The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Peningkatan K3 Melalui Panduan Buku Saku K3 Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Sekolah/Madrasah

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by syahrilq11, 2022-11-08 05:10:39

Buku Saku K3 Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Sekolah/Madrasah

Peningkatan K3 Melalui Panduan Buku Saku K3 Proyek Konstruksi Bangunan Gedung Sekolah/Madrasah

LATSAR CPNS PUPR 2022

Buku Saku Penerapan K3 Proyek
Konstruksi Bangunan Gedung
Sekolah/Madrasah

DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS I DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT



DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala karena atas rahmat-Nya, Buku
Saku “Penerapan K3 Proyek Konstruksi Bangunan
Gedung Sekolah/Madrasah” ini telah selesai disusun.
Penyusunan Buku Saku ini ditujukan bagi Pelaku
Konstruksi di Lingkungan Kerja Direktorat Prasarana
Strategis.

Buku Saku ini merupakan masukan kepada

Direktorat Prasarana Strategis dalam memberikan

pembinaan dalam penyelengaaran penerapan K3

proyek konstruksi bangunan gedung

sekolah/madrasah. Pembinaan dapat dilakukan

kepada pelaku konstruksi dan pekerja lapangan agar

dapat meningkatkan efektifitas perlindungan

keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,

terukur, terstruktur dan terintegrasi, serta mencegah

dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat

kerja.

Penulis juga sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun sehingga nantinya buku ini
dapat menjadi versi yang lebih baik.

2

DAFTAR ISI 2
3
Kata Pengantar 4
Daftar Isi 5
Kamus Definisi 7
A. Pendahuluan 13
B. Pengenalan K3 Proyek Sekolah/Madrasah 14
C. Ahli K3 20
D. Alat Pelindung Diri 23
E. Papan Informasi K3, Rambu dan Banner 25
F. Fasilitas Umum 26
G. Akses Area Konstruksi 30
H. Jenis-Jenis Pekerjaan 33
I. Keselamatan Kerja Listrik 34
J. Pencegah Bahaya Kebakaran 37
K. Bekerja di Ketinggian 41
L. Perancah 43
M. Seteger dan Tangga 47
N. Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
Daftar Pustaka


3

KAMUS DEFINISI

Alat Pelindung Diri adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerjaan itu
sendiri dan orang di sekelilingnya
Alat Pelindung Kerja adalah semua sarana pelindung bagi para pekerja di
lapangan terhadap bahaya ketika melakukan pekerjaan, yaitu membuat
kondisi selamat (Safe Condition) untuk bekerja
Ahli K3 Umum adalah tenaga kerja teknik berkeahlian khusus yang akan
membantu pemerintah untuk mengawasi jalannya pekerjaan di lokasi kerja
masing-masing agar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
telah ditetapkan pemerintah.
Jasa Konstruksi adalah layanan jasa konsultansi konstruksi dan/atau
pekerjaan konstruksi

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi) adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga
kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
pada pekerjaan konstruksi
Pekerjaan Konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian, pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang selanjutnya disingkat
SMKK adalah bagian dari sistem manajemen pelaksanaan Pekerjaan
Konstruksi untuk menjamin terwujudnya Keselamatan Konstruksi
Standar Keamanan, Keselamatan, Kesehatan, dan Keberlanjutan adalah
pedoman teknis keamanan, keselamatan, kesehatan tempat kerja konstruksi,
dan perlindungan sosial tenaga kerja, serta tata lingkungan setempat dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam penyelenggaraan Jasa Konstruksi

4

A. PENDAHULUAN

GAMBARAN UMUM BUKU SAKU

Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu kondisi
dalam pekerjaan yang sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya,
perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan sekitar pabrik atau
tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan
suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat,
yang dapat mengakibatkan kecelakaan

Direktorat Prasarana Strategis terus berupaya untuk mendorong
meminimalisir angka kecelakaan kerja dan sakit akibat kerja, yang dapat
dicapai dengan cara-cara yang sistimatis dan petunjuk sederhana melalu
panduan buku saku yang bisa dibawa dan setiap saat dimanapun bisa
dibaca

Buku saku ini berisi pedoman untuk pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) konstruksi terkait dengan pekerjaan bangunan
gedung sekolah/madrasah, buku saku ini dapat digunakan oleh siapapun
yang terlibat dalam pekerjaan konstruksi, baik sebagai pekerja lapangan
/petugas,pengawas/penanggung jawab kegiatan proyek konstruksi,serta
kontraktor.

Buku Saku ini diharapkan dapat membantu untuk mengenali
dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja sekaligus dapat
mematuhi rambu-rambu K3 yang bertujuan untuk melindungi
seluruh tenaga kerja yang terlibat langsung dalam pekerjaan
konstruksi bangunan gedung sekolah/madrasah.

5

A. PENDAHULUAN

DASAR HUKUM

UU NO. 01 TAHUN 1970

Tentang Keselamatan Kerja

UU NO. 28 TAHUN 2002

Tentang Bangunan Gedung

UU NO. 2 TAHUN 2017

Tentang Jasa Konstruksi

PERATURAN PEMERINTAH NO. 29 TAHUN 2000

Tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN RI NO. 9
TAHUN 2016

Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Pekerjaan Ketinggian

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN
PERUMAHAN RAKYAT NO. 10 TAHUN 2021

Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 6
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

B. PENGENALAN K3 PROYEK
SEKOLAH/MADRASAH

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (K3 Konstruksi)
adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada
pekerjaan konstruksi

01 Kegiatan konstruksi
merupakan unsur penting
dalam pembangunan

Latar 02 Kegiatan konstruksi
Belakang menimbulkan berbagai
dampak yang tidak diinginkan,
antara lain yang menyangkut
keselamatan & lingkungan

03 Kegiatan konstruksi harus
dikelola dengan
memperhatikan standar dan
ketentuan K3 yang berlaku

Tugas dan tanggung jawab penyedia Jasa Perencana Konstruksi
meliputi membuat telaan aspek K3 dalam perencanaan konstruksi
bangunan gedung sekolah/madrasah

7

B. PENGENALAN K3 PROYEK
SEKOLAH/MADRASAH

TUJUAN PENERAPAN K3

Untuk melindungi efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan
kerja yang terencana, terukur, terintegrasi, dan terstruktur
Untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja dan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien
untuk mendorong produktivitas
Untuk mencegah, mengurangi dan memadamkan bermacam-macam
resiko kecelakaan, kebakaran atau ledakan
Untuk memberikan petunjuk, arahan dan kesempatan jalan sebagai
sarana penyelamatan diri pada suatu keadaan darurat yang sedang
terjadi

FUNGSI K3 KONSTRUKSI

Sebagai pedoman untuk melakukan identifikasi dan penilaian akan
adanya bahaya dan resiko bagi keselamatan dan kesehatan di lingkungan
kerja. Membantu memberikan saran dalam perencanaan, proses
organisir, desain tempat kerja dan pelaksanaan kerja
Sebagai pedoman dalam memantau kesehatan dan keselamatan para
pekerja di lingkungan kerja. Memberikan saran mengenai informasi,
edukasi dan pelatihan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja
Sebagai pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, metode,
prosedur, dan program. Sebagai acuan dalam mengukur keefktifan
tindakan pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya

8

B. PENGENALAN K3 PROYEK
SEKOLAH/MADRASAH

UNSUR TERKAIT DALAM PROYEK
KONSTRUKSI

Ppemroiyliekk T Ienksntiasnsi

Kontraktor Masyarakat
Proyek Pedmllasok

Konstruksi
KSounbtr-aktor
PrPoeykeekrja PSeukebrKjaon
02

KARAKTERISTIK KEGIATAN PROYEK
KONSTRUKSI

Melibatkan tenaga kerja Bersifat multi disiplin
kasar berpendidikan dan multi crafts
relatif rendah (Non Skill) Menggunakan peralatan
Memili masa kerja kerja yang beragam
terbatas (jenis, kapasitas, dan
Memiliki intesitas kerja kondisinya
yang bervariatif

9

B. PENGENALAN K3 PROYEK
SEKOLAH/MADRASAH

Deklarasi kebijakan K3 Identifikasi risiko/bahaya kecelakaan
Proyek dan rencana tindak lanjut
Pendapat karyawan
Perumusan rencana K3 tentang pelaksanaan
rencana proyek K3

Target K3 di HAL-HAL YANG Pelaksanaan dari
Proyek DIBUTUHKAN rencana K3

Penanganan DALAM PROYEK Dokumentasi dan
keadaan darurat pelaporan

Inspeksi rutin dan Audit pelaksanaan K3
peningkatan/ di proyek

pengembangan

Evaluasi Kemampuan Penyelidikan penyebab
rekanan kerja (mandor & dari kecelakaan,

subkontraktor) menentukan masalah, dan
merumuskan penanganan

DATA PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI

Jatuh 26% 9% Alat 7% Lain- 6%
Tangan lain
Tertimpa

Mesin& Transport Sumber: BPJS
Alat 8% Ketenagakerjaan 2015
Terbentur 12% 7%

10

B. PENGENALAN K3 PROYEK
SEKOLAH/MADRASAH

PENYEBAB KECELAKAAN KONSTRUKSI

Penyebab Penyebab Penyebab Kecelakaan Kerugian
Dasar Tidak Langsung Kerja

Langsung

1. Kurangnya 1. Faktor Pekerjaan 1. Tindakan 1. Kontak 1. Manusia (cedera,

Prosedur/Aturan 2. Faktor Pribadi Tidak Aman dengan Bahaya catat, kematian
2. Mesin/Alat
2. Kurangnya Sarana 2. Kegagalan
(kerusakan alat/
3. Kurangnya Fungsi
mesin)
Kesadaran
3. material/Bahan
4. Kurangnya
(tercemar,
Kepatuhan
rusak)

4. Lingkungan

(Tercemar, dan

rusak)

RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3
KONSTRUKSI GEDUNG

SERAH TERIMA
PEKERJAAN KONSTRUKSI

MASA KONSTRUKSI PERAWATAN/
PEMELIHARAAN BANGUNAN

Pembangunan Dilakukan Pekerjaan
Perbaikan mengandung bahaya,
Perawatan tertimbun tanah, Kejatuhan,
Pembersihan dan terkena pelantingan
Pembongkaran Gedung benda

11

B. PENGENALAN K3 PROYEK
SEKOLAH/MADRASAH

KENDALA PENERAPAN K3

Belum ada kepedulian Korban kecelakaan
dalam penerapan K3 di dibidang konstruksi

proyek konstruksi bangunan pada
bangunan baik dari umumnya adalah tenaga
pihak manajemen &
kerja harian umumnya
tenaga kerja adalah tenaga kerja
harian lepas

Belum ada acuan Pelaksanaan Program
peraturan atau pedoman Jamsostek belum dapat

untuk penetapan mendukung upaya
anggaran biaya K3 di pencegahaan kecelakaan
konstruksi bangunan kerja dibidang konstruksi

bangunan

PENGENDALIAN RISIKO K3

Pengendalian risiko merupakan langkah penting dan menentukan
dalam keseluruhan manajemen risiko. Pengendalian risiko dapat
dilakukan dengan memenuhi unsur, meliputi:

Alat Peralatan Rambu-
Pelindung Kerja rambu

Kerja

Alat Tempat Cara Lingkungan
Pelindung Kerja Kerja Kerja

Diri 12

C. AHLI K3

Menurut Undang-undang Nomor 1 (Ayat 6) Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja, Ahli K3 adalah tenaga teknis berkeahlian khusus di luar Departemen
Tenaga Kerja. Menteri Tenaga Kerja-lah yang menunjuk Ahli K3 sebagai
pengawas untuk memastikan ketaatan perusahaan terhadap Undang-undang
Keselamatan Kerja.

Memiliki pengetahuan, Memiliki kepekaan
keahlian dan lisensi AK3 terhadap potensi bahaya

Kemampuan untuk Mampu memberikan
memecahkan masalah pelatihan K3

dan mengambil
keputusan

Memiliki kemampuan untuk Mengerti dan mampu
memimpin menghentikan pekerjaan yang

berbahaya

Setiap pekerjaan konstruksi harus memiliki petugas K3 yang memiliki lisensi Ahli
K3 Konstruksi sesuai dengan Permenaker R.I Nomor : PER.04/MEN/1987 tentang
P2K3 serta Tata cara penunjukan Ahli K3 dan Surat Dirjen Binwasnaker RI No. Kep.
20/DJPPK/VI/2004 tentang Sertifikat Kompetensi K3 bidang Konstruksi
Bangunan.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 10 Tahun 2021

1.Proyek dengan tenaga kerja > 100 orang, menggunakan peralatan berupa
pesawat angkat dan pekerjaan konstruksi yang menggunakan teknologi
tinggi

2.Proyek dengan tenaga kerja 25 sampai 100 orang dan pekerjaan konstruksi
yang menggunakan teknologi madya

3.Proyek dengan tenaga kerja < 25 orang dan pekerjaan konstruksi yang
menggunakan teknologi sederhana

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 13
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

D. ALAT PELINDUNG DIRI

FUNGSI DAN PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

1. HELM/PELINDUNG KEPALA

Melindung dari kejatuhan benda, benturan benda keras, diterpa panas dan
hujan, dengan ketentuan:

Helm proyek harus Model Helm adalah V-Guard
sesuai dengan
standar SNI/ANSI

Helm yang rusak atau Model Helm dilengkapi dengan tali
terkena dampak (kejatuhan dagu karet
benda) harus diganti

2. SAFETY SHOES/PELINDUNG KAKI

Melindungi kaki dari benda tajam, tersandung benda keras, tekanan dan
pukulan, lantai yang basah, licin dan berlumpur, disesuaikan dengan jenis
bahayanya, dengan ketentuan:

Sepatu untuk pekerjaan konstruksi lain
harus menggunakan sepatu dengan
pelindung jari yang terbuat baja, dan
anti tergelincir

Sepatu untuk pekerjaan galian dan pengecoran
dapat digunakan sepatu keras biasa

Sepatu keselamatan harus sesuai standar ANSI z.41-1999 atau minimal
standar SNI 7079-2009

3. SAFETY GLASSES/KACA MATA

Melindungi dari sinar las, partikel beterbangan, serbuk terpental, radiasi,
cipratan cairan berbahaya, dengan ketentuan:

Pelindung standar adalah Pekerjaan yang berbahaya
kacamata pengaman Kings KY1151 terhadap mata, seperti
sesuai standar ANSI Z.87.1-2010 pengelasan, pemotongan, dan
gerinda harus menggunakan
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA pelindung mata yang sesuai
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS
14

D. ALAT PELINDUNG DIRI

FUNGSI DAN PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

4. PELINDUNG WAJAH 2

1

Pekerjaan yang spesifik membahayakan muka pekerja seperti pekerjaan
pengelasan, pemotongan, gerinda, dll, harus menggunakan pelindung muka
dengan ketentuan:

Pelindung wajah harus sesuai standar ANSI Z.87.1-2010
Pekerjaan pengelasan dan pemotongan baik trafo las maupun las
potong harus menggunakan masker pengelasan (gamb. 1)
Pekerjaan gerinda dan alat portabel yang berputar lainnya (mesin senai,
sekop, dll)) pada area terbuka harus menggunakan tameng wajah yang
dikombinasikan dengan helm (gamb. 2)
Cek APD sebelum digunakan, jangan menggunakan APD yang rusak

5. PELINDUNG TANGAN

Sebagai alat pelindung tangan saat bekerja pada tempat atau kondisi yang
dapat mengakibatkan cedera pada tangan, dengan ketentuan:

Pekerja pada Teknisi listrik harus Pekerjaan yang lebih
umumnya harus menggunakan sarung kasar, seperti tukang
menggunakan tangan tahan listrik min. besi, baja, bekisting,
sarung tangan penanganan tali baja,
5KV
kantun min. 8 kawat, dll, harus
benang mengunakan sarung

Pekerjaan pengelasan, tangan kombinasi
pemotongan, dan
gerinda harus Pekerjaan dengan bahan
kimia dan beracun seperti
menggunakan sarung
tangan kulit zat admixture beton
menggunakan sarung

tangan tahan kimia

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 15
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

D. ALAT PELINDUNG DIRI

FUNGSI DAN PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

6. PELINDUNG PENDENGARAN 2

Ear Plug merupakan alat yang berfungsi sebagai alat proteksi telinga dari
1

paparan bising yang tinggi, dan dapat mengurangi tingkat kebisingan sampai
20 dB, dengan ketentuan:

Jika bekerja pada level Sumbat telinga harus terbuat
bising di atas 85 dB untuk dari bahan karet atau plastik
pemajanan selama 8 jam
lunak, dan harus dapat
harus menggunakan mereduksi bising X-85 dB (x
pelindung telinga adalah intesitas bising yang

(sumbat telinga atau diterima pekerja)
penutup telinga)

Periksa sumbat telinga atau Sumbat telinga
penutup telinga sebelum adalah sumbat yang
digunakan, pastikan dalam dimasukan ke liang
kondisi bersih dan simpan
kembali ke dalam kotak telinga
setelah digunakan, setelah
dibersihkan

7. PELINDUNG PERNAFASAN

Pekerjaan yang berpotensi terpajan debu, asap, uap, atau gas harus
menggunakan pelindung pernapasan, dengan ketentuan:

12

Masker dan respirator harus digunakan disesuaikan dengan pekerjaan
dan potensi kontaminasi atau gangguan pernapan
Untuk pelindung debu dapat digunakan masker sekali pakai yang
terbuat dari katun, kertas, atau kasa (gamb. 1)
Untuk pelindung gas, uap, dan asap harus menggunakan respirator
dengan penyaring yang sesuai (gamb.2)

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 16
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

D. ALAT PELINDUNG DIRI

FUNGSI DAN PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

8. PAKAIAN PELINDUNG 1 22 3

1

Semua pekerja dan orang yang memasuki proyek harus menggunakan
baju lengan panjang dan celana panjang yang baik, tidak robek atau
bolong-bolong
Pelindung lengan dan kulit atau pakaian pelindung tahan api harus
dipakai pada pekerjaan pengelasan, pemotongan atau gerinda bila
diperlukan (gamb. 2)
Pada saat hujan, pekerja harus menggunakan jas hujan (gamb. 3)

9. SERAGAM KERJA DAN KARTU IDENTITAS

3

12 3

Semua pekerja harus menggunakan seragam kerja yang rapi dan rompi
reflektif
Seragam yang digunakan harus memantulkan cahaya/reflektif (gamb. 1).
Bila menggunakan kaos lengan panjang, harus dilengkapi dengan rompi
reflektif (gamb. 2)
Kartu identitas harus dipakai selama berada di dalam proyek
Kartu identitas harus ditandatangani pejabat proyek dan dapat diberikan
setelah lulus induksi keselamatan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 17
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

D. ALAT PELINDUNG DIRI

FUNGSI DAN PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

10. PAKAIAN PELINDUNG JA1 TUH DA2RI KETINGGIAN

Sabuk pengaman tubu1h (gamb. 1) dan sabuk keselamatan (gamb. 2)
yang digunakan harus memenuhi stadar ANSI Z.359.1-2016 atau standar
SNI
Pengait sabuk kelesamatan pada penggunaan seperti gambar 2, harus
dikaitkan pada angkur atau bagian struktur bangunan yang kuat.
Kait yang digunakan untuk sabuk pengaman tubuh atau sabuk
keselamatan harus menggunakan kait yang besar
Penggunaan sabuk pengaman tubuh dan sabuk keselamatan (gamb. 8)
Panjang tali tidak boleh lebih dari 1,7 m
Setiap pekerjaan di ketinggian lebih dari 1,8 m harus menggunakan
sabuk pengaman tubuh dan pengait dikaitkan minimal harus di atas
pinggang (gamb. 6)
Setiap pekerjaan di ketinggian harus terpasang tali keselamatan
horizontal dari pipa galvanis atau tali bantu angkat (tali baja atau tali
serat) dia. 8 mm untuk mengaitkan kait pada sabuk
Bila menggunakan tali bantu angkat, 1 tali bantu angkat dilarang
digunakan untuk 2 sabuk pengaman tubuh (gamb. 9)
Tali keselamata untuk pekerjaan struktur baja, sabuk pengaman tubuh
h1arus dikaitkan menggunakan kelengkapan tubuh harus dikaitkan
menggunakan kelengkapan untuk turun dari ketinggian dengan tali
yang terdiri dari karmantel statis diameter minimum 8 mm, (gamb. 5),
karabiner (gamb.3) dan pemberhentian otomatis (gamb. 4)

1 23

4 56

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 18
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

D. ALAT PELINDUNG DIRI

FUNGSI DAN PERSYARATAN ALAT PELINDUNG DIRI

10. PAKAIAN PELINDUNG JA1 TUH DA2RI KETINGGIAN

1

7 8
1

9
4 56

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 19
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

E. PAPAN INFORMASI K3,
RAMBU DAN BANNER

Proyek harus membuat papan informasi K3 yang berisi kinerja K3 dan
informasi K3 lainnya (gamb. 2), pa1 pan inform2 asi pekerjaan dan potensi
bahaya pada setiap lokasi kerja (gamb. 3), memasang rambu dan banner
sesuai dengan potensi bahaya1 pada lokasi kerja

Front (Depan)
Statistik kecelakaan kerja, FR,SR, safe manhour, total manhour, LTI terakhir

Pekerjaan hari ini dan JSA

Pekerjaan hari ini, lisensi dan nama penanggung jawab

Alur Proses prosedur kerja aman setiap item pekerjaan

Sisa waktu pelaksanaan proyek dan progres

Alur proses tanggap darurat dan no. telepon penting

78

Back (Belakang)
Monitoring ijin kerja dan dokumen asuransi CAR dan Jamsostek

NO DESKRIPSI HAL PENTING

Ukuran disesuaikan, tripleks bisa dilapis

1 Tempatkan papan informasi pada lokasi dengan cetak digital dan dilengkapi dengan
1
kantung plastik untuk dokumen atau
yang mudah terlihat

ditempel

Kotak no. 1 adalah statistik kecelakaan Total jam kerja, jam kerja aman, tingkat
frekuensi dimutakhirkan setiap minggu
2 yang terjadi di dalam lokasi kegiatan dan atau setelah terjadi LTI 2 (kecelakaan >
dampak pada pihak ke-3 (tamu dan 2x24 jam)

lingkungan proyek)

3 Kotak no. 2 hanya pekerjaan mayor atau Dapat dibuat dalam bentuk peta
yang memiliki resiko tinggi

Kotak no. 3 menjelaskan semua alat berat Lisesnsi dan sertifikat adalah wajib, alat

yang digunakan, lisensi operator dan yang tidak memiliki sertifikat dan operator
4 sertfika4t alat serta nama penangg5ung
yang tidak 6 memiliki lisensi dilarang
jawab beroperasi dan dimuktahirkan setiap hari

Kotak no. 4 alur proses bisa dimasukan ke Semua dibuat dalam bentuk alur proses

5 dalam kantong plastik bila cukup banyak dilengkapi dengan penjelasan pengendalian

hal yang mayor atau berbahaya K3 dan dimutakhirkan setiap hari

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 20
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

E. PAPAN INFORMASI K3,
RAMBU DAN BANNER

RAMBU & SIMBOL K3

RAMBU KEADAAN DARURAT 8
7

1 TANDU ORANG PERTLONGAN TELEPON TITK
SAKIT PERTAMA DARURAT KUMPUL

1.Rambu keadaan darurat sebagai petunjuk apabila keadaan darurat
terjadi atau menunjukan lokasi fasilitas pelayanan darurat

2.Rambu dinyatakan dengan warna dasar hijau dan tulisan putih
3.Rambu dipasang pada lokasi yang sesuai
4.Rambu titik berkumpul dipasang di lokasi titik kumpul yang sudah

ditentukan pada lokasi yang aman (bisa tidak dipasang, apabila lokasi
tidak memungkinkan untuk dipasang, namun bisa dipastikan semua
orang mengerti lokasi titik kumpul).

BENDERA

1. Harus d4ipasang bendera merah putih, K3, dan bendera perusahan pada
lokasi strategis di proyek

2.Tinggi bendera merah putih harus lebih tinggi min. 30 cm dibanding
bendera lainnya, dan tinggi tiang bendera merah putih min. 3,5 m.

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 21
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

E. PAPAN INFORMASI K3,
RAMBU DAN BANNER

SPANDUK DAN POSTER

1. Harus dipasang spa7nduk dan poster yang sesuai dengan k8 ebutuhan dan
sifat spanduk dan poster

2.Ukuran dan jumlah spanduk dan poster disesuaikan dengan kebutuhan
dan lokasi

3.Spanduk dan rambu peringatan kepada pihak ketiga atau lingkungan
sekitar proyek harus dipasang pada setiap lokasi yang sesuai

1

LOGO

4 PERUSAHAAN

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 22
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

F. FASILITAS UMUM

Perlu diketahui bahwa dalam sebuah proyek konstruksi khususnya pada
proyek berskala besar penting untuk memikirkan bagaimana keseimbangan
fasilitas kerja yang memadai aga1r dapat m2enunjang kinerja dari para pekerja
bangunan. Denah lokasi temp1 at fasilitas umum tersedia dan dipasang agar
mudah dilihat dan dibaca oleh semua pekerja yang berkepentingan

1.Ada tempat istirahat dan tempat makan serta jumlah toilet yang
memadai bagi pekerja

2.Ada tersedia bak air bersih dengan ukuran cukup untuk cuci tangan
demi menjaga kebersihan

4.Ters1edia air minum untuk pekerja, tempat ganti pakaian dan penyimpan
pakaian yang aman

5.Tersedia tempat untuk beribadah dan dilengkapi sarana yag dibutuhkan
6. Akan lebih baik bagi mereka untuk menyediakan tempat tinggal bagi para

pekerja dalam proyek-proyek tertentu yang mendatangkan pekerja dari
luar kota. Bangunan dapat berupa rum9 ah modular di dekat lokasi proyek
7. Kantor Safety dan tempat pertolongan pertama. Hal ini sangat penting
mengingat ada banyak resiko yang dapat terjadi selama berada dan
berkegiatan di area proyek bangunan
8.Tempat kerja memiliki ventilasi/lubang angin sirkulasi udara untuk
menekan4bahaya debu, uap, ua5p, asap, bau dan lainn6ya yang sejenis
9. Tersedia dan terpasang rambu peringatan seperti "JAGALAH
KEBERSIHAN"
10. Ada tempat sendiri untuk pekerja yang merokok, terpisah dengan
tempat umum lainnya

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 23
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

F. FASILITAS UMUM

KONSEP 5R DI AREA KERJA

Semua tempat kerja dan proyek harus menggunakan konsep 5R (Ringkas,

Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) 1 2

5R adalah langkah awal 1untuk pencegahan kecelakaan kerja

Seluruh personal harus berkomitmen untuk menerapkan konsep 5R

Ringkas adalah memisahkan segala sesuatu yang diperlukan dan
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja, mengetahui
RINGKAS benda mana yang tidak digunakan, mana yang akan disimpan, serta
bagaimana cara menyimpan supaya dapat mudah diakses terbukti
sangat berguna bagi perusahaan.

RAPI Rapi adalah menempatkan barang pada tempatnya sehingga tidak
terlihat berserakan pada tempat kerja yang mampu membahayakan
keamanan pekerjaannya.

RESIK Resik adalah melakukan pembersihan tempat, peralatan maupun
pakaian kerja yang digunakan. Dengan prinsip ini diharapkan mampu
menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman.

1 Rawat adalah melakukan peraw9atan agar apa yang diperoleh pada
tiga tahapan sebelumnya dicapai dapat dipertahankan. Perawatan
RAWAT tidak terbatas pada produk yang dihasilkan melainkan perawatan
pada perlatan yang digunakan dalam menjalankan proses produksi.

RAJIN 56

Raj4in adalah terciptanya kebiasaan pribadi karyawan untuk menjaga
dan meningkatkan apa yang sudah dicapai. Rajin adalah terkait
dengan ketepatan waktu kerja, ketepatan memenuhi permintaan
pelanggan, ketepatan mencapai target yang hendak dicapai.

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 24
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

G. AKSES AREA KONSTRUKSI

Akses kerja adalah area kantor proyek, area pabrikasi, area yang dikerjakan
dan akses/jalur yang menghubungkan ketiga-tiganya. Direncanakan dan
disiapkan terlebih dulu sebelum d1igunakan. 2

1

Akses keluar Kecepatan semua

masuk kendaraan kendaraan dan Prioritas adalah
alat berat yang
di area proyek pejalan kaki,
konstruksi harus melewati akses di pastikan akses
dibuat terpisah dalam proyek pejalan kaki/akses
pekerja yang
maksimum adalah selalu dibuat.




10 km/jam Saat melewati
tikungan atau
Semua kendaraan akses orang harus
membunyikan
dan alat berat klakson


yang memasuki

proyek harus

menerima induksi

singkat dari

sekurit

1

9
4 56

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 25
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

H. JENIS-JENIS PEKERJAAN

PEKERJAAN PENGELASAN

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN1 2

Tukang las bersertfikat da1n kompeten sesuai dengan tingkat kesulitan
pengelasan serta menggunakan APD

Tidak melakukan pengelasan di daerah yang mudah terbakar dan mudah
meledak

Kabel grounding/tanah berjarak ideal 3 meter dari lokasi kerja dan mudah
dilihat

Tabung gas yang berisi harus dalam posisi tegak (tidak boleh digulingkan),
jika kosong berikan label "kosong". Periksa selalu tekanan tabung sebelum
digunakan
Kaw1 at las yang digunakan sesuai dengan besarnya ampere yang dihasilkan
oleh mesin las

Alat pemadam kebakaran (tabung, pasir, atau serbuk gergaji basah) pada
tempat yang mudah dijangkau

Jarak tabung oksigen dan acetlyin minimum 3 meter

Alat-alat dan perlengkapan harus dalam posisi stabil saat digunakan,
apalagi jiga digunakan di tempat ket9inggian, pastikan tidak mudah
bergerak apalagi jatuh kebawah

Mesin las harus dimatikan jika tidak digunakan, mesin las dibersihkan dari
kotoran dan debu agar tidak mengendap di dalam mesin las, dan
melakukan perwatan khusus (shut down) secara berkala agar mesin dapat

45

berfungsi sesuai dengan standard
Kabel las tidak boleh dililitkan pada badan tukang la6 s pada saat pekerjaan
pengelasan

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 26
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

H. JENIS-JENIS PEKERJAAN

PEKERJAAN PENGGERINDAAN

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Gerinda adalah salah satu 1 2
alat yang sering digunakan 1
Percikan bahkan memotong
untuk mengahluskan, dalam konstruksi sisa bahan
meratakan dan bahkan
mPkeeormcnisoktatrnuoknbsagihsdkisaaanlbamamheamknooltonogsnatgmrdudaklasanim logam dan api merupakan
potensi bahaya utama,
api merupakan potensi bahaya Perhatikan RPM mata
utama, Perhatikan RPM mata
gerinda harus lebih besar
IgnesritnrduakhsairkuesrlejabihhabreussarddiaikriuRtPi M dari RPM gerinda itu sendiri
dan digjaelrainndkaaintuosleenhdiorirang
Memeriksa gerinda sebelum
yang telah diuji disambung kealiran listrik,
kemampuannya dalam
menggunakan gerinda, dan dalam keadaan off,
pelindung mata, masker periksa kekencangan baut
muka, dan sarung tangan
serta sepatu harus digunakan dan alat pelindung mata
gerinda terpasang dengan
Sesuaikan penekanan
baik mata, mata gerinda
dengan jenis mata gerinda, tidak retak dan tidak cacat

jangan terlalu kuat saat Singkirkan material yang
mudah terbakar pada
meneka1n, arahkan percikan
mengarah ke bawah kegiatan gerinda, informasi
agar orang-orang sekitar
tidak mendekat, alat

pemadam kebakaran ringan
yang dekat jangkauan kerja

petugas

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 27
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

H. JENIS-JENIS PEKERJAAN

PeErRkKakAaKsATSanTgAaNn GAN adalah semua alat kerja yang

dioperasikan langsung dengan sumber tenaga manual
(tenaga manusia) tenaga elektrik, bertekanan udara,

12

berbahan peledak, dan yang digunakan secara manual
seperti palu, obeng, tang, catu1t, gergaji tangan dan lain-lain

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

01 Setiap perkakas diperuntukan sesuai dengan standard penggunaan dan batas
kekuatannya, jika dipaksakan maka akan cepat rusak dan berbahaya karena
patahan dan terpelenting

02 Setiap perkakas harus diperiksa sebelum digunakan, yang aliran listrik dalam
keadaan lepas, kemudian dicoba terlebih dulu dalam keadaan tanpa beban atau
sasaran objek

03 Setiap perkakas diperuntukan sesuai dengan kegunaannya, jangan dipaksakan
jika tidak maka akan cepat rusak (tang bukan mengencangkan baut, seharusnya
menggunakan kunci pas), (kunci pas bukan untuk memalu atau memukul benda,
seharusnya menggunakan palu)

04 Semua perkakas tangan dibersihkan setelah selesai digunakan pada hari itu dan
disimpan rapi
1

Alat pelindung diri selalu digunakan, tidak boleh dilepas walaupun sekejap

05 selama masih aktif menggunakan perkakas, ingat kecelakan hanya butuh
spersekian detik

Alat Pelindung Diri untuk pekerjaan perkakas tangan antara lain:

Masker, berbagai jenis masker dapat digunakan, masker ini berfungsi
untuk menghindari debu masuk9 ke mulut atau hidung pada saat

bekerja

Kaca mata, mengamnkan mata dari percikan api, sinar yang

menyilaukan, asap yang ditimbulkan oleh penggunaan perkakas pada

sa4at dioperasikan 5 6

Pelindung kepala, agar terhindar dari benda keras, pukulan dan

benturan, terjatuh dan terkena arus listrik

Pelindung tangan, untuk melindung tangan dan jari-jari dan benda-

benda yang kasar, tajam, licin, potongan-potngan atau benda panas

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 28
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

H. JENIS-JENIS PEKERJAAN

PEKERJAAN PENGGALIAN

Pekerjaan penggalian memiliki b1 ahaya dan2 dampak resiko antara lain:
tertimbun longsor, terpelset, terperangkap area galian, menghirup gas
beracun, kekurangan oksige1n, dan terkena manuver alat berat

URUTAN KERJA

1.Ajukan izin pekerjaan yang dilengkapi dengan
gambar kerja dan analisa keselamtan kerja

2.Pastikan sudah memeriksa kondisi sudah tidak ada
kabel atau pipah bawah tanah

3.Lakukan pemeriksaan alat sebelum beroperasi
(daftar periksa awal eksavator) dan pastikan
sebelum alat masuk proyek sudah dilakukan
inspeksi pramobilisasi

4.Pastikan SILO alat dan SIO operator masih berlaku
5.Lakukan rapat persiapan kepada seluruh pekerja

terkait pekerja galian
6.Buat tanda
7.Pembersihan area kerja
8.Tentukan tempat tumpukan/galian tanah

9. Membuat kemiringan apabila kedalaman lebih dari 2m, kedalaman
antara 2-5, kemiringan < 75 derajat

10. Ke1dalaman lebih dari 5m, kemiringan >75 derajat
11. Memasang pagar pipa dari pinggir kurang lebih jaraknya 2m
12. Bila pinggir galian akan dilewati alat berat, jarak lintasan alat berat

harus berdasarkan rasio 2:1 (2 kedalaman: 1 jarak pinggir galian)

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

Jangan mengambil jalan pintas saat mengambil tetapi gali sampai
membentuk bidang landai sehingga tidak mudah runtuh
Ketika mengangkat batu, jangan gu9nakan pangkur atau sekop untuk
mengungkitnya
Setelah gempa atau hujan, pasir longsor atau tanah longsor bisa
terjadi, jadi lakukan pekerjaan setelah inspeksi
Setiap4kali menemukan reta5kan di dinding sekitar6anda atau dekat
rekahan tanah, segera beritahu pengawas
Ikuti perintah pengawas
Sediakan jalur keluar masuk pekerja yang aman
Pastikan sistem proteksi penahan tanah sudut terpasang sebelum
pekerja turun ke area tanah galian

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 29
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

I. KESALAMATAN KERJA
LISTRIK

Keselamatan kerja listrik adalah keselamatan kerja yang bertalian dengan alat, bahan,
proses, tempat (lingkungan), dan cara-cara melakukan pekerjaan. Tujuan dari
keselamatan kerja listrik adalah untuk melindungi tenaga kerja atau orang dalam
melaksanakan tugas-tigas atau adanya tegangan listrik di sekitarnya , baik dalam
bentuk instalasi maupun jaringan

Pekerjaan kelistrikan memilki potensi
bahaya dan risiko yang cukup serius,
pekerja harus memperhatikan bahaya

dan risiko yang ada, yaitu:

Risiko dan Bahaya Tersetrum Terjadi ledakan
Pekerjaan Listrik akibat hubungan

arus pendek

Kebakaran Kerusakan alat
kerja akibat

terjadinya kontak
arus

9

45

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 30
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

I. KESALAMATAN KERJA
LISTRIK

PRAKTIK KERJA AMAN

1.Pastikan peralatan kerja untuk pekerjaan kelistrikan dalam kondisi aman. Tidak
menggunakan kabel sambungan, steker, dan stop kontak harus sesuai dengan
standar regulasi kelistrikan (SNI).

2.Gunakan soket dan steker yang layak dan aman, dan pastikan tidak ada sambungan
pada kabel daya yang digunakan. Untuk penyambungan daya listrik ke alat listrik,
harus menggunakan soket yang khusus dipergunakan untuk konstruksi/luar
ruangan dan sesuai dengan kapasitas daya listrik pada alat yang digunakan

Soket dan steker untuk penggunaan luar Jenis soket dalam ruangan
ruangan harus tipe waterproof

3. Pekerjaan kelistrikan hanya boleh dilakukan oleh orang yang telah memiliki
kompetensi dan pengalaman dalam bidang kelistrikan, teknisi listrik harus memiliki
sertifikat teknisi K3 Listrik atau Ahli K3 Listrik

4. Buatlah izin kerja jika pekerjaan listrik tersebut mengandung risiko atau dampak
kecelakaan yang serius (seperti: kematian atau kerusakan mesin yang parah).

5. Gunakan T-Dus untuk pelindung percabangan/sambungan kabel listrik
6. Agar terhindar dari arus listrik, maka sambungan perlu ditutup dengan lasdop. Dan

pastikan sebelum ditutup lasdop, ujung kabel diisolasi terlebih dahulu dengan pita
isolasi vinyl. Secara berkala mingguan sambungan kabel harus diperiksa untuk
mengetahui apakah sambungan kabel masih aman.

9

Lasdop listrik & T-Dus listrik hanya untuk
penggunaan indoor

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 31
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

I. KESALAMATAN KERJA
LISTRIK

PRAKTIK KERJA AMAN

7. Lakukan pemeriksaan lokasi kerja, untuk melihat kondisi instalasi listrik yang sudah
ada sebelumnya dan fasilitas listrik sementara yang disediakan.

8. Pastikan sumber listrik telah dimatikan dan diisolasi dari penggunaan yang tidak
berwenang selama melakukan pekerjaan

9. Lakukan pengetesan pada kabel dengan menggunakan peringatan volt untuk
mengetahui kondisi arus listrik, apakah sudah terputus atau masih tersambung

10. Matikan sumber listrik, dan harus dikunci agar tidak dapat diakses oleh pihak yang
tidak berkepentingan, kemudian diberi label dan terkunci (LOTO) “Sedang berlangsung
pekerjaan instalasi listrik-Dilarang Menghidupkan Listrik“.

11. Peralatan kelistrikan yang telah dikunci harus dilengkapi dengan data personel yang
bertanggung jawab, tanggal pemasangan, dan alasan kenapa alat tersebut di kunci.

12. Pastikan untuk semua peralatan listrik yang digunakan terpasang pembumian atau
isolasi ganda

Gunakan APD yang sesuai Pengetesan Kabel dengan
peringatan Volt

13. Posisikan kabel dalam kondisi tergantung untuk menghindari genangan air atau

terlindas roda kendaraan di lokasi kerja serta ter9injak kaki pekerja
14. Gunakan sarung tangan listrik, sepatu keselamatan listrik dan helm sebagai APD (alat

pelindung diri) untuk menghindari kontak listrik langsung dengan anggota badan

15. Sediakan APAR untuk antisipasi jika terjadi kebakaran akibat arus pendek.

16. Hentikan pekerjaan kelistrikan jika terdapat potensi bahaya paparan air, baik karena

hujan at4au genangan air 5

17. Hentikan semua pekerjaan luar ruangan apabila terjadi hujan lebat yang disertai

petir karena adanya potensi bahaya sambaran petir

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 32
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

J. PENCEGAHAN BAHAYA
KEBAKARAN

Ditempat kerja dan penyimpangan1 barang ya2ng mempunyai potensi
bahaya kebakaran selalu disediakan alat pemadam kebakaran (sesuai
dengan jenis, ukuran, klasifikas1i kebakaran)

1.Denah/peta situasi dan posisi alat pemadam kebakaran ada dan
orang yang kompeten dalam menggunakan alat tersebut

2.Memahami teori dasar api, akan terjadi kebakaran jika pertemuan
anatara bahan, panas pada titik nyala api dan oksigen, sehingga
untuk memadamkannya meniadakan salah satu dari ketiga unsur
tersebut

3.Lokasi aman untuk jalur evakuasi dan tempat berkumpul jika terjadi
kebakaran

4.Terdapat petunjuk peringatan bahaya kebakaran, cara-cara
komunikasi internal dan eksternal dan RS (nomor telepon dan
pejabat yang harus dihubungi)

5.Keadaan alat pemadam kebakaran selalu siap digunakan dan
petugas yang kompeten selalu siap bekerja lewat pelatihan keadaan
darurat kebakaran dan pemeriksaan secara berkala

6. Alat pemadam Api Ringan (APAR) sebagai pemadam awal kebakaran
harus dipahami dan dapat digunakan setiap orang. Caranya: setiap
tab1ung yang akan habis masa berlakunya digunakan untuk latihan
kebakaran

9

Karung basah bisa Pemadaman/semprotan
digunakan untuk searah dengan arah angin
memadamkan api

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 33
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

K. BEKERJA DI KETINGGIAN

Jatuh saat bekerja di ketinggian atau jatuh dari ketinggian adalah
penyumbang terbesar kasus kematian di dunia konstruksi (59%). Pencegahan
terhadap jatuh dari ketinggian da1 n standar2aman bekerja di ketinggian dan
standar aman bekerja di ketinggian harus benar-benar diterapkan

1

PELAKSANAAN

1.Prinsip aman bekerja di ketinggian adalah
perencanaan yang baik, komunikasi, dan
kordinasi yang baik

2.Hubungi petugas K3 untuk meminta form
izin kerja 1 hari sebelum pelaksanaan
pekerjaan di ketinggian, surat izin bekerja di
ketinggian ini hanya berlaku untuk
pekerjaan yang dilaksanakan di satu lokasi
saja dan telah dipenuhi semua tentang
ketentuan kesalamatan kerja

3.Pekerja yang akan melakukan pekerjaan di
ketinggian harus sudah mendapatkan
induksi khusus, pemeriksaan kesehatan
serta wawancara mengenai kondisi mental
psikologis bekerja di ketinggian yang
ditandai dengan kompetensi bekerja di

1 ketinggian
4.Memastikan alat kerja, APD dan perlengkapan tambahan untuk menautkan

kait (pipa galvanis) tersedia dan dalam kondisi baik
5. Pastikan sudah dilakukan penilaian resiko dan JSA sudah dibuat serta izin

kerja di ketinggian sudah disetujui sebelum pekerjaan dilaksanakan
6. Memastikan telah dilakukan rapat persiapan (TBM) sebelum pekerjaan

dimulai
7. Pastikan pengait sabuk pengaman tubuh selalu terpasang di atas

pinggang dan ditautkan pada bagian y9ang kuat (dilarang menggunakan
tambang sebagai tali keselamatan horizontal untuk tempat menautkan
sabuk pengaman tubuh
8. Bila tidak ada tempat untuk menautkan kait tali, perlu dibuat/dipasang
pipa galva4nis horizontal (keteba5lan pipa harus 2,3 mm6 ) atau tali baja
diameter 6 mm atau tali serat (untuk tali keselamatan horizontal)
9. Pada pekerjaan memanjat atau bergerak steel structure harus
menggunakan tali keselamtan vertikal dengan material karmantel
diameter 8 mm.

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 34
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

K. BEKERJA DI KETINGGIAN

10. Gunakan kotak untuk menyimpan peralatan dan material kecil, material

yang diangkut ke atas, baik manual ataupun dengan alat angkat harus

terlihat 12

11. Selesai bekerja atau saat akan istirahat, pastikan tidak ada material atau
peralatan yang bisa jatuh1, baik karena tersenggol atau karena tiupan

angin kencang, bila perlu ikat dengan kuat ke bagian bangunan yang

kokoh.

12. Lakukan pengecekan sebelum pekerjaan dimulai dan sesudah pekerjaan

selesai terhadap potensi bahaya benda jatuh atau potensi bahaya jatuh

dari ketinggian

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1

1.Bekerja di ketinggian adalah pekerjaan yang dilakukan pada kettingian

lebih dari 1,8 m dari lantai kerja atau pada area yang berpotensi jatuh

dari ketinggian lebih dari 1,8 m

2.Pastikan bahwa kondisi fisik pekerja sehat

3.Area di bawah pekerjaan di ketinggian harus diberi tanda

keselamatan/spanduk "Ada Pekerjaan di Atas" dan pasang barikade

sekitar lokasi 9

4.Memakai alat pelindung diri yang disyaratkan (helm, pelindung, sabuk

pengaman tubuh, sepatu keselamatan/sepatu kerja, dll.)

5.Alat pelindung kerja (Karmantel, alat pengait tali, Karbiner, Jaring

pengaman, tali keselematan, pipa, atau tali baja, dll) sudah disiapkan

dan dipa4kai 5 6

6.Alat pelindung diri yang disyaratkan harus ditautkan atau dipasang

pada titik kait yang sudah disediakan

7.Jika menggunakan tangga, lakukan pemeriksaan sebelumnya dan

pakailah tangga yang memenuhi syarat keselamatan kerja dengan

menggunakan label inspeksi tangga

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 35
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

K. BEKERJA DI KETINGGIAN

8. Jika menggunkan perancah, lakukan penmeriksaan dan pakailah

perancah yang memenuhi sya1rat keselam2 atan kerja dan berlabel hijau
9. Lakukan pemasangan perancah sesuai dengan "Instruksi Kerja

Perancah" 1

10. Peralatan yang akan dibawa harus disimpan/diletakan pada tempat

yang aman dan bahaya jatuh

11. Bila ada pekerjaan panas/api di kerja ketinggian, prosedur ijin kerja

panas harus dipenuhi dan sesuai dengan instruksi kerja panas

12. Pastikan agar semua material yang digunakan pada saat pekerjaan di

ketinggian aman dan tidak menyebabkan kemungkinan terjatuh ke

permukaan

13. Apabila melihat benda jatuh, atau material yang dikerjakan jatuh, agar

segera berteriak untuk mengingatkan orang yang di bawah untuk

menghindar, laporkan kejadian kepada Departemen K3 atau supervisor

14. Harus tersedia prosedur evakuasi dan sudah dilakukan latihan

bagaimana melakukan proses evakuasi apabila ada pekerja yang jatuh

dan tergantung pada sabuk pengaman tubuh atau pada jaring

pengaman

15. Apabila terjadi keadaan darurat seperti terjatuh dari ketinggian atau ada

orang yang tertimpa benda jatuh jika memungkinkan korban atau saksi

yang melihat kejadian harus segera menghubungi Departemen K3

untuk evakuasi penyelamatan dan pertolongan pertama

1

9
4 56

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 36
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

L. PERANCAH

Perancah adalah struktur sementara yang disiapkan untuk akses atau

digunakan untuk orang kerja atau digunakan untuk penopang material,

mesin, atau peralatan. 12

1

MATERIAL DAN ALAT YANG HARUS DISIAPKAN

1.Rangka utama lengkap dengan kunci pin dengan berbagai ukuran yaitu

120 cm x 190 cm; 120 cm x 170 cm; 120 x 90 cm; 120 x 70 cm, tinggi batang

vertikal, < 2 m jarak mendatar kurang lebih 1,85 cm

2.Penyangga silang panjang 956 - 1911 mm dan berat 1,4-3 kg disesuaikan

deng1 an rangka utama (contoh A: 1210 s/d 2100; B: 280 s/d 1219)

3.Platform ukuran 55 cm x 1829 cm, celah antara kait tali ke platform tidak

lebih dari 6 cm

4.Tangga sudut kemiringan tangga 75 derajat; panjang 1829nmm; lebar 1725

mm tidak lendut

5.Penghubung dinding bisa menahan uji penekan beban 3800 kg

6.Dasar dongkrak/pelat dasar yang bisa disesuaikan

7. U-Head 9
8.Roda perancah/kastor pusat

9. Penyambung

10.Kunci Lengan

11.Penjepit (tetap dan berputar)

12. Jaring pe4ngaman 5 6

13.Tali keselamatan/tambang diameter 2,5 cm

14.Kunci rachet

15.Alat meteran

16.Balok kayu meranti ukuran 5/12

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 37
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

L. PERANCAH

MATERIAL DAN ALAT YANG HARUS DISIAPKAN

1 2
1

Balok Kayu Kunci Rachet

Meteran Waterpass

PRA-PENDIRI PERANCAH

Buat perencanaan mendirikan perancah meliputi
identifikasi bahaya, merancang luas, bangunan
perancah, menghitung maksimum beban yang
diperbolehkan, menentukan tipe perancah yang
akan digunakan, merancah urutan perancah
(sequence), sistem fondasi, kualifikasi petugas
peranc1 ah, izin kerja dan penyimpan/penanganan

Pastikan perancah yang akan didirikan oleh
petugas perancah bersertifikat

Persiapakan seluruh APD dan peralatan lain yang
dibutuhkan meliputi helm, sabuk pengaman,
sarung tangan, kantong alat, (kunci, tan9g, palu, dll).

Lakukan inspeksi pra-operasional terhadap seluruh 6
komponen perancah dan pastikan seluruh
komponen layak untuk digunakan seperti cek
bengkok, p4enyok/retak pada luba5ng pipa platform,
cek kelayakan pin pengunci, cek tingkat kekaratan
pada fisik, cek kualitas las pada sambungan, dan
cek komponen yang lain

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 38
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

L. PERANCAH

PROSES PENDIRIAN PERANCAH

1 2

Sediakan papan Pasang dasar dongkrak
landasan/balok kay1u terlebih dahulu, untuk
yang searah dengan memastikan tidak ada
yanagraahkpaenrdainbcaanhgun pergeseran, paku dasar

dongkrak ke
papan/balok kayu

Pasang rangka utama ke Pasang penyangga
dasar dongkrak, jika silang, pastikan terkunci
menggunakan roda,
pasang roda setelah pada kunci pin
Pasang penyambung
platform terpasang 1 set untuk pegangan tangan
(2 platform dan 2 jika kebutuhan tinggi
penyangga silang) yang diperlukan sudah
mencukupi dan setiap
Lanjutkan dengan
pemasangan 2 platform akan menambah
ketinggian dipasang
atau pipa horizontal tangga untuk naik ke atas
tergantung keperluan dan
pemasangan pipa penguat
bagian bawah (tambahan

pipa horizontal)

1

5 6

Letakan papan/balok kayu Letakan dasar dongkrak di tengah
dengan ukuran yang sesuai dan papan pijakandan jangan dipaku

pastikan tidak ada lubang di dahulu pada papan untuk
bawah papan pijakan memastikan posisi yang tepat

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 39
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

L. PERANCAH

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PADA PROSES
PEMASANGAN

Pastikan permukaan tempat perancah yang akan didirikan rata dan
kuat

Pastikan dasar perancah berada pada level yang sama dengan
melakukan penyesuaian pada dasar dongkrak karena dasar perancah
merupakan penentu utama dari berdirinya perancah yang aman

Maksimum tinggi berdiri bebas rangka perancah adalah 3x minimum
lebar bagian bawah

Perancah tinggi minimum satu set harus memasang pagar pengaman
(palang pengaman atas 110 cm dan palang tengah 60 cm).

Setelah tinggi perancah sampai 3 rangka, jika akan ditambah
ketinggian harus dipasang pipa penunjang (penunjang diagonal
dengan sudut 75) yang dipasang tiap 3 bagian pada pipa horizontal

1

Tiap pemasangan 2 tangga perancah disiapkan tempat istirahat.
Tangga yang dipasang harus stabil, tidak goyang dan terikat aman.
Jika menggunakan tangga vertikal harus dipasang dari luar perancah

Platform dipasang lengkap bila digunakan untuk lantai kerja dan
dipasang tunggal bila digunakan untuk akses jalan/perkuatan

Setiap akhir pemasangan rangka perancah dipasang penghalang
untuk menghindari risiko jatuh5 /terperosok

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 40
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

M. SETEGER DAN TANGGA

Seteger kayu atau pipa adalah platform atau tempat kerja yang dibuat
khusus pada area sempit, biasanya untuk pekerjaan penyelesaian atau M/E.
Seteger dan tangga adalah akses minor atau platform kerja untuk maksimum
1 orang pekerja.

Seteger: Gabungan tangga dan
platform/landasan tempat kerja yang
berdiri sendiri yang tidak permanen dan
dapat dipindah-pindahkan dan digunakan
oleh tenaga kerja untuk bekerja

Tangga: Tangga kerja yang tidak
permanen dan dapat dipindah-
pindahkan.
Anak Tangga: Tangga kerja yang tidak
permanen tetapi terpasang tetap
pada suatu bagian konstruksi atau
penunjangnya

1

DESAIN SETEGER KAYU

Seteger kayu yang akan dibuat harus terdiri dari 4 kaki yang dilengkapi dengan
tangga serta platform untuk pijakan/landasan kerja dan tempat menaruh
material secukupnya (cat, bata, hebel, adukan semen, dll)

Kayu yang digunakan harus bermutu Lebar platform/pijakan dapat
baik, tidak terkoropos, tidak ada mata disesuaikan dengan luas ruangan
kayu, jenis kayu minimal adalah kamper

Material untuk tulangan dan platform Tinggi seteger kayu yang diizinkan
minimal adalah kaso 5/7 bahan kamper maksimal 150 cm
atau mutu diatasnya

Platofrm kemudian dilapis dengan Seteger dengan tinggi minimal 1 meter
multipleks agar rata, sehingga material harus dilengkapi
tidak mudah jatuh

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 41
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

M. SETEGER DAN TANGGA

PERSYARATAN PENGGUNAAN

Semua seteger, tangga, dan platform yang akan digunakan untuk
pekerjaan struktur dan penyelesaian harus diinformasikan kepada
Departemen K3 untuk dilakukan pemeriksaan kelayakan sesuai standar
Semua seteger, tangga, dan platform yang dimaksud adalah termasuk
seteger dan tangga yang dibeli maupun seteger dan tangga yang dibuat
sendiri, baik dari besi yang dilas maupun material kayu
Setelah dilakukan pemeriksaan, seteger dan tangga akan dipasang label,
yang menandakan material tersebut dapat digunakan (STATUS
DISETUJUI) atau tidak (TIDAK AMAN)
Seteger, tangga, dan platform yang tidak dapat digunakan (label TIDAK
AMAN) harus dikeluarkan dari area proyek untuk diperbaiki atau diganti

1

Hanya seteger dan tangga yang dilabeli DISETUJUI yang boleh
digunakan
Secara berkala mingguan, petugas K3 harus melakukan inspeksi
terhadap seteger, tangga, dan platform yang sudah disetujui
Perlu disarankan kepada supervisor atau subkontraktor, apabila akan
membawa atau membuat seteger, tangga, dan platform untuk
dikonsultasikan dahulu dengan Departemen K3.

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 42
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

N. PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN

1 2
1

Beberapa kecelakaan dibawah ini perlu dan dapat diberikan pertolongan
pertama seperti:

1. GANGGUAN PERNAFASAN

Lihat gerakan (naik/turun) dada korban, dan dengarkan suara nafas
yang keluar dari mulut korban
Rasakan udara yang keluar dengan mendekatkan pipi ke hidung
korban
Waktu tidak lebih sepuluh detik untuk memastikan korban bernafas
secara normal atau tidak
Jika bernafas normal, langkah berikut adalah:
a. Posisikan miring (posisi stabil) untuk memastikan jalan nafas tetap

terbuka
b. Segera minta bantuan, sambil memeriksa ulang kondisi

p1ernafasan korban
Jika bernafas tidak normal (satu-satu atau gapsing) dan lemah,
lakukan dengan berikut:

a. Minta orang lain mencari bantuan, jika anda sendirian, tinggalkan
dan cari bantuan, segera kembali dan bantu pernafasan buatan

b. Jika posisi korban tertelungkup, balikan secara perlahan, pastikan
kepala dan punggung tetap lurus, setelah telentang maka lakukan

9

prosedur pemeriksaan nafas seperti diatas
c. Berikan dua kali nafas dengan cara:

1) Kepala korban ditengadahkan dan dagu ditopang
2) Tutup hidung korban dengan ibu jari dan telunjuk didahi
3) Buk4a mulut korban, tetap5i posisi tengadah 6
4) Tarik nafas anda untuk mengisi oksigen pada paru-paru dan

tempelkan bibir anda untuk menutup mulut korban
5) Tiup mulut korban secara perlahan dan teratur sambil

perhatikan perkembangan nafasnya seperti orang normal

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 43
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

N. PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN

6) Perhatikan posisi turunnya dada korban saat udara keluar dari
12
paru-paru

7) Lakukan bantuan pe1rnafas ulang, sebelumnya pastikan tidak ada

yang menyumbat mulut korban

2. PENDARAHAN

Angkat bagian tubuh yang terluka
Bersihkan luka dengan kapan atau kain bersih yang diberi cairan
steril dan menutupnya dengan pembalut
Bila pendarahan bertambah atau terus berlangsung, tetap posisikan
bagian tubuh yang luka lebih tinggi dari posisi jantung, dan segera
bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat

3. KELELAHAN

P1 indahkan korban ketempat yang sejuk

Bila kondisi korban masih sadar, berikan air dingin

Bila korban banyak berkeringat, kram, diare, dan muntah maka berikan

larutan 1/2 sendok teh garam dicampur 1 liter air

Bila korban pingsan, telentangkan dan posisi kaki lebih tinggi 20-30 cm

Jika kondisi masih juga belum membaik, segera bawa ke klinik atau

rumah sakit terdekat 9
4. TERSENGAT ALIRAN LISTRIK

Amati dan kenali kondisi sekitar yang masih berbahaya, matikan aliran
listrik, gunakan alat pelindung non logam seperti: kertas koran, katu,
karet4untuk melepas korba5n dari sumber listrik 6
Baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
Bila korban sadar, berikan minum air gula
Bila keadaan sebaliknya/pingsan, lakukan bantuan pernafasan
Bila korban belum membaik, segera bawa ke klinik atau rumah sakit
terdekat

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 44
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

N. PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN

5. TERKENA PETIR
Siram/rendam dengan air1dingin sel2ama 10-15 menit
Beri obat penawar rasa nyeri

1

Menutup bagian luka dengan kain bersih
Berikan minuman air putih
Bila korban belum membaik, segera bawa ke klinik atau rumah sakit

6. LUKA BAKAR
Menyiram air dingin ke pakaian korban hingga basah saja, untuk
mengurangi luka bakar
Menutup anggota tubuh yang terbakar dengan kain bersih yang telah
dibasahi, untuk mengurangi rasa panas
Baringkan korban dengan poisisi kepala lebih rendah dari kaki
Bila korban sadar, berikan air minum
Segerabawa ke klinik atau rumah sakit terdekat

1

7. PATAH BAGIAN TUBUH
Ambil penyanggah bisa kayu atau logam atau lainnya, bersihkan atau
bungkus dengan kain bersih
Ikatkan sisi-sisinya agar tulang yang patah disanggah dan menahan
rasa sakit
Segera bawa ke klinik atau rumah sakit terdekat

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 45
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

N. PERTOLONGAN PERTAMA
PADA KECELAKAAN

8. SERANGAN JANTUNG
segera bawa ke rumah sakit menggunakan ambulance daripada
kendaraan pribadi 1 2
Tetap tenang dan yakinkan korban
Longgarkan pakaian korban dan kendurkan ikat pinggang
Lindungi korban dari kondisi kedinginan

9. KERACUNAN MAKANAN
Segera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat, berikan
informasi yang jelas kepa1da dokter, seperti makanan atau minuman
yang digunakan atau termakan

10. TERKENA GIGITAN ULAR
Tetap tenang, yakinkan korban dan segera bawa korban ke klinik atau
rumah sakit terdekat, berikan informasi yang jelas kepada dokter, ular apa
yang menggigit

11. IRITASI BAHAN KIMIA

Segera basuh kulit yang terpapar bahan kimia dengan air sebanyak
mungkin, dan ganti pakaian korban
Tutup bagian tubuh yang terpapar dengan kain bersih
Jika kondisi parah, baringkan korban dengan posisi kepala lebih rendah
dari kaki
Jika korban sadar, berikan air minum
S1 egera bawa korban ke klinik atau rumah sakit terdekat

9

5

Petugas yang kompeten dan terlatih selalu tersedia untuk P3K

DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA 46
DIREKTORAT PRASARANA STRATEGIS

DAFTAR PUSTAKA

Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Keselamatan Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (DPP AK3L). 2015. Buku Pedoman Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Jakarta.
PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. 2010. Buku Saku Pedoman untuk
Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi. Jakarta.
Muhammad Deny. 2008. K3 Pekerjaan Konstruksi Jalan Raya & Bangunan
Pendukungnya. Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan
Kerja. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2022 Tentang Bangunan
Gedung. Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Kementerian Ketenagakerjaan. Peraturan Menteri Ketanagakerjaan
Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam
Pekerjaan Ketinggian. Jakarta.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Peraturan Menteri
PUPR Nomor 10 Tahun 2021 Tentang Pedoman sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi. Jakarta.

47

LAMPIRAN

1
Formulir Lembar Periksa
Patroli Keselamatan


2
Formulir Lembar Periksa
Scaffolding dan Tangga

3
Formulir Periksa Instalasi
Listrik

4
Formulir Lembar Periksa
Tabung Pengelasan

5
Dasar Hukum Penerapan
K3 Konstruksi


Keterangan
File Lampiran di atas dapat diakses melalui Tautan

https://bit.ly/PanduanPenrapanK3Konstruksi atau QR code di bawah ini:

48


Click to View FlipBook Version