MATERI AJAR Distribusi Obat Bebas, Daftar “W”, Daftar “G” BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK SMK FARMASI KELAS XI SESUAI KURIKULUM 2013 Oleh NI MADE WIDYA SEMARAYANI NIM. 4311022102 PPG DALJAB KATEGORI 1 GELOMBANG II PRODI FARMASI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2022
2 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t DAFTAR ISI Halaman cover …………………………………………………………………………………. 1 Daftar isi …………………………………………………………………………………. 2 Daftar gambar …………………………………………………………………………………. 3 Petunjuk penggunaan materi ajar ………………………………………………………….. 4 Penjabaran IPK dari Kompetensi dasar …………………………………………………… 5 Peta konsep kegiatan belajar 2 ……………………………………………………………… 5 Tujuan Pembelajaran ………………………………………………………………………….. 6 Fase 1. Orientasi masalah ……………………………………….…………………………… 6 Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar ...…………………………… 7 Fase 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok ………..………… 13 Fase 4. Menyajikan data pemecahan masalah ..…………….……………………………15 Fase 5. Analisis dan evaluasi ..………………………………….…………………………… 15 Rangkuman ………………………………………………………….……………………………16 Tes sumatif …………………………………………………………………………………… 17 Daftar pustaka ………………………………………………………………………………….. 19
3 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta konsep kegiatan pembelajaran 1 ………..……………….………… 5 Gambar 2. Artikel orientasi masalah …………….……………………………………... 6 Gambar 3. Tanda peringatan obat bebas terbatas ..…………..……………………. 8 Gambar 4. Form surat pesanan obat ….……………..………………..................... 9 Gambar 5. Contoh SP prekursor farmasi ………………..……………………………. 12 Gambar 6. Form surat permintaan prekursor farmasi..……………………………. 13 Gambar 7. Faktur dan SP ………………………………………………………………… 14
4 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t PETUNJUK PENGGUNAAN MATERI AJAR Untuk peserta didik SMK kelas XI Untuk membantu peserta didik dalam mempelajari materi ajar ini, ikutilah beberapa petunjuk belajar berikut ini : 1. Bacalah dengan cermat dari awal peta konsep dan kompetensi dasar dari materi ajar ini sehingga peserta didik memahami tentang apa, untuk apa dan bagaimana mempelajari isi materi ajar ini. 2. Bacalah sepintas bagian demi bagian lalu temukan kata-kata kunci dari katakata yang peserta didik anggap baru. Carilah dan baca pengertian kata-kata kunci tersebut dalam internet atau buku referensi yang terkait. 3. Tangkaplah pengertian demi pengertian dari isi materi ajar ini melalui pemahaman sendiri dan tukar pikiran dengan teman yang lain. 4. Untuk memperluas wawasan, baca, dan pelajari sumber-sumber lain yang relevan. Peserta didik dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk dari internet. 5. Untuk memaksimalkan pemahaman peserta didik silakan didiskusikan secara kelompok setiap model permasalahan dari penjabaran materinya yang selanjutnya bisa diprentasikan melalui google meet dan guru sebagai fasilitator. 6. Guru memberikan tanggapan dan penguatan serta simpulan dari hasil diskusi kelompok terkait pemecahan masalah dari beberapa model soal yang diberikan. 7. Jangan dilewatkan untuk mencoba menjawab soal-soal yang telah disediakan pada setiap akhir kegiatan belajar. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah Anda sudah memahami dengan benar kandungan materi ajar ini. Selamat belajar dan Salam SUKSES !
5 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Penjabaran IPK dari kompetensi dasar kegiatan pembelajaran 1 Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) 3.3 Menerapkan distribusi obat dan perbekalan farmasi 3.3.1 Menjelaskan penyaluran obat oleh PBF 3.3.2 Menganalisis distribusi obat bebas dan bebas terbatas di fasilitas pelayanan kefarmasian 3.3.3 Menganalisis distribusi obat prekursor farmasi dan obat-obat tertentu di fasilitas pelayanan kefarmasian 3.3.4 Menganalisis distribusi obat keras di fasilitas pelayanan kefarmasian 4.3 Melakukan distribusi obat dan perbekalan farmasi 4.3.1 Merancang prosedur pemesanan obat ke PBF dari apotek 4.3.2 Merancang prosedur penerimaan obat di apotek 4.3.3 Merancang prosedur distribusi obat keras di apotek Peta Konsep Kegiatan Belajar 1 Gambar 1. Peta konsep kegiatan pembelajaran 1
6 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran Problem Based Learning (ini): 1. Peserta didik secara mandiri mampu menjelaskan penyaluran obat oleh PBF dengan benar setelah studi literatur melalui internet. 2. Peserta didik secara mandiri mampu menganalisis distribusi obat bebas dan bebas terbatas di fasilitas pelayanan kefarmasian dengan benar setelah studi literatur melalui internet. 3. Peserta didik secara mandiri mampu menganalisis distribusi obat prekursor farmasi dan obat-obat tertentu di fasilitas pelayanan kefarmasian dengan benar setelah studi literatur melalui internet. 4. Peserta didik secara mandiri mampu menganalisis distribusi obat keras di fasilitas pelayanan kefarmasian dengan benar setelah studi literatur melalui internet. 5. Peserta didik secara berkelompok mampu merancang prosedur pemesanan obat ke PBF dari apotek dengan benar setelah studi literatur dan mengamati video demonstrasi oleh guru. 6. Peserta didik secara berkelompok mampu merancang prosedur penerimaan obat di apotek dengan benar setelah studi literatur dan mengamati video demonstrasi oleh guru. 7. Peserta didik secara berkelompok mampu merancang prosedur distribusi obat keras di apotek dengan benar setelah studi literatur melalui internet. Fase 1. Orientasi masalah Pengamatan masalah a. Menurut saudara, bagaiamana cara menyikapi hal tersebut ? b. Bagaiamana distribusi oseltamivir? Gambar 2. Artikel orientasi masalah Berdasarkan gambar dan pertanyaan diatas, ayo tuliskan rumusan permasalahan untuk kegiatan pembelajaran kita saat ini! Rumusan masalah ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………
7 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Fase 2. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar Mari kita cari tahu… Apa itu distribusi? Kenapa oseltamivir masuk kategori keras? Untuk kegiatan pembelajaran Pertama ini kita akan membahas distribusi obat bebas, obat daftar “W”, Obat daftar „G” pada sarana pelayanan kefarmasian ya.. Sumber belajar yang disarankan yaitu: a. Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020 tentang cara distribusi obat yang baik b. Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 tentang pedoman pengelolaan obat-obat tertentu yang sering disalahgunakan c. Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2015 tentang peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika, psikotropika, dan prekursor farmasi. d. Permenkes RI Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang pedagang besar farmasi. Materi pertama, kita akan membahas distribusi itu seperti apa dan bagaimana mekanismenya sesuai aturan yang ada. Distribusi a. Distibusi setiap kegiatan meliputi pengadaan, pembelian, penyimpanan, penyaluran, importasi, eksportasi obat dan atau bahan obat, tidak termasuk penyerahan obat langsung kepada pasien. b. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. c. Penyaluran obat dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF), perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. d. PBF Cabang cabang PBF yang telah memiliki pengakuan untuk melakukan pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara eceran, dilarang menerima dan/atau melayani resep dokter. f. Penyaluran obat oleh PBF kepada PBF lain, fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat (kecuali obat keras, narkotika dan psikotropika).
8 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t g. Toko Obat adalah sarana yang memiliki izin untuk menyimpan obat-obat bebas dan obat-obat bebas terbatas untuk dijual secara eceran. Tahapan kegiatan distribusi obat secara umum adalah sebagai berikut: a. Pemesanan obat Fasilitas pelayanan kefarmasian (Fasyanfar) membuat surat pesanan (SP) lengkap (dengan tgl penulisan SP, No SP, Tujuan distributor, Nama barang beserta jumlah) sesuai dengan obat yang akan dipesan. SP dimintakan legalitas oleh penanggung jawab fasyanfar berupa tandatangan dan cap instansi SP dikirim kepada PBF agar dikirimkan obat-obat sesuai pesanan b. Penerimaan obat dari PBF ke Fasiltas pelayanan kefarmasian Pemeriksaan obat dan kelengkapannya meliputi alamat pengiriman obat yang dituju; nama, kemasan dan jumlah barang yang dikirim sesuai dengan yang tertera pada SP dan faktur; kesesuaian no batch dan exp date obat dengan faktur. Jika terdapat ketidaksesuaian bisa dilakukan retur. Jika sudah sesuai, petugas tenaga kefarmasian memberikan validasi faktur (ttd, SIPA atau SIKTTK) sesuai peraturan yang berlaku dan cap apotek dan bukti cek kualitas fisik apotek sesuai dengan kondisi barng yang diterima. Salinan faktur di arsip 1 untuk pencatatan pada buku penerimaan barang disertai no urut, dan dikelompokkan berdasarkan PBF serta proses karantina beserta obat sebelum disimpan. Sumber belajar yang lain seperti link https://youtu.be/7Rd_D8BPa1Q dapat digunakan untuk pemahaman penerimaan obat di apotek yang selanjutnya melakukan kegiatan penyimpanan sesuai dengan mekanisme masingmasing fasilitas pelayanan kefarmasian c. Distribusi obat kepada pasien Pendistribusian berdasarkan resep dokter 1. Penerimaan resep (skrining resep dan pengecekan ketersediaan obat) 2. Perjanjian dan pembayaran 3. Penyiapan obat 4. Pemeriksaan akhir 5. Penyerahan obat dan pemberian informasi Pendistribusian dengan pembelian langsung
9 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Mutasi antara Fasyanfar untuk pemenuhan kekurangan stok Untuk mengecek pemahan materi ini, mari lengkapi forum diskusi dibawah ini dengan menuliskan benar (untuk pernyataan sesuai) atau salah (pernyataan yang tidak sesuai) Distribusi obat bebas dan bebas terbatas Obat bebas terbatas disebut juga obat daftar W (W: Waarschuwing= peringatan/waspada) adalah obat keras yang dapat dibeli tanpa resep dokter namun penggunaannya harus memperhatikan informasi obat pada kemasan Gambar 3. Tanda peringatan obat bebas terbatas Pendistribusian obat bebas & obat daftar “W” oleh PBF dapat dilakukan ke seluruh fasilitas pelayanan kefarmasian berdasarkan surat pesanan (SP) yang ditandatangani oleh penanggungjawab sarana tersebut. Penanggungjawab sarana Toko Obat adalah tenaga teknis kefarmasian. Utuk golongan ini surat pesanan dibuat rangkap 2 dikirim kepada PBF (SP Asli) untuk dikirim permintaan sesuai dengan pesanan (Terlampir) 1. Penjualan obat caviplex kaps sejumlah 10 box dapat dilakukan oleh toko obat. (……………………..) 2. Kepastian mutu vaksin “Sinovac” dapat dijaga dengan menggunakan cold chain pada saat kegiatan vaksinasi massal. (……………………..) 3. Penyaluran obat Paracetamol strip dapat dilakukan PBF kepada apotek. (……………………..)
10 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Kop instansi No surat ijin sarana dan alamat No. SP: ……………………., 2021 Kepada Yth. SURAT PESANAN Banyaknya Nama Barang Hormat kami, Penanggungjwab beserta SIP Gambar 4. Format Surat Pesanan obat Kegiatan distribusi obat golongan ini dengan cara pembelian langsung tanpa resep dokter di apotek dan atau toko obat sesuai persyaratan peraturan yang ada. Untuk mengecek pemahan materi ini, mari lengkapi forum diskusi dibawah ini dengan menuliskan benar (untuk pernyataan sesuai) atau salah (pernyataan yang tidak sesuai) Distribusi obat prekursor farmasi dan obat-obat tertentu Prekursor Farmasi zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi yang mengandung: a. Ephedrine b. Pseudoephedrine c. Norephedrine/phenylpropanolamine d. Ergotamin 4. Penjualan obat Insto tetes mata dapat dilakukan oleh toko obat. (……………………..) 5. Pemesanan combantrin syrup di apotek dengan menggunakan surat pesanan yang ditandatangani oleh apteker pendamping. (……………………..) 6. Legalitas pesanan theobron syrup pada Toko Obat dilakukan oleh asisten tenaga kesehatan bidang Farmasi. (……………………..)
11 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t e. Ergometrine f. Potasium Permanganat. Obat-Obat Tertentu (OOT) obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain narkotika dan psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Kriteria OOT terdiri atas obat atau Bahan Obat yang mengandung: a. tramadol; b. triheksifenidil; c. klorpromazin; d. amitriptilin; e. haloperidol; dan/atau f. dekstrometorfan Kegiatan pemesanan obat golongan ini secara umum sama dengan golongan obat bebas, dimana yang membedakan hanya SP yang digunakan. Penulisan bentuk dan kekuatan sediaan jenis obat yang mengandung prekursor farmasi dan atau OOT harus dalam satuan terkecil dari obat tersebut. Format SP untuk OOT sama dengan SP Prekursor farmasi yang berbeda hanya nama kadungan zat aktif sediaan obat yang mengandung OOT dibuat rangkap 3. Setiap penulisan SP hanya berlaku untuk golongan prekursor farmasi saja atau OOT saja (tidak bisa digabung dengan golongan obat lain). Kegiatan penerimaan obat dari PBF untuk obat golongan ini mengikuti tahapan penerimaan obat secara umum. Kegiatan distribusi obat golongan ini dengan cara pembelian langsung untuk yang termasuk dalam obat daftar “W” di apotek dan atau toko obat, untuk obat yang termasuk golongan daftar “G” harus dengan resep dokter pada semua fasilitas pelayanan kefarmasian kecuali Toko obat sesuai persyaratan peraturan yang ada.
12 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Gambar 5. Contoh SP Prekursor farmasi Untuk mengecek pemahan materi ini, mari lengkapi forum diskusi dibawah ini: Distribusi obat keras Obat keras disebut juga obat daftar G (G: Gevaarlijk = obat-obatan berbahaya) adalah obat yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter. Oseltamivir termasuk obat keras karena dalam kemasan obat memuat logo obat keras sehingga pembeliannya wajib dengan resep dokter. Pemesan obat daftar “G” menggunakan SP seperti obat bebas dengan dibuat rangkap 2. Penerimaan barang sesuai dengan tahapan penerimaan bobat bebas, untuk kegiatan distribusi obat keras harus dengan resep dokter di fasilitas pelayanan kefarmasian. Apotek dapat mendistribusikan obat keras tanpa resep dokter dengan batasa termasuk dalam daftar obat wajib apotek yang diserahkan langsung oleh apoteker. Pendistribusian obat dari apotek dapat dilakukan kepada: a. Apotek lainnya, Puskesmas, Instalasi Farmasi Rumah Sakit, Instalasi Farmasi Klinik hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan jumlah sediaan farmasi b. Dokter, bidan praktik mandiri, pasien hanya dapat dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (Sesuai PMK No 9 Tahun 2017 tentang Apotek) 7. Bagaimana cara memesan Konidin tablet 2 box dan paramex flu batuk 2 box kepada PT. Masplus Mataram untuk Apotek?
13 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Khusus obat keras yang mengandung prekursor farmasi, untuk permintaan distribusi oleh apotek menggunakan form surat permintaan sebagai berikut: Gambar 6. Form surat permintaan prekursor farmasi Fase 3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi yang beranggotakan 4 - 6 orang untk pemecahan masalah dari permasalahan distribusi di apotek berikut ini: 1. Pemesanan obat di apotek Berikut terdapat obat-obat yang harus dipesan kepada PT Bina San Prima yang berlamat di Jl Bisa, Denpasar: a. Sanmol syrup 24 btl b. Tremenza tab(100`s) 3 box c. Amoxsan syr 10 btl Tugas: Bagaimana rancangan prosedur pemesanan obat dan solusi dari permasalahan tersebut? Sumber belajar link youtube : https://youtu.be/3Cav79_w_VA Pemecahan masalahnya:
14 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t 2. Penerimaan obat di apotek Gambar 7. Faktur dan SP Catatan: Kondisi barang yang datang sesuai dengan faktur dan memenuhi syarat dalam kemasan. Tugas: Bagaimana rancangan prosedur penerimaan obat di apotek dan solusi dari permasalahan tersebut? Sumber belajar link youtube: https://youtu.be/7Rd_D8BPa1Q 3. Distribusi obat keras di apotek Seorang ibu ingin membeli obat microgynon dan ambroxol syrup tanpa resep dokter di apotek “Pelajar”. Tugas: Bagaimana rancangan prosedur ditribusi obat keras di apotek dan solusi dari peermasalahan diatas? Pemecahan masalahnya:
15 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Fase 4. Menyajikan data pemecahan masalah Peserta didik diminta menyajikan hasil diskusi bersama kelompok dari 3 forum diskusi dengan percaya diri perwakilan tiap kelompok melalui google meet dan peserta didik yang lain memberikan tanggapan serta guru memberikan penguatan atas hasil kerja dari masing- masing kelompok. Hasil diskusi kelompok Fase 5. Analisis dan evaluasi Guru memberikan evaluasi beserta simpulan dari pemcahan masalah tiap model Hasil Analisis dan kesimpulan Kesimpulan …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………… Pemecahan masalahnya:
16 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Rangkuman a. Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) cara distribusi/penyaluran obat dan/atau bahan obat yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. b. Penyaluran obat dilakukan oleh Pedagang Besar Farmasi (PBF), perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. c. Setiap PBF dan PBF Cabang dilarang menjual obat atau bahan obat secara eceran, dilarang menerima dan/atau melayani resep dokter. d. Penyaluran obat oleh PBF kepada PBF lain, fasilitas pelayanan kefarmasian meliputi apotek, instalasi farmasi rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat (kecuali obat keras, narkotika dan psikotropika). e. Pendistribusian obat bebas & obat daftar “W” oleh PBF dapat dilakukan ke seluruh fasilitas pelayanan kefarmasian berdasarkan surat pesanan (SP) yang ditandatangani oleh penanggungjawab sarana tersebut. f. Setiap penulisan SP Prekursor farmasi atau OOT hanya berlaku untuk golongan prekursor farmasi saja atau OOT saja (tidak bisa digabung dengan golongan obat lain). g. Toko obat hanya dapat mendistribusikan obat bebas dan bebas terbatas secra eceran. h. Pendistribusian obat keras dapat dilakukan oleh semua fasilitas pelayanan kefarmasian kecuali Toko obat berdasarkan resp dokter.
17 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t Test Sumatif 1. Penyaluran obat daftar “G” dapat dilakukan dari PBF kepada,kecuali.. A. Apotek D. Instalasi Farmasi Rumah Sakit(IFRS) B. PBF E. Gudang/Depo Farmasi C. Toko Obat 2. Dibawah ini sarana kesehatan yang dapat menyalurkan obat daftar “W” kepada pasien adalah….. A. Apotek, PBF, IFRS D. Klinik, Toko Obat, Apotek B. PBF, Toko Obat, Puskesmas E. Apotek, PBF, Klinik C. Toko Obat, Apotek, Puskesmas 3. Distribusi obat dari pabrik obat/industri farmasi kepada PBF berdasarkan ….. A. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Pengelola Apotek B. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Pendamping C. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Penanggung Jawab D. Jawaban A & B benar E. Jawaban B & C benar 4. Pernyataan yang benar tentang distribusi obat dari Apotek kepada pasien adalah ….. A. Penjualan Actifed syrup harus menggunakan resep dokter B. Penjualan Sanmag tab harus menggunakan resep dokter C. Penjualan Sanmag syrup harus menggunakan resep dokter D. Penjualan Erytromicin tab 500 mg dapat secara bebas tanpa resep dokter E. Jawaban A & D benar 5. Pernyataan yang benar tentang distribusi obat kepada pasien adalah, kecuali ….. A. Penjualan Tremenza syrup oleh apotek tanpa resep dokter B. Penjualan Tremenza tablet oleh Toko Obat tanpa resep dokter C. Penjualan Tremenza tab di rumah sakit dengan resep dokter C. Penjualan Sanmag syrup di klinik dengan resep dokter D. Penjualan Vitacee tab 500 mg dapat secara bebas tanpa resep dokter E. Jawaban A & D benar 6. Distribusi obat dari PBF kepada Apotek berdasarkan ….. A. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Pengelola Apotek B. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Pendamping C. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Penanggung Jawab D. Jawaban A & B benar E. Jawaban B & C benar 7. Distribusi obat dari PBF kepada Toko Obat Berizin berdasarkan ….. A. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Pengelola Apotek B. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Pendamping C. Surat pesanan yang ditanda tangani Apoteker Penanggung Jawab D. Surat pesanan yang ditanda tangani Tenaga Teknis Kefarmasian E. Surat pesanan yang ditanda tangani Asisten Tenaga Kesehatan 8. Sebagai staf apotek, saudara akan melayani permintaan berbagai macam perbekalan kesehatan salah satunya adalah injeksi sediaan Depo progestin. Agar pendistribusiannya sesuai dengan aturan yang ada, penyaluran obat tersebut tidak diperkenankan kepada…….. A. Apotek untuk pemenuhan kebutuhan stok cito B. Klinik atas permintaan Apoteker Penanggungjawab
18 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t C. Perawat praktek mandiri D.Bidan yang memiliki ijin paraktek mandiri E. Dokter yang memiliki SIP 9. Pada saat bekerja di apotek, saudara diminta untuk menuliskan surat pesanan (SP) kepada PT. Bina San Prima dari buku defecta untuk item obat Sanmol syrup 24 btl, Tramadol 50mg 3 box dan selanjutnya diberikan legalitas oleh APA. Untuk menyelesaiakan tugas tersebut, saudara akan menggunakan……. A. SP obat umum untuk pesanan sanmol syrup dan tramadol tab 50 mg B. SP obat prekursor untuk pesanan sanmol syrup dan tramadol tab 50 mg C. SP obat umum untuk pesanan sanmol syrup dan SP Obat Prekursor Farmasi untuk tramadol tab 50 mg D. SP obat umum untuk pesanan sanmol syrup dan SP Obat – Obat tertentu untuk tramadol tab 50 mg E. SP obat umum untuk pesanan sanmol syrup dan SP Obat Psikotropika untuk tramadol tab 50 mg 10. Perhatikan tahapan berikut! 1. Faktur ditandatangani Apoteker dan diberi stempel Apotek. 2. Faktur diinput ke komputer/dicatat pada buku penerimaan barang 3. Mencocokkan Surat Pengiriman, faktur, dan surat pesanan barang 4. Mencocokan item barang pada faktur, kondisi barang, kemasan, jumlah maupun kadaluarsa 5. Faktur diarsipkan Urutan penerimaan barang datang dari PBF yang benar adalah A. 1-3-4-5-2 B. 3-4-1-2-5 C. 3-4-5-1-2 D. 4-3-1-5-2 E. 4-2-3-1-5 Kunci jawaban Tes sumatif 1. C 2. A 3. C 4. B 5. B 6. A 7. D 8. C 9. D 10. B Kunci jawaban forum diskusi 1. Salah 2. Benar 3. Salah 4. Benar 5. Salah 6. Salah 7. Langkah-langkah pemesanan obat: a. Pembuatan SP OOT untuk kondin tab dan SP Prekursor farmasi untuk paramex flu batuk. b. Legalitas oleh APA pada SP OOT dan SP Prekursor farmasi dan dikirim ke PBF yang dipilih.
19 | M a t e r i A j a r D i s t r i b u s i o b a t DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2019, Peraturan BPOM Nomor 10 Tahun 2019 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu Yang Sering Disalahgunakan. Jakarta: BPOM RI Anonim, 2017, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun 2017 Tentang Apotek, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Anonim, 2015, Permenkes RI Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi. Jakarta: Kemenkes RI Anonim, 2011, Permenkes RI Nomor 1148/Menkes/Per/VI/2011 Tentang Pedagang Besar Farmasi. Jakarta: Kemenkes RI Tofiq Ckoliq, dkk., 2019, Pelayanan Farmasi Kompetensi Keahlian Farmasi Klinis dan Komunitas Vol 1, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC (28-29) Youtube, 2021. Penerimaan. [online] Tersedia: https://youtu.be/7Rd_D8BPa1Q. [4 Agustus 2021] https://nasional.tempo.co/read/1486824/pandu-riono-sebut-oseltamivir-yang-dicari-jokowi-masukkategori-keras/full&view=ok