REGENTSCHAP WATER
LEIDING BEDRIJF
te
DJEMBER
KATALOG MENARA AIR PASAR TANJUNG
01 COVER KATALOG
02 GAMBARAN UMUM
03 SEJARAH WATER TOREN
04 DAFTAR PUSTAKA
05 BIODATA PENULIS
DAFTAR ISI
Sumber Gambar : https://narasisejarah.id/wp-content/uploads/2020/10/Menara-air-pasar-tanjung-unggulan-600x400.jpg
Gambaran Umum
Menara Air ini letaknya di area Pasar Tanjung, Jember. Dulu dikenal dengan nama Watertoren te Djember. Menara
air ini dibangun oleh Provencial Water Leiding Bedrijf, Perusahaan Daerah Air Minum yang didirikan oleh Pemerintah
Belanda (Provencial Oost Java) yang berkedudukan di Surabaya, pada tahun 1932. Akhirnya pada tahun 1939 oleh
Provencial Oost Java, perusahaan tersebut dijual kepada Regentschap te Djember, dan sejak tahun 1940 perusahaan
tersebut berganti nama menjadi Regentschap Water Leiding Bedrijf te Djember yang menjadi cikal bakal Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Jember.
Sumber : http://kekunaan.blogspot.com
Sejarah Regentschap
Water Leiding Bedrijf te
Djember
Sumber Gambar : http://santrinyleneh.blogspot.com/2012/12/pasar-tanjung-dulu-dan-kini.html
Sumber Gambar : Facebook Pesona Jember
Awal Mula
Water Toren (Tandon/Menara Air) Pasar Tanjung didirikan satu paket atau terkait dengan pembangunan saluran air minum (Waterleiding) di
kota Jember pada kolonial Hindia Belanda (Nederlandsch Indie). Usulan tentang pembangunan saluran air minum disampaikan oleh Tuan Van
Der Eist pada tahun 1929 Masehi (berita koran berbahasa Belanda, De Indische Courant, 17 September 1929 M). Van Der Eist menyatakan
bahwa urgensi atau pentingnya pembangunan saluran air minum (waterleiding) merupakan kebutuhan terbesar bagi penduduk Jember.
Sumber : https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Menara air ini terletak di dalam Pasar Tanjung Dahulu, pasar ini belum memiliki nama. Mereka
Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, menyebutnya hanya dengan “Pasar Jember” dan ada pula
Kabupaten Jember, Jawa Timur. Salah satu jejak yang menyebut sebagai Pasar Kawat karena dikelilingi oleh
bangunan menjulang tinggi peninggalan masa kolonial kawat-kawat. Ketika itu, yang dimaksud masyarakat
yang memiliki arsitektur unik dan khas. Dibangun pada sebagai Jember adalah Pasar Tanjung sampai dengan Jl.
sekitar tahun 1930-an di tengah kota. Menara air Raya Sultan Agung lewat jalan Diponegoro yang dahulu
didirikan di Pasar Tanjung karena merupakan pusat bernama Jalan Imam Syafi’i. Terdapat menara air di dalam
perdagangan dan pusat hiburan masyarakat Jember. Pasar Tanjung ini yang dulunya bernama Watertoren te
Tidak hanya pasar, tetapi juga terdapat terminal lama Djember
disana.
Sumber : https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
Sumber Gambar : Facebook Pesona Jember
Menara ini dibangun oleh Provencial Water Leiding Bedrijd Dengan adanya saluran air minum akan menghilangkan
atau PDAM oleh pemerintah Belanda (Provencial Oost Java) permasalahan penyakit perut akibat air kotor seperti tifus
di Surabaya. Tahun 1939 dijual kepada Regentschap te (saat itu epidemi di Jember), juga menanggulangi masalah
Djember dan 1940 berganti menjadi Regentchap Water persediaan air bersih di masa kemarau akibat sumur-sumur
Leiding Bedrijf te Djember. Menara air ini dibangun untuk yang mengering. Dengan alasan tersebut, Van Der Eist
memberikan pasokan air demi kepentingan masyarakat menegaskan bahwa wajib bagi penduduk Jember untuk
umum yang ditempatkan didekat pasar dan nantinya mendapatkan air minum dan mandi yang cukup.Van Der Eist
menjadi cikal bakal berdirinya Perusahaan Daerah Air menyatakan bahwa ada institusi atau lembaga yang ada di
Minum (PDAM) Kabupaten Jember. kota Jember yang membutuhkan air bersih, seperti: hotel
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jember Eropa, hotel Cina, Warga Eropa, Warga Cina, Warga Pribumi,
merupakan perusahaan daerah Kabupaten Jember Restoran Cina, dan Sekolah-Sekolah, asrama masyarakat
dengan kegiatan pokok melayani dan menyediakan air Bali, bengkel motor / mobil, Kantor pemerintah dan swasta,
bersih kepada masyarakat melalui sistem perpipaan 2. rumah sakit, dan sebagainya. Hal ini menyebabkan saluran
Pemerintah saat itu juga membangun jembatan diatas air (waterleiding) sangat perlu diadakan.
Kali Djompo sebagai penghubung 4 arah di menara air
yang terletak di sudut pasar yang ditujukan agar lalu
lintas signifikan. Pembangunan jalan juga terus
berlangsung dengan dibukanya Jalan Lens untuk
menghubungkan transportasi kereta dan lalu lintas
melalui kota untuk mengalihkan Jalan Birnie ke pasar.
Sumber : https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Sumber Gambar : Facebook Pesona Jember
Pertemuan terakhir dinyatakan perlu disiapkan dan Van Der Eist menegaskan bahwa wajib bagi
direncanakan untuk mempersiapkan daftar, gambar penduduk Jember untuk mendapatkan air minum
(termasuk water toren / menara air), serta dan mandi yang cukup. Van Der Eist menyatakan
mengumpulkan tanda tangan penduduk Jember bahwa ada institusi atau lembaga yang ada di kota
untuk mendukung pembangunan saluran air Jember yang membutuhkan air bersih, seperti: hotel
(waterleiding) yang dimaksud. Dinas atau Bidang Eropa, hotel Cina, Warga Eropa, Warga Cina, Warga
Pemerintahan yang membangun sarana saluran air Pribumi, Restoran Cina, dan Sekolah-Sekolah,
(waterleiding) termasuk water toren / menara air asrama masyarakat Bali, bengkel motor / mobil,
tersebut adalah Waterleiding bederijf Der Provincie Kantor pemerintah dan swasta, rumah sakit, dan
Oost Java (Perusahan Saluran Air Propinsi Jawa sebagainya. Hal ini menyebabkan saluran air
Timur) melalui usulan dari Den Provincialen Raad (waterleiding) sangat perlu diadakan.
(Dewan Propinsi).
Sumber : https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Pembangunan Watertoren
(Menara Air) di Pasar
Tanjung Jember
Sumber Gambar : http://adecentre.blogspot.com/2011/03/tahukah-anda-posting-ini-masih-dalam.html
Sumber Gambar : https://eljohnnews.com/menara-air-pasar-tanjung-ikon-bersejarah-di-jember/
Dinas atau Bidang Pemerintahan yang membangun sarana saluran air (waterleiding) termasuk
water toren / menara air tersebut adalah Waterleiding bederijf Der Provincie Oost Java
(Perusahan Saluran Air Propinsi Jawa Timur) melalui usulan dari Den Provincialen Raad (Dewan
Propinsi). Pembangunan saluran air (waterleiding) diawali dengan pengeboran beberapa titik
sumur artesis di wilayah sekitar kota Jember, setelah itu pembangunan watertoren atau menara
air untuk ditempatkan dalam kapasitas besar dengan persyaratan diletakkan dekat pasar di
Jember untuk kepentingan umum. (diberitakan dalam De Indische Courant, 21 Juni 1930)
Sumber : https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Pada bulan September 1931, Water Toren (Menara Air) di Pasar Jember (sebelum diganti
dengan nama Pasar Tanjung) telah selesai dan siap yang ditetapkan penggunaan awal
pada tanggal 1 November 1931 (diberitakan dalam De Indische Courant, 09 September
1931). Pelaksanaan pembangunan Watertoren (menara air) tersebut dilakukan oleh
perusahaan De Hollandsch Beton Mij (Perusahaan Beton Belanda) dengan pelaksana
teknis, sekaligus arsitekturnya, adalah Ir. S. Snuyf.
Sumber : https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Sumber Gambar : https://eljohnnews.com/menara-air-pasar-tanjung-ikon-bersejarah-di-jember/
Pembangunan Watertoren ini dilakukan sejak tanggal 1 Februari 1931, yang
diawali dengan pembangunan saluran pipa dan pengeboran beberapa titik sumur
artesis untuk sambungan ke rumah-rumah (saluran pipa air sudah ada sebelum
menara air).Secara resmi, Water Toren Pasar Jember diresmikan penggunaannya
pada awal tahun 1932. Prasasti tahun awal Watertoren tersebut terpajang di atas
pintu masuk Watertoren tersebut. Demikian riwayat pembangunan Watertoren
alias menara air atau Tandon di Pasar Tanjung yang kemudian dikelola oleh
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM).
Sumber : https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Sumber Gambar : http://adecentre.blogspot.com/2011/03/tahukah-anda-posting-ini-masih-dalam.html
Sumber Gambar : https://narasisejarah.id/wp-content/uploads/2020/10/Menara-air-pasar-tanjung-unggulan-600x400.jpg
Pertumbuhan di Kabupaten Jember menjadi Pemilik modal mulai berdatangan untuk
kota yang maju karena sistem kapitalisme yaitu membuka usaha memanfaatkan perkebunan di
perkebunan. Kota ini semula sebagai kota kecil Jember. Penduduk ikut bertambah seiring
yang sepi, terisolasi dan statusnya sebagai salah perkebunan semakin banyak. Masyarakat dari
satu distrik dari Regentschap Bondowoso. Tahun Madura pun hadir dengan jumlah yang lebih
1850 lebih tepatnya Jember masih bagian dari tinggi dari penduduk Jawa. Abad ke-19 ini,
Kabupaten Bondowoso. Belanda datang di pusat kota Jember dan
Abad ke-19 perkembangan pesat di Jember membangun berbagai infrastruktur salah
mulai terlihat karena dibangunnya perkebunan satunya Menara Air di Pasar Tanjung. Melihat
untuk kepentingan kolonialisme. Perkebunan lokasi dari menara air dan pasar ini, terletak di
yang didirikan di Jember antara lain tembakau, Jalan Samanhudi, Jalan Untung Suropati, dan
kopi, kakao, dan karet Jalan Trunojoyo.
Sumber : https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
Sumber Gambar : Facebook Pesona Jember
Namun, daerah sekitar seperti Jalan Raya Sultan Jalan PB. Sudirman hingga Bondowoso menjadi area
Agung, Jalan A.Yani, Jalan Diponegoro, dan Jalan Belanda. Terdapat gedung-gedung pemerintahan,
Kartini juga merupakan area yang menjadi tempat gereja, penjara, stasiun, Djembersche clinic (rumah
perdagangan dan dibangunnya infrastruktur oleh sakit), hotel djember, landraad (pengadilan), dan
Belanda. Dapat dikatakan jalan itu saling Besoekisch proefstation atau pusat penelitian kopi dan
berhubungan dan menjadi Ibukota dari Kabupaten kakao yang menjadi penopang pengembangan
Jember. Area dari orang Eropa sebenarnya adalah perkebunan di Jember. Hunian atau pemukiman
seluruh bagian dari Jember. Tetapi, mereka penduduk Eropa sendiri tidak jauh dari area Pasar
memfokuskan membangun infrastruktur dan Tanjung dan Alun-alun, yaitu di Jalan Kartini, Jalan
pemukiman Eropa di Alun-alun ke utara. Alun-alun ini A.Yani, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Trunojoyo.
terletak setelah Jalan raya Sultan Agung. Tempat
tinggal dan bangunan yang dibangun oleh Belanda ini
membuat Jember menjadi modern.
Sumber : https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
Sumber Gambar : https://eljohnnews.com/menara-air-pasar-tanjung-ikon-bersejarah-di-jember/
Melihat Pasar Tanjung hingga kini, masih dikatakan Perkampungan itu meliputi Jalan Raya Sultan Agung,
menjadi daerah perkampungan etnis tionghoa atau Jalan Samanhudi, Jalan Untung Suropati, Jalan
pecinan. Tionghoa sendiri sudah ada di Jember Diponegoro, dan sebagian Jalan Gajah Mada. Mereka
sebelum penjajahan kolonial hingga Indonesia juga hidup berdampingan dengan orang-orang Eropa
merdeka. Namun sejak kapan mereka berdiam di masa kolonial. Dekat perkampungan mereka terdapat
wilayah Jember masih sulit ditentukan, tetapi pada Kantor Pegadaian sekitar tahun 1906. Belanda belajar
tahun 1795 sudah ada etnis Tionghoa yang menjadi mengelola dari orang-orang tionghoa ini. Sistem yang
penguasa di Jember. Ia adalah Kyai Tumenggung Suro diberikan pegadaian ini adalah memberi uang muka
Adiwikrama, bupati Kabupaten Puger yang merupakan untuk modal para petani yang akan panen. Munculnya
peranakan Cina. Hal itu menjadi pertanda bahwa sumber pekerjaan membuat mereka berprofesi
sudah banyak orang tionghoa yang menduduki menjadi pedagang kelontong, pedagang hasil bumi,
Jember. Mereka mulai menempati Jember saat petani, rentenir yang bermukim di sekitar wilayah
banyaknya perkebunan swasta yang menjanjikan bagi Pasar Tanjung.
ekonomi mereka.
Sumber : https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
Selain itu mereka juga berdagang karena disana terletak Pasar Tanjung yang menjadi pusat perdagangan
atau pusat ekonomi Kabupaten Jember. Etnis tionghoa ini membuka pertokoan yang menjual beraneka
macam kebutuhan mulai dari bahan makanan, toko kelontong, toko roti, toko emas, toko kain, dan toko
plastik. Jika dilihat sampai saat ini, pertokoan itu masih ada turun temurun dengan arsitektur bangunan tua
yang belum diubah sejak jaman kolonial. Walaupun toko mereka tidak seramai dulu, mereka tetap
mempertahankan berkat sifat keuletan yang mereka bawa dan kemampuan berdagang etnis tionghoa.
Sumber : https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
Sumber Gambar : http://adecentre.blogspot.com/2011/03/tahukah-anda-posting-ini-masih-dalam.html
Sumber Gambar : https://eljohnnews.com/menara-air-pasar-tanjung-ikon-bersejarah-di-jember/
Pada zaman Hindia Belanda, mereka dimasukkan dalam kelompok masyarakat Timur Asing (Vremde Osterlingen), yang
terdiri orang Jepang (awalnya), Tionghoa, Arab dan lain-lain. Kala itu, etnis tionghoa ini dijadikan pedagang perantara
perdagangan antara Belanda dan pribumi. Pemerintah Belanda memilih orang-orang Cina sebagai mitra dagangnya sebab
pada waktu itu orang-orang Cina masih bebas dan dapat mengisi atau memenuhi celah antara masyarakat pribumi
dengan pemerintah Hindia Belanda6. Wilayah tersebut yang didominasi oleh orang-orang Cina juga membuat mereka
mendirikan sekolah Tionghoa Chung Hua School milik keluarga Tiong Hwa Hwee Koan di rumah sederhana yang terletak
di Jalan Lansan, saat ini Jalan lansan berubah menjadi Jalan Diponegoro. Namun sekolah tersebut ditutup karena tekanan
dari kaum nasionalis yaitu KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPPI (Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar
Indonesia). Hingga saat ini, daerah perdagangan orang-orang Cina di sekitar Pasar Tanjung disebut Segi Tiga Mas
Sumber : https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
DAFTAR PUSTAKA
Hudayah. Nur dan Winarni.Retno. 2014. “Pengaruh Kebijakan Pemerintah Indonesia Terhadap Kehidupan Etnis Tionghoa Di Bidang
Politik, Sosial, Budaya, Dan ekonomi Di Kabupaten Jember Dari Zaman Orde Lama Sanpai Zaman Reformasi Pada Tahun 1998-
2012”. Dalam Jurnal Publika Budaya Vol 2 No 2.
Oktavia. Apriliya. 2017. “Menara Air Pasar Tanjung”. Dalam Situs Budaya. Diakses melalui . https://situsbudaya.id/menara-air-
pasar-tanjung-jember/
Sasmita. Nurhadi. 2019. “Menjadi Kota Definitif: Jember Abad 19-20”. Dalam Jurnal Humaniora Vol 1 No 2.
Sitorini. Elita. 2011. “Pasar Tanjung yang Tak Seharum Bunga Tanjung”.
https://www.kompasiana.com/lietas209/5508f6cd8133118c1cb1e293/pasar-tanjung-yang-tak-seharum-bunga-tanjung
Winarni. Retno. 2018. “Peran Ekonomi Etnis Cina Di Wilayah Eks Kota Administratif Jember Pada Zaman Orde Baru Dan Awal
Reformasi, dalam Jurnal Humaniora Vol 1 No 1 diakses melalui https://jurnal.unej.ac.id/index.php/JH/article/view/13504
https://narasisejarah.id/regentschap-water-leiding-bedrijf-te-djember/
https://achmadrizal.staff.telkomuniversity.ac.id/menara-air-salah-satu-landmark-kota-kota-di-indonesia/
https://www.lintasnusantara.net/sejarah-water-toren-pasar-tanjung-yang-di-bangun-oleh-belanda-pada-tahun-1931/
Biodata Penulis
M. Aqil Fadhil
200210302042
Katalog ini ditulis untuk
memenuhi tugas UTS mata kuliah
Kearsipan dan Dokumentasi (A)
KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KEARSIPAN DAN DOKUMENTASI
WATER TOREN
DJEMBER
KATALOG MENARA AIR PASAR TANJUNG