The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Keanekaragaman Ikan Air Tawar di Sungai Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mardianachetrin, 2023-03-17 23:28:02

Keanekaragaman Ikan Air Tawar di Sungai Sarongan Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi

Keanekaragaman Ikan Air Tawar di Sungai Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi

Keywords: Ikan,Banyuwangi,Sungai Sarongan

i


ii KEANEKARAGAMAN IKAN AIR TAWAR DI SUNGAI SARONGAN KECAMATAN PESANGGARAN BANYUWANGI Penulis Chetrin Ayu Mardiana Suratno Vendi Eko Susilo Layout P’SiGN Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan dan Ulmu Pendidikan Universitas Jember 2023


iii PRAKATA Puji syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunia-Nya yang diberikan, sehingga Buku Ilmiah Populer yang berjudul “Keanekaragaman Ikan Air Tawar di Sungai Sarongan Kecamatan Pesanggaran Banyuwangi” dapat diselesaikan dengan baik. Tujuan dari penyusunan Buku Ilmiah Populer ini adalah sebagai bentuk dokumentasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai bacaan bagi masyarakat agar lebih mengenal spesies ikan air tawar di Sungai Sarongan. Harapan saya bahwa Buku Ilmiah Populer ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan serta pengetahuan mengenai ikan air tawar di Sungai Sarongan. Kritik dan saran terhadap penyempurnaan Buku Ilmiah Populer ini sangat diperlukan. Maret 2023 Penulis


iv DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.......................................................................... i IDENTITAS BUKU .......................................................................... ii KATA PENGANTAR....................................................................... iii DAFTAR ISI .................................................................................. iv FITUR BUKU.................................................................................. v BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................. 1 BAB 2. IKAN AIR TAWAR............................................................... 4 2.1 Morfologi Umum Ikan ........................................................ 5 2.2 Siklus Hidup Ikan.............................................................. 10 2.3 Ikan Air Tawar................................................................... 12 2.4 Habitat Ikan Air Tawar...................................................... 12 2.5 Klasifikasi Ikan Air Tawar................................................. 13 2.6 Keanekaragaman Ikan Air Tawar..................................... 14 BAB 3. SUNGAI SARONGAN........................................................ 19 BAB 4. KEANEKARAGAMAN IKAN AIR TAWAR SUNGAI SARONGAN..................................................................... 21 BAB 5. PENUTUP ........................................................................ 43 DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 45 GLOSARIUM................................................................................ 49 INDEKS....................................................................................... 50


v FITUR BUKU QR Code merupakan fitur yang berisi alamat situs web yang memudahkan pengguna dalam pengaksesan informasi yang disediakan tanpa menulis alamat situs web secara manual. 1. Download aplikasi QR code scanner di Google Play Store 2. Lakukan Scan terhadap QR code yang terdapat di dalam buku Ikan sidat memiliki kemampuan mengambil oksigen dari udara secara langsung, sehingga dapat bertahan cukup lama di udara terbuka. Selain itu ikan sidat memiliki kemampuan mengabsorbsi oksigen melalui permukaan tubuhnya. Ikan sidat termasuk dalam ikan diadromus yang masuk dalam kelompok ikan katadromus yaitu pada ukuran


1 BAB 1. PENDAHULUAN


2 Ekosistem perairan tawar berdasarkan pergerakan masa airnya dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem lentik (tidak bergerak) dan ekosistem lotik (bergerak). Ekosistem lentik meliputi danau, waduk dan rawa. Sedangkan ekosistem lotik meliputi sungai (Retnaningdyah, 2019). Ekosistem perairan tawar memiliki karakteristik kadar garam rendah, variasi suhu rendah dan penetrasi cahaya matahari kurang (Latuconsina, 2019). Salah satu ekosistem perairan tawar yang menghasilkan bahan pangan hewani tersebut adalah sungai. Sungai merupakan perairan tawar yang mengalir dari hulu, melewati tengah hingga ke hilir dan berakhir di muara. Karakteristik dari sungai yaitu bentuknya memanjang, airnya mengalir terus menerus secara searah dan semakin ke hulu topografinya semakin bergelombang. Sungai terdiri dari dua komponen penyusun, yaitu komponen abiotik dan biotik. Komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Komponen abiotik di sungai meliputi suhu, intensitas cahaya, batu, air, pasir dan kerikil (Juwono & Subagiyo, 2019). Komponen biotik di sungai meliputi ikan, udang, plankton, bentos, kepiting, dan aneka jenis keong dan kerang (BAPPENAS, 2016). Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik yang bernafas dengan insang (Primawati et al., 2016). Ikan dibagi menjadi tiga kelas yaitu kelas Agnatha, (ikan yang tidak memiliki rahang), Chondrichtyes (ikan bertulang rawan), dan kelas Osteichtyes (ikan bertulang keras) (Abdullah, 2010). Ikan sering digunakan sebagai indikator spesies untuk biodiversitas perairan, karena dapat hidup di berbagai habitat perairan dengan berbagai kerentanannya (Supriatna, 2008).


3 Keanekaragaman ikan air tawar di dunia saat ini tercatat sebanyak 15.750 jenis (dalam Subchan et al., 2021). Di Indonesia, keanekaragaman ikan air tawar ditemukan sebanyak 1.248 jenis (BAPPENAS, 2016). Keanekaragaman jenis ikan air tawar di Jawa sebanyak 132 jenis, di Sumatera mencapai 272 jenis dan Kalimantan 394 jenis (dalam Subchan et al., 2021). Keanekaragaman ikan air tawar sangat ditentukan oleh karakteristik dari habitat perairan (Astuti & Nufus, 2019). Apabila terjadi perubahan kualitas sungai, nantinya akan berdampak kepada struktur komunitas ikan (Samitra et al., 2018). Komunitas ikan air tawar terus mengalami tekanan, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti meningkatnya eksploitasi, kerusakan dan penurunan kualitas habitat ikan serta alih fungsi dari badan air ke fungsi lain (Subchan et al., 2021). Apabila hal tersebut terus terjadi, nantinya akan menganggu kelangsungan hidup ikan air tawar. Sungai Sarongan terletak di Desa Sarongan Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi. Sungai Sarongan memiliki panjang sekitar 25 km dari hulu hingga ke hilir sungai. Sungai ini termasuk ke dalam wilayah penyangga Taman Nasional Meru Betiri. Wilayah penyangga merupakan wilayah pendukung kawasan konservasi yang berpotensi untuk dikelola, guna mempertahankan kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati. Wilayah penyangga memiliki fungsi untuk menjaga kawasan konservasi dari segala bentuk gangguan, yang dapat mengakibatkan perubahan dan fungsi kawasan terganggu. Buku ini menyajikan data keanekaragaman ikan air tawar yang ada di sungai Sarongan.


4 BAB 2. IKAN AIR TAWAR


5 Ikan merupakan hewan air yang tergolong dalam anggota vertebrata poikilotermik. Hewan poikiloterm merupakan hewan yang suhu tubuhnya berubah-ubah mengikuti perubahan suhu lingkungan (Isnaeni, 2019). Ikan memiliki habitat di perairan, sehingga bernapas dengan insang. Ikan menggunakan siripnya untuk bergerak dan menjaga keseimbangan tubuhnya saat berenang. Ikan mempunyai bagian tubuh yang jelas, yaitu terdiri dari kepala, badan dan ekor (Syah et al., 2020). Ikan memiliki sisik atau kulit pada bagian tubuhnya. Ikan mempunyai ukuran tubuh yang beragam dan bentuk yang berbeda antar satu dengan yang lain, berdasarkan dari tingkah lakunya. 2.1 Morfologi Umum Ikan a. Bagian tubuh ikan Ikan umumnya terdiri dari 3 bagian, yaitu bagian kepala (caput), badan (truncus), dan ekor (cauda). Kepala ikan terdiri dari mulut, nostril, sungut, rahang atas, rahang bawah, mata, insang, gigi, tutup insang, otak, jantung, dan sebagainya. Sedangkan pada bagian badan ikan dimulai dari belakang operculum sampai ke belakang anus. Badan ikan berfungsi untuk melindungi organ dalam tubuh ikan (Nur et al., 2019). Sedangkan bagian ekor terletak di paling belakang, yang dimulai dari awal sirip dubur sampai ujung sirip ekor bagian paling belakang. Pada bagian ini terdapat anus dan sirip ekor. Morfologi ikan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini.


6 Gambar 2.1 Morfologi Ikan (Sumber: Syah & Yustina, 2020) b. Bentuk tubuh ikan Ikan memiliki ukuran dan bentuk yang berbeda-beda tergantung dengan jenis ikannya. Bentuk tubuh ikan simetri bilateral beragam yang meliputi bentuk torpedo (fusifom) yaitu bentuk tubuh sedikit meruncing pada kedua ujung, bentuk pipih (compressed) yaitu bentuk tubuh gepeng ke samping, tinggi badan lebih besar dibanding lebar tubuh, sedangkan lebar tubuh lebih kecil dibanding panjang tubuh bentuk picak (depressed) yaitu bentuk tubuh yang gepeng ke bawah, bentuk ular/sidat/belut (anguilliform) yaitu bentuk tubuh ikan memanjang dengan penampang lintang yang sedikit silindris, bentuk tali (filiform) bentuk tubuhnya menyerupai tali, bentuk pita (taeniform) yaitu bentuk tubuhnya memanjang, tipis dan menyerupai pita, bentuk panah (sagittiform) yaitu bentuk tubuh menyerupai anak panah, bentuk bola (globiform) yaitu bentuk tubuh bulat mirip dengan bola


7 (Latuconsina, 2021). Macam-macam bentuk tubuh ikan dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini. Gambar 2.2 Macam-macam bentuk tubuh ikan (Sumber: Latuconsina, 2021) c. Bentuk mulut ikan Ikan memiliki berbagai macam bentuk mulut yang berkaitan dengan jenis makanannya. Bentuk mulut ikan dibedakan menjadi bentuk tabung (tube like), bentuk paruh (beak like), bentuk gergaji (saw like) dan bentuk terompet (Latuconsina, 2021). Tipe mulut ikan berdasarkan letaknya, dibedakan menjadi mulut yang terletak sedikit jauh ke bawah (inferior), mulut sedikit ke bawah (sub terminal), mulut tepat di ujung hidung (terminal) dan mulut menghadap ke atas


8 (superior) (Syah & Yustina, 2020). Selain mulut, pada bagian kepala ikan terkadang juga terdapat sungut. Sungut setiap ikan memiliki letak, jumlah dan bentuk yang berbeda-beda, meliputi di mulut, bibir, dagu, hidung dan sudut mulut. Sungut ikan memiliki fungsi sebagai alat peraba dalam mencari makanan. Tipe mulut ikan berdasarkan letaknya dapat dilihat pada gambar 2.3 berikut ini. Gambar 2.3 Tipe mulut ikan berdasarkan letaknya (Sumber: Syah & Yustina, 2020) d. Sisik dan ekor ikan Ikan pada umumnya memiliki sirip yang berperan dalam penentuan arah dan gerak (Latuconsina, 2021). Sirip ikan terdiri dari dua sirip tunggal dan dua sirip berpasangan. Sirip tunggal terdiri dari sirip punggung (pinnae dorsalis), sirip anal (pinnae analis) dan sirip ekor (pinnae caudalis). Sedangkan sirip berpasangan terdiri atas sirip dada (pinnae pectoralis) dan sirip perut (pinnae pelvicalis) (Zulfahmi & Akmal, 2019). Selain sirip, pada tubuh ikan juga terdapat sisik. Macam bentuk sisik ikan dapat dilihat pada gambar 2.4 berikut ini.


9 Gambar 2.4 Macam bentuk sisik ikan (Sumber: Syah & Yustina, 2020) Sisik pada ikan memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Macam-macam bentuk sisik ikan yaitu ganoid, cycloid, ctenoid, placoid (Pramono et al., 2022). Sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sedangkan sisik cycloid dan ctenoid merupakan sisik yang berukuran kecil tipis atau ringan, sedangkan sisik placoid merupakan sisik yang lembut. Sisik tipe ganoid ini umumnya tersusun atas ganoine, cosmine dan isopedine. Sisik ini terdapat pada ikan Lepidosteus (Holostei) dan Scaphyrynchus (Chondrostei) (Nur et al., 2019). Sisik tipe ctenoid (ctenos=sisir) ini berbentuk menyerupai sisir, tipis, dan transparan. Tipe sisik ini paling umum dimiliki oleh spesies ikan teleostei (bertulang sejati). Sisik tipe placoid ini terdiri dari lempengan basal dan bagian luar yang menonjol berupa duri. Sisik tipe ini biasanya dimiliki oleh ikan jenis Chrondrichthyes (bertulang rawan). Sedangkan tipe sisik cycloid ini ciri dan sifatnya mirip dengan sisik ctenoid, hanya saja tidak dilengkapi dengan ctenii (gerigi) pada bagian belakangnya. Umumnya tipe sisik ini dapat dijumapi pada ikan golongan teleostei. Selain itu, juga terdapat tipe sisik ikan cosmoid. Sisik ikan cosmoid merupakan sisik ikan yang hanya ditemukan pada


10 ikan primitif yang sudah punah dan hanya dapat dilihat dari fosilnya saja dari kelompok Crossopterigy dan Dipnoi (Muchilisin, 2017). Ekor merupakan bagian tubuh ikan yang terletak di bagian belakang, dimulai dari sirip dubur sampai ujung sirip ekor paling belakang. Pada bagian ekor dari ikan ini terdapat anus, sirip dubur dan sirip ekor. Sirip ekor pada ikan memiliki bentuk yang bervariasi. Bentuk sirip ekor yang bervariasi menandakan bagaimana ikan ini bergerak dan hidup (Dewi & Harsindhi, 2018). Macam-macam bentuk dari sirip ekor ini meliputi bundar (rounded), bercagak (forked), meruncing (pointed), tegak (truncate), bulan sabit (emarginate), berlekuk, sirip bersatu (Burhanuddin, 2015). Macam tipe sirip ekor ikan dapat dilihat pada gambar 2.5 berikut ini. Gambar 2.5 Tipe sirip ekor ikan (Sumber: Burhanuddin, 2015) 2.2 Siklus Hidup Ikan Siklus ikan terdiri dari beberapa tahapan, meliputi telur, larva, juvenil, dan dewasa. Ikan merupakan kelompok hewan ovipar atau


11 bertelur. Ikan betina dan jantan tidak memiliki alat kelamin luar. Ikan betina mengeluarkan ovumnya dari ovarium melalui oviduk dan dikeluarkan melalui anal. Ikan jantan mengeluarkan sperma dari testis yang disalurkan melalui saluran urogenital dan keluar melalui anal, sehingga terjadi fertilisasi di dalam air. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan- bulatan kecil putih yang akan menetas dalam waktu 20-30 jam (tergantung suhu perairan). Suhu yang baik untuk penetasan ikan adalah 27-30℃ (Suhada et al., 2022). Selain cara reproduksi ini, ikan memiliki cara reproduksi lainnya yaitu vivipar dan ovovivipar (Yuniar, 2012). Siklus hidup ikan dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini. Gambar 2.6 Siklus hidup ikan (Sumber: Nurilmala et al., 2019) Migrasi pada ikan merupakan perpindahan atau pergerakan suatu spesies dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya, untuk penyesuaian terhadap kondisi lingkungan yang menguntungkan dalam rangka menjaga eksistensi hidup dan melestarikan


12 keturunannya (Kantun & Mallawa, 2019). Migrasi juga merupakan suatu kesatuan dengan siklus hidup ikan, yaitu untuk menemukan habitat dengan kondisi yang ideal dengan kelangsungan hidup dan keberhasilan reproduksinya. (Kalor, 2020). Beberapa ikan melakukan kegiatan migrasi selalu berangkat dan menuju lokasi yang sama atau hampir sama dengan tempat dimana dilahirkan. 2.3 Ikan Air Tawar Ikan air tawar merupakan ikan yang menghuni sebagian atau seluruh hidupnya di air tawar. Ikan air tawar dapat hidup dengan salinitas rendah, yaitu 0-0,5 ppt (Fauzi & Aryani, 2022). Ikan air tawar memiliki perananan yaitu dapat dikonsumsi sebagai pemenuhan protein hewani dan juga dapat dijadikan sebagai ikan hias (Wibowo et al., 2021). Ikan air tawar yang dapat dimanfaatkan sebagai ikan konsumsi adalah ikan belut (Apodes sp.), ikan lele (Clarias batrachus), ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan Gurami (Osphyronemus gourami) dan lain-lain. Sedangkan ikan air tawar yang dapat dimanfaatkan sebagai ikan hias adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan cupang (Betta sp.) dan ikan koi (Cyprinus rubrofuscus). 2.4 Habitat Ikan Air Tawar Habitat ikan air tawar dapat dibagi menjadi dua, yaitu perairan tergenang atau perairan lentik dan perairan mengalir atau perairan lotik. Perairan lentik merupakan kumpulan massa air yang relatif diam dan tenang (Prafiadi & Maturahmah, 2020). Contohnya seperti danau, kolam dan rawa. Sedangkan salah satu contoh perairan mengalir atau


13 perairan lotik adalah sungai (Latuconsina, 2019). Sungai merupakan suatu badan air yang mengalir ke satu arah dan selalu berubah dari waktu ke waktu atau dinamis. Sepanjang aliran sungai terjadi penggabungan oleh beberapa sungai dan parit. Aliran tersebut akan melalui daerah topografi berbeda sehingga menyebabkan kecepatan arus (Duya, 2008). Ekosistem sungai memiliki ciri khas mengalir dari hulu ke hilir yang ukuran panjangnya dapat mencapai ratusan kilometer (Latuconsina, 2019). Sungai ini berperan penting dalam siklus hidrologi dan sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya sehingga kondisi suatu sungai sangat dipengaruhi karakteristik yang dimiliki oleh lingkungan di sekitarnya. Habitat ikan air tawar menjadi salah satu habitat yang terancam karena prospek pengambilan ikan sangat besar. Rusaknya habitat ikan air tawar ini, dapat disebabkan oleh berbagai faktor, meliputi perubahan habitat atau hilangnya habitat, overfishing atau eksploitasi komersial, introduksi spesies eksotik, polusi dan kompetisi dengan manusia pengguna air (pembuatan kanal pertanian, kontruksi bendungan). Selain itu, kombinasi faktor-faktor tersebut juga dapat merusak populasi ikan (Supriatna, 2008). 2.5 Klasifikasi Ikan Air Tawar Ikan merupakan hewan air yang termasuk anggota dari Chordata subphylum Vertebrata (Susanto et al., 2020). Chordata ini memiliki tubuh yang selalu simetri bilateral dan memiliki sistem pencernaan yang lengkap. Berikut ini merupakan klasifikasi dari ikan: Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria


14 Infrakingdom : Deuterostomia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Infraphylum : Gnathostomata Superclass : Actinopterygii Class : Teleostei Order : Atherinifornes Perciformes Siluriformes Cypriniformes Cyprinodontiformes Characiformes Beloniformes Mugiliformes Pleuronectifromes Scorpaenifromes Synbranchiformes (www.itis.gov diakses pada tanggal 28 September 2022). Beberapa famili dari ikan air tawar yang memiliki persebaran di pulau Jawa yaitu Famili Cyprinidae, Bagridae, Balitoridae, Claridae, Sisoridae, Poecillidae, Synbranchidae, Cichlidae, Channidae (Haryono, 2017). 2.6 Keanekaragaman Ikan Air Tawar Keanekaragaman hayati merupakan seluruh makhluk hidup di bumi meliputi tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Keanekaragaman hayati terdiri dari tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem (Leksono, 2011). Keanekaragaman hayati meliputi dari tumbuhan dan hewan yang telah tersebar di seluruh wilayah nusantara (Zaahir & Puji, 2019). Salah satu hewan yang tersebar di seluruh wilayah nusantara adalah ikan.


15 Ikan merupakan hewan vertebrata aquatik yang bernafas dengan insang (Primawati et al., 2016). Ikan termasuk hewan dengan keanekaragaman jenis paling tinggi di antara seluruh hewan vertebrata (Iqbal et al., 2020). Ikan tidak hanya beragam dalam jumlah spesies, tetapi juga beragam dalam habitat, makanan, carabereproduksi, berinteraksi dengan lingkungan, serta perilaku spesies tersebut (Hasting et al., 2014). Ikan ada yang hidup di air laut, air payau dan air tawar. Ikan air tawar merupakan ikan yang menghuni sebagian atau seluruh hidupya di air tawar. Penyesuian sisik pada ikan air tawar penting bagi kelangsungan hidupnya, ikan air tawar yang kehilangan sisik berlebih, menyebabkan kelebihan air yang berdifusi ke dalam kulit dan dapat menyebabkan kematian (Laksono, 2022). Ikan air tawar dapat hidup dengan salinitas rendah, yaitu 0-0,5 ppt (Fauzi & Aryani, 2022). Keanekaragaman ikan air tawar di seluruh dunia mencapai 34.900 jenis dan di Indonesia memiliki 4.942 jenis ikan (Froese & Pauly, 2022). Menurut Fishbase (2022), ikan air tawar yang hidup di Indonesia berjumlah 1.263 spesies. Keanekaragaman ikan dapat dilihat sebagai gambaran evolusi yang terjadi pada spesies terhadap lingkungan. Selain itu juga sebagai gambaran seluruh cakupan yang terdapat pada adaptasi ekologi. Ikan yang hidup dengan berbagai tempat, maka keanekaragaman di masing-masing tempat tersebut juga berbeda antara satu dengan yang lainnya. Semakin besar jumlah spesies ikan, semakin besar pula keanekaragaman hayati. Jumlah spesies ikan akan bertambah, seiring dengan laju munculnya spesies baru yang lebih besar dari laju kepunahan dan berbanding


16 lurus dengan keanekaragaman hayati yang semakin naik (Syafei & Sudinno, 2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman ikan terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi keanekaragaman ikan, yaitu : 1. Kemampuan berkembang biak, hal ini dipengaruhi oleh siklus hidupnya yang mempengaruhi kecepatan berkembang biak. Siklus hidup yang semakin cepat mampu meningkatkan kemampuan untuk berkembangbiak. 2. Sifat mempertahankan diri, setiap makhluk hidup memiliki sifat untuk mempertahankan diri dari serangan musuh (predator). Kemampuan untuk mempertahankan diri bagi setiap makhluk hidup itu berbeda-berbeda. 3. Aktivitas manusia, hal ini memiliki pengaruh terhadap keanekaragaman yang ada. Misalnya terjadi eksploitasi eksploitasi ikan secara berlebihan dengan menggunakan alat yang tidak sesuai seperti bom, racun dan alat setrum dan prosedur yang tidak tepat. Hal ini berdampak pada kelangsungan hidup dan keberlanjutan populasi ikan (Syafei, 2017). Faktor abiotik yang mempengaruhi keanekaragaman ikan meliputi: 1. Perubahan habitat, perubahan kondisi suatu habitat ini meyebabkan populasi spesies menjadi kecil dan terisolasi, misalnya disebabkan karena keberadaan nutrisi serta adanya polusi.


17 2. Suhu, faktor ini juga berpengaruh terhadap keanekaragaman ikan, karena suhu yang sesuai sangat diperlukan untuk keberlangsungan hidupnya (Sriwidodo et al., 2013). Suhu yang sesuai untuk ikan bertahan hidup berkisar 20-30C, apabila kurang dari 20C dan lebih dari 30C nantinya akan menyebabkan ikan mengalami setres dan daya cernanya menurun (Syah & Yustina, 2020). 3. pH (Derajat Keasaman), pH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk mengukur nilai keasaman. Air sungai normal yang memenuhi syarat adanya kehidupan di dalamnya memiliki pH sebesar 6,5-7,5 (Daryanto et al., 2015). Ikan air tawar sebagian besar akan hidup baik dengan kisaran pH sedikit asam hingga netral pada nilai pH 6,8 – 7,8 (Baskoro et al., 2021). 4. Kecepatan arus, faktor ini dapat mempengaruhi kelangsungan hidup ekosistem di sungai (Pariyanto et al., 2021). Arus atau kecepatan aliran sungai berbanding lurus dengan kemiringan lahan. Arus relatif cepat di lokasi hulu dan bergerak menjadi lebih lambat dan semakin lambat pada lokasi hilir. Ikan yang hidup di sungai pada prinsipnya akan beradaptasi terhadap kecepatan arus yang deras, sedangkan ikan yang hidup di perairan menggenang (tenang) akan beradaptasi terhadap kecepatan arus yang lambat (Pujiyani & Rukayah, 2019). 5. Salinitas menjadi faktor yang mempengaruhi keanekaragaman ikan. Salinitas perairan tawar berkisar 0-0,5 ppt. Salinitas yang tinggi pada perairan tawar dapat mengakibatkan penurunan kadar oksigen terlarut dalam air, sehingga proses respirasi akan berjalan


18 lebih cepat dari biasanya. Semakin tinggi tingkat salinitas di perairan tawar, menyebabkan ikan sulit untuk bernafas dan kolaps (ambang batas kemampuan beradaptasi) (Firdaus et al., 2018).


19 BAB 3. SUNGAI SARONGAN


20 Sungai Sarongan merupakan sungai yang terletak di Desa Sarongan. Desa Sarongan mempunyai luas sebesar 47,04 km2 dengan batas sebelah utara Desa Kalibaru, sebelah barat Kabupaten Jember, sebelah selatan Samudera Hindia dan sebelah timur Desa Kandangan (Koswara & Gustaf, 2018). Sarongan ini merupakan wilayah penyangga dari Taman Nasional Meru Betiri. Wilayah penyangga merupakan wilayah pendukung kawasan konservasi yang berpotensi untuk dikelola, guna mempertahankan kelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati. Wilayah penyangga memiliki fungsi untuk menjaga kawasan konservasi dari segala bentuk gangguan, yang dapat mengakibatkan perubahan dan fungsi kawasan terganggu. Sungai Sarongan memiliki panjang sekitar 25 km dari hulu hingga ke hilir sungai. Sungai ini memiliki potensi ikan yang cukup, hal ini didukung dengan aktivitas memancing oleh masyarakat di sekitar sungai, baik di hilir, tengah maupun hulu sungai. Karakteristik dari masing-masing bagian sungai tersebut tentu berbeda-beda. Hulu sungai memiliki karakteristik arusnya relatif deras, terdapat batu-batuan besar dan lembahnya curam. Gambar 3.1 Sungai Sarongan


21


22 Sungai Sarongan memiliki 9 spesies ikan air tawar yang terdiri dari 8 famili. Ikan air tawar diinventaris dari 3 lokasi stasiun yang telah ditentukan. Hasil identifikasi 9 spesies ikan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut Tabel 4.1 Hasil identifikasi ikan air tawar di Sungai Sarongan No Famili Spesies 1 Anguillidae Anguilla bicolor 2 Cyprinidae Rasbora argyrotaenia 3 Cyprinidae Barbodes binotatus 4 Ambassidae Ambassis miops 5 Mugilidae Chelon macrolepis 6 Eleotridae Eleotris fusca 7 Kuhliidae Kuhlia marginata 8 Gobiidae Psammogobius biocellatus 9 Channidae Channa striata Hasil identifikasi sampel ikan air tawar di Sungai Sarongan diperoleh 9 spesies dari 8 famili yang berbeda. Persebaran ikan air tawar di Sungai Sarongan dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut. Gambar 4.1 Peta persebaran ikan air tawar di Sungai Sarongan


23


24 a. Anguilla bicolor (Ikan Sidat) Gambar 4.2 Anguilla bicolor (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Anguilliformes Family : Anguillidae Genus : Anguilla Species : Anguillia bicolor (Mc Clelland, 1844) (Sumber: itis.gov, 2023).


25 Deskripsi: Anguilla bicolor (Mc Clelland, 1844) atau ikan sidat menurut ciri morfologinya memiliki bentuk tubuh yaitu ramping memanjang. Ikan sidat ini tubuhnya berwarna hijau kehitaman dan bagian bawah cenderung keputihan . Ikan ini apabila dilihat secara sekilas mirip dengan belut, yang membedakan adalah sirip dada yang terletak di belakang kepala dan sering dianggap mirip seperti daun telinga. Tipe mulut dari ikan ini adalah terminal, yaitu posisi mulut terletak di ujung hidung. Pada mulut ikan ini terdapat kumis pendek berwarna kekuningan. Ikan sidat ini memiliki gurat sisi (linea lateralis) yang sangat jelas mulai dari belakang kepala sampai dengan ujung ekor. Pada tubuh ikan ini juga diselimuti oleh sisik kecil dan halus. Ikan ini memiliki sirip punggung, sirip anal dan sirip ekor yang menyatu. Anguilla bicolor ditemukan di bagian hulu sungai Sarongan dengan panjang 36 cm. Ikan sidat memiliki kemampuan mengambil oksigen dari udara secara langsung, sehingga dapat bertahan cukup lama di udara terbuka. Selain itu ikan sidat memiliki kemampuan mengabsorbsi oksigen melalui permukaan tubuhnya. Ikan sidat termasuk dalam ikan diadromus yang masuk dalam kelompok ikan katadromus yaitu pada ukuran anakan sampai dewasa tinggal di perairan tawar namun ketika akan memijah bermigrasi ke laut dalam.


26 b. Rasbora argyrotaenia (Ikan Wader Pari) Gambar 4.3 Rasbora argyrotaenia (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Cypriniformes Family : Cyprinidae Genus : Rasbora Species : Rasbora argyrotaenia (Bleeker,1850) (Sumber: itis.gov, 2023).


27 Deskripsi: Rasbora argyrotaenia (Bleeker,1850) atau ikan wader pari menurut ciri morfologinya memiliki bentuk tubuh yang ramping, pipih dan memanjang. Ikan ini tubuhnya berwarna putih keperakan, sedangkan bagian punggung lebih gelap dibandingkan bagian bawah.Tipe mulut dari ikan ini yaitu terletak dekat ujung hidung (terminal) dan tidak memiliki sungut. Ikan wader pari memiliki mata berwarna hitam dan bagian tepinya berwarna putih. Pada bagian tubuhnya terdapat linea lateralis yang memanjang berwarna biru dan jingga. Ikan wader pari ini memiliki ukuran sisik cenderung lebih besar. Sirip dari ikan ini terdiri dari sirip punggung, sirip dada, sirip perut yang berwarna putih bening, sirip anal dan sirip ekor yang berwarna putih kekuningan. Sirip punggung berjumlah 7 jari-jari dengan 2 duri, sirip dada berjumlah 13 jari-jari, sirip anal berjumlah 5 jari-jari dan sirip perut berjumlah 7 jari-jari. Tipe sirip ekor pada ikan ini adalah bercagak (forked). Ikan wader pari yang ditemukan di Sungai Sarongan ini memiliki panjang tubuh 8 cm. Rasbora argyrotaenia ini ditemukan di bagian tengah dan hulu Sungai Sarongan. Ikan wader pari adalah ikan air tawar yang permintaaan saat ini sangat tinggi, tetapi masih dihasilkan dari penangkapan di alam. Peningkatan penangkapan di alam menyebabkan keberadaan ikan wader padi di alam akan semakin sulit ditemukan.


28 c. Barbodes binotatus (Ikan Wader Bintik Dua) Gambar 4.4 Barbodes binotatus (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Cypriniformes Family : Cyprinidae Genus : Barbodea Species : Barbodes binotatus (Valenciennes, 1842) (Sumber: itis.gov, 2023).


29 Deskripsi: Barbodes binotatus (Valenciennes, 1842) atau ikan wader bintik dua menurut ciri morfologinya memiliki tubuh yang relatif kecil, memanjang dengan perut yang membundar (fusiform). Tubuh dari ikan ini berwarna abu-abu keperakan atau kehijauan. Pada bagian punggung cenderung lebih gelap dibandingkan dengan bagian perut. Ikan ini memiliki empat sungut kecil di ujung moncongnya. Tipe mulut ikan ini berdasarkan letaknya yaitu terminal, terletak dekat dengan ujung hindung. Matanya berwarna hitam dan di bagian tepinya berwarna putih kekuningan. Ikan ini juga memiliki gurat sisi atau linea lateralis tidak terputus di bagian tubuhnya yang berwarna kehijauan. Tipe sisik dari ikan ini adalah cyloid. Sirip ikan wader bintik dua ini berwarna kuning kemerahan dan terdiri dari 1 sirip punggung yang berjumlah 8 jari-jari lunak dan 1 jari-jari keras, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut yang letaknya jauh di belakang sirip dada (abdominal), 1 sirip anal yang berjumlah 4 jari-jari lunak dan 1 sirip ekor berjumlah 16 jari-jari lunak. Sirip ekor dari ikan wader bintik dua ini berbentuk bercagak ( forked). Ikan ini memiliki ciri khusus pada bagian tubuhnya yaitu, terdapat dua bintik hitam di bagian bawah sirip punggung dan di depan sirp ekor. Ikan ini di temukan di bagian tengah dan hulu Sungai Sarongan dengan panjang 7,5 cm.


30 d. Ambassis miops Gambar 4.5 Ambassis miops (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Perciformes Family : Chandidae Genus : Ambassis Species : Ambassis miops (Gunther, 1872) (Sumber: itis.gov, 2023).


31 Deskripsi: Ambassis miops (Gunther, 1872) menurut ciri morfologinya, memiliki bentuk tubuh pipih memanjang. Ikan ini tubuhnya berwarna putih keperakan. Ikan ini memiliki mata yang cukup besar berwarna hitam dengan tepi berwarna putih dan moncongnya membulat. Tipe mulut ikan ini berdasarkan letaknya, yaitu terletak dekat ujung hidung (terminal). Ikan ini tidak memiliki sungut pada mulutnya. Pada bagian dorsal dari tubuh ikan ini terdapat bintik-bintik hitam. Selain itu, Ambassis miops juga memiliki gurat sisi (linea lateralis) berwarna putih perak yang terlihat jelas dan tidak terputus. Ikan ini juga memiliki 2 sirip punggung, sepasang sirip dada, 1 sirip perut yang letaknya abdominal, yaitu jauh di belakang sirip dada, 1 sirip anal dan 1 sirip ekor. Jari-jari sirip punggung pertama yaitu 8 duri dan sirip punggung kedua 9 jari-jari lunak yang berwarna putih kehitaman. Jarijari sirip anal yaitu 3 duri dan 9 jari-jari lunak. Sirip ekor dari ikan Ambassis miops ini berbentuk bercagak (forked) dan berwarna putih bening dengan ujung sedikit kekuningan. Ikan ini ditemukan di bagian hilir Sungai Sarongan dengan panjang tubuhnya 9 cm. Ambassis miops merupakan salah satu ikan yang digemari untuk dijadikan ikan hias. Ikan ini memiliki tubuh yang sedikit transparan atau seperti kaca. Ikan ini menyukai tempat yang cenderung gelap dan berarus tenang sampai lambat.


32 e. Chelon macrolepis (Ikan Belanak) Gambar 4.6 Chelon macrolepis (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Mugilliformes Family : Mugillidae Genus : Chelon Species : Chelon macrolepis (Smith, 1846) (Sumber: itis.gov, 2023).


33 Deskripsi: Chelon macrolepis (Smith, 1846) atau ikan belanak, menurut ciri morfologinya bentuk tubuhnya ramping memanjang. Ikan ini tubuhnya berwarna putih keperakan. Matanya berwarna hitam dan dibagian tepi berwarna putih sedikit kekuningan. Ikan ini tidak memiliki sungut pada mulutnya. Tipe mulut pada ikan belanak ini adalah terminal, yang terletak dekat dengan ujung hidung. Ikan belanak ini tidak memiliki gurat sisi (linea lateralis) pada tubuhnya. Siripnya terdiri dari sepasang sirip dada, sepasang sirip punggung, sepasang sirip perut yang letaknya jauh di belakang sirip dada (abdominal) , 1 sirip anal dan 1 sirip ekor. Tipe sirip ekor ikan ini berbentuk bercagak (forked) dan berwarna abu-abu dengan tepi siripnya kehitaman. Berdasarkan data dari WoRMS, ikan belanak merupakan salah satu ikan yang memiliki toleransi yang tinggi. Ikan ini memiliki toleransi yang tinggi terhadap lingkungannya. Ikan Belanak mampu hidup di perairan laut, payau hingga tawar.


34 f. Eleotris fusca Gambar 4.7 Eleotris fusca (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Perciformes Family : Eleotridae Genus : Eleotris Species : Eleotris fusca (Forster in Bloch and Schneider, 1801) (Sumber: itis.gov, 2023).


35 Deskripsi: Eleotris fusca (Forster in Bloch and Schneider, 1801), menurut ciri morfologinya memiliki bentuk tubuh kecil, pipih memanjang dengan bagian depan membulat. Tubuh ikan ini berwarna coklat kehitaman, bagian dorsal lebih terang dibandingkan bagian ventral. Pada bagian kepala terdapat bintik-bintik hitam di sebelah mata. Matanya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Ikan ini tidak memiliki sungut pada mulutnya. Tipe mulut dari ikan ini adalah subterminal, yaitu mulut sedikit ke bawah dekat dengan hidung. Eleotris fusca memiliki garis horizontal di sepanjang tubuhnya. Siripnya terdiri dari 2 sirip punggung, sepasang sirip dada, sepasang sirip perut, sirip anal dan sirip. Pada sirip ikan ini terdapat bercak-bercak hitam. Sirip punggung 1 berjumlah 6 jari-jari keras, sirip punggung 2 berjumlah 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak, sirip dada berjumlah 14-16 sirip anal berjumlah 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak, sirip perut berjumlah 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak dan sirip ekor berjumlah 14-16. Tipe sirip ekor pada ikan ini adalah membulat (rounded). Tubuh dari Eleotris fusca juga diselimuti oleh sisik, adapun sisik tersebut meliputi sisik longitudinal, sisik transversal dan sisik predorsal. Ikan ini ditemukan di bagian hilir Sungai Sarongan dengan panjang tubuhnya 11 cm.


36 g. Kuhlia marginata Gambar 4.8 Kuhlia marginata (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Perciformes Family : Kuhliidae Genus : Kuhlia Species : Kuhlia marginata (Cuvier in Cuvier and Valenciennes, 1829)


37 Deskripsi: Kuhlia marginata (Cuvier in Cuvier and Valenciennes,1829) menurut ciri morfologinya memiliki bentuk tubuh cenderung ramping memanjang. Ikan ini tubuhnya berwarna putih keemasan dengan bagian punggung cenderung lebih gelap. Sisi-sisi tubuh terlihat bercak cokelat samar. Selain itu, ikan ini memiliki gurat sisi (linea lateralis) yang terlihat jelas di bagian tubuhnya. Kuhlia marginata memiliki mata berukuran besar berwarna hitam, dengan tepi putih sedikit oranye dan terdapat sungut di mulutnya. Diameter mata lebih besar dibandingkan dengan moncongnya. Siripnya terdiri dari sirip punggung berjumlah 10 duri dan 12 jari lunak, sirip dada, sirip perut, sirip anal berjumlah 3 duri dan 12 jari lunak dan sirip ekor. Pada sirip punggung kedua, ujungnya berwarna kehitaman dan terdapat bercak merah pada sirip anal . Tipe sirip ekor pada ikan ini yaitu bercagak (forked) dan berwarna putih dengan ujungnya sedikit kemerahan. Ikan ini ditemukan di bagian hilir Sungai Sarongan dengan panjang tubuhnya 8,5 cm. Kuhlia marginata merupakan spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di perairan payau. Ikan ini menyukai tempat yang sedikit berarus, seperti di daerah tengah.


38 h. Psammogobius biocellatus Gambar 4.9 Psammogobius biocellatus (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Perciformes Family : Gobiidae Genus : Psammogobius Species : Psammogobius biocellatus (Valenciennes in Cuvier and Valenciennes, 1837)


39 Deskripsi: Psammogobius biocellatus (Valenciennes in Cuvier and Valenciennes, 1837) atau Glossogobius biocellatus menurut ciri morfologinya, memiliki bentuk tubuh pipih memanjang. Ikan ini tubuhnya berwarna coklat kehitaman. Warna tubuh bagian dorsal lebih gelap dibandingkan bagian ventral. Pada bagian tubuh juga terdapat 5 bintik hitam di sepanjang tubuh yang membesar ke arah ventral. Ikan ini juga memiliki linea lateralis di tubuhnya. Ikan ini memiliki mata berbentuk bulat besar dan berwarna hitam. Ikan ini tidak memiliki sungut pada mulutnya. Tipe mulut dari ikan ini adalah subterminal, yaitu terletak di ujung hidung agak ke bawah. Sirip ikan ini terdiri dari 2 sirip punggung, sirip ekor, sirip anal, sirip perut dan sepasang sirip dada. Sirip punggung pertama berjumlah 6 jari jari keras, sirip punggung kedua 1 jari-jari keras dan 9 jari-jari lunak. Pada ujung sirip punggung berwarna kemerahan. Sirip dada berjumlah 19, sirip anal berjumlah 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak, sedangkan sirip perut berjumlah 1 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Tipe sirip ekor pada ikan ini adalah membulat (rounded) dan tepinya berwarna kemerahan. Selain sirip, ikan ini juga memiliki sisik yang menyelimuti tubuhnya, sisik ini terdiri dari sisik longitudinal, sisik tranversal dan sisik predorsal. Sisik longitudinal berjumlah 31, sisik tranversal berjumlah 10 dan sisik predorsal berjumlah 14. Ikan ini ditemukan di bagian hilir Sungai Sarongan dengan panjang tubuhnya 15 cm.


40 i. Channa striata (Ikan Gabus) Gambar 4.10 Channa striata (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Klasifikasi: Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Teleostei Order : Perciformes Family : Channidae Genus : Channa Species : Channa striata (Bloch,1793) (Sumber: itis.gov, 2023).


41 Deskripsi: Channa striata (Bloch, 1793) atau ikan gabus menurut ciri morfologinya memiliki bentuk tubuh yaitu pipih memanjang dan terdapat bentuk seperti garis V yang mengarah ke depan. Ikan ini tubuhnya memiliki bentuk kepala seperti ular dengan mulut lebar dan besar. Warna tubuh pada bagian dorsal yaitu kecoklatan gelap dan bagian ventral berwarna keputihan. Tipe mulut pada ikan ini adalah terminal,yaitu mulut terletak di ujung depan kepala ikan. Ikan ini memiliki sepasang sirip dada, sirip sirip punggung yang memanjang berjumlah 40 jari-jari lunak dan sirip anal berjumlah 25 jari-jari dilengkapi dengan duri (spina). Pada bagian belakang sirip punggung terdapat bercak kehitaman. Diantara linea lateralis dengan sirip punggung terdapat 5 sisik, sedangkan pada linea lateralis berjumlah 54 sisik. Sirip ekor pada ikan ini berjumlah 8 jari-jari dan berbentuk membulat (rounded) dengan warna kehitaman. Channa striata ini memiliki panjang yaitu 13 cm. Ikan ini ditemukan di bagian hilir dan bagian tengah Sungai Sarongan. Ikan gabus memiliki kemampuan bernapas langsung dari udara, dengan menggunakan semacam organ labirin bernama divertikula yang terletak di bagian atas insang sehingga mampu menghirup udara dari atmosfir.


42 Keanekaragaman ikan air tawar dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener (H‟) (Magguran, 2004). Hasil perhitungan indeks keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Sarongan dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut. Tabel 4.2 Indeks keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Sarongan No Spesies N H‟ 1 Anguilla bicolor 3 0,08 2 Rasbora argyrotaenia 47 0,36 3 Barbodes binotatus 20 0,28 4 Ambassis miops 7 0,15 5 Chelon macrolepis 10 0,19 6 Eleotris fusca 24 0,30 7 Kuhlia marginata 5 0,12 8 Psammogobius biocellatus 15 0,24 9 Channa striata 8 0,16 Jumlah 139 1,90 Keterangan: H‟ = Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener Berdasarkan Tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa indeks keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Sarongan adalah 1,8957, yang artinya indeks keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Sarongan tergolong keanekaragaman sedang, karena nilai dari H‟ lebih dari 1 kurang dari 3 atau (1 < H‟ < 3). Kondisi abiotik dari setiap lokasi pengambilan sampel memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut. Tabel 4.3 Kondisi Abiotik Lokasi Pengambilan Sampel Stasiun pH Salinitas (ppt) Suhu air (oC) Kecepatan arus (m/s) 1 7 0,1 26,6 0,44 2 6,9 0,5 27 0,60 3 6,8 0 26,8 0,87


43 BAB 5. PENUTUP


44 Keanekaragaman ikan air tawar di Sungai Sarongan berdasarkan perhitungan indeks keanekaragaman (H‟) (ShannonWienner) diketahui memiliki nilai 1,8957, yang artinya kategori keanekaragaman sedang. Terdapat spesies ikan air tawar yang ditemukan di Sungai Sarongan terdiri dari 9 spesies yang terdiri dari 8 famili, yaitu Channa striata, Channa striata, Anguilla bicolor, Rasbora argyrotaenia, Barbodes binotatus, Ambassis miops, Chelon macrolepis, Eleotris fusca, Kuhlia marginata dan Psammogobius biocellatus. Kondisi abiotik yang diukur di Sungai Sarongan meliputi pH air, salinitas, suhu air dan kecepatan arus. Sungai Sarongan ini memiliki rentang pH air antara 6,8-7; suhu air 26,6°C-27°C; salinitas 0ppt0,5ppt; kecepatan arus 0,44m/s-0,87m/s. Kondisi abiotik tersebut dapat dikatakan cocok untuk kehidupan ikan air tawar di Sungai Sarongan.


Click to View FlipBook Version