PENGANGGURAN dan
1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, yang
telah memberikan berkah dan karunia-Nya, saya Thania Marsella
Chandra Natawijaya Mahasiswi jurusan FKIP Ekonomi Universitas
Pasundan, selaku penulis dapat menyelesaikan penyusunan e-book ini
dengan judul “Ketenagakerjaan dan Pengangguran”
Penulisan e-book ini merupakan salah satu tugas yang telah
diberikan oleh ibu Dra. Hj. Ani Setiani,M.Pd selaku Dosen mata
kuliah Pembelajran Ekonomi Akuntansi Persekolahan dan bapak Firman
Sanjaya,M.Pd selaku asisten Dosen mata kuliah Pembelajran Ekonomi
Akuntansi Persekolahan. Dalam e-book ini, penulis mengakui masih
memiliki banyak keterbatasan baik ilmu maupun pengalaman dan masih
banyak kekurangan lainnya yang belum bisa penulis perbaiki.
Namun, berkat bimbingan orang tua dan Dosen Mata Kuliah,
Khasilda Mutiara yang telah membuat cover e-book ini, serta
dukungan dari teman-teman, akirnya penulis dapat menyelesaikan e-
book ini. Penulis sangat mengharapkan agar e-book ini bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dimasa yang akan datang.
Bandung, 12 Oktober 2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................. i
DAFTAR ISI .................................................. ii
BAB I KETENAGAKERJAAN.......................................... 1
A. Pengertian Ketenagakerjaan ................................ 2
B. Jenis-Jenis Ketenagakerjaan ............................... 4
C. Indikator Ketenagakerjaan ................................. 5
D. Masalah Ketenagakerjaan ................................... 7
E. Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja .................. 8
F. Sistem Upah ............................................... 9
BAB II PENGANGGURAN .......................................... 13
A. Jenis-Jenis Pengangguran ................................. 14
B. Dampak Pengangguran ...................................... 18
C. Cara Mengatasi Pengangguran .............................. 19
DAFTAR PUSTAKA................................................ 21
ii
BAB 1 KETENAGAKERJAAN
Tenaga kerja termasuk dalam faktor pendorong pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak tanaga kerja yang
berkualitas, maka semakin berkualitas pula pembangunan
dan pertumbuhan ekonomi pada sebuah negara.
1
A. PENGERTIAN KETENAGAKERJAAN
Ketenagakerjaan memiliki pengertian yang luas, bukan hnaya 2
membicarakan tenaga kerja saja melainkan menyangkut banyak aspek
dan sifatnya menyeluruh. Ruang lingkup ketenagakerjaan meliputi
system,persoalan,dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tenaga
kerja pada waktu sebelum,selama,dan sesudah masa kerja.
Menurut Hardijan Rusli(2011;3), yang dimaksud sebelum masa
kerja adalah kesempatan kerja,perencanaan tenaga kerja,dan
penempatan tenaga kerja. Selama masa kerja merupakan selama
hubungan kerja antara tenaga kerja dan perusahaan berlangsung,
sedangkan setelah masa kerja adalah masalah pension.
Berikut ini merupakan istilah-istilah yang berkaitan dengan
ketenagakerjaan:
1. Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk
memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
2. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun hingga 64
tahun) yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun sementara
tidak bekerja, dan pengangguran.
3. Bekerja adalah suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh
seseorang untuk memperoleh pendapatan atau keuntungan, dengan
lama bekerja paling sedikit 1 jam secara terus-menerus dalam
seminggu yang lalu (termasuk pekerja keluarga tanpa upah yang
membantu dalam suatu kegiatan ekonomi).
4. Pekerja atau Buruh menurut Undang-undang nomor 13 tahun 2003
pekerja atau buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan
menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain
5. Pengusaha menurut Undang-undang nomor 13 tahun 2003 pengusaha
adalah orang perseorangan,persekutuan, atau badan hokum yang
menjalankan suatu perusahaan milik sendiri ataupun bukan
miliknya.
6. Perusahaan menurut Undang-undang nomor 13 tahun 2003
perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hokum
atau tidak,milik orang perseorangan, milik persekutuan, atau
milik badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara yang
memperkerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau
imbalan bentuk lain.
7. Seikat pekerja atau buruh menurut Undang-undang nomor 13
tahun 2003, serikat atau buruh adalah organisasi yang
dibentuk dari,oleh,dan untuk buruh diperusahaan maupun diluar
perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis,dan bertanggung jawab guna memperjuangkan, membela
serta melindungi hak dan kepentingan pekerja atau buruh serta
meningkatkan kesejahteraan pekerja atau buruh dan
keluarganya.
8. Kesempatan kerja adalah tersedianya lapangan kerja bagi
angkatan kerja yang membutuhkan pekerjaan
Kesempatan kerja (employment) dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu:
• Mereka yang bekerja penuh (full employment),yaitu mereka yang
sudah bekerja dan memenuhi syarat antara lain: bekerja 40 jam
kerja per minggu, memiliki upah minimum regional, dan sesuai
dengan latar belakang pendidikan/keahlian)
• Mereka yang masih setengah menganggur, yaitu mereka yang
bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam
seminggu), dan masih mencari pekerjaan atau masih bersedia
menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah pengangguran
terpaksa). Termasuk dalam kategori setengah menganggur
misalnya seorang tenaga kerja lepas yang tidak ada kepastian
jam kerjanya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja:
• Usia tenaga kerja.
• Tingkat pendidikan, pengetahuan, keterampilan, dan keahlian.
• Lapangan kerja yang tersedia/permintaan dan kebutuhan tenaga
kerja
• Jumlah angkatan kerja yang tersedia.
• Besarnya permintaan total masyarakat (permintaan efektif).
• Besarnya investasi yang dilakukan perseorangan dan badan
usaha swasta.
• Kemampuan pemerintah dalam melaksanakan pembangunan.
• Ekspor dan impor yang dilakukan.
• Kebijakan pajak yang dijalankan oleh pemerintah.
• Kerjasama dengan negara lain, yang mampu menciptakan
kesempatan kerja di luar negeri.
3
B. JENIS-JENIS KETENAGAKERJAAN
Telah dijelaskan bahwa Tenaga kerja (Labour) merupakan setiap
orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk
masyarakat.
1. Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dapat dibedakan
sebagai berikut:
• Tenaga kerja jasmani adalah tenaga kerja yang dalam
kegiatannya lebih banyak mengandalkan tenaga fisik dalam
melaksanakan proses produksi. Contohnya: pekerja bangunan,
sopir angkutan umum, dan penyapu jalanan.
• Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang dalam kegiatan
kerjanya lebih banyak menggunakan proses pemikiran, gagasan,
ide yang bersifat produktif dalam proses produksi. Contohnya:
manajer, direktur, dan konsultan.
2. Berdasarkan keahliannya tenaga kerja dapat dibedakan sebagai
berikut:
• Tenaga kerja terdidik (skilled labour) adalah tenaga kerja
yang memerlukan kemahiran pada suatu bidang melalui sekolah
atau pendidikan. Misalnya: dokter, hakim, pengacara, guru,
akuntan, notaris, insinyur, dosen, ekonom, dan polisi.
4
• Tenaga kerja terlatih (trained labour) adalah tenaga kerja
yang memerlukan latihan dan pengalaman kerja. Misalnya:
tukang masak, sopir, pelayan toko, montir, penjahit dan
pelukis.
• Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih (unskilled
labour and untrained labour) adalah tenaga kerja yang tidak
memerlukan pendidikan dan latihan sebelumnya, hanya
mengandalkan tenaga saja. Misalnya: pesuruh, kuli bangunan,
buruh gendong, pembantu rumah tangga, tukang becak, dan
tukang sampah.
3. Berdasarkan hubungannya dengan proses produksi, tenaga kerja
dibedakan sebagai berikut:
• Tenaga kerja langsung, yaitu tenaga kerja di pabrik yang
secara langsung terlibat pada proses produksi dan biayanya
dikaitkan pada biaya produksi atau pada barang yang
dihasilkan. Contohnya: karyawan bagian produksi.
• Tenaga kerja tidak langsung, yaitu tenaga kerja di pabrik
yang tidak terlibat secara langsung pada proses produksi dan
biayanya dikaitkan pada biaya operasional pabrik. Contohnya:
tenaga kerja bagian penjualan, marketing, dan periklanan.
C. INDIKATOR KETENAGAKERJAAN
Berkaitan dengan konsep ketenagakerjaan, kalian harus memahami
berbagai indicator ketenagakerjaan. Apa saja indicator
ketenagakerjaan itu? Indicator ketenagakerjaan mencakup rasio
ketergantungan, tingkat partisipasi angkatan kerja, tingkat
pengangguran terbuka, dan tingkat produktivitas tenaga kerja.
Untuk lebih jelasnya ,perhatikan uraian berikut:
1. Rasio ketergantungan (dependency ratio)
Rasio ketergantungan adalah tingkat beban yang harus ditanggung
oleh setiap penduduk yang produktif. Untuk melihat rasio ini,
kalian dapat menghitungnya dengan rumus sebagai berikut :
DR= Penduduk di Luar Angkatan kerja 5
Penduduk Usia Kerja
2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tingkat partisipasi angkatan kerja adalah hubungan angkatan kerja
dengan kesempatan kerja yang tersedia. Menurut Mudrajad Kuncoro
(2013:66), indicator ini dapat mengidentifikasikan besaran ukuran
realtif penawaran tenaga kerja (labor supply)yang dapat terlibat
dalam produksi barang dan jasa dalan suatu perekonomian. Berikut
rumus untuk menghitung tingkat partisipasi angkatan kerja :
TPAK =Angkatan kerja X 100%
Tenaga Kerja
3. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
Tingkat pengagguran terbuka adalah perbandingan antara jumlah
penduduk yang sedang mencari pekerjaan dan jumlah angkatan kerja.
Berikut ini rumus menghitung tingkat pengangguran terbuka:
TPT =Jumlah pengangguran X 100%
Angkatan Kerja
4. Tingkat Produktivitas Tenaga Kerja (TPTT)
Tingkat produktivitas tenaga kerja merupakan nilai tambah Produk
Domestik Bruto (PDB) dibagi dengan jumlah penduduk yang bekerja
untuk menghasilkan nilai tambah tersebut. Perhitungannya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
TPTT =Produk domestic Bruto
Jumlah Penduduk yang bekerja
6
D. MASALAH KETENAGAKERJAAN
Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia 7
yang melimpah. Namun, melimpahnya sumber daya manusia tersebut
dapat menjadi permasalahan dalam pembangunan ekonomi, terutama
berkaitan dengan ketenagakerjaan.
Berikut beberapa masalah ketenagakerjaan yang terdapat di
Indonesia sebagai berikut.
1. Tingkat pengangguran yang tinggi.
2. Jumlah angkatan kerja yang tinggi.
3. Tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah.
4. Penyebaran angkatan kerja yang tidak merata.
5. Perlindungan kesejahteraan tenaga kerja yang belum maksimal.
Pemerintah berperan dalam mengantisipasi dan mengatasi
masalah-masalah ketenagakerjaan antara lain menyusun dan mengawasi
pelaksanaan berbagai peraturan ketenagakerjaan; meningkatkan
kualitas dan produktivitas tenaga kerja; mengembangkan kesempatan
kerja dalam negeri, melalui transmigrasi dan penciptaan wirausaha
baru; mengembangkan kesempatan kerja luar negeri; perlindungan
tenaga kerja; membina hubungan industrial dalam negeri dan
internasional.
E. UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS TENAGA KERJA
Tidak bisa dipungkiri, bahwa kecenderungan dunia usaha saat
ini adalah menerima tenaga kerja yang siap pakai dan memiliki
“nilai lebih” berupa tingkat pendidikan dan keterampilan tertentu.
Salah satu langkah awalnya adalah meningkatkan mutu tenaga
kerja. Upaya meningkatkan kualitas tenaga kerja sebagai berikut:
1. Pemerintah
• Menyusun kurikulum pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan
yang berkualitas dan sesuai dengan syarat-syarat dunia
kerja.
• Pendirian lembaga pelatihan untuk meningkatkan keterampilan
masyarakat seperti Balai Latihan Kerja (BLK).
• Menyusun dan melaksanakan program-program yang sekiranya
mendukung tercapainya sistem tenaga kerjanya.
2. Swasta (perusahaan)
Bekerja sama dengan sekolah atau kampus untuk kerja praktik
atau program pemagangan melalui latihan kerja di perusahaan yang
bersangkutan, sehingga program ini akan memberikan pemahaman yang
baik kepada calon tenaga kerja mengenai dunia kerja yang
sesungguhnya.
3. Individu
• Membekali diri dengan berbagai hal yang dikehendaki oleh
perusahaan, seperti keterampilan komputer, bahasa inggris,
dan meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat melalui
pendidikan formal, kursus-kursus kejuruan, dan lain-lain.
• menanamkan jiwa kewirausahaan.
8
F. SISTEM UPAH
Menurut UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, Upah 9
(Wage) adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam
bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja
kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
termasuk tunjangan dari pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu
pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
Berikut ini beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem upah.
1. Upah Buruh adalah pendapatan yang diterima buruh dalam bentuk
uang yang mencakup bukan hanya komponen upah / gaji, tetapi
juga lembur dan tunjangan-tunjangan yang diterima secara
rutin / regular (tunjangan transport, uang makan dan
tunjangan lainnya sejauh diterima dalam bentuk uang), tidak
termasuk Tunjangan Hari Raya (THR), tunjangan bersifat
tahunan, kuartalan, tunjangan-tunjangan lain yang bersifat
tidak rutin dan tunjangan dalam bentuk natura.
2. Upah pekerja dan kebutuhan fisik minimum, maksudnya bahwa
penetapan tingkat upah dan gaji bagi pekerja merupakan
kebijakan yang sangat penting untuk peningkatan taraf hidup
perkerja dan keluarganya, yang merupakan kebutuhan fisiknya.
3. Produktivitas tenaga kerja adalah nilai output (hasil
produksi) yang dikerjakan oleh sejumlah tenaga kerja.
4. Upah Nominal dan upah riil
• Upah/pendapatan nominal, yaitu jumlah upah yang diterima
buruh dalam bentuk uang atau Upah Nominal adalah upah yang
diterima buruh sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah
dilakukan.
• Upah/pendapatan riil, yaitu jumlah barang/jasa yang dapat
dibeli dengan upah nominal, Upah Riil menggambarkan daya
beli dari pendapatan/upah yang diterima buruh. Upah riil
dihitung dari besarnya upah nominal dibagi dengan Indeks
Harga Konsumen.
Di Indonesia, sistem upah yang diberlakukan adalah dengan
menggunakan dasar upah minimum regional (UMR) atau upah minimum
propinsi (UMP), artinya pengusaha harus memberi upah tenaga kerja
minimal sebesar UMR/UMP tersebut. UMR/UMP tidak sama besarnya
untuk tiap-tiap daerah. Salah satu penyebabnya adalah kemahalan di
setiap daerah tidak sama. Sedangkan macam-macam cara pemberian
upah, antara lain:
1. Upah waktu/jangka, artinya upah dihitung berdasarkan lamanya
bekerja (jam/hari/minggu/bulan)
2. Upah borongan, artinya upah dihitung berdasarkan kesepakatan
bersama untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu
3. Upah satuan, artinya upah dihitung berdasarkan banyaknya
barang yang dihasilkan
4. Upah skala berubah, artinya upah buruh tergantung hasil
penjualan perusahaan dengan terlebih dahulu ditentukan upah
minimalnya
5. Upah indeks, artinya upah ditentukan oleh indeks hidup buruh
dan keluarganya
6. Upah partisipasi, artinya buruh mendapat upah tertentu dan
bagian laba
7. Upah co partnership, artinya buruh mendapat upah tertentu dan
bagian laba berupa saham.
10
Berikut ini adalah table yang menunjukan Rata-Rata Upah
Buruh per Bulan menurut Lapangan Pekerjaan Utama di 17
Kategori dan Jenis Kelamin (rupiah), Februari 2018.
11
Berikut ini adalah table yang menunjukan Rata-Rata Upah Buruh
dan Upah Minimum Provinsi per Bulan (rupiah), Februari 2018
12
BAB 2
PENGANGGURAN
Ketenagakerjaan bukan hanya berkaitan dengan orang-orang yang
bekerja saja,melainkan ketenagakerjaan juga memiliki masalah pelik
dan sulit dihilangkan, bahkan bagi negara maju sekalipun. Ekonomi
yang dimuat dalam kolom ini media cetak maupun elektronik juga
sering mengangkat masalah ini. Bahkan indicator adanya ekonomi di
Amerika pun, yaitu meningkatkan jumlah angkatan kerja, yang tidak
bekerja atau kehilangan pekerjaannya. Permasalahan dalam
ketenagakerjaan tersebut adalah pengangguran.
13
Pengangguran adalah penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang
mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau
penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin
mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan
karena sudah diterima bekerja / mempunyai pekerjaan tetapi belum
mulai bekerja.
A. JENIS-JENIS PENGANGGURAN
Pengangguran dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu berdasarkan
cirinya dan berdasarkan penyebabnya
1. Berdasarkan cirinya
• Pengangguran terbuka dimana kesempatan kerja lebih sedikit
dibandingkan tenaga kerja sehingga tidak bekerja sama sekali.
• Pengangguran terselubung dimana kelebihan tenaga kerja atau
yang tidak sesuai kompetisi
• Pengangguran musiman akibat pergantian musim
14
• Setengah menganggur dimana penduduk yang bekerja kurang dari
jam kerja normal
2. Berdasarkan penyebabnya
• Pengangguran structural pengangguran yang disebabkan karena
perubahan struktur ekonomi.
• Pengangguran friksional pengangguran yang disebabkan karena
tidak ada titik temu antara pencari kerja dan kesempatan kerja
• Pengangguran deflasioner pengangguran yang disebabkan karena
lowongan pekerjaan tidak cukup untuk menampung pencari kerja
• Pengangguran teknologi pengangguran yang disebabkan karena
pergantian tenaga manusia oleh mesin.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukan tingkat
pengangguran terbuka berdasarkan pendidikan Februari 2019-2020.
sumber :katadata.co.id
15
Berikut ini adalah table yang menunjukan Tingkat Pengangguran
Terbuka Menurut Provinsi (persen) Februari 2017–Februari 2018.
16
Rumus menghitung tingkat pengangguran
Menggunakan rumus :
Angka pengangguran = Jumlah pengangguran x 100 %
jumlah angkatan kerja
Contoh soal :
jika diketahui jumlah pengangguran di salah satu propinsi adalah
1.540.230 jiwa dan jumlah angkatan kerjanya 7.507.981 jiwa.
Hitunglah angka pengangguran !
Jawab :
Jumlah pengangguran
Angka pengangguran = Jumlah pengangguran x 100 %
jumlah angkatan kerja
= 1.540.230 x 100 %
7.507.981
= 20,51 %
17
B. DAMPAK PENGANGGURAN
Dampak penganggguran terhadap kegiatan ekonomi secara umum
sebagai berikut.
1. Kegiatan produksi terhambat, karena menurunnya output yang 18
dihasilkan dan kualitas dari output tersebut, sehingga dapat
menurunkan pendapatan nasional dan pendapatan per kapita.
2. Kegiatan distribusi kurang lancar, karena apabila output yang
dihasilkan oleh suatu perusahaan kualitasnya rendah, maka
barang tersebut tidak laku di pasaran, baik pasaran dalam
negeri maupun luar negeri, sehingga pertumbuhan ekonomi
menjadi rendah.
3. Kegiatan konsumsi berkurang, karena barang yang diperlukan
oleh konsumen tidak terpenuhi oleh produsen. Apalagi bila
produsen tidak mampu untuk memproduksi suatu barang, maka
akan terjadi kelaparan.
Secara lebih rinci dampak pengangguran dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Dampak pengangguran dari Segi Ekonomi, antara lain:
• Produk Domestik Bruto mengalami penurunan.
• Pendapatan Nasional dan Pendapatan Perkapita menurun.
• Menghambat investasi untuk usaha.
• Daya beli masyarakat akan barang dan jasa mengalami
penurunan.
• Menimbulkan kelesuan usaha atau terjadinya resesi
ekonomi.
2. Dampak pengangguran dari Segi Sosial, antara lain:
• Perasaan rendah diri (hilang atau turunnya
kepercayaan diri).
• Gangguan keamanan masyarakat.
• Biaya sosial tinggi.
• Keretakan rumah tangga.
C. CARA MENGATASI PENGANGGURAN
Secara umum, cara-cara untuk mengatasi pengangguran antara
lain:
1. Memperluas kesempatan kerja, dengan membuka lapangan kerja
baru, baik dibidang pertanian, bidang industri, bidang
perdagangan maupun bidang jasa.
2. Meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga para lulusan
sudah siap pakai untuk menjadi tenaga yang trampil.
3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja, dengan memberikan
pendidikan ketrampilan melalui pendidikan formal dan non
formal.
4. Memberikan kesempatan kerja ke luar negeri, melalui
penyaluran Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
5. Mendorong tumbuh berkembangnya usaha-usaha atau industri
rumah tangga.
6. Memberikan peranan KB untuk menekan laju pertumbuhan
penduduk.
Berdasarkan sebab-sebab terjadinya pengangguran, maka
cara mengatasinya dapat diuraikan sebagai berikut
19
No Jenis Pengangguran Cara Mengatasi Pengangguran
Pe Peningkatan daya beli
1 Siklis / Konjungtur masyarakat. Dan Mengadakan proyek
umum seperti membangun jalan,
jembatan, irigasi dan kegiatan
lainnya.
a. Pengadaan pendidikan dan
pelatihan sebagai persiapan untuk
berkarir pada pekerjaan yang
baru.
2 Struktural b. Memindahkan tenaga kerja dari
tempat yang tidak membutuhkan
ketempat yang membutuhkan.
c. Meningkatkan mobilitas tenaga
kerja, dan mendirikan industri
padat karya.
Mengusahakan informasi yang
lengkap tentang permintaan dan
3 Friksional penawaran tenaga kerja, sehingga
mempermudah dalam pengambilan
keputusan.
Menyusun rencana penggunaan
tenaga kerja sebaik mungkin.
. Pemberian informasi yang
4 Musiman jelas tentang adanya lowongan
kerja pada bidang lain.
Melatih seseorang pada masa
menunggu musim tertentu.
Meningkatkan pendidikan dan
5 Teknologi pelatihan tenaga kerja agar
memiliki pengetahuan sesuai yang
diinginkan.Meningkatkan
pengetahuan tentang perkembangan
teknologi
20
DAFTAR PUSTAKA
Kerja di Sulawesi Selatan. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 22: 1-
11. Kuncoro, M. 2006. Revisi Undang-Undang Ketenagakerjaan.
Evilisna. 2007. Dampak Kebijakan Ketenagakerjaan terhadap Tingkat
Pengangguran dan Perekonomian Indonesia di Era Otonomi Daerah.
Depnakertrans. 1995. Rencana Tenaga Kerja Nasional 2004-2009.
S, Alam. 2017. Ekonomi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: ESIS.
Yrama Widya. Ekonomi SMA/MA Kelas XI .
21