The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aloysiusnsalem, 2022-06-22 01:27:14

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

Keywords: Guru Penggerak

d

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi
Antar materi

12

Aloysius Nino Salem, S.Pd
CGP Angkatan 4
SMA Negeri Noebana
Kabupaten Timor Tengah Selatan

SMA Negeri
Noebana

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki
pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin

pembelajaran diambil?

Pratap Triloka yang digagas oleh Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan semboyan ing ngarso sung tuladha, ing madya
mangun karsa, Tut wuri Handayani artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi/dorongan, di belakang
memberi dukungan. Sebagai pendidik, kita harus menyadari bahwa setiap anak membawa kodratnya masing-masing. Kita hanya

perlu menuntun segala yang ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan
berkembang.Dalam proses menuntun, anak akan diberi kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan
arahan agar anak tidak kehilangan arah serta membahanyakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar

sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Dalam hal tersebut, maka guru
harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana. Berdasarkan hal tersebut guru sebagai
pemimpin pembelajaran sudah sepatutunya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan

menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian
keputusan.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan?

Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Akal dan moral dua dimensi manusia
yang saling berkaitan. Etika terkait dengan karsa karena manusia memiliki kesadaran moral. Dari kutipan
tersebut kita bisa menarik kesimpulan bahwa karsa merupakan suatu unsur yang tidak terpisahkan dari
perilaku manusia. Karsa ini pun berhubungan dengan nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang dianut oleh
seseorang, disadari atau pun tidak. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran
seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika.. Tentunya ada
prinsip-prinsip yang lain, namun ketiga prinsip di sini adalah yang paling sering dikenali dan dapat kita
digunakan sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil sebuah keputusan. ketiga prinsip ini
seringkali membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan, yang harus kita hadapi
sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam
pengambilan suatu keputusan?

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita
hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter , perilaku dan membimbing dalam kita
mengambil sebuah keputusan. Sebagai Guru Penggerak, tentunya ada beberapa nilai yang harus dipegang seperti
nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip
yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat diperlukan nilai-nilai atau prinsip,
pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut
merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua
pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita. Untuk
membuat keputusan berbasis etika, diperlukan kesamaan visi, budaya dan nilai-nilai
yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip-prinsip dasar yang
menjadi acuan akan lebih jelas.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan
berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator

dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan
keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif,
masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2

sebelumnya.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pendamping atau fasilisator
telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah
saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid,
apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah
keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah
keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Lanjutan pertanyaan 3

Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta
kondisi sosial dan emosional dari muridnya . Seorang siswa harus mampu
menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya . Pentingnya pendekatan
Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan
menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik
sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat
menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan
baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin
pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai
opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan
keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang
positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta
didik dalam proses pembelajaran.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, pendidik dalam hal ini guru harus mampu melihat dan
memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional
yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam proses
pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional
seperti kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial
(social awareness) dan ketrampilan berhubungan sosial (relationship skills). Sehingga diharapkan
proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar
dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminilisir kesalahan dalam
pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan membutuhkan keberanian dan
kepercayaan diri untuk menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil
karena tidak ada keputusan yang bisa sepenuhnya mengakomodir seluruh kepentingan para
pemangku kepentingan. Namun tujuan utama pengambilan selalu pada kepentingan dan
keberpihakan pada anak didik .

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada
nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan
yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan
moral. Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif,
kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk
dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi
masalah yang dihadapi sehingga dengan nilai- nilai dari seorang pendidik tersebut, yang
merupakan landasan pemikiran yang dimiliki akan cenderung pada prinsip " melakukan
demi kebaikan orang banyak, menjunjung tinggi prinsip- prinsip/ nilai- nilai dalam diri
dan melakukan apa yang kita harapkan orang lain akan lakukan kepada diri kita. Maka
seorang pendidik akan dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab
melalui berbagai pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah
keputusan terkait permasalahan yang terjadi.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan
yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil
suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih
kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak
memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang
diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. Untuk
dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif,
aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah
kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum
mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil
mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan
keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan
melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan . Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan
dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka
keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat , maka
hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit
dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus
dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di
lingkungan Anda?

Kesulitan-kesulitan yang dialami di lingkungan saya dalam mengambil keputusan
adalah kesulitan /kendala yang bersumber pada pengambil keputusan, di mana
dalam mengambil keputusan tidak melibatkan guru atau warga sekolah lainnya,
sering terjadi perbedaan pandangan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam
kasus yang mempersulit tercapainya kesepakatan, dan sering dalam
pengambilan keputusan tersebut , kita tidak mempunyai pilihan yang lain karena
aturan yang ada pada pimpinan/ sekolah,, adanya nilai-nilai kesetiakawanan yang
masih kental dalam budaya di lingkungan menimbulkan rasa kasihan lebih
dominan dan terburu-buru dalam pengambilan keputusan

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan
pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sebagai seorang pendidik, saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1
terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena sebelumnya kita sering
menemukan dilema namun kita belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan mengambil
sebuah keputusan dengan tepat, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul 3.1 ini
maka ketika kita mengambil keputusan harus memperhatikan beberapa hal penting terkait 4
paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan yang
kita ambil akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah
dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan
kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam
belajar Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat siswa
merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekan siswa dalam mencapai
keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan keputusan yang tepat akan
mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan Pendidikan yang memerdekakan
murid

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat
mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Untuk mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, kita harus
benar- benar memperhatikan kebutuhan belajar murid. Jika keputusan yang
kita ambil sudah mempertimbangkan kebutuhan murid maka murid akan
dapat menggali potensi yang ada dalam dirinya dan kita sebagai pemimpin
pembelajaran dapat memberikan pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan belajarnya dan menuntun murid dalam mengembangkan potensi
yang dimiliki sehingga keputusan kita dapat berpengaruh terhadap
keberhasilan dari murid di masa depannya nanti. Pendidik yang mampu
mengambil keputusan secara tepat akan memberikan dampak akhir yang
baik dalam proses pembelajaran sehingga mampu menciptakan well being
murid untuk masa depan yang lebih baik.

. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi
ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul 3.1
Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait
dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan
murid dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar
Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses
dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan
kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun
masyarakat.

. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi
ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang pendidik harus
mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya
serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang
dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan
baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai
pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan
keputusan.

. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi
ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang pendidik harus
mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya
serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang
dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin
pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan
baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai
pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk
memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan
keputusan.

. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi
ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi
atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan cocaching
dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait
permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu
diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri
(self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan
berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan
proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar
penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang
ada.

Semoga Bermanfaat,
Terima kasih.

SALAM GURU PENGGERAK

English Class | Laredo York Primary School


Click to View FlipBook Version