The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik untuk dipergunakan dalam Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah bagi PPPK

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by hengky.hailitik, 2023-05-10 17:17:54

Modul Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik

Modul Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik untuk dipergunakan dalam Orientasi Pengenalan Nilai dan Etika Instansi Pemerintah bagi PPPK

Keywords: inovasi,yanlik,PPPK,orientasipppk

45 1) Kebaruan berkaitan dengan arti sebuah produk atau hal, belum atau tidak pernah ada dan pernah dilakukan. Sesuatu yang belum pernah ada atau belum pernah dilakukan ini memiliki tujuan untuk terbentuknya perubahan, dan tentunya perubahan ini mengarah ke perubahan yang lebih baik. 2) Kemanfaatan berkaitan dengan output yang dihasilkan akan memberi nilai lebih atau nilai tambah bagi orang lain. Untuk organisasi sektor publik, output yang dihasilkan harus bermanfaat bagi masyarakat serta privat pengguna publik. 3) Memberi solusi memiliki makna Inovasi yang telah diinisiasi sebagai sebuah perubahan harus mampu memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. 4) Keberlanjutan terkait dengan inovasi yang berjalan ada kesinambungan, tidak boleh berhenti di satu titik. Faktor yang mempengaruhi keberlanjutan adalah tidak tergantung pada satu orang saja/inisiator saja, inovasi yang dijalankan harus bisa dipahami serta dipraktikkan oleh seluruh anggota organisasi, yang bertujuan inovasi tersebut akan melahirkan inovasi yang baru. 5) Dapat direplikasi, Artinya Inovasi yang dihasilkan dapat direplikasi, dicontoh oleh pihak lain atau ditiru oleh pihak tertentu. 6) Kompatibilitas, memiliki makna bahwa inovasi yang dihasilkan harus kompatibel dengan lingkungan dan memiliki kesesuaian dengan situasi diluar dirinya (tidak membentur, melanggar sistem yang ada yaitu harmonis/sesuai dengan kebijakan, kesepakatan /perjanjian domestik, dan diluar negeri baik privat dan civil society serta antar negara pada tingkat lokal, nasional, regional dan global. Inovasi menjadi salah satu strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik di Indonesia. Berikut adalah pengertian Inovasi : ITEM DESKRIPSI Menciptakan sesuatu yang baru Berkaitan dengan inovasi yang menciptakan pergeseran paradigma dalam ilmu, teknologi, struktur pasar, keterampian dan pengetahuan. Menghasilkan ide-ide baru Berkaitan dengan kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan baru dan membentuk kombinasikombinasi baru dari konsep-konsep Menghasilkan ide, metode, alat baru Berkaitan tindakan menciptakan produk baru atau proses baru. Tindakan ini mencakup invensi dan pekerjaan yang diperlukan untuk mengubah ide atau konsep menjadi bentuk akhir.


46 ITEM DESKRIPSI Memperbaiki yang sudah ada Merujuk pada perbaikan barang atau jasa untuk produksi besar-besar atau produksi komersial atau perbaikan system Menyebarkan ide-ide baru Menyebarkan dan menggunakan praktik-praktik baru di dunia. Mengadopsi sesuatu yang baru yang sudah dicoba secara suskes di tempat lain. Merujuk pada pengadopsikan sesuatu yang baru atau yang secara signifikan diperbaiki, yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan nilai tambah, baik secara langsung untuk organaisasi maupun secara tidak langsung untuk konsumen Melakukan Melakukan tugas dengan cara yang berbeda secara radikal. Mengikuti pasar. Merujuk pada inovasi yang berbasiskan kebutuhan pasar. Melakukan perubahan Membuat perubahan-perubahan yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan. Menarik orang- orang inovatif Menarik atau merekrut dan mempertahan kepemimpinan dan manajemen talenta dan manajemen manusia (people management) Melihat sesuatu dari Melihat pada suatu masalah dari perspektif berbeda Sumber: (Innovate We Can, Avianti Fontana, 2009:19-20) Dari Pengertian Inovasi diatas, maka dikaitkan dengan inovasi pelayanan publik merupakan pergeseran makna, prinsip–prinsip, prosedur dan model pelayanan yang lama ke model pelayanan yang baru dan dirancang untuk memberikan keuntungan bagi publik. Dimana inovasi yang dihasilkan memiliki karakteristik sebagai berikut (Roger, 1983): 1. Keunggulan relative (relative advantage) Inovasi yang dihasilkan memiliki keunggulan relatif atau derajat dimana inovasi tersebut dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada. Keunggulan tersebut dapat diukur dari beberapa segi, seperti ekonomi, prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. 2. Kompatibilitas (compatibility) Inovasi tersebut konsisten dengan nilai–nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Misalnya jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah.


47 3. Kerumitan (complexity) Merupakan derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami oleh pengadopsi, semakin cepat suatu inovasi dapat diterima. 4. Kemampuan diujicobakan (trialability) Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat di mana suatu inovasi dapat diuji coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat diujicobakan dalam setting sesungguhnya, umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulan. 5. Kemampuan untuk diamati (observability) Kemampuan untuk diamati adalah derajat di mana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau kelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah segala kegiatan atau cara baru yang dihasilkan dengan tujuan mengembangkan gagasan/ide untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap pekerja memilih peluang untuk berinovasi. Namun seringkali kita merasa tidak bisa menjadi lebih kreatif karena adanya faktor–faktor diluar kendali kita. Entah itu karena organisasi enggan mengambil resiko atau suka bermain aman, atau mungkin karena target yang sangat agresif, atau juga karena daftar pekerjaan yang banyak, yang harus diselesaikan sehingga terasa mustahil untuk menambahkan sesuatu yang baru. Walaupun banyak dari hal ini mungkin benar, terdapat beberapa tips yang dapat diadopsi agar inovasi yang dihasilka tetap kuat dan siap untuk digunakan. Tips pertama adalah kelilingi diri anda dengan inspirasi. Setiap kali anda melihar suatu dari dunia luas yang menarik perhatian anda, tampilkanlah dilayar. Ini berupa penemuan apa saja, iklan yang luar biasa, menu yang tidak biasa atau bahkan email yang ditulis dengan baik membuat anda tertawa. Semakin provokatif, maka semakin baik. Tips yang kedua adalah kolaboratif dengan teman atau dapatkan teman. Inovasi jarang terjadi didalam ruang hampa, Pilihlah seorang kolega yang membuat anda merasa nyaman dengannya dan bertanggungjawab. Dorong dia untuk terus mencoba hal baru, baik mencoba ditempat baru atau memberikan ide dengan cara yang tidak ortodoks, berbagi artikel yang menginspirasi atau melakukan pemetaan ide kuno.


48 Inovasi akan menjadi lebih baik dan lebih mudah dilakuan ketika dilakukan bersama. Tips yang ketiga adalah mulai dari hal yang kecil. Tidak selamanya ide harus selalu besar, transformatif dan mengubah permainan. Namun seringkali, banyak hal kecil dan baru yang ditambahkan untuk membuat perbedaan besar. Manfaat untuk inovasi skala kecil sangatlah besar. Tidak hanya terjadi dengan cepat dan (paling sering) tanpa banyak keributan, inovasi pada hal–hal kecil juga mengumpulkan minat dan perhatian tim hingga organisasi anda, sehingga membuka jalan bagi proyek inovasi yang lebih besar dan lebih mudah untuk diikuti. Cobalah mengubah banyak hal kecil, seperti cara anda menghargai diri sendiri untuk pekerjaan yang baik atau cara anda menyimpan data-data penting dan sebagainya. Atau juga dengan menerapkan dalam hidup atau kerja. Berhenti berbicara dan mulai mengerjakan ide tersebut. Masukkan pikiran anda ke dalam kata–kata, kata–kata kedalam gambar dan gambar anda kedalam prototype. Ketika orang dapat melihat ide anda, mereka akan mudah mengingatnya dan lebih cenderung menganggap serius sehingga menjadi terlibat dalam pengembangan inovasi tersebut. Tips–tips diatas mungkin terlihat mudah dan sepele, tapi publik memaksa kita untuk melihat dunia dengan cara yang baru. Dan itulah yang dimaksud dengan inovasi. Inovasi mendorong kita untuk melihat peluang saat tidak ada orang lain yang bisa. Semakin kita mempraktikannya, akan semakin mudah dan menjadi pola tetap cara berpikir anda. Semakin banyak inovasi yang dibuat, akan semakin menjadi bagian dari pekerjaan seharihari anda. 4. 2 Inovasi Pelayanan Publik. Peran pemerintah yang terpenting adalah memberikan pelayanan umum kepada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah disebut sebagai Public Service atau Pelayan Masyarakat. Namun, jika dilihat dari potret pelayanannya, tergambar bahwa masih terdapat oknum pemerintah yang belum sepenuh hati memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, masih ada yang kurang memahami betapa pentingnya pelayanan yang baik kepada masyarakat atau mungkin tahu tapi tidak mau dan mampu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Sehingga dalam memberikan pelayanan, sering muncul ungkapan “kalau dapat dipersulit, mengapa dipermudah” yang dianut oleh beberapa oknum pemerintah, dan hal ini harus dihilangkan dari sikap melayani masyarakat.


49 Dari gambaran di atas, sebenarnya apa yang dimaksud dengan Pelayanan? Menurut Munir (1995: 16-17) pelayanan adalah “proses perubahan melalui aktifitas orang yang langsung dinamakan pelayanan”, arti pelayanan dapat digambarkan menurut contoh berikut: A memerlukan surat keterangan tentang jati diri sebagai pegawai di unit kerja X. B dalam hal ini petugas yang berwenang di perusahaan X tersebut membuat (memproses) surat dimaksud oleh A. Apa yang dilakukan oleh B inilah disebut pelayanan. Kegiatan pelayanan pada dasarnya menyangkut pemenuhan suatu hak, ia melekat pada setiap orang, baik secara pribadi maupun berkelompok (organisasi) dan dilakukan secara universal. Sedangkan dilihat dari sisi pemerintahan, maka pelayanan adalah proses kegiatan pemenuhan kebutuhan masyarakat berkenaan dengan hak-hak dasar dan hak pemberian, yang wujudnya dapat berupa jasa dan layanan. Bagi pemerintah, masalah pelayanan menjadi semakin menarik untuk dibicarakan karena menyangkut salah satu dari tiga fungsi hakiki pemerintah, disamping fungsi pemberdayaan dan pembangunan (Rasyid, 1997: 48). Menurut Brata (Brata, 2003: 9), suatu pelayanan akan terbentuk dikarenakan adanya sebuat proses pemberian layanan tertentu dari pihak penyedia layanan kepada pihak yang dilayaninya, dimana pelayanan bisa terjadi diantara seseorang dengan seseorang yang lain, seseorang dengan kelompok atau kelompok dengan seseorang seperti halnya orang–orang dalam suatu organisasi atau unit kerja tertentu. Pelayanan publik merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Pelayanan publik dipahami secara sederhana sebagai pelayanan yang diselenggarakan oleh pemerintah. Pelayanan publik tidak terlepas dari masalah kepentingan umum, yang menjadi timbulnya istilah pelayanan publik. Kurniawan yang dikutip Iwan Satibi, menyatakan bahwa pelayanan publik adalah pemberian pelayanan keperluan orang lain dan masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang diterapkan. Menurut Ratminto dan Atik Winarsih, pelayanan publik adalah segala bentuk pelayanan baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggungjawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah dan lingkungan Badan Usaha milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pemenuhan peraturan perundang–undangan.


50 Sedangkan menurut Undang–Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, menguraikan bahwa Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan & RB) Nomor 30 Tahun 2014 tentang pedoman inovasi pelayanan publik (telah dicabut) dan diganti dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permenpan & RB) Nomor 91 Tahun 2021 tentang Pembinaan Inovasi Pelayanan Publik, menyimpulkan bahwa Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan berupa gagasan/ide kreatif, orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat langsung atau tidak langsung bagi masyarakat. Renungkan kata bijak berikut: when you not change you will be die (apabila anda tidak berubah, anda akan mati). Perubahan adalah syarat mutlak dalam mengarungi hidup ini, mengarungi aktifitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai PPPK. Perubahan tidak hanya sekedar perubahan, namun perubahan yang inovatif. Oleh karena itu, siapa pun anda dituntut untuk melakukan inovasi–inovasi. Inovasi tersebut baik inovasi produk, inovasi proses, inovasi sumber daya manusia, maupun inovasi pelayanan. Beberapa tujuan melakukan inovasi, antara lain (LAN, 2019): a. Untuk meningkatkan kualitas. Pada umumnya, inovasi dilakukan untuk meningkatkan kualitas pada produk atau pelayanan yang sudah ada sebelumnya, hingga bisa diperoleh kelebihan serta manfaat yang lebih baik dan bermanfaat untuk stakeholder. b. Mengurangi biaya tenaga kerja. Dengan inovasi akan lebih efisiensi terhadap biaya tenaga kerja. Misalnya dengan kehadiran IT dalam melakukan inovasi maka biaya akan lebih berkurang. c. Memperluas jangkauan produk. Umumnya maksud inovasi yakni untuk meningkatkan kualitas pada produk atau pelayanan yang sudah ada sebelumnya, hingga bisa diperoleh kelebihan serta manfaat yang lebih baik lagi.


51 d. Menggantikan pelayanan yang sudah ada sehingga lebih bermanfaat dan memiliki nilai guna yang optimal. e. Membuat jejaring kerja baru serta pasar baru. Dengan berinovasi, anda bisa membuka atau mengawali usaha yang baru dan melakukan jejaring–jejaring kerja baru untuk lebih meningkatkan kepuasan pelanggan. PPPK sebagai bagian dari ASN, dalam melaksanakan tugas dan perannya, perlu juga untuk mengembangkan inovasi pelayanan publik yang sudah ada atau menghasilkan inovasi pelayanan publik yang baru untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap publik. Pada saat inovasi sudah dipilih dan diterima oleh pimpinan/organisasi, maka ide–ide tersebut harus melewati beberapa tahapan pengembangan, agar ide inovasi tersebut dapat menjadi nyata. Sangat penting bagi setiap organisasi, untuk memiliki sebuah proses standar bagi pengembangan inovasi. Struktur standar untuk proses inovasi adalah membawa ide kreatif ke tahapan selanjutnya. Tahapan pertama adalah ide atau konsep awal. Keputusan harus dibuat untuk memastikan ide-ide yang berada pada tahap ini memiliki potensi untuk menguntungkan organisasi anda dan apakah biaya yang harus dikeluarkan untuk membiayai ide ini akan menguntungkan ke depannya. Tahapan kedua adalah eksplorasi detail ide untuk mengetahui apakah ide tersebut dapat diaplikasikan. Pada tahap ini juga, konsep ide ini harus dikembangkan sehingga ide ini dapat didiskusikan dan dibagikan dengan orang lain, karena nantinya mungkin akan membutuhkan orang lain tersebut untuk memberikan sumber daya, waktu dan bahkan pendanaan untuk mewujudkan ide inovatif ini. Tahapan ketiga adalah pengetesan ide. Dalam proses tahap ini, terkadang ide inovatif tersebut perlu dibuat sebuah prototype dan mengujinya dengan pihak yang terkait dengan ide tersebut, kemudian melihat bagaimana reaksi pihak terkait terhadap ide inovatif yang diluncurkan. Dan Tahapan keempat adalah monitoring dan evaluasi inovasi. Tahapan terakhir ini merupakan dua kegiatan terpadu dalam rangka pengendalian dari Inovasi tersebut. Monitoring yang dimaksud untuk menggali dan mendapatkan informasi secara regular berdasarkan indikator tertentu, dengan maksud untuk mengetahui apakah inovasi yang sedang berlangsung sesuai dengan perencanaan dan prosedur yang telah disepakati? Secara prinsip, monitoring dilakukan sementara inovasi tersebut sedang berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan capaian sesuai rencana atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan, maka perlu dibenahi sehingga kegiatan dapat


52 berjalan sesuai rencana dan target. Sementara, evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan, untuk mengetahui hasil atau capaian akhir dari inovasi tersebut. Hasil evaluasi tersebut bermanfaat bagi rencana pelaksanaan program yang sama diwaktu dan tempat lainnya. Atau dengan kata lain, hasil evaluasi terhadap inovasi tersebut dapat diimplementasikan secara berkelanjutan. Dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Pelayanan publik yang diberikan oleh setiap PPPK harus memberikan kepuasan kepada publik atau masyarakat, dan sesuai dengan standar pelayanan yang telah diamanatkan oleh peraturan perundangan yang berlaku. Di mana pelayanan yang diberikan oleh setiap PPPK harus berkualitas, mudah, terjangkau dan terukur. Pada dasarnya ruang lingkup inovasi pelayanan publik berkaitan dengan inovasi pelayanan yang meliputi bidang pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata dan sektor strategis lainnya. Bentuk–bentuk inovasi pelayanan publik mempunyai kaitan dengan bagaimana menyediakan atau memberikan pelayanan barang publik dan jasa publik serta pelayanan administratif publik yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Misalnya saja, inovasi di bidang administrasi surat–menyurat. Perkembangan teknologi yang semakin maju, menghilangkan dengan perlahan–lahan pengiriman/penyimpanan surat–menyurat secara manual. Di era baru sekarang ini, pengiriman surat bisa melalui jaringan telekomunikasi menggunakan sarana telepon yang dikirimkan dengan aplikasi media sosial misalnya whatsapp, telegram dan aplikasi–aplikasi modern lainnya. Inovasi pelayanan barang publik berkaitan dengan usaha untuk menghasilkan inovasi dalam bentuk pelayanan yang menghasilkan barang/produk yang dapat digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya. Demikian juga inovasi pelayanan jasa publik berkaitan dengan usaha menghasilkan inovasi dalam bentuk pelayanan berbentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik. Misalnya pendidikan, pemeliharaan kesehatan, penyelenggaraan pemerintah, dan lain sebagainya. Inovasi di bidang pendidikan, misalnya saja, sejak pandemic, Guru dituntut untuk melakukan inovasi dalam


53 memberikan pembelajaran secara digital. Secara otomatis guru menciptakan media pembelaran yang inovatif misalnya membuat google classroom agar bisa terkoneksi dengan siswa selama pandemic. 4. 3 Project Inovasi Pelayanan Publik. Dalam hubungan dengan Project Inovasi Pelayanan Publik ini, peserta diarahkan untuk memahami setiap siklus berpikir (ada 3 siklus berpikir) sebagaimana tergambar pada uraian dibawah ini. Dapat dikatakan bahwa berpikir kritis, berpikir kreatif dan berpikir reflektif menjadi syarat utama dalam project inovasi pelayanan publik. Prinsip utama yang harus dipegang dalam mendesain project inovasi pelayanan publik adalah desain atau rancangan itu harus berkualitas, dalam arti sistematis. Sistematis dapat dipahami sebagai segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan segala sesuatu dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyek (http://id.wikipedi.org/wiki/ Sistematis). Sistematis mencakup langkah : identifikasi isu/permasalahan, analisis penyebab isu/permasalahan, implementasi, analisis dampak bahkan sampai evaluasi implementasi project inovasi pelayanan publik. Dalam upaya menghasilkan desain atau rancangan project inovasi pelayanan publik yang berkualitas dengan kriteria sebagaimana di atas, syarat utamanya adalah kemampuan peserta berpikir kritis, berpikir kreatif dan berpikir reflektif. Berpikir kritis, kreatif dan berpikir reflektif merupakan pintu masuk untuk menghasilkan sebuah rancangan project inovasi pelayanan publik dalam menangani permasalahan secara efektif dan efisien. Seperti digambarkan Yuni dan Ruhimat, berpikir kritis merupakan proses kognitif untuk menganalisis atau mengevaluasi informasi secara cermat. Kemampuan berpikir kritis dapat membantu untuk memecahkan masalah, mempermudah pekerjaan dan mampu menentukan keterkaitan sesuatu dengan yang lain secara lebih akurat. Ciri orang yang memiliki kemampuan berpikir kritis, antara lain mampu membanding dan membedakan, membuat kategori, teliti dalam melihat bagian-bagian kecil dan keseluruhan, mampu menerangkan sebab musabab adanya suatu keadaan dan peristiwa, mampu membuat sekuen (urutan), mampu menentukan sumber yang dipercayai dan cerdas dalam keputusan (2018). Menurut Ruland (2003), berpikir kritis selalu berdasarkan pada suatu standar intelektual yang bersifat universal, yakni kejelasan,


54 akurat, teliti, kesaksamaan, ketepatan, relevansi/keterkaitan dan kedalaman (dalam Yuni dan Ruhimat, 2018). Selanjutnya, Yuni dan Ruhimat, meng-gambarkan berpikir kreatif, merupakan proses mental yang memunculkan gagasan atau konsep baru atau melihat hubungan baru antara gagasan dan konsep yang sudah ada. Campbell (1986), berpandangan seseorang yang berpikir kreatif biasanya menunjukkan kelincahan mental berpikir, dari segala arah dan memiliki kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide/gagasan-gagasan dan atau konsep. Mereka berpikir dengan teknik divergent thinking (segala arah dan bercabang), fleksibel, orisinil, dan lebih menyukai berpikir yang kompleks, dari pada berpikir simpel (dalam Yuni dan Ruhimat, 2018). Sedangkan berpikir reflektif menjadi alat untuk menilai dan mengevaluasi project inovasi secara konsisten dengan tujuan untuk melakukan perbaikan atau menghasilkan inovasi-inovasi baru. Berpikir kritis terkait dengan analisis permasalahan (isu) dan memastikan hubungan setiap peristiwa, kondisi yang menyebabkan kemacetan yang berdampak pada rendahnya kinerja atau tidak tercapainya target kinerja organisasi. Dari proses ini, akan ditemukan adanya isu (permasalahan) sebagai konsekuensi dari kesenjangan antara target yang hendak dicapai dengan kenyaatan yang ada. Langkah mengidentifikasi isu merupakan langkah berikutnya. Dari sejumlah isu yang ditemukan sebagai konsekuensi dari kesenjangan, dilakukan penilaian dengan menggunakan alat bantu kriteria isu Aktual, Kekhalayakan, Problematik dan Layak (APKL). Alat bantu lainnya, misalnya USG, atau analisis SWOT, tergantung dari pilihan peserta. Berdasarkan hasil analisis, akan diperoleh isu yang paling berpengaruh terhadap rendah-nya kinerja atau tidak tercapainya target yang telah ditetapkan dengan skor nilai tertinggi. Tahap inilah munculnya analisis yang akan menghasilkan gagasan pemecahan isu. Hasilnya inilah merupakan rekomendasi untuk masuk pada tahapan berpikir kreatif. Dengan kata lain, hasil berpikir kritis menginspirasi gagasan/ide baru (berpikir kreatif) dalam menentukan jenis dan jumlah kegiatan, tahapan-tahapan kegiatan, output, nilai-nilai dasar, visi, misi pemerintah daerah dan penguatan nilai organisasi. Tidak hanya sampai di sini, berpikir kreatif selanjutnya diarahkan untuk melihat keterkaitan muatan antara kolom yang satu dengan kolom yang lain (lihat tabel rancangan project inovasi pelayanan publik), termasuk menentukan strategi pelaksanaan di lapangan.


55 Walaupun dapat dibedakan keduanya seperti gambaran di atas, namun pada hakekatnya dua konsep berpikir ini terjadi dan berlangsung secara interaktif, saling bersinergi dalam menemukan permasalahan (isu), sekaligus merumuskan ide/gagasan baru untuk menyelesaikannya seperti yang terumus dalam rancangan project inovasi pelayanan publik. Siklus 1 – Berpikir Kritis Siklus 2 – Berpikir Kreatif


56 Siklus 3 – Berpikir Reflektif Untuk menyiapkan dan menyelesaikan proposal project inovasi pelayanan publik serta laporan implementasi inovasi pelayanan publik, maka sistematika yang dapat dipedomani dan menjadi acuan dalam penyelesaian produk-produk akhir tersebut sebagaimana termuat pada lampiran-lampiran modul ini. Lampiran 1: SISTEMATIKA PROPOSAL PROJECT INOVASI PELAYANAN PUBLIK Lampiran 2: SISTEMATIKA LAPORAN PROJECT INOVASI PELAYANAN PUBLIK Selain kedua tugas di atas (lampiran 1 dan 2), peserta juga diminta untuk membuat Video Kompilasi Project Inovasi Pelayanan Publik, dengan sistematika sebagaimana termuat di dalam lampiran 3. Lampiran 3: MEMBUAT VIDEO KOMPILASI PROJECT INOVASI PELAYANAN PUBLIK 4. 4 Latihan 1. Jelaskan konsep inovasi? 2. Sebut dan jelaskan 6 (enam) kriteria inovasi berdasarkan pedoman umum inovasi administrasi negara? 3. Sebut dan jelaskan 5 (lima) karakteristik inovasi pelayanan publik?.


57 4. Jelaskan konsep pelayanan publik menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dan berikan contoh pelayanan publik? 5. Sebuah inovasi yang sudah dipilih dan diterima oleh pimpinan/organisasi, biasanya harus melewati beberapa tahapan pengembangan, agar ide inovasi tersebut dapat menjadi nyata. Jelaskan tahapan-tahapannya? 4. 5 Rangkuman Materi 1. Inovasi pelayanan publik merupakan pergeseran makna, prinsip–prinsip, prosedur dan model pelayanan yang lama ke model pelayanan yang baru dan dirancang untuk memberikan keuntungan bagi publik. 2. Alasan pentingnya inovasi pelayanan publik adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan, untuk mengurangi biaya tenaga kerja, memperluas jangkuan pelayanan/ produk, menggantikan pelayanan yang kurang bermanfaat dan membangun jejaring baru. 3. Strategi mewujudkan inovasi pelayanan publik adalah menghasilkan ide, mengeksplorasi ide, melakukan pengetesan ide, monitoring dan evaluasi ide. Dari 4. Bentuk–bentuk inovasi pelayanan publik adalah pertama, inovasi dalam bentuk pelayanan yang menghasilkan barang/produk yang dapat digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan tenaga listrik, air bersih dan sebagainya. Dan kedua, Inovasi pelayanan jasa publik berkaitan dengan usaha menghasilkan inovasi dalam bentuk pelayanan yang berbentuk jasa yang dibutuhkan oleh publik misalnya Pendidikan, pemeliharaan Kesehatan, penyelenggaraan pemerintah, dan lain sebagainya. 5. Inovasi yang baik dihasilkan dari kreatifitas, tanpa kreatifitas inovasi sulit ditemukan.


58 BAB V PENUTUP 5. 1 Kesimpulan Pengembangan inovasi pelayanan publik adalah suatu terobosan baru yang dilakukan oleh instansi penyelenggara pelayanan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Sebuah inovasi tidak mengharuskan sebuah inovasi yang baru atau sama sekali tidak ada sebelumnya, namun juga dapat berupa inovasi hasil dari perluasan, pembaharuan, pengembangan dan peningkatan kualitas inovasi yang sudah ada. Melalui Orientasi PPPK, PPPK sebagai unsur utama yang memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan di Indonesia, kita dituntut harus kreatif dan inovatif serta berpikir dan bertindak solutif. Di abad 21, ASN dituntut untuk memiliki ketrampilan yang mumpuni. Oleh karena itu, PPPK juga dituntut menjadi ASN yang profesional dan berkompeten untuk menghadapi arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin canggih, serta tuntutan terhadap aspek pelayanan yang transparan dan akuntabel kepada masyarakat. Untuk menjawab tantangan tersebut perlu upaya peningkatan daya saing PPPK, serta kerjasama dan kemitraan harmonis. PPPK memiliki hak yang sama dengan PNS dalam mendapatkan pengembangan kompetensi dan diharapkan dapat turut serta meningkatkan kinerja dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Agar dorongan ini lebih kuat dalam percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik, maka Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan reformasi Birokrasi mendorong perlunya dibangun budaya minimal satu inovasi setiap tahunnya yang dikembangkan oleh setiap Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah (One Agency, One Innovation) melalui kerjasama jaringan kerja pengembangan inovasi pelayanan publik, diantaranya dengan melakukan kompetisi inovasi pelayanan publik dan pemberian penghargaan inovasi pelayanan publik.


59 5. 2 Saran Peningkatan Pelayanan publik merupakan muara/outcome dari pelaksanaan reformasi birokrasi. Harapan peningkatan pelayanan publik dari masyarakat terus meningkat. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah seperti memperbaiki regulasi pelayanan untuk mempercepat, mempermudah proses dan mekanisme pelayanan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur pelayanan. Namun, upaya perbaikan tersebut sampai saat ini belum sesuai dengan harapan masyarakat. Menghadapi kondisi demikian, masih diperlukan upaya untuk melakukan percepatan peningkatan kualitas pelayanan publik dengan mendorong tumbuhnya model-model pelayanan inovatif yang dapat menginspirasi, menjadi contoh, dan dapat ditransfer/ditiru melalui transfer pengetahuan dan pengalaman. Hal ini akan menjadi efektif, karena secara empirik bukti keberhasilan sudah ada, serta secara psikologis model pelayanan publik yang inovatif tersebut lebih dipercaya untuk diikuti oleh pelayanan publik lainnya yang menginginkan keberhasilan dalam pelayanan publiknya. Berdasarkan uraian yang telah tergambar di atas, penyusun mempunyai beberapa saran dan rekomendasi terkait dengan Pengembangan Inovasi Pelayanan Publik, yakni: 1) Setiap PPPK mengupayakan pengembangan atau menambah variasi inovasi pelayanan publik secara terus menerus, baik yang sudah dijalankan maupun yang sedang digagas sehingga ke depan dapat menjadi contoh bagi PPPK yang lain. 2) Penambahan dan pelaksanaan inovasi pelayanan publik yang baru, untuk inovasi-inovasi yang sebetulnya telah digagas, namun masih belum direalisasikan atau di lakukan, maka pihak pemberi layanan harus segera mengimplementasikan sehingga manfaat yang akan didapatkan dapat segera pula dirasakan. 3) Melakukan optimalisasi terhadap inovasi pelayanan publik yang saat ini sudah dijalankan di instansi dan unit kerja masing-masing.


60 DAFTAR PUSTAKA I. Buku Adair, J. 1996. Effective Innovation. How to stay ahead of the Competition. London: Pan Books. Alec Fisher, Berpikir Kritis, Jakarta: Erlangga, 2008. Aulia, Ulfah, 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV di MIN 10 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2017/2018, Bandar Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan. Bergili, B., 2015. Creative and critical thinking skills in problem-based learning environment. Journal of Gifted Education and Creativity. De Jong, J & Hartog, D.D, 2003. Leadership as a derminant of innovative behavior. Desmita, 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Harriman, 2017. Berpikir Kreatif. Journal of Chemical Information and Modeling. Hendra Surya, 2011. Strategi jitu mencapai kesuksesan belajar, Jakarta: Elek Media Komputindo. Hery Suharna, dkk., Berpikir Reflektif Mahasiswa dalam Menyelesaikan Masalah Matematika, KNPM V, (Himpunan Matematika Indonesia, Juni 2013) Jozua Sabandar, Berpikir Reflektif dalam Pembelajaran Matematika (Jurnal), Prodi Pendidikan Matematika Sekolah Pascasarjana UPI. Maya Kusumaningrum, Abdul Aziz Saefudin, Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Matematika Melalui Pemecahan Masalah Matematika, (Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY, 10 Nopember 2012) Mohamad Nur, 2011. Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Surabaya: Pusat Sains dan Matematika sekolah UNESA. Muhamad Irham, dkk, 2013. Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam Proses Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Munandar, U, 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta. Phan, H. P, Achievment Goals, The Classroom Environtment, and Reflective Thinking: A Conceptual Framework, dalam Electronic Jurnal of Reserch in Education Psychology, Vol 6 No. 3.


61 S. Chee Choy dan Pou San Oo, 2012. Reflective Thinking and Teaching Practice, Malaysia International Journal of Instruction, Vol. 5, No.1 Sumadi Suryabrata, 2006. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Susanto, A, 2016. Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, Jakarta: Prenada Media Group. Uno, Hamzah B. & Mohamad, Nurdin, 2017. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: PT Bumi Aksara. Wasty Soemanto, 1998. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta. Wowo Sunaryo, 2011. Taksonomi Berpikir, Bandung: Remaja Rosdakarya. II. Artikel dan Internet Arief Achmad, Memahami Berpikir Kritis, Sebuah artikel pada http://researchengines.com/1007arief3.html, (Diakses: Selasa, 03 Mei 2013 Artikel detikjabar, "Pengertian Inovasi: Ciri, Manfaat, dan Cara Berinovasi" selengkapnya https://www.detik.com/jabar/bisnis/d-6197336/pengertian-inovasi-cirimanfaat-dan-cara-berinovasi, diakses, Senin, 5 Desember 2022 https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--mengenal-pelayanan-publik, diakses, Senin, 5 Desember 2022 Https://Www.Researchgate.Net/Publication/318013627_Keterampilan_Abad_Ke-21_ Keterampilan_Yang_Diajarkan_Melalui_Pembelajaran, diakses, Selasa, 13 Desember 2022 https://skilvul.com/blogs/10-top-jobs-skill-yang-dibutuhkan-pekerja-di-tahun-2025, diakses, Selasa, 13 Desember 2022 https://www.lamaccaweb.com/2021/01/29/pendidikan-solutif-di-era-baru-new-normal-ditengahmasa-pandemi/, diakses, Sabtu, 17 Desember 2022 http://masihtertulis.blogspot.com/2011/12/kolom-berpikir-solutif.html, diakses Sabtu, 17 Desember 2022 https://serupa.id/berpikir-kreatif-creative-thinking-pengertian-indikator-tahap-dsb/, diakses, Sabtu, 17 Desember 2022 https://sis.binus.ac.id/2020/07/28/contoh-dan-penerapan-scamper-method/, diakses Selasa, 20 Desember 2022


62 https://www.binaracademy.com/blog/pengertian-six-thinking-hats, diakses Senin, 2 Januari 2023 https://hermananis.com/enam-topi-berpikir-edward-de-bono/, akses Senin, 2 Januari 2023 https://radarsemarang.jawapos.com/artikel/untukmu-guruku/2021/01/27/permainan-enam-topiberpikir-untuk-ciptakan-solusi/#, akses Senin, 2 Januari 2023 https://kumparan.com/user-01092021123908/proses-berpikir-efektif-dengan-metode-sixthinking-hats-1wSlb4CMgx0/full, diakses Senin, 2 Januari 2023


63 Lampiran 1 SISTEMATIKA PROPOSAL PROJECT INOVASI PELAYANAN PUBLIK A. BAGIAN AWAL Cover B. BAGIAN INTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah/Isu Prioritas 1.3 Tujuan dan Manfaat BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Visi dan Misi Pemerintah Daerah 2.2 Tugas dan Fungsi Unit Kerja 2.3 Struktur Organisasi 2.4 Sumber Daya Manusia BAB III RANCANGAN PROYEK INOVASI PELAYANAN PUBLIK 3.1 Deskripsi Isu/Permasalahan 3.2 Analisis Penyebab Isu/Permasalahan 3.3 Metode Pelaksanaan Proyek Inovasi Pelayanan Publik 3.4 Timeline Pelaksanaan Proyek Inovasi Pelayanan Publik


64 Lampiran 2 SISTEMATIKA LAPORAN PROJECT INOVASI PELAYANAN PUBLIK A. BAGIAN AWAL ❖ Cover ❖ Kata Pengantar ❖ Daftar Isi ❖ Daftar Tabel ❖ Daftar Gambar ❖ Daftar Lampiran B. BAGIAN INTI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah/Isu Prioritas 1.3 Tujuan dan Manfaat BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Visi dan Misi Pemerintah Daerah 2.2 Tugas dan Fungsi Unit Kerja 2.3 Struktur Organisasi 2.4 Sumber Daya Manusia BAB III RANCANGAN PROYEK INOVASI PELAYANAN PUBLIK 3.1 Deskripsi Isu/Permasalahan 3.2 Analisis Penyebab Isu/Permasalahan 3.3 Metode pelaksanaan Proyek Inovasi Pelayanan Publik 3.4 Timeline Pelaksanaan Proyek Inovasi Pelayanan Publik


65 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Proyek Inovasi Pelayanan Publik 4.2 Analisis Manfaat Implementasi Proyek Inovasi Pelayanan Publik 4.3 Evaluasi Implementasi Proyek Inovasi Pelayanan Publik BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran C. BAGIAN AKHIR Daftar Pustaka Lampiran-Lampiran


66 Lampiran 3 MEMBUAT VIDEO KOMPILASI PROJECT INOVASI PELAYANAN PUBLIK A. AWAL ✓ Bumper ✓ Nama Peserta ✓ Nama Instansi ✓ Judul Video B. INTI ✓ Kompilasi Langkah-langkah Project Inovasi ✓ Testimoni Rekan Kerja dan Atasan terkait Project Inovasi C. AKHIR ✓ Closing Statement ✓ Ucapan Terima Kasih ✓ Bumper


Click to View FlipBook Version