The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Materi Prinsip-prinsip pembiakan tanaman secara generatif, teknik pembibitan tanaman secara generatif, pembibitan tanaman secara generatif.
pembibitan tanaman dari penyeleksian biji tanaman karet

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by MARINA TRIMURDHANI, 2023-01-25 01:47:10

Bahan Ajar Pembibitan Tanaman Perkebunan Secaara Generatif

Materi Prinsip-prinsip pembiakan tanaman secara generatif, teknik pembibitan tanaman secara generatif, pembibitan tanaman secara generatif.
pembibitan tanaman dari penyeleksian biji tanaman karet

Keywords: Kelas XI Semester Genap

PEMBIBITAN TANAMANPERKEBUNAN SECARA GENERATIF A. Tujuan Pembelajaran Melalui Pendekatan Contektual Teaching and Learning (CTL), Model Pembelajaran Problem Based Learning dan Metode Pembelajaran Student Teams Achievement Divisions(STAD) Peserta didik mampu : 3.3.1 Memahami prinsip pembibitan tanaman perkebunan secara generatif, 3.3.2 Merincikan teknik pembibitan tanaman perkebunan secara generatif, 4.3.1 Menyeleksi benih tanaman pembibitan tanaman perkebunan secara generatif 4.3.2 Mempraktikan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif


B. Uraian Materi 1. Prinsip Pembibitan Tanaman Secara Generatif Pada prinsipnya pembiakan tanaman secara generatif merupakan hasil dari penyerbukan (sexual). Hasil pembiakan generatif lebih dikenal dengan bibit dari biji,sebab bibit ini dikembangkan dari biji. Anggapan semacam ini tidak selalu benar sebab ada biji yang bukan dari hasil penyerbukan yaitu biji apomiktik. Namun pada kebanyakan buah atau biji ini telah dibuahi atau sebagai hasil perkawinan antara bunga jantan dan bunga betina. Mekanisme perkawinan terjadi pada saat penyerbukanyaitu pada saat kepala putik diserbuki dengan serbuk sari yang berlanjut sampai pembentukan biji. Cara pembiakan tanaman dengan biji ini dapat terjadi secara alamidan dengan campur tangan manusia. Pembiakan secara alami yaitu biji tanaman yangjatuh di tanah, akan tumbuh menjadi tanaman jika mendapat kondisi lingkungan yangsesuai untuk pertumbuhannya. Pembiakan dengan campur tangan manusia yaitumelalui manusia, biji akan tumbuh menjadi tanaman jika ditempatkan pada kondisi lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhannya. Belajar dari kondisi alam ini manusiatelah mengenal cara pembiakan tanaman dengan biji jauh sebelum cara pembiakan vegetatif. Pertumbuhan tanaman yang diperbanyak dengan biji, mempunyai keseimbangan perbandingan antara pertumbuhan tanaman dibagian bawah tanah (akar) dengan pertumbuhan bagian tanaman di atas permukaan tanah (batang besertatajuknya). Pertumbuhan tajuk yang meninggi akan sebanding dengan pertumbuhan memanjang akar tanaman. dengan demikian, selain pohonnya lebih tinggi, tanaman dari biji pun memiliki perakaran yang dalam. Pertumbuhan vegetatiftanaman dari bijimemerlukan waktu yang lebih lama dari pada pertumbuhan tanaman dari hasilperbanyakan yang lainnya, karena pertumbuhan tersebut dimulai dari awal (dari biji).Energi awalnya lebih banyak digunakan untuk pembentukan batang dan tajuk tanaman sehingga pertumbuhan generatifnya lebih lambat. Dengan demikian diperlukan waktu yang lebih lama untuk menunggu tanaman berbuah (menghasilkan).Kelebihan tanaman ini adalah Kelemahannya adalah a. Tanaman bisa diperoleh dengan mudah dan cepat. b. Tanaman yang dihasilkan memiliki perakaran yang kuat, karena tanaman yang dihasilkan dari biji memiliki akar yang kuat, terutama tanaman keras. c. Memiliki keragaman genetik yang digunakan untuk pemuliaan tanaman. d. Tahan penyakit yang berasal dari tanah. a. Tanaman baru yang dihasilkan belum tentu memiliki sifat yang yang sama seperti induknya. b. Varietas baru yang muncul belum tentu baik. c. Waktu berbuah lebih lama.


Dengan demikian tidak mengherankan kalau umur berproduksinya tidaksecepat tanaman yang berasal dari perbanyakan vegetatif. Adanya kekurangan sepertidiatas bukan berarti tanaman yang berasal dari biji ini tak berguna sama sekali. Tanaman ini masih banyak diperlukan sebagai batang bawah untuk okulasi atau sambung atau sebagai tanaman penghijauan di lahan-lahan kritis yang lebih mementingkan konservasi lahannya dibanding produksinya. Khususnya tanamanperkebunan tahunan, tanaman hasil perbanyakan dari biji dapat dikenali dari sosoknyayang lebih tinggi dan percabangannya lebih sedikit dibanding dengan tanaman hasil perbanyakan vegetatif. Sifat genetik suatu tanaman dapat ditingkatkan melalui pemuliaan tanaman dengan cara merakit sifat-sifat unggul yang dimiliki oleh tanaman. Salah satu metodepemuliaan tanaman yang dapat dilakukan secara sederhana adalah melalui persilangan(penyerbukan silang) yaitu menggabungkan dua atau lebih sifat unggul yang dimilikitetuanya dengan tujuan untuk memperoleh benih hibrida yang unggul. Agar dapat melakukan persilangan yang menghasilkan benih hibrida sesuai dengan target yang diinginkan, diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan penyerbukan atau persarian. 2. Teknik Pembibitan Tanaman Secara Generatif a. Pemilihan Lokasi Pembibitan 1) Tempat Pemilihan tempat pembibitan merupakan hal yang yang penting untuk menyediakan kondisi optimal sehingga menghasilkan bibit berkualitas tinggi. Pada perkebunan baru, sangat penting untuk memetakan rencana pengembangan perkebunan dan kemudian meletakkan pembibitan di tengahlokasi tersebut untuk meminimalkan jarak dan waktu transportasi. Lokasi yang berada di tengah juga akan membantu kemudahan pengawasan dan pengamanan. Lokasi pembibitan sebaiknya memiliki kemiringan yang rendah tidak melebihi 15 %, hal ini untuk mempunyai drainase yang baik. Bentuk pembibitan diusahakan menyerupai persegi untuk memperoleh desain dan instalasi penyiraman yang efisien Gambar 1. Tempat Pembibitan


2) Jalan Lokasi pembibitan dipilih tempat yang tidak terisolasi, dan mempunyai jalan yang cukup lebar dan kuat agar kendaran dapat lewat pada periode penanaman. Jarak antara jalan angkut ke bedeng pembibitan tidak terlalu jauh maksilam 50 meter 3) Drainase Lokasi sebaiknya tidak terkena banjir karena akan merusak pembibitan dan bangunan, atau adanya air yang tergenang merupakan awal stres pada bibit dan ketidak seimbangan nutrisi. Pilih lokasi yang agak tinggi dari aliran air utama, atau pastikan bahwa ada saluran air keluar yang membantu sistem drainase Gambar 2. Tangki Pengairan dan Jaringan Pengairan 4) Air Kebutuhan air (jumlah dan mutu) harus ditentukan sebelum memulai penyiapan lokasi, sehingga sumber air yang ada harus dapat memenuhi kebutuhan yang diperlukan. Jika kualitas air diragukan maka contoh air sebaiknya dianalisis untuk menentukan kandungan sedimen dan polutan atau bahan kontaminan Gambar 3. Ketersediaan Air


5) Tanah Tanah pada lokasi pengisian polybag harus berkualitas baik. Sifatsifat tanahuntuk pembibitan adalah tidak kedap air, gembur dengan kadar pasir tidak lebih 60%, dan bebas kontaminasi. Tanah untuk pengisian polybag harus disaring untuk menghilangkan kotoran, batu, ranting tanaman dan gumpalanbesar Gambar 4. Tanah Lokasi Pembibitan 6) Areal Areal pembibitan harus cukup luas untuk menampung rencana penanamandan sisipan. Kebutuhan areal pembibitan tergantung beberapa faktor : a) Luas areal tanam b) Kebutuhan bibit tahunan bergantung pada pengembangan lahan,ketersediaan tenaga, dan sumberdaya lainnya c) Kerapatan tanam d) Tipe pembibitan. Gambar 5. Areal Pembibitan


b. Penyiapan Bahan Tanam 1) Kriteria benih Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan benih yang bermutu. Keuntungan penggunaan benih bermutu adalah dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi penggunaan benih, karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan sebelumnya, yaitu dari data (label) daya kecambah dan kemurniannya. Benih dapat dikatakan baik atau bermutu kalau sudah memenuhi komponen mutu benih, yaitu kriteria mutu fisik, mutu fisiologis, mutu genetik dan mutu pathologis. Kriteria benih yangbaik secara fisik adalah : a) Tingkat kebersihan benih Salah satu ketentuan benih sesuai dengan standar yang telah ditentukan adalah tingkat kebersihannya dari segala kotoran baik kotoran yang berasal dari sisa-sisa bagian tanaman maupun kotoran lain (biji-biji herba gulma, potongan tangkai, butiran- butiran tanah/pasir dll) b) Ukuran dan keseragaman Ukuran benih yang dimaksud adalah besar kecilnya volume setiap butir benih. Benih yang berukuran normal dan seragam akan memiliki struktur embrio yang baik dan cangan makanan yang cukup c) Berat benih Berat benih yang dimaksud adalah berat setiap butir yang biasanya ditimbang. Untuk benih berukuran besar, pengukuran dengan cara menimbang 100 butir sedangkan untuk benih berukuran kecil 1000 butir d) Warna benih Warna benih dapat mengidentifikasi suatu benih terutama untuk mengetahui lamanya benih tersimpan dan tingkat kesehatan benih dari penyakit benih. Benih yang baik adalah benih yang memenuhi warna cerah, tidak kusam, mulus, tidak bercak atau terang sesuai dengan warnadasarnya 2. Kebutuhan Benih Sebelum menyemai, satu hal yang perlu dilakukan adalah menghitung kebutuhan benih dengan cermat. Hal ini terutama diperlukan untuk keperluan benih dalam jumlah yang besar, perhitungan kebutuhan benih ini akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah untuk efisiensi biaya. Dengan perhitungan kebutuhan benih yang cermat, akan dapat menghemat biaya dan dapat menghindari pembengkakan biaya yangdiakibatkan oleh kelebihan benih yang disemai. Proses budidaya selanjutnya akan berjalan lebih baik dengan adanya perhitungan kebutuhan benih yang cermat, hal ini dimungkinkan dengan diperolehnya benih yang seragam sehingga memudahkan tehnis budidayaselanjutnya. Dalam perhitungan kebutuhan benih ini, diperhitungkan jugakebutuhan benih untuk penyulaman sehingga bilaada tanaman yang mati, dapat diganti dengan


benih yang seragam yang telah diperhitungkan sebelumnya Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menghitung kebutuhan benihantara lain luas lahan, jarak tanam, prosentase daya kecambah benih, cadangan untuk penyulaman, kecambah dapat dipindah dan bibit dapat ditanam. Luas lahan dan jarak tanam jelas akan mempengaruhi jumlah benih yang diperlukan. Semakin luas lahan penanaman maka semakin banyak benih yang diperlukan. Dengan demikian, semakin banyak pula biaya yang diperlukan untuk pesemaian. Demikian pula dengan jarak tanam, semakin lebar jarak tanam yang digunakan maka semakin sedikit jumlah benih yang diperlukan dan sebaliknya. Setelah luas lahan dan jarak tanam yang digunakan diketahui maka perhitungan kebutuhan benih sudah dapat dilakukan. Secara umum perhitungan kebutuhan benih menggunakan cara sederhana sebagai berikut: untuk kebutuhan benih yang menggunakan pola jarak tanam segi empat dapat dihitung dengan rumus 3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Biji Faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan biji dapat dibedakanmenjadi dua. a) Faktor dari dalam biji yang meliputi: Kematangan biji, Biji yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas tinggi. Ukuran biji, Berat biji menentukan besarnya kecambah pada saat keberukuran besar dan


berat mengandung cadangan makanan lebih banyak dibandingkan dengan biji yang kecil. Dormansi biji, Suatu biji dikatakan dorman apabila biji itu sebenarnya viable (hidup) tetapi tidak mau berkecambah walaupun pada keadaan lingkungan yang memenuhi syarat bagi perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung musiman atau dapat juga selama beberapa tahun, tergantung pada jenis biji dan tipe dormansinya. b) Faktor Luar (Lingkungan) ➢ Air Salah satu syarat penting bagi berlangsungnya proses perkecambahanbiji. Dua faktor penting yang mempengaruhi penyerapan air oleh biji • sifat dari biji itu sendiri terutama kulit pelindungnya • jumlah air yang tersedia pada media di sekitarnya. ➢ Oksigen Proses respirasi akan berlangsung selama biji masih hidup. Pada saat perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai mengakibatkan terhambatnya proses perkecambahan biji. ➢ Cahaya Kebutuhan biji terhadap cahaya untuk perkecambahannya berbeda- beda tergantung pada jenis tanaman. Terdapat empat kelompok tanaman yang dibedakan berdasarkan pengaruh cahaya terhadap perkecambahan biji yaitu • kelompok yang memerlukan cahaya secara mutlak untukperkecambahannya • kelompok yang memerlukan cahaya untuk mempercepatperkecambahannya, misalnya selada dan tembakau • kelompok di mana cahaya dapat menghambatperkecambahannya dan kelompok di mana benih dapat berkecambah sama baik di tempatgelap atau ada cahaya. ➢ Temperatur. Merupakan syarat penting yang kedua bagi perkecambahan biji. Tanaman pada umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan kebutuhannya akan temperatur. Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya perkecambahan biji. Pada kisaran temperatur ini terdapat persentase perkecambahan biji yang tertinggi. Temperatur optimum bagi kebanyakan biji tanaman antara 26,5O C– 35OC (80OF – 95O F a. Penyiapan Media Tanam Secara umum, banyak media tumbuh yang dapat dipergunakan untuk bibit tanaman. Bahan media tanam bibit yang dapat digunakan secara umum antara lain adalah tanah, pupuk kandang, arang


sekam atau sekam, kompos, dan serbukgergaji kayu, dan pasir. b. Penanaman Bahan Tanam c. Pemeliharaan Bibit 1) Tempat pemeliharaan bibit berpolybag 2) Penyiraman 3) Pengendalian hama dan penyakit 4) Pemupukan 5) Penyiangan 6) Penggantian polybag 7) Pengepakan bibit 2. Melakukan Pembibitan Tanaman Secara Generatif Langkah pertama kegiatan pembibitan meliputi kegiatan seleksi biji, pengecambahan, dan penyemaian. A. Pembibitan Tanaman Kelapa Sawit 1) Penyiapan Bahan Tanam Bahan tanam untuk pembibitan kelapa sawit adalah benih unggul yang diproduksi oleh Pusat-pusat penelitian kelapa sawit, baik milik pemerintahmaupun milik swasta yaitu PPKS Medan. PT. Socfin, PT. Lonsum, PT. Dami Mas, PT. Tunggal Yunus, dan PT. Bina Sawit Makmur. Untuk memenuhi keperluan pembibitan di masyarakat atau perusahaan perkebunan, biasanya bahan tanam kelapa sawit dipesan dari produsen yangtelah ditetapkan pemerintah di atas, dalam bentuk biji berkecambah. Pemesanan biji kelapa sawit ber kecambah harus dilakukan paling lambat9 bulan sebelum jadwal penanaman kecambah (telah mempertimbangkan transportasi). Seluruh bahan tanaman dibeli dari produsen yang telah ditetapkan pemerintah, bebas dari hama dan penyakit, dan disertai bukti- bukti uraian hasil persilangan (sertifikat) Ciri-ciri fisik biji sawit atau kecambah liar antara lain: a) Tempurung bijinya tipis b) Bijinya masih banyak mengandung serabut, permukaannya kasar dan kotor karena cara mengupasnya tidak dilakukan secara benar. c) Panjang radikula (calon akar) dan plumula (calon batang) tidak seragam, sebab memang tidak dilakukan seleksi biji. d) Persentase kematian dari biji/ kecambah cukup besar Ciri-ciri fisik biji sawit atau kecambah layak untuk ditanam (Yan Fauzi, dkk. 2006)antara lain: e) Warna radikula kekuning-kuningan, sedangkan plumula keputih - putihan. f) Ukuran radikula lebih panjang dari pada plumula. g) Pertumbuhan radikula dan plumu la lurus dan berlawanan arah.


h) Panjang maksimum radikula yaitu 5 cm, sedangkan plumula 3 cm. 1) Penyiapan Media Tanam Untuk memperoleh struktur media tanam yang baik, biasanya dilakukan pencampuran dari bahan media (tanah, pupuk kandang, arang sekam atau sekam, kompos, dan serbuk gergaji kayu, dan pasir). Media tanam yang lazim digunakan padapembibitan tanaman perkebunan adalah campuran tanah dan pupuk kandang, atau campuran tanah dan sekam dengan perbandingan 1:1. Setelah media tanam di campur secara homogen, kemudian dimasukkan ke dalam polybag hitam, yang sebelumnya telah diberi lubang aerasi. Untuk tahap dederan (pre nursery), digunakan polybag ukuran 12 x 23 cm atau 15 x 23 cm yang telah diberi lubang aerasi. Sedangkan polybag untuk tahap pembibitan utama (main nursery) berukuran 40cm x 50 cm atau 45 cm x 60 cm (lay flat), tebal 0,11 mm yang diberi lubang aerasi. Setelah media tanam dimasukkan ke dalam polybag hingga 2 cm dari ujung (bibir) polybag. Kemudian ditempatkan di atas bedengan minimal 4 minggu sebelum bibit ditanam. 2) Penanaman Bahan Tanam Telah dijelaskan bahwa bahan tanam kelapa sawit adalah berupa biji berkecambah. Karena itu, kecambah inilah yang akan ditanam pada bedengan pembibitan. Metoda pembibitan kelapa sawit dapat dilakukan dengan 2 sistem yaitu pembibitan satu tahap dan pembibitan dua tahap. a) Pembibitan polybag satu tahap, Pembibitan satu tahap yaitu ke cambah langsung ditanam di dalam polybag besar dengan posisi radikula menghadap ke bawah dengan ke dalaman sekitar 2 cm. Kemudian polybag disusun rapat sampai umur 3 - 4 bulan. Selanjutnya bibit dijarangkan dan dipelihara sampai umur 10-12 bulan. Pembibitan polybag dua tahap Pembibitan dua tahap yaitu pembibitan yang dilakukan pada tahap awal atau disebut pre- nursery (tahap 1) dan pembibitan yangdilakukan pada tahap utama, sering disebut main-nursery (tahap 2). Pembibitan satu tahap memiliki kelebihan dan kelemahan, Demikian juga pembibitan dua tahap, memiliki kelebihan dan kelemahan. ➢ Kelebihan/ keuntungan pembibitan satu tahap yaitu sebagai berikut: a) Penanganan bibit lebih sedikit


b) Terhindar dari stres ketika dilaku kan pemindahan (transplanting shock) c) Lebih sedikit sumber daya yang digunakan d) Infrastruktur dan peralatan pembi bitan awal tidak diperlukan ➢ Kelemahan/kerugian pembibitan satu tahap yaitu sebagai berikut: a) Memerlukan areal yang luas, setiap bedengan menjadi pembibitan utamadalam waktu yang lama b) Sumber pengairan (material, peralatan, dan tenaga serta air yangdiperlukan lebih besar. c) Kegagalan penyiraman dapat me nimbulkan kerugian besar. d) Seleksi bibit semakin sulit e) Memerlukan pengamatan lebih cermat pada periode pertama 4 minggu f) Setiap bibit diberi naungan sampai 4 bulan Sistem pembibitan kelapa sawit dua tahap lebih banyak disukai oleh perusahaan perkebunan. Penanaman kecambah sawit pada sistem pembibitan dua tahap adalah : Penanaman kecambah pertama di lakukan dengan polybag 15 x 23 cm.Kemudian polybag tersebut diletakkan berjejer dan berdekatan pada bedengan awal (pre nursery) selama 10-14 minggu. Periode per tumbuhan awal kritis yang dialami satu bulan setelah tanam, bibit perlu mendapat perhatian besar. Setelah bibit berumur 10 -14minggu, dipindahkan ke bedengan pembibitan besar atauutama (main nursery). Kemudian bibit tersebut dipelihara hingga berumur 10 -12 bulan. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut Gambar 7. Pembibitan Pre Nursery


Gambar 8. Pembibitan Main Nursery ➢ Kelebihan/keuntungan pembibitan dua tahap antara lain sebagai berikut: a) Areal pembibitan utama lebih sedikit b) Air penyiraman lebih sedikit c) Penanganan lebih mudah d) Pemeriksaan pada periode 4 minggu pertama lebih mudah e) Biaya pemeliharaan pada tahap awal (0-4 minggu) lebih rendah f) Bibit kembar dapat dipisahkan pada saat pemindahan bibit g) Seleksi awal dapat dilakukan pada saat pemindahan pembibitan awal kepembibitan utama ➢ Kelemahan/kerugian pembibitan dua tahap yaitu sebagai berikut: a) Penanganan bibit lebih banyak b) Pengendalian gulma dan pe meliharaan lain pada pembibitan utama lebihbanyak Resiko terjadi stres pada waktu bibit dipindah ke pembibitan utama c) Infrastruktur bertambah pada pembibitan awal B. Pembibitan Tanaman Karet. 1. Menyiapkan Batang Bawah Batang bawah yang dibutuhkan adalah yang berasal dari biji atau generatif karena mempunya sitem perakaran yang kuat. Dalam penyediaan batang bawah, kegiatan awal yang harus dilakukan meliputi kegiatan seleksibiji, perkecambahan dan penyemaian A. Seleksi Biji Karet Biji karet yang telah dikumpulkan harus diseleksi terlebih dahulu berdasarkan beberapa faktor tertentu sehingga terpilih biji karet yang memang layak untuk dibudidayakan. Oleh karena itu, pengumpulan biji-biji karet ini harus ditempatkan dalam wadah yang terpisah menurut jenis


klonnya. Kemudian barulah dilakukan pengujian atau seleksi untukmengetahui kesegaran, warna belahan, ukuran, posisi saat direndam, dandaya lenting biji karet tersebut. Biji karet memiliki daya kecambah baikadalah biji yang masih dalam keadaan segar. Artinya, baru jatuh dari pohonnya dan paling lambat empat hari setelah jatuh. Tidak disarankanmenggunakan biji yang dikumpulkan dari hari pertama pengumpulan karena tidak diketahui kapan biji tersebut jatuh. Pada pengumpulan hari pertama bisa jadi biji tersebut sudah jatuh pada beberapa minggu dan bahkan beberapa bulan sebelumnya sehingga tidak segar lagi. Sementara itu memastikan daya kecambah biji tersebut bisa dilihat dari ukuran, kesegaran, daya lenting, posisi saat direndam dan warna belahannya. 1. Berdasarkan Ukuran Bibit karet ukuran sedang memiliki daya kecambah paling baik dibandingkan dengan ukuran yang lain dan daya kecambah biji berukuran besar lebih baik daripada biji ukuran kecil (blog karet). Setelah dilakukan pengukuran biji karet dapat dikelompokkan menjadi lima ukuran seperti pada tabel Tabel 1. Ukuran Rata-Rata Biji Karet Gambar 9. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Ukuran Ukuran Panjang (cm) Lebar (cm) Tinggi (cm) Jumlah (butir/kg) Berat (gram/butir) Terkecil 1,7333 1,545 1,393 508 1,650 Agak Kecil 1,887 1,670 1,464 434 2,064 Kecil 1,978 1,733 1,536 410 2,231 Sedang 2,060 1,794 1,626 310 2,840 Besar 2,291 1,928 1,750 287 3,300


2. Berdasarkan Kesegaran Biji yang dikecambahkan juga harus diuji tingkat kesegarannya dengan cara mengambil biji secara acak dari kumpulan biji untuk kemudian dipecahkan. Jika kebanyakan biji yang dipecah memiliki endosperm (daging biji) berwarna putih sampai kekuningan berarti kumpulan biji itu layak untuk dikecambahkan, sedangkan jika endosperm kebanyakan biji yang dipecah tersebut sudah berwarna hitam berarti kumpuan biji tersebut sudah tidak layak. Gambar 10. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Kesegaran 3. Berdasarkan Daya Lenting Pelentingan biji karet dilakukan dengan cara melentingkan atau menjatuhkan biji karet dari ketinggian 1 m di atas lantai semen. Biji karet yang memantul hingga ketinggian lebih dari 40 cm dikategorikan sebagai biji karet yang layak sedangkan biji karet yang memantul hingga ketinggian kurang dari 40 cm sebaiknya tidak usah di kecambahkan karena biasanya daya kecambah rendah. Pengujian daya lenting dapat dilakukan menggunakan kotak kayu dengan ketinggian 40 cm dimana apabila biji karet setelah dipantulkan keluar dari kotak secara otomatis dapat langsung terpisahkan Sementara itu berdasarkan daya lenting nya, biji yang dijatuhkan di ubin dan memantul berarti keadaannya cukup baik (Pertanian.Info). https://www.youtube.com/watch?v=JHjEY3YT3wQ 4. Berdasarkan Perendaman Teknik perendaman dilakukan dengan cara memasukkan biji karet ke dalam air lalu memperhatikan posos biji teersebut di dalam air. Biji- biji yang 2/3 bagiannya masuk ke


dalam air layak untuk dikecambahkan. Sedangkan biji yang mengambang sebaiknya dipisahkan dan dibuang (Blog Karet). Gambar 11. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Perendaman 5. Berdasarkan Warna Belahan Biji karet yang layak ditambahkan umumnya memiliki mozaik atau alur warna yang terlihat jelas dan kilauan yang cerah pada cangkang. Biji yang demikian biasanya memiliki tingkat kesegaran yang masih normal dan daya tumbuh yang tinggi. Untuk menguji mozaik dan keterangan cangkang dapat dilakukan dengan sistem sampel dari kumpulan biji karet untuk kemudian diamati dengan mata telanjang. Jika presentasi biji yang memiliki mozaik dan kecerahan cangkang yang jelas mencapai minimal 80% berarti kumpulan biji tersebut sudah siap untuk ditambahkan Gambar 12. Seleksi Biji Karet Berdasarkan Warna Belahan B. Pengecambahan Biji yang telah diseleksi berdasarkan kemurniaan klon dan daya kecambah harus segera dikecambahkan atau didederkan pada bedengan persemaian. Ada 2 tempat untuk pengecambahan berdasarkan jumlah biji karet nya. Jika jumlah biji karet nya sedikit pengecambahan bisa menggunakan peti kayu dan jika biji karet nya banyak pengecambahan dilakukan di lahan. 1) Pengecambahan Berdasarkan Jumlah Biji Karet a. Pengecambahan Menggunakan Peti Kayu


Ukuran peti kayu yang digunakan disesuaikan dengan jumlah biji karet yang akan dikecambahkan. Di dasar peti ditaburkan tanah halus sampai setengah tinggi peti kemudian ditaburkan pula pasir halus sampai sekitar 15 cm dari permukaan peti. Biji - biji karet dibenamkan sampai 3/4 ukuran biji dengan perut biji terletak di bagian bawah. Selanjutnya, dilakukan penyiraman secara teratur 2 kali sehari menggunakan alat penyiraman berlubang halus atau gembor sehingga, pasir dalam keadaan lembab. Agar tidak dimakan tikus, peti ditutup dengan kawat kasa atau kawat anti nyamuk. Gambar 13. Pengecambahan Biji Karet di Peti Kayu b. Pengecambahan di Lahan Lahan pengecambahan harus memenuhi kriteria tempat pembibitan yang baik yaitu dekat dengan sumber air untuk penyiraman. Lahan harus bebas dari organisme pengganggu tanaman seperti batu-batuan, gulma, tunggul - tunggul kayu, sisa sisa akar dan kotoran lain harus dibersihkan. Selanjutnya dibuat bedengan dengan lebar 125 cm dan panjang sesuai dengan keadaan lahan. Kemudian pasir ditaburkan secara merata di atas permukaan bedengan. Agar terhindar dari terpaan matahari dan guyuran hujan bedengan harus diberi atap dengan tiang di sebelah timur lebih tinggi dari pada di sebelah barat. Dengan perbedaan tinggi seperti ini pada pagi hari bedengan mendapatkan sinar matahari dan terlindung dari sinar matahari pada siang dan sore hari. Gambar 14. Pengecambahan Biji Karet di Lahan


Gambar 15. Susunan Biji Karet di Bedengan 2) Media Perkecambahan Media yang digunakan untuk mengecambahkan biji karet di bedengan berupa tanah topsoil yang di lapisan atasnya dilapisi pasir atau serbuk gergaji setebal 1 cm Media ini harus bebas dari jamur sehingga sebelum digunakan harus terlebih dahulu disemprot menggunakan fungisida dithane M-45 0,25%. Media dapat digunakan berulang-ulang maksimal hingga 3 kali proses perkecambahan dan media tanam harus selalu lembab. Gambar 15. Media Kecambah C. Teknik Pengecambahan Biji yang telah diseleksi sebelum disemai sebaiknya dicuci terlebih dahulu dengan air bersih. Untuk meningkatkan daya kecambah bijidapat dilakukan perendaman biji dengan larutan KNO3 0,2 % bahan aktif selama 24 jam atau dengan air bersih selama 48 jam. Mengecambahkan biji karet dilakukan dengan membenamkan 2/3 bagian biji ke dalam media pasir. Pembenaman biji dilakukan dengan bagian muka biji memiliki garis pusat (perut biji) menghadap ke bawah dan punggung biji menghadap ke atas. Biji dibenamkan masing-masing dengan jarak tanam 1 cm x 1 cm, sehingga dalam 1 m2 terdapat 1000 biji yang sudah terbenam dalam media pasir. Biji-biji yang sudah ditanam harus terus disiram dengan rotasi minimal dua kali sehari. Pada hari kelima biji-biji tersebut akan mulai berkecambah dan selanjutnya tumbuh melalui berbagai stadia yaitu stadia


bintang, stadi jarum, stadia pancing a. Stadia bintang diperoleh bila flumula sudah mulai mentis biasanya pada usia 5-7 hari setelah proses pengecambahan. b. Stadia pancing diperoleh bila flumula sudah mulai tumbuh memanjang membentuk pancing biasanya tercapai pada usia 7-14 hari setelah proses pengecambahan. Pada stadia ini, pemindahan kecambah ke lahan pembibitan main nursery sangat dianjurkan. c. Stadia jarum diperoleh bila flumula sudah mulai tumbuh memanjang membentuk jarum biasanya tercapai pada usia 14-21 hari setelah proses pengecambahan Gambar 17. Stadia Pertumbuhan Biji Karet Setelah di Kecambahkan D. Penyemaian Langkah selanjutnya setelah biji berkecambah adalah memindahkannya ke lahan persemaian. Di tempat persemaian inilah biji yang sudah berkecambah dibesarkan untuk diokulasi dan selanjutnya dipindahkan ke lahan. Biji yang sudah berkecambah harus segera dipindahkan ke tempat persemaian untuk meningkatkan pertumbuhannya. Prinsip pemindahan ini adalah semakin cepat dipindahkan semakin baik. Paling baik pemindahan dilakukan saat kecambah belum berdaun kecambah yang sudah berdaun akan cepat layu dan mati saat berada di tempat persemaian. Toleransi waktu pemindahan maksimal 3 minggu setelah berkecambah. Kecambah yang berumur lebih dari 3 minggu biasanya lemah dan pertumbuhannya di tempat penyemaian lambat. Kecambah biji karet memiliki akar menghujam ke dalam tanah yang disebut sebagai akar tombak. Bentuk akar tombak ada yang lurus, bercabang dan ada pula yang terpelintir. Bentuk lurus adalah akar tombak terbaik untuk dipindahkan ke lahan persemaian. Semakin tua umur kecambah akar tumbuhan semakin panjang dan semakin dalam masuk ke dalam tanah, sehingga pengambilannya relatif sulit karena kemungkinan akar patah dan terputus sangat besar. Kecambah karet diambil dengan cara dicungkil menggunakan sebilah bambu yang diruncingkan. Pencungkilan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tombak nya tidak tersentuh, apalagi sampai bengkok atau patah. Pengambilan dan pemindahan kecambah dari tempat perkecambahan


ke tempat persemaian sebaiknya dilakukan saat matahari tidak bersinar terik, yakni sebelum pukul 10.00 atau setelah pukul 16.00. Tempat persemaian bisa berupa lahan atau kantong plastik 1) Penyemaian di Lahan Idealnya, tempat persemaian di lahan ini menggunakan media atau tanah yang subur, remah, berstuktur gembur, kaya akan bahan organik dan dekat dengan area perkebunan. Tanah terpilih tersebut selanjutnya dibersihkan dari bebatuan dan kotoran lainnya. Kemudian diolah dengan cara dicanggul sedalam 50 - 70 cm. Setelah diolah lahan persemaian dibuat menjadi bedengan - bedengan dengan ukuran lebar 12 meter dan panjang 25 meter. Diantara bedengan dibuat selokan-selokan yang terdiri dari selokan primer dan selokan sekunder untuk mengeluarkan air. Sehingga lahan tidak akan tergenang air. Selokan primer lebarnya 50 cm dengan kedalaman 40 cm dan selokan sekunder lebarnya 30 cm dan dalam 25 cm. Jika bedengan telah siap, kecambah bisa segera ditanam. kecambah yang akar tombak nya sudah panjang harus dibuatkan lubang tanam dan jika akar tombaknya pendek atau sama sekali belum berakar tidak perlu dibuatkan lubang tanam. Jarak tanam tergantung pada ukuran kebutuhan bibit. Untuk Stum tinggi jarak tanamnya 60 x 90 cm dan untuk Stum rendah jarak tanamnya 60 x 60 cm. Kegiatan perawatan saat bibit berada di lahan meliputi penyiraman, pemupukan, penyiangan dan pemberantasan hama. Penyiraman harus dilakukan secara rutin mengingat bibit karet sangat peka terhadap kondisi kekeringan. Penyiraman dapat dilakukan 2 kali sehari atau tergantung pada keadaan lahan. Pemberian pupuk saat bibit di persemaian sangat dianjurkan karena bisa memicu pertumbuhan tanaman. Pupuk yang dianjurkan adalah pupuk yang memiliki kandungan hara makro lengkap seperti NPK sebanyak 10 gram/bibit dan diberikan sebulan setelah bibit berada di lahan. Cara pemberiannya pupuk dimasukkan ke lubang melingkar berjarak 2 cm dari bibit dan kemudian lubang ditutup tanah kembali. Tiga bulan kemudian dilakukan pemupukan lagi menggunakan pupuk yang sama dengan dosis 15 gram/bibit. Dengan cara pupuk cukup ditaburkan di antara baris tanaman dan selanjutnya tanah digemburkan agar pupuk masuk ke dalam. Gulma yang tumbuh diantara bibit karet harus diatasi. Jika tidak akan terjadi persaingan dengan tanaman utama dan dalam mencari hara di dalam tanah. Saat tanaman masih muda kegiatan penyiangan harus hati-hati agar tidak mengganggu perakaran tanaman. Hama yang sering mengganggu bibit karet adalah belalang yang memakan daun-daun. Penyemprotan insektisida Thiodan dengan dosis 1,5 ml/liter air dengan siklus lima hari sekali dapat mengendalikan serangan belalang tersebut.


Gambar 18. Penyemaian di lahan 2) Penyemaian Menggunakan Kantong Plastik / Polybag Kantong plastik atau polybag yang digunakan untuk tempat penyemaian bibit karet sebaiknya berukuran 25 x 56 cm atau diperkirakan dapat menampung sekitar 10 kg tanah. Tanah untuk media tanam harus bubur berhumus yang biasa diambil dari permukaan tanah atau topsoil dengan kedalaman maksimum 15 cm. Tanah tidak perlu dicampur dengan pupuk kandang pasir atauGambar 18. Penyemaian di lahan bahan-bahan lainnya. Setelah itu kecambah karet ditanam dengan cara yang sama dengan menanam kecambah pada persemaian di lahan. Polybag tempat persemaian harus diletakkan di lokasi yang setiap pagi dan sore mendapatkan sinar matahari. Polybad tersebut kemudian diletakkan di dalam alur ke dalam 20 cm setelah itu ditimbun sehingga yang muncul di permukaan hanya 5 cm. Jarak antar polybag dalam baris sekitar 20 cm dan antar baris 30 cm. Setiap 2 baris polybag dibuat jalan selebar 75 cm untuk kegiatan perawatan tanaman. Perawatan bibit karet di dalam polybag pada dasarnya sama dengan pembibitan di lahan yaitu meliputi penyiraman, penyiangan, pemupukan dan pemberantasan hama. Hanya untuk pemupukan cukup dengan TSP dengan dosis 10 gram/bibit dan 15 gram/bibit saat bibit berumur sebulan dan 3 bulan setelah tanam. Gambar 19. Penyemaian di polybag


Ayo kita nonton m Kelap Seleksi Kecambah Kelapa Sawit Scan me


Seleksi Biji Kaíet Pembibitan Biji Kaíet


1. Pembiakan tanaman secara generatif merupakan hasil dari penyerbukan (sexual). Hasil pembiakan generatif lebih dikenal dengan bibit dari biji,sebab bibit ini dikembangkan daribiji. 2. Pemilihan lokasi pembibitan terdiri dari ➢ Tempat pembibitan ➢ Akses Jalan yang mudah dilalui ➢ Drainase ➢ Ketersediaan Air ➢ Tanah ➢ Areal 3. Penyiapan bahan tanam ➢ Kriteria benih, Benih sebagai bahan perbanyakan sebaiknya menggunakan benih yang bermutu. ➢ Kebutuhan benih, perhitungan kebutuhan benih ini akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain adalah untuk efisiensi biaya. 4. Penyiapan media tanam, media tanam bibit yang dapat digunakan secara umum antara lainadalah tanah, pupuk kandang, arang sekam atau sekam, kompos, dan serbuk gergaji kayu,dan pasir. 5. Penanaman bahan tanam, bahan tanam kelapa sawit adalah berupa biji berkecambah dan karet berupa biji. 6. Teknik Pembibitan Tanaman Secara Generatif terdiri dari a. Seleksi biji karet, berdasarkan kriteria sebagai berikut: ➢ Berdasarkan ukuran ➢ Berdasarkan kesegaran ➢ Berdasatkan daya lenting ➢ Berdasarkan perendaman ➢ Berdasarkan warna belahan 7. Pengecambahan berdasarkan jumlah biji karet dapat dilakukan pada 2 tempat yaitu pengecambahan menggunakan peti kayu dan pengecambahan di lahan. A. Rangkuman


Silahkan Anda menanyakan lebih lanjut halhal yang berkaitan dengan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif kepada guru. Peserta Didik diharapkan mampu mencoba melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif, dan semuanya itu perlu Peserta Didik catat untuk nantinya dapat dipergunakan sebagai bahan analisis dan penyimpulan kegiatan belajar Peserta Didik. Untuk memperoleh kompetensi religius (KI 1), sebelum Peserta Didik melakukan kegiatan praktek diharapakan Peserta Didik dapat mengagungkan dan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan YME atas amanah yang diberikan kepada kita agar kegiatan melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif dapat berjalan sesuai rencana dan Tuhan meridoinya. aamiin. Untuk memperoleh kompetensi sosial (KI 2), Peserta Didik diharapkan mampu menghayati sikap teliti, cermat, disiplin, peduli dan kerjasama sebelum Peserta Didik melakukan kegiatan mencobapembelajaran melaksanakan pembibitan tanaman perkebunan secara generatif.


Carilah informasi tentang alat dan bahan apa saja yangdigunakan pada beberapa metode seleksi biji Karet C. Test Formatif 1. Tuliskan keuntungan dari penggunaan benih bermutu? 2. Tuliskan kelebihan pembibitan 2 tahap pada pembibitan kelapa sawit? 3. Tuliskan dengan jelas bagian- bagian dari gambar berikut 4. Tuliskan dengan jelas macam-macam cara seleksi biji karet? 5. Tuliskan dengan jelas tahapan – tahapan dari pembibitan karet pada fase generatif B. Tugas


Click to View FlipBook Version