The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by aliaveiro9, 2022-12-17 03:07:40

Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

Koneksi Antar Materi - Relevansi Perjalanan Pendidikan Nasional

KONEKSI ANTAR MATERI

Relevansi Perjalanan
Pendidikan Nasional

Mulai Dari Diri dan Komitmen Diri

Sebelum saya ingin menjadi guru, saya dulu adalah
anak atau siswa yang takut dengan guru-guru sains
saya dari SD hingga SMA karena guru-guru sains saya
cenderung galak. Padahal jika seharusnya saya tidak
takut dengan sains tentu saya akan lebih aktif dan
semangat dalam belajar.

Saya berkomitmen diri untuk menjadi guru yang
lebih memerdekaan murid dalam belajar. Tidak
mengajarkan kepaksaan pada anak untuk harus bisa
dan mengajarkan nilai-nilai budaya, karakter, moral
sesuai pemikiran Ki Hajar Dewantara.

Cara mengajar menurut salah satu trilogi KHD yaitu
Tut Wuri Handayani yaitu membimbing anak dengan
penuh kecintaan dan mendahulukan kepentingan
anak. Dengan menggunakan dasar kekeluargaan
dalam metode among.

PAGE 01


ON THE BLOG

PEMIKIRAN KI HAJAR DEWANTARA TERHADAP PENDIDIKAN

Ki Hajar Dewantara memperkenalkan system persekolahan yang
bertumpu pada 3 gagasan utama yaitu Taman Siswa, Pamong, dan
Among

Taman siswa adalah system persekolahan yang menjadi tempat
bermain untuk siswa. Siswa diberi kemerdekaan untuk tumbuh dan
berkembang, belajar sesuai kenginginan dan kemampuan mereka dan
dilengkapi dengan dukungan dalam proses belajar siswa oleh pengajar
sesuai kebutuhan masing-masing siswa secara individu

Among menitikberatkan siswa sebagai target utama serta prioritas
utama yang harus dilayani dan pengajar yang berfungsi sebagai
fasilitator, menyediakan tuntunan, kepedulian, dan kasih saying. Selain
itu prinsip among didasarkan atas dua hal yaitu pertama, kemerdekaan
siswa untuk belajar. Kedua, belajar sesuai keinginan dan kemampuan
siswa yang secara alamiah terbentuk. Anak mempunyai hak yang sama
untuk tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas atas
kemampuan sendiri

Pamong diartikan sebagai guru. Ibarat petani menanam padi, petani
tidak dapat menentukan kemana arah padi tumbuh. Hal tersebut juga
dimaksudkan kepada anak-anak yang sudah mempunyai minat dan
bakatnya masing-masing, tidak bisa dipaksa untuk menjadi yang
diinginkan oleh guru maupun orangtua. Guru sebagai pengajar
memberikan dukungan terhadap siswa dalam belajar. Dukungan dapat
berupa psikologis, meliputi memberikan motivasi, inspirasi, dan
menyediakan kondisi yang diperlukan siswa untuk bisa berpikir kritis
secara mandiri. Namun pengajar harus aktif ketika siswa mengalami
kesulitasn dalam belajar


ARGUMEN KRITIS

PERJALANAN PENDIDIKAN

NASIONAL

Vol.1

Sebelum Ki Hajar Dewantara membuat sekolah pertama
kali di Indonesia khusus untuk pribumi yaitu Taman Siswa,
Pendidikan bagi orang-orang pribumi telah ada sejak jaman
sebelum penjajahan dari bangsa Eropa.

Pendidikan diawali dari masa kerjaan Hindu-Budha, saat
itu Pendidikan lebih ditekankan pada pengajaran agama
Hindu dan Budha, lalu muncul pedagang islam yang turut
menyebarkan agama islam di Hindia Belanda (Nama Indonesia
sebelum kemerdekaan). Saat agama islam berkembang, telah
ada Pendidikan madrasah dan pesantren yang bertempat di
langar, surau, maupun masjid.

Selanjutnya muncul bangsa penjajah Eropa Belanda.
Indonesia di jajah Belanda dalam waktu yang cukup lama.
System Pendidikan yang diterapkan pemerintah Belanda
membagi Pendidikan menjadi “dualisme” yaitu Pendidikan
untuk bangsa Eropa dan Pendidikan untuk kaum pribumi. Ki
Hajar Dewantara sendiri masuk dalam Pendidikan bentukan
belanda untuk kaum pribumi tersebut. Karenanya, Ki Hajar
Dewantara mempunyai keinginan dan pemikiran bahwa
Pendidikan tidak boleh dibedakan, Pendidikan adalah hak
segala umat manusia. Sehingga Ki Hajar Dewantara membuka
sekolah untuk semua kalangan kaum pribumi yang disebut
Taman Siswa.


Argumen Kritis Perjalanan
Pendidikan Nasional

Vol.2

Setelah Belanda meninggalkan Indonesia, selanjutnya
Indonesia dijajah oleh Bangsa Jepang. Jepang dengan sigap
menghapus dualisme pendidikan bentukan Belanda, dan
membuat pendidikan menjadi tempat seluruh kalangan.
Jepang membentuk pendidikan dasar yang harus
diselesaikan bagi kaum pribumi yang bersekolah yaitu
selama 6 tahun yang disebut dengan Sekolah Dasar. System-
sistem pendidikan bentukan Jepang masih digunakan
hingga saat ini yaitu SD, SMP, dan SMA.

Pendidikan setelah kemerdekaan tidak jauh berbeda
saat dijajah oleh Jepang, hanya saja sudah menggunakan
kurikulum sebagai dasar acuan dalam tujuan Pendidikan di
Indonesia, sejak jaman kemerdekaan hingga saat ini,
kurikulum Indonesia telah mengalami perubahan terus-
menerus. Tujuannya untuk memperbaiki Pendidikan dengan
mengikuti perkembangan jaman. Namun menurut saya,
kurikulum yang berubah terlalu cepat bahkan belum
dievaluasi bagaimana praktiknya dan hasilnya hanya akan
membuat pendidik dan siswa menjadi bingung dalam
belajarnya. Mereka menjadi tidak focus untuk mengajar dan
menerima pembelajaran. Padahal, untuk mempersiapkan
anak pada Pendidikan abad 21, tentu bukan hanya materi
pelajaran saja yang harus dikuasi siswa. Siswa harus
dipersiapkan untuk menghadapi perubahan dalam segala
jaman dan teknologi yang bahkan belum ada. Mental anak
harus menjadi mental yang pemberani, siap siaga,
berwawasan global, kreatif, inovasi, menyelesaikan masalah,
namun tetap tidak melupakan Pendidikan karakter yang
berbudaya juga berakhal mulia.


REFLEKSI
DIRI

Dari pembahasan antar koneksi

materi di atas dapat saya

simpulkan hal apa yang harus

saya lakukan untuk

mewujudkan Pendidikan yang

saya inginkan.

Hal yang bisa saya terapkan di kelas saya adalah
melakukan diagnosis awal untuk mengetahui
kemampuan siswa, bakat, dan keinginan siswa dalam
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menyadari tiap
anak punya bakat masing-masing, tidak boleh
memaksakan harus bisa matematika atau sains bahkan
tidak boleh menjadi guru yang galak. Mengintegrasikan
nilai-nilai budaya dalam pembelajarannya. Saya tidak
akan focus pada nilai kognitif saja namun nilai-nilai lain
bahkan keterampilan juga sangat dibutuhkan. Saya akan
merubah mindset saya bahwa guru satu-satunya sumber
belajar namun guru adalah salah satu fasilitatot anak
untuk membantu anak mengembangkan bakatnya
dengan menerapkan pendekatan student center.
Menyiapkan Pendidikan bagi anak menghadapi
Pendidikan abad 21 yaitu tentang kesadaran budaya,
inovasi, penyelesain masalah, komunikasi,
bertanggungjawab dengan membuat kelas dinamis
sesuai perkembangan dunia saat ini.


Click to View FlipBook Version