The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

salsyabilla puteri edora
x mipa 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by salsyaedora, 2021-03-30 05:37:27

autobiografi

salsyabilla puteri edora
x mipa 1

Keywords: bahasa indonesia

Nama : Salsyabilla Puteri Edora
Kelas : X MIPA 1

Autobiografi

BAGIAN 1
Nama lengkap saya Salsyabilla Puteri Edora, biasanya saya dipanggil Edor atau
Salsya oleh teman – teman saya. Saya juga punya panggilan unik di keluarga saya
yaitu Beby. Aneh memang, sejak saya masih di perut mama saya sampai sekarang
tetap di panggil bebi oleh keluarga dekat saya. Ayah saya bernama Edi dan Ibu saya
bernama Nora. Saya anak ke 2 dari 3 bersaudara, 2 orang perempuan dan 1 orang
laki-laki. Saya lahir di Malaysia lebih tepatnya di kota dengan pertumbuhan terpesat
setelah Kuala Lumpur yaitu Johor Bahru.

Johor Bahru memiliki populasi sejumlah 497.067 dan merupakan kota terbesar
kedua di negara Malaysia serta kota paling selatan kedua di Semenanjung Malaya.
Johor Bahru adalah pusat ekonomi negara bagian Johor di Malaysia. Hampir semua
anggota keluarga saya merupakan seorang pedagang adapun yang memiliki bisnis
sendiri yaitu Mama dan Papa saya. Mama dan Papa saya sama – sama berasal dari
Padang, Sumatera Barat.

Pada tahun 1998 mereka memutuskan untuk pindah ke Malaysia dan memulai hidup
mereka disana. Sebelum memutuskan untuk tinggal disana Mama dan Papa saya
sudah dikaruniai anak perempuan yaitu kakak saya yang bernama Nabilla Puteri
Edora. Tidak hanya Mama dan Papa saya yang berada di Malaysia akan tetapi,
banyak dari anggota keluarga saya yang memang sudah dari dulu tinggal disana.
Sebelum memutuskan merantau Mama dan Papa saya sama – sama seorang
pembisnis. Setelah menikah mereka berdua terjun di bisnis mukena dan baju.
Setelah beberapa tahun tinggal disana pada tahun 2000 Mama saya hamil anak
kedua yang berjenis kelamin laki – laki. Takdir tidak ada yang tahu Mama saya

ternyata mengalami keguguran. Banyak alasan yang menyebabkan hal itu terjadi
salah satunya karena Mama saya merupakan seorang pedagang yang pastinya
harus mengeluarkan banyak tenaga. Saat itu tahun 2000 merumakan masa – masa
kejayaan keluarga saya. Saat itu merumakan masa – masa emas mereka semua yang
mereka jual selalu habis dibeli dan selaku laku. Akibat dari keguguran itu, mama
saya jadi susah untuk hamil lagi dan memutuskan untuk membuat bayi tabung saja.
Istimewanya saat itu di Hospital Bunda, Mama saya bertemu dengan salah satu
dokter yang sangat berpengaruh di hidup saya yaitu Dokter Toha ia merupakan
dokter yang membantu sekaligus memberi nama untuk saya dan adik saya.

Akhirnya setelah proses panjang mama saya hamil anak kedua berjenis kelamin
perempuan yaitu saya. Dari kecil saya merumakan anak yang paling berbeda dari
kakak dan adik saya. Saat kecil saya sangat nakal melebihi anak laki – laki saat itu.
Saya sangat aktif dan sangat cerewet. Saking nakalnya saat umur 4 tahun saya
pernah masuk kedalam got yang sangat besar. Bukan karena terjatuh tetapi
memang saat itu saking nakalnya saya bisa masuk ke dalam got. Ada hal yang
sangat unik dan mungkin bisa dibilang sangat mistis.

Dulu saya pernah mengalami kesurupan saat umur 5 tahun. Saat itu saya sudah
masuk TK saya bersekolah di Tadika Mutiara Soleh. Dulu setiap malam saya selalu
berlari kedepan pagar seperti sedang bermain dengan orang lain. Akibat dari hal
itu saya selalu marah ketika disuruh untukk berangkat ke sekolah. Saya menjadi
sosok anak yang bisa dibilang pemarah. Dan sampai pada akhirnya semuanya
sudah tidak bisa terkendali. Saya jadi suka mencakar – cakar dinding sampai kuku
saya terkikis dan lecet. Akhirnya karena sudah tidak bisa dikontrol Mama saya
memutuskan untuk ke seorang Ulama disana. Malam itu saya langsung dibawa
dan ketika sampai di tempat itu saya langsung mengamuk dan tidak terkendali.

Akhirnnya ustaz tersebut memegang kaki saya dan membacakan doa dan sampai
akhirnya saya tertidur dan semuanya menjadi kembali normal. Setelah saat itu
saya menjadi rutin lagi masuk TK. Saya menjadi sosok yang sangat berbeda. Dulu
yang pemarah menjadi sosok yang sangat lembut dan bisa dibilang lumayan
pintar. TK di malaysia sangat berbeda dengan TK ypada umumnya yang ada di
Indonesia. Mulai dari pakaiannya pun sangat berbeda.

Di Tadika Mutiara Sholeh semua siswa – siswinya memakai baju kurung khas
Malaysia. Laki – laki menggunakan baju putih seperti koko dan yang perempuan
harus menggunakan baju kurung putih dan menggunakan jilbab. Saat itu setiap
hari kita selalu dilatih menggunakan bahasa inggris. Walaupun masih TK akan
tetapi, menurut saya saat itu cara belajar dan didikannya sangat disiplin dan
lumayan keras. Dulu setiap siswa-siswi yang tidak bisa menjawab pertanyaan akan
dipukul menggunakan penggaris kayu yang lumayan panjang.

Tetapi karena hal tersebut kita menjadi sosok yang percaya diri dan disiplin
jadinya. Di sana saya sudah dilatih kreatif dan mandiri. Dari kecil sampai TK saya
sangat cerewet terutama masalah penampilan. Saya selalu meminta untuk pergi
ke salon untuk mewarnai rambut. Saking centilnya dari dulu saya selalu ganti
warna rambut. Mulai dari gelap sampai terang saking tertariknya dengan warna
rambut.

Tidak hanya masalah rambut saya pun dari kecil cerewet masalah baju. Dulu saat
umur saya masih 3 tahun saya sangat suka menggunakan rok selutut dengan kaos
polos dan kaos kaki yang ditarik sampai betis. Rambut yang selalu terurai panjang
dengan warna yang lumayan mencolok.

Tetapi, walaupun saya sangat centil kalau sudah di sekolah saya selalu
menggunakan aturan berpakaian yang berlaku. Dari dulu bisa dibilang saya cukup
bisa untuk mengikuti semua pelajaran. Di TK saya juga pernah mengikuti lomba -
lomba walaupun hanya lomba mewarnai atau menggambar. Setiap hari di Tadika
Mutiara Sholeh kita selalu sarapan dan makan siang di sana. Semuanya sudah
disiapkan di sekolah tidak perlu membawa bekal dari rumah lagi. Setiap Minggu
kita selalu berolahraga di lapangan dekat sekolah.

Fasilitas disana sangat memadai dan lumayan bagus untuk TK pada umumnya.
Setiap pagi sekitar jam 7 pagi saya selalu diantar Mama saya menggunakan mobil
pribadi karena lokasinya lumayan jauh dari rumah saya. Anak- anak disana sangat
ramah mereka mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Tidak hanya dari
Malaysia saja adapun yang berasal Kamboja. Mereka juga sangat ramah – ramah
dan menghargai satu sama lain. Kami selalu diajarkan untuk berpikir secara
kreatif. Pengalaman sekolah di Malaysia menurut saya sangat berbeda dengan
Indonesia.Saya sangat bersyukur dapat merasakan bersekolah di sana.

BAGIAN 2

Pada tahun 2010 akhirnya keluarga saya memutuskan untuk pindah ke Indonesia
dan memulai lagi dari nol. Pada saat itu saya sudah berumur 6 tahun dan memulai
untuk beradaptasi lagi dengan lingkungan sekitar. Setelah pindah ke Indonesia
saya mulai merasa banyak perbedaan mulai dari lingkungan, sosial, dan
masyarakat yang ada disini. Banyak hal lucu yang terjadi setelah saya pindah ke
Indonesia. Pernah saat itu lebih tepatnya saya sedang menunggu di mobil dan
terlihat anak kecil yang sedang mengemis dan saat itu juga sedang turun hujan.
Saat itu saya agak kaget melihat hal tersebut dan perlahan saya mulai berkacakaca
dan menangis. Saat itu saya sangat sedih karena pada tahun itu di Malaysia belum
ada pengemis yang turun di jalanan. Tapi sekarang sudah banyak sekali tidak

seperti dulu. Mulai dari hak tersebut saya mulai bisa terbiasa dengan ligkungan
sekitar saya. Saya mulai mempunyai teman bermain dan belajar untuk berbahasa
Indonesia yang baik dan bener. Lumayan sulit untuk berbicara bahasa Indonesia
lagi karena bahasa pertama yang saya gunakan dari kecil adalah bahasa melayu.
Akan tetapi, perlahan – lahan saya mulai terbiasa menggunakan bahasa Indonesia
walaupun belum terlalu lancar.

Karena saya pindah saat tahun 2010, saya jadi telat masuk ke SD dikarenakan
tanggung untuk daftar lagi. Akhirnya Mama saya memutuskan untuk
mendaftarkan saya tahun depan saja agar tidak tanggung. Jadi, bisa dibilang saya
lumayan telat masuk ke SD. Dan pada akhirnya tahun depannya tepat pada tahun
2011 tahun ajaran baru saya didaftarkan ke SD Assalaam di Jalan Sasakgantung No
1-3. Sebelum mendaftar ke SD Assalamnya langsung Mama saya sempat ditipu.
Pada awalnya, Mama saya memiliki teman yang anaknya bersekolah di SD
Assalaam lalu, ia menawarkan agar saya disekolahkan di sana aja. Teman Mama
saya tersebut menawarkan agar dia saja yang mendaftarkan ke sekolah karena,
memang saat itu Mama saya sedang sangat sibuk.

Dan pada akhirnya Mama saya percaya saja dan memberikan uang masuk ke
perempuan tersebut. Setelah beberapa hari tidak ada konfirmasi dari perempuan
tersebut dan Mama saya mulai curiga. Setelah itu Mama saya langsung berangkat
ke SD Assalaam untuk menanyakan hal tersebut. Akan tetapi, setelah di cek tidak
ada nama saya terdaftar.Setelah mengetahui itu, Mama saya langsung mencoba
untuk mencari teman mama saya tersebut. Tetapi nihil setiap di kontak tidak
pernah diangkat. SD Assalaam merupakan salah satu sekolah swasta islam yang
biaya masuknya juga tidak murah.

Apa boleh buat hal tersebut sudah terjadi dan sudah sempat dicari tetapi teman
Mama saya tersebut sudah menghilang entah kabur kemana. Mama saya pun harus
membayar kembali uang pendaftaran. Saat itu pada hari pertama saya pergi ke
sekolah saya mulai mencoba beradaptasi kembali dengan murid-murid yang ada di
kelas tersebut. Saya saat itu masuk di kelas 1-A. Saya masih ingat sebelum saya tahu
saya masuk di kelas tersebut siswa-siswinya diberikan sebuah tes.

Alhamdulilah saya masuk di kelas 1-A. Hari pertama saya masuk sekolah saya
lumayan susah untuk berkomunikasi dengan siswa-siswi dikelas itu. Apalagi ditambah
ada beberapa siswa yang berbahasa sunda.Pada saat itu, saya sama sekali tidak bisa
bahasa sunda.Saya cukup kewalahan dalam pelajaran bahasa sunda. Setiap ada
ulangan bahasa sunda saya selalu mendapatkan nilai yang paling jelek di kelas. Tetapi
beberapa hari berlalu akhirnya saya mendapat teman pertama saya di kelas. Ia
merupakan seorang perempuan dengan rambut pendek dan selalu menggunakan tas
berwarna merah yang terlihat sangat besar di punggungnya.

Di SD Assalaam pada masa itu belum terlalu wajib menggunakan kerudung bagi siswi
disana.Akan tetapi, pada hari Jumat semua siswi disana wajib menggunakan
kerudung. Selama beberapa tahun saya disana saya sangat senang bisa masuk ke SD
Assalaam karena siswa-siswinya yang benar-benar baik dan gurunya pun sangat
ramah. Di saya belajar sangat bangat tidak hanya pelajaran tetapi cara membentuk
karakter pribadi yang baik. Banyak hal – hal yang sangat berkesan di SD Assalaam.
Mulai dari cinta monyet sampai drama- drama anak SD. Kalau di ingat- ingat lagi saya
sangat bersyukur dapat merasakan hal-hal yang seru pada masa itu dan tidak pernah
terjadi hal-hal yang membuat saya terbebani.

Dari 6 tahun bisa dibilang kelas 5 merupakan salah satu kelas terfavorit saya pada
saat itu. Saat itu di SD Assalaam sudah ada program kelas intensif dimana hanya
murid-murid terpilih yang bisa masuk di kelas tersebut.Ditambah kelasnya yang
dilengkapi fasilitas yang lebih dari kelas lainnya.Sebelum naik ke kelas 4 kita diberi
tes seperti psikotes dan akan dipilib beberapa murid yang dapat masuk di kelas
intensif tersebut. Alhamdulilah saya salah satu murid yang terpilih di kelas intensif
tersebut. Sangat berbeda dengan kelas biasa atau reguler.

Kelas intensif dilengkapi dengan karpet, AC, dan juga loker. Akan tetapi, kelas intensif
bisa dibilang waktu belajar nya lebih lama dibanding kelas reguler. Kelas intensif
belajar mulai dari Hari Senin sampai Jumat dari jam 7 sampai setengah 3. Kelas
reguler belajar mulai dari Hari Senin sampai Hari Sabtu dari jam 7 sampai jam 12.
Salah satu hal yang paling indah menurut saya adalah saat perpisahan. Saat itu kita
memutuskan untuk menginap di sebuah villa yang sangat indah. Pada malam hari
kita memulai puncak kegiatan yaitu saling tukar kado.

Semuanya disana harus menutup mata dan mengambil kado yang dipilih. Selain itu
juga, kita diizinkan untuk mengucapkan pesan-pesan untuk teman-teman dan juga
ucapan terimakasih untuk mereka. Malam itu suasana sangat dingin dan terasa
sangat sedih sekaligus bersyukur dapat bertemu teman-teman yang sangat baik.
Setelah perpisahan kita sudah mulai mencari informasi SMP . Setelah nilai UN karena
dan hasil raport keluar saya lumayan lega dengan hasilnya. Menurut saya hasilnya
memuaskan dan sesuai dengan apa yang saya targetkan. Pilihan pertama saya yaitu
SMPN 5 Bandung yang sangat saya impikan dan yang sudah saya rencanakan saat
SD. Sedangkan pilihan kedua saya yaitu SMPN 2 Bandung. Alhamdulilah setelah
pengumuman keluar saya berhasil terpilih masuk SMPN 5 Bandung. Menurut saya
masa – masa SMP sangat cepat berlalu sangat tidak terasa. Saya masih ingat hari
pertama saya pergi ke SMPN 5 Bandung dengan menggunakan rok biru yang saat itu
terasa masih sangat asing.Kita diperkenalkan sejarah-sejarah dari beberapa ruang
yang ada di SMPN 5 Bandung dan juga sejarah dari sekolah tersebut. Pertama kali

dibawa berkeliling di sekolah tersebut lumayan cape karena sangat luas dan besar.
Sebenernya setelah memulai beradaptasi lagi lumayan kaget dengan suasana dengan
karakter siswa-siswinya. Masuk akal karena dulu swasta dan tiba-tiba memilih untuk
ke sekolah negeri. Akan tetapi, lama kelamaan saya merasa sangat senang dan sudah
terbiasa dengan suasana kelas yang berbeda dari sebelumnya. Kelas 7 saya
merupakan masa-masa yang indah juga karena, siswa-siswinya yang asik dan baik –
baik. Saat kelas 7 saya punya 9 orang teman yang kemana-kemana kita pasti
bersembilan. Dulu kita sempat dipanggil karena banyak yang mengira kita anak-anak
yang nakal. Banyak sekali hal-hal indah saat kelas 7.

Sampai-sampai kalau salah satu diantara kita ada yang terkena masalah pasti kita
semua yang akan dipanggil. Tidak ada yang berubah dari cara segi cara belajar saya.
Saya tetap berusaha semkasimal mungkin untuk memperoleh nilai yang bagus dan
bisa masuk ke SMA yang saya inginkan. Di kelas 8 karena diubah saya terpisah
dengan teman-teman saya sebelumnya. Di kelas 8 tidak terlalu asik seperti kelas 7
bisa dibilang biasa-biasa saja. Sedangkan di kelas 9 sama seperti di kelas 7 asik dan
menyenangkan.

Di kelas 9 saya mulai mengikuti bimbel dan lebih serius lagi untuk mendapatkan nilai
yang memuaskan. Tidak hanya itu di kelas 9 saya bersaing dengan siswa-siswa yang
sangat pintar. Ditambah dengan TO yang diadakan setiap bulan yang membuat saya
lumayan terdorong dan lebih giat untuk belajar lagi. Karena hasil dari TO akan
menentukan dimana kelas dan peringkat kita. Selain itu ada juga 1 hal yang sangat
menarik saat saya masih di SMPN 5 Bandung yaitu saya pernah disuruh untuk
menggunakan sarung.

Jangan diikuti ya, karena saat itu saya menggunakan rok yang tidak sesuai
dengan peraturan sekolah sampai akhirnya rok saya diambil dan harus
menggunakan sarung 1 hari penuh. Itu merupakan salah satu memori yang
sangat berkesan dan selalu saya ingat di SMPN 5 Bandung. Selain itu untuk
pertama kalinya saya bertemu dengan Rafathar.

Salah satu alumni dari SMPN 5 Bandung yang terkenal adalah Raffi Ahmad.Saat
itu ia sedang program keliling dunia dan dimulai dari Kota Bandung dan
memutuskan untuk ke SMPN 5 Bandung. Saat itu semuanya sangat histeris dan
sangat asik acaranya. Raffi Ahmad mulai menceritakan dari awal bagaimana ia
waktu di SMPN 5 Bandung.

Selain itu SMPN 5 juga mempunyai banyak program-program yang sangat asik
seperti acara pensi yang dapat diikuti oleh semua orang tanpa dipungut biaya.
Saya sangat bersyukur bisa masuk ke salah satu SMP favorit di Bandung. Di SMPN
5 saya mengikuti ekstrakulikuler padus. Selain itu hal yang selalu saya ingat
adalah uprak. Masa-masa itu selalu saya ingat karena itu merupakan salah satu
ujian yang sangat-sangat ditunggu.

Salah satu ujian praktek yang sangat seru yaitu seni budaya. Kita harus
menampilkan tarian sekreatif mungkin.Tidak hanya seni budaya, ujian praktek
bahasa inggris juga sangat seru karena kita harus menampilkan sebuah drama
dan menggunakan kostum yang disesuaikan dengan tema drama yang dipilih.
Saya sangat senang bisa sekolah di SMPN 5 Bandung dan mempunyai teman-
teman yang sangat asik dan selalu mendukung satu sama lain. Selain itu di SMPN
5 Bandung juga banyak guru-guru yang sangat asik. Mulai dari yang wataknya
sangat keras dan disiplin sampai guru yang wataknya sangat cuek pun ada di
SMPN 5 Bandung. Salah satu guru favorit saya di SMPN 5 Bandung adalah Bu
Rebecca. Beliau adalah salah satu guru bahasa inggris yang bisa dibilangan

lumayan disiplin. Akan tetapi, kalau sudah dekat dengan beliau pasti sangat seru
dan asik sekali. Setiap pulang sekolah saya selalu mengikuti les beliau dan kita
selalu bertukar cerita satu sama lain. Selain itu ada juga Pak Riyan beliau adalah
salah satu guru yang lumayan muda. Ia merupakan guru Bahasa Indonesia.Beliau
sangat suka bermain gitar kalau sudah tidak ada materi beliau suka memainkan
gitar dan bernyanyi bersama. Selain itu, beliau juga tidak pelit nilai ke siswa-
siswinya. Beliau memiliki cara sendiri ketika belajar dan itu yang membuat kita
selalu senang ketika belajar dengan beliau. Itulah masa – masa SMP saya, sangat
menarik dan akan saya selalu ingat.

Arghh pokoknya aku lelah. Berapa kali lagi aku harus menguras energiku
seperti ini? Aku mengerti bahwa belajar dan ke sekolah adalah kewajibanku
sebagai murid, tapi sungguh aku muak! Hei jangan salah paham, seperti yang
kamu ketahui, aku memang sesonggok daging yang sungguh penasaran, aku pun
tak alang kepalang mencari ilmu baru. Menambah wawasan baru tentunya
memberi rasa puas, seperti bilangan apapun dibagi nol...haha iya, rasa puas yang
tak terdefinisi. Apalagi bertemu dengan teman – teman, bersosialisasi dan
bertukar pikiran. Tapi nyatanya aku sungguh buntur dengan rutinitas seperti ini.

Ditambah lagi kebiasan burukku yang tak kunjung gentas. Salah satu sifatku
yang selalu ingin sempurna atau perfectionist ini, sudah bisa masuk dalam
kategori sifat burukku. Karena sifat perfectionistku, aku cenderung berambisi
untuk melakukan segala sesuatu dengan baik dan sempurna, sehingga aku
kewalahan sendiri. Oh iya satu lagi, aku akui, aku memang sangat kurang disiplin
tentang masalah waktu. Keteledoranku dalam waktu, sudah menjadi
penyempurna dalam semua kekacauan ini. Tugas yang sangat banyak dan dikejar
deadine adalah makananku sehari-hari.

Letak rumahku sangat strategis, tapi itu yang membuatnya sangat istimewa.
Lapangan yang luas dan digenapi oleh pemandangan yang spektakuler. Semua
itu memang indah.jika tidak masuk ke dalam kamarku. Ruangan berukuran enam
kali tujuh meter persegi dengan sebuah balkon tersebut sudah seperti kapal
pecah. Aku yang selalu mengundur ngundur waktu agar bisa merapihkan dan
membersihkannya dengan sempurna, membuatnya terlihat seperti toko yang
sedang obral barang besar besaran. Belum lagi banyak sekali boneka dan mainan
masa kecilku yang tidak tega aku berikan kepada orang lain. Kondisi amburadul
seperti ini bisa membuat pikiran dan perasaanku semakin ambyar!
Itu sebabnya aku sangat jenuh berada di kamarku. Motor hitam yang aku pakai
sudah lebih dari lima tahun menjadi sarana pelarianku dari semua kerancuan ini.

Membawa 8 barang esensialku yaitu, handphone, pengecasan, kacamata,
dompet, parfum, Jam tangan, kunci rumah dan earphone rasanya sudah lengkap
jika aku ingin melarikan diri dari semua ini. Meski hanya keluar rumah selama 3
jam saja, sudah cukup untuk setidaknya memudarkan warna kerak tebal yang
mengotori pikiranku.

Oh iya, beberapa hari lagi adalah hari pertama ku sekolah. Aku masih bisa
beristirahat meski hanya empatbelas hari lagi. Sebenarnya hari senin ada kerja
bakti, tapi sepertinya aku sudah cukup menjadi cleaning service selama seminggu
ini hehehe.

Ngomong – ngomong, apakah kamu dengar tentang Virus baru dari Wuhan
tersebut. Iya, virus Covid – 19. Aku sempat melihat beberapa cuplikan orang yang
terjangkit virus tersebut dari Cina. Sungguh menyengkak, melihat orang pingsan
mendadak di jalan, dan orang disekitarnya hanya bisa melihat dan menunggu
sampai petugas medis yang berwewenang datang. Karena memang iya, virus
tersebut dapat menyebar sangat cepat hanya dari droplet orang yang terinfeksi.
Iiii dan kabarnya, di Indonesia sudah ada orang yang terinfeksi. Hmm apapun
yang terjadi semoga keadaan tidak semakin parah.

Hari 1

Tapi ternyata aku salah! Keadaan semakin buruk. Hal yang tak pernah terlintas di
kepalaku benar benar terjadi. Mulai tanggal 16 Maret ini, kami diharuskan untuk
belajar dan bekerja dari rumah karena pandemi virus Corona. Kami dihimbau
pemerintah untuk meminimalisir kegiatan di luar rumah. Haha aku jadi merasa
bersalah, tapi entah mengapa separuh otakku sedang berpesta pora mendengar
kabar ini. Akhirnya aku bisa mendapatkan waktu istirahat yang layak. Dengan ini
aku dapat mengatur waktu dan menata ulang rutinitas sehariku yang selama ini
menguras kering energiku. Dan paling penting aku akan punya waktu banyak
untuk merapikan bukan hanya kamar, tapi juga pikiranku.

Tapi tentunya saja sisa setengah otakku sedang gelebah dan tentunya cemas
mengenai pandemi ini. Banyak pertanyaan mulai muncul dalam otakku.
“Bagaimana jika?...Tapi apakah mungkin?...Kalau nanti begini bagaimana?”
Tentunya saja pandemi virus Corona ini akan berdampak fatal bagi semua orang.
Sekarang setengah otakku sedang berdebat dengan bagiannya yang lain.
Pertikaian antara keresahan dan optimisme ku tak kunjung larut. Seperti warna
cat yang pekat melapisi dinding putih tebal hingga berlapis lapis hingga sudah
hampir tak terpandang warna putihnya lagi. “Tunggu!”, bulu kudukku mendadak
naik dan pupil mataku mengecil, karena terlintasnya dalam pikiranku tentang
suatu hal. “Dengan semua yang terjadi ini, aku tidak akan bisa keluar rumah.
ARGHH Bagaimana dengan pikiranku yang sudah tak tahu dimana ini!” Selangkah
lagi, aku akan melewati batas kewarasanku. Ini sungguh mimpi buruk!!

Hari 4

Waktu terlampui seperti jam rusak. Terasa seperti jam tidak berdetik sekalipun.
Kapan ini akan berlalu? Sungguh perasaan suntuk terparah yang pernah aku
rasakan. Semua kelas dan pembelajaran beralih dan bertransformasi menjadi
tumpukan tugas yang tak ada akhirnya.

Aku salah mengenai asumsiku bahwa aku akan dapat mengatur waktuku lebih
baik. Nyatanya aku semakin kewalahan. Seperti pukulan bertubi tubi. Mana lagi
keadaan kamarku yang semakin kritis.

Tugas demi tugas semakin bertumpuk. Karena terlalu banyak hal yang harus
dilakukan, aku menjadi beku. Aku kebingungan sendiri dari mana aku harus
mulai. Sugguh menyedihkan, yang kulakukan hanya berbaring mati di ranjang,
menatap langit langit dengan tatapan nanar.

Sikapku yang sudah tak ingin peduli ini mengundang orangtuaku untuk
menceramahiku tak ada hentinya. Sudah tidak bisa dihitung jari berapa kali aku
sudah bersilat lidah dengan ibuku.

Hari ke entah keberapa.

“DUARR!!” suara bantingan pintu yang keras. Aku membanting pintu kamarku
dengan mata yang sudah tak sanggup menahan air yang berlinang. Dentuman
langkah kakiku yang keras sudah bisa menceritakan suasana hatiku. “Aku tak
tahan lagi! Padahal hanya permasalahan kecil, orangtuaku harus marah kepadaku.
Seakan aku melakukan dosa yang tak bisa dimaafkan.” Hal tersebut sudah
melewati batas kesabaranku. Seperti lemari yang sudah tak tahan begitu
banyaknya barang didalamnya. Pada akhirnya semua barang tersebut keluar.
Semua perasaanku keluar. Aku mengeluarkan semua perasaanku. Menangis dan
berteriak sudah seperti orang gila.

Disaat itu suasana kamarku remang remang. Saat itu pukul 4 sore dengan langit
kelabu dan rintik hujan ringan. Setelah semua perasaanku sudah keluar, akhirnya
aku membisu. Terlentang tubuhku dan kepalaku menghadap ke arah kaca balkon
dengan pandangan terbalik. Dengan tangisan pelan, jendela tubuhku menyadari
sesuatu. Dari awalnya menatap dengan pikiran kosong, aku tersadar akan
sesuatu. “ Bunga depan itu, Bunga di tembok, ternyata sungguh indah ya.”
Selama hidupku ini, tak pernah sadar aku tentang betapa indahnya bunga yang
terjuntai di depan balkonku. Aku berdiri dan menatap bunga di tembok itu lebih
lama lagi. Lalu aku berpikir sejenak.

Mungkin memang benar, aku terlalu fokus akan hal yang membuatku tidak
nyaman, hingga hal seindah itu aku tak sadar. Aku mengerti sekarang, terkadang
hal yang tidak kami harapkan itu lebih indah dari yang diharapkan. Beberapa hari
selanjutnya aku mulai merubah kebiasaanku dengan mengatur jadwal belajarku,
jadwal mengerjakan tugas dan kegiatan lainnya. Aku mulai menerima semuanya
dan belajar dengan semaksimal mungkin walaupun harus daring tanpa bertemu
dengan teman-teman.

Hari demi hari berlalu dengan batasan yang tak ada satu orang pun yang bisa
menjawab kapan ini akan berakhir. Semua orang hidup dalam tanda tanya besar.
Sudah berapa lama kita dirumah saja? Sangat lama dan masih berlanjut entah
sampai kapan. Bosan sudah nyata adanya, tapi kini sudah menjelma menjadi
teman karib. Sepi bagaikan kawan lama yang menyapa. Tanpa sadar, kita sudah
berjalan cukup jauh dalam batasan ini, sampai bermunculan kebiasaan baru yang
awalnya terasa asing namun hari ini sudah menjadi suatu kebiasaan.

Pagi ini, aku mendengar keluhan frustrasi seorang ayah dengan ayah lainnya di
sudut jalan komplek rumahku. Topik utamanya; kekhawatiran tentang kehidupan
finansial keluarga. Diberhentikan dari pekerjaannya menjadi tantangan besar
untuk bisa menghidupi keluarga. Bukan perkara mudah untuk bertahan hidup di
tengah kota ini.

“Sudah ndak kerja, kebutuhan makin banyak, pusing aku! Mau makan apa
keluargaku nanti, “kata salah satunya dengan nada frustrasi.

Masalahnya bukan hanya itu, ada banyak masalah lainnya yang terjadi karena
pandemi ini. Ada banyak rencana yang terpaksa diurungkan. Kekecewaan
bergema dimana-mana, semuanya mengutuk keberadaan virus yang dinamai
serupa dengan bagian paling luar dari atmosfer matahari itu. Suatu hari sepupuku
bercerita tentang pengalamannya menjadi seorang pemain kriket. Tahun ini
adalah tahunnya mewakili Provinsi Bali dalam pertandingan nasional di Bogor.
Aku yakin, kau pun bisa menebak apa akhir dari cerita itu. Iya, semuanya
dibatalkan. Ajang besar seperti kejuaraan tenis dunia yang seharusnya digelar di
Korea Selatan saja harus rela dibatalkan apalagi ajang nasional. Latihannya
berbulan-bulan pupus tanpa sedikitpun harapan.

“Jangan dibatalin kek, kan kecewa tau! Kita sudah latihan dan sudah siap.
Setidaknya bisa dimundurin jadwalnya, kita bakal terima kok. Tapi surat itu tiba-
tiba bilang dibatalkan. Siapa yang ngga sedih coba,” ucap emosi bercampur sendu
sepupuku yang malang sambil menyodorkan handphonenya yang berisi surat
digital dari pusat pemerintahan provinsi. Tulisan ‘dibatalkan’ sengaja dicetak tebal,
seakan-akan sengaja ingin menelanjangi kekecewaan yang dirasakan pembacanya.

Kekecewaan yang sama dirasakan oleh semua lulusan tahun 2020. Genap tiga
tahun bersekolah namun tak ada perpisahan dan tiba-tiba saja harus melangkah
menuju jalan masing-masing tanpa berpamitan, tanpa berjabat tangan merayakan
kelulusan, tanpa membuat kenangan terakhir, tanpa berucap ‘semoga sukses’
secara langsung, tanpa bilang ‘terimakasih’ pada guru-guru yang membimbing.
Kondisi ini benar-benar mengecewakan.

Disamping itu virtual, telekonferens, dan video call tiba-tiba menjadi pahlawan.
Semua kegiatan, pekerjaan, bersekolah, semuanya serba online. Awalnya terasa
aneh, tapi lagi-lagi kita akan terbiasa. Benar, walaupun kondisi ini menghimpit kita
dalam beraktifitas, bukan berarti kita hanya bisa diam dirumah dan meratapi detik
demi detik yang berlalu tanpa arti jika kita benar-benar hanya diam.

Hal itu terlihat jelas pada pemandangan baru yang terjadi di sekitar lingkunganku.
Entah dari mana asalnya, sepasang suami istri berkeliling komplek setiap pagi
untuk menawarkan ikan. Si suami mengendarai motor dengan mesin yang
bersuara “treketek-ketek” dan si istri berteriak dengan lantang,
“Ikaaaaaaan….Ikaaaaaaaan…” Bahkan suaranya mengalahkan deru motornya
sendiri. Dalam hati berharap suaranya mampu menembus tembok demi tembok
penghuni komplek agar membeli ikan jualannya. Dibalik suaranya yang lantang
itu, ada kegigihan yang menyeruak untuk bisa menghidupi keluarga.

Hampir dua bulan batasan ini terjadi, aku bahkan bertanya-tanya apakah aku
masih ingat cara mengendarai mobi,sepeda, dan motor atau akan belajar dari awal
lagi? Semoga saja tidak. Batasan ini benar-benar mengisolasi semua kegiatan. Aku
yakin, semua orang punya target dalam hidupnya. Kita semua punya tujuan.
Namun kondisi ini pula membuat kita hanya bisa diam ditempat sedangkan semua
rencana yang sudah terancang menuntut kita bergerak keluar. Dan pada akhirnya,
kita mengalah pada kondisi ini dan membiarkan rencana-rencana itu berserakan.
Berusaha memahami kondisi ini memang sulit adanya. Namun lagi-lagi kita akan
terbiasa.

Kebiasaan lainnya, aku lebih sering berdiskusi dengan ayah dan ibuku. Mereka kini
lebih sering dirumah. Aku lebih sering bermain dengan adik-adikku, lebih sering
menonton film, lebih sering tidur siang, lebih sering memasak dirumah ketimbang
membeli diluar, lebih sering bereksperimen di dapur dari membuat dalgona
sampai membuat bakso sendiri. Dan sekarang batasan ini membuatku terbiasa.

Memasuki bulan April tahun 2020, angin bertiup kencang. Pemandangan baru
lainnya terasa mengelitik perut. Demi menyenangkan putra-putrinya, para ayah di
sekitaran komplek menerbangkan layang-layang, begitu juga ayahku. Setiap sore,
langit menjadi tempat persinggahan kerangka bambu yang dibungkus plastik.
Melayang-layang di udara dengan pesonanya dari berbagai bentuk, walaupun
rata-rata bentuknya burung hantu. Antusias anak-anak kecil melihat ayahnya
menerbangkan layang-layang membuatku tak bisa memungkiri jika bukan karena
batasan ini mungkin pemandangan langit seramai itu tidak akan pernah ada.

Beberapa hari lalu, sebuah artikel di internet menyatakan bahwa lapisan ozon
semakin hari semakin membaik. Benar saja, langit terlihat lebih jernih dan para
bintang lebih sering terlihat belakangan ini. Batasan ini membuat alam memdapati

dirinya sedang diperbaiki oleh keadaan. Jalanan yang biasanya padat oleh
kendaraan dan polusi, kini berubah menjadi lebih lenggang dan polusi kalah saing.

Dari semua pemandangan baru yang kini menjadi sebuah kebiasaan itu, tercipta
pertanyaan-pertanyaan baru pula. Apakah batasan ini tercipta untuk memperbaiki
segala yang rusak oleh keterbatasan waktu? Selama ini kita hanya bisa mengutuk
virus itu agar segera enyah dari permukaan bumi. Setelahnya, apakah
pemandangan-pemandangan baru ini akan hilang? Aku bukannya senang akan
keberadaan batasan ini, hanya saja berusaha mengamati lebih jauh lagi tentang
semua dampak yang tercipta. Ternyata tidak semuanya buruk, tapi ada pula yang
baik seperti lebih banyak waktu dengan keluarga, lebih banyak waktu
mengeksplorasi diri, lebih terbiasa berhemat, lebih sedikit polusi, langit lebih
jernih, bintang lebih sering terlihat, lebih sedikit kemacetan.

Walaupun ada banyak dampak baru yang terasa nyaman buatku, aku tetap tidak
ingin virus itu berlama-lama ada di bumi. Tak tega melihat para tenaga medis dan
pemerintah yang mati-matian mencegah penyebaran virus yang begitu pesat ini.
Disamping itu, faktanya, manusia adalah makhluk yang dituntut untuk bisa
beradaptasi dan itu bukan hal mudah dilakukan. Aku sangat merindukan suasana
keramaian kelas dan kekonyolan yang dibuat penghuninya, rindu momen-momen
dimana kita suka mengeluh terhadap banyaknya tugas, rindu suasana
perpustakaan sekolah, rindu suasana jam kosong, suasana riuh di kantin. Rindu
jalan menuju sekolah, rindu bagaimana keruwetan parkiran sekolah.

Bertahanlah. Batasan ini akan berakhir sesegera mungkin. Nikmati pemandangan
yang ada hari ini sebanyak yang kau bisa. Karena belum tentu akan ada lagi di
esok hari. Percayalah, tidak semuanya buruk. Aku pun tak bisa memungkiri,
menelan bulat-bulat kekecewaan bukanlah perkara mudah. Melihat semua yang
telah dirancang menjadi sia-sia butuh jiwa yang lapang, menerima bahwa

perpisahan benar-benar tidak ada butuh hati yang kuat, semuanya benar-benar
tidak mudah. Kesulitan ini bukan hanya milikmu, tapi milik kita bersama. Lakukan
sesuatu yang membuatmu jauh dari kebosanan. Amati sekelilingmu, sadari apa
yang berubah. Jika hanya rebahan pastinya kau tak akan melihat apa-apa dan
akan terasa sangat lama untuk melihat pagi berganti menjadi malam. Jika hanya
mengeluh, yang ada hanyalah kekosongan. Lakukan sesuatu yang membuatmu
bisa mengenang hari ini dengan penuh bangga dan bisa kau ceritakan 10 atau 15
tahun lagi bahwa kau pernah melewati pandemi ini. Badai akan berakhir sebentar
lagi. Semoga kita semua dalam keadaan sehat ya, salam dari Salsyaedora yang
sedang #dirumahaja.


Click to View FlipBook Version