teks yang berjudul “Tradisi dan Sosial Budaya Suku Tengger”
dengan baik, lengkapilah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apa yang dimaksud dengan suku tengger?
2. Bahasa apakah yang digunakan oleh Suku Tengger?
3. Masyarakat Tengger menganut aliran kepercayaan Siwa – Budha, yang kemudian

berkembang sebagai agama apakah?
4. Siapakah yang menjadi pemimpin dari Suku Tengger?
5. Apakah gelar dari seorang Raja Joko Seger?
I.6.3 Rangkuman

• Suku Tengger merupakan penduduk asli yang mendiami kaki Gunung Bromo dan
memiliki ikatan hubungan istimewa dengan Gunung Bromo.

• Dibandingkan dengan penduduk Jawa Timur lainnya, Suku Tengger memiliki bahasa,
budaya, kepercayaan serta nilai-nilai tradisionalnya sendiri yang sangat kontras dan
unik.

• Suku Tengger benar-benar merupakan salah satu suku dengan keunikannya yang tiada
duanya di bumi Nusantara.

• Bahasa yang digunakan oleh Suku Tengger adalah Bahasa Kawi dari rumpun Bahasa
Jawa Kuno.

• Kondisi masyarakat Suku Tengger yang sejak lama tak banyak tersentuh peradaban
luar. Hal itu juga yang hingga kini membuat mereka tidak terlampau dipengaruhi oleh
pesatnya perkembangan teknologi, modernisasi dan globalisasi.

• Masyarakat Tengger menganut aliran kepercayaan Siwa – Budha, yang kemudian
berkembang sebagai agama Hindu khas Tengger hingga saat ini.

I.6.4 Tes Formatif

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
jawaban yang benar!

1. Siapakah suku asli yang menempati di bawah kaki Gunung Bromo?
a. Suku Jawa

13

b. Suku Madura
c. Suku Tengger
d. Suku Osing
2. Bahasa yang digunakan oleh Suku Tengger adalah bahasa…
a. Bahasa Kawi
b. Bahasa Indonesia
c. Bahasa Inggris
d. Bahasa Madura
3. Sikap apakah yang harus kita gunakan jika bertemu dengan masyarakat Suku
Tengger yang berbeda suku dengan kita?
a. Memusuhi
b. Acuh tak acuh
c. Menghargai
d. Menjauhi
4. Kerukunan akan terwujud apabila umat beragama saling…
a. Menjatuhkan
b. Menghargai
c. Mengejek
d. Mencela
5. Sikap menghormati dan menghargai antarumat beragama merupakan perwujudan
dari sila … dari Pancasila.
a. Ke-1
b. Ke-2
c. Ke-3
d. Ke-4
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Sebutkan kegiatan yang mencerminkan sikap persatuan dan kesatuan!
2. Sebutkan tiga contoh perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam kehidupan sehari-hari!
3. Sikap kita terhadap teman yang berbeda suku adalah…
4. Permusuhan harus kita hindari agar tercipta…
5. Sikap kita terhadap perbedaan-perbedaan yang ada guna mewujudkan persatuan
dan kesatuan adalah…

14

I.6.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut
A. Remidial
a. Diberikan pada peserta didik yang nilainya di bawah KKM.
b. Soal yang diberikan sama dengan soal sebelumnya.
c. Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes terakhir jika belum mencapai
KKM, namun jika melebihi maka nilai yang didapat sama dengan nilai KKM.
B. Pengayaan
a. Diberikan kepada peserta didik yang memenuhi/tuntas KKM.
b. Memberikan tugas menulis hak dan kewajiban sebagai pelajar dan hasilnya
dikirim melalui WhatsApp.

15

I.7 Kegiatan Belajar 3 (IPS)
I.7.1 Uraian dan Contoh
Upacara Yadnya Kasadha Suku Tengger

Gambar 1.1 Upacara Kasadha (Sumber: goodnewsfromindonesia: 2020)

Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh keragaman dan kekayaan. Indonesia
terdiri dari atas beraneka ragam suku, budaya, ras, daerah, kepercayaan, dan lain
sebagainya. Salah satu adat istiadat yang paling fenomenal adalah Upacara Yadnya
Kasadha yang dilakukan oleh suku Tengger di bawah kaki gunung Bromo provinsi Jawa
Timur. Gunung bromo terletak di 4 Kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang,
dan Malang. Dalam setiap penyelenggaraannya, kegiatan Upacara Yadnya Kasadha selalu
mampu menyedot banyak wisatawan yang tertarik ikut serta menyaksikan upacara tahunan
ini. Upacara ini diselenggarakan setiap tanggal 14 pada bulan Kasadha, mengacu pada
sistem penanggalan Tahun Saka.

Dalam upacara ini, masyarakat Tengger berdoa dan memohon kepada Dewata untuk
memperoleh keselamatan (tolak bala), berkah, serta wujud syukur atas karunia yang
diberikan Dewata kepada masyarakat Tengger. Seraya menyerahkan kurban berupa hasil
bumi seperti hewan ternak dan hasil tani terbaik ke kawah Gunung Bromo. Selain itu,
upacara ini juga menjadi momen bagi masyarakat Tengger untuk mengenang pengorbanan
Raden Kusuma, putra terakhir Roro Anteng dan Joko Seger.

Menurut kisah dari legenda yang berkembang di tengah masyarakat Tengger, Roro
Anteng dan Joko Seger setelah menikah tidak segera dikaruniai anak. Sehingga mereka
bertapa di Gunung Bromo, memohon kepada Dewata agar diberikan keturunan. Doa
mereka dikabulkan dengan syarat mereka harus mengorbankan anak terakhir mereka ke
penguasa Gunung Bromo. Akhirnya, mereka menyetujui syarat tersebut sehingga doa
mereka dikabulkan dan keduanya dikaruniai 25 anak. Salah satunya adalah putra terakhir

16

yang bernama Raden Kusuma. Setelah memiliki 25 anak, mereka tak memiliki anak lagi.
Sehingga, seharusnya Raden Kusuma dipersembahkan sebagai kurban kepada Gunung
Bromo. Namun, mereka tak kunjung mengorbankan Raden Kusuma.

Hal inilah yang kemudian diyakini memicu kemurkaan Bromo. Hingga akhirnya,
Raden Kusuma tersedot ke kawah Gunung Bromo meskipun telah disembunyikan oleh
orang tuanya. Kepada saudara-saudara dan kedua orang tuanya, Raden Kusuma berpesan
agar pada saat bulan Kasadha, mereka mempersembahkan sebagian hasil bumi ke kawah
Gunung Bromo sebagai tanda syukur dan terima kasih atas kemurahan hati Sang Hyang
Widi.

Hingga kini, upacara adat ini mampu menarik minat para wisatawan baik dari dalam
maupun luar negeri untuk turut menyaksikan upacara adat tersebut. Bromo tidak hanya
menyajikan keindahan alamnya saja, namun juga menyimpan tradisi serta kearifan lokal
yang menawan di kakinya.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang mempunyai karakteristik yang
unik budaya gotong royong, budaya menghormati orang tua (cium tangan), dan lain
sebagainya. Oleh karena itu, kita sebagai generasi penerus bangsa seharusnya mampu
menjaga, melestarikan, dan menghormati kebudayaan bangsa Indonesia tercinta kita ini.
Janganlah sampai kita biarkan perbedaan yang ada itu membuat kita lemah dan memicu
konflik, tetapi marilah kita bergandengan tangan menyongsong Indonesia yang Jaya dan
penuh dengan harapan yang indah.
I.7.2 Latihan

Setelah kalian membaca teks yang berjudul “Upacara Yadnya Kasadha Suku Tengger”
dengan baik, lengkapilah mind mapping di bawah ini dengan tepat!

17

I.7.3 Rangkuman

• Indonesia merupakan negara kesatuan yang penuh keragaman dan kekayaan.
• Salah satu adat istiadat yang paling fenomenal adalah Upacara Yadnya Kasadha yang

dilakukan oleh suku Tengger.
• Masyarakat Tengger berdoa dan memohon kepada Dewata untuk memperoleh

keselamatan (tolak bala), berkah, serta wujud syukur atas karunia yang diberikan
Dewata kepada masyarakat Tengger.
• Upacara Yadnya Kasadha untuk mengenang pengorbanan Raden Kusuma, putra
terakhir Roro Anteng dan Joko Seger.
• Saat bulan Kasadha, masyarakat Tengger mempersembahkan sebagian hasil bumi ke
kawah Gunung Bromo sebagai tanda syukur dan terima kasih atas kemurahan hati Sang
Hyang Widi.
I.7.4 Tes Formatif

I. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memberikan tanda silang (x) pada
jawaban yang benar!

18

1. Suku Tengger terletak di provinsi…
a. Jawa Barat
b. Jawa Timur
c. Jawa Tengah
d. Sumatra Utara

2. Nama leluhur Suku Tengger adalah…
a. Upacara Ngaben
b. Upacara Peusijuek
c. Upacara Yadnya Kasadha
d. Upacara Ngebabali

3. Di bawah ini yang bukan 4 kabupaten letak Gunung Bromo yaitu…
a. Probolinggo
b. Malang
c. Lumajang
d. Surabaya

4. Upacara Yadnya Kasadha diselenggarakan setiap tanggal … pada bulan Kasadha
a. 14
b. 15
c. 16
d. 17

5. Upacara Yadnya Kasadha mengacu pada sistem penanggalan tahun …
a. Masehi
b. Hijriyah
c. Saka
d. Jawa

II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan benar!
1. Sebutkan keberagaman Indonesia!
2. Apa yang dilakukan masyarakat Tengger dalam Upacara Yadnya Kasadha?
3. Sebutkan 4 kabupaten letak Gunung Bromo!
4. Apa yang kamu lakukan untuk melestarikan budaya Indonesia?
5. Bagaimana cara kita menghormati perbedaan yang ada?

I.7.5 Umpan Balik dan Tindak Lanjut

A. Remidial

19

a. Diberikan kepada peserta didik yang nilainya di bawah KKM.
b. Soal yang diberikan sama dengan soal sebelumnya.
c. Nilai akhir yang akan diambil adalah nilai hasil tes terakhir jika belum mencapai

KKM. Namun, jika melebihi maka nilai yang didapat sama dengan nilai KKM.
B. Pengayaan

a. Diberikan kepada peserta didik yang memenuhi/tuntas KKM.
b. Memberikan tugas menulis hak dan kewajiban sebagai pelajar dan hasilnya

dikumpulkan kepada guru.

20

I.8 Kunci Jawaban

Kunci Jawaban Tes Formatif
Bahasa Indonesia
I. Pilihan Ganda

1. A
2. C
3. B
4. B
5. D
II. Isian
1. Karena terjadi peperangan antara Kerajaan Islam dan Kerjaan Majapahit yang tidak

dapat diselesaikan melalui musyawarah.
2. Tepat di kaki Gunung Bromo terdapat suku yang mendiami wilayah tersebut. Suku

yang dimaksud adalah suku Tengger.
3. Upacara adat yang sampai saat ini masih dilakukan yaitu upacara Yadnya Kasadha,

upacara Karo, upacara Entas-entas, upacara Unan-unan, upacara Pujan Mubeng,
upacara Kelahiran, upacara Tugel, upacara Kematian, upacara Perkawinan, upacara
Barikan, upacara Lilitan, dan ritual Ojung.
4. Gagasan pendukung adalah uraian atau tambahan informasi untuk gagasan pokok.
5. Karena masyarakat Tengger ingin hidup damai dengan kelompoknya tanpa terlibat
peperangan apapun.

PPKn

I. Pilihan Ganda
1. C
2. A
3. C
4. B
5. A

II. Isian
1. Bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang sama.
2. Bersedekah, berpuasa, dan berbuat baik kepada sesama.
3. Menghargai dan menghormati.

21

4. Kerukunan.
5. Menganggap perbedaan sebagai ciri khas kepribadian bangsa.
IPS
I. Pilihan Ganda
1. B
2. C
3. D
4. A
5. C
II. Isian
1. Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, ras, daerah, kepercayaan, dan

lain sebagainya.
2. Dalam upacara Yadnya Kasadha, masyarakat Tengger berdoa dan memohon kepada

Dewata untuk memperoleh keselamatan (tolak bala), berkah, serta wujud syukur atas
karunia yang diberikan Dewata kepada masyarakat Tengger.
3. Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang.
4. Menjaga, melestarikan, dan menghormati kebudayaan bangsa Indonesia.
5. Tidak membeda-bedakan dan saling menghormati.

Pedoman Penilaian
• Setiap jawaban Pilihan Ganda diberi skor 1 jika benar dan 0 jika salah.
• Setiap jawaban Isian diberi skor 2 jika benar dan 0 jika salah.


= × 100

22

I.9 Daftar Pustaka

Arumsari, T. 2020. Suku Tengger, Kearifan Lokal di Kaki Gunung Bromo yang Menawan Hati

Wisatawan. https://ruangnegeri.com/suku-tengger-kearifan-lokal-di-kaki-gunung-

bromo-yang-menawan-hati-wisatawan/ [Diakses pada tanggal 30 Mei 2022].

Buku Guru Kelas IV, Tema 1: Indahnya Kebersamaan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://idn.paperplane-tm.site/2019/12/download-buku-guru-kelas-4-sdmi_20.html
[Diakses pada tanggal 30 Mei 2022].

Buku Siswa Kelas IV, Tema 1: Indahnya Kebersamaan. Buku Tematik Terpadu Kurikulum
2013 (Revisi 2017). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
https://idn.paperplane-tm.site/2019/12/download-buku-guru-kelas-4-sdmi_20.html
[Diakses pada tanggal 30 Mei 2022].

Nida. 2018. Kearifan Lokal Tradisi Suku Tengger.

http://komunikasi.um.ac.id/2018/01/Kearifan-lokal-tradisi-suku-tengger/ [Diakses pada

01 Juni 2022].

Rimbakita. 2020. Suku Tengger-Asal, Sejarah, Kepercayaan, Bahasa, Adat Budaya,
Kekerabatan & Keunikan. https://rimbakita.com/suku-tengger/ [Diakses pada 01 Juni
2022].

23

24


Click to View FlipBook Version