DASAR DESAIN POLA HIAS
SMK NEGERI 30 JAKARTA
Oleh:
Decyntya Syofi Madyaningrum
200551864016
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S2 PENDIDIKAN KEJURUAN
Mei 2021
1. Pengertian Desain Hiasan
Pola hiasan adalah rangkaian atau susunan motif, dengan jarak dan ukuran tertentu
pada sebuah bidang, sehingga menghasilkan hiasan yang jelas arahnya. Hal yang
perlu diperhatikan dalam membuat pola hiasan adalah menentukan motif yang tepat
sesuai dengan fungsi bidang yang akan dihias, sesuai dengan penempatan atau
kegunaannya. Berikut contoh pola hias.
Dalam membuat pola hias terdapat beberapa manfaat yaitu:
a. Manfaat pola hiasan pada bidang atau pada sebuah media tertentu menjadi
daya tarik yang dapat memikat konsumen, penikmat, pengguna yang
melihatnya, sehingga sangat penting memperhatikan dan memikirkan sebuah
pola yang tepat pada sebuah media yang dipilih.
b. Pola hiasan yang tepat dapat mengingatkan pengguna atau pemakainya akan
kegunaan suatu bidang. Misalnya meja dengan pola hiasan yang memilih
motif sendok sebagai pola pinggiran akan memberikan kesan, bahwa meja
tersebut berfungsi sebagai mejamakan.
c. Pola hiasan dapat berupa benda-benda, flora maupun hewan. Pemilihan pola
ini disesuaikan dengan kebutuhan, contohnya pola hiasan untuk busana anak
berbeda dengan pola hiasan busana dewasa, atau pola hiasan furnitur (meja,
kursi, lemari) berbeda dalam segi penempatan, misalnya pola hiasan furnitur
berbeda untuk ruang tamu, ruang makan, kamar tidur, dan lain sebagainya
(D.Frida / Ferdinaen).
2. Macam-macam Pola Hias
Menggambar hiasan adalah pengorganisasian atau menyusun unsur-unsur
desain (visual seni rupa) seperti: titik, arah, garis, tekstur, value, warna, bidang, ruang
dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Dapat juga diartikan sebagai hasil
angan-angan dalam bentuk gambar yang harus mempunyai nilai keindahan. Gambar
tersebut nantinya akan diselesaikan dengan teknik sulaman.
Kehadiran aksen dan tata warna dalam sebuah komposisi akan menimbulkan
daya tarik yang besar ke arah yang diberi aksen dan diwarnai yang baik. Apabila
dalam satu komposisi hanya dihadirkan satu aksen saja maka aksen tersebut akan
memiliki kemenarikan yang sangat kuat. Pola komposisi motif hiasan terdapat 6
macam, yaitu :
1. Pola serak
Pola serak adalah bentuk pola hias yang diperoleh dengan cara
mengulang-ulang suatu motif hias yang ditempatkan secara teratur pada jarak–
jarak tertentu. Pola serak biasanya motifnya kecil, penempatan motif dapat
menghadap ke satu arah, dua arah atau ke semua arah.
2. Pola berangkai/beranting
Pola berangkai bentuknya hampir sama seperti pola serak, hanya pada
pola berangkai motif hiasnya antara motif satu motif dengan motif lainnya
saling berhubungan (ada garis penghubung). Garis yang menghubungkan
motifnya dapat berupa garis vertikal, garis horizontal atau garis diagonal.
Motif pada pola berangkai dapat diulang ke bagian atas, bagian bawah, bagian
kiri atau kanan.
3. Pola Berdiri/tegak
Pola berdiri atau tegak yaitu ragam hias disusun berjajar berat ke
bawah atau disusun makin ke atas semakin kecil.
4. Pola Bergantung
Pola bergantung merupakan kebalikan dari motif tegak, yaitu motif
bagian atas berat (besar) dan motif bagian bawahnya ringan. Motif ini tampak
seperti menggantung.
5. Pola Memanjat
Pola memanjat merupakan motif dari bentuk pinggiran ini tersusun
seperti memanjat ke atas. Motif pada bagian bawah lebih berat dari motif
pada bagian puncak lebih ringan.
6. Pola Menurun
Pola menurun, merupakan kebalikan dari pinggiran memanjat, bentuk
motif yang disusun berulang-ulang seperti meluncur ke bawah. Motif bagian
atas lebih berat dan makin bawah makin ringan.
3. Alat dan Bahan dalam Pembuatan Desain Hias
Pada kegiatan menggambar macam-macam hiasan busana, alat-alat yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Pensil hitam 5B.
2. Penghapus pensil.
3. Penggaris panjang.
4. Pensil warna.
5. Meja jiplak.
Selain alat- alat tersebut, terdapat beberapa bahan yang digunakan dalam pembuatan
desain hias yaitu:
1. Kertas sketch.
2. Kertas gambar atau kertas linen.
3. Kertas milimter.