The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Kearifan Lokal

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Prasetya Ws Ep, 2020-12-14 00:55:01

SUMBER DAYA ALAM DAN KEARIFAN LOKAL

Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Kearifan Lokal

Keywords: Bidang Pertanian,Bidang Pertambangan,Bidang Industri,Bidang Pariwisata

Potensi dan Pertanian
Sebaran
Pertambang
Sumber Daya an
Alam

Manfaat dalam
Kehidupan Sehari-hari

Pengelolahan Industri
Sumber Daya Pariwisata

Alam

Kearifan Lokal

Sumber Daya Alam dan Kearifan Lokal

Kata Kunci

1. Pengertian Sumber Daya Alam 1. Sumber Daya
 Pengertian sumberdaya alam menurut para ahli: Alam
Menurut Isard (1972 dalam Soerianegara, 1977)
sumberdaya alam sebagai keadaan lingkungan 2. Kearifan Lokal
dan bahan-bahan mentah yang digunakan manusia 3. Pemanfaatan
untuk memenuhi kebutuhan dan memperbaiki 4. Ekoefisien
5. AMDAl
6. Ekolabel

kesejahteraannya. Jadi yang dimaksud dengan

sumberdaya alam adalah segala sesuatu yang ada di lingkungan alam baik fisik

maupun hayati yang dapat dimanfaatkan oleh manusia guna memenuhi

kebutuhan hidupnya agar lebih sejahtera.

 Soerianegara (1977) mendefinisikan sumberdaya alam sebagai unsur-unsur

lingkungan alam, baik fisik maupun hayati yang diperlukan manusia dalam

memenuhi kebutuhannya guna meningkatkan kesejahteraan hidup.

Manusia atau penduduk merupakan sumber daya bagi negaranya. Manusia dapat
memberikan manfaat bagi negara, seperti sebagai tenaga kerja, mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi, pelaku ekonomi, negara, dan sebagainya. Sumber daya
manusia ini penting dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. (gambar)

2. Pengertian Kearifan Lokal
Kearifan lokal merupakan suatu bentuk kearifan lingkungan yang ada dalam

kehidupan bermasyarakat di suatu tempat atau daerah. Jadi merujuk pada lokalitas dan
komunitas tertentu. Kearifan lokal menurut para ahli :

 Menurut Putu Oka Ngakan dalam Andi M. Akhmar dan Syarifudin (2007)
kearifan lokal merupakan tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam
berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Maka dari itu
kearifan lokal tidaklah sama pada tempat dan waktu yang berbeda dan suku
yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan alam dan kebutuhan
hidupnya berbeda-beda, sehingga pengalamannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya memunculkan berbagai sistem pengetahuan baik yang berhubungan
dengan lingkungan maupun sosial. Sebagai salah satu bentuk perilaku manusia,

kearifan lokal bukanlah suatu hal yang statis melainkan berubah sejalan dengan
waktu, tergantung dari tatanan dan ikatan sosial budaya yang ada di masyarakat.
 Keraf (2002) menegaskan bahwa kearifan lokal adalah semua bentuk
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat kebiasaan atau
etika yang menuntun perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis. Semua bentuk kearifan lokal ini dihayati, dipraktekkan, diajarkan dan
diwariskan dari generasi ke generasi sekaligus membentuk pola perilaku
manusia terhadap sesama manusia, alam maupun gaib.
 Francis Wahono (2005) menjelaskan bahwa kearifan lokal adalah kepandaian
dan strategi-strategi pengelolaan alam semesta dalam menjaga keseimbangan
ekologis yang sudah berabad-abad teruji oleh berbagai bencana dan kendala
serta keteledoran manusia. Kearifan lokal tidak hanya berhenti pada etika, tetapi
sampai pada norma dan tindakan dan tingkah laku, sehingga kearifan lokal
dapat menjadi seperti religi yang memedomani manusia dalam bersikap dan
bertindak, baik dalam konteks kehidupan sehari-hari maupun menentukan
peradaban manusia yang lebih jauh.
A. Pemanfaatan Sumber Daya Alam
1. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
Sumber daya alam merupakan suatu kekayaan alam yang berupa makhluk hidup
atau benda mati yang bisa memenuhi kebutuhan makhluk hidup jadi pemanfaatan
sumber daya alam berkelanjutan ini merupakan prinsip kearifan lokal yang dilakukan
untuk menjaga kelestarian sumber daya alam di jangka waktu yang panjang.
Pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan ini dikembangkan dalam suatu kegiatan
pertanian pertambangan industri dan juga pariwisata. Dalam melakukan prinsip
pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan ini juga dapat didukung dengan
menggunakan prinsip ekoefisien
Pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan merupakan suatu upaya ya atau
Rencana menggunakan dan mengelola sumber daya alam secara bijak untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia di masa sekarang dan masa depan atau menggunakan sumber
daya alam secara baik atau bijaksana agar dapat digunakan secara berkepanjangan.
Sumber daya alam memiliki 2 prinsip yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui
dan sumber daya alam yang tidak diperbarui, di mana sumber daya alam tersebut jika

terus digunakan dapat berkurang ataupun habis, maka dari itu penerapan pengelolaan
sumber daya alam berkelanjutan harus dilakukan seperti :

 Mengurangi eksploitasi berlebihan terhadap alam
 Menggunakan sumber daya alam secara efisien
 Pemanfaatan sumber daya alam sesuai dengan daya dukung lingkungan atau

wilayah tersebut
 Pengelolaan barang tambang sebelum diekspor agar memiliki nilai jual yang

lebih tinggi dan mengurangi penggunaan barang tambang
 Pengelolaan sumber daya alam ini berdasarkan prinsip ekoefisiensi yaitu prinsip

yang menggunakan sumber daya alam dengan biaya yang murah dan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan atau wilayah tersebut
a. Pertanian berkelanjutan
Pertanian berkelanjutan merupakan suatu gerakan pertanian menggunakan prinsip
ekologi, studi hubungan antara organisme dan juga lingkungan. Dimana prinsip itu
pertanian berkelanjutan ini telah didefinisikan sebagai sebuah sistem yang terintegrasi
sebuah praktek produksi tanaman dan hewan dalam sebuah lokasi dengan dalam jangka
waktu yang panjang memiliki sebuah fungsi yaitu :
 Dapat memenuhi kebutuhan pangan dan serat manusia
 Dapat meningkatkan kualitas lingkungan dan sumber daya alam

berdasarkan kebutuhan perekonomian dan pertanian
 Menggunakan sumber daya alam tidak terbarukan secara sangat efisien
 Menggunakan sumber daya alam yang tersedia di lahan pertanian secara

terintegrasi, dan juga memanfaatkan pengendalian dan siklus biologis
 Dapat meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat secara

keseluruhan di wilayah tersebut

Manfaat pertanian berkelanjutan :

 Mampu meningkatkan produksi pertanian dam menjamin ketahanan pangan di
dalam negeri

 Menghasilkan pangan dkualitas tinggi serta meminimalisasi kandungan bahan
pencemar kimia ataupun bakteri yang membahayakan.

 Tidak mengurangi dan merusak kesuburan tanah, tidak meningkatkan erosi.

 Mendukung dan menopang kehidupan masyarakat pedesaan dengan
meningkatkan kesempatan kerja serta menyediakan penghidupan layak bagi
petani.

 Tidak membahayakan kesehatan masyarakat yang bekerja atau hidup di
lingkunganpertanian dan bagi yang mengonsumsi hasil pertanian.

 Melestarikan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup dilahan pertanian
dan perdesaan serta melestarikam SDA dan keragaman hayati.

Indikator kegiatan pertanian berkelanjutan :

 Budi daya berbagai jenis tanaman secara alami.
 Memelihara keanekaragaman genetik sistem pertanian.
 Meningkatkan siklus hidup biologis dalam ekonomi sistem pertanian
 Menghasilkan produksi pertanian yang bermutu dalam jumlah memadai.
 Memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah dalam jangka panjang.
 Menghindarkan pencemaran yang disebabkan penerapan teknik pertanian.

Dengan demikian, kegiatan pertanian organik telah menerapkan semua
indikator yang ditentukan dalam kegiatan pertanian berkelanjutan. Tujuan
pengembangan kegiatan pertanian berkelanjutan adalah meningkatkan kualitas alami
lingkungan. Contoh pertanian berkelanjutan

 Pranoto Mongso
Pertanian berkelanjutan Pranoto mongso ini Apa yang biasa disebut dengan
aturan waktu musim digunakan oleh para petani pedesaan yang didasarkan pada
naluri atau leluhur dan dipakai sebagai patokan untuk mengolah sebuah
pertanian. Berkaitan dengan kearifan lokal tradisional tersebut maka pertanian
berkelanjutan ini memberikan arahan kepada para petani untuk bercocok tanam
mengikuti tanda-tanda alam yang bersangkutan dimana cara tersebut tidak
memanfaatkan lahan seenaknya sendiri meskipun sarana dan prasarana
pendukung seperti air dan saluran irigasi. Dalam perhitungan Pranoto mongso
ini maka alam dapat menjaga keseimbangannya. Dengan adanya pemanasan
global yang sekarang ini terjadi dapat mempengaruhi pergeseran musim hujan
yang tentunya akan mempengaruhi perhitungan dari masa-masa tanam petani.
Hal ini menjadikan bahwa pemanasan global menjadi tantangan dari petani
pedesaan yang menggunakan Pranoto mongso sebagai kearifan lokal di Jawa.

 Nyabuk gunung
Pertanian berkelanjutan Gunung ini merupakan suatu cara bercocok tanam
dengan menggunakan teras sawah yang dibentuk menurut garis kontur wilayah
tersebut. Cara ini banyak digunakan oleh para petani di desa yang berada di
lereng bukit. Cara pertanian berkelanjutan ini merupakan suatu cara yang
memiliki bentuk konservasi lahan dalam bercocok tanam karena menurut garis
kontur. Cara ini digunakan agar para petani terhindar dari terjadinya bencana
longsor karena menggunakan teras Jawa dengan mengikuti kontur wilayah atau
kondisi tempat tersebut.

Nyabuk Gunung

Sumber : Ruslanhazmi.wordpress.com

 Tumpang sari
Sistem tumpang sari ini merupakan suatu praktek penanaman beragam biji-
bijian sebagai bagian dari ladang berpindah yang banyak meniru kompleksitas
dan keberagaman sistem vegetasi wilayah subtropis dan tropis. Model pertanian
berkelanjutan ini dilakukan dengan cara menanam beberapa jenis tanaman yang
berbeda dalam suatu area atau peta tanah yang telah disediakan secara
bersamaan. Banyak yang menganggap cara ini merupakan cara yang yang
tradisional dikarenakan tidak sesuai dengan ilmu pertanian modern dianggap
tidak efisien secara kuantitas dan kualitas hasil yang akan didapatkan, namun
terdapat suatu tujuan yang baik dan penting adanya kearifan lokal ini yaitu
untuk melindungi tanah dari sinar matahari langsung, mengurangi pemanasan
langsung pada permukaan tanah, dan menjaga permukaan tanah dari erosi,
penggunaan volume tanah secara efisien dan mengurangi kerentanan tanah dari
hama dan perusak lainnya.

b. Pertambangan Berkelanjutan
Dalam UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara,

menjelaskan bahwasanya pertambangan mineral dan batu bara merupakan kegiatan
usaha pertambangan yang mempunyai peranan penting dalam memberikan nilai
tambah secara nyata kepada pertumbuhan ekonomi nasional dan pembangunan daerah
secara berkelanjutan. Artinya aktifitas pertambangan ini disebut memiliki peran vital
untuk menunjang pembangunan ekonomi dan pembangunan daerah secara
berkelanjutan, namun perlu digaris bawahi untuk melakukan pembangunan secara
berkelanjutan harus juga didasari pada prinsip pembangunan berkelanjutan yang
dilakukan dengan memadukan kemampuan lingkungan, sumber daya alam, dan
teknologi ke dalam proses pembangunan untuk menjamin generasi yang akan datang.
Hal tersebut perlu dilakukan, guna mengendalikan pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan. Hal yang sama juga ditegaskan
dalam UU No. 14 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup, yang dimana diharuskan untuk mengaitkan pelaksanaan
pembangunan dengan pengelolaan lingkungan hidup melalui pembangunan
berwawasan lingkungan, artinya pembangunan yang dilakukan haruslah upaya yang
sadar dan terencana untuk menggunakan serta mengelola sumber daya secara
bijaksana dalam pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu
hidup

Oleh karena itu, sebaiknya peduli terhadap kelestarian lingkungan dengan cara
meningkatkan pengetahuan dan bertanggung jawab dalam mengelola
pertambangan. Mengelola dengan memperhatikan prinsip ekoefisien dan ramah
lingkungan akan meminimalisir dampak dari pertambangan.
Terdapat 3 prioritas utama untuk memaksimalkan potensi pertambangan berkelanjutan.

1. Menganalisis dampak dan keuntungan sosial, ekonomi, kesehatan, serta
lingkungan selama siklus kegiatan pertambangan, keselamatan, dan kesehatan
pekerja.

2. Meningkatkan partisipasi para pemangku kepentingan termasuk masyarakat
adat dan lokal sert kaum perempuan.

3. Mengembangkan praktik pertambangan berkelanjutan melalui penyediaan
dukungan teknis serta pembanguna fasilitas dan keuangan kepada negara
berkembang dan miskin.

c. Industri Berkelanjutan
Pembangunan industri dan upaya pelestarian lingkungan masih sering dilihat

seperti dua sisi koin yang bertentangan di mana pembangunan industri dan pelestarian
lingkungan bertolak belakang sehingga tidak dapat dilihat sebagai suatu kesatuan atau
sinkron. Secara tidak langsung untuk industri dan lingkungan hidup bisa berjalan secara
sinkron dan sinergis yang berguna untuk mencapai suatu tujuan. Hal tersebut didukung
karena jika kualitas lingkungan mendapat peningkatan akan sangat membantu pada
sektor industri untuk membangun daya saing hal tersebut juga berlaku untuk sebaliknya
di mana sektor industri memiliki kenaikan yang cukup tinggi akan dapat meningkatkan
kualitas lingkungan. Sehingga untuk bisa terus berkelanjutan industri tersebut harus
memasukkan aspek lingkungan ke dalam Barometer atau hitungan analisa
pembangunan dan pengembangan industri.
Berikut kegiatan kearifan lokal di bidang indutri:

1. Adanya pembatasan penggunaan hutan di Kalimantan dan Jawa
2. Adanya pelarangan untuk kegiatan industri pada daerah tertentu
3. Adanya pengembangan industri hasil seni suatu daerah
4. Adanya pelarangan menggunakan bahan-bahan kimia dalam mengolah industri
5. Pemanfaatan hasil alam dalam pengolahan industry

Dalam melaksanakan aktivitas pada sektor industri perlu memperhatikan beberapa
prinsip berikut yaitu :

1. Menggunakan sumber daya alam secara berkelanjutan
2. Menjamin kualitas hidup masyarakat sekitar lokal penambangan
3. Menjaga kelangsungan hidup ekologi sistem alami

Dalam melakukan aktivitas sektor industri pada negara berkembang memiliki
hambatan di dalam melaksanakan kegiatan industri berkelanjutan, hambatan tersebut
yaitu :

1. Potensi sumber daya alam melimpah namun pemanfaatannya belum cukup
optimal

2. Dukungan pemerintah terhadap pembangunan berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan yang masih kurang

3. Kawasan industri di negara berkembang belum terpadu secara sistematis dan
hanya kumpulan industri yang berdiri sendiri

d. Pariwisata Berkelanjutan
Dalam pembangunan berkelanjutan sektor pariwisata seringkali dituding sebagai
memberikan dampak negatif dikarenakan dalam pariwisata interaksi dengan
lingkungan cenderung bersifat deskriptif karena pariwisata mengeksploitasi Sumber
daya alam dan kebudayaan lokal. Sebagai salah satu industri terbesar di dunia
pariwisata dituntut untuk dapat memberikan Interaksi yang lebih positif dan mereduksi
dampak yang disebabkan dan juga memberikan kontribusi pada pelestarian lingkungan
alam maupun budaya. Dari sektor pariwisata berkelanjutan ini mempertimbangkan
dampak ekonomi sosial dan juga lingkungan yang ditimbulkannya baik saat ini maupun
di masa mendatang. Dengan adanya hal tersebut pariwisata berkelanjutan memiliki dua
pendekatan yaitu
 Mereduksi dampak pariwisata pada lingkungan. Pada pendekatan ini terdapat
jenis-jenis pariwisata berkelanjutan yaitu itu kali wisata ramah lingkungan,
ekowisata dan juga pariwisata yang bertanggung jawab.
 Mereduksi dampak pariwisata pada sosial budaya. Pada pariwisata
berkelanjutan ini terdapat jenis-jenis pariwisata yaitu pariwisata berbasis
masyarakat atau pariwisata inti rakyat, pariwisata sukarelawan, pariwisata
solidarita.
Terdapat manfaat pengembangan dari kegiatan pariwisata berkelanjutan yaitu
1. Menjamin keseimbangan lingkungan pada objek wisata dan menjamin
kelestarian lingkungan alam budaya setempat
2. Meningkatkan rasa cinta atau peduli masyarakat terhadap lingkungan
3. Meningkatkan devisa negara dari jumlah kunjungan wisatawan asing
4. Memperluas lapangan kerja yang berorientasi pada faktor pendukung pariwisata
sehingga dapat menyerap angkatan kerja
5. Meningkatkan pendapatan masyarakat dan menerima pajak bagi pemerintah
daerah berpotensi meningkatkan pendapatan asli daerah
6. Mendorong Pembangunan Daerah menunjang kegiatan wisata di daerah
tersebut

Pariwisata apapun jenis dan namanya, hendaknya dapat dibangun dan dikembangkan
berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Menurut United Nation (2002)
prinsip-prinsip tersebut adalah

 Prinsip pertama adalah pembangunan pariwisata harus dapat dibangun dengan
melibatkan masyarakat lokal , visi pembangunan pariwisata mestinya dirancang
berdasarkan ide masyarakat lokal dan untuk kesejahteraan masyarakat lokal .
Pengelolaan kepariwisataan yang telah dibangun mestinya juga melibatkan masyarakat
lokal sehingga masyarakat lokal akan merasa memiliki rasa memiliki untuk perduli
terhadap keberlanjutan pariwisata. Masyarakat lokal harusnya menjadi pelaku bukan
menjadi penonton.

 Prinsip kedua adalah menciptakan keseimbangan antara kebutuhan wisatawan dan
masyarakat. Kepentingan pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah tujuan yang
didasarkan atas kerelaan untuk membentuk kualitas destinasi yang diharapkan oleh
wisatawan. Keseimbangan tersebut akan dapat terwujud jika semua pihak dapat
bekerjasama dalam satu tujuan sebagai sebuah komunitas yang solid. Komunitas yang
dimaksud adalah masyarakat lokal , pemerintah lokal , industri pariwisata, dan
organisasi kemasyarakat yang tumbuh dan berkembang pada masyarakat di mana
destinasi pariwisata dikembangkan.

 Prinsip ketiga adalah pembangunan harus melibatkan para pemangku kepentingan, dan
melibatkan lebih banyak pihak akan mendapatkan input yang lebih baik. Pelibatan para
pemangku kepentingan harus dapat menampung pendapat organisasi kemasyarakatan
lokal , melibatkan kelompok masyarakat miskin, melibatkan kaum perempuan,
melibatkan asosiasi pariwisata, dan kelompok lainnya dalam masyarakat yang
berpotensi mempengaruhi jalannya pembangunan.

 Prinsip keempat adalah, memberikan kemudahan kepada para pengusaha lokal dalam
sekala kecil, dan menengah. Program pendidikan yang berhubungan dengan
kepariwisataan harus mengutamakan penduduk lokal dan industri yang berkembang
pada wilayah tersebut harus mampu menampung para pekerja lokal sebanyak
mungkin.

 Prinsip kelima adalah, pariwisata harus dikondisi untuk tujuan membangkitkan bisnis
lainnya dalam masyarakat artinya pariwisata harus memberikan dampak pengganda
pada sector lainnya, baik usaha baru maupun usaha yang telah berkembang saat ini.

 Prinsip keenam adalah adanya kerjasama antara masyarakat lokal sebagai pencipta
atraksi wisata dengan para operator penjual paket wisata, sehingga perlu dibangun
hubungan kerjasama yang saling menguntungkan.

 Prinsip ketujuh adalah, pembangunan pariwisata harus mampu menjamin
keberlanjutan, memberikan keuntungan bagi masyarakat saat ini dan tidak merugikan
generasi yang akan datang. Adanya anggapan bahwa pembangunan pariwisata
berpotensi merusak lingkungan jika dihubungkan dengan peningkatan jumlah
wisatawan dan degradasi daerah tujuan pariwisata adalah sesuatu yang logis (Hunter
dan Green, 1995). Wujud hubungan ini adalah konsep tentang daya dukung yang
menunjukkan suatu pendekatan manajemen yang memungkinkan pertumbuhan dalam
batas yang dapat diterima (Johnson dan Thomas, 1996).

 Prinsip kedelapan adalah pariwisata harus bertumbuh dalam prinsip optimalisasi bukan
pada exploitasi. Strategi manajemen kapasitas akan menjadi pilihan yang terbaik,
walaupun saat ini masih mengalami kontroversi yang cukup tajam. Konsep ini
merupakan kebutuhan yang semestinya diakui untuk membatasi dan menjadi kendali
atas dimensi-dimensi pembangunan pariwisata yang dapat mengancam berkelanjutan
penggunaan sumber daya yang terbatas, pada saat yang bersamaan, konsep tersebut
berhadapan dengan keinginan untuk memaksimalkan peluang sebagai tujuan
pertumbuhan dan mewujudkan manfaat potensial yang terkait dengan pengunjung yang
semakin meningkat.

 Prinsip kesembilan adalah harus ada monitoring dan evaluasi secara periodic untuk
memastikan pembangunan pariwisata tetap berjalan dalam konsep pembagunan
berkelanjutan. Mestinya pembagunan pariwisata dapat diletakkan pada prinsip
pengelolaan dengan manajemen kapasitas, baik kapasitas wilayah, kapasitas obyek
wisata tertentu, kapasitas ekonomi, kapasitas social, dan kapasitas sumberdaya yang
lainnya sehingga dengan penerapan manajemen kapasitas dapat memperpanjang daur
hidup pariwisata itu sendiri sehingga konsepsi konservasi dan preservasi serta
komodifikasi untuk kepentingan ekonomi dapat berjalan bersama-sama dan
pembangunan pariwisata berkelanjutan dapat diwujudkan.

 Prinsip kesepuluh adalah harus adalah keterbukaan terhadap penggunaan sumber daya
seperti penggunaan air bawah tanah, penggunaan lahan, dan penggunaan sumberdaya
lainnya harus dapat dipastikan tidak disalah gunakan

 Prinsip kesebelas adalah melakukan program peningkatan sumberdaya manusia dalam
bentuk pendidikan, pelatihan, dan sertifikasi untuk bidang keahlian pariwisata sehingga
dapat dipastikan bahwa para pekerja siap untuk bekerja sesuai dengan uraian tugas yang

telah ditetapkan sesuai dengan bidangnya masing-masing sehingga program sertifikasi
akan menjadi pilihan yang tepat.
 Prinsip kedua belas adalah terwujudnya tiga kualitas yakni pariwisata harus mampu
mewujudkan kualitas hidup ”quality of life” masyarakat lokal, pada sisi yang lainnya
pariwisata harus mampu memberikan kualitas berusaha ”quality of opportunity”
kepada para penyedia jasa dalam industri pariwisata dan sisi berikutnya dan menjadi
yang terpenting adalah terciptanya kualitas pengalaman wisatawan ”quality of
experience”.

B. Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dengan Prinsip Ekoefisien
Pemanfaatan sumber daya alam dengan prinsip ekoefisien telah didefinisikan sebagai
sebuah konsep dan strategi dalam pengurangan ketergantungan terhadap pemanfaatan
alam pada bidang ekonomi, hal ini dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sejahteraan
manusia serta memungkinkan generasi dimasa yang mendatang mendapatkan dan dapat
menggunakan lingkungan secara merata dan secara optimal. Prinsip ekoefisiensi secara
garis besar merupakan sebuah prinsip atau konsep dalam pemanfaatan sumber daya
alam yang menggabungkan antara efisiensi ekonomi dan efisiensi lingkungan. Dalam
menggunakan prinsip ekoefisiensi Untuk memanfaatkan sumber daya alam terdapat
unsur yang harus diperhatikan yaitu :
 Menghemat pemanfaatan sumber daya alam
 Memanfaatkan semua sumber daya alam hasil proses energi
 Menghindari kerusakan lingkungan dalam penambangan sumber daya alam
 Menggunakan sumber daya alam yang ditambang untuk jangka waktu yang
lama
 Menghindari timbulnya entropi atau limbah dalam pemanfaatan sumber daya
alam

a. Sumber daya pertanian
Efisiensi dalam bidang pertanian dapat dilihat dari pola tanam gimana pola

tanam merupakan pengaturan penggunaan lahan pertanian dan budidaya tanaman
dalam jangka waktu tertentu. Dalam melakukan pola tanam dibedakan menjadi dua
yaitu

 Pola tanam monokultur
Pada pola tanam monokultur merupakan suatu kegiatan menanam tanaman
sejenis pada satu area tanam. Pola tanam monokultur ini menjadi penggunaan
lahan yang efisien karena
 Memungkinkan perawatan dan pemanenan secara cepat dengan bantuan
mesin pertanian dan menekan biaya tenaga kerja karena keseragaman
tanaman yang ditanam
 Meningkatkan pertumbuhan tanaman dan hasil panen karena unsur hara
dan sinar matahari yang tercukupi
Namun memiliki kelemahan keseragaman kultivar yang mempercepat
penyebaran organisme pengganggu tanaman atau Hawa.

Tanam Monokultur

Sumber : Cypex.pertanian.go.id

 Pola tanam multikultur
Pola tanam multikultur merupakan suatu kegiatan menanam lebih dari satu jenis
tanaman pada lahan dan waktu yang sama. Dalam melakukan pola tanam
multikultur memiliki keuntungan yaitu
 Mengurangi serangan populasi hama atau organisme pengganggu
tanaman
 Meningkatkan kesuburan tanah dengan cara menanam kacang-kacangan

 Memutus siklus hidup hama atau penyakit karena sistem multikultur ini
diikuti dengan rotasi tanaman yang memutus siklus organisme
pengganggu tanaman

 Menghasilkan diversifikasi hasil panen sehingga dapat meningkatkan
gizi masyarakat dan pendapatan petani

 Mengendalikan perkembangan hama dan penyakit tanaman karena
menanam tanaman secara berdampingan dapat mengurangi hama
penyakit tanaman yang berdampingan

Pola Tanam Multikultur

Sumber : Cybex.pertanian.go.id

b. Sumber daya pertambangan
Seperti yang diketahui Undang-undang Republik Indonesia nomor 4 tahun 2009

tentang Pertambangan mineral dan batubara menjelaskan kebijakan dalam kegiatan
ekspor mineral dan juga batubara titik larangan ekspor tambang mentah dimaksudkan
agar Indonesia memperoleh keuntungan dari kegiatan pengolahan barang tambang
mentah yang dapat dirasakan secara merata oleh masyarakat. Risiko ini ditentukan pada
kegiatan penambangan yaitu ketidakpastian penemuan cadangan atau produksi saat
dilakukan proses eksplorasi, risiko teknologi yang berkaitan dengan ketidakpastian
biaya, risiko pasar yang berkaitan dengan perubahan harga dan juga risiko kebijakan
pemerintah yang berhubungan dengan perubahan pajak serta harga domestik.

Seperti yang diketahui pertambangan konvensional memiliki dampak negatif
yang cukup tinggi akibat menggunakan metode pertambangan nama, dapat dilihat dari
data yang ada ada bahwa pertambangan konvensional tersebut memiliki dampak yang
besar terhadap kerusakan lingkungan hal tersebut disebabkan karena eksplorasi mineral
dan minyak bumi yang masih menggunakan metode konvensional dimana tidak
memperhatikan keadaan lingkungan. Berbeda dengan metode pertambangan baru di

mana metode pertambangan ini lebih ramah terhadap lingkungan oleh sebab itu prinsip
ekoefisiensi ini dapat diterapkan pada sektor pertambangan namun harus menggunakan
perencanaan yang terpadu untuk mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
Dampak lingkungan yang diakibatkan anne-marie kegiatan pertambangan harus
melalui proses rehabilitasi suatu lahan post-mining agar segera dapat mengembalikan
daya dukung ekologi pada makhluk hidup. Keselarasan lingkungan dengan sebuah
proses pertambangan akan menjaga keseimbangan ekosistem alam sekitar atau
lingkungan sekitar atau lingkungan sekitar.
c. Sumber Daya Industri
Prinsip ekoefisiensi pada sumber daya industri ini mengendalikan jumlah limbah yang
dihasilkan dan penggunaan bahan baku produksi, dapat menurunkan dampak negatif
terhadap lingkungan, serta meningkatkan keuntungan bagi pelaku Industri atau pemilik
modal. Prinsip ekoefisiensi dalam kegiatan industri sendiri memiliki tujuan :

 Mengurangi intensitas energi berbagai produk dan jasa
 Mengurangi persebaran bahan beracun
 Meningkatkan kemampuan bahan untuk didaur ulang
 Mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam terbarukan secara

berkelanjutan
 Memperpanjang masa guna produk
 Meningkatkan intensitas pelayanan berbagai produk dan jasa
d. Sumber Daya Pariwisata
Penerapan dalam prinsip ekoefisiensi pada kegiatan pariwisata yaitu dalam bidang :
 Agrowisata : merupakan kegiatan wisata dengan melibatkan penggunaan lahan

pertanian dan juga menggunakan fasilitas yang ada, Hal itu menyebabkan daya
tarik bagi wisatawan. Kegiatan pariwisata ini mengembangkan pada bidang
pertanian.
 Ekowisata : merupakan kegiatan pariwisata dengan wawasan lingkungan yang
mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial ekonomi
budaya masyarakat lokal, dan juga aspek pembelajaran Pendidikan. Pada
kegiatan pariwisata ini atau wisata dengan kegiatan berbasis alam yang
memiliki tujuan mengkonservasi lingkungan dan menyejahterakan masyarakat
setempat. Kegiatan ekowisata dapat dilakukan pada :

 Kawasan cagar alam
 Kawasan suaka margasatwa
 Kawasan Taman Nasional, Hutan Raya, dan Wisata Alam

C. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Dalam Pemanfaatan Sumber
Daya Alam
AMDAL menurut PP No. 27 Tahun 1999 adalah kajian mengenai dampak besar
dan penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha atau kegiatan yang direncanakan
pada lingkungan hidup untuk diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha atau kegiatan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan suatu proses
studi formal yang digunakan untuk memperkirakan suatu dampak terhadap lingkungan
oleh adanya atau oleh rencana kegiatan proyek yang bertujuan memastikan adanya
masalah dampak lingkungan yang perlu dianalisis pada tahap awal perencanaan dan
perencanaan proyek sebagai bahan pertimbangan bagi pembuat keputusan.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) lebih menekankan kepada
suatu tindakan yang digunakan untuk memperkirakan atau merencanakan dampak yang
akan diterima oleh lingkungan dari suatu tindakan kan atau suatu kegiatan proyek.
Dalam membuat AMDAL telah diatur dalam peraturan peraturan :
 UU No 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL)
 Peraturan Pemerintah Nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL)
 Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 77 tahun 1994 tentang Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan
 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 Tentang Pedoman
Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) tidak berdiri sendiri tetapi
merupakan bagian dari suatu proses yang lebih besar dan penting, Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) mencakup komponen-komponen yaitu :
 Studi Pra-proyek

Studi Pra-Proyek dilakukan guna untuk mengukur dan memperkirakan
perubahan keadaan lingkungan. Dimana pengukuran ini dilakukan berdasarkan
data fisik, data kimia, data biologi, data sosial ekonomi, dan data sosial budaya.
 Laporan Penilaian
Laporan penilaian ini merupakan laporan yang dibuat setelah Hasil studi Pra-
Proyek tersebut ada, hal itu guna untuk menganalisis kemungkinan yang akan
terjadi jika proyek tersebut berjalan.
 Pembuatan Keputusan
Dalam pembuatan keputusan yang berdasarkan sebuah laporan penilaian dan
hasil prediksi pengaruh proyek terhadap lingkungan. Dalam pembuatan
keputusan ini seringkali menuai kritik dikarenakan dalam pengambilan
keputusan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur politik.
 Persetujuan proyek
Persetujuan proyek ini mengandung suatu rekomendasi dari hasil analisis
interaksi antara proyek dengan lingkungan.
 Pemantauan Proyek
Pemantauan proyek ini dilakukan dua hingga tiga tahun guna untuk memantau
proyek tersebut berjalan sesuai dengan rekomendasi dan berjalan sesuai apa
yang dituju oleh proyek tersebut

KOMPONEN – KOMPONEN AMDAL

Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan

Pengelolahan Pemantauan Pengelolahan Pengambilan Dokumen Yang
Lingkungan Proyek Proyek Keputusan Penting

Dalam studi AMDAL ini memiliki empat hal yang harus tercakup di dalamnya yaitu

1. Penyajian Informasi Lingkungan(PIL) dan Analisis Dampak Lingkungan(ANDAL)
untuk studi bagi kegiatan yang direncanakan

2. Penyajian Evaluasi Lingkungan(PEL) Dan Studi Evaluasi Lingkungan(SEL) bagi studi
untuk kegiatan yang telah berjalan

3. Rencana kelola lingkungan(RKL) setiap pekerjaan akan pengelolaan dampak kegiatan
pada lingkungannya

4. Rencana pemantauan lingkungan(RPL) study pemantauan pengelolaan lingkungan
5. Kerangka acuan yang memberikan dasar arahan pelaksanaan studi evaluasi lingkungan

dengan merinci hal-hal yang perlu dilaksanakan dan bersifat khusus untuk kegiatan
yang telah berjalan atau sedang direncanakan

Terdapat beberapa pendekatan studi AMDAL yaitu

1. Pendekatan AMDAL kegiatan tunggal
Diperuntukkan bagi satu jenis usaha di bawah satu instansi yang membidangi
usaha tersebut. Contohnya pembangunan jalan tol, PLTU, lapangan golf, masjid
agung, rumah sakit, sekolah, dll.

2. Pendekatan AMDAL kegiatan terpadu atau multisektor
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang memilki sistem terpadu dan melibatkan
lebih dari satu instansi yang membidangi usaha tersebut. Contohnya
pembangunan hutan tanaman industri, industri pulp, permukiman terpadu, dll.

3. Pendekatan AMDAL kegiatan dalam kawasan
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang berkokasi di dalam suatu kawasan zona
pengembangan wilayah pada satu hamparan ekosistem. Contohnya
pembangunan kawasan industri, kawasan pariwisata, dll.

4. Pendekatan AMDAL kegiatan regional
Diperuntukkan bagi jenis usaha yang saling terkait dan merupakan kewenangan
lebih dari satu instansi, wilayah administratif, dan hamparan ekosistem.
Contohnya pembukaan dan pengelolaan gambut sejuta hektar, reklamasi pantai
utara Jawa melibatkan provinsi Jakarta dan Banten.

Tujuan pelaksanaan AMDAL yaitu

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah
2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan hidup dari

rencana usaha atau kegiatan
3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan lingkungan

hidup
4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana

usaha dan kegiatan
5. Memberikan suatu solusi alternatif untuk meminimalisasi dampak negatif yang terjadi

pada lingkungan sekitar
6. Digunakan untuk mengambil sebuah keputusan tentang penyelenggaraan izin usaha

Manfaat AMDAL

Manfaat dari Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yaitu menjamin suatu usaha H1
menjamin kegiatan pembangunan agar layak secara lingkungan, berarti bahwa dalam kegiatan
pembangunan tidak terlalu berdampak kepada lingkungan sehingga dapat menjamin usaha atau
kegiatan pembangunan itu sendiri dan juga menjamin keberlangsungan hidup masyarakat yang
ada di sekitar. Dimana layak secara lingkungan tersebut juga berarti kegiatan tersebut sesuai
dengan peruntukannya sehingga dampak yang ditimbulkan dapat ditekan atau diminimalisir
dampak yang akan terjadi terhadap lingkungan.

Manfaat AMDAL dari beberapa sudut pandang :

 Manfaat AMDAL bagi Pemerintah
 Mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
 Menghindari konflik dengan masyarakat
 Menjaga agar pembangunan Sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan
 Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup

 Manfaat AMDAL bagi Pemrakarsa
 Menjamin keberlangsungan usaha
 Menjadi referensi bagi peminjaman kredit
 Interaksi saling menguntungkan dengan masyarakat sekitar dan juga lingkungan
 Sebagai bukti ketataan hukum

 Manfaat AMDAL bagi Masyarakat
 Mengetahui sejak dini dampak dari suatu kegiatan
 Melaksanakan kontrol terhadap usaha pada lingkungan sekitar
 Terlibat dalam proses pengambilan keputusan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan(AMDAL) tidak berdiri sendiri tetapi merupakan
bagian dari suatu proses yang lebih besar dan penting, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) mencakup :

1. Pengelolaan lingkungan
2. Pemantauan proyek
3. Pengelolaan proyek
4. Pengambilan keputusan
5. Dokumen yang penting

MEKANISME DALAM MEMPEROLEH DOKUMEN AMDAL
Alur perolehan dokumen AMDAL:

Perlingkupan RKL
(Rencana Kelolah Lingkungan

KA Andal RPL
(Kerangka Acuan dan ananlisis (Rencana Pengelolahan

dampak lingkungan Lingkungan)

Andal
(Analisis dampak lingungan)

D. Serifikat Ekolabel
Sertifikat ekolabel merupakan sebuah label produk yang menunjukkan bahwa

produk tersebut diproduksi dengan mengindahkan atau sesuai dengan kaidah-kaidah
kelestarian lingkungan hidup. Sertifikat ekolabel ini untuk produk yang bahan bakunya
berasal dari sumber daya alam, dan menunjukkan produk tersebut bahwa benar-benar
berasal dari sumber daya alam yang dikelola secara Lestari dan proses produksinya
tidak merusak lingkungan hidup. Terdapat tiga kriteria utama dalam konsep pelestarian
sumber daya alam pada sertifikat ekolabel yaitu
1. Kelestarian produksi
2. Ekologi
3. Dan sosial budaya

Selain ketiga konsep itu sertifikat ekolabel memiliki 2 prinsip yaitu sertifikat ini bersifat
sukarela sesuai dengan kebutuhan pasar dan proses sertifikasi dilakukan oleh lembaga
sertifikasi yang independen.

 Tujuan dan Fungsi Ekolabel
Dalam pencantuman logo ekolabel ini memiliki tujuan untuk menciptakan

permintaan dan penawaran produk ramah lingkungan sekaligus memperbaiki
lingkungan secara berkelanjutan. Secara tidak langsung produk yang telah memiliki
logo ekolabel ini telah menerapkan prinsip berkelanjutan. Ekolabel sendiri menjadi
sarana penyampaian informasi yang akurat dan tidak menyesatkan bagi konsumen
mengenai aspek lingkungan dari suatu kegiatan produksi barang atau jasa.
 Terdapat manfaat manfaat ekolabel bagi pemerintah yaitu:

 Manfaat ekologi bagi pemerintah
 Mengedukasi penduduk Indonesia agar lebih peka terhadap lingkungan hidup
 Merupakan langkah nyata pemerintah dalam upaya pelestarian fungsi

lingkungan hidup
 Produk Indonesia memiliki daya saing di pasar global sehingga terbuka peluang

ekspor yang dapat meningkatkan devisa negara
 Menunjukkan kepada negara-negara maju, kontribusi Indonesia sebagai negara

berkembang yang dapat menghasilkan produk industri yang ramah lingkungan
dengan sebuah proses berkelanjutan

Secara garis besar konsumen ikut berperan dalam menerapkan ekolabel dengan
memberi masukan dalam pemilihan produk dan kriteria ekologi dan konsumen tidak
hanya sebatas pada orang yang mengonsumsi tetapi juga terlihat dalam pelestarian
lingkungan. Sertifikasi ekolabel memiliki tujuan menyatakan bahwa produk yang
dihasilkan secara keseluruhan prosesnya telah memenuhi regulasi-regulasi yang ada di
Indonesia.

 Lembaga penerbit ekologi
Logo ekolabel yang ada di Indonesia terbagi kan oleh lembaga sertifikasi

ekolabel (LSE). Dimana dokumen tersebut diakreditasi oleh komite Akreditasi
Nasional dan lembaga verifikasi ekolabel (SWADEKLARASI) yang diterbitkan oleh
Kementerian lingkungan hidup. Produk ramah lingkungan dihasilkan dengan biaya
besar sehingga cenderung lebih mahal dibandingkan yang lain dikarenakan harus sesuai
dengan prinsip ekonomi dan dan tidak dapat atau harus memenuhi standar dari ekologi
tersebut.

Pada perdagangan bebas lingkungan menjadi salah satu faktor yang membatasi
ruang gerak pedagang barang maupun jasa antarnegara. Pembatasan tersebut bukan
hanya digunakan untuk membatasi namun digunakan untuk melindungi kualitas
lingkungan global dari munculnya dampak negatif atau derasnya arus perdagangan
dunia yang dapat merusak lingkungan hidup. Kebijakan ini yang cenderung membatasi
ruang gerak negara berkembang terutama pada jenis komoditas berbasis SDA yang
padat karya. Hal inilah yang mendorong munculnya istilah "disguissed nontariff trade
barrier" atau lingkungan sebagai hambatan non tarif yang tersamar dalam perdagangan.
Dengan adanya Hal itu menyebabkan komoditas-komoditas di negara berkembang
lebih memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan negara-negara maju.

Daftar Pustaka

Andi M. Akhmar dan Syarifuddin, 2007. Mengungkap Kearifan Lingkungan Sulawesi Selatan,
PPLH Regional Sulawesi, Maluku dan Papua, Kementerian Negara Lingkungan
Hidup RI dan Masagena Press, Makasar

Francis Wahono, 2005.Pangan, Kearifan Lokal dan Keanekaragaman Hayati. Penerbit
Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas. Yogyakarta

Muntasib, E.K.S. dan B. Masy’ud. (1998). Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Lingkungan. Bogor: IPB dengan BAPEDAL: Kerja Sama Fakultas Kehutanan,
Institut Pertanian Bogor.

Muntasib, E.K.S.H. (1999). Hutan dan Lingkungan. Bogor: Pusat Penyuluhan Kehutanan dan
Perkebunan Kerja Sama dengan Fakultas Kehutanan IPB, Institut Pertanian Bogor.

Ridwan,N, (2007). Landasan Keilmuan Kearifan Lokal.

http://ibda.files.wordpress.com/2008/04/2-landasan-keilmuan- kearifanlokal.pdf.

Santoso, I. 2009. Eksistensi Kearifan Lokal Pada Petani Tepian Hutan dalam Memelihara
Lingkungan Kelestarian Ekosistem Sumberdaya Hutan

Soerianegara, I. (1977). Pengelolaan Sumber Daya Alam bagian I. Bogor: Sekolah Pasca
Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal Masyarakat dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan, Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009

Sonny Keraf, 2002, Etika Lingkungan, (Jakarta: Penerbit Buku Kompas), Hal.103- 122.

Tunggung Seno Aji, 2003. Kearifan Lokal Masyarakat Baduy Dalam Mengelola Hutan dan
Lingkunyannya, Tesis S 2 Ilmu Kehutanan, UGM, Yogyakarta

UU No. 4 Tahun 2009 tentang pertambangan mineral dan batubara

UU No. 14 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup

UU No 29 tahun 1986 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P. 39/Menhut-II/2009. Tentang Pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan Hidup.

Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 98 Tahun 1996 Tentang Pedoman Pembentukan
Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah


Click to View FlipBook Version