The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by defanyyussri, 2022-11-17 09:28:03

CERPEN

4 CERPEN

CERPEN

NAMA:DEFANY YUSSRI ARIUS
KELAS:X C

DAFTAR ISI

ARTI PERSAHABATAN ................................................
DUNIA MANISAN.........................................................
TINGGAL KENANGAN..................................................
BINTANG.....................................................................

ARTI PERSAHABATAN

Nikmatnya bila semua serba tercukupi, semua keinginan bisa
terpenuhi sampai barang apapun bisa dibelinya, itulah riska,
seorang anak dari konglomerat yang sangat kaya, Ibu dan
Ayahnya adalah pengusaha besar yang berada di daerah
Jakarta. Namun, hal yang sangat baik dari keluarga itu adalah
mereka mampu bersikap dan berperilaku layaknya orang
biasa, bersopan santun, ramah terhadap tetangga begitupun
kepada orang-orang yang berkunjung ke rumahnya. Tak
terkecuali dengan Riska, anaknya manis dan tidak pernah
manja dengan orang tuanya, dia bisa bersikap baik terhadap
semua orang termasuk teman-temannya sehingga banyak
yang betah ketika bertamu ke rumahnya.
Salah satu sahabat terbaik Riska yaitu Ika, dia berasal dari
keluarga sederhana, rumahnya yang masih satu kecamatan
dengan Riska, membuatnya gampang untuk bermain atau
sekedar bertemu dengan Riska. Namun pada hari ini
sahabatnya Ika tak pernah keliatan lagi, sudah hampir 3
minggu ini.
“Kok Ika ngga’ pernah keliatan? Kemana ya, biasanya dia
selalu masuk sekolah”.
“Mungkin sakit”, jawaban dari Mama.
“Kalo begitu coba nanti sore aku pengen ke rumahnya lagi”,
kata Riska sangat bersemangat.
Sudah beberapa kali Riska mengetuk pintu, tetapi tak ada
jawaban dari dalam rumah, kemudian tiba-tiba muncul orang
dari sebelah rumah.
“Ada apa mba”, tanya orang lelaki itu
“Saya mau mencari teman saya , Ika namanya”, jawabnya
cepat

Alangkah terkejutnya Riska mendengar jawaban dari lelaki
itu, jika Ika yang selama ini dia kenal dan menjadi sahabatnya
mengontrak di rumah itu, kemudian kembali ke desanya
karena menurut kabar orang tuanya sudah berhenti bekerja
akibat di PHK oleh perusahaannya.
Sekembalinya Riska ke rumah, ia hanya bisa melamun dan
tidak bisa berbuat apa – apa. Lantas ia pun bergegas ingin
mencari Ika di desanya. “Mama, aku ingin mencari Ika, biarkan
dia bisa melanjutkan sekolahnya lagi”, tanyanya“Baiklah kalo
itu keinginanmu, mari bergegas dan segera mencari alamat
Ika dahulu”, jawab Mamanya dengan penuh perhatian
Akhirnya keinginan Riska terpenuhi, dan selama beberapa jam
bertanya-tanya di tempat pedesaan yang pernah Riska
ketahui, bisa menemukan alamat rumah Ika. Kedatangannya
pun disambut haru dan isak tangis oleh keluarganya termasuk
Ika. Pelukan hangat di antara mereka menjadikan
persahabatan semakin erat.
“Ika, kedatanganku sama keluarga ingin mengajakmu kembali
bersekolah sekaligus ikut kami ke Jakarta lagi”, kata Riska.
“Soal sekolah dan biaya apapun, kamu ngga’ usah khawatir
biar saya yang menanggungnya”, lanjut Papa Riska.
“Baiklah bila Riska dan Bapak Ibu menghendaki dan
memberikan kesempatan itu pada saya, saya sangat
bersyukur dan banyak mengucapkan terima kasih atas
kebaikan Riska dan keluarga”, jawabnya Ika diselingi haru
yang luar biasa.
“Terima kasih banyak Pak, Buk, kami tidak bisa lagi harus
memberikan imbalan seperti apa, karena hanya petani biasa”,
lanjut Ibu dan Bapak Ika. Lalu mereka pun kembali berpelukan
untuk kembali menyambut Ika menjadi sahabatnya kembali.

KARYA:TAFFASAHU

DUNIA MANISAN

Dahulu kala ada seorang anak yang sangat baik dan pintar, namanya
Ely. Ely anak yang sangat baik dan pintar. Suatu ketika peristiwa
terjadi pada malam yang sunyi, ada sebuah cahaya yang masuk ke
kamar Ely. Lalu Ely mengikutinya, dan sampailah di titik cahaya itu.
Dia melihat sesosok wanita cantik bagaikan peri, dan ternyata itu
memanglah peri yang dikirim oleh Tuhan untuk Ely.
"Siapa kamu," tanya Ely.
"Aku adalah peri kiriman Tuhan, Dia yang telah mengirimku untukmu,
Dia mengirimku hanya untuk anak baik sepertimu, kau adalah anak
yang mulia dan terpuji maka ikutlah denganku," jawab Peri
"Tapi, apakah ini nyata, apakah kakak peri?"
"Iya, Ely, aku memang peri, mendekatlah wahai anak baik."
Tanpa berpikir lama Ely mendekat ke peri itu. Ely sungguh tidak
percaya akan hal itu, tetapi dia juga senang. Peri memegang tangan
Ely dengan lembut dan erat. Ely pun merasa nyaman. Tetapi, dalam
sekejap Ely dan peri itu hilang dan pergi ke dunia yang berbeda.
"Di mana aku, Peri, aku tidak percaya ini, tetapi bagaimana jika orang
tuaku mencariku."
"Tidak apa, Nak, kamu akan aman bersamaku."
Ternyata Ely dan peri berpindah ke dunia manisan. Ely terkaget-kaget
saat di sana dipenuhi dengan berbagai macam manisan, yaitu cokelat,
permen, buah buahan, danau susu, dan masih banyak lagi.
"Bolehkah aku memakan semua ini, Peri?"
"Boleh Ely, semuanya memang untukmu." Ely mencicipi semua
makanan dengan gembira.
Ely sudah lelah karena banyak makan permen dan cokelat dan dia pun
akhirnya terlelap tidur. Saat dia bangun dia sudah di rumah, serta ada
banyak manisan di dalam kamarnya, Ely sangat berterima kasih
kepada Tuhan karena telah mengirim peri yang sangat baik
kepadanya.
Ely memang pantas untuk menerima semua ini, dia adalah anak yang
sangat baik dan terpuji.

bola.com

TINGGAL KENANGAN

Pagi itu sangatlah cerah, mentari pagi muncul memancarkan sinar
cerah dengan semangat 67 eh semangat 45 maksudnya. Sama
denganku, hari ini adalah hari ulang tahun orang yang sangat aku
kagumi bahkan kucintai. Semua sudah aku persiapkan termasuk
kue ultah serta kadonya.
Aku masuk ke kelas dengan hati gembira dan bibir tersenyum-
senyum sendiri. Kakiku melangkah tepat di depan pintu masuk
kelas dan disambut ceria oleh sahabat sahabatku Syarif dan Renata.
Yaps! hampir lupa, aku Sherly kepanjangan dari Sherlyna rantika
putri. Cewek manis berkumis tipis yang kini sedang dilanda asmara
cinta.
“Ciee yang senyum senyum sendiri, kenapa? sakit?” ucap Renata
sambil menekan tangannya ke jidatku.
“Apaan sih Ren, emang aku gila” ucapku (memanyunkan bibir 5
meter).
“Ya mungkin, ya gak Rif?” ucap Renata melirik Syarif.
“Betul, kenapa kamu Sher?” ucap Syarif.
“Hari ini tuh hari special banget buat aku, aku mau bikin suprise
buat pangeran cecakku” ucapku panjang lebar sambil bayangin apa
yang akan terjadi nantinya.
Pangeran cecak? Ya, pangeran cecak adalah cowok yang aku kagumi
selama ini. Aku julukin pengeran cecak karena dia super duper
takut sama cecak, namanya Tara.
Bel waktu istirahat pun tiba, siswa siswi berbondong-bondong ingin
memanjakan lidah dan juga perutnya yang dari tadi demo minta
makan.
“Hay guys, doain aku ya. Semoga rencana ini sukses berjalan mulus
semulus jalan tol, amin” ucapku.
“Oke, tuh ada Tara kebetulan banget deketin gih” ucap Syarif.
“Sukses ya say” ucap mereka berdua serentak serta kepala
dimiringkan ala-ala Rita sugiarto penyanyi dangdut.
Aku berjalan dengan pedenya sampai gak lihat ada batu di depanku,
untungnya gak jatuh, kalau jatuh malu dong sama pangeran
cecakku.

Setelah melewati lorong-lorong kelas, aku melihat Tara lagi berduaan sama
Lyla cewek yang paling aku benci karena gayanya yang kecentilan, sok
cantik, sombong pokoknya aku ilfeel banget deh sama dia. Tanpa sadar kue
dan kadonya jatuh ke lantai, aku berlari secepat mungkin sambil menangis.
Aku melihat ekspresi Renata dan Syarif kebingungan dengan tingkahku yang
mula ceria berubah drastis menjadi duka membara.
“Sherly, kamu kenapa?” ucap Renata sambil memelukku.
“Tara sama Lyla berduaan mereka mesra banget” ucapku terbata bata.
“Udahlah cari yang lain, masih banyak kok” ucap Syarif.
Sepulang Sekolah kurebahkan tubuhku di kasur empuk milikku. Kutatap
langit biru kamarku. Pikiran itu selalu terngiang ngiang di memory otakku.
Kubangkitkan tubuh ini menuju meja belajar.
Pena menari nari amat lambat di atas kertas polos putih. Kutulis kata puitis
yang berisi sesuai isi hatiku.
Tinggal kenangan.
Kuukir namamu dalam hatiku
Agar hati ini tak dalam kekosongan.
Meskipun kau telah menodai hati ini,
Akan kuhapus dengan sejuta air mata.
Aku rela mentari membakar kulitku
Aku rela kebahagiaanku kuberikan padamu
Asal kau bahagia.
Namun itu dulu
Sekarang sudah terbalut
Oleh balutan kenangan.
For Tara (pangeran cecakku)
Pagi ini mendung, mentari enggan tuk memancarkan sinarnya, sama dengan
hatiku.
Mungkin mentari mengerti apa yang sedang aku rasakan.
Aku berjalan sempoyongan dengan mata sembab gara-gara menangis
semalaman menuju kelasku disambut oleh sahabat-sahabatku.
“Sherly kamu jangan begitu dong, kita kan juga turut sedih jadinya. Strong
bro move on bangkit dari keterpurukan ini” ucap Renata menenangkanku.
“Dan kamu jangan kaget ya, kalau Tara sama Lyla sudah jadiab kemarin. Aku
tahu berita ini dari Gita teman sekelas kita” ucap Syarif.
“Iya makasih ya sahabat sahabatku. Kalian itu orang yang selalu suport aku,
aku sayang kalian. Aku akan move on dari Tara dan selalu bersama kalian”
ucapku menangis terharu.
Kita bertiga saling berpelukan.
Sahabat bukanlah selayaknya pacaran yang dapat putus atau nyambung.
Namun, Sahabat adalah persatuan yang abadi.

KARYA:SEPTY AISYAH

BINTANG

Dia, duduk di samping jendela, dibawah sinar lampu yang temaram. Mencoba
memandang langit yang gelap, hanya ada rembulan yang memantulkan
sebagian dari cahaya matahari. Tak ada bintang yang terlihat, semua
bersembunyi dibalik awan, barangkali malu untuk kulihat, katanya dalam
hati seraya tersenyum. Angin malam berhembus sepoi-sepoi, seolah
menghembuskan udara pada wajahnya yang lembut. Awan bergerak
perlahan, memberikan seni tersendiri di kegelapan malam. Ahh, ternyata ada
satu bintang di balik awan, senyumnya tersungging di balik bibirnya yang
mungil. Ya Rabb, ternyata setitik cahaya pun bisa memberikan keindahan
yang luar biasa diantara luasnya langit yang gelap di malam hari. Ah,
seandainya ketika membuka jendela, memandang langit dan tak menemukan
bintang kemudian dia tak mencoba menatap awan tapi menutup jendela
kembali, dia tak akan menemukan bintang yang tersembunyi di balik awan.
***
Seperti setitik bintang di kegelapan malam, terkadang kita tak menyadari ada
cahaya kecil dalam malam yang gelap, yang kita berinama “bintang”. Betapa
indahnya cahaya itu walaupun tak bisa menerangi malam. Tapi, lain halnya
ketika kita melihat ada setitik noda di atas kain putih yang membentang. Kita
justru terfokus pada noda yang kecil, dan seolah lupa betapa bersihnya kain
itu terlepas dari setitik noda yang ada, yang mungkin bisa hilang hanya
dengan sedikit detergent pemutih. Itulah hidup, kadang-kadang kita lupa
untuk memandang sesuatu dari sisi lain yang dimiliki.
Saya, memiliki seorang murid yang saya pikir kecerdasannya kurang
menonjol dibanding lainnya. Suatu hari, ketika kami tengah membicarakan
sistem tata surya, hanya sebagai pengetahuan bahwa bumi merupakan salah
satu planet dalam sistem tata surya yang menjadi tempat tinggal manusia,
murid saya itu, sebut saja namanya Rimba, tiba-tiba berdiri dan mengambil
helm milik guru lain yang disimpan diatas loker dalam ruang kelas serta
memakainya. Tanpa saya sadari saya berkata kepadanya :”Wah,,,teman-
teman, lihat!! Rimba memakai helm, seperti astronot yang mau terbang ke
bulan ya…”. Semua teman-temannya memandang ke arahnya, dia tersenyum,
spontan helmnya langsung di lepas dan dikembalikan ke tempat semula,
tanpa harus disuruh untuk mengembalikan. Kemudian saya ajak mereka
untuk menggambar roket di atas kertas putih yang tersedia. Dan hasilnya,
Subhanallah, murid yang saya pikir kecerdasannya kurang menonjol itu justru
tahapan menggambarnya dua tingkat lebih tinggi dibanding murid yang saya
pikir paling pandai di kelas.

Seandainya saja saya memberikan reaksi yang lain seperti
:”Rimba, silakan dikembalikan helmnya karena sekarang
saatnya kita belajar”, atau :”Maaf, silakan dikembalikan
helmnya karena Rimba belum minta ijin bu guru”, atau yang
lainya, mungkin saya tidak akan pernah tahu bahwa kecerdasan
dia sudah lebih dari apa yang saya sangka karena pembahasan
hari itu bukan tentang astronot atau roket. Atau barangkali saya
membutuhkan lebih dari satu kalimat perintah untuk
membuatnya mengembalikan helm ke tempat semula.
Reaksi berbeda yang kita berikan ketika kita memandang
bintang di kegelapan malam atau setitik noda di selembar kain
putih ternyata akan memberikan hasil yang berbeda pula. Hidup
ini indah, cobalah kita memandang sesuatu dari sisi yang lain,
maka yang tampak bukan hanya sekedar 2 dimensi. Bukankah
lebih seru ketika kita melihat film 3 dimensi???

KARYA:WIJAYANTI


Click to View FlipBook Version