LAPORAN AKHIR
PROGRAM PENGABDIAN MAHASISWA BAGI MASYARAKAT
“PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK BERBASIS SUMBER MELALUI BUDIDAYA
MAGGOT DESA BELIMBING, KECAMATAN PUPUAN, KABUPATEN TABANAN”
Diusulkan Oleh: (1905531012, 2019)
Ketua: (1905531011, 2019)
(1905531013, 2019)
Anak Agung Gede Agung Krisnanta Dwipayana (1905531122, 2019)
Anggota: (1905531129, 2019)
(1905531134, 2019)
Komang Manik Marianti (2005531025, 2020)
I GEDE RISKI ANANTA (2005531098, 2020)
Ade pande apriana saputra (2005531037, 2020)
I GST NGR BRAHMANDITHA NURARTHA (2005531101, 2020)
I Gusti Ngurah Agung Ananta Maha Putra
Pande Nyoman Agus Adnyana
Luh Ary Putri Manik
Kimi Obelix Castafiore
ILHAM FAUZI
B/333/UN14.1.C.1/KM.05.02/2021
Universitas Udayana
Denpasar
2021
Halaman Pengesahan
1. Judul : PENGOLAHAN SAMPAH
ORGANIK BERBASIS SUMBER
2. Ketua Pelaksanaan Kegiatan MELALUI BUDIDAYA MAGGOT
Nama DESA BELIMBING, KECAMATAN
PUPUAN, KABUPATEN TABANAN
NIM
Jurusan : Anak Agung Gde Agung Krisnanta
Universitas/Institut/Politeknik Dwipayana
Alamat Rumah
: 1905531012
No. Telepon/HP : Teknik Mesin
Alamat E-mail : Universitas Udayana
Anggota Pelaksana : Dusun Bungaya, Desa Akah,
3. Dosen Pembimbing
Nama Lengkap, Gelar Kecamatan Klungkung, Kabupaten
NIDN Klungkung
Alamat Rumah : +6282247221737
No. Telepon/HP : Krisnantadwip@gmail.com
4. Biaya Total (Rp) : 10 Orang
5. Jangka Waktu Pelaksanaan (bulan)
: Dr. Wayan Nata Septiadi, ST., MT
Dosen Pendamping, : 0012098401
: Dusun Nyamping, Desa Gunaksa.
: 081916356509
: Rp. 10.000.000,00
: 3 bulan
Denpasar, 13 December 2021
Ketua Tim
Dr. Wayan Nata Septiadi, ST. , MT Anak Agung Gede Agung Krisnanta Dwipayana
NIDN. 0012098401 NIM. 1905531012
Mengetahui,
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
Prof. Ir. Ngakan Putu Gede Suardana, MT. , PhD. , IPU.
NIP. 196409171989031002
ii
RINGKASAN
Desa Belimbing merupakan desa yang terletak di kecamatan pupuan kabupaten
Tabanan.mengingat lokasinya yang berada perbukitan mayoritas masyarakatnya berprofesi
sebagai petani dan peternak sehingga tidak menutup kemungkinan Sampah organik yang
dihasilkan di desa belimbing sebagian besar berupa sayur-sayuran dan buah-buahan.Sampah
organik merupakan sampah yang berasal dari sisa mahkluk hidup yang mudah terurai secara
alami tanpa proses campur tangan manusia untuk dapat terurai. Sampah organik bisa dikatakan
sebagai sampah ramah lingkungan bahkan jenis sampah ini bisa diolah kembali menjadi suatu
yang bermanfaat bila dikelola dengan tepat. Tetapi bila sampah organik tidak dikelola dengan
benar akan menimbulkan penyakit dan bau yang kurang sedap hasil dari pembusukan sampah
organik yang cepat. Contoh dari sampah organik adalah buah-buahan yang sudah tidak layak
dimakan, sayur-sayuran kering, kulit buah-buahan, limbah dapur seperti sisa makanan yang
tersisa, nasi basi, dan sebagainya. Upaya mendukung kebijakan pemerintah daerah nomor 47
tahun 2019 tentang Pengolahan Sampah Berbasis Sumber kami dari tim PHP2D Universitas
Udayana dan bekerja sama dengan PT. Bala Indonesia ingin mengimplementasikan ilmu yang
kami dapatkan untuk menangani masalah sampah yang ada pada desa tersebut. Balabox
merupakan suatu inovasi yang dibuat untuk menangani masalah sampah organik yang mudah
dan murah yaitu dengan cara pemanfaatan Maggot BSF, pengolahan sampah organik
menggunakan balabox dapat menghasilkan beberapa produk antaralain manggot bsf itu sendiri,
pupuk kering organik, serta lendi atau pupuk cair organik. Manggot bsf merupakan salah satu
produk yang dihasilkan dari penggunaan balabox,maggot bsf merupakan larva yang dihasilkan
dari lalat berjenis Black Soldier Fly (BSF). Kelebihan dan manfaat Maggot BSF antara lain
semasa hidupnya maggot BSF mengonsumsi makanan organik. Seperti yang kita ketahui,
Indonesia marak akan limbah organik, sehingga membudidayakan maggot lalat bsf ini akan
membantu menekan jumlah limbah organik yang sudah lama menjadi permasalahan masyarakat
dan pemerintah.
Siklus hidup Black Soldier Fly (BSF) terdiri dari larva, larva dewasa, prepupa, pupa dan
menjadi lalat dewasa yang berlangsung selama 41 hari. Maggot adalah penghasil protein hewani
yang tinggi dan memiliki kandungan protein sekitar 41%-42% sehingga manggot bsf ini dapat
digunakan sebagai bahan pakan ternak seperti ikan lele, ayam, burung. Selain ulat maggotnya
yang bisa jadi makanan unggas dan ikan, limbah dari makanan manggot bsf atau Black Soldier
Fly (BSF) juga tidak terbuang percuma. Ampas dari permentasi sampah organik yang dimakan
ulat maggot ini bisa dimanfaatkan lagi menjadi pupuk organik bagi tanaman, selain itu pupuk
organik kering yang dihasilkan dari balabox tidak ada proses lanjutan lagi yang harus dilakukan
iii
karena sudah kering, halus dan tidak mengeluarkan bau menyengat. Produk yang dapat dihasilan
dari budidaya manggot menggunakan balabox adalah pupuk cair atau lendi yang berguna untuk
mengurangi penggunaan obat-obatan kimia bagi tanaman sekaligus menyuburkan
tanaman.Walaupun metode pengolahan sampah berbasis sumber ini telah banyak
disosialisasikan oleh pemerintah daerah, akan tetapi pemahaman secara teknis akan teknik
pengolahan sampah masih sangat kurang.
Tujuan dari kegiatan PHP2D Universitas Udayana ini adalah untuk membantu
memberikan pembelajaran dengan cara memberikan pembinaan,bimbingan teknis,pelatihan dan
pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan sampah berbasis sumber, sehingga masyarakat
mampu mengolah sampah dengan tepat yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan
nilai lebih dari pengolahan sampah yang mereka lakukan. Kegiatan dilakukan dengan cara
memberikan bimbingan dan sosialisasi mengenai metode teknis pengolahan sampah, pembinaan
tentang teknis penggunaan dan perawatan media yang digunakan, dan membantu mengatasi
permasalahan mengenai pengolahan sampah organik. Dari kegiatan yang sudah dilakukan terjadi
peningkatan proses produksi manggot bsf yang ada di desa belimbing serta meningkatnya
keterampilan dan profesionalitas masyarakat desa tersebut.
Kata kunci : sampah organik,lalat BSF, balabox, manggot, pupuk kering organik, pupuk
cair organik,pengolahan sampah berbasis sumber
iv
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .........................................................................................................................................i
Halaman Pengesahan................................................................................................................................. ii
RINGKASAN........................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................................vi
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................................................2
1.4. Manfaat.......................................................................................................................................3
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA.......................................................................3
2.1 Gambaran Umum Masyarakat..........................................................................................................3
BAB 3. METODE PELAKSANAAN........................................................................................................4
3.1. Mengidentifikasi Masalah ..........................................................................................................4
3.2. Analisa Kebutuhan .....................................................................................................................5
3.3. Penetapan Khayalak Sasaran. .....................................................................................................6
3.4. Pelaksanaan Program..................................................................................................................6
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN................................................7
4.1. Hasil Yang Dicapai.....................................................................................................................7
4.2. Potensi Keberlanjutan...............................................................................................................11
BAB 5. PENUTUP ...................................................................................................................................11
5.1. Kesimpulan...............................................................................................................................11
5.2. Saran ........................................................................................................................................12
LAMPIRAN .............................................................................................................................................13
Lampiran 1. Penggunaan Dana.............................................................................................................13
Lampiran 2. Bukti-bukti pendukung kegiatan ......................................................................................15
Lampiran-lampiran ...............................................................................................................................17
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa di Desa Belimbing,
Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali.............................................................................2
Gambar 2. 1 Daerah Sasaran Program ..........................................................................................3
Gambar 2. 2 Denah Lokasi Desa Belimbing ................................................................................4
Gambar 3. 1 Pelaksanaan Program PHP2D Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan ......................................................................................................................................... 7
Gambar 4. 1 Sosialisasi pembinaan masyarakat tentang pengolahan sampah melalui budidaya
maggot........................................................................................................................................... 7
Gambar 4. 2 Pelatihan I pembinaan masyarakat budidaya maggot ..............................................8
Gambar 4. 3 Evalusai program bersama tim dan masyarakat binaan .........................................8
Gambar 4. 4 Pelatihan II Pendampingan masyarakat budidaya maggot ......................................9
Gambar 4. 5 Pelatihan III Pembinaan dan pemberdayaan management penerapan budidaya
maggot......................................................................................................................................... 10
Gambar 4. 6 Promosi dan publikasi kegiatan dan produk .........................................................10
vi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sampah merupakan satu permasalahan yang dihadapi oleh berbagai negara di
dunia, tidak terkecuali Indonesia. Saat ini Indonesia merupakan salah satu penyumbang
sampah terbanyak di dunia. Berdasarkan data Sistem Informasi Pengolahan Sampah
Nasional (SIPSIN) per tahun 2020 timbunan sampah di Indonesia sebanyak
33.320.745,45ton dengan 40% diantaranya merupakan sampah organik.
Sampah organik adalah zat-zat atau benda-benda dari hasil kegiatan manusia seperti
daun kering, sisa makanan (sayur-sayuran dan buah-buahan) yang sudah tidak dapat
digunakan lagi. Sampah rumah organik sampai saat ini masih menjadi permasalahan yang
belum dapat diatasi dengan baik dan benar. Keadaan sampah yang semakin hari menjadi
banyak dan menumpuk mengakibatkan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan di
sekitarnya. Perombakan sampah organik dalam suasana anaerob akan menimbulkan bau
tak sedap terhadap lingkungan. Sampah organik yang mengandung kandungan protein
tinggi akan meningkatkan bau yang dihasilkannya. Dampak lain yang ditimbulkan karena
adanya penimbunan sampah dalam jumlah besar adalah lingkungan yang kotor dan
pemandangan yang kumuh. Timbunan sampah dapat menjadi sarang bagi vektor seperti
tikus dan nyamuk yang dapat menyebabkan terjadinya wabah penyakit.
Maka dari itu, diperlukan tindakan yang lebih lanjut untuk penaganan dan
pengolahan sampah. Pengelolaan sampah dimaksudkan agar sampah tidak
membahayakan kesehatan manusia dan tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memperoleh manfaat atau keuntungan bagi manusia. Hal
ini didasari oleh pandangan bahwa sampah adalah sumber daya yang masih bisa
dimanfaatkan dan bahkan memiliki nilai ekonomi.
Melalui Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) Tim
Universitas Udayana turut berpartisipasi dalam penanganan dan pengolahan sampah
organik. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan, Bali. Desa ini berada pada ketinggian 500-600 meter di atas permukaan air laut
dan terdiri atas 8 banjar dengan penduduk sebanyak 4.628 jiwa yang sebagian besar
berprofesi sebagai petani dan peternak.
Banyaknya sampah organik yang dihasilkan dari aktifitas pertanian dan peternakan
masih belum ditangani secara optimal oleh masyarakat setempat. Biasanya penanganan
sampah yang dilakukan adalah pendekatan akhir (end of pipe), yakni memindahkan
sampah dari satu tempat ke tempat lain, yang jika dilaksankan terus menerus akan
mengakibatkan penumpukan sampah. Oleh sebab itu, melalui program ini dilaksanakan
1
bimbingan teknis dan pelatihan pengembangan pengolahan sampah organik berbasis
sumber melalui budidaya maggot di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan.
Gambar 1. 1 Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa di Desa Belimbing,
Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, Bali
Diharapkan melalui kegiatan ini penanganan sampah di Desa Belimbing dapat
ditangani dengan lebih baik dan dapat memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan pada bulan November di Desa
Belimbing Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabana ditemukan adanya permasalahan
kurangnya pengetahuan yang cukup pada masyarakat setempat mengenai teknik
pengolahan sampah organik berbasis sumber melalui budidaya magot, serta masih belum
optmalnya pengolahan sampah organik di Desa Belimbing. Berdasarkan hal tersebut
maka permasalahan yang terdapat di Desa Belimbing adalah:
1. Masyarakat Desa Belimbing belum mengetahui pengolahan sampah organik
berbasis sumber melalui budidaya maggot.
2. Bagaimana teknis pengolahan sampah menjadi pakan ternak dan pupuk untuk
tanaman.
3. Bagaimana cara mengolah sampah organik berbasis sumber melalui budidaya
maggot hingga dapat dijadikan pakan ternak dan pupuk tanaman.
1.3. Tujuan
Sebagai masyarkat Indonesia dan mahasiswa yang merupakan kalangan
akademisi tentunya mempunyai suatu kewajiban dalam mendukung program pemerintah
salah satunya yaitu program mengenai masalah di Kabupaten Tabanan melalui program
pengolahan sampah setempat.
Adapun tujuan secara umum pembinaan dan pemberdayaan masyarakat melalui
“Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa” adalah “untuk membantu
memberikan pembelajaran dengan cara memberikan pembinaan, pelatihan, bimbingan
teknis, dan pemberdayaan masyarkat dalam pengembangan energi alternatif dari
pengolahan sampah, sehingga masyarakat mampu mengolah sampah dengan tepat yang
2
nantinnya bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan pakan ternak dan pupuk untuk tanaman
sehingga secara khusus tujuannya sebagai berikut:
1. Memberikan pembinaan teknis mengenai metode atau cara mengolah
sampah
2. Memberikan bimbingan teknis tentang pengolahan sampah menjadi pakan
ternak dan pupuk untuk tanaman
3. Membantu Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan untuk
menangani permasalahan sampah dan mampu menghasilkan produk olahan
sampah yang dapat digunakan sebagai pakan ternak dan pupuk untuk
tanaman
1.4. Manfaat
Keberhasilan pembinaan dan pemberdayaan masyarakat dalam budidaya maggot yaitu :
1. Masyarakat memahami serta mampu menerapkan pengolahan sampah
dengan budidaya maggot berbasis box.
2. Adanya perubahan pola fikir dan kesadaran masyarakat dalam melakukan
pemilahan berbagai sampah organik dan anorganik.
3. Masyarakat memperoleh keterampilan dan pengetahuan mengenai
pengolahan sampah organik sehingga kebersihan lingkungan sekitar dapat
lebih terjaga.
4. Masyarakat mampu mendapatkan keuntungan melalui pengaplikasian
budidaya maggot mengingat teknologi yang digunakan cukup terjangkau
serta diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa
Belimbing, Kabupaten Tabanan.
Terjalinnya kemitraan dengan PT. BALA Indonesia dalam proses budidaya maggot.
BAB 2. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT MITRA
2.1 Gambaran Umum Masyarakat
Gambar 2. 1 Daerah Sasaran Program
3
Daerah yang menajdi sasaran adalah Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan,
Kabupaten Tabanan. Tempat ini sangat strategis dekat dengan akses jalan dan mudah
dijangkau dari beberapa daerah. Desa Belimbing adalah desa dengan jumlah penduduk
yang cukup padat dan dominan penduduknya merupakan petani khususnya petani padi,
palawija, bunga, maupun buah.
Luas daerah Desa Belimbing sekitar 22,49 km2 yang di kelilingi sebelah utara yaitu
Desa Ampelgading, sebelah selatan yaitu Desa Karangtalok, sebelah barat yaitu Desa
Widodaren (Kecamatan Penarukan) & sebelah timur yaitu sungai comal (Kecamatan
Bodeh) dan jumlah penduduk sekitar 4,628 jiwa.
Dari luasnya daerah Desa Belimbing dan padatnya jumlah penduduk
mengakibatkan volume sampah perhari yang dihasilkan dari rumah tangga, fasilitas
umum, dan tempat suci berkisar 3 sampai 4 ton per hari di hari biasa dan 5 sampai 6 ton
pada hari raya. Sampah yang dihasilkan ini lebih banyak menganduk sampah organik.
Pada saat ini kondisi di Desa Belimbing belum mampu mengolah sampah organik tersebut
secara maksimal. Pengolahan sampah Di Desa Belimbing masih tradisional dengan cara
di bakar maupun di buang di tempat pembuangan sampah. Kurangnya pengetahuan dan
keterampilan teknis dalam mengolah sampah dan minimnya masyarakat yang terlibat
dalam pengolahan sampah karena anggaran desa yang terbatas merupakan hal utama yang
mengakibatkan tidak optimalnya proses pengolahan sampah yang berdampak pada tidak
tercapainya produk olahan sampah. Hal ini merupakan kerugian yang besar, dilihat dari
potensi sampah yang baik untuk di olah dan potensi yang sangat baik pula untuk
menghasilkan produk yang berkualitas.
Desa sasaran yang berjarak kurang lebih 50 Km dari lokasi kampus Universitas
Udayana dengan jarak tempuh sekitar 2 sampai 2.5 jam perjalanan. Adapun lokasi daerah
sasaran seperti pada gambar berikut.
Dari permasalahan yang terjadi di Desa Belimbing, kami melihat potensi dari
sampah yang berkulitas dan dapat menghasilkan beberapa produk. Sampah yang kami
maksud berkualitas merupakan sampah atau limbah organik maupun sampah dari dapur
(sisa makanan) yang bisa diolah untuk pakan maggot. Maggot merupakan suatu serangga
yang berbentuk larva dan dapat menguraikan sampah organik yang ada di sekitar kita.
Untuk budidaya maggot ini cukup mudah dan juga menghasilkan provit yang tinggi berupa
pupuk cair, pupuk kompos maupun maggot itu sendiri yang bisa dijadikan pakan ternak
maupun pakan ikan.
Gambar 2. 2 Denah Lokasi Desa Belimbing
BAB 3. METODE PELAKSANAAN
3.1. Mengidentifikasi Masalah
Desa Belimbing adalah salah satu desa yang berada di Kabupaten Tabanan. Desa
4
Belimbing merupakan salah satu desa penghasil kebutuhan pangan seperti buah-buahan
dan sayur-sayuran yang nantinya akan didistribusikan ke daerah sekitarnya sehingga tidak
menutup kemungkinan adanya sampah organik sisa-sisa sayuran dan buah-buahan
maupun sampah dapur dari masyarakat Desa Belimbing tersebut. Volume sampah yang
sangat banyak serta kemampuan SDM yang ada pada Desa Belimbing tersebut yang masih
kurang memadai mengakibatkan adanya penumpukan sampah yang terkadang
menimbulkan bau tidak sedap serta kondisi lingkungan yang kurang bersih. Sampah
dengan volume yang cukup banyak tentunya merupakan sebuah masalah yang harus
ditangani. Upaya mendukung kebijakan pemerintah daerah nomor 47 tahun 2019 tentang
Pengolahan Sampah Berbasis Sumber Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah dengan mengoptimalkan pengetahuan dan keterampilan SDM daerah
tersebut mengenai pengolahan sampah ornanik yang berbasis sumber dangan cara
pembudidayaan mangot.Pembudidayaan manggot adalah salah satu cara mengatasi
permasalahan mengenai sampah organik dan sampah dapur di daerah tersebut selain cara
pengimplementasiannya yang cukup mudah,dari pembudidayaan manggot ini masyarakat
akan mendapatkan beberapa produk antara lain manggot itu sendiri, pupuk organik kering
maupun pupuk organik cair sehingga masyarakat dapat menghasikan nilai lebih dari
pengolahan sampah yang telah dilakukan tersebut,selain itu masyarakat juga bisa
mendapatkan penghasilan tambahan maupun untuk menunjang kebutuhan pangan sehari
hari dan masyarakat diharapkan mampu memperoleh keterampilan dan pengetahuan
mengenai pengolahan sampah organik yang ada pada daerah tersebut.
3.2. Analisa Kebutuhan
Pengurangan sampah organik yang dihasilkan oleh aktivitas warga. Desa
blimbing, kecamatan Pupuan, sistem pengelolaan sampah yang tersedia masih terbatas
dan masih mengandalkan lahan kosong tempat pembuangan sampahnya dan TPS
disana masih kurang baik serta kondisi pewadahan sampah yang ada di Kecamatan
Pupuan masih tercampur atau tanpa pemilahan, sehingga masyarakat yang membuang
sampahnya belum dapat melakukan pemilahan untuk berbagai sampah organik dan
anorganik. Jadi di desa blimbing ini memerlukan upaya optimalisasi dalam proses
pengelolaan sampah yang di tinjau berdasarkan timbulan dan karakteristik sampah dan
kondisi lahan. Jadi dari permasalahan tersebut dapat dilakukan analisa dari kondisi
eksisting pengelolaan sampah di satu desa di Kecamatan Pupuan (Desa blimbing),
maka di dapatkan kebutuhan sarana dan prasarana masih kurang baik, sehingga muncul
permasalahan sampah di lokasi penelitian yaitu masih kurangnya pelayanan TPS dan
5
pewadahan sampah di setiap sumber. Berdasarkan kondisi eksisting, masyarakat masih
mengikuti kebiasaan membuang sampahnya di lahan kosong,
Daur ulang sampah organik (biowaste) masih terbatas, khususnya di daerah
berpendapatan rendah dan menengah, padahal sampah jenis organik tersebut yang
menjadi kontributor lumayan besar di desa blimbing. Laporan ini menjelaskan tentang
sampah organik di daerah urban yang berasal dari sampah organik. Laporan ini akan
menjelaskan proses konversi biowaste menggunakan larva dari serangga BSF,sebuah
pendekatan yang telah menjadi perhatian pada dekade terakhir ini. Penggunaan larva
dari serangga ini sebagai pengolah sampah merupakan suatu kesempatan yang
menjanjikan, Karena larva BSF yang dipanen tersebut dapat berguna sebagai sumber
protein untuk pakan hewan, sehingga dapat menjadi pakan alternatif pengganti pakan
konvensional. Perusahan-perusahaan besar dan beberapa pengusaha kecil telah
menginvestasikan dana untuk mengembangkan teknologi ini.
Mereka juga tertarik dengan keuntungan yang didapatkan mengingat bahwa
teknologi ini dapat diaplikasikan dengan menggunakan fasilitas terjangkau dengan
biaya rendah. Meskipun publikasi secara akademik tentang BSF mengalami
peningkatan, namun adanya campur tangan dari pihak pebisnis dan minat kompetisi
menghmbat adanya diskusi terbuka untuk pengembangan yang lebih lanjut, terutama
untuk membangun fasilitas pengolahan sampah menggunakan larva BSF.
3.3. Penetapan Khayalak Sasaran.
Kahayalak sasaran dari Program Holistik Pembinaan dan Perberdayaan Desa
(PHP2D) ini adalah masyarakat di desa Belimbing, Kecamatan Pupuan Kabupaten
Tabanan. Yang terlibat langsung dalam kegiatan ini adalah bapak I Nyoman Surianto
sebagai kepala desa dari desa Belimbing serta masyarakat desa Belimbing sebanyak 15
orang
3.4. Pelaksanaan Program
Dari hasil obsevasi ke lapangan, wawancara dengan tokoh masyarakat dan
beberapa perangkat desa yang terkai maka disusun program kegiatan sebagai berikut:
6
Gambar 3. 1 Pelaksanaan Program PHP2D Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan
BAB 4. HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KEBERLANJUTAN
4.1. Hasil Yang Dicapai
1. Sosialisasi pembinaan masyarakat tentang pengolahan sampah melalui
budidaya maggot
Pada tahapan awal pelaksanaaan kegiatan PHP2D di desa Belimbing,
Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan adalah sosialisasi tentang pengolahan
sampah berbasis sumber melalui budidaya maggot.
Gambar 4. 1 Sosialisasi pembinaan masyarakat tentang pengolahan sampah
melalui budidaya maggot
Dengan adanya sosialisasi ini, masyarakat dapat mengetahui pengolahan
sampah berbasis sumber melalui budidaya maggot dan dengan adanya sosialisasi
ini masyarakat mengetahui dengan jelas bentuk dan arah kegiatan serta feedback
7
apa yang akan mereka dapatkan.
2. Pelatihan 1 pembinaan masyarakat budidaya maggot
Gambar 4. 2 Pelatihan I pembinaan masyarakat budidaya maggot
Pada kegiatan ini dilakukan pembinaan kepada masyarakat desa
Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, dengan melakukan
pendekatan secara langsung kepada masyarakat. Dengan terlaksananya kegiatan
ini maka adanya perubahan sikap dan kebiasaan masyarakat terhadap
pengolahan sampah, dimana masyarakat akan terbiasa melakukan pemilahan
sampah serta melakukan pengolahan langsung melalui budidaya maggot.
3. Evalusai program bersama tim dan masyarakat binaan
Gambar 4. 3 Evalusai program bersama tim dan masyarakat binaan
8
Selain memberikan sosialisasi, melakukan pendampingan, pembinaan
juga pemberdayaan tim juga melakukan evaluasi secara berkala dan kontinu.
Hal ini dilakukan untuk mengetahui masalah – masalah yang baru muncul pada
saat masyarakat melakukan penerapan budidaya maggot di rumah masing –
masing, sehingga tim dapat bekerjasama untuk menyelesaikan masalah –
masalah tersebut. Tim melakukan evaluasi dengan langsung berkunjung
kerumah – rumah dan tempat penempatan box budidaya maggot.
4. Pelatihan II Pendampingan masyarakat budidaya maggot
\
Gambar 4. 4 Pelatihan II Pendampingan masyarakat budidaya maggot
Pelatihan II ini dilakukan pelatihan internal pada tim PHP2D yang bertujuan
untuk memaksimalkan pada internal tim PHP2D dalam program yang
diterapkan. Dengan terlaksananya pelatihan ini, sehingga dapat membantu
menyelesaikan permasalahan – permasalahan di Desa Blimbing terkait budidaya
maggot. Hal ini dapat meningkatkan potensi keberhasilan program ini
9
5. Pelatihan III Pembinaan dan pemberdayaan management penerapan
budidaya maggot
Gambar 4. 5 Pelatihan III Pembinaan dan pemberdayaan management penerapan
budidaya maggot
Pada kegiatan ini dilakukan pelatihan III dengan pembinaan dan
pemberdayaan management penerapan budidaya maggot pembinaan kepada
masyarakat desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan. Pelatihann
ini bertujuan untuk memaksimalkan pengetahuan masyarakat tentang budidaya
maggot, manfaat maggot, keuntungan, pengaplikasian maggot serta pemasaran
maggot. Sehingga dapat menarik kesadaran masayarakat untuk melakukan
budidaya maggot.
6. Promosi dan publikasi kegiatan dan produk
Gambar 4. 6 Promosi dan publikasi kegiatan dan produk
10
(Sumber : https://zonaebt.com/index.php/2021/12/14/mahasiswa-teknik-mesin-
universitas-udayana-damping-masyarakat-desa-balimbing-dalam-pengolahan-
sampah-bersbasis-sumber-melalui-budidaya-maggot-bsf/)
Dalam hal ini tim melakukan publikasi program PHP2D yang
dilaksanakan Desa Belimbing melalui media masa, selain itu juga
menyebarluaskan program yang terapakan di Desa Belimbing serta bertujuan
untuk memperkenalkan bahwa saat ini Desa Belimbing melakukan produksi
maggot
4.2. Potensi Keberlanjutan
Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) melakukan
pengolah sampah melalui budidaya maggot, keberlanjutan program ini berupa
pemberdayaan dan pendampingaan mengenai pengolahan sampah oraganik yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi sehingga hal ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
Desa Belimbing. Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh tim PHP2D adalah melakukan
evaluasi dan pendampingan secara kontinu yang akan di usulkan ke Program Studi Teknik
Mesin Universitas Udayana untuk menjadikan Desa Belimbing sebagai Desa Binaan dalam
Kampus.
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan kegiatan PHP2D Universitas Udayana yang berlangsung di dari
pertengahan bulan Oktober sampai pertengahan bulan Desember di desa Belimbing
Kabupaten Tabanan. Tim PHP2D Universitas Udayana berhasil mencapai indikator –
indikator yang telah ditetapkan. Yang dimana adanya perubahan dalam penanganan
sampah berbasis sumber,dan pemilahan sampah organik dan anorganik benar-benar
dipisahkan.
Adanya PHP2D untuk merealisasikan kebijakan pemerintah daerah mengenai
pengolahan sampah berbasis sumber,sehingga permasalahan mengenai penimbunan
sampah atau limbah organik yang terjadi pada desa tersebut dapat teratasi, dan dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada desa belimbing tersebut.
Pasca program berlangsung, Tim berhasil memfasilitasi hingga terjalinnya
kemitraan antara desa belimbing dengan PT. Bala Indonesia. Bentuk kemitraan yang
dapat dilihat adalah pemberian 4 buah balabox dan PT. Bala Indonesia.
Keberhasilan pelaksanaan program oleh kami Tim PHP2D Universitas Udayana
tentu dengan adanya pengimplementasian beberapa matakuliah yang kami dapatkan di
11
bangku perkuliaan dan dapat mengimplementasikannya secara langsung kepada
masyarakat desa belimbing dengan cara pembinaan dan pemberdayaan masyarakat.
Selain berhasil mencapai indikator-indikator tersebut, kami Tim PHP2D
Universitas Udayana juga berhasil mencapai luaran dari program PHP2D Universitas
Udayana yang telah ditetapkan pada proposal yang diajukan.
5.2. Saran
Dengan adanya kegiatan PHP2D dari tahun ke tahun, diharapkan untuk tim
PHP2D lain yang akan mengambil tempat di Desa Belimbing Kabupaten Tabanan yang
nantinya melanjutkan dan meningkatkan program-program PHP2D Universitas
Udayana sehingga kegiatan pengolahan sampah berbasis sumber yang nantinya
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa belimbing
kabupaten tabanan.
12
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Komponen Biaya Harga
Satuan
N Riset/Aktifitas Justivikasi Volu Frekue Satua Jumlah
o Riset/Justifikasi me nsi (Rp) n
Kebutuhan 10
I. BIAYA HABIS PAKAI
Manual
1 book Rp Rp
budidaya 30,000.0 Pcs 300,000.00
10
Manual Book maggot Rp
45,000.0
2 Stiker logo 5 20 Rp
Stiker PHP2D 2 Rp Pcs 450,000.00
Cetak 120,000.
3 spanduk 1 00 Rp
Spanduk PHP2D Rp Pcs 240,000.00
60,000.0
4 Alat tulis Kertas A4 1 10 Rp
1 Rp Rim 60,000.00
Tinta 350,000.
Printer 86A 1 00 Paket Rp
Rp Paket 350,000.00
5 Box 4 450,000. Rp
Bala Box 10 1 00 1,800,000.
Cetak Rp 00
6 Cetak Logbook Logbook 30,000.0
10 Rp
Pcs 300,000.00
TOTAL
Rp
3,500,000.
00
Komponen Biaya Harga
Satuan
N Riset/Aktifitas Justivikasi Volu Frekue Satua Jumlah
o Riset/Justifikasi me nsi (Rp) n
Kebutuhan
II. BAHAN NON OPERASIONAL
1 Publikasi Rp Rp
375,000. paket 375,000.00
Publikasi Artikel Artikel 1 1 00
20
Sosialisasi
pengolahan
sampah
dengan
2 pemilahan
sampah
organik
Konsumsi untuk Rp Rp
50,000.0 1,000,000.
Pendampingan/Pela budidaya 10 Pcs 00
tihan 1 maggot
13
3 Pelatihan 23 Rp Rp
Konsumsi kepada tim 20 50,000.0 1,150,000.
Pendampingan/Pela php2d 10 Pcs 00
tihan 2 budidaya
maggot Rp Rp
4 Konsumsi dengan PT. 50,000.0 1,000,000.
Pendampingan/Pela Bala 10 Pcs 00
tihan 3 Pelatihan
dan Rp
Komponen Biaya pendampin 3,525,000.
N Riset/Aktifitas gan 00
o Riset/Justifikasi budidaya
maggot
Kebutuhan
III. PERJALANAN TOTAL
1 Justivikasi Volu Frekue Harga Satua Jumlah
me nsi Satuan n
Transport survey
2 Transport (Rp)
Narasumber Transport 4 Rp Rp
survey dan 3 150,000. 2,400,000.
observasi 4 00 00
serta Rp
evaluasi ke 150,000. Rp
Desa 1 00 450,000.00
Belimbing,
Tabanan Rp
Transport 2,850,000.
Narasumbe 00
r
TOTAL
14
Lampiran 2. Bukti-bukti pendukung kegiatan
Buku panduan PHP2D
https://drive.google.com/file/d/1PfA-
n1OBbcMpTAfTyDNgwijOS1UE3U0A/view?usp=sharing
15
Logbook DOKUMENTASI KEGIATAN HASIL
NO. TANGGAL Pembukaan kegiatan, sosialisasi pengolahan sampah dari sumber, penyerahan Masyarakat Desa Blimbing mengetahui adanya kegiatan
tanaman pengabdian masyarakat melalui Program Holistik Pembinaan dan
1 22 Oktober 2021 Pemberdayaan Desa (PHP2D)
2 08 November 2021 Diskusi dengan PT Bala Indonesia mengenai kerjasama untuk melakukan budidaya Menjalin kerjasama dengan PT. Bala Indonesia untuk mendukung
3 14 November 2021 maggot serta membantu keberhasilan dari program PHP2D (budidaya
4 15 November 2021 maggot)
5 17 November 2021
6 25 November 2021 Survey lapangan ke PT. Bala Biotech Indonesia Mengetahui sistem dan teknis dari PT. Bala dalam melakukan
7 02 December 2021 Budidaya Maggot
8 04 December 2021
9 05 December 2021 masyarakat dapat mengetahui pengolahan sampah berbasis sumber
Sosialisasi pembinaan masyarakat tentang pengolahan sampah melalui budidaya maggommt easlaylauriabkuatdmideanygaemtaahgugiodtednagnandejenlgaasnbaednatunkyadasonsairaalihsakseigiinaitan
10 06 December 2021
serta feedback apa yang akan mereka dapatkan.
11 13 December 2021
Pelatihan I pemilahan sampah organik untuk melakukan budidaya maggot Masyarakat Desa Belimbing dapat memahami dan dapat
melakukan pemilahan sampah organik untuk diterapkan pada
budidaya maggot
Evaluasi dan Monitoring pembudidayaan maggot kepada masyarakat di Desa Tim PHP2D dapat mengetahui pekembangan budidaya maggot dan
Belimbing yang melakukan Budidaya Maggot dapat mengetahui masalah-masalah yang baru timbul terhadap
pembudidayaan tersebut sehingga dapat membantu menyelesaikan
masalah tersebut
Evaluasi dan Monitoring pembudidayaan maggot kepada masyarakat di Desa Tim PHP2D dapat mengetahui pekembangan budidaya maggot dan
Belimbing yang melakukan Budidaya Maggot dapat mengetahui masalah-masalah yang baru timbul terhadap
pembudidayaan tersebut sehingga dapat membantu menyelesaikan
masalah tersebut
Pelatihan II Pendampingan masyarakat budidaya maggot untuk memaksimalkan pada internal tim PHP2D dalam program
Pelatihan II Pendampingan masyarakat budidaya maggot yang diterapkan. Dengan terlaksananya pelatihan ini, sehingga
dapat membantu menyelesaikan permasalahan – permasalahan di
Desa Blimbing terkait budidaya maggot. Hal ini dapat
meningkatkan potensi keberhasilan program ini
untuk memaksimalkan pada internal tim PHP2D dalam program
yang diterapkan. Dengan terlaksananya pelatihan ini, sehingga
dapat membantu menyelesaikan permasalahan – permasalahan di
Desa Blimbing terkait budidaya maggot. Hal ini dapat
meningkatkan potensi keberhasilan program ini
untuk memaksimalkan pengetahuan masyarakat tentang budidaya
Pelatihan III Pembinaan dan pemberdayaan management penerapan budidaya maggot maggot, manfaat maggot, keuntungan, pengaplikasian maggot serta
pemasaran maggot. Sehingga dapat menarik kesadaran
masayarakat untuk melakukan budidaya maggot.
Evaluasi dan Monitoring pembudidayaan maggot kepada masyarakat di Desa Tim PHP2D dapat mengetahui pekembangan budidaya maggot dan
Belimbing yang melakukan Budidaya Maggot dapat mengetahui masalah-masalah yang baru timbul terhadap
pembudidayaan tersebut sehingga dapat membantu menyelesaikan
masalah tersebut
16
Lampiran-lampiran
17
18