The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini berisikan tentang materi- materi kontruksi pola dasar busana wanita

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by M.I. Gading Pambudi, 2022-07-17 09:13:41

KONTRUKSI POLA DASAR BUSANA WANITA

Buku ini berisikan tentang materi- materi kontruksi pola dasar busana wanita

PAPER

KONTRUKSI

POLA

DASAR BUSANA

Dosen Pengampu:
Dra. Eneng Lutfia Zahra, M.Pd

1509521041

MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI

D3-TATA BUSANA

KATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh .

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan paper ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-
Nya tentunya say tidak akan sanggup untuk menyelesaikan paper ini dengbaik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita
semua yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa'atnya di hari akhir.

Tidak lupa, saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan
nikmat sehat-Nya. Baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga
saya mampu untuk menyelesaikan pembuatan paper sebagai tugas akhir dari
mata kuliah Kontruksi Pola Dasar Busana.

Saya tentu menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk paper ini, supaya
paper ini nantinya dapat menjadi yang lebih baik lagi.

Demikian apabila terdapat banyak kesalahan pada paper ini, saya mohon
maaf yang sebesarbesarnya. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yaitu khususnya kepada Dosen pengumpu mata kuliah Kontruksi Pola
Dasar Busana, yaitu Dra. Eneng Lutfia Zahra, M.Pd yang telah mengajarkan dan
membimbing saya selama 1 semester ini. Demikian sekian dan terima kasih.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Nganjuk, 20 Desember 2021







Penulis

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. UKURAN BADAN.................................................................... 2

1.Mengambil Ukuran Badan...................................................... 3
2.Hasil Pengukuran Badan......................................................... 5
B. POLA DASAR BUSANA WANITA................................................ 8
1.Pola Dasar Busana Atas Sistem Dressmaking.............................. 9
2.Hasil Pola Dasar Wanita........................................................ 10
C. LIPIT KUP............................................................................ 13
1.Pemindahan dan Perubahan Kup............................................. 14
2.Pola Pemindahan dan Perubahan Kup....................................... 16
D. ROK.....................................................................................28
1.Pengertian Rok.....................................................................29
2.Jenis Rok Berdasarkan Ukuran Panjangnya................................ 29
3.Jenis Rok Berdasarkan Silhouette............................................. 31
4.Pola Rok.............................................................................. 33
E. LENGAN............................................................................... 41
1.Pengertian Lengan................................................................ 42
2.Klasifikasi Lengan................................................................. 42
3.Pola Lengan......................................................................... 43
F.KERAH.................................................................................. 50
1.Pengertian dan Klasifikasi Kerah.............................................. 51
2.Macam-macam Kerah............................................................ 51
3.Jenis-jenis Kerah.................................................................. 52
4.Pola Kerah........................................................................... 54
G. BLUS.................................................................................... 59
1.Pengertian Blus.................................................................... 60
2.Macam-macam Blus............................................................. 60
3.Pola Blus............................................................................. 61
H. KULOT................................................................................. 68
1.Pengertian Kulot................................................................... 69
2.Pola Kulot........................................................................... 70
BAB III KESIMPULAN............................................................... 73

ii

BAB I
PENDAHULUAN

Konstruksi pola busana wanita adalah satu mata pelajaran di bidang studi Tata Busana
yang merupakan inti dari pengetahuan tentang pembuatan pola, tanpa pola, pembuatan
busana dapat dilaksanakan tetapi kup dari busana tersebut tidak akan memperlihatkan
bentuk feminin seseorang.

Menurut sejarah pakaian, asal mulanya manusia mengenakan pakaian berupa sehelai kain
berbentuk segi empat. Pada tengahnya diberi lubang untuk kepala, sehingga sehelai kain itu
dapat jatuh ke badan. Peninggalan dari bentuk pakaian tersebut sekarang dinamakan baju
kurung, tetapi bagian sisi dibentuk jahitan memanjang ke lengan dengan bentuk ketiak
membulat. Kemudian berkembang menjadi baju kaftan, yakni bagian tengah muka terbuka,
karena baju kurung (bentuk pertama) dibelah dari leher terus ke bawah. Yang sekarang
dikenal di Indonesia dengan nama baju kebaya, hanya pada kaftan mempunyai lengan
setali, sedangkan kebaya tidak: kebaya bayi mempunyai lengan setali, tetapi memakai gir.

Bentuk pakaian yang sederhana sekali ialah sehelai kain yang panjang dan dibelitbelit ke
badan, sehingga menjadi pakaian bungkus. Pada masa kini masih terlihat pakaian semacam
itu seperti pakaian sari dari India dan kain panjang dari Indonesia.

“Pattern” atau "pola", dalam bidang jahitmenjahit dimaksudkan suatu potongan kain atau
potongan kertas, yang dipakai sebagai contoh untuk membuat baju, ketika bahan
digunting. Potongan kain atau kertas tersebut mengikuti ukuran bentuk badan tertentu.
Fungsi pola ini sangat penting artinya bagi seseorang yang ingin menjahit pakaian dengan
bentuk serasi mengikuti lekuk-lekuk tubuh, serta membuat potongan-potongan lain,
dengan bermacam-macam model yang dikehendaki.

1

BAB II
PEMBAHASAN

A

UKURAN
BADAN

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 2

1. Mengambil Ukuran Badan

Untuk menggambar pola konstruksi dengan sistem apapun yang dipilih, memerlukan
berbagai macam ukuran badan. Jenis ukuran yang diperlukan serta cara mengambil
ukuran pada tiap sistem atau metode konstruksi pola busana mempunyai kekhususan
masing-masing.

Berikut ini adalah cara mengambil ukuran badan wanita yang dibutuhkan dalam
pembuatan pola dasar badan wanita dan contoh ukuran standar. Ikatlah seutas tali ban
(petar ban) atau ban elastic kecil pada pinggan sebagai batas badan atas dan bawah.

1. Lingkar Leher (LL)
Diukur sekeliling batas leher, dengan meletakkan jari telunjuk di lekuk leher.

2. Lingkar Badan (LB)
Diukur sekeliling badan atas yang terbesar, melalui puncak dada, ketiak, letak pita ukur
pada badan belakang harus datar dari ketik sampai ketiak lainnya. Diukur pas, lalu
ditambah 4 cm, atau diselakan 4 jari.

3. Lingkar Pinggang (LP)
Diukur sekeliling pinggang, pas dahulu, kemudian ditambah 1 cm, atau diselakan 1 jari.
Untuk pinggang ban rok dan slack boleh dikurangi 1 cm.

4. Lingkar Panggul (LPa)
Diukur sekeliling badan bawah yang terbesar dengan pita ukur datar. Diukur pas,
kemudian ditambah 4 cm atau diselakan 4 jari.

5. Tinggi Panggul (TPa)
Diukur dari bawah ban petar pinggang sampai dibawah ban petar di panggul.

6. Panjang pungung (PP)
Diukur dari tulang leher yang menonjol ditengah belakang lurus kebawah sampai dengan
ban petar bagian bawah.

7. Lebar Punggung (LP)
Diukur 9 cm dibawah tulang leher yang menonjol atau pertengahan jarak bahu terendah
dan ketiak dari batas lengan kiri sampai batas lengan kanan.

8. Panjang Sisi (PS)
Diukur dari batas ketiak ke bawah ban petar pinggang dikurangi 2 atau 3 cm.

3

9. Lebar Muka (LM)
Diukur pada 5 cm di bawah lekuk leher atau pertengahan jarak bahu terendah dan ketiak
dari batas lengan kanan sampai dengan batas lengan kiri.
10. Panjang Muka (PM)
Diukur dari lekuk leher ditengah muka ke bawah sampai di bawah ban petar pinggang.
11. Tinggi Dada (TD)
Diukur dari bawah ban petar pinggang, tegak lurus ke atas sampai di puncak buah dada.
12. Panjang Bahu (PB)
Diukur pada jurusan di belakang daun telinga dari batas leher ke puncak lengan, atau
bahu yang terendah.
13. Ukuran Uji (UU)
Disebut juga ukuran control. Diukur dari tengah muka di bawah ban petar serong melalui
puncak buah dada ke puncak lengan terus serong ke belakang sampai tengah belakang
pada bawah ban petar.
14. Lingkar Lubang Lengan (LLL)
Diukur sekeliling lubang lengan, pas dahulu kemudian ditambah 2 cm untuk lubang
lengan tanpa lengan, dan di tambah 4 cm untuk lubang lengan yang akan di pasangkan
lengan.
15. Panjang Lengan Blus (PLB)
Diukur dari puncak lengan terus ke bawah lengan sampai melewati tulang pergelangan
tangan yang menonjol.
16. Lebar Dada (LD)
Diukur jarak dari kedua puncak buah dada. Ukuran ini tidak digunakan untuk
konstruksi pola, hanya untuk ukuran pemeriksa.

4

2
hasil

Pengukuran
Badan

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 5

1. Lingkar Leher (LL) = 44 cm 7. Lebar Punggung (LP) = 40 cm

2. Lingkar Badan (LB) = 112 cm 8. Panjang Sisi (PS) = 19 cm

3. Lingkar Pinggang (LP) = 102 cm 9. Lebar Muka (LM) = 34 cm

4. Lingkar Panggul (LPa) = 116 cm 10. Panjang Muka (PM) = 34 cm

5. Tinggi Panggul (TPa) = 17 cm 11. Tinggi Dada (TD) = 16 cm

6. Panjang pungung (PP) = 37 cm 12. Panjang Bahu (PB) = 12 cm

6

13. Ukuran Uji (UU) = 45 cm/ 45 cm













14. Lingkar Lubang Lengan (LLL) = 50 cm













15. Panjang Lengan Blus (PLB) = 50 cm













16. Lebar Dada (LD) = 39 cm











7

B
POLA
DASAR
BADAN
wanita

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 8

1. POLA DASAR BADAN ATAS SISTEM DRESSMAKING
Pola dasar baju dapat didefinisikan sebagai prototipe bagian-bagian pakaian yang

memiliki peran cukup penting dalam dunia jahit menjahit. Supaya busana yang
didapatkan nantinya lebih sesuai dengan bentuk tubuh si pemakai, sebuah pola
hendaknya harus digambar dengan benar berdasarkan ukuran badan. Tanpa
adanya pola sebuah pakaian sebenarnya bisa saja dibuat. Tetapi untuk
mendapatkan hasil yang maksimal dan sesuai desain yang diharapkan alangkah
lebih baik jika sebuah pakain di pola dasar terlebih dahulu supaya lebih nyaman saat
dipakai,lebih menarik untuk dilihat dan bernilai tinggi

Sistem Dressmaking
Metode dressmaking merupakan metode membuat pola baju yang berasal dari
Jepang. Pola dressmaking menjadi salah satu jenis pola dasar konstruksi datar yang
mempunyai lebih dari satu kupnad dimana lipit kupnya berada pada bagian sisi dan
pinggang. Pola dressmaking sangat sesuai dikenakan untuk orang yag memiliki
bentuk kurus maupin tubuh sedang karena lipit kupnya bisa ditempatkan dimana
saja sesuai kebutuhan. Tapi metode ini kurang sesuai untuk orang yang
berpayudara besar karena ruang untuk payudara kurang.

9

2

hasil

POLA DASAR
BADAN WANITA

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 10

Pola Dasar Badan Wanita Sistem Praktis

"Skala 1 : 4"

11

Keterangan Pola Dasar
Badan Wanita Sistem Praktis

"Skala 1 : 4"

12

C

LIPIT KUP

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 13

1. PEMINDAHAN DAN PERUBAHAN KUP

Pengertian Lipit pantas/kupnat adalah sebuah lipatan menyudut yang dijahit dan
berfungsi untuk membentuk badan. Kupnat disebut juga dengan istilah dart, yaitu
lipatan meruncing yang dijahit dibalik pakaian untuk membentuk garis-garis
tubuh.

Setiap pola dasar yang baik mempunyai lipit kup yang cukup besar sesuai ukuran
bagian buah dada seorang wanita. Berdasarkan pola konstruksi, besar lipit kup
pada bahu terjadi karena selisih lingkar badan, lebar muka dan panjang bahu.
Wanita dengan perkembangan bentuk buah dada sesuai dengan perkembangan
lingkar badan akan dapat besar lipit kup pada bahu sesuai dengan besar bentuk
badannya.

Bila besar badan cukup berkembang, tetapi perkembangan buah dada kurang,
besar lipit kup akan kebesaran untuk buah dada yang kurang berkembang. Pada
keadaan ini besar lipit kup pada bahu, boleh ditetapkan kira-kira 7 cm.
Pemindahan lipit kup pola dasar dibagi menjadi dua golongan : Pemindahan lipit
kup pada tempat-tempat umum, yaitu pada enam tempat sekeliling tepi pola dasar
muka, menjadi tujuh dengan tempat aslinya.
1. Lipit kup jatuh pada bahu menurut pola dasar aslinya.
2. Lipit kup jatuh pada bagian yang cekung dari lubang lengan.
3. Lipit kup jatuh di sisi bawah ketiak.
4. Lipit kup jatuh di sisi dekat pinggang.
5. Lipit kup jatuh dipinggang, sebagai satu atau dua lipit kup.
6. Lipit kup jatuh di tengah muka, sebagai kerut-kerut sebagai jahitan bentuk huruf
T dan sebaliknya.
7. Lipit kup jatuh di garis leher sebagai kerut-kerut dan sebagai dua lipit kup.

14

Pemindahan lipit kup pola dasar dalam garis hias. Garis hias yang berupa jahitan
pada desain busana dapat dibagi dalam 4 kelompok , yaitu

1.Garis hias pas dada, bila ada di dada dan garis pas bahu, bila dekat bahu.
2.Garis hias princess, garis potongan vertikal yang jalan lurus dari bahu ke bawah

melalui puncak buah dada, atau dari tengah lubang lengan melengkung melalui
puncak buah dada terus ke bawah pinggang. Bila potongan garis princess tidak
melalui puncak buah dada, umumnya nampak lipit kup kecil dari garis princess
menuju ke puncak buah dada.
3.Garis hias empire, garis potongan melintang di bawah buah dada kurang lebih 8
cm. Umumnya dari garis empire ini ada lipit kup kecil menuju ke puncak buah
dada, berupa lipit kup biasa dengan macam-macam variasi arah atau dirancang
sebagai kerut-kerut. Supaya garis empire jatuhnya tepat dan pas badan, maka
pada sisi garis potongan empire dikurangi 1 cm. Pada pemindahan lipit yang
berbentuk kerut-kerut, pada leher, pada pas bahu dan garis empire harus ada
perbaikan garis yang akan dikerut. Ada yang dikurangi dan ada yang ditambah
supaya jatuhnya kerut-kerut tidak gelembung atau tertarik.
4.Garis hias bervariasi dari garis hias pas dada atau bahu dengan garis hias
princess atau dengan garis hias empire.

Cara memindahkan lipit kup pola dasar kedalam garis hias prinsipnya sama
dengan memindahkan pada empat-tempat umum. Lipit kup asli pada bahu ditutup,
lipit kup pada pinggang juga ditutup, kalu pada desain tidak nampak lipit kup pada
pinggang. Setelah lipit kup asli ditutup bentuk pola dasar menjadi lekum.

Pada lekum pola dasar ini garis-garis hias yang ada pada model atau desain
digambar menurut perbandingan. Kemudian garis-garis dari model yang telah
digambar digunting, sehingga pola menjadi beberapa bagian. Pada bagian yang
tidak dapat diletakkan datar dicari potongan menuju ke puncak buah dada, sehingga
semua bagian dari pola dasar yang telah terpisah dapat diletakkan datar pada kain

15

2

POLA

Pemindahan
dan

Perubahan Lipit Kup

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 16

1. PEMKEINTDEMAHPAANT LIPIT KUP
UMUM

1) KUP DIATAS PINGGANG 5 CM

2) PINDAH BSIASHIUPINDAH KE

17

1. PEMKEINTDEMAHPAANT LIPIT KUP
UMUM

3) 1/2 ATAU 1/3 KERUNG LENGAN

4) MENURUT MODEL

18

1. PEMKEINTDEMAHPAANT LIPIT KUP
UMUM

5) TENGAH DADA "T" TERBALIK

6) TENGAH DADA "T" TEGAK

19

2. PEKMEDINADLAAHMANKELRUIPTIATNKUP

20

3. PGEAMRIINSDHAIHAAESNMPPRLIIRINPECITESKSUDP APNADA

1) GARIS HIAS PRINCESS

2) GARIS HIAS EMPIRE

21

4. TUGAS 1 PADA PPT

1. PECAHPPROINLACEGSASRIS HIAS

22

2. PECAH POLA GARIS HIAS EMPIRE

23

1. PGRAIRNICSESHISAS 5. TUGAS 2 PADA PPT

24

2. GEAMRPISIRHEIAS

25

3.DGIAARGIOSNHAILAS

26

4. GKEARRIUSTAHNIAS

27

D

ROK

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 28

1. pengertian ROK
Rok bagian busana yang dipakai mulai dari pinggang ke bawah atau kaki,

menggunakan ukuran lingkar pinggang, tinggi panggul dan panjang rok. Untuk
membuat rok, diperlukan pola, yaitu pola rok depan dan belakang.

Rok merupakan salah satu busana bagian bawah (bottom) yang dibuat pas
badan, dikerut,dilipit atau dikembangkan yang terpisah dari bagian atas badan
(blus)atau disambungkan (dijahit)dengan bagian atas busana (Ariyanto (2003:157).
Menurut Soekarno(2009:49) rok adalahbentuk atau jenis pakaian wanitayang
dikenakan pada bagian bawahuntuk menutupi perut,pinggul, paha, dan sebagian
kaki. Rok dapat dibuat dalam berbagai model dan digunakandalam berbagai
macam kesempatan. Berdasarkan beberapa pendapat diatas pengertian rok
adalah jenis pakaian wanita yang dikenakan pada bagian bawah tubuh
untukmenutupi perut, pinggul,paha, dan sebagiankaki yang dapat terpisah atau
disambung dengan bagian atas busana.

2. Jenis rok berdasarkan ukuran panjangnya
1. Rok Micro, yaitu rok yang panjangnya hanya cukup menutupi panggul/batas
pangkal paha

2. Rok Mini, yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan paha atau sekitar 10
cm diatas lutut.

29

3. Rok knee/kini, yaitu rok yang panjangnya sampai lutut.
4. Rok midi, yaitu rok yang panjangnya sampai pertengahan betis.
5. Rok maxi, yaitu rok yang panjangnya sampai mata kaki.

30

6. Rok Floor, yaitu rok yang panjangnya sampai menyentuh lantai.

3. jenias rok Berdasarkan silhouette dan pelebaran bawah
rok

1. Rok span merupakan model rok wanita yang bagian sisi bawahnya dimasukkan 2
sampai 5 cm ke dalam sehingga terlihat kecil ke bawah. Sedangkan pada rok semi
span bagian sisinya dibuat lurus ke bawah atau bagian bawah sama besarnya
dengan bagian panggul.

2. Rok pias artinya lembar, jadi dikenal rok pias 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan seterusnya
tergantung jumlahnya lembar yang ada pada rok tersebut.

31

3. Rok lingkar Yaitu rok yang bagian bawahnya berbentuk lingkaran. Rok
lingkar terdiri dari rok ½ lingkar dan rok lingkar penuh.

4. Rok kerut Yaitu rok yang memiliki kerutan di pinggang.

5. Rok lipit Yaitu rok yang mempunyai garis-garis lurus dari pinggang ke bawah.
Dari arah jatuhnya lipit, maka dikenal ciri-ciri jatuhnya lipit-lipit tersebut dengan
istilah :

Lipit pipih, yaitu satu lipatan menghadap kearah tertentu, kiri atau kanan.
Bila ada beberapa lipit pipih yang jatuhnya kesatu arah, disebut rok lipit pipih
searah. Jika lipitnya tidak dilipat terus kebawah maka rok tersebut dinamakan
rok lipit bebas.
Lipit hadap, yaitu dua lipit pipih yang berhadapan, misalnya pada pola rok
lipit hadap pada tengah muka dan tengah belakang.
Lipit sungkup, yaitu dua lipit pipih yang bertentangan arah

32

4

Pola

ROK

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 33

Pola Dasar Rok

"Skala 1 : 4"

34

KeteDraasnagranRokPola

35

Pola Rok Span

(Bagian bawah rok masuk 3 cm)

"Skala 1 : 4"

36

Pola Rok Lipit Sungkup

"Skala 1 : 4"

37

Pola Rok Lipit Hadap

"Skala 1 : 4"

38

Pola LRinogkkaSreatenngah

"Skala 1 : 6"

39

Pola Rok Lingkaran

"Skala 1 : 6"

40

E

LENGAN

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 41

1. Pengertian Lengan
Lengan merupakan hal yang pentingpada pakaian setelahbagian badan. Lengan

merupakan bagian dari busana yang berfungsi untuk melindungi tangan dari cuaca
panas maupun dingin, menutupibagian ketiak h9ngga pangkal lengan,dan
memperindah busana serta memanipulasi bentuk tubuh.

2. Klasifikasi Lengan
Lengan dibagi menjadi 2 , yaitu :
1. Lengan pasang, yaitu lengan yang terpisah dengan bagian badan (dipasangkan
dengan dijahit) , misalnya:
• lengan lonceng( bagian bawah melebar)
• lengan bishop( bagian bawah besar/berkerut dengan manset atau bis)
• lengan puff/ balon ( bagian atas dan bawah berkerut)
• lengan kop (bagian atas berkerut badian bawah mengecil)
• Lengan tulip dll.

2. Lengan setali, adalah lengan yang menyatu dengan badan (seluruhnya atau
sebagian) dibagi menjadi dua yaitu :
- Lengan setali dengan sebagian badan (lengan raglan), yaitu lengan yang tidak
mempunyai kampuh lubang lengan, tetapi ada jahitan serong dari garis leher
menuju ke lubang lengan. Garis sambungan serong ini disebut garis raglan.
Berdasarkan pembuatannya, lengan raglan dibagi menjadi dua yaitu cara jepang
dan cara eropa.
- Lengan setali dengan seluruh badan (lengan kimono), yaitu lengan yang
digunting bersatu dengan badan, sehingga tidak ada jahitan pada lubang lengan.

42

3
Pola

LENGAN

BY MOCH. ISMAIL GADING PAMBUDI 43

Pola Dasar Lengan

"Skala 1 : 4"

44

Pola Lengan Balon

"Skala 1 : 4"

45

Pola Lengan Kop

"Skala 1 : 4"

46

Pola Lengan Lonceng dan Bishop

"Skala 1 : 4"

47


Click to View FlipBook Version