1.4.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 1.4
Yudi Supriadi, S. Pd
Calon Guru Penggerak Angkatan 7
Kab. Bandung Barat
Buatlah sebuah kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-
konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi,
keyakinan sekolah/kelas, segitiga restitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan Nasional Ki
Hadjar Dewantara, Nilai dan Peran Guru Penggerak, serta Visi Guru Penggerak.
Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: "menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat
mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat
memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”
Nilai guru penggerak ada 5 poin diantaranya Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada Murid.
Peran Guru Penggerak ada 5:
1. Menjadi pemimpin pembelajaran
2. Menggerakkan komunitas praktis
3. Menjadi coach guru lain
4. Mendorong kolaborasi antar guru
5. Mewujudkan kepemimpinan murid
Visi Guru Penggerak: Mewujudkan Peserta Didik yang Agamis, Berakhlak Mulia, Disiplin, dan Berprestasi
Materi Penerapan Budaya Positif
Filosofi Pendidikan Nasional KHD Menciptakan situasi pembelajaran dikelas
yang aman, nyaman dan bahagia. Membuat
keyakinan kelas Murid merdeka belajar
sesuai dengan kodrat anak, kodrat alam dan
kodrat zaman.
Nilai dan Peran Guru Penggerak Menjadi guru yang Mandiri, Reflektif,
Kolaboratif, Inovatif dan Berpihak pada
Murid selama proses pembelajaran dikelas
dan penguatan karakter di sekolah.
Mendorong kolaborasi antar guru dalam
membuat modul ajar dan media
pembelajaran saat guru tersebut akan di
supervisi kelas. Mewujudkan
kepemimpinan murid dengan Menuntun
murid untuk belajar menjadi ketua
kelompok dalam merencanakan saat ada
kegiatan diskusi dan presentasi kelas.
Visi Guru Penggerak Membuat visi guru penggerak yang
memuat Profil Pelajar Pancasila
Jika dikaitkan dengan budaya positif maka dalam setiap materi sudah memuat konsep inti budaya positif yang intinya semua tindakan
berpihak pada murid.
Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Anda atas keseluruhan materi Modul Budaya Positif ini dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep inti yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: disiplin positif, teori
kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dan segitiga
restitusi. Adakah hal-hal yang menarik untuk Anda dan di luar dugaan?
Saya mulai paham dengan konsep-konsep disiplin positif, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas dan segitiga
restitusi apalagi setelah diskusi di ruang kolaborasi dan presentasi kelompok membahas kasus-kasus yang disodorkan dalam LMS.
Banyak sekali hal yang menarik dalam modul kali ini, banyak istilah-istilah baru dan ilmu baru yang saya terima dan menguatkan
pengalaman yang saya alami.
Perubahan apa yang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupun sekolah Anda setelah
mempelajari modul ini?
Setelah mempelajari modul ini saya mulai paham tentang keyakinan kelas, merubah istilah dari aturan atau kesepakatan kelas menjadi
keyakinan kelas dan pentingnya melibatkan seluruh murid untuk membuat keyakinan kelas.
Mengetahui kebutuhan dasar murid itu berbeda sehingga bisa memenuhi kebutuhanya dengan cara yang positif. Dengan mengetahui
lima posisi kontrol saya mengevaluasi apa yang telah saya kerjakan saya berada di posisi mana, dan saya pun ingin terus belajar supaya
berada di posisi manajer dan bisa menghadapi dan menyelasaikan masalah yang terjadi dengan tahapan restitusi.
Pengalaman seperti apakah yang pernah Anda alami terkait penerapan konsep-konsep inti dalam modul Budaya Positif baik di
lingkup kelas maupun sekolah Anda?
Pengalaman saya dalam menggunakan konsep-konsep inti budaya positif salah satunya saat saya memotivasi anak di kelas untuk
mentaati tata tertib sekolah agar terhindar dari sanksi/hukuman, memotivasi anak untuk berani menjawab atau berpendapat saat belajar
agar mendapatkan penghargaan atau nilai dari guru.
Menurut Anda, terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, hal apa sajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu
diperbaiki?
hal yang sudah baik sudah mulai munculnya motivasi pada murid untuk melaksanakan budaya positif sesuai dengan nilai-nilai kebajikan.
Yang perlu diperbaiki adalah bagaimana langkah guru dalam menanamkan nilai kepada murid bahwa mereka melakukan disiplin positif
untuk menghargai dirinya sendiri dan orang lain, bukan untuk menghindari hukuman atau mendaptkan penghargaan.
Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling
sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Anda saat itu? Setelah mempelajari modul ini, posisi apa yang Anda pakai, dan
bagaimana perasaan Anda sekarang? Apa perbedaannya?
saya sering memposisikan diri sebagai penghukum dan pemantau. Menurut saya saat itu bahwa dengan memberikan hukuman saat murid
melanggar kesepakatan adalah cara yang paling efektif dalam menangani kasus indisipliner, harapan saya mereka tidak mengulanginya
kembali. Tapi ternyata terulang lagi dan lagi. Setelah mempelajari modul 1.4 mulai sekarang dan ke depannya saya ingin menjadikan
peran saya sebagai seorang manager dalam menyelesaikan masalah murid. Sekarang saya merasa lebih bisa mengontrol emosi dan
bahagia karena bisa membimbing siswa agar dapat menemukan solusi sendiri atas permasalahan mereka. Perbedaan yang paling
mencolok adalah dari segi emosi guru dan respon murid.
Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda?
Jika iya, tahap mana yang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya?
Saya pernah menerapkan segitiga restitusi, Posisi saya di validasi tindakan yang salah. Ada seorang murid sedang di tegur namun dengan
nada suara yang tinggi oleh guru lain karena saya gak tega lihatnya saya bilang ke guru tersebut biar sama saya tangani, kemudian saya
ajak anak tersebut untuk ikut bersama saya, kemudian saya tanya, “apa yang sudah kamu lakukan” dia menjawab “cairan sanitizernya
tumpah, tapi bukan sama saya”, Kapan? “barusan pak, Kenapa kamu melakukan itu? Bukan sama saya pak, saya disuruh ngelempar,
Kamu tahu itu salah? Ya, pak, Kenapa? Karena sudah merusak fasilitas sekolah. Terus kalau tahu salah, kamu harus bagaimana? Minta
maaf pak, dan tidak akan mengulangi lagi. Terus kenapa tadi kamu ditegur dengan suara keras? Bapak lihat kamu kurang sopan saat
diajak bicara? Benar seperti itu? Kalaupun kamu gak bersalah, tapi tetap saja jika bicara sama orang yang usianya lebih tua, siapapun
itu, kamu harus bicara yang sopan. Ya pak, maaf. Terus kalau kamu tahu kurang sopan, harus bagaimana? Saya harus minta maaf. Ayo
bapak antar untuk menghadap dan minta maaf ke guru tadi. Ya pak ayo.
Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini, adakah hal-hal lain yang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam
proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah?
Selain budaya positif yang telah dipelajari diatas, Saya ingin mempelajari bagaimana menumbuhkan budaya positif motivasi bela jar
yang menurun, mengatasi murid yang merokok, menumbuhkan kesadaran menyimpan sampah dan menggeliatkan budaya positif gemar
membaca baik untuk saya, rekan sejawat dan murid-murid.
Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata
Judul Modul : Aksi Nyata – Budaya Positif – Keyakinan Kelas
Nama Peserta : Yudi Supriadi, S.Pd
Latar Belakang : Linimasa tindakan yang akan dilakukan :
Kegagalan dalam mendisiplinkan murid salah
satunya karena aturan atau tata tertib kelas dibuat 1. Menentukan kelas yang akan dijadikan aksi nyata menerapkan budaya
oleh guru sendiri tanpa melibatkan murid dalam positif keyakinan kelas
pembuatanya selain itu kata-kata dalam tata tertib
itu sendiri sebagian besar berupa kata-kata yang 2. Mencari dan menyiapkan lokasi dialog terbuka dengan murid
3. Melakukan dialog dan membuat keyakinan kelas
sifatnya mengatur atau hukuman
4. Membimbing murid dalam menuangkan keyakinan kelasnya dalam
Tujuan : bentuk poster menggunakan aplikasi canva
Membuat keyakinan kelas melalui dialog terbuka
dalam situasi yang nyaman di oudoor kemudian 5. Memajang poster keyakinan kelas hasil murid tersebut di kelas
dibuatkan posternya oleh murid sendiri dengan 6. Mengamati dan membuat jurnal perubahan murid dalam menjalankan
menggunakan aplikasi canva keyakinan kelas
Tolak Ukur : Dukungan yang dibutuhkan :
1. Murid aktif memberikan masukan tentang 1. Murid-murid
keyakinan kelasnya 2. Kepala Sekolah
2. Murid merasa nyaman saat melakukan 3. Guru-guru
dialog terbuka 4. Sarana dan prasarana
3. Murid mulai terlihat perubahan baik
perilaku di kelas