Daftar Isi
Cover
Daftar Isi
Rainy Day
Quality Time - Abt Me
Do U Get Déjà vu?
Penutup
Rainy Day
Huh.. sungguh hari yang sangat melelahkan, punggungku terasa sangat berat.
Kurasa tidak lama lagi aku akan pingsan tanpa ada yang menyadarinya, semua
orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Cacing dalam perut ini
sepertinya mengamuk sedari tadi, kurasa aku harus menuruti keinginannya.
Lagi-lagi aku mendatangi tempat ini, rumah keduaku. I mean, ini udah jadi
rumahku sepenuhnya sih. Kuharap kau mengerti maksudku. Entah menurutku
saja atau mereka yang sering datang kesini juga menyadarinya, tempat ini terasa
berbeda. Setiap detail ruangan ini, pewangi yang mereka pakai, bahkan alunan lagu.
Iya beda, maksudku tempat ini sangat sesuai denganku. Setiap aku datang, dengan
mood yang berbeda. Namun suasana disini menyesuaikannya dengan moodku,
agak membingungkan ya, gatau sih kayaknya perasaanku aja ya.
Aku sering banget ketiduran disini padahal aku jarang banget tidur ditempat
umum, kecuali kalo abis makan ice cream 2 bungkus pasti aku langsung tepar.
Kebiasaan yang aneh tapi nyata, kalo gak percaya coba aja kasih aku ice cream.
Yang ampuh tuh biasanya Cornetto rasa oreo. Gak modus kok, emang ampuh.
Duh.. hujannn.. timingnya nggak pas banget deh. Bentar lagi jam istirahat
kelar, mana banyak kerjaan belum selesai. Minjem payung boleh nggak sih??? Ah
nggak dibolehin mah urusan belakang, kalo nggak diminta mana tau.
“permisi kak, disini ada payung ngga ya? Saya mau pinjem kalo boleh.” Tanyaku
kepada barista yang sedang menyajikan kopi.
“ambil aja.” Jawabnya ketus.
Aku melihat ke sekitar, tapi payung yang dibilang “ambil aja” itu nggak kelihatan.
Masa aku disuruh keliling café seluas ini buat nyari payung? Bercanda nih
baristanya.
“maaf kak letak dari kata “ambil aja” itu di mana ya?” tanyaku memastikan.
“cari pake mata” jawabnya ketus, lagi.
“bisa tolong tunjukin ke saya tempat pastinya? Saya nanya baik-baik loh kak”
Jawabku dengan SABAR.
“bawah” Jawabnya singkat.
reflekku melihat ke bawah tapi nggak ada??!! Wah ni orang kenapa deh.
“mana? Nggak ada, maaf ya kak tapi aku lagi buru-buru banget nih”
“bawah kaki saya, nih haha” Jawabnya sembari tertawa.
“sorry banget nih, tapi nggak lucu bercandanya” Jawabku kesal.
“maaf” Jawabnya sembari memasang raut muka memelas.
Lucu ya nih orang, mood swing abizzz. Baru nemu modelan kayak gini, punya alter
ego kali ya.
“oke, makasih payungnya, nanti pulang kerja saya balikin.” Jawabku sembari
melangkah mundur untuk kembali ke kantor.
“Tunggu..” Panggilnya.
“Kenapa?” jawabku singkat.
“payungnya nggak bisa dibawa lama-lama, itu payung saya. Saya anterin aja sampe
kantor kamu ya” sahutnya.
Wah modus banget nih orang, mau nyopet kali ya. Tapi gayanya kayak orang baik-
baik, mulutnya aja nggak bisa dijaga.
“kelamaan mikirnya, udah aku anter aja. Tunggu bentar ya, nanti kalo ada mobil
merah berhenti didepan langsung keluar aja.” Sambungnya.
HAH?? NAIK MOBIL?? Asli makin aneh. Tolak aja kali ya? Perkara payung
doing jadi panjang gini.
Kutarik deh kata-kata barusan, orangnya udah kabur duluan T_T.
A few minutes later..
Mobil BMW berwarna merah berhenti tepat didepan café, tanpa berpikir
panjang aku langsung mengehampiri mobil tersebut lalu seorang laki-laki dengan
bahu yang lebar sambil membawa sebuah payung membukakan pintu mobil
tersebut lalu menyuruhku untuk segera masuk.
Anehnya sepanjang perjalanan we don’t even talk each other, nggak ada yang
memulai percakapan. Masa aku? Kan yang nawarin buat nganter dia kok malah
jadi awkward gini. Sampai pada akhirnya nyampe juga di kantor. Sebelum turun
aku mengucapkan terima kasih atas tumpangannya. Dia membalas dengan
senyuman tanpa sepatah kata pun.
Quality Time – Abt Me
Berbeda dengan bulan-bulan sebelumnya, aku ingin mengakhiri bulan ini
dengan tenang. Terlepas dari berbagai hal yang terjadi sepanjang bulan ini. Nggak
ada salahnya menghabiskan uang untuk diri sendiri, pertama kalinya seumur
hidupku aku merasa se-excited ini.
Spending time alone itu udah biasa banget aku lakuin, bukannya nggak
punya teman atau keluarga buat diajak jalan but i like being alone. Prinsipku sih
selagi aku nyaman dan bisa ngelakuin sendiri tanpa bergantung ke orang lain ya
lakuin sendiri. Kalo emang kepepet dan butuh bantuan aku pasti minta. Aku juga
nggak perduli omongan orang lain tentang diriku yang udah menginjak usia 25
tahun tapi belum punya pasangan. Aku tau yang terbaik untuk diriku sendiri,
kembali lagi ke prinsipku tadi hehe.
Aku bisa nonton film apa aja, beli makanan yang aku mau, shopping
sepuasku. But beside that, sometimes i felt lonely. Idk how to express my feelings.
Aku sendiri yang menciptakan rasa sepi itu, terkadang saat lagi sadar aku baru liat
kalo ternyata banyak banget orang disekitarku yang care bahkan melindungi aku. I
realized that… aku kurang bersyukur. Sepertinya aku terkena karma, saat SMA aku
bisa dibilang anak yang malas, bandel, sok keren. Tapi aku sok kerennya depan
cewek-cewek, ogah banget tebar pesona ke cowok. Meskipun ada satu cowok aneh,
misterius banget. Gimana nggak penasaran kan? Introvert abiz, mana dingin gitu.
Terbesit dipikiranku sekarang kalo dia itu tipe cowok yang jadi incaran cewek
jaman sekarang. Karena yang bader tuh udah biasa banget. Garis bawahi BIASA
BANGET.
Duh kok jadi story telling gini ya, bosen nggak sih nyaksiin kisah hidupku
dan keluhanku dari tadi. Tapi gimana lagi, emang nggak ada yang menarik dari
hidupku ini, cuman bisa berdoa supaya aku bisa ngerasain suatu hal yang waw gitu.
Do U Get Déjà vu?
Hari ini pekerjaanku sangat padat, aku harus membuat sketsa bahkan
langsung mempresentasikannya didepan para CEO dari perusahaan lain yang
sedang berkunjung ke perusahaan kami. Pasti mereka mengharapkan hasil yang
sempurna, kali ini aku harus teliti dan memperhatikan setiap detail jangan sampai
ada yang terlewat. Namun sepertinya aku harus mendatangi suatu tempat agar ide-
ide dalam pikiran ini dapat mengalir.
Aku memesan Croissant dan secangkir Latte. As i thought, pikiranku
otomatis terbuka jika berada disini. Aku menyelesaikan sketsa ini sambal
menikmati Croissant yang sangat lezat dan latte yang sudah menjadi ciri khas dari
tempat ini.
Secara tiba-tiba seorang barista menghampiriku tanpa permisi, ia duduk
tepat didepanku. Wajahnya nggak asing, ah dia yang waktu itu mengantarku ke
kantor. Sudah lebih dari 1 menit dia hanya duduk memandangiku. Orang aneh.
Situasi yang sangat aneh, namun secara tiba-tiba ia memulai percakapan.
“haloo, masih inget saya nggak?” tanyanya.
“inget kok” jawabku.
“inget namaku?” tanyanya sambil mendekatkan kepalanya lalu meletakkan kedua
tangannya dibawah dagu.
“mana saya tau, pas di mobil kita cuman diem-dieman doang sampe nyampe
kantor” jawabku spontan.
“huh, berarti kamu nggak inget. Jauh sebelum itu kita pernah ketemu, bahkan kita
satu kelas.” Jelasnya.
“HAH? SATU KELAS? Kapan??? Maaf aku lupa, pas SD ya? Atau SMP? Kalo
TK aku pasti lupa, nggak mungkin SMA kan?” jawabku memastikan.
“SMA haha, mungkin kamu lupa karena aku nggak famous dan jarang bergaul di
kelas. By the way… kamu berubah, aku nggak pernah liat ekspesi ini dulu. Saat aku
lihat kamu kemarin, aku nunggu ekspresi yang dulu aku lihat setiap hari. Tapi aku
kecewa karena aku nggak bisa lihat ekspresi itu.” Jawabnya.
Sepertinya aku ingat siapa orang ini..
“i think i remember who u r, but i forget abt ur name babe.” Jawabku sambil
memasang ekspresi yang dulu aku gunakan untuk flirting.
“damn, stop. I can’t. Pls don’t do that again ma’am.” Jawabnya sambil menjauhkan
badannya dariku.
“do u miss me babe?.” Tanyaku.
“yess mommy, i miss u so badly.” Jawabnya dengan ekspresi menggemaskan.
“shit, udah deh cukup geli sendiri jadinya. Dulu u nggak kayak gini, jujur dulu u
risih kan pas aku kayak gitu?.” Tanyaku.
“nggak, aku suka but idk how to express it.” Jawabnya.
“seriously? Jujur speechless.” Jawabku.
“sebenarnya aku grogi pas pertama kali ngeliat kamu, mana kamu tiba-tiba nanyain
payung. Lucu banget sih, tapi aku panik banget pas kamu marah.” Jawabnya.
“astaga, lagian bukannya jawab yang bener. Itu aku ketar ketir tau jam istirahat udah
kelar mana banyak project.” Jawabku menjelaskan.
“maafin aku, janji kok nggak ngulangin.” Jawabnya dengan wajah memelas.
“hey it’s okay, babe.” Jawabku sambil mengelus kepalanya, terkekeh
“haha no, don’t do this to me.” Jawabnya dengan pipi memerah.
“sorry reflek, aku tebak deh kamu kalo pacaran pasti jadi malesub.” Jawabku
dengan penuh keyakinan.
“nggak, aku dominan.” Jawabnya tegas.
“yang bener?.” Jawabku tidak yakin
“mau coba?.” Jawabnya mengujiku.
“nggak dulu deh.” Jawabku.
“hahaha jahat, langsung tertolak. Yaudah kita temenan dulu ya?.” Jawabnya sambil
tersenyum.
“deal.” Jawabku tegas.
“by the way, kita belum kenalan yang bener. Pake nama lengkap.” Mintanya.
“hmm harus banget nama lengkap?.” Jawabku.
“ini bukan permintaanaku dan aku nggak terima penolakan.” Jawabnya tegas.
“oke, anda duluan.” Jawabku.
Kami berjabat tangan.
“Ryden Oldeghov Coplevins.”
“Hanara Madysine Loirev.”
THE END.
Penutup
Hanara Madysine Loirev merupakan seorang wanita karir yang berkeja
sebagai designer di perusahaan ternama. Di kehidupannya sekarang ia masih
terbayang oleh trauma masa lalu yang terus membebaninya, ia berusaha menutupi
semua hal itu sedari ia SMA. Maka dari itu dia terkenal dengan kenakalannya
selama SMA, namun ia menyesalinya sekarang. Bukannya mengurangi bebannya,
sebaliknya ia malah menjadi anak yang tidak tau arah hidupnya, terlepas dari
kehidupannya sebagai designer. Ia sebenarmya sempat melarikan diri ke Paris,
alih-alih berkuliah. Ia merasa lebih tenang setelah kembali. Namun dunia cukup
sempit, ia bertemu anak introvert yang dulunya ia incar karena rasa penasaran
semasa SMA. Bahkan awalnya ia tidak menyadarinya. Sepertinya Ryden Oldeghov
Coplevins tertarik dengan Hana. Tapi Hana hanya menanggapinya dengan biasa
sesuai keinginannya. Untuk Ryden, semangat. If we never try, how’ll we know?.