The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.1. ADE NURIANA - 1

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by AdeNuriana, 2022-09-11 12:30:49

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.1. ADE NURIANA - 1

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 1.1. ADE NURIANA - 1

KONEKSI ANTAR
MATERI

Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1.

OLEH :



ADE NURIANA
KELAS 06.02
SMA NEGERI 2 BANJAR

CGP ANGKATAN 6 KOTA BANJAR

Kesimpulan Dan Refleksi Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

“Ki Hadjar Dewantara” , Nama beliau tidak asing di dengar
terutama tentang pemikiran beliau terhadap pendidikan.
Pemikirannya yang sangat maju, terutama kepada kalangan
bumiputra saat itu menjadikan ia sebagai tokoh nasional yang sangat
berpengaruh dalam dunia pendidikan kita. Melalui pemikiran beliau,
pendidikan seolah di berikan sinar penerangan. Pemikiran yang begitu
melekat hingga kini adalah Trilogi Pendidikan yaitu Ing ngarso sung
tulodo, Ing madya mangun karso. Tut wuri handayani yang hingga kini
masih menjadi pijakan untuk memajukan pendidikan di Indonesia.


Selain Trilogi pendidikan, pemikiran-pemikiran beliau tentang

pendidikan yang masih begitu melekat dapat di jabarkan sebagai
berikut

Menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak sehingga
anak dapat mencapai titik keselamatan dan kebahagian yang
setinggi - tingginya. Dalam hal ini menuntun bukan pada kodrat
dasarnya tapi menuntun untuk memperbaiki tingkah lakunya.
Dalam hal menuntun, pendidik diibaratkan petani yang menanam
padi. Dalam menanam padi menjadi beras yang unggul petani akan
memiliki berbagai cara dan akan sabar mengurusnya. Sama halnya
dengan pendidik dalam kegiatan pembelajaran guru harus memiliki
banyak cara ,bersabar dan ikhlas untuk dapat menghasilkan
generasi atau anak yang baik.

Kesimpulan Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Pendidikan yang berupaya memenuhi kodrat kebutuhan tumbuh
kembang anak.Sesuai dengan pemikiran Ki Hajar Dewantar Bahwa
yaitu " Menghamba pada anak . Menghamba ini bukan berarti
dapat diperlakukan semena- menanya ,tapi pendidikan harus
berorientsi pada kebutuhan anak sehingga anak dapat
berkembang sesuai dengan minat dan bakatmya.
Budi pekerti, atau watak atau karakter merupakan perpaduan
antara gerak pikiran, perasaan dan kehendak atau kemauan
sehingga menimbulkan tenaga/semangat.Budi pekerti yang


dimaksud adalah bahwa pendidikan bisa memanusikan manusia

menuju perbuatan yang baik.
Bermain merupakan kodrat anak. menurut KHD, Permainan anak
itulah pendidikan. Ki Hajar Dewantara (Pendidikan, halaman 241).
Dalam hal ini pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah
bermain sehingga pembelajaran bisa diintegraskan dengan
bermain sambil belajar atau belajar sambil bermain.

Kesimpulan Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara mengemukakan bahwa kemerdekaan
merupakan akar dari pendidikan. Anak-anak belajar tanpa ada
paksaan dan tanpa merasa di paksa. Kemerdekaan belajar juga
ditujukan pada caranya anak-anak berpikir, yaitu dengan
membiasakan anak-anak unuk mencari tahu dan menemukan segala
pengetahuan dengan pemikirannya sendiri. Anak-anak diberikan
ruang seluas-luasnya melakukan segala daya ekplorasi
kemampuanya, potensinya, dan mampu berekspresi secara kreatif,
mandiri, dan bertanggung jawab.


Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa pendidikan

merupakan tempat bersemainya segala benih-benih kebudayaan
dalam masyarakat kebangsaan. Terdapat koneksi dua hal yang tidak
terpisahkan antara pendidikan dan kebudayaan. Kebudayaan yang
dimaksud adalah sebuah peradaban, sebuah cita-cita masyarakat
apa yang ingin kita bentuk sebagai sebuah bangsa. Untuk mencapai
kebudayaan yang kita mimpikan dan peradaban bangsa yang kita
cita-citakan, fondasi utama adalah pendidikan. Maka dari itu
pendidikan harus terus berubah sesuai dengan tuntutan zaman ,
namun perubahan tersebut harus tetap di dasari dengan nilai-nilai
kemanusiaan yaitu karakter bangsa Indonesia.

Kesimpulan Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara selalu mengingatkan dalam menuntun
kodrat anak hendaknya selalu memperhatikan kodrat alam dan
kodrat zamannya. Kodrat alam yang dimaksud adalah lingkungan
alam tempat anak didik berada seperti lingkungan sosial budaya dan
lingkungan geografisnya. Sedangkan kodrat zaman adalah
perubahan masa dari waktu ke waktu. Bila di lihat pada kodrat zaman
saat ini adalah zaman dimana pendidikan global yang menekankan
pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Pendidikan Abad
21. Dengan demikian dalam pembelajaran hendaknya pendidik


memperhatikan tuntutan zaman namun tetap menyaring pengaruh

dari luar yang masuk dan tetap mengutamakan budaya lokal.
Pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang selanjutnya adalah budi

pekerti. Budi pekerti menekankan pada pembentukan karakter,
Melalui pendidikan yang didasari oleh budi pekerti anak didik akan
mampu menggunakan pengetahuan, mengkaji dan menginternalisasi
serta mempersonalisasi nilai, mengembangkan keterampilan sosial
agar akhlak mulia dalam diri anak didik dapat tumbuh dan
berkembang serta diwujudkan dalam perilaku sehari-hari, dalam
berbagai konteks sosial budaya yang berbhineka sepanjang
hidupnya.

Kesimpulan Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Bermain merupakan kodrat anak. menurut KHD, Permainan anak
itulah pendidikan. Ki Hajar Dewantara (Pendidikan, halaman 241).
Dalam hal ini pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah
bermain sehingga pembelajaran bisa diintegraskan dengan bermain
sambil belajar atau belajar sambil bermain.

Pendidikan bukan lagi dipandang sebagai suatu proses transfer
ilmu dari guru kepada siswa dimana pembelajaran berpusat pada guru.
Pendidikan saat ini adalah pendidikan merdeka yang berpusat pada
siswa, guru bukan lagi satu-satunya sumber ilmu. Siswa yang merdeka


belajar bisa belajar dimana saja kapan saja, dan dari siapa saja. Peran

guru adalah menuntun kebebasan anak tersebut untuk mencapai
kebahagiaan lahir batin dan keselamatan anak sesuai dengan
kodratnya masing-masing

Dalam penerapannya, untuk mewujudkan merdeka belajar guru
harus senantiasa memperhatikan kodrat anak. Setiap anak memiliki
keunikannya masing-masing dalam belajar. Dalam merancang dan
menerapkan pembelajaran guru hendaknya memperhatikan keunikan-
keunikan tersebut. Pembelajaran tidak hanya dibatasi oleh dinding
kelas, siswa di berikan kebebasan dalam mengeksplor pengetahuan
dan menyampaikan ide-idenya serta di berikan ruang untuk berkreasi
sehingga siswa tidak merasa terpaksa dalam belajar dan bahagia
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Refleksi Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Terkait dengan pemikiran saya setelah memahami dan
merefleksikan pemikiran dari Ki Hajar Dewantara, ada beberapa hal
yang menjadi poin pokok refleksi tersebut, diantaranya.

Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas
sebelum saya mempelajari modul 1.1?

Sebelum saya mempelajari modul 1.1, saya mempelakukan siswa
saya sama, tanpa memperhatikan kodrat masing-masing siswa. Dalam


melaksanakan pembelajaran, siswa diatur sedemikian rupa untuk

mencapai tuntutan kurikulum. Siswa ibarat kertas kosong yang di
jejali dengan berbagai pengetahuan dengan harapan siswa harus
menguasai semua materi yang diberikan agar mendapat nilai yang
bagus dan bisa sukses. Pembelajaran dominan terpusat pada guru
dan kegiatan belajar mengajar dilakukan di dalam ruang kelas. Saya
lebih terfokus ke tuntutan kompetensi yang diamanatkan dalam
kurikulum dan cenderung melaksanakan pembelajaran sesuai apa
yang tertulis dalam kurikulum.

Refleksi Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah
mempelajari modul ini?

Setelah mempelajari modul ini pemikiran dan perilaku saya
berubah. Siswa memiliki kebutuhan belajarnya masing-masing
sehingga dalam pembelajaran guru hendaknya memperhatikan
kebutuhan tersebut dalam merancang pembelajaran. Siswa diberikan
kebebasan dalam mengeksplorasi diri dalam mencari pengetahuan,
dengan berbagai sumber ilmu. Siswa bukan lagi kertas kosong namun


kertas buram yang sudah terisi yaitu kodratnya masing-masing.
Tugas guru adalah sebagai among yaitu menuntun siswa dengan
ikhlas dan penuh kasih sayang sesuai dengan kodratnya. Guru bukan
lagi satu-satunya sumber ilmu dan sekolah bukan satu-satunya
tempat belajar. Siswa dapat belajar dan mengeksplorasi
pengetahuannya dimana saja, kapan saja dan dari siapa saja, serta
siswa di berikan ruang untuk berkreasi sesuai dengan kodratnya
namun tetap memperhatikan capaian kurikulum pembelajaran.

Refleksi Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara

Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya
mencerminkan pemikiran KHD?

Ada beberapa hal yang bisa saya segera sterapkan, agar kelas
saya mencerminkan pemikiran Ki Hajar Dewantara, diantaranya :

Merancang pembelajaran yang mencerminkan pemikiran Ki Hadjar
Dewantara yakni pembelajaran yang aktif, kreatif, edukatif dan
menyenangkan
Membuat komitmen kelas antara guru dan siswa,


mengoptimalkannya dan menjadikannya sebagai refleksi diri

Melakukan pembelajaran yang berdifrensiasi sehingga tidak
memaksakan kemampuan siswa
Menanamkan karakter dalam setiap proses pembelajaran guna
menumbuhkan dan mengembangkan budi pekerti siswa
Menuntun siswa untuk memiliki kompetensi global namun tetap
terintegrasi dengan budaya lokal
Selalu berkomunikasi dengan rekan guru, kepala sekolah, orang
tua, dan stakeholder yang dipandang perlu, guna pengembangan
kualitas pembelajaran anak yang berpusat pada kebutuhan anak
meningkatkan kompetensi diri
Berusaha menciptakan pendidikan dan pembelajaran yang
berhamba kepada anak serta dapat menuntun anak menuju
keselamatan dan kebahagiaan.

Terima kasih

salam bahagia







salam guru penggerak


Click to View FlipBook Version