KAIDAH PANTUN Kelas Belajar Menulis Nusantara PGRI Gelombang 28 Oleh : Miftahul Hadi
BIODATA Nama : Miftahul Hadi Instansi : SD Negeri Raji 1 Demak No HP : 085641173853 Surel : [email protected] Blog : https://masmifgurukampung.blogspot.com/
SEKILAS PENGALAMAN
SEKILAS KARYA Buku Antologi Pantun Buku Solo Pantun
PANTUN TRADISI ASLI INDONESIA Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beranekaragam, salah satunya adalah pantun. Beberapa pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).
DEFINISI PANTUN Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019) Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret” . Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun” , oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019) Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)
CIRI-CIRI PANTUN Satu bait terdiri atas empat baris Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata Bersajak a-b-a-b Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud
KEGUNAAN PANTUN Komunikasi sehari-hari Sambutan dalam pidato Menyatakan perasaan Lirik lagu Perkenalan Berceramah/dakwah
FUNGSI PANTUN SEBAGAI PEMELIHARA BAHASA Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.
PERBEDAAN PANTUN DENGAN KARYA SASTRA LAIN
CARA MUDAH MENULIS PANTUN Memahami Kaidah/Ciri Pantun Menguasai Perbendaharaan Kata Menulis Isi Pantun Menulis Sampiran Pantun
1. MEMAHAMI KAIDAH/CIRI PANTUN Memotong rebung pokok kuini, Menanam talas akar seruntun, Mari bergabung di malam ini, Dalam kelas menulis pantun. Pantun di atas terdiri atas empat baris. Baris pertama terdiri atas empat kata, baris kedua terdiri atas empat kata, baris ketiga terdiri atas empat kata, baris keempat terdiri atas empat kata. Baris pertama terdiri atas sepuluh suku kata, baris kedua terdiri atas sepuluh suku kata, baris ketiga terdiri atas sepuluh suku kata, baris keempat terdiri atas sepuluh suku kata
Memotong rebung pokok kuini, Menanam talas akar seruntun, Mari bergabung di malam ini, Dalam kelas menulis pantun.
PERSAJAKAN DAN RIMA DALAM PANTUN 1. Rima akhir Pohon nangka dililit benalu, Benalu runtuhkan batu bata, Mari kita waspada selalu, Virus corona di sekitar kita. 2. Rima tengah dan akhir Susun sejajar bungalah bakung, Terbang menepi si burung elang, Merdeka belajar marilah dukung, Wujud mimpi Indonesia cemerlang.
3. Rima awal, tengah dan akhir Jangan dipetik si daun sirih, Jika tidak dengan gagangnya, Jangan diusik orang berkasih, Jika tidak dengan sayangnya. 4. Rima lengkap Bagai patah tak tumbuh lagi, Rebah sudah selasih di taman, Bagai sudah tak suluh lagi, Patah sudah kasih idaman.
2. MENGUASAI PERBENDAHARAAN KATA
LENGKAPI PANTUN BERIKUT Pantun ini memiliki tema cinta kasih Perhatikan kata yang dicetak tebal/warna merah. Carilah kata yang bunyinya sama dengan kata yang dicetak tebal. Susunlah kalimat pada baris pertama dan kedua. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Apa tanda insan yang santun, Akal diisi ilmu berguna. Langkah-langkahnya :
Langkah-langkahnya : 1. Pantun ini memiliki tema merdeka belajar. 2. Susunlah kalimat pada baris ketiga dan keempat terlebih dahulu. 3. Kemudian Susunlah kalimat pada baris pertama dan kedua.
Biji selasih jangan dimakan, Batang tebu akar seruntun, Terima kasih kami ucapkan, Bapak ibu kelas menulis pantun. Pergi berkelah menjaja katun, Saudagar Arab di tengah pekan, Segala madah telah disusun, Salah silap mohon dimaafkan.