KONSEP NILAI, MORAL
DAN NORMA
MODUL PPKN
WENI NOVITASARI, S.Pd 4/20/21 Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan
MODUL
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
KONSEP NILAI, MORAL DAN NORMA
Penulis:
WENI NOVITASARI, S.Pd
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2020
i
DAFTAR ISI
Daftar isi ………………………………………………………................... i
A. Pendahuluan ……………………………………………………………. 3
B. Capaian Pembelajaran …………………………………………………. 4
C. Sub-Capaian Pembelajaran …………………………………………….. 4
D. Uraian Materi ………………………………………………………….. 5
E. Forum Diskusi………………..………………………………………… 34
F. Rangkuman….………………..………………………………………… 35
G. Tes Formatif ………………….. ………………………………………. 36
H. Daftar Pustaka …………………………………………………………. 43
I. Kunci Jawaban Tes Formatif ................................ …..………………….. 43
ii
A. Pendahuluan
Pendidikan merupakan salah satu penunjang dalam aspek kehidupan,
pendidikan juga berperan aktif dalam memajukan dan mecerdaskan anak bangsa.
Pendidik wajib melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi secara teratur
untuk mengetahui perkembangan siswa dalam proses pendidikannya. Melalui tahapan-
tahapan tersebut, diharapkan proses pendidikan dapat berlangsung dengan baik sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan harus diterapkan sebagai proses pengembangan nilai moral dan
norma dalam diri individu melalui proses melibatkan peserta didik dalam proses
pendidikan yang merupakan bagian dari proses kebudayaan bangsa indonesia,
selanjutnya dapat ditekankan pula bahwa proses pembudayaan harus menuju kearah
kemajuan persatuan Indonesia yang menjunjung tinggi kebhinekaan. Sebagai guru
yang profesional, sudah seharusnya melaksanakan peran sebagai guru yang tidak
hanya mengajar saja tetapi guru juga memperhatikan dan mampu menerapkan nilai,
norma, dan moral yang ada di dalam dirinya dan peserta didik.
Kegiatan belajar dalam modul ini akan membahas tentang materi konsep Nilai,
Moral dan Norma. Karena permasalahan tentang nilai, moral dan norma sudah sangat
sering kita temui di kehidupan sehari-hari, kemungkinan besar peserta didik akan
cepat memahami maksud dan tujuan pembelajarannya. Hanya saja yang masih
menimbulkan tanda tanya adalah bagaimana nanti mengkaitkannya dengan model
Pembelajaran Berbasis Masalah ( Problem Based Learning ).
Persoalan konsep nilai, moral, dan norma sering sekali menjadi bahan
pembicaraan atau diskusi di masyarakat baik yang berkaitan dengan konsep,
penerapan dalam kehidupan bermasyarakat, maupun kasus-kasus pelanggaran
terhadap nilai, moral, dan norma itu sendiri. Oleh karena itu, sudah seharusnya para
siswa melalui guru-guru sebagai pendidik, dikenalkan sedari dini tentang konsep nilai,
moral, dan norma, agar peserta didik mengetahui dan sadar akan pentingnya hal
tersebut.
3
Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda akan diajak untuk mengkaji dan
menganalisis beberapa materi yang berkaitan dengan Konsep Nilai, Moral, Norma,
hukum dan peraturan serta aplikasinya dalam pembelajaran di SD, diantaranya:
1. Makna Nilai, Moral dan Norma
2. Nilai, Moral dan Norma dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
3. Keterkaitan antara Nilai, Moral dan Norma terhadap lingkungan belajar peserta didik
4. Berbagai contoh kasus pelanggaran Nilai, Moral dan Norma di masyarakat
B. Capaian Pembelajaran
Menguasai teori dan aplikasi mencakup muatan materi lima mata pelajaran
pokok di SD yang salah satunya adalah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
yang terdiri atas Hak Asasi Manusia; Persatuan dan Kesatuan Dalam Keberagaman
Masyarakat Multikultur; Konsep Nilai, Moral, dan Norma; Pancasila; serta
Kewarganegaraan Global; termasuk advance materials secara bermakna yang dapat
menjelaskan aspek “apa” (konten), “mengapa” (filosofi), dan “bagaimana”
(penerapan) dalam kehidupan sehari-hari”
C. Sub-Capaian Pembelajaran
Selain memiliki kemampuan seperti telah disebutkan di atas, juga Anda
diharapkan memiliki penguasaan materi tentang:
1. Bahan ajar tentang konsep nilai, norma, dan moral.
2. Konsep nilai, moral, dan norma dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara
3. Upaya perlindungan terhadap nilai, moral dan norma oleh negara
4. Berbagai contoh kasus di masyarakat yang berkaitan dengan nilai, moral dan
norma
Agar anda memperoleh hasil atau memiliki kompetensi yang diharapkan dalam
mempelajari materi pembelajaran pada kegiatan belajar ini, ikutilah petunjuk belajar
berikut ini.
4
1. Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan ini sampai anda paham betul
tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari materi pada kegiatan
belajar ini.
2. Bacalah sepintas bagian demi bagian dan temukan kata-kata kunci dan kata-
kata yang anda anggap asing. Pelajarilah kata-kata tersebut dengan mencari
makna atau pengertiannya pada kamus yang anda miliki.
3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi kegiatan belajar ini melalui
pemahaman sendiri, dan lakukan sharing pendapat dengan kolega yang juga
memperdalam materi atau dengan instruktur yang ditunjuk oleh lembaga.
4. Mantapkan pemahaman anda melalui diskusi, dan menganalisis berbagai kasus
yang relevan dengan materi pada kegiatan belajar ini.
D. Uraian Materi
Konsep Nilai, Norma, dan Moral
1. Makna Nilai, Moral dan Norma
a. Makna Nilai
Pengenalan nilai dengan pengalaman nilai tidak sama pengertiannya. Bila
demikian apakah Anda tahu apa sebenarnya ‘nilai’ tersebut? Apa sebenarnya fungsi
nilai? Mungkin Anda sering melakukan penilaian atau memberikan nilai, namun
biasanya kita merasa kesulitan untuk memberikan definisi tentang nilai. Nah pada
kesempatan kegiatan belajar 3 ini, kami akan mencoba mengajak Anda untuk
menjelaskan apa sebenarnya yang dimaksud dengan nilai?
Menurut GridKids.id ( 2020 ), Nilai atau value adalah sikap manusia dalam menilai
segala sesuatu yang ada disekitarnya. Nilai dianggap penting oleh masyarakat, karena bisa
menganggap baik dan buruk dalam masyarakat, sehingga membantu kita untuk mengambil
keputusan. Selain itu, penilaian adalah suatu sikap manusia yang didorong dari aspek-aspek
yang ada di dalam diri, terdiri dari: rasio atau cipta, rasa, karsa, dan budi nurani.
Menurut Widjaja, menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan membandingkan antara
sesuatu dengan sesuatu yang lain, hingga pengembalian keputusan. Nilai atau “value” (bahasa
5
Inggris) yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi nilai, termasuk
pada salah satu kajian filsafat, yakni fisafat nilai (axiology, theory of Value) (Kaelan,
2000:174). Nilai juga biasa dimaknai harga. Namun, ketika kata tersebut dihubungkan dengan
suatu obyek atau dipersepsi dari satu sudut pandang tertentu, maka harga yang terkandung di
dalamnya memiliki tafsiran yang bermacam-macam. Menurut https://id.wikipedia.org/,
Nilai adalah alat yang menunjukkan alasan dasar bahwa "cara pelaksanaan atau keadaan akhir
tertentu lebih disukai secara sosial dibandingkan cara pelaksanaan atau keadaan akhir yang
berlawanan. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu
mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. Kenapa nilai dianggap penting?
Jawabnnya adalah karena nilai mampi mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang.
Dilansir dari https://dosensosiologi.com/, Nilai bisa dikatakan terkonsep dengan unsur
budaya serta bergantung pada waktu. Lantaran hanya sedikit nilai yang bertahan secara
universal. Pejelasan ini berhubungan erat dengan perubahan sosial yang ada di masyarakat,
misalnya mengubar aib seseorang adalah nilai yang buruk tetapi di luar itupun aib seseorang
terkait dengan berita seperti selebritis juga digemari oleh kebanyakan orang. Tetapi yang pasti,
pada umumnya setuju bahwa seseorang yang menerapkan konsep nilai berarti memperlakukan
orang lain secara adil dan memperhatikan kesejahteraan. Meski di luar itu perkembangan nilai
terjadi melalui interaksi individu dalam pengaturan arti budaya yang berbeda. Misalkan suatu
benda semakin penting, berguna, atau bermanfaat, maka akan semakin tinggi pula nilai dari
benda tersebut. Namun sebaliknya suatu benda ini memiliki banyak kegunaan, suatu benda
tidak penting, berguna atau bermanfaat, maka semakin rendah nilai dari benda tersebut. Pada
contoh nyata misalkan ‘emas’, dikatakan sebagai benda yang bernilai karena emas memiliki
banyak kegunaan; baik sebagai perhiasan, sebagai tabungan kekayaan pengganti uang, mampu
menaikkan kedudukan seseorang karena memiliki sejumlah emas dan sebagainya. Tapi
sebaliknya limbah atau sampah yang yang kurang berguna, yang hanya merusak lingkungan,
maka ia akan ditinggalkan, karena dianggap kurang bernlai.
Nilai adalah anggapan seseorang terhadap sesuatu hal yang berkarakteristik abstrak,
namun hal tersebut menjadi pedoman bagi kehidupan dalam bermasyarakat sehingga erat
kaitannya dengan tindakan sosial yang dilakukan oleh manusia kepada lingkungan sosial di
sekitarnya. Nilai dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara merupakan salah satu
6
yang dapat dijadikan sebagai alat ukur terhadap arti pentingnya suatu benda, sikap, perilaku,
perbuatan atau lainnya. Oleh karenanya nilai memiliki banyak macam dan ragamnya.
Adapun definisi nilai menurut para ahli, antara lain sebagai berikut;
1. Mulyana, pengertian Nilai adalah bagian keyakinan serta kepercyaan yang menajadi
rujukan seseorang untuk melakukan tindakan sosial kepada orang lain. Tindakan ini sendiri
didasari pada perasaan dan juga pengaruh hubungan sosial yang dijalaninya.
2. Kluckhohn, Definisi Nilai adalah konsepsi dari berbagai kumpulan keteraturan sosial yang
akan mendorong seseorang untuk mengaplikasikan beragam kegiatan-kegiatan, baik dalam
kegiatan yang berwujud negatif ataupun kegiatan yang berwujud postif.
3. Notonagoro, Arti nilai adalah sekumpulan tindakan manusia yang tersusun secara
sistematis dalam bentuk material atau nonmaterial. Dengan kegunaan sangat penting untuk
kemudian diterapkan dalam berbagai contoh kelompok sosial yang dilakukan dalam
keseharian.
Contoh lainnya juga kekerasan pada anak yang dilakukan bahkan oleh orang
tuanya sendiri.
Setelah menyimak pengertian tentang nilai dengan berbagai kriterianya, betapa
banyak ragam dan jenis nilai yang ada dalam kehidupan masyarakat. Pada bahasan
selanjutnya, Anda akan diajak untuk mengidentifikasi tentang macam-macam nilai
yang ada dalam kehidupan masyarakat. Berikut ini macam-macam nilai menurut
7
kriteria beserta contoh-contohnya di antaranya yaitu:
1) Nilai Sosial, yaitu sesuatu yang sudah melekat di masyarakat yang
berhubungan dengan sikap dan tindakan manusia di dalam lingkungannya. Arti
ini sejalan dengan sikap manusia yang tidak bisa hidup secara mandiri, perlu
pertolongan orang lain. Contoh nilai sosial misalnya saja dalam setiap tindakan
dan perilaku individu di masyarakat, selalu mendapat perhatian dan berbagai
macam penilaian, seperti mencuri bernilai buruk dan menolong bernilai baik.
2) Nilai Kebenaran, yakni nilai yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio,
budi, dan cipta). Nilai ini merupakan nilai yang mutlak di bawa sejak lahir,
oleh karena itulah banyak yang menyebutkan bahwa nilai ini adalah pandangan
yang kodrati, lantaran tuhan memberikan nilai kebenaran melalui akal pikiran
manusia. Contoh nilai kebenaran misalnya saja adanya seorang hakim yang
bertugas memberi sangsi kepada orang yang diadili. Tugas hakim sebelum
melakukan proses sakti haruslah melihat kronolgi dan telaah kasus yang
sedang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
3) Nilai Keindahan, yakni nilai yang bersumber pada unsur rasa setiap manusia,
dengan nama lain dikenal dengan “estetika”. Keindahan bersifat universal.
Semua orang memerlukan keindahan. Namun, setiap orang berbeda-beda
dalam menilai sebuah keindahan itu sendiri. Contoh nilai keindahan sendiri,
misalnya saja adanya sebuah karya seni tari merupakan suatu keindahan. Akan
tetapi, tarian yang berasal dari suatu daerah dengan daerah lainnya memiliki
keindahan yang berbeda, bergantung pada perasaan orang yang
8
memandangnya. Namun, diantara yang satu dengan orang lainnya akan
memandang keindahan pasti berbeda sesuai selera dan kemampuan mencerna
keindahan tersebut. Contoh lain, misalkan kita menilai sebuah tarian yang
bukan dari lingkungan kita, maka setiap orang akan menilai berbeda, ada yang
menyatakan indah, baik, kurang indah, kurang baik, dan sebagainya.
4) Nilai Moral, yaitu suatu sistem penilaian yang bersumber pada kehendak atau
kemauan (karsa, etik). Dengan moral, manusia dapat bergaul dengan baik
antarsesamanya. Oleh karena itulah nama lain dari jenis nilai ini sendiri dikenal
dengan nilai kebaikan. Contoh kasus mengenai nilai moral, misalnya saja
ketika seseorang berbicara dengan orang yang lebih tua dengan tutur bahasa
yang halus, merupakan etika yang tinggi nilainya. Adapun keadaan ini menjadi
ciri khas dari tatakelakuan yang harus dijalankan.
5) Nilai Agama, yakni nilai ketuhanan yang tertinggi dan mutlak. Nilai ini
bersumber pada hidayah dari Tuhan Yang Mahakuasa. Melalui nilai agama
yang seringkali dikenal dengan nilai religius, manusia mendapat petunjuk dari
Tuhan tentang cara menjalani kehidupan. Contohnya, untuk dapat berhubungan
dengan Tuhan, seseorang manusia yang beriman haruslah harus beribadah
menurut agamanya masing-masing. Semua agama menjunjung tinggi nilai
religius. Namun, tata caranya berbeda-beda. Hal ini karena setiap agama
memiliki keyakinan yang berbeda-beda.
Dari serangkaian penjelasan mengenai macam-macam nilai tersebut penting bagi kami
untuk memberikan alasan mengapa nilai sangat penting untuk dihadirkan dalam kehidupan. Salah
satunya karena nilai akan membuat seseorang terdorong untuk prilaku prilaku yang menyimpang.
Misalnya, untuk menentukan makanan yang baik bagi kesehatan tubuh, seseorang harus berdasar
pada nilai gizi dan bersih dari kuman. Namun, ada nilai lain yang masih harus dipertimbangkan
seperti halal tidaknya suatu makanan tertentu. Dengan demikian, nilai berperan dalam kehidupan
sosial sehari-hari, sehingga dapat mengatur pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat
atau dengan kata lain nilai yang paling banyak disorot akhir-akhir ini adalah nilai sosial.
Nilai-nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menganggap
9
menolong memiliki nilai baik, sedang mencuri bernilai buruk. Nilai sosial dapat memotivasi
seseorang untuk mewujudkan harapan sesuai dengan peranannya. Nilai sosial juga berfungsi
sebagai alat solidaritas dikalangan anggota kelompok masyarakat. Selain itu, nilai sosial juga
berfungsi sebagai alat pengawas (control) perilaku manusia dengan daya tekan dan daya mengikat
tertentu agar orang berperilaku sesuai dengan nilai yang dianutnya. Maka dari itu, nilai sosial
sering kali menjadi pegangan hidup oleh masyarakat luas dalam menentukan sikap dikehidupan
sehari-hari, juga menjadi nilai hidup manusia dalam berinteraksi dengan manusia lainnya.
Nilai-nilai sosial tidak diperoleh begitu saja saat ia lahir, namun dengan sistem nilai yang
diajarkan oleh orang tua kepada anaknya dengan penyesuaian sana-sini.
Nilai sosial berdasarkan ciri sosialnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu nilai dominan dan nilai
yang mendarah daging.
1) Nilai dominan Yaitu nilai yang dianggap lebih penting daripada nilai lainnya.
Contoh: Pak Romo, karena anaknya kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang
memerlukan biaya besar, membatalkan niatnya untuk membeli mobil baru.
Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut ini:
a. Banyaknya orang yang menganut nilai tersebut
Contoh: hampir semua orang/masyarakat menginginkan perubahan ke arah
perbaikan di segala bidang kehidupan, seperti bidang politik, hukum, ekonomi dan
sosial.
b. Lamanya nilai itu digunakan
Contohnya: dari dulu sampai sekarang Kota Solo dan Yogyakarta selalu
mengadakan tradisi sekaten untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
yang diadakan di alun-alun keraton dan di sekitar Masjid Agung.
c. Tinggi rendahnya usaha yang memberlakukan nilai tersebut
Contoh: menunaikan ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib
dilaksanakan umat Islam yang mampu. Oleh karena itu, umat Islam selalu berusaha
sekuat tenaga untuk dapat melaksanakannya.
d. Prestise/ kebanggaan orang-orang yang menggunakan nilai dalam masyarakat.
Contoh: memiliki anak yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi ternama
menjadi kebanggaan/ prestise tersendiri.
2) Nilai mendarah daging yaitu nilai yang telah menjadi kepribadian.
10
Biasanya nilai ini telah terisolasi sejak ia masih kecil dan apabila ia tidak melakukannya
ia merasah bersalah. Contoh: makan dengan tangan kanan, berpamitan kepada orag tua
jika hendak pergi.
Prof. Dr. Notonegoro, membagi nilai menjadi tiga macam sebagai berikut:
1. Nilai material
Nilai material adalah segala sesuatu yang berguna bagi jasmani/ unsur fisik manusia.
Sebagai contoh, batu kali. Secara materi batu kali mempunyai nilai tertentu. Hal ini
disebabkan batu kali dapat digunakan untuk membangun sebuah rumah tinggal. Nilai
yang yang terkandung dalam batu kali ini dinamakan nilai material.
2. Nilai vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk melakukan suatu
kegiatan dan aktivitas. Contoh payung. Payung mempunyai kegunaan untuk menaungi
tubuh dari air hujan. Apabila payung ini bocor maka nilai kegunaan payung menjadi
berkurang. Nilai payung oleh karena kegunaannya dinamakan nilai vital.
3. Nilai kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang berguna bagi batin (rohani) manusia. Nilai
kerohanian manusia dibedakan menjadi empat macam, yaitu: a) nilai kebenaran adalah
nilai yang bersumber pada unsur akal manusia b) nilai keindahan adalah nilai yang
bersumber pada perasaan manusia (nilai estetika) c) nilai moral (kebaikan) adalah nilai
yang bersumber pada unsur kehendak atau kemauan (karsa dan etika) d) nilai religius
adalah nilai ketuhanan yang tertinggi, yang sifatnya mutlak dan abadi.
b. Makna Moral
Moral, akhlak, etika, atau susila (Latin: Moralitas; Arab: أخلاق, akhlāq) adalah
istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang
memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia
tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga
moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit
adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral
manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang
memiliki nilai implisit karena banyak orang yang memiliki moral atau sikap amoral itu
dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-
11
sekolah dan manusia harus memiliki moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya.
Moral adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.
Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral adalah produk dari budaya dan Agama. Setiap budaya memiliki
standar moral yang berbeda-beda sesuai dengan sistem nilai yang berlaku dan telah
terbangun sejak lama.
Moral melekat pada diri manusia sebagai dorongan hati nurani, apabila
manusia tidak memiliki moral atau nilai- nilai kebaikan yang melekat sehingga
muncul istilah amoral. Moral merupakan hal mutlak yang harus dimiliki, serta melekat
pada diri manusia. Adapun untuk memahami lebih dalam mengenai moral, dalam
artikel ini akan menjelaskan pengertian moral, macam, tujuan, dan contohnya di
masyarakat. Moral merupakan hasil ciptaan yang dihasilkan dari unsur
kebudayaan dan agama. Moral berkaitan erat dengan nilai- nilai yang diajarkan agama.
Kaitannya dengan kebudayaan, dimana setiap budaya memiliki acuan moral yang
berbeda-beda berdasarkan sistem nilai sosial yang berlaku dan dikonstruksikan sejak
lama. Moral menjadi acuan secara hukum perilaku yang diterapkan kepada setiap
individu dalam bersosialisasi maupun berinteraksi dengan sesamanya sehingga terjalin
rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama.
Secara mendasar, moral bersumber dari nilai tentang sesuatu kebaikan, yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk tindakan seseorang. Sehingga suatu moral dapat
melekat erat dengan nilai dari perilaku tersebut. Di dalam kehidupan, tidak ada
perilaku seseorang yang terlepas dari peranan nilai. Proses penyadaran moral dalam
kehidupan berjalan secara berangsur-angsur, dimulai melalui interaksi sosial pada
lingkungannya dengan terdapatnya berbagai larangan, perintah, ancaman atau bahkan
celaan, serta adanya sebab- akibat yang timbul dari perbuatan seseorang mungkin
dapat meliputi sesuatu yang menyenangkan atau mungkin yang mengecewakan.
12
Pada realitas sosial, masyarakat menyadari setiap tindakan atau perbuatan yang
dilakukan itu pasti memiliki dampak pada kehidupan. Sehingga dalam hal ini,
pentingnya berpedoman pada moral dalam berinteraksi dengan orang lain di sekitar.
Pengertian Moral Menurut Para Ahli
Adapun definisi moral menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
1) Russel Swanburg, Menurut Russel Swanburg, moral bermakna sebagai suatu
pernyataan dari ide, gagasan, maupun pemikiran yang berhubungan dengan
dorongan yang menggelegak pada diri seseorang dalam bekerja dan berfungsi
sebagai aspek yang membangkitkan perilaku seseorang tersebut.
2) Elizabeth B. Hurlock, Menurut Elizabeth B. Hurlock, pengertian moral adalah
suatu tatanan kebiasaan, kebudayaan dan adat istiadat yang berlaku dari suatu
peraturan berorientasi pada perilaku yang telah menjadi kebiasaan bagi masyarakat
dalam suatu makna kebudayaan.
3) Maria J. Wantah, Menurut Maria J Wantah, pengertian moral adalah sesuatu yang
berkaitan erat dengan kemampuan dalam menentukkan nilai benar atau salah serta
baik atau buruknya suatu perilaku yang melekat pada diri setiap individu yang
hidup dalam suatu masyarakat.
4) Imam Sukardi, Menurut Imam Sukardi, pengertian moral adalah karakteristik yang
melekat sebagai sesuatu yang mengandung nilai- nilai kebaikan yang dijunjung
tinggi dalam masyarakat berdasarkan sistem nilai yang diterapkan bersama.
Masih banyak sebenarnya pendapat tentang moral dari para ahli, namun pada
prinsipnya tidak jauh berbeda dengan yang telah dikemukakan di atas. Yang dimaksud
dengan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang tindakan
manusia, mana yang baik dan wajar. Jadi sesuai dengan ukuran-ukuran tindakan yang
oleh umum diterima yang meliputi kesatuan sosial atau lingkungan tertentu. Dengan
demikian jelaslah persamaan antara etika dan moral. Namun ada pula perbedaannya,
yakni etika lebih banyak bersifat teori, sedangkan moral lebih banyak bersifat praktis.
Macam Moral
Adapun beberapa macam moral adalah sebagai berikut:
13
1) Moral Ketuhanan
Moral Ketuhanan dimaknai sebagai semua hal yang berkaitan dengan keagamaan atau
kepercayaan, sebagai macam moral yang bersifat religius bersumberkan dari ajaran agama
tertentu dan memiliki pengaruh yang relatif terhadap diri seseorang.
Moral ketuhanan dapat diwujudkan dengan beragam hal yang dijumpai dalam kehidupan,
misalnya melaksanakan ajaran agama yang dianut dengan taat. Contoh; menghargai sesama
manusia, menghargai agama atau keyakinan yang berlainan, dan hidup berdampingan
dengan rukun antar umat yang berbeda keyakinan.
2) Moral Ideologi dan Filsafat
Moral ideologi dan filsafat merupakan moral yang berhubungan dengan semangat
kebangsaan, kepatuhan serta kesetiaan kepada bangsa dan negara, dengan mencapai tujuan
yang hendak dicapai secara bersamaan.
Moral ideologi dan filsafat diwujudkan melalui, misalnya menjunjung tinggi nilai- nilai
penting dari dasar negara Indonesia yaitu Pancasila. Contoh; menolak ideologi asing atau
berasal dari luar yang mungkin saja dapat mengubah esensi dasar negara Indonesia.
3) Moral Etika dan Kesusilaan
Moral Etika dan Kesusilaan bermakna segala sesuatu yang berkaitan dengan aspek
kesopaan dan kesusilaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat pada wilayah tertentu, serta
secara meluas mengacu pada fondasi bangsa dan negara dari perspektif kebudayaan.
Moral etika dan kesusilaan diwujudkan melalui, misalnya menghargai perbedaan pendapat
dari orang yang berlainan, baik dalam hal perkataan ataupun perbuatan. Contoh;
mengucapkan salam kepada orang lain apabila berinteraksi atau berjumpa di jalan.
4) Moral Disiplin dan Hukum
Moral Disiplin dan Hukum bermakna segala sesuatu yang berkaitan dengan ketentuan pada
tata aturan secara profesional dan hukum yang berlaku di masyarakat dan juga secara
meluas mencakup negara. Moral disiplin dan hukum, dapat dicontohkan misalnya
melakukan kegiatan berdasarkan tata peraturan yang berlaku. Misalnya: selalu
menggunakan perlengkapan berkendara secara lengkap sebagai kewajiban yang harus
ditaati, serta mematuhi rambu-rambu lalu lintas ketika berkendara di jalan raya.
Tujuan Moral
Moral memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
14
• Untuk menjamin terwujudnya harkat dan martabat pada diri seseorang
Keberadaan moral salah satunya berfungsi untuk menjamin harkat dan martabat yang
melekat pada seseorang, yang kemudian dapat mewujudkan nilai- nilai kemanusiaan yang
memperhatikan aspek keadilan serta menghargai individu lain dalam kehidupan.
• Sebagai landasan manusia agar bersikap dan bertindak dengan didasari nilai- nilai
kebaikan
Keberadaan moral dapat dijadikan sebagai landasan atau acuan agar tidak bersikap semena-
mena, serta memperhatikan nilai- nilai kebaikan kepada sesama dengan beragam
perbedaan, seperti perbedaan kepentingan ataupun kebudayaan.
• Untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial antar manusia dalam kehidupan
Keberadaan moral berperan sebagai landasan kepercayaan yang ditanamkan terhadap
sesama. Selain itu dengan moral dapat mendorong rasa saling menghormati dan
menghargai, yang bertujuan untuk menciptakan keharmonisan hubungan sosial antar
manusia dalam kehidupan.
• Menciptakan kehidupan manusia lebih bahagia, baik secara rohani maupun jasmani
Dengan mengoptimalkan fungsi moral,masyarakat mematuhi segala peraturan dengan
berlandaskan pada nilai-nilai kebaikan sehingga tidak ada rasa menyesal, tekanan- tekanan,
konflik batin, dan perasaan bersalah atau berdosa karena berbuat tidak sesuai norma yang
ada.
Contoh Moral di Masyarakat
Moral dalam kehidupan masyarakat dapat dicontohkan dari berbagai sikap atau perbuatan sebagai
berikut:
Religius
15
Merupakan salah satu contoh moral yang menunjukkan sikap maupun perilaku patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, terbentuknya sikap toleran terhadap keberadaan
agama yang berlainan, serta hidup berdampingan dengan rukun antar umat agama yang berbeda
keyakinan.
Jujur
Jujur merupakan contoh moral yang didasarkan pada upaya menjadikan pribadi pada diri seseorang
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik dalam aspek perkataan, lisan maupun tindakan,
Toleransi
16
Makna toleransi menunjukkan sikap dan tindakan yang menghargai keberagaman, yaitu adanya
perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, perilaku maupun gagasan orang lain yang berbeda dari
dirinya.
Sikap Moral dalam Kehidupan sehari-hari
Sebagai penjelas untuk tindakan yang mencerminkan pengamalan atas moral ini, misalnya saja
prilaku sebagai berikut;
Ketika bertemu orang yang dikenal di tengah jalan maupun di tempat umum, Dita selalu
menyapa. Hal tersebut dilakukan Dita untuk menjaga hubungan baik dengan semua teman-
temannya. Sehingga dalam hal inilah dita memiliki moral yang baik.
Rani selalu menggunakan tangan kanan ketika makan. Tidak hanya itu, Rani juga tidak
pernah makan maupaun minum dalam keadaan berdiri, sikap ini dalam perwujutannya di
golongkan sebagai salah satu ciri moral yang mencerminkan kebaikan.
Budi tidak memotong pembicaraan antara Hani dan Gandi meskipun Budi ada keperluan
dan ingin berbicara dengan Hani. Budi menunggu sampai mereka berdua selesai berbicara,
pengalaman atas sikap ini juga mencerminkan moral.
Ketika di angkutan umum, Dewi selalu mempersilahkan orang yang lebih tua untuk duduk
di tempatnya karena tidak mendapatkan tempat duduk.
Dari berbagai penjelasan diatas dapatlah dikatakan bahwasanya moral menegaskan makna
sebagai hal-hal yang berkaitan erat dengan proses sosialisasi pada diri individu. Tanpa hadirnya
moral, individu maupun kelompok dalam kehidupan masyarakat tidak bisa melakukan proses
sosialisasi. Pada perkembangan maknanya, moral memiliki nilai tersirat dikarenakan dalam
kehidupan seringkali dijumpai orang yang memiliki moral atau juga yang memiliki sikap amoral
17
dilihat dari sudut pandang yang terbatas. Moral merupakan sifat dasar yang diajarkan sebagai
materi pembelajaran di institusi pendidikan. Di dalam kehidupan, sejatinya manusia harus memiliki
moral jika ia ingin dihormati oleh sesama yang berada di sekitarnya. Selain itu, adanya penilaian
terhadap moral yang diukur dari kebudayaan yang dikembangkan pada masyarakat setempat.
Moral dapat dibedakan ke dalam beberapa macam, meliputi Moral Ketuhanan, Moral Ideologi dan
Filsafat, Moral Etika dan Kesusilaan, Moral Disiplin dan Hukum.
c. Makna Norma
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), norma adalah aturan atau
ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Di mana sebagai
panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima. Dilansir
Encyclopaedia Britannica (2015), norma disebut juga norma sosial, aturan atau
standar perilaku yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok sosial.
Norma dapat diinternalisasi, yaitu dimasukan ke dalam individu sehingga ada
kepatuhan tanpa imbalan atau hukuman eksternal. Mereka dapat ditegakkan dengan
sanksi positif atau negatif dari luar. Norma lebih spesifik daripada nilai atau cita-cita.
Kejujuran adalah nilai umum, tetapi aturan yang mendefinisikan perilaku jujur dalam
situasi tertentu adalah norma. Ada dua aliran pemikiran tentang mengapa orang
menyesuaikan diri dengan norma. Sekolah fungsionalis sosiologi menyatakan bahwa
norma-norma mencerminkan konsensus, sistem nilai bersama yang dikembangkan
melalui sosialisasi. Sementara itu sekolah konflik berpendapat bahwa norma adalah
mekanisme untuk menangani masalah sosial yang berulang.
Ada beberapa jenis-jenis norma yang ada di masyarakat, yakni:
1. Norma agama
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), norma
agama menjadi pedoman hidup manusia yang sumbernya dari Tuhan Yang Maha
Esa. Isinya itu berupa perintah, ajaran, dan larangan. Perintah adalah suatu
perbuatan yang harus dilakukan atau dikerjakan. Larangan adalah suatu perbuatan
yang tidak bisa dilakukan atau harus dihindari. Sementara sanksi adalah akibat atau
hukuman yang diberikan kepada orang yang melanggar aturan atau norma. Sanksi
untuk norma agama itu berupa dosa dengan balasannya di akhirat kelak.
18
2. Norma kesusilaan
Norma kesusilaan bersumber dari hati nurani manusia. Norma tersebut mendorong
manusia untuk berbuat baik dan mencegah manusia untuk melakukan perbuatan buruk.
Untuk sanksinya berupa penyesalan, dicemoh, dan dikucilkan masyarakat.
3. Norma kesopanan
Norma kesopanan sumbernya berasal dari pergaulan manusia. Norma tersebut didasari
oleh beberapa hal, seperti kebiasaan, kepatutan, kepantasan yang berlaku dalam
masyarakat. Sanksi yang diterima dalam norma kesopanaan umumnya celaan atau
ejekan dari orang lain. Itu akan membuat seseorang yang melanggar menjadi malu.
4. Norma hukum
Pada norma hukum sumber asalnya dari negara atau pemerintah dalam undang-
undang. Norma hukum memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan dalam
pergaulan hidup di masyarakat. Norma hukum juga sebagai pelengkap norma-norma
lain dengan sanksi tegas dan nyata. Sanksinya itu tegas, memaksa dan mengikat,
seperti penjara dan denda.
d. Fungsi norma
Norma memiliki peran penting di lingkungan masyarakat. Karena jika tidak ada
norma, maka akan terjadi kekacauan, keributan, atau kerusuhan. Pentingnya norma
dimasyarakat disebabkan karena norma tersebut mempunyai fungsi berikut ini:
Dapat menciptakan kehidupan di masyarakat menjadi aman dan tertib
Bisa mencegah terjadinya benturan kepentingan di masyarakat
Memberi petunjuk atau pedoman bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan
dimasyarakat
Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku
Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat.
2. Kedudukan Nilai, Moral, dan Norma
Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dengan nilai, moral dan norma.
Bahkan persoalan kehidupan manusia terjadi ketika tidak ada lagi peran nilai, moral
19
dan norma dalam kehidupan. Nilai-nilai menjadi landasan sangat penting yang
mengatur semua perilaku manusia. Nilai menjadi sumber kekuatan dalam menegakkan
suatu ketertiban dan keteraturan sosial. Demikian hal, moral sebagai landasan perilaku
manusia yang menjadikan kehidupan berjalan dalam norma-norma kehidupan yang
humanis-religius.
Peran nilai, moral maupun norma menjadi bagian penting bagi proses
pembentukan karakter suatu bangsa. Pada dasarnya manusia dalam kehidupannya
tidak bisa hidup dengan seenaknya sendiri, karena dalam kehidupan masyarakat
terdapat berbagai aturan, dimana aturan-aturan tersebut sesuai dengan norma-norma
dan nilai-nilai yang sesuai dengan kaidah yang berlaku di masyarakat. Sehingga
manusia atau individu yang memiliki moral yang baik, dapat bertindak dan
berperilaku sesuai dengan norma- norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
Dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat nilai berfungsi:
1. Menyumbangkan perangkat norma sosial yang dapat menetapkan
kedudukan pada kelompok masyarakat.
2. Mengarahkan anggota masyarakat dalam berpikir dan bertingkah laku.
Karena masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan bertingkah laku
yang terbaik.
3. Sebagai alat pengawas atau kontrol perilaku manusia.
Suhartono (2006), secara filosofis menjelaskan bahwa pendidikan adalah
persoalan tentang sistem proses perubahan menuju pendewasaan, pematangan atau
pen cer-dasan tiga potensi kejiwaan manusia yaitu rasa, cipta dan karsa. Karena itu,
ruang lingkup pendidikan mencakup tiga hal yaitu: 1) pencerdasan spiritual,
menumbuhkan kesadaran tentang asal-mula, tujuan, dan eksistensi kehidupan, 2)
pencerdasan intelektual, membina kemampuan akal agar mampu memecahkan
setiap persoalan yang muncul di sepanjang kehidupan, 3) pencerdasan moral,
membimbing setiap perilaku agar selalu bernilai bagi tujuan kehidupan. Jika
pendidikan berhasil membina ketiga kecerdasan tersebut, maka seorang individu
menjadi terdidik. Orang yang terdidik memiliki kesadaran tentang dari mana asal
20
mula dan tujuan kehidupan. Berdasar kesadaran itu, manusia harus kreatif dan
produktif dalam menjalani kehidupan dan mau bersikap dan berperilaku adil di
sepanjang hidupnya. Jadi nilai-nilai moral dan etika perlu ditanamkan di dunia
pendidikan dan dikembangkan di dalam kehidupan sosial pada umumnya. Sebagai
sistem, masyarakat seharusnya berkharakteristik mendidik agar dinamika sosial
berkembang menurut dorongan moral (hati nurani individual) dan nilai -nilai etika.
Karena, dengan jiwa mendidik berarti setiap pihak bermoral belajar, dan hanya
dengan belajar suatu kemajuan dapat diraih.
Ada tiga komponen moral dan etika bermasyarakat yang perlu dibina untuk
dikembangkan secara berkelanjutan. Pertama, kesadaran moral. Fakta
membuktikan bahwa potensi individual bersifat terbatas. Padahal eksistensi
kehidupan manusia terarah pada suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
manusia wajib mempertahankan dan mengembangkan eksistensi kehidupannya itu.
Atas keterbatasannya itu, mendorong munculnya suatu kesadaran moral setiap
individu untuk membangun kehidupan bermasyarakat. Sadar akan segala
keterbatasannya, mereka memadukan keberagaman potensi individual yang mereka
miliki dalam bentuk sistem kerja-sama, sehingga menjadi satu kekuatan sosial untu
k mencapai tujuan kesejahteraan umum. Adapun kesejahteraan umum bukan hanya
berlaku secara kolektif saja, melainkan juga bagi seluruh individu anggotanya. Jadi,
kesadaran moral mendorong terbentuknya suatu keterikatan sosial dalam bentuk
kerja sama dalam kehidupan bermasyarakat. Atas kesadaran moral itulah kemudian
berfungsi menjadi satu wawasan bagi seluruh individu dalam bermasyarakat.
Kedua, kreativitas dalam reproduksi. Wawasan sosial tersebut, selanjutnya
mendorong kehidupan bermasyarakat untuk meningk atkan kreativitas dan
produktivitas. Kreativitas kehidupan suatu masyarakat sangat ditentukan oleh
lapisan sosial golongan tengah (middle class). Golongan ini adalah kaum intelektual
yang berkompeten dalam teori dan sistem pemberdayaan IPTEK. Atas kompeten
sinya itu, mereka bersinergi dalam berkreativitas untuk meningkatkan produksi
pangan, sandang, papan, dan alat perlengkapan hidup lainnya. Jadi, atas potensi
kreatifnya itu, kehidupan masyarakat menjadi lebih lebih maju, kreatif, produktif,
dan mandiri di masa depan, sehingga, bukan menjadi masyarakat bergantung,
21
melainkan masyarakat otonom yang mampu mengelola kehidupan atas kemampuan
sendiri. Ketiga, pengendalian perilaku dalam berproduksi. Teknologi dan
perindustrian, memiliki kekuatan pelipat-gandaan dalam berproduksi, tetapi perlu
diingat bahwa kharakteristik berproduksi seperti itu, berakibat eksploratif dan
eksploitatif terhadap sumber daya alam, sehingga ekosistem bisa terancam. Untuk
itu, di dalam kehidupan bermasyarakat baik pada taraf individual maupun
kelembagaan sosial secara moral dan etika bertanggung -jawab atas perilaku
berproduksi. Secara moral dan etika, tujuan meningkatkan produktivitas tidak ada
lain kecuali untuk mewujudkan kesejahteraan umum bagi totalitas kemasyarakatan.
Bukan berproduksi dengan cara menguras habis sumber daya alam, tetapi menurut
azas keadilan ( renewable). Jadi, kesadaran moral yang kuat mendorong kreativitas
untuk berproduksi secara terkendali menurut norma-norma etika ke arah
terbentuknya kehidupan masyarakat berkeadilan. Oleh sebab itu, tiga pilar moralitas
dan etika tersebut wajib ditanam dibina dan dikembangkan di dalam diri setiap
individu melalui pendidikan keluarga, pendidikan sekolah dan pendidikan
bermasyarakat. Jika berhasil, maka konflik kepentingan antara paham
individualisme dan kolektivisme justru menjadi energi sosial untuk mendorong
pertumbuhan kehidupan masyarakat berkeadilan. Di dalam masyarakat berkeadilan,
setiap individu mendapat keleluasaan berdinamika untuk mengoptimalkan potensi
dirinya menjadi seorang individu berkepribadian ideal. Sebaliknya, dengan
demikian otomatis masyarakat menemukan jati dirinya yaitu sebagai suatu sistem
manajemen sosial.
Secara sederhana dapat kita simpulkan tentang kedudukan nilai, moral,
serta norma sebagai berikut :
1) Nilai adalah standar atau kriteria bertindak, kriteria keindahan, kriteria
kebermanfaatan, ketidak-bermanfaatan, atau disebut pula harga yang diakui oleh
seseorang dan oleh karena itu orang berupaya menjunjung tinggi untuk
memeliharanya. Melalui pendidikan terintegrasi antara ketiga kajian nilai, moral
dan norma, setidaknya mampu mengurangi kesenjangan standar atau kriteria di
dalam diri peserta didik.
2) Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber interaksi dengan
22
manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku
di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, begitu juga
sebaliknya. Moral mengarahkan pelaku moral untuk memiliki keprihatinan,
tanpa pandang bulu terhadap kepentingan setiap orang yang terkena oleh apa
yang dilakukan beserta implikasinya.
3) norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat. Di mana sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang
sesuai dan berterima. Norma akan berkembang seiring dengan kesepakatan-
kesepakatan sosial masyarakatnya.
Pada akhirnya nilai, moral, norma, serta kaidah masyarakat lainnya merupakan
hal yang sangat penting, yang memberikan jalan, pedoman, tolok ukur dan acuan
untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang akan dilakukan dalam berbagai
situasi dan kondisi tertentu dalam memberikan pelayanan profesi atau keahliannya
masing-masing.
Nilai, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Bernegara
1. Nilai, Moral dan Norma dalam Pengembangan Komitmen Bela Negara
Secara kodrat manusia dilahirkan ke bumi ini sebagai makhluk sosial (Zoon
Politicon). Dari sekian banyak kebutuhan manusia tak satu pun yang dapat terpenuhi
sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu, salah satu upaya yang dilakukan
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya manusia adalah membangun suatu
wadah tempat mereka berlindung yang dinamakan Negara. Begitu pula secara
otomatis mereka menjadi anggota dari organisasi tersebut dari keanggotaan mereka
dalam organisasi Negara, kitasebut “Warga Negara”.
Menurut Wuryan (2008) “Warga Negara ialah mereka yang berdasarkan
hukum merupakan anggota dari suatu negara”. Mereka yang tidak termasuk Warga
Negara disebut orang asing (bukan warga negara). Dari rumusan tersebut dapat
disimpulkan bahwa dapat dikatakan sebagai Warga Negara maka seseorang harus
dinyatakan secara legal (sah) menjadi Warga Negara. Sedangkan menurut pasal 26
ayat 1 dan 2 yang menjadi WNI adalah sebagai berikut:
23
1. Orang – orang bangsa Indonesia asli.
2. Orang – orang bangsa lain yang disahkan dengan undang – undang sebagai
warga Negara Indonesia.
Orang - orang bangsa Indonesia asli adalah orang – orang yang dilahirkan oleh
orang tua yang berasal dari seluruh wilayah Indonesia yang tersebar dari Sabang
sampai Merauke.Sedangkan orang–orang bangsa lain adalah orang–orang peranakan
yang bertempat kedudukan di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan
bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia. Warga Negara Republik yang
terdiri dari beraneka ragam suku, bangsa, agama, dan keyakinan, budaya dan adat
istiadat, memerlukan adanya kesadaran yang cukup tinggi dalam hubungannya sesama
warga Negara. Oleh karena itu perlu adanya penanaman dan membiasakan sikap yang
berlandaskan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari – hari sangat perlu dari
usia dini dalam rangka pembinaan dan pembentukan pribadi warga Negara. Dengan
pembentukan sikap yang berlandaskan nilai – nilai pancasila maka akan terbentuklah
warga Negara yang baik.
Ciri – ciri warga Negara yang baik antara lain:
1. Patriotik
2. Loyal terhadap bangsa dan Negara
3. Toleran beragama
4. Demokratis
Apabila sebagai warga Negara Indonesia tidak ditanamkan pembentukan sikap
dan nilai yang baik maka akan menimbulkan dampak negatif seperti kenakalan
remaja. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa lembaga pendidikan (sekolah)
berperan penting dalam penanaman nilai dan pembentukan sikap seseorang. Mengapa
penanaman nilai dalam rangka pembentukan sikap warga Negara perlu diterapkan
dalam kehidupan sehari – hari karena kecerdasan yang tinggi tanpa dibarengi
moralitas yang baik, mungkin akan berbahaya bagi diri dan umat manusia. Bagaimana
manusia bersikap, dan melakukan perbuatan lahir dan batin sebagai dorongan
kehendak yang didasarkan atas putusan akal, rasa, dan kehendak sikap, perkataan dan
24
perbuatan tersebut senantiasa diarahkan kepada kebenarandan kebaikan. Pada diri
manusia harus selalu ada kemampuan untuk menyelenggarakan kerjasama akal, rasa,
dan kehendak itu dalam hubungan kesatuan, akal ialah yang memberikan pengetahuan
tentang perbuatan bagaimana yang harus dilakukan, rasa yang mengujinya dengan
berpedoman kepada hasratnya sendiri, sedangkan kehendaklah yang menentukan sikap
akan dilakukan atau tidaknya.
Landasan utama yang dijadikan pedoman tuntunan menjadi warga negara:
1. Landasan Idiil Pancasila
2. Landasan Struktural
3. Landasan Operasional
Keterkaitan antara nilai, moral, dan norma yang diterima warga negara terhadap
negara amat kuat. Negara tidak akan menjadi baik tanpa didukung oleh warga Negara-
warga Negara yang baik, yakni warga Negara yang tahu akan hak kewajibannya sesuai
dengan nilai, moral dan norma yang ada. Cerminan nilai, moral, dan norma yang hidup
dalam masyarakat sebagai warga Negara dalam budaya.
Bagi manusia nilai dijadikan sebagai landasan, alasan atau motivasi dalam bersikap
dan bertingkah laku, baik disadari maupun tidak. Proses terbentuknya nilai, etika, moral,
norma, dan hukum dalam masyarakat dan negara merupakan proses yang berjalan melalui
suatu kebiasaan untuk berbuat baik, suatu disposisi batin yang tertanam karena dilatihkan,
suatu kesiapsediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam
membantu kita untuk hidup secara benar. Salah satu cara mekanisme yang dapat
membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, moral,
dan etika.
Dalam hubungannya antara nilai dan moral merupakan dua hal yang sangat erat.
Nilai moral berkaitan dengan perilaku manusia tentang hal baik buruk. Moral juga bisa
dikatakan sebagai perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. Apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
25
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan masyarakatnya,
maka orang itu dinilai mempunyai moral yang baik, begitu juga sebaliknya. Jadi
disimpulkan moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang mengatur
kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai pengendali yang
mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.
Dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat moral berfungsi, yaitu:
a. Mengingatkan manusia untuk melakukan kebaikan demi diri sendiri dan
sesama sebagai bagian masyarakat.
b. Menarik perhatian pada permasalahan moral yang kurang di tanggapi.
c. Dapat menjadi penarik perhatian manusia pada gejala pembiasaan emosional.
Hubungan manusia sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat
tidak bisa terlepas dari nilai, moral, norma dan kaidah-kaidah masyarakat lainnya
adalah suatu hal yang saling berkaitan dan saling menunjang. Sebagai warga negara
kita perlu mempelajari, menghayati dan melaksanakan dengan ikhlas mengenai nilai,
moral, dan hukum agar terjadi keselarasan dan harmoni kehidupan.
Beberapa unsur nilai moral yang dapat kita telaah terkandung dalam
pelaksanaan bela Negara antara lain sebagai berikut :
a. Cinta Tanah Air
Penjelasan nilai, moral dan norma terkait dengan cinta tanah air dalam
hubungannya dengan komitmen pengembangan bela negara, mengandung makna
bahwa setiap orang harus mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan
siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Indikator cinta tanah air meliputi:
1) menjaga tanah dan lingkungan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
2) bangga sebagai bangsa Indonesia
3) menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia
4) memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia
5) mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.
26
b. Kesadaran Berbangsa & bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara diartikan sebagai kesadaran sadar
sebagai warga bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap, dan
kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian bangsa.
Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi :
1) memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat.
2) melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
3) mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya.
4) berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia.
5) berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
Yakin terhadap Pancasila sebagai Negara dan kesediaan mempertahankannya.
Keyakinan terhadap Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai
tujuan nasional. Rasa yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan
menumbuhkan kesadaran:
1) yang didasari pada Pancasila,
2) pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia,
3) bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
negara bangsa Indonesia akan tetap jaya,
4) setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat,
5) Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi
ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.
Indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi :
1) memahami nilai-nilai dalamPancasila.
2) mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
3) menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia
4) senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
27
5) setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
c. Rela berkorban untuk bangsa & negara
Rela berkorban untuk bangsa dan Negara, yakni bersedia
mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum
sehingga pada saatnya nanti siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan
bangsa dan negara. Indikator rela berkorban bagi bangsa dan negara meliputi :
1) bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara.
2) siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
3) memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara.
4) memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya.
5) mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan/atau golongan.
d. Memiliki kemampuan dan kemauan awal terhadap bela Negara
Kemampuan awal bela Negara baik sebagai warga dewasa, sedang sekolah,
atau lainnya meliputi hal-hal sebagai berikut :
1) secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri,
tahan uji, pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai
tujuan nasional;
2) secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani
yang dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:
1) memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan dalam
menghadapi tantangan dan hambatan yang berkaitan dengan negara.
2) senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya sebagai warga negara .
3) ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan dan hambatan yang
dihadapi negara .
28
4) terus membina kemampuan jasmani dan rohan untuk mampu memberikan
yang terbaik bagi Negara
5) memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.
Beberapa bentuk bela Negara yang dapat kita lakukan sebagai warga
masyarakat sebagai wujud cinta kita kita kepada negaranya, antara lain :
1. Melestarikan budaya yang ada di lingkungan masayarakat dimana kita
bertempat tinggal dan berkembang ke wilayah yang lebih luas.
2. Belajar dengan rajin bagi pelajar untuk meraih ilmu sebaik mungkin untuk
menyongsong masa depan yang lebih baik.
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan masyarakat dan negara
4. Mencintai dan bangga menggunakan produk-produk dalam negeri
Berikut beberapa kasus yang berkaitan dengan konsep nilai, moral dan norma yang terjadi di
masyarakat :
1. Pelecehan Seksual
Seorang pria di Aceh dihukum cambuk akibat melakukan pelecehan seksual dengan anak di bawah umur
Tindakan pelecehan seksual sudah tidak aneh lagi dan sudah banyak terjadi dimana-mana di
kantor, supermarket, tempat wisata, mall, dan angkutan umum. Terjadinya pelecehan seksual bisa
dipicu oleh cara berpakaian seseorang, apalagi sekarang ini pergaulan anak muda sudah semakin
bebas dalam cara berpakaian dan bergaul, maka dari itu tidak aneh sekarang ini banyak perempuan
yang berpakaian senonoh. Ironisnya korban pelecehan seksual itu tidak hanya perempuan normal
29
akan tetapi sering juga perempuan penyandang cacat mendapatkan perlakuan pelecehan itu.
Tindakan pelecehan seksual yang terjadi merupakan suatu masalah yang memerlukan perhatian
khusus pemerintah karena hal ini berkaitan dengan moralitas para generasi bangsa. Dalam hal ini
pengadilan yang merupakan instansi atau lembaga yang menangani masalah hukum perlu
memberikan sanksi pada seseorang yang melakukan tindak pidana terutama pelaku kejahatan
seksual untuk itu pengadilan perlu memberikan sanksi terhadap pelaku pelecehan seksual dengan
seadil-adilnya
Kejahatan seksual menimbulkan banyak akibat negatif, apalagi jika korbannya adalah anak
yang masih membutuhkan waktu tumbuh dan berkembang. Tindak kekerasan tersebut pasti akan
sangat membekas dan meninggalkan efek yang lama baik secara fisik maupun mental. Adapun
dampak dari kejahatan seksual adalah:
• Penderitaan secara psikologis, seperti merasa tidak lagi berharga akibat kehilangan kesucian
dimata keluarga, teman, dan masyarakat, penderitaan psikologis lainnya dapat berupa
kegelisahan, kehilangan kepercayaan diri, tidak ceria, sering menutup diri, tumbuh rasa
benci dan curiga berlebihan terhadap pihak lain hingga pikiran bunuh diri.
• Kemungkinan terjadinya kehamilan. Hal ini dapat berakibat fatal karena anak yang
dilahirkan nantinya tidak memiliki kejelasan statusnya baik secara yuridis maupun norma
keagamaan.
• Penderitaan fisik, artinya akibat kekerasan seksual akan menimbulkan luka pada diri
korban. Luka ini tidak hanya dibagian kelamin yang robek, namun kemungkinan juga
adanya organ tubuh lain yang mengalami kekerasan fisik saat kekerasan seksual itu terjadi
pada korban.
• Korban yang dihadapkan dengan situasi sulit dapat saja terjerumus dalam dunia yang salah,
mulai dari adanya rasa dendam, dia ingin orang lain merasakan apa yang dirasakannya
sehingga dia jadi pelaku ataupun korban bisa terjerumus kedunia prostitusi.
2. Pencemaran Nama Baik
Di era digital seperti saat ini, kasus pencemaran nama baik banyak sekali ditemukan,
khususnya melalui media sosial ataupun media digital lainnya. Pada artikel kali ini, Libera
akan menjelaskan lebih detail mengenai hukum dan kasus pencemaran nama baik melalui
media digital. unsur dari pencemaran nama baik secara umum, yaitu:
30
a) Pertama, tindak pidana dalam pencemaran nama baik merupakan delik pidana
aduan. Pencemaran nama baik masuk ke dalam kategori delik aduan karena
penilaian terhadap tindakan pencemaran nama baik sangat bergantung pada pihak
yang diserang nama baiknya. Tindak pidana pencemaran nama baik hanya dapat
diproses oleh pihak berwenang jika terdapat pengaduan dari korban pencemaran.
b) Kedua, pencemaran nama baik dilakukan melalui penyebaran informasi. Artinya,
dalam suatu konten terdapat substansi yang berisi pencemaran yang disebarluaskan
kepada umum atau dilakukan di depan umum oleh pelaku.
3. Perilaku Bullying
Bullying adalah istilah dalam bahasa Inggris, yang baru marak belakangan ini,
karena dampaknya luar biasa banyak anak remaja bunuh diri karenanya. Dampak terkecil
adalah malas sekolah, prestasi akademik menurun dan menjadikan anak rendah diri dan
uring-uringan. Menurut pakar bullying yang tergabung dalam asosiasi perkumpulan
stop bullying di Australia, “bullying is someone hurts and deliberately to another person
more than once.” Maksudnya bullying adalah: suatu tindakan menyakiti dari seseorang
kepada orang lain dengan sengaja, yang dilakukan lebih dari sekali. Berbeda dengan
tindakan agresif lain yang melibatkan serangan yang dilakukan hanya dalam satu kali
kesempatan dan dalam waktu pendek. Bullying biasanya terjadi secara berkelanjutan dalam
jangka waktu yang cukup lama, sehingga korbannya terus menerus berada dalam keadaan
cemas dan terintimidasi.
31
Nah, secara pengalaman penulis pada saat kelas 6 SD, pernah dibully satu angkatan dan
rasanya sangat menyakitkan. Dan itu masih membekas di hati penulis sampai sekarang. Waktu
itu, dibully melalui cara verbal. Dan waktu di SMP, Tuhan mengirimkan pertolongan dengan
cara bersabar dan kuat menghadapi bullying. Sehingga, penulis mempunyai banyak teman
hingga sekarang. Jadi, berdasarkan pengalaman penulis ada 5 cara untuk mengatasi bullying di
sekolah, yaitu :
• Buktikan kalau kita itu lebih hebat dari mereka. Setiap manusia pasti lemah. Tetapi, di mata
pembully kita memang lemah. Sesungguhnya, jika kita memiliki kelebihan, kita bisa
membuktikan kalau kita lebih hebat daripada mereka. Misalnya, pintar matematika, jago
bulutangkis, dan lain-lain. Dengan begitu, mereka akan sadar kalau mereka sesungguhnya
mempunyai kelemahan.
• Usaha bangkit dari diri sendiri. Jika kita ingin bebas dari bullying, semuanya dimulai dari
diri sendiri. Mengapa? Sebab jika kita tidak mencari cara untuk bangkit dari bullying
tersebut, kita akan terus dikekang oleh orang yang menyakiti diri kita. Jika kita tidak bisa
meakukannya, siapa lagi yang ingin menolong kita? Ada benarnya juga, jika kita ingin
bebas dari bullying, kita perlu seorang teman. Tetapi, lebih baik kita bangkit dari bullying
dari inisiatif diri sendiri.
• Berani melaporkannya ke orang tua atau guru. Jika kita dibully, lebih baik minta bantuan
kepada orang tua atau guru. Agar, kita bisa terbuka apa yang terjadi dengan diri kita. Jangan
menutupi apa yang terjadi dengan diri kita. Karena itu hanya akan memperburuk masalah
dan membuat kita menjadi takut bergaul dengan orang lain. Lebih baik terbuka dengan
32
orang yang kita percaya seperti guru, orang tua, atau sahabat curhat kita.
• Jangan mencoba mengakhiri hidup. Ini sangat penting! Jangan mencoba mengakhiri hidup.
Mengapa? Sudah mendapatkan dosa, mengecewakan orang tua, dan pembully itu puas
dengan apa yang dilakukan oleh diri kita sendiri. Jadi, jangan mencoba mengakhiri hidup.
Selesaikan dengan cara yang baik dan berkonsultasi dengan orang yang kita percaya agar
kita mendapatkan jalan keluar untuk mengatasi masalah yang kita alami.
• Berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berdoalah kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
diberi kesabaran dalam menghadapi masalah. Tuhan menopang kita. Tuhan melihat apa
yang mereka perbuat. Tuhan juga akan memberi mereka hukuman yang setimpal dengan
kita. Tuhan mengasihi kita agar kita bisa melewati masalah dan membuat kita tersenyum.
33
Forum Diskusi
Setelah Anda mempelajari Kegiatan Belajar 3 tentang konsep Nilai, Moral, dan
Norma, diskusikan bersama peserta PPG lainnya melalui fasilitas daring pada slot
forum diskusi terkait berikut :
1.
Apa yang terlintas di benak anda setelah melihat gambar ini? Dan apa kaitannya
terhadap nilai, moral dan norma ?
2. bagaimana kita mengetahui nilai yang kita tanam sudah membentuk perilaku dan
karakter positif pada anak? karena ketika nanti anak masuk ke lingkungan sekitar yang
memiliki karakter dan perilaku yang berbeda dengan anak tersebut membuatnya merasa
minder karena berbeda dengan yang lain dan harus beradaptasi terhadap lingkungan.
Bagaimana kita dapat memastikan bahwa nilai yang kita tanam tidak berubah menjadi
kurang baik
3. Nilai akan membantu anak untuk beradaptasi, dari contoh memakai seragam yang
berbeda akan merasa out of group, bagaimana menurut pandangan bu Ira untuk orang tua
yang sudah menanamkan anak-anaknya sedari kecil bahwa "different is GOOD" dan
"berbeda" harus dalam artian yang positif bukan negatif. sehingga anak akan tidak mudah
terbawa arus (anti mainstream). Bagaiman pendapat Anda?
4. Ketika nilai mengakar begitu kuat, ada kemungkinan ketika anak menemui orang dgn
nilai yg berbeda maka akan direspon dengan konforntatif. Begitupun jika dia melakukan
kesalahan yang bertentangan dgn nilai yang dianutnya sehingga ia menjadi kecewa pada
diri sendiri bahkan merasa diri tidak berharga. Bagaimana penanaman nilai spy anak tidak
tumbuh menjadi pribadi demikian?
34
E. Rangkuman
1. Nilai adalah suatu kenyataan yang tersembunyi dibalik kenyataan-kenyataan
lainnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan
(motivator) sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem merupakan
salah satu wujud kebudayaan di samping system sosial dan karya.
2. Nilai bukanlah benda atau materi. Nilai adalah standar atau kriteria
bertindak, kriteria keindahan, kriteria kebermanfaatan, ketidakbermanfaatan, atau
disebut pula harga yang diakui oleh seseorang dan oleh karena itu orang
berupaya berjunjung tinggi untuk memeliharanya. Nilai tidak dapat dilihat
secara konkrit melainkan tercermin dalam pertimbangan harga yang khusus
yang diakui oleh individu. Oleh karena itu, ketika seseorang menyatakan
bahwa sesuatu itu bernilai maka seyogyanya ada argumen-argumen baik dan
tidak baiknya.
3. Moral merupakan ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut
tingkah laku/ucapan dan perbuatan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia,
apabila yang dilakukan seseorang tersebut sesuai dengan nilai rasa yang berlaku di
masyarakat tersebut dan dapat diterima serta menyenangkan lingkungan
masyarakatnya, maka orang itu dinilai memiliki moral yang baik, demikian pula
sebaliknya.
4. Masyarakat memiliki peranan penting bagi pembangunan moral anak. Pembinaan
tidak akan bias berpengaruh bila tidak didukung dengan lingkungan yang baik.
Kita bias saksikan, banyak anak-anak bermoral baik pasti mereka berada pada
lingkungan yang baik, demikian sebaliknya. Karena itulah orang tua, lembaga
pendidikan, dan lingkungan harus mengenalkan lingkungan yang baik kepada anak
sebagai pendidikan anak secara langsung maupun tidak langsung. Banyak macam
ragam moral yang hidup dan berlaku pada sustu masyarakat, dan berbeda antara
moral yang hidup pada masyarakat yang satu dengan masyarakat lainnya.
35
5. Norma berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Norm” yang artinya patokan, pokok
kaidah, atau pedoman, baik tertulis maupun tidak tertulis. Namun ada yang
menyatakan bahwa istilah norma berasal dari bahasa latin “Mos” yang merupakan
bentuk jamak dari kata mores, yang memiliki arti kebiasaan, tata kelakuan, atau
adat istiadat. Biasanya norma berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu,
misalnya etnis atau Negara tertentu. Namun, ada juga norma yang sifatnya
universal dan berlaku bagi semua manusia. Oleh karenanya bagi individu atau
kelompok masyarakat yang melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat
tersebut, maka akan dikenakan sanksi yang berlaku. Dengan kata lain, norma
memiliki kekuatan dan sifatnya memaksa.
6. Beberapa ciri yang melekat pada norma yang ada dalam masyarakat setelah
menyimak karekteristik yang dikemukakan di atas, antara lain :
➢ Pada umumnya norma tidak tertulis, kecuali Norma Hukum.
➢ Norma bersifat mengikatdan terdapat sanksi di dalamnya.
➢ Norma merupakan kesepakatan bersama anggota masyarakat.
➢ Anggota masyarakat wajib menaati norma yang berlaku.
➢ Anggota masayarakat yang melanggar norma dikenakan sanksi.
➢ Norma dapat mengalami perubahan sesuai perkembangan masyarakat.
7. Dalam kaitannya dengan pembinaan warga Negara yang baik yang tahu akan hak
dan kewajibannya, maka pada dasarnya nilai, moral dan norma saling
berhubungan. Dimana seseorag dalam bersosialisasi di dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara berperilaku sesuai dengan nilai, moral,
dan norma yang ada dan berlaku di masyarakat.
8. Pancasila sebagai sumber nilai, moral, norma, dan kaidah-kaidah lainnya, memiliki
peranan yang strategis dalam membina warga Negara yang baik, mau
melaksanakan hak dan kewajiban dalam berbagai bidang kehidupan
kemasyarakatan lainnya. Melalui pendidikan yang diselenggarakan baik dalam
keluarga, sekolah, maupun masyarakat merupakan salah satu bentuk pewarisan
nilai, moral, dan norma yang sangat efektif.
36
F. Tes Formatif
Pilih alternatif jawaban yang dianggap paling benar.
1. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, betapa banyak nilai
dalam masyarakat. Nilai-nilai ini merupakan sesuatu yang berharga dalam
kehidupan. Oleh karenanya setiap orang menjaga secara baik setiap nilai yang
mereka harapkan. Misalnya sesorang berharap terjaminnya nilai sosial, nilai
kebenaran,nilai keindahan, nilai moral, maupun nilai agama yang mereka anut
masing-masing. Nilai moral sebenarnya ….
A. Nilai yang bersumber dari unsur rasa yang terdapat pada setiap diri manusia,
dan biasa disebut dengan nilai estetika.
B. Nilai yang bersumber dari nilai-nilai ketuhanan yang tersimpan dalam ajaran
agama dan dianggap nilai yang paling tinggi disbanding yang lainnya.
C. Nilai yang besumber dari kehendak atau kemauan, dengan nilai ini manusia
dapat bergaul dengan baik diantara sesama manusia lainnya.
D. Nilai yang melakat pada masyarakat berkaitan dengan sikap dan tindakan
manusia nilai ini menjadi ciri bahwa manusia tidak dapat hidup mandiri.
E. Nilai yang bersumber dari akal manusia. Nilai ini mutlak dibawa sejak lahir.
Oleh karenanya ada yang menyatakan nilai ini merupakan kodrat dari Tuhan.
2. Kita mengenal nilai vital, dan setiap orang pasti membutuhkan dan
mempertahankannya. Tanpa nilai vital, seseorang tidak mampu mempertahankan
hidupnya dalam masyarakat. Yang kita fahami bahwa nilai vital ini merupakan
…..
A. Nilai sosial yang berguna bagi memenuhi kebutuhan rohani atau spiritual
manusia yang sifatnya lebih universal atau umum.
B. Nilai sosial yang berguna bagi aktivitas atau kegiatan manusia dalam
menjalankan kehidupannya sehari-hari.
37
C. Nilai sosial yang berguna bagi jasmani manusia, termasuk benda-benda nyata
yang dapat dimanfaatka bagi pemenuhan kebutuhan fisik.
D. Merupakan nilai ketuhanan yang mengandung satu keyakinan atau
kepercayaan oleh manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
E. Nilai yang berkaitan dengan perasaan dan jiwa keindahan manusia, atau sering
juga disebut sebagai nilai estetika.
3. Moral memiliki arti sangat luas, ada yang menyatakan sebagai aturan kesusilaan
berkaitan dengan benar, salah, baik, maupun buruk, dan ada lagi pernyataan yang
pada dasarnya menuju pada ati yang sama. Oleh karenanya moral hendaknya…..
A. Menjadi alat untuk mengukur kadar berguna atau tidak berguna bagi
kehidupan masyarakat
B. Menjadi alat perilaku yang mengacu pada kehendak pribadi atau kehendak
sekelompok orang yang berkepentingan.
C. Sebagai akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial, atau menyangkut hukum
atau adat kebiasaan yang mengatur tingkah laku.
D. Berhubungan dengan apa yang benar dan salah dalam perilaku individu,
dianggap benar dan baik oleh individu sendiri.
E. Ajaran tentang sesuatu yang berguna bagi seseorang tidak untuk yang lainnya
dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Perkembangan moral seorang anak manusia berkaitan erat dengan perkembangan
kognitifnya. Oleh karenanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara tuntutan untuk mampu menampilkan moral terbaik sebagai warga
Negara merupakan tututan yang tidak terhindarkan. Hal ini sangat berkaitan erat
dengan hal di bawah ini, kecuali ….
A. Pembinaan warga negara yang baik yang tahu akan hak dan kewajibannya
dalam berbagai aspek kehidupan.
38
B. Pencitraan dalam aspek kehidupan untuk dapat dihargai oleh anggota
masyarakat lainnya.
C. Menciptakan masyarakat yang seimbang dalam memenuhi kebutuhan
kehidupannya sebagai warga Negara maupun warga masyarakat.
D. Membentuk masyarakat yang memiliki nilai moral tanggung jawab terhadap
diri maupun lingkungannya.
E. Mampu menjunjung norma-norma yang ada dalam kehidupan bermasyarakat
dan beregara.
5. Dalam berinteraksi dan bersosialisasi menusia membutuhkan kontak atau
hubungan dengan manusia lainnya. Harmonisasi hubungan antara manusia denga
lainnya membutuhkan aturan atau ketentuan yang disebut dengan norma. Soerjono
Soekanto mengartikan sebagai ketentuan atau ….
A. Sebuah harapan atau aturan masyarakat yang akan memandu perilaku dari
anggota didalamnya.
B. Merupakan gambaran dari apa yang diinginkan itu merupakan suatu yang
pantas atau baik sehingga atau baik.
C. Merupakan sebuah perintah yang anonym dan tidak personal.
D. Sebagai perangkat dalam masyarakat agar hubungan terjalin baik.
E. Sebagai sebuah petunjuk atau aturan dalam hidup yang mampu memberikan
acuan perbuatan yang harus dilakukan atau dihindari.
6. Norma yang mengatur hidup dan kehidupan manusia dilihat dari daya pengikatnya
terhadap kehidupan sosial di masyarakat dapat berupa : cara (usage), Tata
kelakuan (mores), adat istiadat (custom), Hukum (law), dan norma mode atau
norma fashion. Yang dimaksud dengan norma mode atau norma fashion adalah
A. Norma yang lahir dari adanya kehadiran gaya dan cara anggota masyarakat
yang cenderung berubah, bersifat baru dan diikuti masyarakat.
39
B. Tata kelakuan yang terintegrasi kemudian menjadi kuat keberadaannya dengan
pola perilaku masyarakat dan terus meningkat sehingga menjadi kebiasaan.
C. Kebiasaan yang tidak semata-mata dianggap sebagai suatu cara dalam suatu
cara berperilaku, namun dapat diterima sebagai norma pengatur.
D. Mengacu pada bentuk perbuatan-perbuatan yang lebih menonjolkan pada
hubungan yang terjadi antar individu.
E. Merupakan sebuah ketentuan hukum dalam mengatur individu di lingkungan
masyarakat baik tertulis maupun tidak tertulis dilengkapi denga sanksi.
7. Tiap hubungan mengandung nilai, moral, dan norma, yakni tidak ada hubungan
sosial yang terlepas tanpa hubungan susila. Hubungan sosial ini ada yang bersifat
sosial horizontal, dan sosial vertical. Keua hubungan ini bila dilakukansecara
benar akan menghasilkan keharmonisan kehidupan. Hubungan sosial vertikal
merupakan bentuk hubungan .….
A. yang bersifat pribadi antara individu dengan tuhannya, bersifat transendental
atau hubungan rohaniah.
B. yang terjadi antara sesama antar manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
C. yang dilakukan antar sesama manusia dalam memenuhi kebutuhan hajat
hidupnya.
D. pribadi sesama manusia dengan tuhannya yang bersifat alamiah sebagai
mahluk tuhan.
E. antara Negara dan warga Negara dalam hubungannya dengan hak
kewajibannya.
8. Penerapan secara nyata tentang nilai, moral, dan norma serta kaidah-kaidah
masyarakat lainnya dalam kehidupan setidaknya memiliki dua alasan pokok, bagi
….
A. Kepentingan Negara dan kepentingan kemanan Negara
40
B. Kepentingan Negara dan kepentingan pemerintahan Negara
C. Kepentingan dirinya sendiri sebagai individu dan kepentingan stabilitas
kehidupan masyarakat.
D. Kepentingan tiap-tiap individu berdasarkan kepentingannya dan kepentingan
Negara sebagai individu.
E. Kepentingan stabilitas masyarakat sebagai warga Negara terhadap negaranya
dalam menjalankan hak dan kewajibannya.
9. Pendidikan merupakan salah satu upaya pewarisan nilai, moral, norma, dan
kaidah-kaidah masyarakat lainnya. Pancasila sebagai sumber nilai, moral dan
norma bagi warga masyarakat Indonesia yang harus diwariskan kepada setiap
warga Negara merupakan kewajiban Negara. Ini meruapakan amanah dari
pembukaan UUD NRI tahun 1945 ….
A. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 3
B. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 1
C. Pembukaan UUD NRI tahun 1945 alinea 4
D. Beberapa pasal UUD NRI tahun 1945 terutama pasal 29
10. Hubungan antara nilai, moral, dan norma, serta kaidah-kaidah kemasyarakatan
lainnya baik berkaitan dengan hak atau kewajiban, diantaranya kewajiban setiap
warga Negara terhadap negaranya melalui kewajiban Bela Negara. Hak dan
kewajiban ini dimaksudkan …...
A. untuk menangkal setiap rongrongan dari Negara asing yang akan merugikan
Negara Indonesia.
B. untuk menangkal gangguan yang hanya ada dan mengganggu keamanan
Negara dan masyarakat.
C. untuk menangkal setiap gangguan dan ancaman baik dari negar asing maupun
yang ada dalam wilayah Negara sendiri.
41
D. untuk mewajibkan seluruh lapisan masyarakat dalam mewujudkan pertahanan
diseluruh lapisan masyarakat
E. untuk menjadikan. seluruh kekuatan baik militer, kepolisian, maupun
masyarakat menjadi kekuatan militer
42
G. Daftar Pustaka
Bertens, K. (2004). Etika. Jakarta. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Darmadi, Hamid. (2007). Dasar Konsep Pendidikan Moral, Landasan Konsep Dasar
dan Implementasinya. Bandung. Penerbit Alfabeta.
Haricahyono, Cheppy. (1995). Dimensi-Dimensi Pendidikan Moral.: IKIP Semarang
Press.
Mulyana, Rohmat. (2004). Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung. Penerbit
Alfabeta.
Makalah. 2015, Konsep, nilai, norma, dan moral dalam pkn,
https://pecintamakalah.blogspot.com/2015/11/konsep-nilai-norma-dan-moral-
dalam-pkn.html, (di akses 14 Maret 2021).
Nafi’ah, Muslikhatun. 2014, KONSEP, NILAI, NORMA, DAN MORAL,
https://muslikhatunnafiah.blogspot.com/2014/09/konsep-nilai-norma-dan-
moral.html, (di akses 16 April 2021).
Sulfemi, Wahyu Bagja. (2019). Menanggulangi Prilaku Bullying Di Sekolah. Bogor :
Visi Nusantara Maju.
Wuryan, Sri dan Syaifullah. (2008). Ilmu Kewarganegaraan (Civics). Bandung:
Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
43
H. Kunci Jawaban Kegiatan Belajar 3
1. C 6. A
2. B 7. A
3. C 8. C
4. B 9. C.
5. D 10. E
44