The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by dimdimm1701, 2022-10-25 12:03:11

Kelompok4 P5 Selesai.

Kelompok4 P5 Selesai.

langsung menghampiri karyawan yang tadi ditanyakan
oleh Arif.

“Mas, saya udah bisa ketemu chef Hidayat belum?”
ucap Arif.

“Oh iya, bentar ya mas saya panggilkan dahulu”
ucap karyawan itu.

“Mas Arif ini Chef Hidayatnya” tutur Karyawan itu
sambil memperkenalkan Chef Hidayat.

“Oh iya mas, terimakasih”

“Maaf pak, saya Arif pengen ketemu bapak untuk
menanyai sesuatu” ucap Arif sambil menyalami tangan
Chef Hidayat.

“Oh iya A, pasti aa Arif mau nanyain resep Nasi
Liwet yah?” sambung Chef Hidayat sambil menebak-
nebak.

“Loh kok bapak tau?” tutur Arif sambil
kebingungan.

“Yang nanyain resep Nasi Liwet tuh bukan kamu
doang” balas Chef Arif sambil tertawa.

45

“Oh gitu ya pak” jawab Arif sambil menahan malu.
“Jadi gini ya pak, saya kan suka masak, nah pas saya
cobain bikin di rumah kok berbeda, apakah ada resep
tersendiri disini?” ucap Arif.
“Yaa di sini ada satu resep rahasia, yaitu...”
sambung Chef Hidayat.
“Terima kasih ya pak, atas resepnya, besok saya
akan membuat Nasi Liwetnya” ucap Arif dengan
tersenyum.
“Iya a silahkan” balas Chef Hidayat.
“Saya ijin pulang ya pak” tutur Arif.
“Iya a, silahkan, hati-hati” ucap Chef Hidayat.

Matahari mulai menampakan dirinya, Arif pun tak
mau kalah dari matahari. Dia segera mengumpulkan
nyawanya dan keluar dari kamarnya. Setelah mandi Arif
pergi ke dapur untuk membuat Nasi Liwet untuk yang
ketiga kalinya. Kali ini berbeda, karena sudah mempunyai
resep rahasia.

46

“Nah ini Nasi Liwet yang saya pengen, pas sekali
rasanya seperti di restoran Chef Hidayat” ucap Arif.

Masakan Arif tidak berhenti sampai di sini saja. Dia
ingin berkeliling Indonesia untuk mencicipi makanan dari
berbagai daerah.

47

48

Ketertarikan

Faiz Aditya Santoso

Setiap orang di dunia pasti memiliki ketertarikan
terhadap sesuatu, baik itu dalam hal seni, otomotif, sport
dan lain lain, seperti gadis yang bernama Fatimah ini.
Fatimah adalah seorang gadis yang ceria, dia berusia 10
tahun, dan dia memiliki ketertarikan terhadap seni, seni
tersebut adalah Seni Tari.

***

Di suatu hari saat libur sekolah sedang berlangsung,
Fatimah yang tidak memiliki kegiatan karena tidak boleh
terlalu sering di luar rumah karena pandemi masih
berlangsung akhirnya hanya berdiam diri di rumah. Dia
hanya menonton TV dan bermain dengan HP-nya. Saat
dia sedang membuka-buka youtube, dia menemukan
sebuah video yang berisi beberapa orang yang sedang
menari. Fatimah yang tertarik, dengan cepat menonton
video tersebut. Setelah menontonnya sampai selesai

49

Fatimah sangat mengagumi tarian yang ada didalam
video.

“Wah, tari itu sangat keren, bagaimana bisa mereka
tidak menjatuhkan piring itu.” ucap Fatimah.

Fatimah yang sedang penasaran mulai mencari tahu
apa nama tari yang ada di dalam video itu. Setelah
mencarinya dengan berbagai kata kunci, akhirnya
Fatimah menemukan artikel tentang tari itu.

“Ooh, nama tari itu adalah tari piring.” ucap
Fatimah

Dan setelah itu Fatimah mulai mencari tahu lebih
dalam tentang tari itu.

***

Kini Fatimah memiliki informasi yang cukup
banyak tentang tari itu, dan kini dia memutuskan untuk
mempelajarinya. Kemudian Fatimah ingat bahwa tari
piring biasanya membutuhkan beberapa orang, sekarang
Fatimah bingung karena dia tidak memiliki teman untuk
berlatih bersamanya, karena tari yang selama ini dia

50

pelajari bisa dilakukan oleh 1 orang saja. Karena dia
memiliki beberapa teman bermain di sekitar rumahnya,
akhirnya Fatimah memutuskan untuk menanyakan teman-
temannya.

Saat Fatimah sedang berkumpul dengan temannya,
Fatimah menanyakan apakah ada yang tertarik untuk
mempelajari tari piring. Kebanyakan dari mereka tidak
tertarik, untungnya ada dua orang temannya yang tertarik
untuk mempelajari seni tari. Dua orang temannya itu
bernama Rara dan Andi. Rara sedari awal memang sudah
menyukai tari daerah, sedangkan Andi sekedar penasaran.
Fatimah, Andi dan Rara mulai berdiskusi untuk
memikirkan bagaimana mereka akan berlatih. Kemudian
Andi memiliki ide untuk mengikuti ekskul tari yang ada
di sekolahnya.

“Temen-temen gimana kalo kita ikut ekskul tari
yang ada di sekolah.” tanya Andi, keduanya setuju dan
hanya perlu meminta izin ke orangtua mereka.

51

Karena hari semakin gelap, akhirnya mereka pulang
ke rumahnya masing-masing sekaligus meminta izin
untuk mengikuti ekskul.

Sesampainya di rumah, Fatimah langsung menuju
kamar ibunya dan meminta izin.

“Assalamu’alaikum Mah.. Mah, Fatimah boleh ikut
ekskul gak mah?” tanya Fatimah.

“Waalaikumsalam nak, emangnya Fatimah mau
ikut ekskul apa?”

“Eee… Fatimah mau ikut ekskul tari mah..” jawab
Fatimah dengan nada pelan.

Karena suatu alasan, ibunya Fatimah tidak mau
menyetujui sesuatu tentang Fatimah yang berhubungan
dengan tari.

“Kan mamah udah bilang, mamah gak bakal setuju
kalo kamu ikut tari-tarian!!” jawab ibunya Fatimah
dengan nada yang cukup tinggi.

Karena bentakan itu Fatimah langsung menuju
kamarnya sambil menahan tangis, tapi, karena Fatimah

52

anak yang kuat, dia berhasil menahan tangisnya dan
mencoba memikirkan solusi untuk masalahnya. Karena
hari semakin gelap, Fatimah memutuskan untuk pergi
tidur dan melanjutkan memikirkan solusinya di esok hari.

Keesokan harinya Fatimah, Andi dan Rara kembali
berkumpul untuk memberikan jawaban mereka. Andi
tidak memiliki masalah dan diperbolehkan mengikuti
ekskul, begitupun dengan Rara, sekarang hanya
Fatimahlah yang tidak mendapatkan izin mengikuti
ekskul. Mendengar hal itu Adi dan Rara langsung
memikirkan solusi untuk masalah tersebut. Setelah
beberapa saat, satu-satunya solusi yang mereka pikirkan
hanyalah dengan belajar melalui video-video di youtube
dan mengamati ekskul tari saat sedang berlatih. Karena
teman-temannya Fatimah adalah teman yang baik,
mereka lebih memilih belajar bersama Fatimah dibanding
mengikuti ekskul.

***

Hari demi hari mereka lalui dengan berlatih setiap
hari, sampai tidak terasa 2 pekan sudah terlewat. Kini

53

mereka semakin mahir dengan gerakan-gerakan yang
mereka pelajari. Di suatu hari, Rara menemukan selembar
poster yang berisikan tentang lomba tari yang sebentar
lagi akan diadakan di sekolahnya, dengan kompak mereka
langsung setuju untuk mengikuti lomba itu dan bertujuan
untuk memenangkannya. Tanpa buang waktu mereka
langsung melanjutkan latihan yang sempat terpotong.

Awalnya Fatimah sedikit khawatir dia tidak akan
diperbolehkan mengikuti lombanya, namun Fatimah ingat
bahwa tidak ada persyaratan yang membutuhkan izin
orangtua, kekhawatiran Fatimah pun menghilang dan
Fatimah kembali melanjutkan latihan tarinya.

Hari perlombaanpun tiba, Fatimah dan kawan-
kawan yang sudah bersiap sejak lama merasa sedikit
gugup karena mereka akan tampil di atas panggung di
depan banyak orang. Tetapi mereka tidak ingin usaha
mereka selama ini jadi sia-sia, mereka akan melakukan
yang terbaik untuk itu. Setelah beberapa saat menunggu,
sekarang adalah giliran mereka untuk tampil. Setelah tari
mereka selesai para penonton memberikan tepuk tanggan

54

yang meriah, hal itu membuat Fatimah dan kawan-kawan
merasa sangat senang.

***
Pemenang lomba taripun diumumkan, dan siapa
sangka kalau mereka akan mendapatkan juara 1. Mereka
tidak percaya kalau mereka bisa mendapat juara 1,
padahal mereka berpikir juara paling besar yang bisa
mereka dapatkan hanyalah juara 2. Fatimah dan kawan-
kawan merasa sangat senang dengan hal itu, mereka
merasa latihan mereka ternyata membuahkan hasil yang
mantap. Setelah itu mereka berniat mempelajari macam-
macam tari dari berbagai daerah.

55

56

Kenangan Yang Terlupakan

Daffa Hanif Mahdatullail

Awan putih dan hitam masih terus bergantian
mencampakkan. Langit yang biru kadang pula berubah
menjadi langit yang hitam pekat. Matahari yang terang
benderang menyinari bumi, kadang juga pula berubah
tidak tampak, disebabkan ditutupi berbagai varian awan
hitam. Begitupun dengan dunia masih terus berputar
menyusuri arus alurnya semesta alam. Mungkin alam
sekarang sudah tak lagi sama dengan alam terdahulu,
ditambah dengan semakin canggihnya teknologi yang
semakin hari bertambah dan terus dikelabuhi para
penikmatnya.

Sama seperti yang dilakukan anak kecil di dalam
sebuah kamar berukuran 4 kali 6 meter. Dengan berbagai
varian yang ditampilkan kamar anak kecil tersebut, mulai
tempat kasur tercanggih, predator thronosa atau kita bisa

57

menyebutnya kursi gaming termahal. Pintu dua dimensi
dan berbagai alat canggih lainnya terdapat dalam kamar
anak kecil tersebut. Zaman sekarang sudah tak main lagi
dengan namanya rasa letih, segala aktivitas bisa dengan
efesien dikerjakan. Intinya dengan ucapan semua bisa
dilakukan.

“Ah boring.. di rumah terus.” anak kecil tadi
mendesah beranjak pindah dari kursi gamingnya.

Sebut saja namanya Gatan Ganesa. Gatan pindah
dari tempat semulanya itu, tidak dengan berjalan. Dia
menggunakkan sandal terbangnya. Dan langsung
terbaring tempat di kasurnya. Sejenak mata Gatan
meenerawang keatas seolah dia menemukan ide.

“Aha.. gue ngajak temen ngumpul ah.” begitulah
ide yang Gatan temukan.

Kemudian tangan kanan Gatan ditaruh ke arah
depan dua matanya, dan mengusap-ngusap. Muncullah
sebuah layar tembus pandang dihadapannya, dan
menggulirkan jari jemarinya mencari sosok kontak

58

bernama Farel. Layar yang semula menancapkan
beberapa aplikasi, kini muncul sosok anak sebaya dengan
Gatan, bernama Farel tersebut.

“Woi gabut cuy… ngumpul ke kafe yok?” ajak
Gatan dibalik layarnya.

Sosok Farel lengkap dengan poster tubuh yang
sangat jelas dihadapan layarnya itu tersenyum,
“Gas keun Tan.” balas Farel yang lagi asyik duduk di sofa
empuk rumahnya.

Sama dengan yang keadaan Farel, terlihat sosok
Gatan jelas dibalik layar miliknya. “Oke, jangan lupa,
yang lain di ajak.” tambahnya Gatan.

Farel pun membalas dengan acungan jempol tangan
kanan serta disusul dengan lambaian tangannya. Dan
kemudian Gatan pun memencet tombol merah,
menandakan berakhirnya obrolan mereka berdua.
Masing-masing dari mereka pun, bersiap-siap untuk pergi
ngumpul ke kafe.

59

Lalu lalang penghuni bumi terus berputar, dengan
berbagai alat kecanggihan yang sudah terobsesi oleh
mereka semua. Tak milih anak kecil, anak dewasa, orang
tua semua sudah terhipnotis dan bisa
mengaplikasikannya. Jika zaman Dulu para penghuni
bumi ingin mengambil foto dengan kamera film, atau
kamera digital ataupun smartphone, sekarang tidak lagi.
Jika dulu mereka ingin melangkahkan kakinya atau
sekedar beranjak dengan perantara kaki atau kendaraan,
sekarang tidak lagi. Jika anak sekolah dulu belajar
menyimak penjelas guru kemudian menulis di atas kertas,
sekarang tidak lagi. Dan intinya semua tidak lagi sama
seperti zaman dulu, cukup dengan sebuah ucapan dan
sebuah alat bantu canggih (mesin) semua bisa dilakukan.
Entah saking canggihnya dan cepatnya perubuhan alat di
dunia ini, membuat segala aktivitas tampak lebih senang
dan gampang dikerjakan.

Sudah tibalah zaman sekarang dengan sebutan
zaman fase keempat atau bisa menyebutnya dengan
revolusi industri 4.0. Dimana sudah tergambar oleh
kehidupan anak bernama Gatan dan teman-temannya saat

60

ini. Mereka semua berkumpul di sebuah kafe. Tampak
robot-robot berseragam sama sedang melakukan
aktivitasnya. Ya mereka adalah pekerja kafe, tidak lagi
dengan namanya pekerja seorang manusia, semua telah
tergantikan oleh robot.

Gatan, Farel dan tiga temannya saat ini, sedang
duduk santai melingkar disalah satu tempat yang disajikan
oleh kafe. Sistem pemesanan tidak lagi dengan
menghampiri pelanggan. Dengan layar virtualy di meja
makan, Gatan dan temannya memasan makanan dan
minuman yang mereka sukai. Kemudian masing-masing
dari mereka saling becanda ria, mengobrol sesukanya.

Lantas Gatan dan temannya itu tidak sekolah kah?
Sekolah, ya mereka sekolah tapi tidak dengan tatap muka
dengan seorang guru, mereka sekolah masih tetap dengan
layar virtualy.

Empat menit berlalu datanglah tiga robot membawa
makanan serta minumana yang dipesan oleh Gatan dan
yang lain. Sebuah mangkok dan gelas terisi dan

61

kehormatan diberikan kepadanya. Kemudian mereka
berlima langsung menerimanya, dan menyantapnya.

Sempat terlintas dalam pikiran anak kecil beranama
Gatan itu tentang anak-anak seusianya zaman dulu.
Apakah sama dengan yang telah dunia alami saat ini atau
tidak? Dan mengira-ngira permainan apa yang dimainkan.

“Oh iya kawan, mungkin kalian tahu permainan
anak-anak dulu seperti apa?” Gatan mencoba bertanya
tentang pikiran yang sempat terlintas tadi.

Farel dan tiga temannya saling bertatap muka dan
menggelengkan kepala. “Kenapa gak tanyakan ke mbah
google aja Tan.” saran satu teman Gatan anak bernama
Yogi.

“Iya tuh.” tambahnya Reza dan Kamil bersamaan.

Tanpa pikir panjang Gatanpun langsung memencet
layar virtual miliknya dan mencarinya di aplikasi google.
Perlahan Gatan mengetik dengan bacaan permainan anak
zaman dulu. Pertama mucul sebuah deskripsi plus dengan

62

gambar permainan anak zaman dulu. Empat teman
lainnya yang awalnya fokus sama makanan dan minuman,
kini mereka juga terbelalak melihat dan membaca
deskrisinya.

Diantaranya deskripsi dan gambar yang disajikan
dari layar virtualy gatan; Petak Umpet: Satu anak menjadi
penjaga dengan menutup mata sesuai waktu ditentukan.
Dan yang lain mencari tempat bersembunyi. Gundu atau
Kelereng: Bentuk bola kecil, warna kaca bening. Caranya
dengan menyentil gundu dengan mengarahkan gundu
milik musuh. Dan jika mengenai maka ia mendapatkan.
Egrang: Dua tongkat panjang yang bagian tengahnya
diberi pembatas. Caranya dengan naikkan kaki pada
pijakan enggrang, kemudian berjalan, jika jatuh diberi
hukuman. Gobak Sodor: Permainan dibagi dua kelompok
dengan masing-masing kelompok menjaga benteng.
Engklek: Permaianan yang dilakukan perorangan.
Menggambar kotak-kotak terlebih dahulu kemudian
setiap orang memainkannya dengan cara melompati
kotak-kotak tersebut secara bergiliran dengan satu kaki.
Layang-layang: Sebuah mainan yang dibuat dari irisan

63

bambu serta dengan kertas yang dibentuk apa saja.
Caranya dengan menerbangkan ke udara.

Seusai Gatan, dan empat tema lainnya membaca
dan melihat ilustrasi gambar tersebut, mereka semua
menggangguk. Dilihat dari sektor mimik wajah mereka
kegirangan ingin mecoba. Tapi apalah zaman sekarang
sudah tidak lagi seperti zaman dulu. Mungkin cara
mentradisikan tradisi lama itu susah.

“Coba nonton videonya Tan, kayaknya seru deh”
usul Farel kepada Gatan.

Gatan pun langsung menggulirkan layarnya dan
memencet tombol bacaan video kemudian muncul
berbagai video pemainan zaman dulu. Seperti deksripsi di
atas. Dengan berurutan Gatan menyetel video paling atas
yakni tentang permaiana petak umpet.

Sorotan mata kelima anak kecil ini teralih dengan
penuh kefokusan pada video di hadapannya tersebut.
Video yang menampilkan lima anak zaman dulu sedang
memainkan petak umpet. Tak disangka Gatan dan

64

temannya itu terbayang seakan mereka authornya (lima
anak pemain petak umpet). Tampak masing-masing dari
wajah mereka tersenyum dan bahagia yang tak terduga.

Seketika itu Gatan menyadari kalau pemainan anak
zaman dulu adalah permainan yang sangat mengasyikkan,
terbaik dan tidak bisa tergantikkan dari permaianan
zaman sekarang. Begitupun dengan teman-teman Gatan
ikut sadar tentang hal sebenarnanya.

“Woi … gimana kita mainkan yang aslinya atau kita
berlima ini mari mengaktifkan kembali permaiana anak
zaman dulu” Gatan berusul dengan kesemangatan yang
terpancar dalam dirinya. “Setuju” jawab bersamaan
mereka berempat dengan kompak dan wajah yang penuh
seri-seri. Dari persetujuan kelima anak kecil ini, telah
menjadikann sebuah tanda menuju bukti untuk
mengenalkan permainan zaman dulu yang telah
terkuburkan.

65

BIODATA

Hai kamu! Iya kamu, yang lagi baca biodata saya!
Saya Muhammad Fakhri Aushaf, biasa dipanggil Ai.
Saya keluar dari perut ibu saya pada 6 Februari 2008,
hobi saya biasanya menggambar. Motto hidup? "Gagal
bukan berarti menyerah." Instagram saya @aiaushaf.

Halo perkenalkan nama saya Maula Dimas Mahardika
biasa dipanggil Dimas. Saya lahir pada tanggal 17

Jannuari 2008, hobi saya bermain basket. Motto hidup
saya "Cape boleh, nyerah jangan.” Instagram saya
@mauladimass_

Halo semua!
Perkenalkan saya Febrian rakha hafidz pramana biasa
di panggil Febri. Saya lahir pada 25 Februari 2008, hobi

saya olahraga. Motto hidup saya "Dunia itu tempat
berjuang, istirahat itu di surge." Instagram saya
@albert.srint

Halo!!! Perkenalkan nama saya Ammar Fathurrahman
biasa dipanggil Ammar atau Fathur. Saya lahir pada
tanggal 22 Desember 2007. Hobi saya brolahraga dan

mendengarkan musik. Motto hidup saya adalah "disiplin
nomor satu." @fathhur.fm mampir ke ig saya ya!!

66

hii, nama gw Muhammad Alfi Farid H, but ya can call
me alfi, gw sok asik orangnya. gw lahir tu tanggal 14
januari 2008. my hobbies? baca buku sama denger
musik. motto hidup gw "everything is connected"
ig gw @aalvfriid
Halo pembaca, salam kenal nama saya Daffa Hanif

Mahdatullail. Panggil aja Daffa. Saya lahir pada tanggal
29 Agustus 2008, hobi saya bermain game, membaca

komik dan novel dan mendengarkan musik. Motto hidup
saya "hidup adalah cerita dan aku akan membuat
ceritaku memiliki akhir bahagia."

Hola!! Perkenalkan nama saya Faiz Aditya Santoso
biasa di panggil Fais. Saya lahir pada tanggal 9 Oktober
2007, hobi saya adalah membaca novel, bersepeda, dan
mendengarkan musik. Motto hidup saya adalah "Apapun
yang terjadi, jangan pernah menyerah." Instagram saya

@faiz.a_san
Halo!!! Perkenalkan Nama Saya Muhammad Mihzam

Fata Alghifari Wijoyo. Biasanya Saya Di Panggil
Mihzam. Hobi Saya Mendengarkan musik dan menonton
film. Motto hidup saya yaitu“Sea lo que sea, sé bueno.”

(Apa pun dirimu, jadilah yang terbaik).

67

Cover Belakang

68


Click to View FlipBook Version