The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by khairaniyasmin19, 2022-12-20 12:43:10

lkm

lkm

Kata Pengantar


Panduan Penggunaan

Agar anda berhasil mencapai kompetensi
yang dibutuhkan maka ikuti petunjuk langkah-langkah
yang harus dilakukan selama mempelajari E-LKM Mata
kuliah Botani Tumbuhan Rendah Terintegrasi Etnosains
Pada Materi Pteridophyta ini yaitu:

1.Baca dan pahami kompetensi yang harus di
capai dan dipelajari dalam E-LKM Botani Tumbuhan
Rendah Terintegrasi Etnosains Pada Materi
Pteridophyta , cermati pula tujuan pembelajaran dari
masingmasing kegiatan pembelajaran.

2.Baca dan pahami materi yang ada dalam e-
Lkm Botani tumbuhan rendah Terintegrasi Etnosains
Pada Materi Pteridophyta ini dengan baik, jika
menemukan kesulitan, silahkan tanyakan kepada
dosen.

3.Jika E-LKM Botani tumbuhan rendah
Terintegrasi Etnosains Pada Materi Pteridophyta ini
dirasa belum cukup memberikan informasi, carilah
referensi yang menunjang anda dalam menyelesaikan
kegiatan belajar dan tugas.

4. Untuk keberhasilan anda, dalam
mempelajari E-LKM mata kuliah Botani Tumbuhan
Rendah Terintegrasi Etnosains Pada Materi
Pteridophyta,urutan kegiatan harus di ikuti dengan
benar .


f

Mengenal Tumbuhan Paku

Gambar 1. Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku atau Pteridophyta (Yunani, pteron =
bulu, phyton = tumbuhan) merupakan kelompok Plantae yang
sudah berkormus (memiliki akar, batang, dan daun sejati) dan
bereproduksi dengan spora. Merupakan tumbuhan vaskuler
(Tracheophyta) karena memiliki jaringan pengangkut air dan
mineral (xilem) dan zat makanan (floem).

Sebagian besar orang beranggapan bahwa tumbuhan
paku berdaun lunak bagaikan bulu, kenyataannyatidak semua
tumbuhan paku selalu memiliki daun daun - lembut seperti
bulu. Paku tidak menghasilkan bunga, buah, dan biji.
Pada umumnya masyarakat tidak begitu mengenal semua jenis
tumbuhan paku. Mereka hanya mengenal jenis-jenis
tumbuhan paku yang biasa dipakai sebagai bahan pangan,
seperti Acrostichum aureum, Diplazium esculentum, dan
Stenochalena palustris. Bahkan Tumbuhan paku (Pteridofit)
masih terasa asing didengar karena tumbuhan ini dianggap
tanaman liar yang tidak memiliki kegunaan.


f

Uraian Materi

Tujuan Pembelajaran


Mengenal Tumbuhan Paku

Tahukah peserta didik sekalian ternyata tumbuhan
paku memiliki banyak peranan yang dimanfaatkan manusia dan
juga berperan dalam keseimbangan ekosistem. Tumbuhan ini
sangat mudah ditemui dan tumbuh disekitar kita.Distribusi
tumbuhan paku tersebar luas dan hampir terdapat di seluruh
bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering
(gurun). Pteridofit di dunia diperkirakan berjumlah lebih dari
14.200 taksa, di Indonesia mencapai 1.611 taksa. jumlah ini
diperoleh bila menggunakan dasar klasifikasi yang digunakan di
Herbarium Bogoriensa.

Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya
telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata
dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang,
dan daun. Selain itu tumbuhan ini juga sudah memiliki sistem
pembuluh/ berkas pengangkut berupa xilem dan floem yang
tidak dijumpai pada lumut. Akar pada tumbuhan paku bersifat
seperti serabut dan bagian bagian ujung dilindungi oleh kaliptra
Batang pada sebagian besar tumbuhan paku tidak terlihat karena
berada di dalam tanah berupa rizom/rimpang.

Tumbuhan paku sangat heterogen, apabila ditinjau dari
segi habitus maupun cara hidupnya. Berdasarkan habitusnya ada
jenis-jenis tumbuhan paku yang sangat kecil dengan daun-daun
yang kecil dan memiliki struktur yang sangat sederhana, ada pula
yang besar. Berdasarkan cara hidupnya ada jenis-jenis paku yang
hidup di atas tanah (teresterial), ada yang hidupnya menumpang
pada tumbuhan lain (epifit), dan ada paku air (akuatik)
Tumbuhan paku cenderung meyukai tempat tempat teduh
dengan derajat kelembapan yang tinggi dan tidak tahan pada
kondisi dengan ketersediaan air yang terbatas.


CIRI CIRI

Q.R Ciri tumbuhan paku meliputi ukuran,
Ciri Ciri Pteridophyta bentuk, struktur, dan fungsi tubuh yang
memiliki ukuran bervariasi dari yang
tingginya sekitar 2 cm, misalnya pada
tumbuhan paku yang hidup mengapung di
air, sampai tumbuhan paku yang hidup di
darat yang tingginya mencapai 5 m,
Tumbuhan paku purba yang telah menjadi
fosilmisalnya paku tiang (Alsophyla
glauca).diperkirakan ada yang mencapai
tinggi 15 m.
Bentuk tumbuhan paku yang hidup saat ini
bervariasi, ada yang berbentuk lembaran,
perdu atau pohon, dan ada yang seperti
tanduk rusa.

Gambar 2. Paku Purba

Sistem perakaran tumbuhan paku merupakan akar
serabut. Perakaran embrionya dibedakan menjadi katub atas
dan bawah. Katub atas berkembang menjadi rimpang dan
daun, sedangkan katub bawahnya membentuk akar. Akar
tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh dari rimpang.
Akar tumbuhan paku awalnya berasal kemudian gugur dan
digantikan akar- akar seperti kawat atau rambut, berwarna
gelap dan dalam jumlah besar yang berasal dari batangnya.


CIRI CIRI

Umumnya pertumbuhan batang tidak nyata, namun pada
paku pohon, batangnya tumbuh menyerupai batang pinang. Batang
tumbuhan paku umumnya berupa akar tongkat atau rimpang, ada
yang berbentuk batang sesungguhnya. Batang tumbuhan paku dapat
berbentuk tiang, merambat, atau memanjat. Beberapa tumbuhan
paku yang hidup di tanah, batangnya tumbuh sejajar dengan
permukaan tanah sehingga disebut rimpang.

Daun pada tumbuhan paku umumnya dikenal dengan istilah
ental (frond). Daun tumbuhan paku terdiri atas helaian daun (lamina)
dan tangkai (stipe). Daun tumbuhan paku umumnya mengumpul atau
menyebar di sepanjang stipe dan rachis. Daun muda umumnya
menggulung yang dikenal dengan istilah coil atau gelung. Bentuk daun
pada daun muda berbeda dengan daun dewasa. Bentuk daun bersirip
(pinnate), tiap anak daun disebut sirip (pinna) dan poros tempat sirip
berada disebut rakis (rachis)

Gambar 3. Struktur Morfologi Tumbuhan paku


Q.R lmu yang mempelajari tentang
Klasifikasi tumbuhan paku disebut Pteridologi dan
Pteridophyta ahlinya disebut Pteridolog. Pteridofit
ditempatkan pada takson divisio dengan
empat kelas , yaitu :

1. Kelas Psilotinae (misalnya paku
telanjang, Psilotum)
2. Kelas: Lycopodinae/Isoetinae
(misalnya rane,kumpai,dan paku kawat)
3. Kelas: Equisetinae (rumput betung
atau paku ekor kuda)
4. Kelas: Filicinae / Filices (paku sejati /
benar,mencakup Eusporangiatae) ordo
Ophioglossales dan Marattiales dan
Leptosporangiatae


Kelas Psilophytinae (Paku Purba)

Ciri-ciri Psilophytinae yang paling khas adalah tidak memiliki
daun dan akar. Namun pakis purba yang memiliki daun, daunnya
berukuran kecil dan berbentuk menyerupai sisik. Spora yang
dihasilkan dari sporofil paku purba adalah satu jenis spora atau
bersifat homospora. Kelas Psolophytinae terbagi menjadi dua
ordo, yaitu:
1) Ordo Psilophytales (Paku Telanjang) Paku telanjang
memiliki ciri rhizoma sebagian besar tersembunyi di tanah dan
percabangannya dikotom. Psilophytales ini hidup atau berada di
daerah tropis dan subtropis serta hanya mempunyai satu family
yaitu Psilotaceae
2) Ordo Psilotales Psilotales adalah ordo yang
menunjukkan ciri-ciri yang pada dasarnya primitif, yaitu tidak
mempunyai akar sejati dan batangnya terdapat daun-daun kecil
berbentuk sisik. Contohnya adalah Psilotum nudum dan
Psilotum triquetrum

Q.R
Psilotum Nudum


Kelas Lycopodinae (Paku Kawat)

Lycopodinae memiliki ciri berupa tumbuhan yang menjalar di
atas tanah, serta batang dan akarnya memiliki bercabangan yang
berbentuk menggarpu. Memiliki daun mikrofil, tidak bertangkai dan
daun tersusun melingkar atau berhadapan. Kelas Lycopodinae terdiri dari
lima ordo yaitu:

1) Ordo Lycopodiales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam
ordo Lycopodiales merupakan tumbuhan paku homospora. Tumbuhan
paku ini memiliki ciri daun-daun seperti sisik, batang mempunyai berkas
pengangkut yang masih sederhana, memiliki akar sejati yang tumbuh
secara adventif, dan akar bercabang menggarpu. Contoh tumbuhan paku
dari ordo Lycopodiales adalah Lycopodium mularifolium.

2) Ordo Isoetales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam ordo
Isoetales memiliki ciri akar parenial yang menghasilkan meristem, dan
daun mikrofil dengan bentuk seperti pita. Ordo Isoetales memiliki satu
family yaitu Isotaceae dan contoh spesies yang dimiliki adalah Isoetes
coromandeliana .

3) Ordo Selaginellales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam
ordo Selaginellales merupakan tumbuhan paku heterospora yang
memiliki daun tersusun spiral. Memiliki batang dengan cabang
menggarpu serta sebagian batang dengan posisi berbaring dan berdiri
tegak. Pada bagian atas daun terdapat lidah-lidah atau ligula. Contohnya
adalah Selaginella caudata dan Selaginella plana.

4) Ordo Lepidodendrales Tumbuhan paku yang termasuk ke
dalam ordo Lepidodendrales kini telah punah. Tumbuhan paku yang
tergolong ke dalam ordo ini memiliki ciri tunas awal membalah menjadi
akar dan tunas lainnya menjadi batang yang tegak. Memiliki batang
dengan penebalan dinding sekunder dan daunnya merupakan daun
mikrofil, jika daunnya gugur akan meninggalkan berkas pembuluh.
Contohnya adalah Lepidodendron vasculare, dan Lepidostrobus major

5) Ordo Pleuromiales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam
ordo Pleuromiales termasuk ke dalam jenis heterospora dan menyerupai
pohon. Ordo Pleuromiales memiliki satu family yaitu Pleuromeiaceae dan
tumbuhan paku yang termasuk ke dalam ordo Pleuromiales ini kini telah
punah.


Kelas Lycopodinae (Paku Kawat)

Lycopodinae memiliki ciri berupa tumbuhan yang menjalar di
atas tanah, serta batang dan akarnya memiliki bercabangan yang
berbentuk menggarpu. Memiliki daun mikrofil, tidak bertangkai dan
daun tersusun melingkar atau berhadapan. Kelas Lycopodinae terdiri dari
lima ordo yaitu:

1) Ordo Lycopodiales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam
ordo Lycopodiales merupakan tumbuhan paku homospora. Tumbuhan
paku ini memiliki ciri daun-daun seperti sisik, batang mempunyai berkas
pengangkut yang masih sederhana, memiliki akar sejati yang tumbuh
secara adventif, dan akar bercabang menggarpu. Contoh tumbuhan paku
dari ordo Lycopodiales adalah Lycopodium mularifolium.

2) Ordo Isoetales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam ordo
Isoetales memiliki ciri akar parenial yang menghasilkan meristem, dan
daun mikrofil dengan bentuk seperti pita. Ordo Isoetales memiliki satu
family yaitu Isotaceae dan contoh spesies yang dimiliki adalah Isoetes
coromandeliana .

3) Ordo Selaginellales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam
ordo Selaginellales merupakan tumbuhan paku heterospora yang
memiliki daun tersusun spiral. Memiliki batang dengan cabang
menggarpu serta sebagian batang dengan posisi berbaring dan berdiri
tegak. Pada bagian atas daun terdapat lidah-lidah atau ligula. Contohnya
adalah Selaginella caudata dan Selaginella plana.

4) Ordo Lepidodendrales Tumbuhan paku yang termasuk ke
dalam ordo Lepidodendrales kini telah punah. Tumbuhan paku yang
tergolong ke dalam ordo ini memiliki ciri tunas awal membalah menjadi
akar dan tunas lainnya menjadi batang yang tegak. Memiliki batang
dengan penebalan dinding sekunder dan daunnya merupakan daun
mikrofil, jika daunnya gugur akan meninggalkan berkas pembuluh.
Contohnya adalah Lepidodendron vasculare, dan Lepidostrobus major

5) Ordo Pleuromiales Tumbuhan paku yang termasuk ke dalam
ordo Pleuromiales termasuk ke dalam jenis heterospora dan menyerupai
pohon. Ordo Pleuromiales memiliki satu family yaitu Pleuromeiaceae dan
tumbuhan paku yang termasuk ke dalam ordo Pleuromiales ini kini telah
punah.


Kelas Equisetinae (Paku Ekor Kuda)

Tumbuhan paku kelas Equisetinae menyukai tempat
dengan kondisi yang lembab serta memiliki akar, batang, dan
daun sejati. Pada batang terdapat ruas-ruas dimana setiap ruas
terdapat daun kecil seperti sisik. Kelas Equisetinae mempunyai
sporangium yang tersusun dalam strobilus dan menghasilkan
satu jenis spora. Terdapat tiga ordo yang termasuk ke dalam kelas
Equisetinae, yaitu:

1) Ordo Equisetales Tumbuhan paku yang termasuk ke
dalam ordo Equisetales ada yang hidup di darat dan ada yang
hidup di rawa. Ciri tumbuhan paku ordo Equisetales memiliki
rimpang dengan cabang berdiri tegak sehingga tampak seperti
rumputrumputan. Jenis daun mikrofil seperti sisik atau selaput
yang terletak pada bukubuku batang dan melekat mengelilingi
batang. Contohnya adalah Equisetum debile dan Equisetum
ramosissimum (Komaria, 2015).

2) Ordo Sphenophyllales Ordo Sphenophyllales memiliki
tumbuhan paku dengan ciri daun menggarpu atau berbentuk
pasak, tersusun berkarang dimana setiap karangnya biasanya
terdiri dari 6 daun. Contohnya adalah Sphenophyllum
cuneifolium dan Sphenophyllum dawsoni (Sugiarti, 2017).

3) Ordo Protoarticulatales Tumbuhan yang termasuk ke
dalam ordo Protoarticulatates memiliki ciri berupa semak kecil
dengan percabangan menggarpu, helaian daun sempit, tersusun
berkarang dan tidak beraturan. Anggota dari ordo
Protoarticulatales kini sudah berupa fosil. Contohnya adalah
Hyenia elegans (Komaria, 2015).


Kelas Filicinae (Paku Sejati)

Filicinae (paku sejati) memiliki ciri hidup di tempat dengan
kondisi yang teduh dan lembab, mempunyai daun yang besar dan
bertangkai, serta terdapat tulang daun. Pada tumbuhan muda daunnya
menggulung pada bagian ujung dan bagian bawah daun memiliki banyak
sporangium, contohnya adalah Adiantum farleyense dan Platycerium
bifurcatum. Kelas Filicinae terdiri dati tiga anak kelas, antara lain anak
kelas Eusporangiate, Leptosporangiate, dan Hydropterides (Sugiarti,
2017).

1) Anak Kelas Eusporangiatae

Anak kelas Eusporangiatae terdiri dari dua ordo, yaitu ordo
Ophioglossales dan ordo Marattiales. Spesies dari ordo Ophioglossales
memiliki ciri batang di dalam tanah yang pendek dan daunnya memiliki
bagian khusus yang berfungsi untuk berlangsungnya fotosinteisis dan
bagian lainnya berfungsi untuk menghasilkan alat reproduksi. Ciri
berikutnya yaitu memiliki sporangium dengan ukuran yang besar dan
berbentuk hampir bulat. Contoh marga dari ordo Ophioglossales, yaitu
Ophioglossum, Botrychium, dan Helminthostachys. Spesies dari ordo
Marattiales memiliki ciri daun makrofil dengan tulang daun menyirip
ganda, terdapat sporangium yang terletak di bawah daun, dan mempunyai
dinding yang tebal. Contoh marga dari ordo Marattiales, yaitu
Christensenia, Angiopteris, dan Marattia (Afifah, 2018).

2) Anak Kelas Leptosporangiatae

Terdapat sepuluh ordo yang termasuk ke dalam anak kelas
Leptosporangiatae, yaitu ordo Osmundales, Shizacales, Gleicniales,
Matoniales, Laxomales, Hymenophyllales, Dicksoniales, Thyrsopteridales,
Cyatheales, dan Polypodiales (Sugiarti, 2017).

3) Anak Kelas Hydropterides

Spesies dari anak kelas Hydropterides merupakan paku air atau tumbuhan
rawa. Anak kelas Hydropterides terdiri dari dua suku, yaitu suku
Salviniaceae dan Marsileaceae. Suku Salviniaceae memiliki ciri paku air
kecil yang mengapung pada permukaan air, sporocorpia bisa terletak pada
bagian daun yang tenggelam di dalam air, berkelamin tunggal dan
biasanya berumah satu. Contoh spesies dari suku Salviniaceae adalah
Salvinia mata lele dan Salvinia lukut cae. Ciri suku Marsileaceae yaitu
memiliki akar rimpang merayap dan daun muda menggulung. Megaspore
terdiri dari satu apora betina yang besar dan beberapa spora jantan yang
kecil. Contoh spesies dari suku Marsileaceae adalah Marsilea crenata
(Komaria, 2015).


Sebagai Motif Batik

Masyarakat Suku Dayak, Kalimantan
menjadikan tumbuhan paku sebagai ornamen khas motif
kain batik daerah

Sumber : diskominfo.kaltimprov

Filosofi Motif PAKU yaitu, Paku memilki lekukan
pada ujung daun Paku yang muda sehingga lekukan itu
membentuk lingkaran. Lingkaran tersebut memiliki arti
perputaran tentang kehidupan manusia terkadang di atas
terkadang di bawah, terkadang senang dan terkadang
sedih, yang tua menyayangi yang muda, yang muda
menghormati yang tua.
Di situlah letak maknanya dimana manusia akan selalu
bersyukur dengan cobaan hidup yang akhirnya menemui
titik akhir yaitu kematian, Sedangkan tumbuhan Paku atau
masyarakat awam menyebutnya Pakis bisa tumbuh di
mana-mana, di hutan, pesisir, bebatuan bahkan tanah
kering sekalipun.
Begitu juga kehidupan manusia harus bisa bertahan hidup
di manapun mereka berada. Kesimpulan arti motif paku
adalah tentang kehidupan manusia


Manfaat Pteridophyta bagi Masyarakat lokal di
Sekitaran Kawasan Taman Hutan Raya Raden Soerjo
Cangar Kota Batu.

Selaginella Wildenovii merupakan Jenis
tumbuhan paku yang dipercayawarga dapat
menghilangkan sesaknafas, warga mengenalnya dan
dengan sebutan daun alam, biasanya banyak
digunakan para warga dan pendaki untukobat
alternatif naik gunung ketika
mengalami sesak nafas.

Equisetum hyemale Jenis tumbuhan paku
yang dikenal masyarakat sebagai paku ekor kuda.
Menurut masyarakat memiliki nilaiekonomis daya jual
yang tinggi sebagai tanaman hias dan penangkal
nyamuk.

Athirium filix Jenis tumbuhan paku yang

banyaksekali dikonsumsi warga sebagai

laukmakanan, warga mengenalnya dengan

sebutan paku jangan.

Cyathea latebrosa Jenis tumbuhan paku yang
dimanfaatkan warga untuk kesuburan tanaman yang
biasanya di gunakan sebagai campuran tambahan
pupuk. Selain itu pada kulit pohonnya biasanya warga
menggunakan untuk tempat tanaman anggrek atau
untuk tanaman hidroponik


Tumbuhan jenis paku-pakuan (Asplenium
cf.phyllitidis) Tumbuhan jenis paku-pakuan ini
dimanfaatkan oleh etnis Dayak Malinau sebagai obat
penyubur rambut dengan cara daun ditumbuk sampai
halus dan dicampur dengan parutan kelapa, airnya
disaring dan digunakan sebagai pencuci rambut. Etnis
Dayak Malinau memanfaatkan tanaman Gmelina sp
sebagai obat penyubur rambut, dengan cara daun
diremas, digosokkan pada kulit kepala (Karmilasanti &
Supartini 2011).

Diplazium esculentum dimanfaatkan oleh
etnis Aceh, Dayak, Sunda, Maluku, dan Papua sebagai
obat demam, gonorrhea, dermatitis,sakit kepala, batuk,
dan bau badan (Setyowati.,2005). Ekstrak daunnya
mengandung flavonoid, polifenol, alkaloid, terpenoid, dan
saponin (Zannah, Suwono, & Lukiati, 2017).Polifenol
merupakan komponen utama yang
berfungsi sebagai anti penuaan dan antiinflamasi
(Archana, Pradeesh, Chinmayee,Mini, & Swapna, 2012)

Equisetum ramosissimum dimanfaatkan oleh
etnis Batak dan Jawa untuk pengobatan keseleo, patah
tulang, dan perut mulas (Arum,Retnoningsih, & Irsadi,
2012)

Masyarakat Indonesia telah memanfaatkan
beberapa jenis tumbuhan paku sebagai obat. Jenis C.
barometz digunakan oleh masyarakat Mengkiang,
Sanggau, Kalimantan Barat untuk mengobati rematik dan
keputihan(Haryono, Wardenaar, & Yusro, 2014), karena
kandungan rimpangnya memiliki aktivitas antiinflamasi
dan ekstrak bulu pada pangkal tangkai daunnya memiliki
aktivitas antioksidanserta antibakteri (Hartati, Rugayah, &
Praptosuwiryo, 2016).


Tata Tertib Praktikum

MANAGER


A. Pendahuluan
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku
merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas
mempunyai kormus karena memiliki akar, daun, dan batang
sejati. sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem
dan floem. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan
paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan
paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air
(hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga
menempel (epifit) pada pohon.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui komunitas tumbuhan paku dengan

melihat ciri-ciri secara morfologi.
2. Untuk mengidentifikasi sample spesies dari divisio

Pteridophyta.
3. Untuk mengklasifikasikan sample spesies dari divisio

Pteridophyta.
4. Untuk menjelaskan struktur tubuh paku beserta

fungsinya dan
5. Untuk mengamati struktur sporofit dan gametofit paku.


C. Alat dan Bahan

Alat
1. Lup
2. Papan bedah
3. Cutter
4. Alat tulis warna

Bahan
1. Adiantum peruvianum (Suplir)
2. Polypodium olycyrriza
3. Ptyrogramma calomenalos (paku perak)
4. Pteris longifolia
5. Nephrolepis bisserata (paku harupat)
6. Asplenium nidus (paku sarang burung

D. Prosedur kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang diperlukan
2. Ambil satu per satu tumbuhan paku dan letakkan di

atas bedah
3. Amati bagian-bagian morfologi dari tumbuhan paku

tersebut. kemudian tentukan bagian akar, batang dan
daunnya. Amati bagian sorus, sporangium dan spora
nya. Bandingkan ukuran spora tumbuhan paku satu
dengan yang lainnya apakah homospora atau
heterospora!
4. Bandingkan hasil pengamatan dengan gambar
pembanding.
5. Gambarkan dan catat hasil pengamatan.
6. Susun lah urutan klasifikasi masing-masing tanaman
paku tersebut.
7. Buatlah herbarium dari tanaman paku tersebut dan
diberi keterangan.


E. Pertanyaan :
1. Jelaskan dengan skema daur hidup tumbuhan paku!
2. Jelaskan habitat hidup tumbuhan paku!
3. Jelaskan peranan masing-masing tumbuhan paku yang

kamu amati!
4. Sebutkan kearifan lokal tumbuhan paku di daerah

kamu !
5. Apa Manfaat tumbuhan paku?

Jawab


I. Tabel Pengamatan


Click to View FlipBook Version