The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nova, 2020-11-23 19:56:53

AIRLINE TICKETING

AIRLINE TICKETING

NOVA EVIANA

PRODI USAHA WISATA
AKPINDO – JAKARTA

2020

BAB 1
MENGHITUNG HARGA DAN MENYIAPKAN TIKET PENERBANGAN

DOMESTIK

1. Tujuan
Agar mahasiswa memiliki kompetensi menghitung harga dan menyiapkan tiket
penerbangan domestik.

2. Acuan
a. Etika Bisnis
b. Peraturan perusahaan

3. Ruang Lingkup
Unit ini menjelaskan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan
untuk menghitung harga serta menyiapkan tiket penerbangan domestik.

4. Diagram Alir

5. Prosedur Operasional Baku
NO.
1. PROSEDUR/KEGIATAN INTRUKSI KERJA HASIL
Data PNR
Menginterprestasi 1.1 Sumber informasi

Informasi Mengenai mengenai harga

Biaya Penerbangan penerbangan di

Domestik identifikasi dan

didapatkan termasuk :

1.1.1 buku petunjuk
perusahaan
penerbangan

1.1.2 buku manual
harga

1.1.3 data di
komputer

1.1.4 informasi
umum dari
perusahaan
penerbangan

1.2 Informasi mengenai
harga dan panduan
harga di interpretasikan
secara benar termasuk :
1.2.1 kode kota
1.2.2 kode
perusahaan
penerbangan
1.2.3 basis harga
1.2.4 harga normal
1.2.5 harga diskon
dan promosi
1.2.6 Pajak

2. Menghitung Harga serta 2.1 Harga dan rute dihitung
Biaya Penerbangan secara akurat sesuai
Domestik dan Rute dengan kebutuhan
Perjalanan pelanggan termasuk :
2.1.1 harga per
sektor
2.1.2 harga rute
langsung
2.1.3 harga kelas
campuran
2.1.4 harga
penerbangan
pulang pergi
2.1.5 harga
perjalanan
keliling dan
open jaw
2.1.6 harga tiket
termasuk tiket
tanpa batas
waktu dan

3. Memproses Dokumen segmen yang
Penerbangan Domestik menggunakan
sarana lain
2.2 Harga tiket
penerbangan yang
terbaik dan mempunyai
manfaat perjalanan bagi
pelanggan dihitung.
2.3 Jadwal penerbangan
digunakan untuk
menciptakan rute yang
terbaik bagi pelanggan
2.4 Biaya secara akurat
dikalkulasikan dan
diberikan kepada
pelanggan disertai
dengan penjelasan
mengenai syarat-syarat
yang terkandung di
dalam biaya tersebut

3.1 Semua data dicatat
secara jelas pada
dokumen sesuai dengan
peraturan IATA
termasuk :
3.1.1 tiket
3.1.2 miscelleanous
charge orders
(MCO)
3.1.3 prepaid ticket
advice
3.1.4 formulir untuk
pembayaran
dengan kartu
kredit

3.2 Kupon diproses sesuai
dengan ketentuan
perusahaan IATA dan
prosedur rencana
penagihan dan
penyelesaian rekening.

3.3 Pengembalian diproses
sesuai dengan
ketentuan perusahaan
IATA dan prosedur

rencana penagihan dan
penyelesaian rekening
apabila diperlukan

6. Buku Acuan
Damardjati, RS. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya
Paramita, 1995.
Edwin. 1999. Pengantar Reservasi. Jakarta: Mandala Airline.
Foster, Dennis L. 1994. An Introduction To Travel & Tourism Second
Edition. Singapore: McGraw-Hill International Editions.
Handoyo, Singgih Dan Dudi Sudibyo. 2011. Avipedia: Ensiklopedia Umum
Penerbangan. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Irianto, Agus. 1999. Pengantar Airline Reservation. Jakarta: PT.
Gramedia.
Standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (SKKNI).
Trainee Manual: Construct and Ticket Domestic Airfares. 2015. ASEAN.

7. Tujuan Pembelajaran
Agar peserta didik mampu mengetahui sumber-sumber informasi, ketentuan
harga dan perhitungan tariff, serta menerbitkan transaksi perjalanan domestik.

8. Sasaran
Agar mahasiswa kompeten dalam menangani transaksi perjalanan domestik

9. Teknik Penyampaian
a. ceramah
b. tanya jawab

10.Topik Pembelajaran (TP)

TP 01. Menginterprestasi Informasi Mengenai Biaya Penerbangan Domestik
1.1. Sumber informasi mengenai harga penerbangan di identifikasi dan

didapatkan termasuk buku petunjuk perusahaan penerbangan, buku manual
harga, data di komputer, informasi umum dari perusahaan penerbangan
1.2. Informasi mengenai harga dan panduan harga di interpretasikan secara benar
termasuk: kode kota, kode perusahaan penerbangan, basis harga, harga
normal, harga diskon dan promosi, pajak.

Materi Pembelajaran
 Dalam menangani transaksi domestic, maka staf harus mampu memberikan

detail informasi kepada klien. Terdapat beberapa sumber informasi yang dapat
digunakan untuk mengakses informasi tersebut, antara lain:
a. OAG Guide (manual)
b. Situs maskapai penerbangan
c. Sistem CRS/GDS

 OAG Guide diterbitkan oleh IATA yang berisi data informasi tentang:
- Jadwal penerbangan
- Airline yang beroperasi worldwide
- Jenis pesawat (type of equipment)
- Minimum connecting time
- Time calculator
- dan lain-lain

 Dalam situs airline, dapat diperoleh informasi tentang jadwal penerbangan,
ketersediaan tempat duduk dalam beberapa rentang harga, detail penerbangan,
jenis kelas yang ditawarkan dan layanan yang dapat dinikmati, serta besaran
harga penerbangan yang bisa dipilih.

Umumnya jadwal yang ditampilkan disusun berdasarkan jadwal penerbangan,
dari penerbangan paling pagi. Harga ditampilkan dari kiri ke kanan dengan harga
termurah sampai termahal. Harga yang ditampilkan sudah merupakan harga jual
(sudah termasuk pajak).

Situs airline juga memberikan informasi tentang flight detail. Contoh di atas
menunjukkan penerbangan dari Jakarta ke Medan melalui bandara Soekarno
Hatta terminal 3 jam 05.35 menuju bandara Kuala Namu dan tiba jam 08.00.
Penerbangan menggunakan GA180 dengan jenis pesawat 737-800 dan
merupakan non stop flight.

Harga perjalanan juga ditampilkan secara detail dari mulai basic fares, pajak
perjalanan, dan biaya lainnya.
 Berbeda dengan situs airline yang hanya akan memberikan informasi produknya
sendiri, maka dengan CRS/GDS, kita dapat mengakses berbagai informasi dari
beberapa produk airline sekaligus.

Availability display

Contoh lain:

AN25FEBCGKPLM/AGA*01MAR/AGA

** AMADEUS AVAILABILITY - AN ** PLM PALEMBANG.ID 12 SU 25FEB 0000

1 GA 100 J9 C9 D7 I7 Y9 B9 M9 /CGK 3 PLM 0530 0640 E0/738 1:10

K9 N9 Q9 GL T9 V9

2 GA 102 J9 C9 D7 I7 Y9 B9 M9 /CGK 3 PLM 0740 0845 E0/738 1:05

K9 N9 Q9 GL T9 V9

3 GA 104 J9 C9 D8 I7 Y9 B9 M9 /CGK 3 PLM 0935 1050 E0/738 1:15

K9 N9 Q9 GL T9 V9

4 GA 106 J9 C9 D8 I7 Y9 B9 M9 /CGK 3 PLM 1125 1235 E0/738 1:10

K9 N9 Q9 GL T9 V9

5 GA 108 J9 C9 D7 Y9 B9 M9 K9 /CGK 3 PLM 1330 1440 E0/738 1:10

N9 Q9 GL T9 V9

Informasi kelas yang ditampilkan dalam CRS/GDS lebih bervariasi, termasuk
informasi tentang maximum quota sale.

Schedule display

Fare display

Data PNR

--- RLR ---

RP/JKTI92900/JKTI92900 EE/SU 13FEB18/0159Z MAEW3S

1.ALVARESH/EMR

2 GA 100 Y 25FEB 7 CGKPLM HK1 0530 0640 25FEB E GA/MAEW3S

3 GA 107 Y 01MAR 4 PLMCGK HK1 0930 1040 01MAR E GA/MAEW3S

4 AP JKT 0218600000 YADIKA TRVL/ANITA-A

5 AP JKT 0217865789 PT NAURU-B

6 APE [email protected]

7 APM 081310162841

8 TK TL20FEB/JKTI92900

9 OPW-14FEB:0800/1C7/GA REQUIRES TICKET ON OR BEFORE

15FEB:0800/S2-3

10 OPC-15FEB:0800/1C8/GA CANCELLATION DUE TO NO TICKET/S2-3

*TRN*

--- RLR ---

RP/JKTI92900/JKTI92900 AA/SU 8FEB18/0728Z LUWVUP

1.BANDERAS/ANTONIOMR

2 GA 302 Y 17MAR 6 CGKSUB HK1 0530 0705 17MAR E GA/LUWVUP

3 GA 307 Y 21MAR 3 SUBCGK HK1 0750 0925 21MAR E GA/LUWVUP

4 AP JKT 0217898765 AKP TRVL/NINA-A

5 AP JKT 02178654567-H

6 TK TL08FEB/JKTI92900

7 OPW-09FEB:1400/1C7/GA REQUIRES TICKET ON OR BEFORE

10FEB:1400/S2-3

8 OPC-10FEB:1400/1C8/GA CANCELLATION DUE TO NO TICKET/S2-3

*TRN*

Timetable display

Pemahaman tentang jadwal penerbangan

 From/To; menunjukkan data mulai kapan suatu penerbangan mulai
dioperasikan dan berakhir.

 Days of service; umumnya penulisan days of service ditunjukkan dalam
bentuk angka
- Angka 1 menunjukkan hari senin
- Angka 2 menunjukkan hari selasa
- Angka 3 menunjukkan hari rabu
- Angka 4 menunjukkan hari kamis
- Angka 5 menunjukkan hari jumat
- Angka 6 menunjukkan hari sabtu
- Angka 7 menunjukkan hari minggu

- D menunjukkan daily, yang berarti bahwa penerbangan beroperasi

setiap hari

--34-6- menunjukkan penerbangan hanya beroperasi setiap hari rabu,

kamis dan

Sabtu
- X berarti exception (kecuali), X7 menunjukkan penerbangan beroperasi

setiap hari kecuali minggu
- Selain menggunakan kode angka, penulisan hari juga ada kalanya

menggunakan singkatan huruf, seperti: M (Monday/senin), T

(Tuesday/selasa), W (Wednesday/Rabu, dll)

 Flight menunjukkan maskapai penerbangan yang digunakan dalam

penerbangan tersebut. Flight ditunjukkan dengan kode 2 huruf. Contohnya

GA menunjukkan maskapai Garuda Indonesia, JT maskapai Lion, dan

sebagainya.

 Flight Number; ditunjukkan dalam bentuk angka 1 s.d 4 digit. Flight
number pada dasarnya menunjukkan flight routing .

 Sektor/rute penerbangan ditunjukkan dalam bentuk kode 3 angka yang
menunjukkan kode kota ataupun bandara. Umumnya kode bandara akan

dimunculkan jika suatu kota yang dimaksud memiliki lebih dari satu

bandara. Selain itu, di sebelah kanan kode kota terkadang ada informasi

tambahan terkait dengan terminal yang digunakan untuk penerbangan
tersebut.
 ETD (Estimated Time of Departure) menunjukkan perkiraan waktu
pesawat diharapkan berangkat. Waktu ditunjukkan dalam system 24 jam
 ETA (Estimated Time of Arrival) menunjukkan perkiraan waktu pesawat
diharapkan tiba di tujuan. Baik ETD dan ETA selalu ditunjukkan dalam
local time.
 Type of aircraft menunjukkan jenis pesawat yang digunakan, misalnya
Boeing, Airbus, dll
 Class of service menunjukkan kelas penerbangan yang ditawarkan dalam
penerbangan tersebut. Kelas ekonomi menggunakan kode Y, bisnis C/J,
dan utama menggunakan kode F. Selain itu, dimungkinkan menggunakan
kode kelas lainnya yang mewakili sub class dari kelas utama yang
disebutkan sebelumnya
 Number of stop menunjukkan jumlah pemberhentian pesawat. Jika
menggunakan angka 0, artinya non stop flight

 Manual harga (confidential tariff), yang berisi informasi-informasi: (1) kelas
yang ditawarkan dalam suatu penerbangan/rute, termasuk kelas dan sub kelas;
(2) Harga dasar penerbangan; (3) Jumlah pajak yang harus dibayar; (4) Komisi
untuk agen (travel agent); (5) Harga jual tiket ke penumpang (published fare);
(6) Harga agen; (7) Ketentuan penggunaan tariff; (8) Ketentuan lain

 Encoding & Decoding
Dalam dunia pariwisata, umum digunakan kode. Kode dapat terdiri dari 1, 2, 3,
dan 4 huruf untuk menjelaskan istilah-istilah tertentu.

Coding

One letter 2 letter 3 letter 4 letter
code code code code

kelas airline code country global city code airport currency reservation
perjalanan code indicator code code purposes

Informasi mencakup :
1 letter code
Digunakan untuk penggunaan kelas perjalanan (a) Y untuk ekonomi (b) C/J
untuk bisnis dan (c) F untuk kelas utama.
2 letter code, digunakan untuk:
a. Airline code, misalnya GA (Garuda Indonesia), JT (Lion Air), SJ (Sriwijaya

Air), QZ (Air Asia), dll
b. Country code, misalnya AU (Australia), JP (Jepang), SG (Singapore), dll

c. Global Indikator, misalnya EH (Eastern Hemisphere), AT (trans Atlantik),
dan lain-lain khusus digunakan untuk perjalanan internasional

3 letter code, digunakan untuk:
a. City code, misalnya SUB (Surabaya), Medan (MES), dll
b. Airport code, misalnya CGK (Cengkareng), HLP (Halim Perdanakusuma),

dll. Umumnya kode bandara akan dimunculkan pada saat kota yang
dimaksud memiliki lebih dari satu bandara.
c. Currency code, misalnya INR (India Rupee), KWD (Kuwait Dinar), SAR
(Saudi Arabia Riyal), dll
4 letter code, digunakan untuk kepentingan reservasi
Contoh MAAS (Meet and Assist), DAPO (Do All Possible), VGML
(Vegetarian Meals), dll

 International Spelling Code
Dalam menangani transaksi ticketing, staf agen wajib menguasasi spelling
code. Hal ini diperlukan untuk meminimalkan kesalahan transaksi, terutama
terkait dengan ejaan penulisan nama penumpang yang harus dimunculkan di
tiket.

TP 02. Menghitung Harga serta Biaya Penerbangan Domestik dan Rute
Perjalanan
2.1. Harga dan rute dihitung secara akurat sesuai dengan kebutuhan pelanggan

termasuk harga per sektor, harga rute langsung, harga kelas campuran,
harga penerbangan pulang pergi, harga perjalanan keliling dan open jaw,
harga tiket termasuk tiket tanpa batas waktu dan segmen yang
menggunakan sarana lain
2.2. Harga tiket penerbangan yang terbaik dan mempunyai manfaat perjalanan
bagi pelanggan dihitung.
2.3. Jadwal penerbangan digunakan untuk menciptakan rute yang terbaik bagi
pelanggan
2.4. Biaya secara akurat dikalkulasikan dan diberikan kepada pelanggan
disertai dengan penjelasan mengenai syarat-syarat yang terkandung di
dalam biaya tersebut.

Materi Pembelajaran
 Saat ini banyak bermunculan maskapai penerbangan dengan konsep low cost

carrier (LCC), maskapai penerbangan bertarif murah yaitu maskapai dengan
strategi menurunkan biaya operasional serendahmungkin sehingga mampu
menekan harga jual tiket. Penurunan biaya operasional mencakup
meminimalkan pelayanan di kabin pesawat dan meminimalkan biaya
penanganan reservasi dengan bantuan teknologi IT. Tujuannya dapat
menurunkan harga tiket sekaligus mempertahankan profit perusahaan.
 Keakuratan perhitungan tarif tergantung pada :
- jenis perjalanan, apakah merupakan perjalanan one way atau return. Perjalanan
return pada dasarnya merupakan 2 kali perjalanan one way. Namun dalam
ketentuan perhitungan tarif, harga return selalu lebih murah dibandingkan 2 x
one way fare.
- ada tidaknya stopover
- kelas perjalanan yang dipergunakan. Kelas perjalanan mempengaruhi harga
perjalanan. Semakin tinggi kelas perjalanan, maka semakinmahal harga
perjalanan. Harga ekonomi lebih murah dibanding kelas bisnis atau first class.
- harga dasar (basic fares), merupakan harga sebelum ditambah pajak
- besaran pajak perjalanan. Dalam pajak perjalanan domestic Indonesia,
komponen pajak adalah PPN (pajak pertambahan nilai) yang besarnnya 10%
dari harga dasar
- biaya asuransi. Besaran biaya asuransi adalah IDR 5000 persektor. Besaran
pajak ini
bersifat wajib (mandatory). Ada kalanya airline menawarkan asuransi
perjalanan yang
bersifat optional. Besaran pajak optional tergantung pada kebijakan airline.
-Airport tax. Besaran airport tax dibayarkan saat melakukan keberangkatan,
dengan besaran tergantung pada bandara tempat penumpang melakukan
keberangkatan. Pajak airport tax hanya dibebankan terhadap penumpang
dewasa dan anak.

 Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan saat menentukan penggunaan tarif :
 Rute (origin and destination point serta ada/tidaknya

persinggahan/stopover) yang digunakan
 Tipe perjalanan
 Jenis harga yang tersedia (normal/promo/diskon)
 Kelas yang tersedia
 Ketentuan reservasi
 Besaran pajak yang harus dibayar
 Ketentuan penggunaan tarif (validitas/refund/reroutecancellation, dsb)
 Harga perjalanan harus dihitung secara akurat, sesuai dengan ketentuan

yang berlaku pada maskapai penerbangan yang digunakan
 Pembeli harus diinformasikan terkait dengan ketentuan tarif, misalnya saja :

- jenis tarif yang dipergunakan (normal/promo/diskon)

- ketentuan masa berlaku tiket (ticket validity)

- ketentuan lain (endorsement/refund/reroute/cancellation)
 Jenis tariff perjalanan domestic terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:

a. Tarif normal merupakan harga yang berlaku sepanjang tahun, dengan masa

berlaku tiket maksimal 1 tahun. Umumnya tariff ini tidak memiliki batasan.

b. Tarif promo merupakan harga yang umumnya lebih murah dibandingkan

dengan harga normal. Harga promo tidak berlaku sepanjang tahun. Kebijakan

memberikan harga promo oleh maskapai penerbangan dilakukan pada

musim-musim sepi (low season) dalam rangka meningkatkan penjualan.

Umumnya tempat duduk yang dijual dengan harga promo maksimal 5% dari

ketersediaan tempat duduk keseluruhan dalam pesawat. Terdapat aturan dan

batasan untuk penerapan tariff promo, termasuk di dalamnya masa berlaku

tiket yang lebih pendek dibandingkan dengan tiket dengan harga normal.

c. Tarif diskon

Tarif diskon merupakan tariff normal yang diberikan potongan harga tertentu.

Seperti halnya tariff promo, tariff diskon umumnya diberikan syarat dan

ketentuan yang berlaku. Contoh harga diskon 90% untuk bayi tanpa

menempati tempat duduk.
 Komponen perhitungan tariff penerbangan domestic meliputi:

a. Harga dasar perjalanan (base fare)

Yaitu harga sebelum ditambahkan pajak dan biaya lain. Besaran harga

dasar ditetapkan oleh maskapai penerbangan.

b. Pajak pertambahan nilai (PPN)

yaitu pajak yang ditentukan oleh pemerintah untuk setiap transaksi yang

dilakukan di wilayah Indonesia. Besaran pajak ditetapkan 10% dari harga

dasar. Semakin besar harga dasar, maka semakin besar nilai pajak

pertambahan nilai.

c. Airport tax

Besarnya biaya yang wajib dibayar untuk setiap keberangkatan. Besaran

airport tax tergantung pada beberapa hal, antara lain:
- jenis perjalanan (domestic atau internasional). Airport tax untuk

perjalanan internasional umumnya lebih mahal dibanding perjalanan

domestic.

- bandara keberangkatan. Besaran airport untuk bandara kelas 1
(internasional) umumnya lebih mahal.

- Airport tax hanya dibebankan untuk penumpang dewasa dan anak saja.
Dengan demikian seorang ibu yang terbang bersama bayi tanpa tempat
duduk, hanya wajib membayar 1 biaya airport tax.

d. Asuransi
Biaya asuransi wajib dibayarkan untuk setiap sektor perjalanan dan
diberlakukan untuk seluruh jenis penumpang (dewasa, anak dan bayi).

e. Biaya lainnya
Jenis dan besarnya biaya lainnya ditetapkan berdasarkan kebijakan
masing-masing maskapai penerbangan.

TP 03. Memproses Dokumen Penerbangan Domestik
3.1. Semua data dicatat secara jelas pada dokumen sesuai dengan peraturan

IATA termasuk tiket, miscelleanous charge orders (MCO), prepaid ticket
advice, formulir untuk pembayaran dengan kartu kredit
3.2. Kupon diproses sesuai dengan ketentuan perusahaan IATA dan prosedur
rencana penagihan dan penyelesaian rekening.
3.3. Pengembalian diproses sesuai dengan ketentuan perusahaan IATA dan
prosedur rencana penagihan dan penyelesaian rekening apabila diperlukan

 Pengertian Tiket :
Tiket merupakan bukti kontrak tertulis antara perusahaan penerbangan dan
penumpang dalam hal pengangkutan manusia dan barang

 Hak dan Kewajiban
1. Hak dan kewajiban maskapai penerbangan
Hak maskapai penerbangan:
a. menetapkan standar pelayanan
b. menetapkan harga penerbangan
c. menetapkan aturan/ketentuan terkait dengan tiketing, dll
Kewajiban maskapai penerbangan
a. mengantarkan penumpang dan barang bawaan sampai ke tempat
tujuan sesuai dengan yang tertulis di tiket
b. memberikan pelayanana kepada penumpang
c. mengikuti aturan keselamatan yang berlaku, dll
2. Hak dan kewajiban penumpang
Hak penumpang
a. Memperoleh pelayanan pengantaran sampai ke tempat tujuan
b. Memperoleh layanan makanan, minuman, dll sesuai dengan kelas
perjalanan yang digunakan
c. Mendapatkan jaminan keselamatan dalam penerbangan, dll
Kewajiban penumpang
a. Membayar harga tiket sesuai dengan ketentuan
b. Mengikuti aturan keselamatan yang telah ditetapkan oleh perusahaan
penerbangan, dll

 Secara umum, bagian tiket terbagi atas 3 (tiga bagian) yang meliputi:
1. Data penumpang

Data penumpang mencakup nama penumpang, jenis kelamin, kategori
penumpang (dewasa, anak, atau bayi)
2. Data reservasi
Data reservasi menunjukkan rencana perjalanan, airline yang digunakan,
nomor penerbangan, kelas perjalanan, tanggal keberangkatan, jam
keberangkatan, serta status reservasi, jumlah bagasi yang diperolehkan
dibawa secara gratis, dan lain-lain.
3. Perhitungan tarif
Perhitungan tarif perjalanan mencakup basic fares, besaran pajak perjalanan,
serta berapa total biaya yang harus dibayar oleh penumpang serta bagaimana
pembayaran dilakukan.

 Informasi lain yang ada dalam sebuah tiket :
a. Barang yang boleh dibawa di dalam kabin
misalnya : tas tangan, bahan bacaan, payung, walking stick, kamera,
makanan bayi, dan lain-lain.
b. Barang yang tidak diperbolehkan untuk dibawa dalam perjalanan
(Dangerous Goods)
misalnya : bahan peledak, radioaktif, bahan-bahan korosif, bahan-bahan
mengandung unsur magnetis

 Beberapa ketentuan dalam penggunaan tiket adalah sebagai berikut:
 Nama yang tercetak dalam dokumen tiket harus sesuai dengan kartu
identitas penumpang (KTP atau paspor)
 Penumpang hanya dapat digunakan oleh orang yang namanya tercetak di
tiket. Dengan kata lain tiket tidak dapat dialihkan
 Dalam kaitannya dengan penggunaan tiket perlu diperhatikan apakah tiket
bersifat endorsable atau nonendorsable, bisa direfund atau tidak, tiket bisa
direroute atau tidak.
 Perlu diperhatikan masa berlaku tiket. Untuk tiket dengan harga promo
umumnya akan memiliki masa berlaku tiket yang lebih pendek
dibandingkan dengan tiket dengan harga normal.

 Jenis tiket
a. Tiket manual (tidak lagi digunakan)
b. Tiket printing (tidak lagi digunakan)
c. Tiket elektronik, yaitu tiket yang data tetap disimpan dalam data base
system, sedangkan untuk penumpang akan diterbitkan e-ticket
receipt/itinerary.

 Transaksi Tiketing

Data PNR

RP/JKTI92900/JKTI92900 AA/SU 8FEB18/0725Z LUW4YL

1.BANDERAS/ANTONIOMR

2 GA 194 Y 25MAR 7 CGKKNO HK1 0645 0910 25MAR E GA/LUW4YL

3 GA 197 Y 30MAR 5 KNOCGK HK1 1010 1235 30MAR E GA/LUW4YL

4 AP JKT 0217898765 AKP TRVL/NINA-A

5 AP JKT 02178654567-H

6 TK TL08FEB/JKTI92900

7 OPW-09FEB:1400/1C7/GA REQUIRES TICKET ON OR BEFORE

10FEB:1400/S2-3

8 OPC-10FEB:1400/1C8/GA CANCELLATION DUE TO NO TICKET/S2-3

Tampilan E-Tiket dalam sistem

BANDERAS/ANTON*

LAST TKT DTE 25MAR18 - DATE OF ORIGIN NVB NVA BG
------------------------------------------------------------
31DEC 20
AL FLGT BK T DATE TIME FARE BASIS 20
JKT
MES GA 194 Y Y 25MAR 0645 YRTID
JKT GA 197 Y Y 30MAR 1010 YRTID

IDR 4006000 25MAR18JKT GA MES2003000.00GA JKT
2003000.00IDR4006000.00END

IDR 205000D5
IDR 400600ID

IDR 4611600
BAG/OTHER SERVICES AT A CHARGE MAY BE AVAILABLE-ENTER FXK
TICKET STOCK RESTRICTION
BG CXR: GA/GA

Contoh e-ticket receipt

E-ticket dapat dicetak berulang-ulang tanpa adanya additional charge.

Invoice
 Pada penanganan transaksi pembelian tiket di travel agent, umumnya staf akan

terlebih dahulu menerbitkan formulir invoice. Form invoice berisi tagihan atas
transaksi yang dilakukan oleh penumpang. Bentuk form invoice beragam antara
satu travel agent dengan travel agent lainnya. Namun secara prinsip, form
invoice berisi data sebagai berikut:
 Nomor urut invoice. Digunakan untuk mempermudah bagian akunting untuk

melakukan pendataan atas transaksi penjualan yang dilakukan.
 Nama klien yang melakukan transaksi,
 Jenis transaksi yang dilakukan (penjualan tiket, paket tur, dan sebagainya)
 Jumlah uang yang harus dibayar oleh klien atas transaksi yang dibuat
 Tanggal transaksi dilakukan
 Nama staf agen yang menangani transaksi, sebagai penanggung jawab

transaksi

Contoh Invoice

 Pembayaran :
a. Kontan (cash)
b. Kartu kredit

 Pembayaran dengan kartu kredit perlu mempertimbangkan :
a. jenis kartu yang diterima oleh perusahaan (VISA/MASTER)
b. kesesuaian pembayar dengan nama pemegang kartu
c. masa berlaku kartu (card validity)
d. batas kredit, dsb

 Definisi Refund
Penguangan kembali (pengembalian kembali uang) atas pelayanan yang tidak
digunakan seluruhnya atau sebagian.

 Ketentuan perhitungan refund :

Fare IDR ………….

Tax IDR ………….

InsuranceIDR …………. +

Total IDR ………….

Cancellation fee IDR ………….. – (jika ada)

Refund IDR …………...

 Lama proses refund
Lama proses refund tergantung kebijakan airline

BAB 2.

MENGHITUNG DAN MENYIAPKAN TIKET HARGA
PROMOSI PENERBANGAN INTERNASIONAL

1. Tujuan
Agar mahasiswa memiliki kompetensi menghitung dan menyiapkan tiket harga
promosi penerbangan internasional.

2. Acuan
a. Etika bisnis
b. Peraturan perusahaan

3. Ruang lingkup
Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk
menghitung dan menyiapkan tiket harga promosi internasional atau harga khusus.

4. Diagram Alir

5. Prosedur Operasional Baku

NO. PROSEDUR/KEGIATAN INTRUKSI KERJA HASIL

1. MenginterpretasiInformasi 1.1 Sumber informasi dan

Tiket Harga Promosi tiket harga promosi di

identifikasi dan

didapatkan.

1.2 Peraturan tiket harga

promosi di

interpretasikan dengan

benar.

1.3 Informasi mengenai

harga bersih d

iinterpretasikan dengan

benar.

2. Menghitung Tarif Tiket 2.1 Tiket promosi dipilih

Promosi secara benar sesuai

dengan rute perjalanan.

2.2 Harga tarif tiket promosi

dihitung dan diberitahu

sesuai dengan peraturan

yang benar.

2.3 Biaya tambahan

diterapkan dengan

benar.

3. Memproses Dokumentasi 3.1 Semua detail pada

Tarif Promosi Tiket dokumen dicatat sesuai

Penerbangan dengan peraturan IATA

termasuk :

3.1.1 tiket

3.1.2 MCO, dan

3.1.3 formulir

pembayaran

dengan kartu

kredit.

3.2 Kupon (voucher)

diproses sesuai dengan

prosedur IATA dan

rencana penagihan dan

penyelesaian rekening

yang sesuai

6. Buku Acuan
Damardjati, RS. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya
Paramita, 1995.
Edwin. 1999. Pengantar Reservasi. Jakarta: Mandala Airline.
Foster, Dennis L. 1994. An Introduction To Travel & Tourism Second
Edition. Singapore: McGraw-Hill International Editions.
Handoyo, Singgih Dan Dudi Sudibyo. 2011. Avipedia: Ensiklopedia Umum
Penerbangan. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Irianto, Agus. 1999. Pengantar Airline Reservation. Jakarta: PT.
Gramedia.
Standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (SKKNI)

7. Tujuan Pembelajaran
Agar peserta didik mampu mengetahui dan menginterpretasi sumber-sumber
informasi, ketentuan harga dan perhitungan tariff, serta menerbitkan transaksi
perjalanan internasional dengan harga promo.

8. Sasaran
Agar mahasiswa kompeten dalam menangani transaksi perjalanan internasional
dengan harga promo.

9. Teknik Penyampaian
a. ceramah
b. tanya jawab

10.Topik Pembelajaran (TP)

TP 01. MenginterpretasiInformasi Tiket Harga Promosi
1.1. Sumber informasi dan tiket harga promosi di identifikasi dan didapatkan.
1.2. Peraturan tiket harga promosi di interpretasikan dengan benar.
1.3. Informasi mengenai harga bersih diinterpretasikan dengan benar.

Materi Pembelajaran

 Definisi Harga Promo
Airline seringkali menjual tempat duduk dengan harga yang lebih
rendah/murah dibanding harga normal untuk mencapai loading factor yang
maksimal. Seringkali tariff promo diberikan saat tingkat penjualan sedang
rendah, dengan harapan pemberian harga promo akan meningkatkan angka
penjualan. Namun demikian, jumlah tempat duduk yang dijual dengan harga
tersebut jumlahnya terbatas dan diiringi dengan berbagai macam
aturan/batasan. Pembatasan tempat duduk untuk pemberian tariff promo
biasanya dilakukan dengan menetapkan kelas booking tertentu (penggunaan
multi class booking).

 Jenis harga promo terbagi menjadi:
a. Published promotional fares
b. Net fares

 Sumber informasi tentang tarif promo tersebut biasanya datang langsung dari
airline, baik diakses melalui CRS/GDS (published promotional fares) maupun
menggunakan confidential tariff (net fares).

 Penggunaan tariff promo banyak dibatasi oleh ketentuan yang ditetapkan oleh
airlines, misalnya saja masa berlaku tiket yang lebih pendek dibandingkan
dengan penggunaan tariff normal, ketentuan waktu reservasi, penerbitan tiket,
dan lain sebagainya.

 Aturan atau batasan penerapan tarif tersebut umumnya mencakup
Season/musim (periode penerapan tarif)

Biasanya terkait dengan periode musim perjalanan (liburan, adanya
kegiatan tertentu, dsb) misalnya : High season di indonesia adalah periode
Juni s.d Agustus saat musim liburan sekolah, atau hari-hari lain yang
menjadi hari libur keagamaan.
Tarif promo umumnya tidak berlangsung sepanjang tahun. Oleh karenanya
tariff promo disebut juga dengan seasonal rates, karena penggunaannya
tergantung atau dipengaruhi oleh “musim” atau tingkat permintaan. Karena
penggunaannya dipengaruhi oleh “musim”, maka harga yang diberikan juga
berbeda. Harga promo untuk musim ramai akan lebih mahal dibandingkan
dengan harga promo pada low season.
Dalam kaitannya dengan penggunaan tariff promo, maka kurun waktu 1
tahun dibedakan menjadi 3 musim, yaitu:
 High/peak season menunjukkan kurun waktu dalam satu tahun dimana

tingkat permintaan akan tiket penerbangan berada pada titik tertinggi.
Biasanya masuk kategori high season adalah saat libur panjang sekolah,
hari raya keagamaan, dan lain sebagainya. Kode yang diberikan adalah
H.
 Shoulder season menunjukkan kurun waktu dalam satu tahun dimana
tingkat permintaan akan tiket penerbangan berada pada titik tertinggi.
Kode yang diberikan adalah H.
 Low/basic season menunjukkan kurun waktu dalam satu tahun dimana
tingkat permintaan akan tiket penerbangan berada pada titik terendah.
Kode yang diberikan adalah L.
Minimum/maximum stay
Ketentuan ini dipergunakan untuk menjamin bahwa penumpang
merupakan holiday tourist Misalnya : YEE30 memiliki ketentuan min.
stay 5 hari dan max. stay 30 hari
Child/infant fares
Karena harga nya yang murah, diskon yang diberikan tidak sebesar untuk
normal fare. Penumpang anak normalnya membayar 67%-75% dari tarif
dewasa sedangkan penumpang bayi membayar 10% dari tarif.
Stopovers
Ketentuan stopover umumnya ketat, baik jumlah maupun tempat stopover
dapat dilakukan.
Reservations / payments / ticketing
Reservations seringkali harus menggunakan kelas perjalanan tertentu,
misalnya T, K. Sistem ini digunakan untuk membatasi dan memonitor
jumlah seat yang dijual dengan harga tersebut. Terdapat juga batasan
ketentuan tentang pembayaran, misalnya tiket harus dibeli dan diterbitkan
pada tanggal tertentu.
Cancellations / refunds
Karena harganya murah, maka akan dikenakan penalti untuk embatalan,
refund atau perubahan reservasi.
Batasan/kondisi lain yang harus mungkin berlaku misalnya special routing,
upgrades, open jaw itineraries, add-ons.

 Secara umum special fares dibagi menjadi 3 jenis, didasarkan pada batasan dan
aturan yang diberikan:
1. PEX Fare diberi kode PX
2. APEX Fare diberi kode AP atau AB
3. Excursion diberi kode EE

 Sebelum menggunakan tariff promo, penting bagi staf agen untuk memastikan
bahwa seluruh ketentuan yang berlaku dapat dipenuhi. Beberapa poin penting
yang harus dicek untuk penggunaan special fare dapat dilihat pada standard
condition yang digunakan oleh tarif. Standar condition merupakan rujukan yang
digunakan saat kita menggunakan tarif promo.

 Poin-poin penting yang menjadi fokus kita adalah aturan tentang
a. minimum stay terbagi atas 2 aturan
- untuk perjalanan trans atlantik/pasifik
minimum stay diartikan sebagai jumlah hari yang dihitung dari tanggal
keberangkatan sector trans atlantif/pasifik sampai dengan tanggal kembali
yang pertama untuk sector trans atlantik/pasifik.
- untuk perjalanan non trans atlantik/pasifik

minimum stay diartikan sebagai jumlah dari yang dihitung dari tanggal
keberangkatan sector internasional sampai dengan tanggal kembali dari
stopover yang terakhir.

b. Maximum stay
Menunjukkan jumlah hari/bulan penumpang berada di luar Negara
keberangkatan. Atau dengan kata lain, maximum stay sekaligus juga
menunjukkan masa berlaku tiket.
Perhitungan maximum stay dimungkinkan dalam bentuk hari atau bulan.
Misalnya saja masa berlaku tiket 14 hari, 30 hari atau 3M yang menunjukkan
3 month/bulan.
Ketentuan masa berlaku tiket
 Jika masa berlaku dalam hitungan bulan, maka masa berlaku tiket akan
jatuh pada tanggal yang sama, sekian bulan kemudian.
Contoh: keberangkatan 03 Mei untuk validitas tiket 3M, maka masa
berlaku tiket akan selesai tanggal 03 Agustus.
Perkecualian jika tanggal keberangkatan dilakukan pada tanggal akhir
bulan tertentu, maka masa berlaku tiket juga akan jatuh pada tanggal
terakhir bulan yang dimaksud.
Contoh: Keberangkatan 31 Januari untuk masa berlaku tiket 1 M, maka
masa berlaku tiket akan berakhir pada tanggal 28/29 Februari.
 Jika masa berlaku dalam bentuk hari, maka perhitungan masa berlaku
dapat menggunakan kalender pada buku Air Tariff, atau mathematic
function pada system CRS/GDS

c. Stopover
Boleh tidaknya penumpang melakukan stop serta berapa jumlah stop yang
diperbolehkan juga menjadi pertimbangan harga promo bisa diberikan atau
tidak.

d. Ketentuan reservasi
Pada beberapa jenis tariff promo, ketentuan tentang batas reservasi dan
penerbitan tiket juga diatur. Umumnya reservasi dan penerbitan tiket untuk
tiket promo harus dilakukan jauh sebelum perjalanan dilakukan.

Net Fares
 Net fares atau contract rate merupakan harga khusus yang dinegosiasikan

antara airline dengan travel agen, yang ditentukan berdasarkan kesepakatan
antara airline dengan travel agen. Karena berdasarkan kesepakatan, maka
besaran net fare yang berlaku antara satu travel agen dengan travel agen lain
tidaklah sama.
 Tujuan pemberian net fare adalah untuk meningkatkan penjualan travel agen.
 Harga jual tiket penerbangan ditentukan berdasarkan nilai net ditambah dengan
pajak dan biaya lain dan agent mark up, yang besarannya ditentukan berdasarkan
kebijakan travel agen. Dikarenakan harga net yang berbeda, maka dimungkinkan
harga jual tiket penerbangan untuk sector dan kelas yang sama akan berbeda
antara satu travel agen satu dnegan lainnya.

 Informasi mengenai net fare tidak dapat diakses di CRS atau GDS, namun dapat

diakses melalui confidential tariff.
 Harga jual (selling price) = net fares + taxes & biaya lain + agent mark up
 Sebelum menjual harga net kepada penumpang, maka agen terlebih dahulu harus

memahami ketentuan penggunaan harga net tersebut. Sebagai bagian dari harga

promo, maka banyak aturan dan kondisi yang harus dipenuhi oleh penumpang,

antara lain kelas booking yang harus digunakan, masa berlaku tiket, advance

purchase, endorsement, dan lain sebagainya.






TP 02. Menghitung Tarif Tiket Promosi
2.1. Tiket promosi dipilih secara benar sesuai dengan rute perjalanan.
2.2. Harga tarif tiket promosi dihitung dan diberitahu sesuai dengan peraturan yang

benar.
2.3. Biaya tambahan diterapkan dengan benar.

Materi Pembelajaran

 Pada prinsipnya, staf travel wajib memberikan rute perjalanan dan harga terbaik
kepada pelanggan (rute efisien, dengan harga murah serta sesuai dengan
permintaan pelanggan). Tiket harga promo baik dengan published fares maupun
net fares, ditetapkan jika ketentuan dan aturan tariff terpenuhi.

 Konsep perhitungan tariff menggunakan harga promo sesuai dengan aturan
perhitungan tariff IATA yang berlaku.

 Staf travel harus cermat membaca ketentuan-ketentuan yang berlaku dalam
penggunaan tariff promo. Ketentuan tersebut dapat mencakup antara lain:
- Masa berlaku tiket

- Apakah tiket bisa di-endorsed atau tidak. Endorsement didefinisikan sebagai

pelimpahan kewenangan untuk pengangkutan penumpang dan bagasi dari

satu maskapai ke maskapai penerbangan lainnya. Umumnya tiket dengan

harga promo, baik published maupun net fares bersifat nonendorsable.
- aturan reroute, apakah harga tiket yang kita gunakan memungkinkan

penumpang melakukan reroute. Jika dimungkinkan dilakukan reroute, perlu

dilihat apakah diperlukan biaya tambahan.
- Apakah tiket bisa direfund jika pelanggan membatalkan sebagian atau seluruh

perjalanan. Jika tiket bersifat refundable, berapa nilai refund yang diperoleh.

Tahapan perhitungan tariff dengan CRS/GDS Amadeus
 Susun data reservasi perjalanan penumpang (PNR)

RP/JKTI92900/JKTI92900 EE/SU 19NOV18/0407Z SBW2PX

1.CRUZ/TMR

2 GA 824 Y 17JAN 4 CGKSIN HK1 0610 0900 17JAN E GA/SBW2PX

3 CX 714 Y 20JAN 7 SINHKG HK1 0125 0505 20JAN E CX/SBW2PX

4 CX 793 Y 30JAN 3 HKGCGK HK1 0050 0435 30JAN E CX/SBW2PX

5 APA 021786578 ABC TRVL/LIA-A

6 APM 081210162841

7 TK TL19NOV/JKTI92900

8 OPW-20NOV:1000/1C7/GA REQUIRES TICKET ON OR BEFORE

21NOV:1000/S2

9 OPC-21NOV:1000/1C8/GA CANCELLATION DUE TO NO TICKET/S2

 Hitung harga perjalanan

*NO FARES/RBD/CARRIER/PASSENGER TYPE

*ATTN VERIFY BOOKING CLASS SEE FQS

* FARE BASIS * DISC * PSGR * FARE<IDR> * MSG *T
* 42630300 *RB *Y
01 YRT * * P1 * 25310300 *RB *Y

02 BEE3M4 * * P1

Staf dapat memilih harga perjalanan berdasarkan pada data PNR. Pengecekan
ketentuan terkait dengan pemilihan harga, dapat diakses melalui aturan/ketentuan
harga.

>FQN 2-1 ADT JKTHKG CX BEE3M4
>FQN 2-2 ADT HKGJKT CX BEE3M4

2 - PSGR P1 ADT RULES DISPLAY

FARE COMPONENT 1 ADT JKTHKG CX BEE3M4

FCL: BEE3M4 TRF: 8 RULE: CXZZ BK: B

PTC: ADT-ADULT FTC: XEX-REGULAR EXCURSION

OPTION LIST

RU.RULE APPLICATION MN.MIN STAY

MX.MAX STAY SR.SALES RESTRICT

CD.CHILD DISCOUNTS SO.STOPOVERS

TF.TRANSFERS/RTGS EL.ELIGIBILITY

PE.PENALTIES CO.COMBINABILITY

VC.VOLUNTARY CHANGES

****** SELECT CATEGORIES ******

2 - PSGR P1 ADT RULES DISPLAY

FARE COMPONENT 1 ADT JKTHKG CX BEE3M4

FCL: BEE3M4 TRF: 8 RULE: CXZZ BK: B

PTC: ADT-ADULT FTC: XEX-REGULAR EXCURSION

RU.RULE APPLICATION

EXCURSION FARES WITHIN SOUTH EAST ASIA

APPLICATION

AREA

THESE FARES APPLY

WITHIN SOUTHEAST ASIA.

CLASS OF SERVICE

THESE FARES APPLY FOR ECONOMY CLASS SERVICE.

TYPES OF TRANSPORTATION

FARES GOVERNED BY THIS RULE CAN BE USED TO CREATE

ROUND-TRIP/CIRCLE-TRIP/OPEN-JAW JOURNEYS.

THE NON-AIR PORTION //E.G.BUSES OR FERRIES OR

LIMOUSINES OR TRAINS ETC// OF THE ITINERARY IS

OPERATED AND PROVIDED BY THE OPERATOR OF SUCH

2 - PSGR P1 ADT RULES DISPLAY

FARE COMPONENT 1 ADT JKTHKG CX BEE3M4

FCL: BEE3M4 TRF: 8 RULE: CXZZ BK: B

PTC: ADT-ADULT FTC: XEX-REGULAR EXCURSION

MX.MAX STAY

BETWEEN INDONESIA AND HONG KONG SAR FOR BEE3M4 TYPE FARES

ORIGINATING INDONESIA -
TRAVEL FROM LAST INTERNATIONAL STOPOVER MUST COMMENCE NO
LATER THAN 3 MONTHS AFTER DEPARTURE FROM FARE ORIGIN.

2 - PSGR P1 ADT RULES DISPLAY

FARE COMPONENT 1 ADT JKTHKG CX BEE3M4

FCL: BEE3M4 TRF: 8 RULE: CXZZ BK: B

PTC: ADT-ADULT FTC: XEX-REGULAR EXCURSION

MN.MIN STAY

BETWEEN INDONESIA AND HONG KONG SAR FOR BEE3M4 TYPE FARES

ORIGINATING INDONESIA -
TRAVEL FROM LAST INTERNATIONAL STOPOVER MUST COMMENCE NO
EARLIER THAN 3 DAYS AFTER DEPARTURE FROM FARE ORIGIN.

Agen perjalanan utamanya merupakan mitra bagi maskapai penerbangan dalam
menjual produknya. Kerjasama bisnis agen perjalanan dengan maskapai
perjalanan diwujudkan melalui pemberian komisi agen untuk setiap produk yang
terjual. Umumnya komisi agen ditetapkan berdasarkan persentase tertentu.
Artinya semakin tinggi kemampuan agen perjalanan menjual produk maskapai
perjalanan, maka semakin besar komisi yang diterima. Praktek ini umum
diterapkan pada penjualan tiket dengan published fare. Pada proses penerbitan
tiket, besaran komisi akan dicantumkan.
Namun hal ini tidak terjadi pada penggunaan tariff net. Di atas telah dijelaskan
bahwa net fare adalah harga kontrak yang telah disepakati antara maskapai
penerbangan dan agen perjalanan. Net fare merupakan harga yang dibayar oleh

agen perjalanan kepada maskapai saat mereka berhasil menjual produk
maskapai. Untuk memperoleh pendapatan, agen perjalanan berhak untuk
menetapkan harga jual produk untuk penumpang. Harga jual yang diberikan
antar agen perjalanan kepada penumpang umumnya berbeda untuk produk yang
sama, tergantung pada tingkat keuntungan (agent profit) yang ingin diperoleh.

TP 03. Memproses Dokumentasi Tarif Promosi Tiket Penerbangan
3.1. Semua detail pada dokumen dicatat sesuai dengan peraturan IATA termasuk

tiket, MCO, dan formulir pembayaran dengan kartu kredit.
3.2 Kupon (voucher) diproses sesuai dengan prosedur IATA dan rencana penagihan

dan penyelesaian rekening yang sesuai

Materi Pembelajaran

Sama halnya dengan penerbitan tiket dengan harga normal, penerbitan harga promo
dapat dilakukan setelah data PNR dan proses perhitungan tariff perjalanan (pricing)
telah selesai dilakukan. Berbeda dengan penggunaan harga normal, ketentuan dan
regulasi yang berlaku pada penggunaan tariff promo akan dimunculkan dalam tiket,
dengan contoh sebagai berikut:
a. Fare basis

Penggunaan tariff promo menggunakan fare basis yang akan memberikan
informasi tentang jenis tariff promo yang digunakan serta masa berlaku tiketnya.
b. NVB (not valid before)
Ketentuan tentang minimum stay akan dituliskan pada kolom not valid before
c. NVA (not valid after)
Ketentuan tentang maximum stay menunjukkan berapa lama masa berlaku tiket.
Ketentuan ini akan dituliskan pada kolom not valid after.

LAST TKT DTE 17JAN19 - DATE OF ORIGIN

------------------------------------------------------------

AL FLGT BK T DATE TIME FARE BASIS NVB NVA BG

JKT

SIN GA 824 T T 17JAN 0610 BEE3M4 17APR 30

HKG CX 714 B B 20JAN 0125 BEE3M4 17APR 30

JKT CX 793 B B 30JAN 0050 BEE3M4 20JAN17APR 30

IDR 23110000 17JAN19JKT GA SIN CX HKG M760.63CX JKT

760.63NUC1521.26END ROE15191.20000

IDR 437900-YQ XT IDR 230000-D5 IDR 114600-L7 IDR 64700

IDR 546000-YR -OP IDR 322400-SG IDR 223700-HK IDR 167800

IDR 1216400-XT -G3 IDR 93200-I5

IDR 25310300

BAG/SEAT/SERVICES AT A CHARGE MAY BE AVAILABLE-ENTER FXK

BG CXR: GA/CX/CX

Dari contoh data di atas, dapat diperoleh gambaran penggunaan harga promo
berjenis excursion fares dengan masa berlaku 3 bulan, dengan masa berlaku tiket
akan berakhir pada tanggal 17 April. Tanggal untuk minimum stay adalah 20
Januari. Harga dasar sebesar IDR 23.110.000, dengan total harga jual IDR
25.310.000. Fare basis yang digunakan adalah BEE3M4. Selama perjalanan,
penumpang mengadakan 2 kali stopover yaitu di Singapore dan Hongkong.

BAB 3.
MENGHITUNG DAN MENYIAPKAN TIKET NORMAL PENERBANGAN

INTERNASIONAL

1. Tujuan
Agar mahasiswa memiliki kompetensi menghitung dan menyiapkan tiket normal
penerbangan internasional.

2. Acuan
a. Etika bisnis
b. Peraturan perusahaan

2. Ruang Lingkup
Unit ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan untuk
menghitung dan menyiapkan tiket normal udara internasional.

3. Diagram Alir

4. Prosedur Operasional Baku INTRUKSI KERJA HASIL
NO. PROSEDUR/KEGIATAN 1.1 Sumber informasi harga
1. Menginterpretasikan
Informasi Mengenai Harga penerbangan internasional
Penerbangan Internasional diidentifikasi dan
didapatkan. Informasi
harga penerbangan
internasional di
interpretasikan termasuk :
1.1.1 wilayah IATA
1.1.2 indikator global

1.1.3 indikator

penjualan

internasional

1.1.4 istilah

penerbangan

internasional

1.1.5 peraturan dan

batasan

penerbangan

udara secara

umum

2. Menghitung Tiket 2.1 Harga penerbangan

Penerbangan Internasional international untuk

perjalanan satu arah dan

pulang pergi dihitung

sesuai dengan peraturan

IATA termasuk:

2.1.1 sistem

perhitungan

berdasarkan jarak

2.1.2 peraturan Higher

Intermediate Fare

(HIF)
2.1.3 pengaturan ‘One

Way Backhaul.’

2.1.4 minimum

perjalanan

keliling (circle

trip minimum)

2.1.5 peraturan dasar

mata uang dan

peraturan

international

2.1.6 jumlah pajak

2.1.7 biaya khusus dan

biaya lain

3. Memproses Dokumen 3.1 Semua data dicatat

Perjalanan Udara dengan teliti pada

Internasional dokumen sesuai dengan

peraturan IATA yang

mencakup tiket, MCO,

formulir kartu kredit

3.2 Kupon diproses sesuai

dengan peraturan

perusahaan IATA dan

prosedur rencana

penagihan dan

penyelesaian rekening

dengan akurat

5. Buku Acuan
Damardjati, RS. Istilah-istilah Dunia Pariwisata. Jakarta: Pradnya
Paramita, 1995.
Edwin. 1999. Pengantar Reservasi. Jakarta: Mandala Airline.
Foster, Dennis L. 1994. An Introduction To Travel & Tourism Second
Edition. Singapore: McGraw-Hill International Editions.
Handoyo, Singgih Dan Dudi Sudibyo. 2011. Avipedia: Ensiklopedia Umum
Penerbangan. Jakarta: PT. Kompas Media Nusantara.
Irianto, Agus. 1999. Pengantar Airline Reservation. Jakarta: PT.
Gramedia.
Standar Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (SKKNI).
Modul Amadeus Fares & Ticketing
Trainee Manual: Construct and Ticket Regular International Airfares. 2015.

ASEAN.

6. Tujuan Pembelajaran
Agar peserta didik mampu mengetahui dan menginterpretasi sumber-sumber
informasi, ketentuan harga dan perhitungan tariff, serta menerbitkan transaksi
perjalanan internasional dengan harga normal.

7. Sasaran
Agar mahasiswa kompeten dalam menangani transaksi perjalanan internasional
dengan harga normal.

8. Teknik Penyampaian
a. ceramah
b. tanya jawab

10.Topik Pembelajaran (TP)

TP 01. Menginterpretasikan Informasi Mengenai Harga Penerbangan
Internasional
1.1. Sumber informasi harga penerbangan internasional diidentifikasi dan

didapatkan. Informasi harga penerbangan internasional di interpretasikan
termasuk wilayah IATA, indikator global, indikator penjualan internasional,
istilah penerbangan internasional, peraturan dan batasan penerbangan udara
secara umum

Materi Pembelajaran

 Setiap tamu yang datang ke suatu agen perjalanan wajib dilayani dengan baik.
Pelayanan yang baik dinilai berdasarkan kesesuaian pelayanan dengan
permintaan tamu serta ditangani secara professional dan ramah. Untuk itu,
penting bagi staf travel agent untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi
permintaan dan preferensi tamu/pelanggan.

 Secara umum, penanganan terhadap tamu harus dibedakan berdasarkan
1. Tamu walk-in dengan datang langsung ke kantor agen
2. Tamu yang memesan secara online/via phone atau media lainnya

 Tamu yang memerlukan bantuan untuk perjalanannya harus dilayani secara baik.
Dalam hal ini, seorang staf reservasi dan tiketing berperan dalam menyusun
rencana perjalanan dan menerbitkan dokumen perjalanan.

 Setiap tamu umumnya memiliki kebutuhan dan preferensi yang berbeda-beda
terkait dengan perjalanannya. Untuk itu, menjadi kewajiban bagi setiap staf
reservasi dan tiketing untuk selalu mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi
setiap tamu yang datang. Mengajukan pertanyaan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan preferensi tamu akan memungkinkan staf agen menentukan
apakah tamu memerlukan jadwal perjalanan untuk dibuat dan dihitung dengan
menggunakan tarif reguler.

 Kebutuhan dan preferensi klien mungkin berhubungan dengan:
 Preferensi maskapai penerbangan yang digunakan. Umumnya hal ini terkait
dnegan pengalaman terbang sebelumnya, atau dikarenakan keanggotaan
frequent flyer tertentu.
 Destinasi, terkait dengan tujuan yang ingin dikunjungi terdiri atas satu atau
banyak tempat.
 Fleksibilitas pada tanggal dan waktu penerbangan
 Urgensi, apakah perjalanan harus dilaksanakan secepat mungkin atau tidak.
 Alasan melakukan perjalanan, apakah untuk liburan, keperluan bisnis seperti
menghadiri seminar atau konferensi, atau mengunjungi keluarga dan kerabat.
 Kelas perjalanan yang diinginkan, apakah kelas ekonomi, bisnis, atau utama.
 Perjalanan sekali jalan atau pulang pergi
 Apakah memerlukan permintaan khusus, seperti makanan tertentu, tempat
duduk dan bantuan lain dari perusahaan penerbangan
 Besaran anggaran yang dialokasikan oleh klien
 Kewarganegaraan dari paspor serta, perlunya visa untuk Negara-negara yang
akan dikunjungi, serta
 Pengaturan perjalanan (travel arrangement) lainnya yang perlu dipesan

 Klien umumnya cenderung akan menyampaikan informasi terkait dengan
perjalanan mereka kepada staf agen perjalanan. Misalnya saja terkait dengan
tujuan perjalanan, tanggal dan waktu perjalanan dilakukan, dan lain sebagainya.
Namun demikian ada beberapa pertanyaan yang perlu disampaikan oleh staf
agen kepada klien untuk memastikan bahwa mereka memahami dengan tepat
apa yang dibutuhkan klien. Pertanyaan yang disarankan untuk disampaikan,
meliputi:
 Kemana tujuan perjalanan?
 Kapan perjalanan akan dilakukan?
 Berapa lama perjalanan dilakukan?
 Kelas perjalanan apa yang diinginkan oleh klien?

 Apakah tanggal perjalanan fleksibel?

 Apakah klien memiliki pilihan untuk terbang dengan maskapai

penerbangan tertentu?

 Apakah klien memiliki bagasi ?

 Kewarganegaraan paspor yang dimiliki oleh klien

 Apakah pelayanan makanan merupakan bagian penting dari pengalaman

penerbangan klien?

Jawaban dari klien seringkali menjadi petunjuk penting bagi staf agen

perjalanan untuk menawarkan pilihan-pilihan perjalanan kepada klien.

 Jawaban pelanggan atas pertanyaan-pertanyaan yng diajukan akan membantu
staf agen untuk menentukan apakah mereka lebih memilih untuk terbang dengan
maskapai berbiaya rendah atau maskapai yang memberikan layanan penuh.
Maskapai berbiaya rendah dan yang memberikan layanan penuh memberikan
layanan yang berbeda kepada penumpang dan juga memiliki proses penetapan
harga dan pemesanan yang berbeda. Misalnya, maskapai penerbangan yang
memberikan layanan penuh yang sudah mencakup bagasi, makan dan hiburan di
pesawat secara cuma-cuma.

 Maskapai layanan penuh biasanya memiliki kelas layanan yang beragam
(ekonomi, bisnis dan eksekutif) dan berbagai harga yang berbeda untuk
memungkinkan pelanggan memilih tarif dengan fleksibilitas yang mereka
butuhkan untuk melakukan perubahan dan pembayaran. Sebaliknya maskapai
berbiaya murah biasanya akan mengenakan tarif dasar saja, dan akan
menetapkan adanya biaya tambahan untuk bagasi penumpang, dan biaya untuk
makanan dan hiburan di atas pesawat. Jenis maskapai ini umumnya hanya
menyediakan kelas ekonomi saja. Terkait dengan tarif, harga tiket reguler untuk
maskapai dengan pelayanan penuh dapat diakses melalui CRS.

 Selama konsultasi untuk mengidentifikasi dan menetapkan kebutuhan klien, staf
agen harus menulis catatan permintaan tamu, karena tidak mungkin untuk
mengingat seluruh permintaan tersebut. Setelah mengajukan pertanyaan, ada
baiknya mengkonfirmasi dengan klien bahwa kebutuhan dan preferensi mereka
telah dipahami, dengan cara membaca kembali catatan. Tujuannya adalah untuk
memastikan keakuratan catatan yang dibuat dan juga menunjukkan kepada klien
bahwa staf agen telah memahami dengan jelas permintaan mereka.

 Setelah mengkonfirmasikan kebutuhan klien, agen dapat merasa yakin bahwa
mereka mengetahui apa yang mereka butuhkan dan dapat mulai melihat pilihan
yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Jika permintaan mereka spesifik, ini akan
meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk menyusun rencana perjalanan dan
menghitung tiket pesawat. Jika permintaan mereka tidak spesifik, agen mungkin
perlu mempertimbangkan berbagai opsi. Bergantung pada kepercayaan diri dan
pengalaman yang dimiliki, staf agen dapat segera mulai memberikan
rekomendasi kepada klien dan menemukan informasinya selama konsultasi. Di
lain waktu, agen mungkin perlu meluangkan waktu untuk mencari informasi

yang relevan setelah konsultasi dengan klien selesai. Inilah sebabnya mengapa
penting untuk memiliki catatan percakapan yang baik dan pemahaman yang jelas
tentang kebutuhan klien.

 Tarif normal/reguler adalah tarif termahal di pasaran dan umumnya hanya dijual
ke klien yang:
 Memiliki rute perjalanan yang rumit dengan beberapa perhentian (stopover)
dan airline yang berbeda
 Ingin melakukan perjalanan dengan maskapai penerbangan dengan layanan
penuh, bukan dengan maskapai penerbangan bertarif murah.
 Ingin fleksibilitas lengkap untuk dapat melakukan perubahan dan pembatalan
jadwal perjalanan tanpa penalti
 Mampu untuk membayar tarif normal tersebut

 Tarif normal umumnya sesuai dengan kebutuhan klien korporat. Agen
perjalanan yang mengkhususkan diri untuk menangani pelanggan korporat itu
mengkhususkan diri menangani pemesanan klien korporat lebih cenderung
menggunakan tarif normal. Sebaliknya, agen perjalanan yang khusus menangani
paket liburan kemungkinan jarang menggunakan produk dengan tarif normal.

 Dalam penanganan transaksi perjalanan internasional, aturan-aturan mengadopsi
pada ketentuan IATA. IATA (International Air Transport Association)
merupakan suatu organisasi atau wadah perhimpunan bagi angkutan udara sipil
int’l yang beranggotakan maskapai penerbangan sipil. Didirikan di Havana
Kuba pada bulan April 1945. Pada saat didirikan beranggotakan 57 anggota dari
31 negara, umumnya di Eropa dan Amerika Utara. Saat ini beranggotakan 265
airlines (penumpang ataupun kargo)atau mewakili 83% dari total maskapai
penerbangan yang beroperasi dan mewakili 117 negara.

 IATA berusaha untuk meningkatkan pemahaman tentang industri penerbangan
bagi para pengambil keputusan dan meningkatkan kesadaran tentang manfaat
perkembangan industry penerbangan bagi peningkatan ekonomi nasional dan
global. IATA memperjuangkan kepentingan maskapai penerbangan di seluruh
dunia, menentang peraturan dan tuntutan yang tidak masuk akal, bekerja sama
dengan pihak regulator dan pemerintah untuk mengupayakan peraturan
menguntungkan.

 Tujuan IATA adalah membantu maskapai penerbangan menyederhanakan
proses dan meningkatkan kenyamanan penumpang sekaligus mengurangi biaya
dan meningkatkan efisiensi. Menyederhanakan proses merupakan hal penting
dalam bisnis ini. Selain itu, keamanan adalah prioritas nomor satu IATA, dan
tujuan IATA adalah terus meningkatkan standar keselamatan, terutama melalui
Audit Keselamatan Operasional IATA (IOSA). Perhatian utama lainnya adalah
meminimalkan dampak transportasi udara terhadap lingkungan. IATA wajib
memastikan bahwa orang dan barang dapat diangkut dalam jaringan
penerbangan global semudah jika hanya menggunakan satu maskapai tunggal di

satu negara. Sebagai tambahan, IATA memberikan dukungan profesional
kepada semua pemangku kepentingan industri dengan berbagai macam produk
dan layanan canggih, seperti publikasi, pelatihan dan konsultasi. Sistem
keuangan IATA juga membantu operator dan industri perjalanan
memaksimalkan pendapatan.

 Dalam melaksanakan perannya, IATA membagi wilayah dunia menjadi 3 bagian
yang diberikan istilah Traffic Conference (TC). Selanjutnya masing-masing TC
akan dibagi berdasarkan sub area, sebagai berikut:
TC 1 terbagi atas 3 sub-areas, mencakup:
 Amerika Utara (contoh: Amerika Serikat, Kanada)
 Amerika Tengah (Cntoh: Kosta Rika, El Salvador, Guatemala, Honduras)
 Amerika selatan/latin (Contoh: Argentina, Bolivia, Panama, Paraguay, Peru,
Brazil)
Termasuk di dalam TC1 adalah Greenland, Bermuda, pulau-pulau di Karibia

Antigua, Bermuda, Haiti, Jamaika, Puerto Riko) dan kepulauan Hawai, serta

sebagian lagi pulau-pulau di wilayah Pasifik.

TC 2 terbagi atas 3 sub area, mencakup:
 Eropa termasuk Rusia di sebelah Barat pegunungan Ural (contoh: Austria,

Belgia, Jerman dan Hungaria)
Wilayah Eropa juga terbagi atas 4 sub wilayah:
a. Benelux (Beligia, Belanda, dan Luxemburg
b. Semenanjung Iberia (Gibraltar, Portugal, dan Spanyol)
c. Skandinavia (Denmark kecuali Greenland, Norwegia, dan Swedia)
d. United Kingkom (Britania Raya dan Irlandia Utara termasuk Channel

Island dan Isle of Man)
 Timur Tengah termasuk wilayah teluk (Aden, Bahrain, Iraq, Saudi Arabia,

Bahrain, Oman, Kuwait, Qatar, dll)
 Afrika, mencakup wilayah Afrika bagian tengah, barat, timur dan selatan.

a. Afrika bagian tengah (Malawi, Zambia, Zimbabwe, dll)
b. Afrika bagian timur (Burundi, Djibouti, Ethiopia, Kenya, dll)
c. Afrika bagian selatan (Lesotho, Mozambik, Afrika Selatan, dll)
d. Afrika bagian barat (Angola, Benin, Kongo, Liberia, dll)
Termasuk di dalamnya adalah Indian Ocean Island (Comoros, Malagasy,

Mayotte) dan Libya

TC 3, mencakup 4 wilayah sub area, sebagai berikut:
 Asia Tenggara, termasuk Russian Federation (Brunei Darussalam, Indonesia,

Malaysia,
 Hongkong, Taiwan, Vietnam, China, dll)
 Anak benua Asia Selatan (India, Bangladesh, Afganistan, Nepal, Sri Lanka)
 Jepang & Korea (Korea Selatan dan Korea Utara)
 Barat daya Pacifik (Autsralia, Selandia Baru, Kiribati, Papua Nugini, Samoa,

Tonga)

 Mikronesia (Guam, Koror, Saipan, Tinian)

 Global Indicators (GI)
Selain membagi wilayah dunia dalam traffic conference, IATA juga
mengembangkan Global Indicator untuk menggambarkan arah perjalanan yang
berbeda untuk sector internasional. Global Indicator mewakili arah rute yang
diambil antara kota keberangkatan dan kota destinasi pada perjalanan
penumpang. Global Indicator disimbolkan dengan kode 2 huruf, yang
menunjukkan TC dan samudera mana yang dilalui selama perjalanan.
Memahami GI adalah bagian yang sangat penting dari perhitungan perjalanan
tarif normal kaena akan menentukan tarif mana yang akan dibebankan kepada
penumpang. Berbeda dengan tariff domestic, tariff penerbangan internasional
salah satunya ditentukan berdasarkan rute yang dilewati dalam perjalanan.
Penumpang yang ingin melakukan perjalanan dari Sydney ke London, dapat
menggunakan 3 arah perjalanan; (a) melalui Asia dan Eropa (EH), (b) melalui
rute Trans Siberia termasuk sector dari Jepang atau Korea Selatan atau (c) via
Amerika Utara (AP). Perjalanan via Amerika Utara menempuh waktu lebih
lama, jadi tarifnya juga akan lebih mahal.
Layar di bawah ini adalah Fare Display Galileo yang menunjukkan kelas
ekonomi, tiket normal dari Sydney ke London. Bagian penting untuk
diperhatikan dari tampilan layar ini ada di sebelah kanan, menunjukkan adanya
tiga harga berbeda untuk tiga Indikator Global (GI) yang berbeda. Harga dengan
GI AP yang paling mahal.

 Macam-macam Global Indicator
 WH (Western Hemisphere)
Global indicator WH digunakan jika perjalanan seluruhnya dilakukan di TC1
Contoh : Vancouver(YVR) – Buenos Aires (BUE) – Lima (LIM)
 EH Eastern Hemisphere
Global Indikator EH digunakan, jika seluruh perjalanan berada di TC 3,
perjalanan seluruhnya di TC 2, dan perjalanan antar TC 2 dan TC 3.
Contoh perjalanan Singapore (SIN)-Kuala Lumpur (KUL) –Bangkok (BKK);
London (LON)-Paris (PAR)-Rome (ROM) atau Bangkok (BKK)-Dubai
(DXB)-London (LON)
 TS Trans-Siberian
Global Indicator TS digunakan jika perjalanan dilakukan antara TC 2 dan
TC3 yang memiliki sector penerbangan nonstop antara Eropa dan
Jepang/Korea. Hal ini dikarenakan, perjalanan untuk sector ini akan melewati
wilayah Siberia (Rusia). Contoh: Bangkok (BKK) – Tokyo (TYO) – London
(LON); Singapore (SIN) – Seoul (SEL) – Paris (PAR)
 PA Via Pasifik
Global indicator PA digunakan jika perjalanan antara Area 3 dan Area 1 via
Samudera Pasifik. Contoh: Hanoi (HAN)-Taipei (TPE)-Los Angeles (LAX)
 AT (Trans Atlantik)
Global indicator AT digunakan jika perjalanan melewati antara TC 1 dan TC2
melewati Samudera Atlantik. Contoh : Montreal (YMQ) – Paris (PAR)
 AP Atlantik Pasifik
Global indicator AP digunakan untuk perjalanan antara Area 3 dan Area 2 via
Atlantik dan Samudra Pasifik (via Area 1). Contoh: Sydney (SYD)-Los
Angeles (LAX)-London (LON)
 PO North Pole
Global indicator PO digunakan untuk perjalanan melewati kutub utara
(Alaska)

 Jenis Perjalanan
Dalam perjalanan internasional, terdapat beberapa jenis perjalanan antara lain:
1. One way (perjalanan sekali jalan)
Yang dimaksud sebagai perjalanan sekali jalan disini adalah perjalanan
yang diawali dari suatu kota di suatu Negara menuju kota-kota di Negara
lain, Dan tidak kembali ke Negara awal keberangkatan.

2. Return journey (perjalanan sekali jalan)
Yang dimaksud sebagai perjalanan sekali jalan disini adalah perjalanan
yang diawali dari suatu kota di suatu Negara menuju kota-kota di Negara
lain, namun kembali ke Negara awal keberangkatan. Dalam perjalanan
return journey, bagian perjalanan terbagi atas bagian pergi (outbound) Dan
bagian pulang (inbound.
Return journey selanjutnya dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Round trip, jika bagian pergi sama dengan bagian pulang (JKT-SIN-
JKT)
- Circle trip, jika bagian pergi tidak sama dengan bagian pulang (JKT-
SIN-TYO-JKT)

3. Open jaw
a. Original open jaw
Jenis perjalanan pulang pergi dimana kota awal keberangkatan tidak
sama dengan kota kedatangan. Contoh perjalanan adalah JKT – SIN –
TYO - DPS
b. Turnaround open jaw
Jenis perjalanan pulang pergi dimana penumpang pada bagian pergi
memiliki kota kedatangan yang berbeda dengan kota keberangkatan
pada porsi pulang. Umumnya jenis perjalanan ini banyak terjadi pada
perjalanan yang memiliki sector ARNK (surface sector) dimana
penumpang mengkombinasikan moda transportasi yang berbeda pada
perjalanannya. Contoh JKT – PAR XXX AMS – JKT. Dalam
perjalanan tersebut penumpang menggunakan moda transportasi darat
untuk sector Paris Amsterdam. Paris Dan Amsterdam tidak berada di
Negara yang sama. Contoh lainnya adalah AMS – JKT XXX DPS –
AMS. Wisatawan Amsterdam melakukan perjalanan untuk sektor
AMS JKT, Dan melanjutkan perjalanan darat menuju DPS.
Penumpang pulang kembali ke negaranya melalui kota DPS. Dari
kedua contoh di atas dapat dilihat bahwa terjadinya surface sector
dapat terjadi pada satu atau beda Negara.

4. Round the World (perjalanan keliling dunia)
Merupakan perjalanan circle trip yang melewati kota-kota yang terletak di
wilayah traffic conference 1, 2, Dan 3, serta melewati samudera pasifik
Dan atlantik,

TP 02. Menghitung Tiket Penerbangan Internasional
2.1. Harga penerbangan international untuk perjalanan satu arah dan pulang

pergi dihitung sesuai dengan peraturan IATA termasuk sistem perhitungan
berdasarkan jarak, peraturan Higher Intermediate Fare (HIF), pengaturan
‘One Way Backhaul, minimum perjalanan keliling (circle trip minimum),
peraturan dasar mata uang dan peraturan international, jumlah pajak, biaya
khusus dan biaya lain
Materi Pembelajaran

Utamanya menghitung tariff suatu perjalanan internasional harus berpedoman pada
ketentuan IATA. Dalam menghitung tariff perjalanan, seringkali diterapkan
perhitungan dengan system mileage (system perhitungan berdasarkan jarak
terbang).

Terdapat beberapa factor yang harus menjadi pertimbangan saat melakukan
perhitungan tariff perjalanan, antara lain:
1. Jenis perjalanan, apakah merupakan perjalanan sekali jalan ataukah

perjalanan pulang pergi. Dalam perjalanan sekali jalan, perhitungan tariff
minimal akan menggunakan 1 fare component, sedangkan untuk perjalanan
pulang pergi, perhitungan tariff minimal memiliki 2 fare component
2. Kelas perjalanan
Utamanya kelas perjalanan terbagi atas 3, dengan kode utama sebagai berikut:
Kelas ekonomi kode Y
Kelas bisnis kode C
Kelas utama dengan kode F
Kelas termurah adalah kelas ekonomi.
3. Sektor yang akan diterbangi
4. Jenis tariff yang digunakan, apakah merupakan tariff normal ataukah promo.
5. Jenis kategori penumpang (Passenger type), apakah merupakan penumpang
dewasa, anak atau bayi.
Kategori penumpang terbagi atas 3, didasarkan pada penggolongan usia,
sebagai berikut:
 Dewasa (adult) penumpang yang telah berusia 12 tahun pada saat

melakukan perjalanan
 Anak (child) yaitu penumpang yang belum berusia 12 tahun, namun telah

berusia 2 tahun saat melakukan perjalanan
 Bayi (infant) yaitu penumpang yang belum berusia 2 tahun saat perjalanan

dilakukan.
6. Global Indicator

Sector yang sama, dengan kelas yang sama namun dengan global indicator
yang berbeda akan menghasilkan tariff yang berbeda.

 Perhitungan Tarif Berdasarkan IATA Fare Formula
Secara manual, tahapan untuk menghitung tariff menggunakan rumus IATA
adalah sebagai berikut:
FBP (Fare Break Point)
Menunjukkan rute yang akan dihitung tarifnya. Jika perjalanan JKT-SIN-HKG,
maka dituliskan FBP JKTHKG, artinya kita akan menghitung rute perjalanan
dari Jakarta ke Hongkong melalui Singapore

NUC (Neutral Unit of Construction)
Nilai netral perjalanan yang besarannya ditentukan oleh IATA. Besaran nilai
NUC akan diupdate setiap 3 bulan sekali. Besaran nilai NUC lah yang akan
mempengaruhi harga perjalanan. Artinya semakin tinggi nilai NUC, nantinya
akan semakin mahal harga perjalanan dan sebaliknya. Menentukan besaran nilai

NUC ditentukan oleh beberapa factor, antara lain: kelas perjalanan, jenis
perjalanan dan global indicator yang digunakan.

MPM (Maximum Permitted Mileage)
Menunjukkan jarak maksimal yang diperbolehkan dalam suatu perjalanan
penumpang. Besaran MPM menggunakan ukuran mil. Besaran MPM dalam
suatu pejalanan dipengaruhi oleh Global Indicator yang digunakan.

TPM (Ticketed Point Mileage)
Merupakan jarak yang ditempuh oleh penumpang dalam suatu perjalanan.
Dalam perhitungannya, seluruh jarak persektor akan diakumulasikan. Dihitung
berdasarkan total jarak per sektor pada perjalanan, dengan besaran TPM dalam
ukuran mil.

EMA (Extra Mileage Allowance)
Merupakan bonus jarak yang diberikan dalam perjalanan penumpang
dikarenakan melewati rute-rute tertentu. Berfungsi sebagai pengurang nilai TPM
atau penambah nilai MPM. Nilai EMA umumnya perlu dicari jika nilai TPM>
MPM

EMS (Excess Mileage Surcharge)
Menunjukkan denda yang diberikan kepada penumpang jika jarak tempuh
perjalanan melebihi jarak maksimal yang diperbolehkan, atau dengan kata lain
jika nilai TPM lebih besar dibandingkan nilai MPM. Besaran EMS ditunjukkan
dalam bentuk prosentase
Rumus EMS adalah :

= Besaran EMS
5% atau 5 M
10% atau 10M
15% atau 15M
Interval 20% atau 20M
1.0000 < X ≤ 1.0500
1.0500 < X ≤ 1.1000
1.1000 < X ≤ 1.1500
1.1500 < X ≤ 1.2000

1.2000 < X ≤ 1.2500 25% atau 25M

Semakin besar denda yang diperoleh akan menghasilkan harga perjalanan yang
lebih mahal.

HIP (Higher Intermediate Point)
Menunjukkan adanya point yang memberikan nilai NUC yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai NUC yang diperoleh dari origin destination.
Kemungkinan terjadinya nilai yang lebih tinggi (higher intermediate fare/HIF)
dari point-point berikut:

 point of origin ke intermediate stopover point
 antara 2 intermediate stopover point
 intermediate stopover point ke destination

Jika dalam satu fare component terdapat lebih dari satu nilai HIF, maka diambil
nilai tertinggi. Dalam perhitungan perjalanan yang memiliki lebih dari 1 fare
component, HIP dapat terjadi pada masing-masing fare component.

CF (Constructed Fare)
Menunjukkan total nilai NUC yang diperoleh dari perhitungan dalam satu fare
component. Terdapat beberapa ketentuan dalam menentukan besaran nilai NUC
pada komoonen CF, yaitu

 If no EMS, no HIF ; NUC CF = NUC FBP
 If any EMS, no HIF; NUC CF = NUC FBP + EMS
 If no EMS, any HIF; NUC CF = NUC HIF
 If any EMS and HIF; NUC CF = NUC HIF + EMS

ROE (Rate of Exchange)
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai NUC merupakan nilai
netral perjalanan. Untuk merubah nilai NUC ke dalam harga jual perjalanan,
maka diperlukan adanya nilai tukar atau rate of exchange atau ROE. ROE
merupakan nilai yang dipergunakan untuk merubah nilai NUC ke dalam nilai
jual lokal perjalanan (fare construction). Besaran nilai ROE ditetapkan oleh
IATA yang diupdate setiap bulan. Besaran nilai ROE akan berbeda untuk
masing-masing Negara, tergantung pada nilai tukar mata uang yang digunakan.

LSF (Local Selling Fare)
Menunjukkan nilai jual lokal perjalanan. Nilai LSF akan selalu ditunjukkan
dengan menggunakan currency code (kode mata uang) yang sesuai dengan mata
uang yang dimana perjalanan tersebut diawali (mata uang country of
commencement).

Rumus menghitung LSF

=

Nilai LSF akhir diperoleh melalui hasil pembulatan dari hasil perkalian NUC
dan ROE, dengan menggunakan rounding unit yang telah ditetapkan oleh
masing-masing Negara.

 Perhitungan Tarif Secara Otomatisasi

Untuk tahapan perhitungan tariff secara komputerisasi menggunakan system
Amadeus, dapat dijelaskan sebagai berikut. Terdapat 2 metode perhitungan
harga yang dapat dilakukan dengan menggunakan system Amadeus, (1) tanpa
terlebih dahulu membuat PNR (2) dengan PNR.

 Entry FQD (fare quote display)
dipergunakan untuk menghitung tariff perjalanan point to point tanpa terlebih
dahulu menyusun PNR
Contoh : FQDJKTSIN

 Entry FQP (informative pricing)
Dipergunakan untuk menghitung tariff perjalanan multi point tanpa harus
menyusun PNR, termasuk juga untuk menghitung tariff open jaw dan mixed
class.
Contoh : FQPJKTSINHKG

 Entry FXP
Dipergunakan untuk menghitung perjalanan berdasarkan PNR yang sudah
dibuat sebelumnya. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa entry ini hanya
dapat dibuat jika staf sudah meyusun PNR sebelumnya.

Contoh : FXP

--- TST RLR MSC ---

RP/JKTI92900/JKTI92900 MM/SU 30OCT18/0438Z RM5SYF

RF BIEN

1.NINDAJANI/NININMRS(INFDARMAWAN/ARIEF/11JAN18)

2.SUBIJANTORO/BIENMR 3.WULANDARI/SISCAMISS(CHD/15JUN10)

4 SQ 951 Y 21JAN 1 CGKSIN HK3 0525 0810 21JAN E SQ/RM5SYF

5 SQ 970 Y 24JAN 4 SINBKK HK3 0715 0840 24JAN E SQ/RM5SYF

6 SQ 973 Y 30JAN 3*BKKSIN HK3 0945 1315 30JAN E SQ/RM5SYF

7 SQ 872 Y 30JAN 3*SINHKG HK3 1505 1850 30JAN E SQ/RM5SYF

8 SQ 891 Y 03FEB 7*HKGSIN HK3 1230 1630 03FEB E SQ/RM5SYF

9 SQ 964 Y 03FEB 7*SINCGK HK3 1720 1805 03FEB E SQ/RM5SYF

10 AP M081210162841/P2

11 AP 0218617876-H

12 AP JKT0218789876/AKPINDO TRAVEL/ESTER-A

13 TK TL21DEC/JKTI92900

14 SSR CHLD SQ HK1 15JUN10/P3

15 OSI SQ CEO PT NILSIN INDONESIA

16 OPW-07DEC:0600/1C7/SQ REQUIRES TICKET ON OR BEFORE

10DEC:0600/S4-9

17 OPC-10DEC:0600/1C8/SQ CANCELLATION DUE TO NO TICKET/S4-9

18 FE PAX NONEND/S4-9/P2

19 FM *M*5

20 FP AGT

21 FV PAX SQ/S4-9/P2

22 FV SQ

Tampilan Tiket di Sistem

LAST TKT DTE 21JAN19 - DATE OF ORIGIN

------------------------------------------------------------

AL FLGT BK T DATE TIME FARE BASIS NVB NVA BG

JKT

SIN SQ 951 Y Y 21JAN 0525 YR 35

BKK SQ 970 Y Y 24JAN 0715 Y8 35

XSIN SQ 973 Y Y 30JAN 0945 Y8 35

HKG SQ 872 Y Y 30JAN 1505 YR 35

XSIN SQ 891 Y Y 03FEB 1230 YR 35

JKT SQ 964 Y Y 03FEB 1720 YR 35

IDR 61557000 21JAN19JKT SQ SIN(SQ BKK835.86SQ X/SIN

835.86)SQ HKG M SINHKG1417.33SQ X/SIN SQ

IDR 150000-D5 JKT M1049.08NUC4138.13END ROE14875.40000

IDR 185600-L7 XT IDR 67400-OP IDR 468100-SG IDR 16200-E7

IDR 1410400-XT IDR 7000-G8 IDR 16200-E7 IDR 7000-G8 IDR

IDR 63303000 323600-TS IDR 233000-HK IDR 174800-G3 IDR

97100-I5

NO CHARGEABLE ANCILLARY SERVICE

BG CXR: SQ/SQ/2*SQ/2*SQ

PRICED WITH VALIDATING CARRIER SQ - REPRICE IF DIFFERENT VC

761000 IDR PENALTY APPLIES

ENDOS NONEND

TP 03. Memproses Dokumen Perjalanan Udara Internasional
3.1. Semua data dicatat dengan teliti pada dokumen sesuai dengan peraturan

IATA yang mencakup tiket, MCO, formulir kartu kredit
3.2. Kupon diproses sesuai dengan peraturan perusahaan IATA dan prosedur

rencana penagihan dan penyelesaian rekening dengan akurat

Materi Pembelajaran

 Secara prinsip tiket dapat diterbitkan jika data PNR dan proses perhitungan tariff
telah dilakukan. Pada materi sebelumnya telah dijelaskan bahwa tiket
merupakan bukti kontrak antara maskapai penerbangan dengan penumpang.
Karena terdapau sejumlah uang diakibatkan adanya kontrak tersebut, maka hak
dan kewajiban antara 2 pihak akan dijamin. Sebagai bukti kontrak, maka tiket
tidak boleh memiliki kesalahan penulisan/inputting data. Sebagai contoh nama
penumpang haruslah sesuai dengan dokumen pendukungnya. Dalam perjalanan
internasional, nama penumpang harus sesuai dengan nama yang tertera pada
dokumen paspor. Tiket juga tidak boleh digunakan oleh orang lain diluar nama
penumpang yang tertera dalam dokumen tiket.

 Berbeda dengan tiket pada perjalanan domestic, tiket perjalanan internasional
terbagi atas 2 jenis berdasarkan pada pihak yang menerbitkan tiket:
1. Tiket airline

Yaitu tiket yang diterbitkan oleh maskapai penerbangan. Umumnya tiket jenis
ini akan digunakan jika transaksi reservasi dan ticketing dilakukan di
maskapai penerbangan. Misalnya untuk penumpang melakukan transaksi di
kantor maskapai penerbangan Cathay Pasific Airlines untuk penerbangan dari
Jakarta Hongkong, maka tiket yang diterbitkan adalah tiket airline.
2. Tiket IATA/BSP/Blank
Tiket yang diterbitkan oleh agen perjalanan yang diberikan kewenangan
untuk menerbitkan tiket. Umumnya agen perjalanan tersebut masuk dalam
kategori sebagai IATA agent, dan tiket diterbitkan melalui system CRS/GDS
yang dipergunakan. Berbeda dengan tiket airline, maka peggunaan tiket ini
memungkinkan penumpang untuk melakukan perjalanan dengan
mempergunakan beberapa airline yang berbeda. Nomor tiket akan ditentukan
berdasarkan pada airline yang menjadi issuing carrier.

 Masa berlaku tiket untuk perjalanan internasional yang menggunakan harga
normal adalah 1 tahun yang dihitung dari tanggal perjalanan pertama dilakukan.

 Secara umum data di tiket terdiri atas 3 bagian:
Data penumpang
Mencakup nama penumpang
2. Data reservasi
Mencakup kota keberangkatan, kota-kota yang disinggahi, kota tujuan, airline
yang digunakan, nomor penerbangan, kelas perjalanan, bagasi Cuma-Cuma,
kode booking PNR, dan sebagainya
3. Data harga dan ketentuan tariff
Mencakup harga perjalanan, perhitungan tarifnya, dan total pajak yang harus
dibayar, serta ketentuan tariff (yang mencakup endorsement, refund, dan
reroute)


Click to View FlipBook Version