sedang saya hidupi. Seperti itulah Allah dan manusia jelas lebih tinggi
sebuah teologi yang kontekstual. Dan derajatnya dari alam karena
pada dasarnya, sebuah teologi mendapatkan mandat khusus untuk
haruslah bersifat kontekstual. “berkuasalah atas...” alam. Mandat ini
dianggap sebagai sebuah perintah
Sebagai sebuah upaya dalam untuk pada akhirnya “menaklukkan”
membangun teologi yang kontekstual alam. Sedangkan di sisi lain, EGS
di tengah pandemi ini, saya mengusulkan sebuah sudut pandang
mengusulkan sebuah alternatif teologi, lain. Sudut pandang yang menurut
yaitu Natural Theology atau Teologi saya lebih utuh dan lebih
Natural yang dikembangkan oleh Mats bertanggung jawab. Beliau
Wahlberg. Menurut Mats Wahlberg menyetujui bahwa memang manusia
dalam bukunya Reshaping Natural diberi mandat oleh Allah untuk
Theology; Seeing Natural as Creation, menguasai alam, dan jangan sampai
manusia akan kesulitan memahami mandat “berkuasa” ini dihilangkan.
alam secara lebih utuh, jika masih Berkuasa dalam teks ini tidak bijak
menempatkan alam sebagai sesuatu jika hanya dipandang sebagai
yang di luar ciptaan Allah. Dengan perintah untuk “menaklukkan” alam,
adanya berbagai seruan yang namun juga mesti dilihat aspek
terkesan arogan tadi, cukuplah tanggung jawabnya. Karena jika
menjadi bukti bahwa selama ini berbicara soal kekuasaan, maka erat
manusia merasa derajatnya lebih hubungannya dengan tanggung
tinggi dibandingkan alam, bahkan jawab. Jadi, jangan juga mandat
tidak jarang memandang alam sebagai berkuasa disini dihilangkan begitu
“yang lain” dari ciptaan Allah. Saya saja. Oleh sebab itu, apa yang
menduga hal ini merupakan produk dimaksudkan oleh Wahlberg dan
dari penafsiran yang tidak lengkap dan EGS dalam hal ini bisa
kurang bertanggung jawab terhadap
kisah-kisah penciptaan diharmonisasikan.
dalam Kitab Suci, Kembali ke
khususnya dalam
membaca Kejadian Wahlberg, ia
1:26-28. mengatakan bahwa
Lempp dan EGS dengan begitu, maka
memiliki perbedaan tugas pertama kita
kacamata dalam adalah untuk
memandang teks ini. mengubah sudut
Lempp memandang pandang kita, dari
teks tersebut sebagai yang tadinya
sebuah legitimasi memandang rendah
bahwa manusia adalah alam menjadi
puncak dari penciptaan memandang alam
sebagai ciptaan Allah
yang juga sederajat atau menamai
dengan manusia. sesuatu, seringkali
Sama-sama terbatas oleh
makhluk hidup pengetahuan dan
yang memiliki kondisi kita pada
ekspresi. saat itu. Ketika kita
Memang kalau berusaha
berbicara soal menerapkan standar
ekspresi, mungkin normatif manusia
kita sangat familiar terhadap alam,
dengan ekspresi- secara tidak sadar
ekspresi yang sejatinya kita telah
ditunjukkan oleh mereduksi dan
seorang manusia. membatasi alam
Jika ada seseorang yang yang secara untuk berekspresi sebagaimana
gamblang menunjukkan raut wajah adanya, dan pada akhirnya berujung
dan juga gerak gerik tubuh layaknya kepada penghakiman atas alam.
seperti orang yang sedang Dengan demikian, sebaiknya
bergembira, maka kita akan dengan kita sadar bahwa manusia tidak dapat
cepat menyimpulkan bahwa ia pasti memandang alam sebagai sesuatu
sedang berbahagia. Atau paling tidak yang sama persis dengan manusia.
suasana hatinya berarti sedang baik- Sebagai sebuah usulan praksis, saya
baik saja. Tapi kalau mau mengusulkan satu tindakan yang
dipertimbangkan lebih jauh, apakah memungkinkan manusia pada
orang tersebut sudah benar-benar akhirnya dapat memaknai pandemi ini
pasti sedang berbahagia? Tentu dengan kacamata yang lebih utuh
jawabannya tidak. Sayangnya ada dan bertanggung jawab. Tindakan
berbagai kemungkinan yang bisa tersebut adalah menerima. Terlihat
terjadi dibalik ekspresi bahagia, dan sederhana dan tidak membantu,
kemampuan kita untuk menilai, sedikit bukan? Biarkan saya jelaskan sedikit
banyak dipengaruhi oleh pengalaman mengenai hal ini. Menerima memang
kita bersama orang tersebut. seringkali dipandang sebelah mata
dan dianggap sebagai sebuah
Inilah juga yang mesti kita tindakan yang tidak penting-penting
terapkan kepada alam. Alam yang amat. Namun sadarkah kita bahwa
adalah makhluk hidup, pastilah tindakan menerima itu ternyata benar-
memiliki beragam ekspresi. Dan apa benar membutuhkan sebuah upaya
yang dapat dilihat dan ditafsirkan dari atau tindakan dari manusia? Ya.
kacamata manusia, belum tentu benar Menerima adalah sebuah kata kerja
dan sesuai dengan apa yang aktif. Dengan demikian, untuk dapat
sebenarnya terjadi. Kita harus sadar menerima sesuatu (apapun itu),
bahwa kemampuan kita untuk menilai
foto by djalu @Lourdess dapat melakukan hal yang jauh lebih
membangun, ketimbang hanya
manusia harus mengupayakan dan menyalah-nyalahkan pemerintah atau
melibatkan dirinya agar mampu bahkan alam yang selama ini telah
menerima sesuatu tersebut. menghidupi kita, bahkan menyadari
bahwa tindakan menerima ini tidak
Lalu apa yang mesti diterima? hanya memampukan seseorang
Pertama-tama, manusia mesti untuk dapat menjalani hidup, tapi juga
menerima kenyataan bahwa memampukan yang lain untuk tetap
manusia tidak bisa mengendalikan hidup.
segala sesuatu (termasuk alam) dan
tidak dapat menerapkan standard Kiranya melalui Natural
normatif manusia kepada alam. Theology ini, kita diingatkan bahwa
Kedua, marilah menerima apa yang posisi alam dengan manusia adalah
ada di hadapan kita saat ini, yaitu sejajar dan sederajat. Tidak ada yang
kenyataan bahwa pandemi ini benar- lebih tinggi atau lebih rendah, karena
benar terjadi (terlepas data yang hal ini hanya merupakan perbedaan
diberikan pemerintah valid atau mandat saja. Kiranya ketika Allah
tidak), dan perlu dilihat dalam berkata “sungguh amat baik” saat
kerangka yang lebih positif dan melihat seluruh ciptaannya itu, dapat
membangun—yaitu pandemi sebagai kita wujudkan melalui sebuah
salah satu ekspresi alam dan penerimaan dan penggeseran sudut
konsekuesi logis dari keberadaan pandang kita, dari yang terburu-buru
alam dengan manusia—jika manusia dan terkesan menghakimi menjadi
masih ingin melanjutkan hidupnya di lebih lengkap dan penuh
alam ini. Jika upaya menerima ini penghargaan terhadap alam. Amin.
dapat perlahan dilakukan oleh
masing-masing orang, terlebih oleh Yogyakarta, Jumat 30 Oktober 2020
Gereja sebagai institusi yang Hani H. Tjahjadi
memiliki pengaruh untuk
menggerakan umat, maka
kemungkinan besarnya manusia
foto by djalu @Lourdess
CurCol KuLon
Curhat Colongan Kuliah On line
Pembelajaran Jarak Jauh Bagiku kuliah online seperti
(PJJ) yang dilakukan selama menjalin hubungan dengan kekasih hati.
masa pandemi ini memang Awalnya seperti membingungkan, tapi
adalah hal yang baru bagi sesekali mendebarkan dan memunculkan
saya. Hal ini membuat saya semangat yang berbeda. Lama-kelamaan,
harus dapat beradaptasi. debar jantung tak tentu berubah menjadi
Walaupun, saya akui rasa nyaman, bingung di awal berubah
memang lebih ribet jika menjadi paham. Namun setiap relasi perlu
belajar dengan model PJJ waspada bergesernya rasa nyaman
seperti ini. Banyak menjadi bosan. Harapanku, pandemi
masalahnya, mulai dari segera berakhir, namun bila pun belum
sinyal, kuota, bahkan bisa mengganggu berakhir, kiranya
kesehatan terutama mata. Namun di sisi lain PJJ baik mahasiswa
juga mengajarkan saya mengenai cara maupun dosen
menghargai waktu yang ada. Harapan saya bisa
semoga pandemi ini lekas lenyap dan kita dapat memunculkan
belajar secara langsung lagi. - Reni - 2020 "percikan" dalam
kuliah online untuk
tetap
Menurut saya, mempertahankan
pembelajaran jarak jauh yang saat rasa nyaman
ini kami lakukan secara online tersebut.
(daring) mengakibatkan proses Susan-MDiv 2018
diskusi kurang efektif. Hal ini
disebabkan beberapa hal, seperti:
kendala dalam pencarian bahan
bacaan, hingga praktik serta
kunjungan yang tidak dapat
dilakukan. Namun, kendala-kendala Menurut saya,
tersebut membuat saya lebih UKDW telah
inovatif dengan memanfaatkan mengusahakan yang
teknologi yang ada, baik untuk terbaik untuk
melakukan diskusi bersama teman berjalannya
maupun untuk mencari bahan pembelajaran jarak
bacaan. jauh ini. Namun, yang
Abi - 2019 menjadi kendala adalah
tidak meratanya
jaringan internet yang
ada di seluruh penjuru Indonesia, mengingat
mahasiswa UKDW yang tersebar di berbagai
wilayah di Indonesia. Diskusi kami terkait tugas juga
kerap kali mengalami gangguan, karena diskusi
yang biasanya dilakukan secara langsung, sekarang
harus menggunakan media elektronik dan hal
tersebut juga terkendala dengan jaringan internet
yang tidak merata. Akan tetapi dengan
berlangsungnya pembelajaran jarak jauh,
mahasiswa dituntut lebih mandiri dan lebih kreatif
dalam melaksanakan pembelajaran yang ada.
Helvin - 2019
Jarak ini, perkuliahan ini, mengajarkanku arti rindu yang
terbelenggu.
Sapaan kawan dan indahnya perkuliahan yang harus kurasakan tanpa
adanya pertemuan.
Satu bulan berjuang mati-matian tanpa kawan seperjuangan di
samping badan tuk menyelesaikan pembelajaran.
Mulai kunikmati cara kuliah baru ini, walau mati lampu dan jaringan
menjadi pengganggu.
Kiranya semua ini cepat membaik dan berlalu.
Kita diperhadapkan kepada situasi krisis, yang memaksa kita
untuk mengubah kebiasaan belajar di kelas menjadi pembelajaran
jarak jauh. Menurut saya niat memegang kunci utama. Kalau niat kita
kuat untuk belajar mungkin ini hanya sebagian dari proses
pembentukan diri. Apalagi dengan bantuan fasilitas yg diberikan
pemerintah dan semangat orang muda seharusnya tidak ada lagi
yang menjadi penghalang kita untuk maju.
Rainbow-2018
Pembelajaran jarak jauh seperti pacaran tapi LDR-an, seperti
dipisahkan oleh jarak dan tempat. Walaupun banyak kesulitan dan
hambatan, akan terasa tetap menyenangkan kalau sudah cinta. Jumlah
tugas memang membuat lelah, namun jika dijalani dengan doa dan
semangat, tugas akan dilalui tanpa disadari. Tetap semangat mengikuti
perkuliahan ini, sampai berjumpa di kampus di waktu yang akan datang!
Joseph-2020
Pandemi membuat semua aktivitas Menurut saya,
kehidupan menjadi sunyi. PJJ mempunyai sisi-sisi
Yang biasa bersama, jadi tak sama namun
bukan berarti tak berirama. positif. Di samping
Karena pandemi, kita tahu bahwa jarak tak keberadaannya yang
menjadi masalah apalagi untuk belajar
bersama. menjadi solusi bagi
Pembelajaran jarak jauh pada akhirnya kita situasi pandemi, ia juga
maknai sebagai proses belajar yang tidak
mengajak mahasiswa
pernah selesai. untuk lebih bertanggung
Dimana saja, kapan saja, jawab. Saya sendiri sadar
dengan siapa saja bahkan
dalam keadaan yang tidak bahwa PJJ menolong
baik-baik saja. saya untuk menjadi lebih
Stella-DTh.
disiplin, setia, dan bertanggung jawab.
Meskipun memang prosesnya sulit dan
menantang, namun begitulah
kenyataannya. Sesuatu yang baru selalu
memerlukan proses yang "membaru" pula .
Kuncinya, tetaplah mengelola hasrat,
semangat dan rahmat.
Ardy-2017
Terbitan Karya Dosen