The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by buletinpghnai, 2021-03-18 02:38:08

Buletin PGHNAI Edisi Dua

Buletin PGHNAI Edisi Dua

PGHNAI

PERHIMPUNAN GASTROENTEROLOGI HEPATOLOGI DAN NUTRISI ANAK INDONESIA
No. 02 l Maret 2020

BERITA UTAMA

Masa Depan PGHNAI

ARTIKEL

Aturan Jas Dokter Saat Praktik

TRAVELING

Fakta unik tentang kota Malang

Dari Redaksi

Salam sejahtera bagi kita semua,
Salam sehat untuk kita semua dalam suasana Pandemi Covid-19. Saya dan segenap
redaksi pertama-tama ingin mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas ijinnya dapat menerbitkan majalah PGHNAI edisi ke-2 ini. Semoga majalah ini
dapat menemani dan memberi tambahan informasi dan hiburan bagi teman-teman
sejawat sekalian.
Majalah kit aini dibuka dengan artikel yang mengulas tentang harapan dan tantangan
PGHNAI dalam terus memberikan kontribusinya dalam kesehatan anak Indonesia.
Artikel yang kalah pentingnya pada edisi kali ini membahas peran etika dalam dunia
kedokteran yang makin maju dan berkembang pesat. Tak lupa kami berikan informasi
mengenai simposium-simposium mendatang, artikel ilmiah, artikel popular serta
gambar-gambar dari kegiatan PGHNAI yang lalu.
Akhir kata, kami berharap teman-teman sejawat menikmati artikel-artikel majalah
PGHNAI ini. Apabila teman-teman sejawat ada yang ingin memberikan masukan,
saran atau bahkan ingin mengisi salah satu artikel di majalah ini, kami segenap redaksi
merasa sangat senang dan berterima kasih atas kontribusi teman sejawat semua. Mohon
maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan kata dan penulisan dalam edisi kali ini
Selamat membaca,
Hanifah Oswari

Buletin PGHNAI
Penasehat: Agus Firmansyah, Hadjat S Digdowirogo l Pemimpin Redaksi: Hanifah Oswari l Anggota Redaksi: Budi Purnomo, Nuraini Irma Susanti,
Barry Army Bakry, Frieda Handayani, Erwin Lukas Hendrata l Redaksi Cabang: Yudith Setiati Ermaya, Satrio Wibowo l Pengurus Pusat PGHNAI:
Pembina: Prof. dr. Rusdi Ismail, SpA(K), Prof. Dr. dr. Agus Firmansyah, SpA(K), Dr. Hadjat S. Digdowirogo, SpA, Prof. dr. S. Yati Soenarto,Ph.D., SpA(K),
Prof. Dr. dr. Subijanto M. Sudarmo, SpA(K), Penasehat: Prof. Dr. dr. Sarah M. Warouw, SpA(K), Prof. dr. M. Djuffrie, Ph.D., SpA(K), Prof. dr. Badriul Hegar
Syarif, Ph.D., SpA(K), Dr. Alexandra, SpB, SpBA, Ketua: dr. Ade Pasaribu, SpA, Wakil Ketua I: dr. Muzal Kadim, SpA(K), Wakil Ketua II: dr. Budi Purnomo,
SpA(K), Sekretaris: dr. Frieda Handayani, SpA(K), Wakil Sekretaris: Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K), Bendahara I: dr. Nuraini Irma Susanti, SpA(K),
Bendahara II: dr. Laila Hayati, SpGK, M.Gizi, Anggota: Bidang Ilmiah: Prof. Dr. dr. Agus Firmansyah, SpA(K) dan dr. I Putu Gede Karyana, SpA(K),
Bidang Pendidikan: Prof. dr. M. Djuffrie, SpA(K) dan Dr.dr. Ariani Dewi Widodo, SpA(K), Bidang Kemasyarakatan: Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K), Dr.
dr. Diana Aulia, SpPK(K), dr. Barry Army Bakry, SpA(K), dr. Erwin Lukas Hendrata, SpA(K), Bidang Organisasi: dr. Hadjat S. Digdowirogo, SpA, Dr. Eva
Jeumpa Soelaeman, SpA(K), dr. Dedy Rachmat, SpA

PGHNAI l No. 02/Maret 2020 3

Ketua dan Wakil Ketua
Pengurus Cabang PGHNAI 2017-2020

1. ACEH 8. Jawa Tengah
Ketua : DR.Dr. Sulaiman Yusuf, Sp.A(K) Ketua : dr Edwin Basyar, SpBA
Sekretaris : DR. Dr. Bakhtiar, M.Kes, Sp.A Sekretaris : dr. Ninung Rose Diana, SpBA

2. SUMATERA UTARA 9. Jawa Timur
Ketua : dr. Supriatmo, MKed (Ped), Sp.A(K) Ketua : DR. dr. Bagus Setyoboedi, SpA.(K)
Sekretaris : dr. Zaimah Z. Tala, M.Sc, SpGK Sekretaris : Dr. Yudith Setiati Ermaya, Sp.A(K), M.Kes
10. Bali
Ketua : dr. I Gusti Ngurah Sanjaya, Sp.A(K)
3. SUMATERA BARAT Sekretaris : dr. Nyoman Metriani Nesa, MSc., Sp.A
Ketua : dr. Yorva Sayoeti, SpA(K)
Sekretaris : Dr. dr.Yusri Dianne Jurnalis, SpA(K)

4. Riau 11. Kalimantan Selatan
Ketua : dr. Deddy Satriya Putra, Sp.A(K) Ketua : Dr. Hasni Hasan Basri, Sp.A
Sekretaris : dr. Riza Yefri, Sp.A Sekretaris : Dr. Meida Erimarisya, M.Kes, Sp.A

5. Sumatera Selatan 12. Sulawesi Utara
Ketua : dr. Achirul Bakri, Sp.A(K) Ketua : Prof. Dr. dr. Sarah M. Warouw, Sp.A(K)
Sekretaris : dr. Hasri Salwan, Sp.A(K) Sekretaris : Dr. dr. Jeanette I. Ch. Manoppo, Sp.A(K)

6. DKI JAYA 13. Sulawesi Selatan
Ketua : dr. Yuli Yafri Razak, Sp.A Ketua : dr. Setia Budi Salekede, Sp.A(K)
Sekretaris : dr. Frieda Handayani, Sp.A(K) Sekretaris : dr.Eka Yusuf Inrakartika, M.Kes, Sp.A
7. Jawa Barat
Ketua : Prof.DR.Dr. Dwi Prasetyo, Sp.A(K), M.Kes
Sekretaris : Dr. Yudith Setiati Ermaya, Sp.A(K), M.Kes 14. D.I. Yogyakarta
Ketua : dr. Wahyu Damayanti, Sp.A(K)
Wakil Ketua : Dr.dr. Titis Widowati, Sp.A(K)

DAFTAR ISI

Dari Redaksi.........................................................................................................................................................................................3
Masa Depan PGHNAI............................................................................................................................................................ 5
Perhimpunan Gastroenterologi Hepatologi dan Nutrisi Anak Indonesia Etik Kedokteran................................... 8
Pendekatan Klinis Apendisitis Akut Training of Trainer ......................................................................................................11
Aturan Jas Dokter Saat Praktik.....................................................................................................................................................13
Fakta Unik tentang Kota Malang.................................................................................................................................................15

4 PGHNAI l No. 02/Maret 2020

Masa Depan
PGHNAI

Perhimpunan Gastroenterologi Hepatologi dan Nutrisi Anak Indonesia
(PGHNAI) yang merupakan komunitas medis seminat di bidang
gastroenterologi hepatologi dan nutrisi anak yang bernaung dibawah
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) saat ini sudah berusia 46 tahun. Usia yg sudah
matang dan dewasa untuk seorang pribadi, namun masih teramat muda untuk
sebuah organisasi.
PGHNAI berawal dari sebuah wadah organisasi yakni Badan Koordinasi
Gastroenterologi Anak Indonesia (BKGAI) yang didirikan 44 tahun yang lalu
yakni pada tanggal 4 Juli 1974 di Surabaya. Sejak 6 tahun yang lalu, tepatnya
sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Ketua IDI No. 895/PB/A.4/01.2014
tanggal 22 Januari 2014 maka lahirlah PGHNAI menggantikan BKGAI yang
semula sebuah organisasi kemasyarakatan menjadi sebuah organisasi medis
seminat di bidang gastroenterologi, hepatologi, dan nutrisi anak. Perubahan
tersebut menjadikan seluruh tenaga medis, mulai dari bidan, perawat, dokter,
hingga dokter spesialis yang berminat di bidang gastrohepatologi dan nutrisi
anak dapat ikut bergabung dan berusaha bersama menghasilkan sesuatu untuk
kesehatan dan kesejahteraan anak indonesia. 
Dalam perkembangannya, PGHNAI berkecimpung dalam memberikan
pengetahuan dasar tentang masalah masalah kesehatan yang berkaitan dengan
saluran cerna, dan gizi anak kepada tenaga medis. Karena berupa pengetahuan
dasar maka, yang menjadi fokus perhatian adalah tenaga media dokter umum
serta perawat, karena mereka lah ujung tombak dari pelayanan dasar kesehatan
di negeri ini. Sehingga dengan meningkatnya pengetahuan serta kemampuan
mereka maka tentunya dengan sendirinya dapat meningkatkan kualitas dari
pelayanan kesehatan dasar pada masyarakat. Namun begitu, tidak menutup
kesempatan bagi para dokter spesialis untuk mengikutinya.
Dahulu, upaya transfer pengetahuan tersebut dilakukan dengan berbagai
metode serta cara sehingga dapat diterima dehgan baik oleh para peserta. Sejalan

PGHNAI l No. 02/Maret 2020 5

dengan perkembangan zaman, maka mendalami hal tersebut. Maka akan dan pemerataan informasi ke seluruh
variasi metode penyampaian turut sangat besar peluang dari PGHNAI indonesia.
berkembang juga. Tidak hanya berupa dalam memanfaatkan kesempatan Tantangan bagi organisasi PGHNAI
penyampaian secara konvensional  tersebut. tidak saja berasal dari luar, tapi juga dari
berupa tatap langsung seperti seminar Dalam memanfaatkan peluang dalam organisasi itu sendiri. Dengan
serta workshop, tapi juga dengan tersebut ada beberapa cara yang dapat 14 cabang di propinsi Indonesia,
memanfaatkan kecanggihan teknologi digunakan oleh PGHNAI selain dari tentunya sumber daya manusia yang
serta sosial media. Seiring pula dengan metode konvensional yang selama ini PGHNAI miliki sangatlah besar.
berkembangnya zaman, di zaman dipakai seperti workshop, seminar, Namun sampai saat ini, nampaknya
dengan teknologi sangat berkembang, dll. Ada banyak hal dan cara yg masih belum dapat termanfaatkan
dimana pengetahuan tentang apapun bisa menjadi peluang bagi PGHNAI dengan baik. Sudah saatnya PGHNAI
sangat mudah didapatkan dari dalam menyebarkan informasi dan dapat memanfaatkan SDM yg besar ini
berbagai sumber, maka kevalidan pengetahuan mulai dari metode untuk kemaslahatan anak insonesia.
dari informasi kini menjadi suatu konvensional seperti workshop, Bisa dikatakan, kita masih saja berada
hal yg menjadi nilai tambah dari seminar, dan lain lain tapi juga berupa pada pemikiran “can We ( apakah
PGHNAI. Masyarakat bisa saja sosial media seperti website, youtube, kita bisa) padahal seharusnya sudah
mendapatkan banyak informasi, webseries, webdinar, dengan audiens masuk dan fokus memanfaatkan
namun masyarakat maupun khalayak yg lebih luas dan tidak terbatas. peluang yang kita miliki sehingga
medis yang berasal dari segala lapisan Dengan SDM yang ada yakni 14 mampu berkarya lebih banyak untuk
layak mendapatkan informasi yang cabang PGHNAI DI 14 propinsi membantu perbaikan kesejahteraan
tidak saja cukup informatif tetapi seluruh Indonesia, maka akan anak di bidang gastroenterologi,
juga terjamin kevaliditasnya karena semakin memudahkan sosialisasi hepatologi, dan nutrisi anak Indonesia.
berasal dari komunitas yang memang

Acara Kongres Gastro-Hepatologi
dan Nutrisi Anak Mendatang

1. 6th World Congress of Pediatric Gastroenterology, Hepatology and
Nutrition. 2-5 Juni 2021. Vienna, Austria. www.wcpghan2021.org

2. 5th Annual World Congress on Pediatric Nutrition, Gastroenterology
and Child Development. 29-30 Maret 2021. Barcelona, Spain. https://
pediatricgastroenterology.ceonferenceseries.com/

3. 2021NorthAmericanSocietyforPediatricGastroenterology,Hepatology
and Nutrition Postgraduate Course and Annual Meeting. 4-6 November
2021. Nashville, Tennessee, USA. www.naspghan.org/meetings-events

4. Kongres Perkumpulan GastroHepatologi dan Nutrisi Anak Indonesia
(PGHNAI) 2021. Maret 2021.

6 PGHNAI l No. 02/Maret 2020

ABSTRAK

Pediatric PPI Use and identified between 06/01/2011 to to 13 years (23.9%), and greater than
Fracture Risk 12/31/2015 in the Pediatric Hospital 14 years of age (12.1%). 48.5 % of the
Information System (PHIS) database, PPI cohort was female. We found a
Thomas Attard1, Nathan Fleishman1, Troy a database with encounters from 49 statistically significant higher rate
Richardson2 children’s hospitals in the United of fractures among the PPI exposed
1Children’s Mercy Hospital, Pediatric States. Encounters for patients outside group (1.4% vs 1.2%, p = 0.019).
Gastroenterology, Kansas City, United the stated age range, encounters related Adjusting for remaining differences
States to chronic illnesses, and encounters in sex, race, encounter type, payer,
2Children’s Hospital Association, for patients with conditions or and resource intensity after matching,
Biostatistics, Lenexa, United States medications predisposing to fracture the difference remained statistically
were excluded. Encounters were significant (p = 0.017) with an adjusted
Objectives and Study: Proton classified as PPI encounters if a odds ratio (95% confidence interval)
pump inhibitors (PPI) are one of the charge for PPI was documented in of 1.2 (1.0,1.4). Among all patients
most widely prescribed classes of the billing record. PPI encounters with fractures, upper extremity was
medications for pediatric and adult were propensity matched to non-PPI the most common location, however
patients. In the last decade there are encounters on the basis of hospital, the PPI cohort was more likely to
increasing reports of safety concerns age, race, sex, payer, encounter type, suffer from lower extremity, rib, and
regarding PPI use including the risk median household income quartile, spinal fracture compared to the
of fractures. Among the pediatric intensity of resource utilization and control group (p = 0.01). We found no
population, fractures represent a 3M’s All Patient Refined Diagnostic relationship between fracture risk and
commonly encountered pathology Related Group. Following initial individual proton pump inhibitors
and are associated with significant encounter, patients were evaluated over (p= 0.205).
morbidity and economic burden. a 2-year period for hospitalizations Conclusion: This study suggests
Few studies have evaluated PPI use resulting from fracture. Categorical an increased risk of fracture
and fracture risk among pediatric variables for PPI encounters and non- among otherwise healthy pediatric
patients. We performed a retrospective PPI encounters were compared usinga patients taking PPI. Among patients
propensity-matched analysis to Chi-square test. Continuous variables hospitalized with a fracture, those
compare the rate of fracture among were compared using Wilcoxon rank- documented as being prescribed PPI
pediatric patients prescribed PPI with sum test. had a higher rate of lower extremity,
those patients who did not receive PPI. Results: Data from 32,001 healthcare rib, and spine fractures compared
Methods: Initial encounters for encounters with documentation of to controls and appeared to be a
patients 6 months to 15.5 years were PPI use were propensity matched class effect not related to individual
to the same number of encounters PPI agent. Future studies capturing
with no documentation of PPI use. data on duration of use, dosage, and
PPI encounters had median age of mechanism are needed to further
4 years with a distribution of 0 to 3 evaluate this relationship.
years (48.8%), 4 to 8 years (15.2%), 9

PGHNAI l No. 02/Maret 2020 7

Perhimpunan Gastroenterologi
Hepatologi dan Nutrisi Anak
Indonesia Etik Kedokteran

Perhimpunan Gastroenterologi IDI diijinkan dapat merangkap jabatan
Hepatologi dan Nutrisi Anak Indonesia dan atau rangkap anggota organisasi
(PGHNAI) merupakan salah satu di lingkungan IDI, sepanjang tidak
unsur dari Majelis Pengembangan ada konflik kepentingan dan tidak
Pelayanan Keprofesian (MPPK) berentangan secara fungsional, serta
Ikatan Dokter Indonesia (IDI), sebagai tidak melanggar kehormatan dan atau
salah satu perhimpunan dokter tradisi luhur kedokteran. Dengan
seminat (PDSm), bersama dengan demikian anggota PGHNAI tetap
Perhimpunan Dokter Pelayanan terikat dengan etik masing-masing
Primer (PDPp) dan Perhimpunan perhimpunan induknya, terutama
Dokter Spesialis (PDSp). Sesuai pada kompetensinya.
namanya, anggota terdiri dari berbagai Pada Muktamar IDI ke XXX di
jenis dokter spesialis dan dokter Samarinda tanggal 27 Oktober 2018,
pelayanan primer yang memiliki telah disetujui Pedoman Organisasi
perhatian bidang gastroenterologi dan Tata Laksana Kerja Majelis
hepatologi dan nutrisi anak. Kehormatan dan Etik Kedokteran
Dengan adanya perhimpunan dokter Indonesia (ORTALA MKEK) edisi
seminat koordinasi aktifitas dokter 2018. Ortala MKEK baru ini secara
dari berbagai bidang keilmuan resmi memasukkan Dewan Etik (DE)
memungkinkan dilaksanakan PDSp dan DE PDPp menjadi anggota
langsung memotong birokrasi yang MKEK. Dengan demikian DE PDSp,
ada pada perhimpunan pendukung. DE PDPp memiliki kewenangan
Kajian terhadap suatu masalah yang kemahkamahan, menangani
memerlukan pendapat dari berbagai dugaan pelanggaran etik dengan
spesialisasi atau bidang lebih mudah melakukan klarifikasi, pemeriksaan
diadakan. dan menjatuhkan sanksi apabila
Salah satu perbedaan dengan diperlukan. Fungsi kemahkamahan
perhimpunan dokter lainnya, ini dilaksanakan dengan koordinasi
PDSm tidak memiliki koligium, dan kerjasama dengan MKEK IDI
sehingga tidak memiliki kompetensi Wilayah atau MKEK Pusat. Berbeda
memberikan sertifikat kompetensi. dengan PDSp dan PDPp, PDSm tidak
Sesuai dengan ART IDI Pasal 6 anggota memiliki DE, sehingga adanya dugaan
pelanggaran etik, akan ditangani oleh

8 PGHNAI l No. 02/Maret 2020

perhimpunan induknya. Oleh karena berjiwa menolong. Oleh karena sengaja bermaksud menyimpang
itu pengurus PGHNAI dalam hal itu profesi dokter menuntut lebih atau melanggar hukum dan/ atau
etika dan kompetensi, menyerahkan mementingkan kepentingan pasien etika melalui praktek/pekerjaan
penangananya kepada perhimpunan dari pada kepentingan pribadi sesuai kedokteran. Keterlibatan dokter
pendukungnya. sumpah dokter. dalam iklan terbatas pada usaha
Ilmu pengetahuan dan teknologi promosi berperilaku hidup bersih
kedokteran berkembang sangat cepat. Begitu pula fasilitas pelayanan dan sehat (PHBS) yang diatur dengan
Perkembangan ini menimbulkan kesehatan memerlukan Permenkes Nomor 1787/MENKES.
pemahaman dan penanganan penyakit informasi keahlian seorang PER/XII/2010 tentang Iklan dan
dan gangguan kesehatan lebih baik dokter, perkembangannya Publikasi Pelayanan Kesehatan.
dan lebih tepat. Demikian pula serta keberadaannya. Dengan Keberadaan seorang dokter dalam
permintaan masyarakat berkembang mempergunakan teknologi informasi iklan suatu produk dapat diartkan
berlapis-lapis dari lokal, regional, yang ada, informasi dapat disebar sebagai keperpihakan dokter tersebut
dan global. Masyarakat dari berbagai cepat dan luas. Koordinasi antar atas produk kesehatan. Dokter
usia, berbagai gangguan kesehatan sumber daya berbagai bidang dengan seolah memberikan rekomendasi
yang diderita dengan latar belakang pasien pengguna fasilitas mudah produk tersebut. Tindakan ini dapat
sosial dan pendidikan, membutuhkan dilakukan secara online. Perubahan- menciderai pasien dan/atau bersifat
pelayanan kesehatan yang berbeda. perubahan tersebut mempengaruhi penipuan publik karena rekomendasi
Oleh karena itu dokter dan fasilitas sikap dan perilaku dokter. Fenomena yang diberikan bukanlah semata-mata
pelayanan kesehatan berusaha konsumerisme global yang didukung demi kebaikan pasien melainkan
memberikan informasi kemampuan oleh perkembangan daya pikat untuk keuntungan bisnis. Contoh
masing-masing , berusaha menarik pemasaran dan periklanan yang kian misalnya yang terjadi pada produk
mereka datang dan memanfaatkan meningkat, menjadi salah satu faktor air minum. Dengan membiarkan
fasilitas dan kompetensi dokter. yang berperan dalam terciptanya adanya satu botol air minum di
Upaya mendekatkan konsumen dilemma etik, popularitas menjadi meja dokter, berarti dokter sudah
kepada pelayan saat ini dilakukan aspek penting dalam penjualan, ikut beriklan. Begitu masyarakat
melalui kegiatan iklan. Dengan termasuk penjualan jasa. Seorang menaruh kepercayaan kepada dokter,
memanfaatkan teknologi informasi dokter dapat membangun popularitas segala yang dilakukan, pasti baik.
yang ada, suatu informasi secara melalui artikel “ilmiah” yang disebar Perilaku seorang dokter selalu menjadi
cepat dapat di viralkan . Televisi , di dunia maya secara viral. Jurnalistik perhatian masyarakat. Bahkan dimana
radio, media cetak, media elektronik ilmiah yang dikemas dengan tetap mobil seorang dokter di parkir,
,media sosial dan tatap muka yang mengetengahkan bukti ilmiah , dapat tidak luput dari catatan masyarakat.
disuguhkan dengan cara menarik, membentuk citra seorang dokter. Bukannya seorang penjual mobil,
dapat mempengaruhi masyarakat. Citra baik seorang dokter ini tidak dengan menambah informasi mobil
Situasi seperti mempengaruhi dokter jarang , dimanfaatkan sebagai bintang bekas dokter, harga akan bisa dipasok
untuk beriklan juga, memperkenalkan iklan produk alat kesehatan atau obat. lebih mahal ?
diri, memberi informasi bidang
kedokteran yang dikuasai serta Kode Etik Kedokteran Indonesia ………………………..bersambung.
tempat dokter menerima konsultasi. (Kodeki) Pasal 3 : Kemanditrian
Keinginan masyarakat mengetahui profesi. Dalam melakukan pekerjaan
kompetensi seorang dokter, dimana kedokterannya , seorang dokter tidak
dokter dapat menerima konsultasi boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang
perlu difasilitasi. Pada dasarnya dokter mengakibatkan hilangnya kebebasan
menjual jasa pelayanan kedokteran, dan kemandirian profesi. Dalam
seperti halnya profesi penjual jasa yang penjelasan pasal tersebut dinyatakan
lain. Tetapi seorang dokter memiliki bahwa seorang dokter memiliki moral
marwah dan keluhuran sebagai profesi tanggung jawab untuk mencegah
keinginan pasien atau pihak
manapun yang sengaja atau tidak

PGHNAI l No. 02/Maret 2020 9

Training of Trainer

Semarang, 1-2 Desember 2019

10 PGHNAI l No. 02/Maret 2020

Sumber foto: https://cdn-cas.orami.co.id

Pendekatan Klinis Apendisitis Akut

Training of Trainer, Semarang, 1-2 Desember 2019

Apendisitis akut adalah suatu kondisi inflamasi akut yang terjadi
pada apendiks dan paling sering membutuhkan tindakan operasi
kegawatdaruratan. Apendisitis akut banyak terjadi pada anak kurang
dari 3 tahun dan remaja perempuan. Penyebab pasti dari apendisitis akut belum
diketahui pasti, dapat disebabkan oleh kebiasaan makan rendah serat, tinggi
gula dan lemak, ataupun resistensi genetik dari flora bakteri.
Diagnosis apendisitis akut kadang sulit karena penampilan klinisnya tidak
spesifik tetapi diagnosis cukup dilakukan berdasarkan gejala dan tanda
klinis saja. Gejala dari apendisitis akut adalah nyeri pada perut kanan bawah,
anoreksia, mual, demam, muntah, nyeri menjalar dari daerah periumbilikal
ke daerah kanan bawah, nyeri lepas kuadran kanan bawah perut. Sedangkan
tanda apendisitis akut adalah McBurney sign nyeri pada kuadran kanan bawah
bawah ketika dilakukan perabaan, Psoas sign nyeri pada kuadran kanan bawah
ketika dilakukan hiperekstensi pada panggul kanan, Obturator sign nyeri pada
daerah hipogastrium ketika dilakukan fleksi panggul dan rotasi internal pada
panggul, Rovsin sign nyeri pada kuadran kanan bawah ketika dilakukan palpasi
pada kuadran kiri bawah, Dunphy sign adalah nyeri kuadran kanan bawah
ketika batuk, Hip Flexion pasien dalam posisi menekuk untuk mengurangi

PGHNAI l No. 01/Juni 2018 11

rasa nyeri, Peritoneal sign nyeri lepas, Alvarado 5-8, maka interpretasinya untuk mendiagnosis apendisitis akut.
hiperestesia pada kulit di kuadran adalah curiga adanya apendisitis Bahkan apendikogram menjadi alasan
kanan bawah perut. akut. Pada kasus-kasus meragukan overdiagnosis apendisitis akut dan
Kemungkinan apendisitis akut dapat seperti pada skor PAS 4-7 dan menyebabkan apendiktomi yang tidak
diyakinkan dengan menggunakan dua Alvarado 5-8 dianjurkan melakukan perlu. Pemeriksaan apendikogram
skor apendisitis yang telah divalidasi pemeriksaan USG abdomen, ditangan juga justru dapat menimbulkan
dan banyak diterapkan pada anak. ahli pemeriksaan ini sangat akurat apendisitis akut di kemudian hari.
Skor tersebut adalah skor Alvarado dan mengurangi paparan radiokatif Jadi tidak ada peran apendikogram
dan skor apendisitis Samuel (Pediatric pemeriksaan CT scan. Pemeriksaan dalam mendiagnosis apendisitis akut.
Appendicitis Score = PAS). Hasil skor CT scan memang lebih baik akurasinya Apendisitis akut merupakan suatu
1-3 pada PAS dan skor 1-4 pada (sensitivitas dan spesifisitas > 90%) keadaan kegawatadaruratan, saat ini
Alvarado sudah dipastikan bukan dari pemeriksaan USG abdomen banyak sekali modalitas pencitraan
apendisitis akut dan pasien tersebut (sensitivitas 44-87% dan spesifisitas yang dapat membantu diagnosis
diperbolehkan pulang dan diberikan >90%), tetapi kerugiannya adalah apendisitis akut, namun pemeriksaan
nasehat. Skor 8-10 pada PAS dan skor paparan radioaktif, mahal, dan pencitraan hanya membantu
9-10 pada Alvarado sudah dipastikan belum tentu tersedia pada keadaan menegakan diagnosis apendisitis
itu adalah apendisitis akut dan segera emergensi. akut yang meragukan saja. Penegakan
konsultasi bagian bedah untuk Pemeriksaan lainnya adalah diagnosis tetap dilakukan berdasarkan
dilakukan prosedur apendiktomi. apendikogram, namun pemeriksaan gambaran gejala dan tanda klinis
Bila ditemukan skor PAS 4-7 dan ini bukanlah jalan keluar yang tepat pasien.

12 PGHNAI l No. 01/Juni 2018

ARTIKEL

Sumber foto: https://www.injuredcalltoday.com

Aturan Jas Dokter Saat
Praktik

TApa kabar teman sejawat semua,
idak terasa kita telah memasuki tahun yang baru, yaitu tahun 2020.
Umumnya di awal tahun yang baru, kita peringati dengan introspeksi
diri, membuat resolusi baru, menanggalkan hal-hal buruk di tahun lalu,
atau apapun yang membuat kita menjadi pribadi yang lebih baru dan lebih baik
dibanding tahun lalu. Seringkali di awal tahun yang baru, kita ingin memiliki
penampilan yang baru. Sebagai seorang dokter salah satu item penampilan
yang mungkin diperlu diperbaharui adalah jas praktik kita, apakah itu sudah
kusam, jatihan lepas, terkena noda tinta, atau terlalu kecil/besar. Artikel kali
ini ingin membahas mengenai aturan jas yang dipakai oleh dokter saat sedang
melakukan praktik medis sehingga teman sejawat semua dapat memilih jas
praktik yang terbaik.

PGHNAI l No. No. 02/Maret 2020 13

Apakah seorang dokter harus atau residen, dan jas ukuran panjang
memakai jas praktek yang berwarna untuk koas atau petugas paramedis.
putih? Apakah ada aturan tertulis yang Dari segala pertimbangan-
menguatkan hal tersebut?. Sampai pertimbangan diatas, satu hal penting
saat ini tidak terdapat aturan yang yang tidak boleh terlupakan adalah
mengatur hal tersebut di Indonesia, faktor kenyamanan dari jas tersebut.
bahkan tidak ada juga aturan tertulis Pakailah jas dengan ukuran yang
yang mengharuskan dokter untuk pas sehingga tidak mengganggu
menggunakan jas praktik saat fleksibilitas gerak kita. Ukuran terlalu
menjalankan tugas medisnya. Di sempit akan membuat kita gerah saat
masyarakat Indonesia, jas putih memakainya, belum lagi bila kantung
merupakan simbol identitas seorang jas kita dipenuhi dengan berbagai
dokter. Warna putih memiliki aspek benda yang harus kita bawa seperti
penting sebagai penanda kebersihan. alat tulis, stetoskop, buku tulis kecil
Sudah seyogyanya kita menggunakan dan lain-lain. Namun ukuran yang
jas yang bersih selama bertugas kebesaran dapat mengurangi nilai
karena pakaian kita tersebut bisa kerapihan dari seorang dokter. Oleh
menjadi sumber penularan penyakit karena hal tersebut sebelum membeli,
selama kita berinteraksi dengan sebaiknya dokter mencoba terlebih
berbagai macam kuman disekitar dahulu jas tersebut. Dokter harus tetap
lingkungan kerja. Dokter bisa lebih merasa nyaman saat jas dikenakan
mudah mengetahui bila jasnya sudah dalam kondisi terkancing penuh.
kotor bila jasnya berwarna putih, Hal terakhir yang perlu
dibandingkan dengan warna lain. dipertimbangkan adalah pemilihan
Idealnya jas dokter dicuci tiap 1-3 bahan mengingkat kita tinggal di
hari sekali, tidak menunggu warna jas Negara yang diberkati dengan cahaya
mulai terlihat kotor. matahari berlimpah dan cukup
Selanjutnya kita memilih jenis jas terik yang membuat kita mudah
dokter mana yang sebaiknya kita berkeringat. Bahan yang paling
pakai, apakah yang lengan pendek, memenuhi kriteria tersebut adalah
lengan panjang, atau ukuran panjang katun. Namun mengingat bahan katun
sampai ke tengah paha?. Lagi-lagi tersebut mudah kusut, maka bahan jas
tidak ada aturan baku tertulis yang dokter yang sering beredar di pasaran
mengatur hal tersebut. Jenis jas dokter adalah campuran antara katun dan
disesuaikan dengan tempat dimana polyester. Selain tidak mudah kusut,
kita bekerja, yang umumnya jas campuran bahan tersebut lebih sejuk
lengan panjang untuk dokter spesialis, dipakai di Negara tropis.
jas lengan pendek untuk dokter umum

14 PGHNAI l No. 02/Maret 2020

TRAVELING

Fakta Unik tentang

Kota Malang
Mendengar kata Malang, kita
mungkin  membayangkan kota Malang. Tertarik mengetahuinya, makanan Malang favorit yang selalu
sebuah daerah yang silahkan nikmati rubrik dibawah ini. diburu untuk memanjakan lidah para
terkenal banyak kampus, Aremania, penggemarnya.
dan wisata. Bukan itu saja, Malang Masakan pedas Tingginya daya saing pada segala jenis
juga dikenal sebagai sebuah kota yang kuliner di Kota Malang menuntut
indah dan nyaman untuk dijadikan Bukan Kota Malang kalau masakannya para pemilik kuliner pedas untuk
tempat tinggal. Pada tanggal 27-29 tidak ‘pedas’. Yap, bagi semua yang memiliki ciri khas masing-masing
Maret, akan diadakan Konggres sudah mengenal Kota Malang pastinya sebagai strategi  pemasaran agar
Nasional PGHNAI, seluruh tenaga sudah tidak kaget dengan kota dingin bisa menunjukkan letak keunggulan
medis yg sama sama berminat dalam yang memiliki kuliner dengan rasa kuliner yang mereka jual. Strategi
bidang Gastrohepatologi dan Gizi anak khas ”Pedas” ini. Salah satu ciri khas tersebut juga untuk mengenalkan
akan berkumpul di Kota Malang Jawa Kota Malang yakni memiliki banyak perbedaan antar ‘warung pedas’ yang
timur untuk melakukan konggres. macam kuliner yang menawarkan ada di Malang kepada para konsumen,
Sehubungan dengan itu ada beberapa menu utama berbahan dasar ‘cabai’ sehingga konsumen dapat dengan
fakta menarik yang membuat Anda bagi para penggemar masakan pedas mudah membedakan warung satu
harus mengunjungi dan menjelajahi tentunya. Bahkan banyak dari kuliner dengan yang lainnya.
pedas tersebut menjadi ciri khas

PGHNAI l No. 01/Juni 2018 15

Bahasa terbalik (Logat) Jawa=piro) sam”, dan lain sebagainya. MaKoBu (Malang Kota
Ciri khas Kota Malang yang satu Bunga)
Kota Malang memang sudah terkenal ini seringkali digunakan penduduk
dengan bahasanya yang ”unik”, yaitu Malang sendiri Penyebutan Kota Malang sebagai Kota
selalu dibolak-balik pelafalannya, Bunga berawal dari adanya kebijakan
menjadi budaya khas Malang. Salah Malang Kota Wisata Pemerintah Kotapraja Malang
satu ciri khas Kota Malang adalah pada tahun 1922 berkonsentrasi
bahasanya yang dibolak-balik ini. Keindahan panorama Kota Malang membangun taman-taman kota
Tidak semua kata dalam bahasa memang sudah tidak diragukan lagi. dengan beraneka tanaman. Kemudian
Malang dibalik dalam pengucapannya. Dengan panorama indah yang dapat dengan adanya pembangunan taman
Hanya kata-kata yang pantas dan ‘enak memanjakan mata tersebar di daerah tersebut, Pemerintah Kolonial Belanda
didengar’ serta ‘enak diucapkan’ Malang, menjadikan tempat ini banyak memberikan sebutan de Bloemenstad
saja yang dibalik penyebutannya. dikembangkan menjadi destinasi (Kota Bunga) kepada Kota Malang.
Misalnya seperti Malang (menjadi wisata yang memiliki ragam keunikan Setelah itu taman-taman pun mulai
Ngalam), apik (menjadi kipa), sekali dari setiap objeknya, sehingga kota ini marak tidak hanya di wilayah Kota
(menjadi ilakes), mas (menjadi sam), memiliki ciri khas sebagai kota wisata. Malang, namun seluruh Malang Raya.
sehingga jika digabungkan menjadi Dari ciri khas Kota Malang ini sehingga Sesuai dengan keputusan Pemerintah
sebuah kalimat ”Malang apik (bahasa mendapat julukan ”Beautiful Malang”, pada tahun 1937 no.24 bahwa
Indonesia=bagus) sekali mas” menjadi karena memang kota dingin ini dibangun Pasar Bunga yang berlokasi
”Ngalam kipa ilakes sam”. memiliki banyak hal serta tempat yang di Alun-alun Kota Malang. Tujuan
Kata lain yang serupa misalnya indah untuk dikenal dan dikunjungi. dari adanya Pasar Bunga tersebut
makan (menjadi nakam), bakso Berbagai  tempat wisata di Malang yakni untuk menambah keindahan
(menjadi oskab), dan lain sebagainya. mulai dari wisata pegunungan, wisata kota. Malang Kota Bunga ini juga
Contoh lainnya misalnya saat ingin pantai, wisata edukasi, hingga wisata menjadi salah satu ciri khas Kota
menanyakan ”kamu pulang jam kuliner lengkap tersedia di Malang Malang. Bagi masyarakat Malang
berapa mas?”, menjadi ”umak helum Raya. sendiri memanfaatkan bunga pada
(bahasa Jawa=muleh) jam orip (bahasa kegiatan upacara tradisional serta

Taman Rekreasi Selecta Sumber foto: https://www.kamerabudaya.com

16 PGHNAI l No. 01/Juni 2018

Wayag Topeng. Sumber foto: https://www.kamerabudaya.com

upacara pemakaman. Namun berbeda Topeng Malangan   Ramayana dan Mahabarata. Namun
dengan penduduk Eropa yang lebih kemudian dihubungkan dengan
memanfaatkan bunga sebagai hiasan Topeng Malangan atau bisa juga acara religi sehingga membuat acara
rumah. disebut dengan Wayang Topeng juga menjadi sakral. Akan tetapi, pada saat
Seorang Sejarawan menyatakan bahwa merupakan salah satu ciri khas Kota pemerintahan Raja Erlangga, kesenian
penyebutan Kota Bunga semakin Malang. Kebudayaan Kota Malang topeng ini mengalami perubahan
digemakan pasca kemerdekaan saat ini memiliki sejarah yang cukup unik dalam penggunaan acara, menjadi
adanya KNIP di Gedung Societet dari Kerajaan Kanjuruhan yang pada kebudayaan biasa dan lebih condong
Concordia tahun 1947 (yang sekarang saat itu didominasi oleh sastra India. ke seni tari. Tujuan dari adanya
menjadi Sarinah Malang), karena Mengapa demikian? Hal tersebut perubahan tersebut agar memudahkan
pada saat itu mayoritas warga Belanda berawal karena pada zaman tersebut penari, serta tidak menggunakan
senang dengan adanya bunga di Pasar India sering mengirimkan pedagang riasan karena mengingat pada zaman
Bunga Alun-alun Kota Malang. pada salah satu kerajaan yang sering dulu masih susah untuk dilakukan,
bekerjasama dengan India, sehingga sehingga lebih fleksibel. Jadi budaya
dari situlah budaya topengan ini Topeng Malang ini merupakan
muncul. budaya serapan dari Bangsa India
Pada awalnya budaya topengan ini yang dikembangkan sendiri oleh
dipakai untuk menceritakan kisah masyarakat pribumi pada saat itu, dan
menjadi budaya asli Malang.

PGHNAI l No. 01/Juni 2018 17

Masjid Tiban (Masjid Turen)

Mayoritas masyarakat Malang
mungkin sudah tidak asing dengan
masjid besar nan megah yang berada di
Kecamatan Turen Kabupaten Malang
ini. Ciri khas Kota Malang yang satu
ini memang sangat mengejutkan bagi
banyak orang. Sebagian masyarakat
ada yang menyebut masjid megah
ini dengan Masjid Turen karena
letaknya di Kecamatan Turen, namun
sebagian lagi ada yang menyebutnya
sebagai Masjid Tiban. Kata ”Tiban”
merupakan kata serapan dari Bahasa
Jawa yang berarti ”tiba-tiba”. Mengapa
demikian? Lantas apa hubungan
antara kata ”tiba-tiba” dengan adanya
masjid tersebut?
Sebagian masyarakat ada yang
menganggap masjid ini muncul secara
tiba-tiba (dengan sendirinya) tanpa
diketahui proses pembangunannya.
Mereka yang memiliki anggapan
seperti itu berasumsi bahwa masjid
tersebut dibangun dengan adanya
bantuan para Jin, sehingga proses
pembangunannya dapat diselesaikan
dengan cepat mengingat megahnya
bangunan tersebut yang mencapai
10 lantai.
Namun masyarakat yang berasumsi
secara logika menganggap masjid
tersebut sebagai masjid pada
umumnya. Lantas bagaimana dengan
kemunculannya yang secara tiba-tiba
dengan bangunan megah seperti
itu? Jawabannya pun logis. Mereka
yang percaya kembali berasumsi
bahwa masjid tersebut dibangun oleh
manusia yang berjumlah ratusan.
Siapakah mereka itu? Masjid Tiban
tersebut sebenarnya merupakan
Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru
Bahri Asali Fadlaailir Rahmah (Bi
Ba’a Fadlrah), sehingga ratusan orang
yang dianggap turut membangun

18 PGHNAI l No. 01/Juni 2018

masjid tersebut merupakan santri dari orang yang mengatakan bahwa ini
Pondok Pesantren itu sendiri. adalah pondok tiban (pondok muncul
Tapi bagaimana bisa proses dengan sendirinya), dibangun oleh
pembangunan masjid tidak diketahui jin dan sebagainya, itu tidak benar.
oleh masyarakat sekitar? Mengingat Sebenarnya bangunan ini adalah
lokasi masjid yang berada di tengah Pondok Pesantren Salafiah Bihaaru
permukiman warga.  Pembangunan Bahri Asali Fadlaailir Rahmah yang
masjid ini dikerjakan oleh para murni dibangun oleh para santri dan
santri yang berjumlah 250 orang dan jamaah.”
beberapa penduduk di sekitar pondok. Masjid Tiban yang sebenarnya Pondok
KH. Achmad Bahru Mafdloludin Pesantren ini menjadi salah satu ciri
Sholeh membantah terhadap adanya khas  Malang karena berlokasi di
isu mengenai pembangunan pondok Kecamatan Turen Kabupaten Malang.
yang berdiri atas bantuan dari Jin. Selain itu masjid ini juga menjadi
Pernyataan ini terpampang jelas salah satu objek wisata di Kota Malang
sekali di depan meja resepsionis bernuansa religi.
dengan bertuliskan, ”Apabila ada

Masjid Tiban. Sumber foto: https://www.gardanasional.id

PGHNAI l No. 01/Juni 2018 19

Sumber foto: https://www.kompasiana.com

Bahasa Walikan Malang menjadi hal yang riskan karena para Namun, tentu tidak semua kata bisa
mata-mata itu juga pasti akan paham seenaknya di-walik karena hanya kata-
Bahasa ini sangat khas, kental dan lantas akan membocorkannya pada kata yang umum saja yang biasanya
familiar di kalangan masyarakat asli di pihak Belanda.  dibaca secara terbalik. 
Bhumi Arema. Namun sedikut banyak Karena itu para pejuang Boso walikan merupakan ciri
masyarakat masih belum tahu sejarah menggunakan  boso walikan  untuk khas budaya Malang yang harus
keluarnya boso walikan.  Menurut mengelabui para mata-mata dilestarikan serta menjadi ikonik
pengamat sejarah dari Universitas sekaligus untuk meminimalisir bahasa yang tak dimiliki daerah lain
Negeri Malang (UM), Dwi Cahyono, bocornya strategi perjuangan di Indonesia. Karena itu, kita harus
bahwa boso walikan Malang dimulai para gerilyawan.  Namun  boso bangga berbicara menggunakan logat
pada jaman perjuangan Gerilya Rakyat walikan bukanlah bahasa sandi karena bahasa khas daerah sendiri, karena
Kota (GRK) sekitar tahun 1949. Para tetap menggunakan bahasa yang lazim logat ini bisa jadi identitas daerah,
pejuang saat itu menggunakan  boso digunakan, hanya cara membacanya mudah dikenali banyak orang karena
walikan sebagai alat komunikasi antar yang diubah.  logat dan ciri khas bahasa yang
sesama pejuang serta sebagai identitas Kata yang lazimnya dibaca dari kiri berbeda.
untuk mengenali lawan maupun ke kanan dalam boso walikan dibaca
kawan.  Sebab saat itu, banyak sekali dari kanan ke kiri. Bahasa yang bisa
mata-mata Belanda yang berasal dari di-walik juga bisa berasal dari Bahasa
orang pribumi sendiri. Otomatis, Jawa maupun Bahasa Indonesia. 
komunikasi dalam Bahasa Jawa

20 PGHNAI l No. 01/Juni 2018

ISBN 978-602-0883-14-4

9 786020 883144


Click to View FlipBook Version