The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by soedito, 2018-12-26 21:48:38

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN_178

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN_178

Chairani Hanum

TEKNIK
BUDIDAYA
TANAMAN

JILID 3
SMK

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional

Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-undang

TEKNIK
BUDIDAYA
TANAMAN

JILID 3

Untuk SMK : Chairani Hanum
: TIM
Penulis
Perancang Kulit

Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm

HAN HANUM, Chairani.
a
Teknik Budidaya Tanaman Jilid 3 untuk SMK oleh Chairani

Hanum ---- Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah

Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan

Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2008.

xi. 167 hlm

Daftar Pustaka : A1-A14

Glosarium : B1-B5

Indeks : C1-C6

ISBN : 978-979-060-058-4

Diterbitkan oleh
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah

Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2008

KATA SAMBUTAN

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional, telah melaksanakan
kegiatan penulisan buku kejuruan sebagai bentuk dari kegiatan
pembelian hak cipta buku teks pelajaran kejuruan bagi siswa SMK.
Karena buku-buku pelajaran kejuruan sangat sulit di dapatkan di pasaran.

Buku teks pelajaran ini telah melalui proses penilaian oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan sebagai buku teks pelajaran untuk SMK dan telah
dinyatakan memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses
pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 45
Tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008.

Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada
seluruh penulis yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas
oleh para pendidik dan peserta didik SMK.

Buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (download),
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Dengan
ditayangkan soft copy ini diharapkan akan lebih memudahkan bagi
masyarakat khsusnya para pendidik dan peserta didik SMK di seluruh
Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di luar negeri untuk
mengakses dan memanfaatkannya sebagai sumber belajar.

Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada
para peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan semoga dapat
memanfaatkan buku ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini
masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik
sangat kami harapkan.

Jakarta, 17 Agustus 2008
Direktur Pembinaan SMK

KATA PENGANTAR

Buku Teknik Budidaya Tanaman ini disusun berdasarkan kurikulum
berbasis kompetensi. Buku ini berisikan materi pokok teknik budidaya
tanaman dengan metode penyajiannya sesuai dengan indikator hasil
belajar pada sekolah menengah kejuruan.

Isi buku ini dibagi atas 4 (empat ) bagian, yang masing-masing bagian
terdiri dari beberapa bab. Bagian I terdiri dari 3 bab yaitu bab
Pendahuluan, Pertumbuhan dan Perkembangan (Bab II), serta
Fotosintesis dan Respirasi (Bab III). Bagian satu dari buku ini mencoba
membahas awal dari kehidupan dan proses dasar metabolisme tanaman.

Sedangkan bagian dua mencoba mengulas sumber hara dan air bagi
tanaman bagaimana mereka memperoleh kedua sumberdaya alam ini,
mentranslokasikannya serta menggunakan untuk kelangsungan
hidupnya.

Bagian tiga dari buku ini mencoba memaparkan syarat tumbuh masing
masing kelompok tanaman yaitu tanaman hortikultura, tanaman pangan
dan tanaman perkebunan. Bagian ini berisi ulasan bagaimana pedoman
teknis budidaya masing-masing kelompok tanaman. Walaupun tidak
seluruh tanaman di muat teknik budidayanya dalam buku ini setidaknya
ketiga bab ini dapat mewakili untuk menuju sistem pertanian yang
berkelanjutan, dengan menghasilkan produk unggulan secara kualitas
dan kuantitas.

Akhir dari buku ini mencoba teknik budidaya alternatif dengan
menggunakan media tanam bukan tanah, sistem ini akan memberikan
pilihan utama pada peningkatan mutu bahan pangan yang dihasilkan
tanpa harus bergantung pada media tanam tanah semata. Pertanian
organik yang digalakkan akhir-akhir ini merupakan solusi untuk
memecahkan masalah peningkatan produksi pertanian disatu sisi dan
pencemaran lingkungan disisi lainnya.

Buku ini dirancang agar peserta didik yang membacanya dapat belajar
sendiri tidak harus bergantung pada tatap muka di depan kelas. Pada
awal setiap bab dimuat pendahuluan untuk dapat lebih memudahkan
pemahaman terhadap isi dari bab tersebut.

Ilustrasi dan gambar yang digunakan dalam buku ini juga diharapkan
dapat membantu siswa mempelajari dan mempraktekkan secara baik dan
benar.

iv

Pada akhirnya keberhasilan proses relajar mengajar tidak hanya
tergantung pada sarana dan prasarana yang canggih, akan tetapi dituntut
untuk setiap peserta didik menekuni dan mencari tahu setiap
permasalahan-permasalahan yang belum diketahui dari ilmu tersebut.
Kepada editor dan Depdiknas beserta seluruh staffnya yang telah
berupaya untuk menyempurnakan dan menerbitkan buku ini sehingga
terbit dan layak baca, kami mengucapkan tarimakasih. Kami juga sangat
mengharapkan saran dan kritik untuk lebih menyempurnakan isi buku ini
sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.
Semoga kita mendapatkan ilmu yang bermanfaat, dan manfaat dari ilmu
tersebut

Penulis

v



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ iv
DAFTAR ISI ...................................................................................... vi

JILID 1 PENDAHULUAN
BAB 1 Pengertian ................................................................... 1
1.1 Tindakan Budidaya Tanaman ..................................... 2
1.2 Aspek dan Lingkup Teknik Budidaya Tanaman .......... 3
1.3 Aspek Budidaya Tanaman .......................................... 3
1.3.1. Lingkup Budidaya Tanaman ........................................ 4
1.3.2. Produk Budidaya Tanaman ......................................... 5
1.3.3. Potensi Sumber Daya Alam Indonesia ........................ 7
1.4 Peningkatan Produktivitas ........................................... 9
1.5 Rangkuman ................................................................. 10
1.6 Tugas .......................................................................... 10
1.7

BAB 2 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan .................. 13
2.2 Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan ............ 13
2.3 Perkecambahan Benih ................................................ 16
2.3.1. Hipogeal ...................................................................... 16
2.3.2. Epigeal ........................................................................ 17
2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan ....... 17
2.4.1. Genetik ........................................................................ 17
2.4.2. Curah Hujan ................................................................ 17
2.4.3. Keadaan Tanah ........................................................... 18
2.4.4. Suhu ............................................................................ 19

vi

2.4.5. Cahaya Matahari ......................................................... 19
2.4.6.
2.4.7. Hara ( Nutrisi Tanaman) dan Air 20
2.5
2.6 Hormon Tumbuhan ..................................................... 20
2.7
BAB 3 Pengukuran Pertumbuhan .......................................... 22
3.1
3.2 Rangkuman ................................................................. 22
3.3
3.4 Evaluasi ....................................................................... 23
3.4.1.
3.4.2. FOTOSINTESIS DAN RESPIRASI
3.5
3.6 Definisi Fotosintesis dan Respirasi ............................. 24
3.7
3.8 Fotosintesis Pada Tumbuhan ...................................... 25

3.9 Daun dan Kloroplast .................................................... 26
3.10
3.11 Lintasan Pada Fotosintesis ......................................... 27

BAB 4 Reaksi Terang ............................................................. 27

4.1 Reaksi Gelap ............................................................... 29
4.2
4.2.1. Fotosintesis Pada Alga dan Bakteri ............................ 30
4.2.2.
4.2.3. Faktor-Faktor Yang Menentukan Laju Fotosistesis ..... 30
4.2.4.
4.2.5. Penggunaan dan Penyimpanan Hasil Fotosintesis ..... 31
4.3
Respirasi dan Faktor Yang Menentukan Laju
Respirasi ..................................................................... 31

Penemuan ................................................................... 33

Rangkuman ................................................................. 34

Soal ............................................................................. 35

TRANSPOR AIR SERTA FOTOSINTETAT
TANAMAN

Pengantar .................................................................... 38
Mekanisme Pergerakan Air ......................................... 39
Difusi ........................................................................... 40
Osmosis ...................................................................... 40
Tekanan Kapiler .......................................................... 41
Tekanan Hidrostatik .................................................... 42
Gravitasi ...................................................................... 43
Mekanisme Tanaman Mengambil Air .......................... 43

vii

4.4 Mekanisme Membuka dan Menutupnya Stomata ....... 45
4.5 Transpor Fotosintetat Melalui Floem ........................... 47
4.6 Evaluasi ....................................................................... 49

BAB 5 HARA TANAMAN DAN TANAH SEBAGAI
PENYEDIA HARA
5.1 Hara Tanaman ............................................................ 50
5.1.1. Unsur Hara Esensial ................................................... 50
5.1.2. Keseimbangan Hara .................................................... 64
5.1.3. Analisis Kebutuhan Hara ............................................. 64
5.2 Tanah Sebagai Penyedia Hara ................................... 66
5.2.1. Proses Pembentukan Tanah ....................................... 66
5.2.2. Profil Tanah .................................................................. 68
5.2.3. Tekstur dan Struktur Tanah ......................................... 69
5.2.4. Kimia Tanah ................................................................ 69
5.3 Bahan Organik Tanah ................................................. 72
5.4 Evaluasi ....................................................................... 73

BAB 6 PUPUK DAN PENGELOLAAN PUPUK
6.1 Pengenalan Pupuk ...................................................... 75
6.1.1. Unsur-Unsur Pupuk ..................................................... 75
6.1.2. Klasifikasi Pupuk ......................................................... 76
6.2 Pupuk Buatan .............................................................. 78
6.2.1. Sifat Umum Pupuk Buatan .......................................... 78
6.2.2. Pupuk Nitrogen ............................................................ 80
6.2.3. Pupuk Posfat ............................................................... 86
6.2.4. Pupuk Kalium .............................................................. 88
6.2.5. Pupuk Kalsium, Magnesium Belerang dan Unsur
Mikro ............................................................................
6.2.6.
6.3 Pupuk Majemuk ........................................................... 90
Faktor Yang Mempengaruhi Macam dan Jumlah
Pupuk Yang Harus Diberikan Dalam Tanah ............... 93

viii

6.3.1. Jenis Macam Tanaman Yang Akan Dipupuk .............. 94
6.3.2.
6.3.3. Keadaan Kimia Tanah ................................................. 95
6.4
6.4.1. Keseimbangan Hara .................................................... 95
6.4.2.
6.5 Metoda Aplikasi Penempatan Pupuk .......................... 95
6.5.1.
6.5.2. Penempatan Pupuk Cairan ......................................... 95
6.6
6.6.1. Pupuk Padat ................................................................ 96
6.6.2.
6.7 Inspeksi dan Pengendalian Pupuk .............................. 97
6.7.1.
6.7.2. Nilai Ekonomi Pupuk ................................................... 97
6.7.3.
6.8 Pergerakan Pupuk Dalam Waktu ................................ 98

BAB 7 Penyimpanan dan Pengawasan Mutu Pupuk ............. 101
7.1
7.2 Penyimpanan Pupuk ................................................... 101
7.3
7.4 Pengawasan Mutu Pupuk ........................................... 102
7.5
Manajemen Pupuk dan Pemupukan ........................... 103
7.5.1.
7.5.2. Manajemen Hara N 103
7.5.3.
7.6 Manajemen Pupuk P 104

7.6.1. Manajemen Kalium 105
7.6.2.
Evaluasi 105

SUMBER AIR BAGI PERTANIAN (IRIGASI)
Pengertian Irigasi ........................................................ 106
Air Permukaan Tanah ................................................. 106
Air Tanah ..................................................................... 108
Daerah Aliran Sungai (DAS) ....................................... 109
Sistem Pengambilan dan Pemberian Pengairan Bagi
Lahan Pertanian .......................................................... 111
Klasifikasi Air Pengairan .............................................. 112
Beberapa Cara Dalam Pengambilan Air Pengairan .... 115
Beberapa Cara Pemberian Air Pengairan ................... 117
Prinsip-Prinsip Dasar Dalam Pemilihan Sistem
Pertanian ..................................................................... 120
Keadaan Topografi Karakteristik Lahan Serta Tanah .. 121
Derajat Peresapan Air Ke Dalam Tanah ..................... 122

ix

7.6.3. Ketebalan Water Table ................................................ 123
7.6.4. Kemantapan Top Soil .................................................. 123
7.6.5. Perbedaan Sistem Pertanaman .................................. 123
7.7 Sistem dan Bentuk-bentuk Jaringan Pengairan .......... 126
7.7.1. Prinsip-Prinsip Dasar Penataan Jaringan Pengairan .. 127
7.7.2. Bendungan .................................................................. 128
7.8 Sistem Pengaliran Kelebihan Air ................................. 130
7.9 Ketepatgunaan Pengairan Untuk Mencukupi
Kebutuhan Air Pada Lahan Pertanian ......................... 136
JILID 2
BAB 8 TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN PANGAN
(PADI,JAGUNG, KEDELAI)
8.1 Teknik Budidaya Padi .................................................. 138
8.2 Teknik Budidaya Jagung ............................................. 169
8.3 Teknik Budidaya Kedelai ............................................. 185

BAB 9 TEKNIK BUDIDAYA HORTIKULTURA
9.1 Pendahuluan ............................................................... 193
9.2 Pembagian Hortikultura ............................................... 194
9.3 Fungsi Hortikultura ...................................................... 194
9.4 Pengendalian Lingkungan Untuk Tanaman
Hortikultura .................................................................. 195
9.5 Perbanyakan Tanaman Hortikultura ............................ 197
9.6 Teknik Budidaya Sayuran ........................................... 209
9.6.1. Teknik Budidaya Kentang ........................................... 219
9.6.2. Teknik Budidaya Tomat ............................................... 231
9.6.3. Teknik Budidaya Cabai ............................................... 241
9.6.4. Teknik Budidaya Paprika ............................................. 250
9.6.5. Teknik Budidaya Bawang Merah ................................. 252
9.6.6. Teknik Budidaya Jahe ................................................. 259
9.6.7. Teknik Budidaya Seledri .............................................. 273
9.6.8. Teknik Budidaya Wortel .............................................. 277

x

9.7 Teknik Budidaya Tanaman Buah-Buahan ................... 281
9.7.1. Teknik Budidaya Rambutan ........................................ 285
9.7.2. Teknik Budidaya Jeruk ................................................ 299
9.7.3. Teknik Budidaya Mangga ............................................ 310
9.7.4. Teknik Budidaya Pepaya ............................................. 315
9.7.5. Teknik Budidaya Pisang .............................................. 321
9.8 Teknik Budidaya Tanaman Hias ................................. 333
9.8.1. Teknik Budidaya Anggrek ........................................... 341
9.8.2. Teknik Budidaya Mawar .............................................. 389
9.8.3. Teknik Budidaya Anthurium ........................................ 393
9.8.4. Teknik Budidaya Adenium ........................................... 395
9.8.5. Teknik Budidaya Begonia ............................................ 397
9.8.6. Teknik Budidaya Bonsai .............................................. 399
9.8.7. Teknik Budidaya Rumput ............................................ 413

JILID 3 TEKNIK BUDIDAYA PERKEBUNAN
BAB 10 Teknik Budidaya Tembakau ........................................ 424
10.1 Teknik Budidaya Kakao ............................................... 438
10.2 Teknik Budidaya Kelapa Sawit .................................... 470
10.3 Teknik Budidaya Teh ................................................... 481
10.4 Teknik Budidaya Karet ................................................ 488
10.5

BAB 11 TEKNIK BUDIDAYA HIDROPONIK 509

BAB 12 PERTANIAN ORGANIK 535

DAFTAR PUSTAKA A
INDEX B
GLOSARIUM C

xi

BAB X tembakau di Indonesia,
TEKNIK BUDIDAYA diperkirakan hanya sekitar

PERKEBUNAN 207.020 hektar, namun jika
10.1. TEKNIK BUDIDAYA
dibandingkan dengan pertanian
TEMBAKAU
padi, pertanian tembakau
Gambar 156 Pertanaman
tembakau memerlukan tenaga kerja hampir

a.Pendahuluan tiga kali lipat. Seperti juga ada

Penanaman dan penggunaan kegiatan pertanian lainnya, untuk
tembakau di Indonesia sudah mendapatkan produksi
dikenal sejak lama. Komoditi
tembakau mempunyai arti yang tembakau dengan mutu yang
cukup penting, tidak hanya
sebagai sumber pendapatan baik, banyak faktor yang harus
bagi para petani, tetapi juga bagi
Negara diperhatikan. Selain faktor tanah,
Tanaman Tembakau merupakan
tanaman semusim, tetapi di iklim, pemupukan dan cara
dunia pertanian termasuk dalam
golongan tanaman perkebunan panen.
dan tidak termasuk golongan
tanaman pangan. Tembakau Nicotiana tobacum
(daunnya) digunakan sebagai dibudidayakan umumnya karena
bahan pembuatan rokok.
Usaha Pertanian tembakau memiliki arti ekonomi penting.
merupakan usaha padat karya.
Meskipun luas areal perkebunan Spesies yang sering

dibudidayakan adalah Nicotiana

tobacum dan Nicotiana rustika.

Nicotiana tobacum, daun
mahkota bunganya memiliki
warna merah muda sampai
merah, mahkota bunga
berbentuk terompet panjang,
habitusnya piramidal, daunnya
berbentuk lonjong dan pada
ujung runcing, kedudukan daun
pada batang tegak, tingginya 1,2
m.

Nicotiana rustika, daun mahkota

bunganya berwarna kuning,

bentuk mahkota bunga seperti

terompet berukuran pendek dan

sedikit bergelombang,
habitusnya silindris, bentuk daun

bulat yang pada ujungnya

tumpul, kedudukan daun pada

batang agak terkulai.

424

b. Sistematika Tanaman Daun

Sistematika tanaman tembakau Daun tanaman tembakau
adalah sebagai berikut:
berbentuk bulat lonjong (oval)

atau bulat, tergantung pada

Klass : Dicotyledonaea varietasnya. Daun yang
Ordo : Personatae
Famili : Solanaceae berbentuk bulat lonjong ujungnya
Sub Famili : Nicotianae
Genus : Nicotianae meruncing, sedangkan yang
Spesies :Nicotiana berbentuk bulat, ujungnya
tabacum L.
tumpul.

c. Botani Tanaman Daun memiliki tulang-tulang
menyirip, bagian tepi daun agak
Akar bergelombang dan licin. Lapisan
atas daun terdiri atas lapisan
Tanaman tembakau merupakan palisade parenchyma dan
tanaman berakar tunggang yang spongy parenchyma pada
tumbuh tegak ke pusat bumi. bagian bawah. Jumlah daun
Akar tunggangnya dapat dalam satu tanaman sekitar 28-
menembus tanah kedalaman 50- 32 helai
75 cm, sedangkan akar
serabutnya menyebar ke
samping. Selain itu, tanaman
tembakau juga memiliki bulu-
bulu akar. Perakaran akan
berkembang baik jika tanahnya
gembur, mudah menyerap air,
dan subur.

Batang

Tanaman Tembakau memiliki Gambar 157. Batang tembakau
bentuk batang agak bulat, agak Bunga
lunak tetapi kuat, makin ke Tanaman tembakau berbunga
ujung, makin kecil. Ruas-ruas majemuk yang tersusun dalam
batang mengalami penebalan beberapa tandan dan masing-
yang ditumbuhi daun, batang
tanaman bercabang atau sedikit 425
bercabang. Pada setiap ruas
batang selain ditumbuhi daun,
juga ditumbuhi tunas ketiak
daun, diameter batang sekitar 5
cm.

masing tandan berisi sampai 15 penyerbukan sendiri,
bunga. Bunga berbentuk tetapi tidak tertutup

terompet dan panjang, terutama kemungkinan untuk

yang berasal dari keturunan penyerbukan silang.

Nicotiana tabacum, sedangkan

dari keturunan Nicotiana rustika,

bunganya lebih pendek, warna

bunga merah jambu sampai Buah
merah tua pada bagian atas.
Tembakau memiliki bakal buah
Bunga tembakau berbentuk yang berada di atas dasar bunga
malai, masing-masing seperti dan terdiri atas dua ruang yang
terompet dan mempunyai bagian dapat membesar, tiap-tiap ruang
sebagai berikut: berisi bakal biji yang banyak
sekali

a. Kelopak bunga, berlekuk
dan mempunyai lima
buah pancung

b. Mahkota bunga

berbentuk terompet,

berlekuk merah dan

berwarna merah jambu
atau merah tua dibagian

atasnya. Sebuah bunga

biasanya mempunyai

lima benang sari yang

melekat pada mahkota

bunga, dan yang satu

lebih pendek dari yang Gambar 158. Biji tembakau
lain.
Penyerbukan yang terjadi pada
c. Bakal buah terletak bakal buah akan membentuk
diatas dasar bunga dan buah. Sekitar tiga minggu
mempunyai dua ruang setelah penyerbukan, buah
yang membesar tembakau sudah masak.

d. Kepala putik terletak Setiap pertumbuhan yang
pada tabung bunga yang norrmal, dalam satu tanaman
terdapat lebih kurang 300 buah.
berdekatan dengan Buah tembakau berbentuk bulat
lonjong dan berukuran kecil, di
benang sari. Tinggi dalamnya berisi biji yang
bobotnya sangat ringan. Dalam
benang sari dan putik
426
hampir sama. Keadaan

ini menyebabkan

tanaman tembakau lebih
banyak melakukan

setiap gram biji berisi + 12.000 328, H 392, H 77, H
biji. Jumlah biji yang dihasilkan 362
pada setiap tanaman rata-rata
25 gram.

Tembakau Pipa

Tembakau Lumajang varietas K
dan SAX

Tembakau sigaret

- Tembakau virginia

adalah Dixie bright

(DB) 101, Coker 319,
Coker 86, Coker 176,

Nort Caroline 95, Nort

Carolina 2514

- Tembakau oriental

(turki) adalah

Gambar 159 Bunga tembakau sumsum, smyrna,

macedonia orientale
dan xanthi

- Tembakau Barlay

d.Jenis tembakau adalah varietas KY

17, Barlay 21 dan Tn

Beberapa varietas anjuran 87
tembakau adalah:
Tembakau asli/ rajangan

Tembakau cerutu Varietas yang dianjurkan terdiri
dari banyak varietas yang sesuai
- Tembakau Deli dengan pengembangannya.

adalah D4, KF-7 dan

F1-5

- Tembakau e. Syarat Tumbuh
Vorstenlanden (untuk
cerutu) adalah Timor Iklim
vorstenlanden (TV)
dan Gayamprit (G) Tanaman tembakau pada
umumnya tidak menghendaki
- Tembakau Besuki iklim yang kering ataupun iklim
(tembakau pembalut yang sangat basah. Angin
dan pengisi cerutu) kencang yang sering melanda
adalah varietas H lokasi tanaman tembakau dapat

427

merusak tanaman (tanaman Sedangkan tembakau rakyat
roboh) dan juga berpengaruh atau asli dapat tumbuh mulai dari
terhadap mengering dan tanah ringan (berpasir) sampai
mengerasnya tanah yang dapat dengan tanah berat (liat).
menyebabkan berkurangnya
kandungan oksigen di dalam Derajat keasaman tanah yang
tanah. baik untuk tanaman tembakau
adalah 5-5,6; tembakau Virginia
Untuk tanaman tembakau 5,5-6,0.
dataran rendah, curah hujan
rata-rata 2.000 mm/tahun, Apabila didapat nilai yang
sedangkan untuk tembakau kurang dari 5 maka perlu
dataran tinggi, curah hujan rata- diberikan pengapuran untuk
rata 1.500-3.500 mm/tahun. menaikkan pH sedangkan bila
didapat nilai pH lebih tinggi dari 6
Penyinaran cahaya matahari maka perlu diberikan belerang
yang kurang dapat untuk menurunkan pH.

menyebabkan pertumbuhan f. Pedoman Budidaya

tanaman kurang baik sehingga Pengolahan Tanah

produktivitasnya rendah. Oleh Pengolahan tanah dilaksanakan
dengan menggunakan alat
karena itu lokasi untuk tanaman pertanian berupa hand traktor
minimal 2 kali pembajakan
tembakau sebaiknya dipilih di untuk mempersiapkan media
terbaik bagi proses penanaman
tempat terbuka dan waktu tanam tembakau dengan menjaga
disesuaikan dengan jenisnya. kesuburan tanah.

Suhu udara yang cocok untuk Penanaman dan pemupukan

pertumbuhan tanaman tembakau Empat puluh lima hari s/d lima
berkisar antara 21-32,30 C. puluh hari (45 s/d 50) setelah
benih ditabur, kita sudah
Tanaman tembakau dapat mendapatkan bibit yang siap
tumbuh pada dataran rendah untuk dipindah tanamkan.
ataupun di dataran tinggi
bergantung pada varietasnya. Bibit ditanam pada tanah
Ketinggian tempat yang paling guludan di lahan yang telah
cocok untuk pertumbuhan dipilih dengan luasan yang
tanaman tembakau adalah 0 - sesuai. Teknik penyebaran benih
900 mdpl. dapat dilakukan dengan
mencampur benih dengan pasir
Tanah halus atau abu kering, kemudian

Tembakau Deli sangat cocok 428

untuk jenis tanah aluvial dan

andosol. Tanah regosol sangat

cocok untuk tembakau

vorstenlanden dan besuki.

Tembakau Virginia flu-cured
cocok untuk tanah podsolik.

sebarkan pada bedengan seperti pencabutan, cara pencabutan
Gambar berikut bibit adalah dengan cara
memegang dua helai daun
terbesar kemudian ditarik ke
atas. Sebaiknya pindah tanam ini
dilakukan pada pagi hari.

Gambar 160 Penyemaian benih Gambar 161 Cara mencabut
tembakau bibit tembakau

Setelah bibit berumur 40-45 hari Pada tahapan penanaman ini
bibit dapat dipindah tanamkan.. dilakukan pemupukan I dengan
Sebelum penanaman bibit perlu memperhatikan jenis dan dosis
dipangkas agar tidak terjadi serta cara pemupukan. Adapun
stagnasi. pupuk yang digunakan NPK
(Fertila) dengan dosis 10
Teknik pencabutan bibit terlebih gr/batang.
dahulu disiram sampai basah
agar mudah dalam proses Pemupukan ke II dengan umur
tanaman 21 hari dilakukan
dengan pupuk NPK (KNO3)
dengan dosis 5 gr/batang.

Pembumbunan dan Pengairan

Pembumbunan adalah proses
yang dilakukan agar tanah tetap
gembur, sebagai persiapan
media tumbuh yang baik bagi
tanaman tembakau dan
sekaligus untuk membersihkan
tumbuhan pengganggu (Gulma).

429

Adapun sistim irigasi (Pengairan) Pemanenan atau pemetikan
yang tepat sangat penting dalam daun tembakau yang terbaik
menjamin kualitas klas tingkat adalah pada saat tanaman
produktifitas tembakau virginia. cukup umur dan daun-daunnya
telah matang petik yang dicirikan
Pungel dan wiwil Suli dengan warna hijau kekuning-
kuningan. Daun-daun yang
Punggel dan wiwil/suli demikian akan menghasilkan
memastikan penggunaan bahan krosok yang bermutu tinggi dan
gizi tanaman dalam proses aromanya tajam.
pengembangan daun tembakau
untuk mendapatkan jumlah Krosok tembakau yang bermutu
daun, berat daun dan kualitas tinggi mempunyai nilai jual yang
tinggi yang akan memberikan tinggi.
baik maksimal bagi petani.
Namun, pada beberapa hal,
misalnya karena permintaan

Dalam pelaksanaan wiwilan pasar dan letak daun pada
sangat penting sekali karena
akan berpengaruh terhadap batang, maka pemetikan yang
ketebalan daun/berat daun.
terbaik dapat dilakukan pada

tingkatan daun hampir masak.

Karena bila dipetik tepat masak

Pengendalian Hama dan dan masak sekali, kualitas daun
Penyakit setelah pengeringan justru

mengalami kemerosotan

Pengendalian Hama Terpadu terutama aromanya
dilaksanakan sesuai kondisi
tanaman yang ada dengan Untuk golongan tembakau
memprioritaskan penggunaan cerutu, pemungutan daun yang
Bio Pestisida dengan baik adalah pada tingkat
pengawasan secara berkala, kemasakan tepat masak atau
terhadap residu pestisida baik hampir masak.
pada tanaman tembakau
virginia. Pemetikan pada tingkatan ini
akan menghasilkan krosok yang
Adapaun penggunaan pestisida berwarna keabu-abuan (vaal)
dan bahan kimia bisa digunakan dan elastis. Pemungutan daun
(Dancis, Furadan) tergantung muda atau daun tua akan
serangan hama yang ada. menghasilkan krosok yang rapuh
(tidak elastis) dan warna yang
Panen dan Pascapanen tidak menarik

Panen Untuk tembakau golongan
sigaret, misalnya Virginia,
Umur Panen pemanenan daun yang terbaik
adalah pada tingkat kemasakan

430

tepat masak atau masak sekali. saja tanpa menebang
Apabila pasar menghendaki batangnya.

krosok yang halus, pemetikan

daun dapat dilakukan pada Penerapan penggunaan kedua
cara tersebut tergantung pada:
tingkat kemasakan masak sekali.
- Jenis atau varietas
Caranya adalah dengan

memperpanjang waktu

pemetikan 5-10 hari dari - Kebersamaan
tingkat pemasakan tepat masak. Pemasakan daun,

Untuk jenis Tembakau Turki Karena ada beberapa

yang tergolong tembakau sigaret jenis tembakau yang

pula, pemetikan daun yang baik memiliki waktu

adalah pada tingkat kematangan kemasakan daun

hampir masak atau masih bersamaan dan beberapa

kehijauan varietas tembakau tidak

Permasalahan yang kadang memiliki waktu yang
terjadi yaitu adanya kesalahan bersamaan pada proses
dalam pemetikan daun yaitu
daun-daun yang dipetik pemasakan daun
terlampau muda, akibatnya akan
menghasilkan krosok yang - Perlakuan budidaya.
berkualitas rendah, yakni
berwarna hijau mati, kurang Pemanenan daun dapat
beraroma, warnanya cokelat tua, dilakukan dengan cara pungut
dan kisut sehingga harga di daun seperti pada tembakau
pasaran rendah. cerutu, sigaret, dan pipa.
Permasalahan lain yaitu daun Pemetikan daun dilakukan per
tembakau yang dipetik telah lembar menurut tingkat
lewat umur, daunnya sudah kemasakan dan letaknya pada
terlalu tua yang dicirikan dengan batang.
warna kuning tua yang
menghasilkan krosok yang Panen secara pungut daun
bermutu rendah. Karena itu dilakukan dengan memetiknya
diharapkan para pekerja lebih lembar demi lembar. Pemetikan
teliti lagi dalam memanen daun dilakukan pada daun-daun yang
tembakau. masak lebih dahulu, sedangkan
yang belum masak ditinggalkan
Cara Panen untuk dipetik pada waktu
Cara memanen daun tembakau berikutnya setelah mencapai
dapat dilakukan dengan tingkat kemasakan tepat masak.
menebang batang pertanaman Pemetikan daun yaitu dipretel
beserta daun-daunnya tepat dengan tangan, selanjutnya
pada pangkal batangnya atau pemetikan dapat dilakukan
hanya memetik daun-daunnya selang 3-5 hari.

Biasanya sekali petik hanya 2-4
helai daun tiap tanaman.

431

Karena itu para pekerja harus
Permasalahan yang kadang memperhatikan varietas
terjadi yaitu bila pemanenan
dilakukan dengan menebang tanaman yang di tanam dan
batangnya tepat pada pangkal,
terkadang ada daun tembakau waktu pemanenan yang cocok.
yang belum tepat masak, daun
tersebut bisa kotor/tergores saat Yang perlu diperhatikan
mengangkutnya ke tempat pada saat panen
penampungan.
1. Pemanenan daun

tembakau harus cukup

umur, tidak terlalu muda

Oleh sebab itu diharapkan para dan tidak terlalu tua.

pekerja lebih teliti dalam

mengangkut batang tembakau 2. Semua daun tembakau
harus diperhatikan baik
beserta daunnya agar tidak daun bagian bawah
maupun bagian atas.
terjadi kerusakan daun
tembakau.

Saat Panen 3. Para pekerja harus teliti

dalam mengangkut

Secara umum saat yang baik batang tembakau beserta
untuk memetik daun tembakau
adalah pagi atau sore hari dalam daunnya agar tidak
keadaaan cuaca cerah. Untuk
varietas tembakau vorstenland terjadi kerusakan daun
dan deli, saat pemetikan yang tembakau.
baik adalah pada pagi hari
antara pukul 06.00 s.d 10.00. 4. Para pekerja harus
Untuk varietas besuki, saat memperhatikan varietas
pemetikan yang baik adalah tanaman yang di tanam
pada sore hari antara pukul dan waktu pemanenan
14.00-17.00. Untuk jenis yang cocok.
tembakau turki dan tembakau
sigaret, saat pemetikan yang Pemanenan adalah suatu
baik adalah pada pagi hari
antara pukul 08.00-10.00. tahapan yang sangat penting

diperhatikan dalam

mendapatkan kualitas panenan

yang tinggi.

Permasalahan yang terjadi Adapun yang harus diperhatikan
dengan saat panen adalah waktu sebagai berikut :
pemanenan daun tembakau
yang perlu disesuaikan dengan 1. Kematangan daun
varietasnya. Terkadang para
pekerja kurang memperhatikan 2. Keseragaman daun
varietas tembakau dan waktu dalam proses
pemanenan yang cocok untuk pemanenan
varietas tembakau tersebut.

432

3. Penanganan daun hasil air dari daun tembakau basah
panenan yang dipanen dalam keadaan
hidup.
Sebagian besar dari varietas
tembakau dipanen berdasarkan Curing
tingkat kematangan daunnya
dilakukan mulai dari daun bawah Selama ini di beberapa petani
sampai daun atas dengan
pemetikan 2 sampai 3 daun ada yang berpendapat bahwa
pada setiap tanaman dengan
interval satu minggu hingga daun curing adalah proses
tanaman habis. pengeringan tembakau saja.

Gambar 162 Proses Tidak menyadari bahwa sel-sel
pengeringan daun
tembakau di dalam daun tersebut masih

Pascapanen tetap hidup setelah dipanen.
Tembakau Virginia dijual dalam
wujud kering oven atau Tujuan Curing :
pengomprongan (Curing).
Curing merupakan proses Sebenarnya tujuan curing adalah
biologis yaitu melepaskan kadar :

1. Melepaskan air daun
tembakau hidup dari
kadar air 80 -90 %
menjadi 10-15%

2. Perubahan warna dari
Zat hijau daun menjadi
warnaa orange dengan
aroma sesuai dengan
standar tembakau yang
diproses.

Untuk mendapatkan hasil
curing/omprongan tembakau
yang baik, maka daun tembakau
itu harus sudah masak dan
seragam.

Ciri-ciri daun yang sudah masak
adalah :

1. Warna daun sudah mulai
hijau kekuningan dengan
sebagian ujung dan tepi
daun berwama coklat.

433

2. Wama tangkai daun hijau seluruh tenaga petiknya dan
kuning, keputih-putihan. diberitahu mana yang sudah
boleh dipanen dan mana yang
belum.

3. Posisi daun/tulang daun

mendatar Tahapan Curing

4. Kadang-kadang pada

lembaran daun ada Sebelum memulai curing harus
bintik-bintik coklat, dipastikan bahwa seluruh
gelantang sudah tersedia dan
sebagai lambang bebas palstik, kompor sudah
dicek kondisinya dengan
ketuaan. melakukan test nyala api
sebelurnnya, seluruh dinding
Hal-hal yang perlu oven tidak ada yang berlubang,
diperhatikan : pintu bisa menutup rapat, pipa-
pipa tidak ada yang rusak dan
Pada saat curing, yang perlu berlubang.
diperhatikan juga adalah
kapasitas daun di dalam oven. Ada 4 tahapan curing, yaitu :
Sebagai contoh untuk oven
ukuran 4 x 4 x 7 rak sebanding 1. Penguningan, Proses
dengan 1,8 ha, sedangkan 5 x 5
x 7 rak maksimum 2,8 ha. Juga biologis daun ini
cuaca waktu proses, kalau merupakan proses
musim hujan harus lebih longgar
daripada waktu musim kering. perubahan warna dari

hijau ke warna kuning,

Pada saat panen tembakau karena hilangnya zat
harus dipastikan berapa lembar
yang harus dipetik sesuai hijau daun / klorophyil ke
kapasitas oven. Daun tembakau
yang dipetik haruslah seumur zat kuning daun dan
dan posisi daun yang sama,
karena apabila umur daun dan terjadi penguraian zat
posisi daun berbeda, akan tepung menjadi gula.
sangat sulit menentukan kapan
harus menaikkan suhu oven, Perubahan ini bisa terjadi
kapan harus masuk ke tahapan
berikutnya, kapan harus buka pada suhu 32 s/d 42
ventilasi dan sebagainya.
derajat celcius. Proses ini

harus dilakukan secara

perlahan-lahan waktu

yang diperlukan

tergantung posisi daun.
Umumnya berlangsung

selama 55 s/d 58 jam.

Oleh sebab itu pengetahuan Pada saat ini awalnya
petani dan pemetik daun harus
benar-benar baik tentang saat semua ventilasi ditutup,
panen ini. Sebaiknya saat
menjelang panen, petani yang baik atas maupun bawah.
bersangkutan mengumpulkan
Tetapi apabila seluruh

daun sudah berwama
kuning orange ventilasi

434

atas dibuka 1/4 , proses keluar dari sel-sel daun
ini sangat menentukan akan menjadi uap air,
terhadap hasil curing. yang harus dibuang
keluar oven agar tidak
2. Pengikatan Warna, kembali ke daun. Ciri-ciri
proses ini, daun sudah
Apabila seluruh daun terasa kering apabila
dipegang, tapi tulang
sudah berwama kuning daun masih terasa basah
daun terlihat keriput atau
orange baik lembar daun keriting waktu yang
maupun tulang daun, dibutuhkan lebih kurang
30-32 jam.
maka secara pertiahan-

lahan suhu dinaikkan.

Pada saat proses ini

terjadi, maka apabila

daun masih berwama

hijau, maka daun tetap 4. Pengeringan Gagang

akan berwama hijau, Pengeringan gagang
sebaliknya apabila sudah tembakau dilakukan pada

berwama kuning orange suhu 63-72°C. Pada saat

maka hasil curing akan ini air yang bisa dilepas

kuning orange. Karena didalam batang daun

pada suhu 43-52 °C ini akan dikeluarkan proses

terjadi pengikatan warna. awal tahap ini ventilasi

Sehingga apabila warna mulai ditutup secara
daun pada proses perlahan dan bertahap,

penguningan belum untuk menjaga

sempuna, maka jangan kelembaban udara tetap

terburu-buru menaikkan berkisar pada 32%. Ciri-

suhu lebih dari 42°C. ciri tahapan ini bisa

Pada tahapan ini ventilasi selesai apabila seluruh

dibuka secara bertahap, tulang daun sudah
sedikit demi sedikit kering, dan bila ditekuk

sampai akhirnya dibuka batangnya akan patah

seluruhnya. Waktu yang dan berbunyi krek. Ini

diperlukan kalau berjalan menandakan bahwa

sempuma umumnya tahap ini berjalan baik 5-8

sekitar 18-19 jam. jam sebelum proses

berakhir, seluruh ventilasi

3. Pengeringan Lembar harus ditutup agar
Daun, Proses ini kelembaban udara tetap

bertujuan untuk terjaga. Proses ini

mengurangi kadar air memerlukan waktu

didalam lembar daun normalnya 30-32 jam

dengan cara menaikkan jangan pernah

suhu 53-62°C. Pada saat menaikkan suhu oven

ini seluruh ventilasi diatas 72 C, karena
dibuka, karena air yang tembakau akan terbakar.

435

Demikian tahapan curing yang setiap jenis tembakau tergantung
terjadi pada tembakau virginia pada besar kecilnya perbedaan
Flue Cure. sifat.

Proses ini harus dilakukan Secara umum daun tembakau
dengan hati-hati dan penuh dapat diklasifikasikan menjadi
pengawasan karena tembakau tiga kelas.
yang sudah sangat baik
pertumbuhannya dilapangan, Tembakau Cerutu
akan sia-sia hasilnya apabila
proses curing ini tidak berjalan Golongan tembakau cerutu
lancar. dapat dikelompokkan menjadi
empat kelas, mulai dari bawah
Oleh karena itu untuk semua ke atas , yaitu :
oven yang aktif harus memiliki
termometer untuk memastikan 1. Daun pasir(zandblad)
apakah setiap tahapan tersebut
sudah berjalan baik atau belum.

2. Daun kaki (voetblad)

Dan juga setiap oven harus - Daun kaki

memiliki table pedoman prosedur pertama (DKP)

curing tembakau virginia serta - Daun Kaki Atas
menggunakan alat (DKA)

Hygrocurometer untuk mengukur

suhu dan kelembaban udaranya 3. Daun tengah/madya

g. Klasifikasi Daun (middenblad)

- Daun madya

pertama (DMP)

Setiap lembar daun tembakau - Daun Madya atas
dari bawah ke atas memiliki sifat (DMA)
fisik dan kimia yang berbeda.

4. Daun pucuk/topblad

Dengan adanya perbedaan ini,

maka daun-daun tembakau

dikelompokkan menjadi

beberapa kelas menurut Menurut klasifikasi diatas, untuk
varietas tembakau vorstenland
letaknya pada batang. dan varietas tembakau besuki
Na Oogst, lembaran daun kaki
Pengelompokan menurut letak merupakan lembaran daun yang
daun pada batang disebut berkualitas baik, sedangkan
klasifikasi daun. yang lain berkualitas rendah
sehingga tidak perlu dipetik.
Dalam pengelompokan ini,
jumlah lembaran daun pada Tembakau Sigaret
possisinya tidak sama untuk
436

Golongan tembakau sigaret diperhatikan, sehingga daun
dikelompokkan menjadi empat bagian atas kurang diperhatikan,
kelas mulai dari bawah ke atas, namun tidak mudah untuk
yaitu : memelihara daun-daun bagian
bawah karena beresiko tinggi
1) Daun pasir (lugs) terkena percikan air/tanah
sehingga kualitas daun kurang
2) Daun bawah dan tengah baik.
(cutters) Karena itu diharapkan baik daun
bagian bawah maupun bagian
3) Daun atas (leaf) atas sama-sama diperhatikan.

4) Daun pucuk (tips) 437

Menurut klasifikasi di

atas, untuk jenis
tembakau Virginia,

lembaran daun bawah

dan tengah (cutters)

merupakan lembaran

daun yang paling baik,

menyusul lembaran daun

atas (leaf). Adapun
lembaran daun yang lain

memiliki kualitas rendah.

Tembakau Rajangan

Untuk jenis tembakau rajangan
atau tembakau asli, lembaran
daun pasir dan 1-2 lembar daun
kaki merupakan daun yang
berkualitas baik. Daun-daun ini
umumnya dikrosok sebagai filter
cerutu. Lembaran daun tengah
kurang baik kualitasnya
sehingga sering digunakan untuk
tembakau rajangan.

Permasalahan yang kadang
timbul karena klasifikasi daun ini
yaitu adanya kebimbangan
dalam penentuan jenis daun dan
daun-daun yang berada di
bagian bawah cenderung lebih

10.2. Teknik Budidaya Kakao akan sulit diharapkan
keberhasilannya.
Oleh karena itu persiapan lahan
dan naungan, serta penggunaan
tanaman yang bernilai ekonomis
sebagai penaung merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan
dalam budidaya kakao.

b. Syarat tumbuh

Sejumlah faktor iklim dan tanah

menjadi kendala bagi

pertumbuhan.

Gambar 163 Buah kakao Lingkungan alami tanaman
kakao adalah hutan tropis.
Dengan demikian curah hujan,
suhu udara dan sinar matahari
menjadi bagian dari faktor iklim
yang menentukan.

a. Pendahuluan

Tanaman Kakao merupakan Demikian juga dengan faktor
tanaman perkebunaan fisik dan kimia tanah yang erat
kaitannya dengan daya tembus
berprospek menjanjikan. Tetapi (penetrasi) dan kemampuan
akar menyerap hara.
jika faktor tanah yang semakin

keras dan miskin unsur hara Ditinjau dari wilayah

terutama unsur hara mikro dan penanamannya kakao ditanam

hormon alami, faktor iklim dan pada daerah-daerah yang

cuaca, faktor hama dan penyakit berada pada 10o LU sampai
tanaman, serta faktor
dengan 10o LS. Walaupun
pemeliharaan lainnya tidak
demikian penyebaran
diperhatikan maka tingkat
pertanaman kakao secara umum
produksi dan kualitas akan berada diantara 7oLU sampai

rendah. 18oLS.

Sebagai tananam yang dalam Hal ini erat kaitannya dengan
budidayanya memerlukan distribusi curah hujan dan jumlah
penyinaran matahari sepanjang
naungan, maka walaupun telah tahun. Kakao juga masih toleran
pada daerah 20o LU sampai 20o
diperoleh lahan yang sesuai, LS.

sebelum penanaman kakao

tetap diperlukan persiapan

naungan. Tanpa persiapan

naungan yang baik,

pengembangan tanaman kakao

452

Dengan demikian Indonesia iklim Am (menurut Koppen) atau
yang berada pada 5o LU sampai B (menurut Scmidt dan
dengan 10o LS masih sesuai Fergusson). Di daerah-daerah
untuk pertanaman kakao. yang tipe iklimnya C menurut
(Scmidt dan Fergusson) kurang
Ketinggian tempat baik untuk penanaman kakao
karena bulan keringnya yang
Ketinggian tempat di Indonesia panjang.
yang ideal untuk penanaman
kakao adalah tidak lebih tinggi Dengan membandingkan curah
dari 800 m dari permukaan laut.
hujan diatas dengan curah hujan

tipe Asia, Ekuator dan Jawa

Curah Hujan maka secara umum areal

penanaman kakao di Indonesia

Curah hujan yang berhubungan masih potensial untuk

dengan pertanaman dan dikembangkan.
produksi kakao ialah

distribusinya sepanjang tahun. Adanya pola penyebab curah
hujan yang tetap akan
Hal tersebut berkaitan dengan mengakibatkan pola panen yang
tetap pula.
masa pembentukan tunas muda

dan produksi.

Areal penanaman kakao yang Temperatur
ideal adalah daerah-daerah
dengan curah hujan 1.100-3.000 Pengaruh temperatur terhadap
mm per tahun. kakao erat kaitannya dengan
ketersedian air, sinar matahari
Curah hujan yang melebihi 4.500 dan kelembaban.
mm per tahun tampakya
berkaitan erat dengan serangan Faktor-faktor tersebut dapat
penyakit busuk buah (blask dikelola melalui pemangkasan,
pods). penataan tanaman pelindung
dan irigasi.

Daerah yang curah hujannya Temperatur sangat berpengaruh
lebih rendah dari 1.200 mm per terhadap pembentukan flush,
tahun masih dapat ditanami pembungaan, serta kerusakan
kakao, tetapi dibutuhkan air daun.
irigasi. Hal ini disebabkan air
yang hilang karena transpirasi Menurut hasil penelitian,
akan lebih besar dari pada air temperatur ideal bagi tanaman
yang diterima tanaman dari kakao adalah 300C - 320C
curah hujan, sehingga tanaman (maksimum) dan 180C-210C
harus dipasok dengan air irigasi. (minimum). Kakao juga dapat
Di tinjau dari tipe iklimnya, kakao tumbuh dengan baik pada
sangat ideal ditanam pada temperatur minimum 15o C
daerah-daerah yang tipenya

453

perbulan. Temperatur ideal temperatur tinggi selama kurun
lainnya dengan distribusi waktu yang panjang ditandai
tahunan 16,60C masih baik untuk dengan matinya pucuk.

pertumbuhan kakao asalkan

tidak didapati musim hujan yang Daun kakao masih toleran
sampai suhu 50o C untuk jangka
panjang.

waktu yang pendek.

Berdasarkan keadaan iklim di Temperaturvyang tinggi tersebut
Indonesia temperatur 250-260 C menyebabkan gejala necrossis
merupakan temperatur rata-rata
tahunan tanpa faktor terbatas. pada daun.
Karena itu daerah-daerah
tersebut sangat cocok jika Sinar Matahari
ditanami kakao.
Lingkungan hidup alami
Temperatur yang lebih rendah tanaman kakao ialah hutan
100 C dari yang dituntut tanaman hujan tropis yang didalam
pertumbuhanya membutuhkan
kakao akan mengakibatkan naungan untuk mengurangi
pencahayaan penuh.
gugur daun dan mengeringnya

bunga, sehingga laju

pertumbuhannya berkurang. Cahaya matahari yang terlalu
banyak menyoroti tanaman
Temperatur yang tinggi akan kakao akan mengakibatkan lilit
memacu pembungaan, tetapi batang kecil, daun sempit, dan
kemudian akan gugur. batang relatif pendek.

Pembungaan akan lebih baik jika Pemanfaatan cahaya matahari
berlangsung pada temperatur
230 C. Demikian juga tempertur semaksimal mungkin
26oC pada malam hari masih
lebih baik pengaruhnya terhadap dimaksudkan untuk
pembungaan dari pada
temperatur 23o-300 C. mendapatkan intersepsi cahaya
dan pencapain indeks luas daun

optimum.

Kakao tergolong tanaman C3

Temperatur tinggi selama kurun yang mampu berfotosintesis

waktu yang panjang pada suhu daun rendah.

berpengaruh terhadap bobot biji. Fotosintesis maksimum

Tempertur yang relatif rendah diperoleh pada saat penerimaan
akan menyebabkan biji kakao cahaya pada tajuk sebesar 20

banyak mengandung asam persen dari pencahayaan penuh.

lemak tidak jenuh dibandingkan Kejenuhan cahaya didalam

dengan suhu tinggi. fotosintesis setiap daun yang

telah membuka sempurna

Pada areal tanaman yang belum berada pada kisaran 3-30

menghasilkan kerusakan persen cahaya matahari atau
tanaman sebagi akibat dari

454

pada 15 persen cahaya Tanah
matahari penuh.

Kakao dapat tumbuh pada

Hal ini berkaitan pula dengan berbagai jenis tanah, asalkan
pembukaan stomata yang lebih
besar bila cahaya matahari yang persyaratan kimia dan fisik
diterima lebih banyak.
yang berperan dalam

pertumbuhan dan produksi

Air dan hara tanaman kakao terpenuhi.

Kemasaman tanah, kadar zat

Air dan hara merupakan faktor organik, unsur hara, kapasitas
penentu bila mana kakao akan
ditanam dengan sistem tanpa adsorbsi, dan kejenuhan basa
tanaman pelindung sehingga
terus menerus mendapat sinar merupakan sifat kimia yang
matahari secara penuh.
perlu diperhatikan, sementara

faktor fisiknya adalah

kedalaman efektif, tinggi
permukan air tanah, drainse,

Naungan struktur dan konsesntensi tanah.

Pembibitan kakao Selain itu kemiringan lahan juga
merupakan sifat fisik yang
membutuhkan naungan, karena mempengaruhi pertumbuhan
dan produksi kakao.
benih kakao akan lebih lambat

pertumbuhannya pada
pencahayaan sinar matahari

penuh. Sifat kimia

Penanaman kakao tanpa Tanaman kakao dapat tumbuh
pelindung saat ini giat diteliti dengan baik pada tanah yang
dan diamati karena berhubungan memiliki kemasaman pH 6-7.5
dengan biaya penanaman tidak lebih tinggi dari 8, serta
maupun pemeliharaan. tidak lebih rendah dari 8.

Penanaman dilakukan dipagi Bahan organik tanah

hari pada musim hujan tenyata

lebih baik hasilnya kalau Kadar zat organik yang tinggi
akan meningkatkan laju
sore/malam harinya hujan turun pertumbuhan pada masa
sebelum panen. Untuk itu zat
dibandingkan dengan jika hujan organik pada lapisan tanah
setebal 0-15 cm sebaiknya lebih
yang turun 2 hari kemudian. dari 3 persen. Kadar tersebut
Dengan demikian, air dan hara setara dengan 1.75 persen
unsur karbon yang dapat
memang merupak faktor menyediakan hara dan air serta
struktur tanah yang gembur.
penentu bila mana cahaya

matahari dimanfaatkan

semaksimal mungkin bagi

pertanaman kakao.

455

Untuk meningkatkan kadar zat bila ditanami kakao. Dengan
organik dapat dipergunakan demikian, tanah-tanah pantai
serasah sisa pemangkasan berstekstur liat masih baik
maupun pembenaman kulit buah ditanami kakao.
kakao. 900 kg kulit buah kakao
memberikan hara 28 gram urea, Dari hasil penelitian dapat
9 kg P, 56.6 kg Mo dan 8 Kg
kiserit. diketahui bahwa pupuk nitrogen

yang diberikan pada tanah
demikian akan sangat

Sebaiknya tanah-tanah yang bermanfaat bagi pertumbuhan
hendak ditanam kakao paling
tidak juga mengandung kalsium tanaman kakao.
lebih besar dari 8 me per 100
gram contoh tanah da kalsium Kedalaman tanah
lebih besar dari 0.24 me per 100
gram pada kedalaman 0-15 cm. Disamping faktor fisik diatas,
kakao juga menginginkan solum
Sifat fisik tanah minimal 90 cm. Walaupun
ketebalan solum tidak selaulu
Tekstur tanah yang baik untuk medukung pertumbuhan, tetapi
solum tanah setebal itu dapat
tanaman kakao adalah lempung dijadikan pedoman umum untuk
mendukung pertumbuhan kakao.
liat berpasir dengan komposisi

30-40 persen fraksi liat, 50 Kedalaman efektif terutama
persen pasir dan 10-20 persen ditentukan oleh sifat tanah,
apakah mampu menciptakan
debu. Susunan demikian akan kondisi yang menjadikan akar
bebas berkembang. Karena itu,
mempengaruhi ketersediaan air kedakaman efektif dapat
berkaitan juga dengan air tanah
dan hara serta aerasi tanah. yang mempengaruhi aerasi
dalam rangka pertumbuhan dan
Struktur tanah yang remah serapan hara. Untuk itu
kedalaman air tanah yang yang
dengan agregat dapat disarankan minimal 3m.

menciptakan gerakan air dan
udara didalam tanah sehingga

menguntungkan bagi akar.

Tanah tipe latasol yang memiliki

fraksi liat yang tinggi ternyata

sangat kurang menguntungkan

bagi tanaman kakao, Faktor kemiringan lahan sangat

sedangkan tanah regosol menentukan kedalaman air
dengan lempung berliat tanah. Semakin miring suatu

walaupun mengandung kerikil areal, semakin dalam pula air

masih baik bagi tanaman kakao. tanah yang dikandungnya.

Pembuatan teras pada lahan

Tanah yang baik drainasenya yang kemiringanya 8 persen dan
dengan struktur lempung berliat
serta lapisan atas yang kaya 25 persen, masing-masing
akan baha organik cocok sekali
dengan lebar 1m dan 1.5 m.
Sedangkan lahan yang

456

kemiringannaya lebih dari 40 Karena itu, jumlah pemeliharaan
persen sebaiknya tidak untuk meniadakan pohhon
ditanamai kakao. Disamping pelidung pada areal penanaman
faktor terbatasnya air tanah, hal kakao saat ini sedang dilakukan.
itu juga didasarkan atas
kecenderungan yang tinggi Penanaman pohon kakao secara
tererosi. rapat atau pengurangan pohon
pelindung secara bertahap,
Kriteria tanah misalnya, merupakan upaya
meniadakan pohon pelindung
Tanah yang digunakan untuk itu.
pertanaman kakao dapat
dikelompokkan manjadi 4 Manfaat Pohon Pelindung
kelompok berdasarkan sifat fisik
dan kimianya. Melindungi daun

Keempat kelompok tersebut Pohon pelindung sangat

adalah: berpengaruh pada terhadap

- tanah-tanah yang sesuai kadar gula pada batang dan

- cukup sesuai cabang kakao. Pengaruh itu

- kurang sesuai mengisyaratkan perlunya pohon

- tidak sesuai pelindung pada areal

Dengan menetapkan sebaran penanaman yang sebagai faktor
tingkat pembatas sifat fisik dan yang secara tidak langsung

kimia tanah, penerapan kriteria mempengaruhi proses fisiologis.

tanah tersebut dapat dijadikan

pedoman umum bagi rencana Ditinjau dari kemampuan
menyerap sinar matahari
penanaman suatu areal apakah sebagai sumber energi, kakao
masuk kedalam tanaman C3,
sesuai atau tidak bagi yaitu tanaman yang mampu
berfotosintesis pada suhu daun
pertanaman kakao. rendah. Tanaman yang
tergolong C3 membutuhkan
c. Pohon Pelindung temperatur optimum 10-25oC.
Dengan demikian dengan
Penanaman pohon pelindung adanya pohon pelidung
terutama akan mempengaruhi
sebelum penanaman kakao kemampuan daun kakao
melakukan proses fisiologis.
bertujuan mengurangi

intesnsitas sinar matahari

langsung. Bukan berarti bahwa
pohon pelindung tidak

menimbulkan masalah yang

menyangkut biaya, sanitasi

kebun, kemungkinan serangan Menciptakan Iklim Mikro

hama dan penyakit, atau

kompetisi hara dan air. Disamping itu, pohon pelidung

terutama pada areal yang belum
menghasilkan memainkan

457

peranan penting pula dalam Kakao tanpa pohon pelindung
menciptakan iklim mikro yang yang diberi pupuk menghasilkan
lembab.
biji kering yang lebih tinggi dari

pada kakao yang dibei pohon

Menghindari pencucian hara pelindung atau tanpa pupuk.

Hasil penelitian itu

Pohon pelidung juga berperan mengindikasikan bahwa kakao
dalam memperbaiki unsur tanah,
mengembalikan hara tercuci, yang telah menghasilkan pada
dan menahan terpaan angin hakikatnya mampu menciptakan
terutama pada kakao yang
belum menghasilkan. iklim mikro sesuai dengan

kebutuhanya. Tajuk yang saling

bertemu akan membatasi

intensitas matahari langsung

Memperbaiki Struktur tanah kesebagian besar daun.

Peranannya sebagai Kerugian lainya dari adanya
memperbaiki struktur tanah pohon pelindung adalah
timbulnya persaingan dalam
dikarenakan sistem perakaran mendapatkan air dan hara
antara tanaman pelindung
pohon pelindung umunya dalam. dengan kakao tersebut.

Pengembalian hara yang tercuci

bisa terjagi karena adanya

guguran daun tanaman

pelindung yang akan melapuk Persaingan dalam mendapatkan
membentuk senyawa organik. air dan hara akan sangat tajam
terutama pada pohon pelindung
Kerugian Pohon pelindung yang ditanam lebih rapat dengan
kakao yang baru ditanam
Tetapi seperti disebut diatas dilapangan.
pohon pelindung juga dapat
memberikan pengaruh yang Kerugian bisa juga timbul
merugikan. mengingat pohon pelindung
punya kemungkinan menjadi
Kerugian itu berkaitan dengan inang hama Helopeltis sp,
seperti tanaman pelindung
perbandingan biaya penanaman Accasia decurens dan Albissia
chinensis.
dan pemeliharaan dengan

peranannya sebagai

peningkatan produksi, terutama

bagi tanaman yang Jenis pohon pelindung
menghasilkan. Hasil dari

beberapa penelitian telah Pada arel penanaman kakao

dibuktikan bahwa tanpa pohon ada dua jenis pohon pelindung,

pelindung kakao akan yaitu:

menghasilkan buah lebih banyak - Pohon pelindung

dari pada kakao yang ada pohon sementara

pelindungnya. - Pohon pelindung tetap.

458

Pohon pelidung sementara - Tidak menjadi inang
berfungsi bagi tanaman yang hama dan penyakit
telah mulai menghasilkan.

- Tahan akan angin, dan

Untuk menetapkan pohon mudah

pelindung yang hendak ditanam memusnahkannya, jika

maka hal-hal yang berkaitan sewaktu-waktu tidak

dengan morfologi daun, letak dipakai lagi
kedududkan daun, ukuran tipe

daun, tipe percabangan maupun Pohon pelindung sementara
yang umum digunakan ialah:
ketahan akan hama penyakit,
- Maghonia macrophylla
serta sifatnya didalam - Albizzi falcata
- Ceiba petranda.
penyerapan air dan hara patut

diperhatikan.

Bila memungkinkan, pohon Pada areal penanaman kakao,
pelindung sebaiknya juga singkong, dan pisang sering juga
dimanfaatkan segi ekonomisnya digunakan sebagai pohon
seghingga areal penanaman pelindung sementara. Akan
kakao dan pohon pelindungnya tetapi keduanya memiliki
mempunyai nilai tambah. persaingan akan hara dan air
yang sangat tinggi.

Pemilihan pohon pelindung Saat ini pohon pelindung yang
kakao dengan kriteria: sering gunakan ialah hasil
okulasi antara Leucaene glauca
- Mudah dan cepat sebagai batang bawah dan
tumbuhnya, percabangan Leucaene glabrata sebagai
dan daunnya batang atas. Hasil okulasi ini
memberikan tidak menghasilkan biji sehingga
perlindungan yang baik tidak mengotori kebun. Pohon
okulasi itu dikenal dengan L2,
- Tidak mengalami masa L19 dan L21.
gugur daun pada musim
tertentu

- Mampu tumbuh dengan Kekhawatiran penanaman pohon
baik pada tanah-tanah pelindung jenis lamtaro akhir-
kurang subur dan tidak akhir ini berkaitan dengan
bersaing dalam hal ditemukannya hama kutu loncat
kebutuhan akan air dan (Heteropsylla sp) pada habitat
hara tanaman tersebut. Serangannya
dapat mengakibatkan pohon
- Tidak mudah terserang pelindung gundul sehingga
hama dan penyakit kehilangan fungsinya.

459

Bikultur & Penjarangan Pohon telah menghasilkan dapat
Pelindung dilakukan sebagai salah satu
usaha mengurangi kerugian atau
Penanaman kakao pada areal biaya yang telah ditimbulkan
tanaman perkebunan non pohon pelindung.
kakao sering dilakukan. Hal ini
berdasarkan atas pemanfaatan Yang penting diperhatikan dalam
tanaman perkebunan non kakao melakukan penjarangan pohon
tersebut sebagai pohon pelindung adalah jenis tanaman
pelindung bagi kakao. pelindung, umur tanaman kakao,
faktor tanah, dan iklim.
Penanaman kakao diantara
barisan kelapa sawit pada awal Jadwal Pekerjaan
pertumbuhannya memberikan
hasil yang baik, tetapi masa Pembersihan untuk penanaman
berbunga dan pertumbuhan
selanjutnya menjadi tertekan. kakao memerlukan jadwal
pekerjaan yang mantap, karena
Penanam kakao secara bikultur
sebaiknya pada areal tanaman pekerjaan ini menyangkut pula
kelapa. Kelapa ditanam berjarak
9m x 9m (123 pohon per ha) penanaman pohon pelindung
atau 10.5 m x 10.5m (91 pohon
per ha), sedangkan, kakao tetap dan pohon pelindung
ditanam diantara dua baris
kelapa dengan jarak tanam 3m x sementara yang harus ditanam
3m (650 pohon per ha).
terlebih dahulu. Jadwal
Penanaman kakao diantara
tanaman kelapa tersebut pekerjaan pembersihan areal
dilakukan setelah tanaman hendaknya dengan
kelapa berumur 5 tahun.
memeperhitungkan keadaan
Sisem bikultur lainnya bagi
kakao dapat juga diterapakan musim, sehingga baik
pada areal tanaman karet, kapuk
atau kopi. Penanaman demikian pembakaran kayu-kayu maupun
memerlukan pemeliharaan yang
lebih intensif lagi karena pembibitan tanaman pohon
menyangkut pengelolaan dua
tanaman sekaligus yang sama– pelindung tetap, pembibitan
sama memberikan keuntungan
ekonomi. kakao, ataupun penanamannya
dilapangan tidak sia-sia.
Penjarang pohon pelindung
pada areal tanaman kakao yang Pembakaran sisa-sisa kayu
pada musim hujan atau
penanaman pohon kakao pada
musim kemarau adalah salah
satu contoh kekeliruan jadwal
pekerjaan.

Pohon pelindung hendaknya
ditanam 12-18 bulan sebelum
penanaman kakao dilapangan.
Hal ini juga mengisyaratkan
bahwa kakao harus sudah
dibibitkan 4-6 bulan sebelumnya.
Waktu diatas didasarkan pada

460

perkiraan waktu yang dibutuhkan pohon telah tumbang
pohon pelindung tetap dan tumbangan itu biarkan selama 1-
pohon pelindung sementara
untuk tumbuh sehingga dapat 1,5 bulan agar daun kayu
berfungsi dengan baik.
mengering.

d. Pedoman Budidaya Areal yang telah bebas dari

semak belukar, kayu-kayu kecil,

dan pohon besar, apalagi bila
Pembersihan Areal baru dibakar, biasanya cepat

sekali menumbuhkan ilalang.

Pembersihan areal dilaksanakan Seperti diketahui, ilalang

mulai dari tahap merupakan gulma utama dari

survai/pengukuran sampai tahap areal pertanian. Karena itu,

pengendalian ilalang. pengendaliannya harus

Pelaksanaan survai/ pengukuran dilaksanakan sesegera mungkin,

biasanya berlangsung selama sehingga sedapat mungkin areal
satu bulan. telah bebas dari ilalang saat

penanaman pohon pelindung.

Pada tahap ini, pelaksanaan Pengendalian ilalang dapat
pekerjaan meliputi pemetaan dilakukan secara manual,
topografi, penyebaran jenis kimiawi, maupun mekanis
tanah, serta penetapan batas dengan mempertimbanhkan luas
areal yang akan ditanami. Hasi areal, ketersedian tenaga kerja,
survai akan sangat penting waktu, cuaca, penyaluran bahan
artinya untuk tahapan pekerjaan dan biaya. Tahap pengendalian
lain , bahkan dalam hal ilalang ini dapat dilasanakan
penanaman dan pemeliharaan selama 2-3 bulan.
kakao.

Tahap selanjutnya dari Persiapan areal
pembersihan areal adalah

tebas/babat. Pelaksanaan Pembersihan areal sering juga

pekerjaan pada tahap ini adalah diakhiri dengan tahap

dengan membersihkan semak pengolahan tanah. Pengolaan

belukar dan kayu-kayu kecil tanah biasanya dilaksanakan

sedapat mungkin ditebas rata secara mekenis.

dengan permukaan tanah, lama

pekerjaan ini adalah 2-3 bulan Pengolahan tanah selain dinilai
baru kemudian dilanjutkan mahal, juga dapat mempercepat
pengikisan lapisan tanah atas.
dengan tahap tebang .

Tahap berikut ini dilaksanakan
selama 3-4 bulan, dan
merupakan tahap yang paling
lama dari semua tahap
pembersihan areal. Bila semua

461

Penanaman tanaman penutup Pemilihan jarak tanam erat
tanah kaitannya dengan sifat

pertumbuhan tanaman, sumber

Untuk mempertahankan lapisan bahan tanam, dan kesuburan
atas tanah dan menambah
kesuburan tanah, pembersihan tanah.
areal terkadang diikuti dengan
tahap penanaman tanaman Kakao dengan bahan tanaman
penutup tanah. Sca 6 misalnya membutuhkan
ruang pertumbuhan tajuk yang
Tanaman penutup tanah lebih kecil dibandingkan dengan
klon lainnya.

biasanya adalah jenis kacang-

kacangan antara lain Dengan kata lain jarak tanam
tergantung dari luasan tajuk
Centrosema pubescens, yang akan dibentuk tanaman.

Colopogonium mucunoides,

Puerarai javanica atau Masing-masing klon kakao
Pologonium caeruleum.

berbeda dalam bentuk tajuknya.

Biji dapat ditanam menurut cara Pada tanah dengan kandungan
larikan atau tugal, bergantung
pada ketersediaan biji dan hara (kesuburan) yang rendah
tenaga kerja.
maka jarak tanam yang

digunakan lebih lebar,

sedangkan pada tanah yang
Jarak tanam kacang-kacangan subur jarak tanamnya dapat

biasanya disesuaikan dengan dirapatkan.

jarak tanam kakao yang hendak

ditanam. Jika jarak tanam kakao Tabel 16. Jarak tanam dan
jumlah pohon per hektar
3 x 3 m maka terdapat 3 baris

kacang-kacangan diantara

barisan kakao. Jarak tanam Jumlah
(m x m) pohon per
Bila jarak tanam kakao 4.2 x 2.5 Ha
maka akan terdapat dua barisan 2.4 x2.4 1680
kacangan dengan jarak 1.2 m. 3 x3 1100
Biji ditanam dengan 4x4 625
mempergunakan tugal 5x5 400
3.96 x 1.83
Jarak tanam 2.5 x 3 1380
4x2 1333
Jarak tanam yang ideal bagi 3x2
1250
kakao adalah jarak yang sesuai 1250

dengan perkembangan bagian

tajuk tanaman serta cukup

tersedianya ruang bagi

perkembangan akar.

462

Pola Tanam 3. Pola tanam kakao
berpagar ganda, pohon
Kakao dapat ditanam dibarisan pelindung segi empat.
kelapa, kelapa sawit, atau juga
karet sebagai tanaman Pola Tanam Segi empat
intercropping.
Pada pola tanam segi empat
Kakao juga dapat ditanam pohon pelindung segi empat
diantara barisan pisang atau tidak terdapat jarak antar dua
singkong yang berfungsi sebagi barisan pohon kakao. Seluruh
pohon pelindung sementara. areal ditanami menurut jarak
Pola tanam yang diterapkan tanam yang ditetapkan.
pada areal demikian umumnya
menyesuaikan pola tanam Pohon pelindung berada tepat
terdahulu. berada pertemuan diagonal
empat pohon kakao.
Untuk mendapatkan areal
penanaman kakao yang sebaik- Pada pola tanam segi empat
baiknya dianjurkan untuk pohon pelindung segi tiga juga
menetapkan pola tanam terlebih sama.
dahulu.
Perbedaannya terletak pada
Pola tanam erat kaitannya letak pohon pelindung diantara
dengan: jumlah dua gawangan dan dua barisan
yang membentuk segi tiga sama
- keoptimuman sisi.
pohon per ha
Pola berpagar ganda
- keoptimuman pohon
pelindung Pada pola tanam berpagar
ganda, beberapa berisan pohon
- meminimumkan kerugian kakao dipisahkan dua kali jarak
yang timbul pada nilai tanam yang telah ditetapkan
kesuburan tanah. dengan beberapa barisan pohon
kakao berikutnya. Dengan
Ada empat pola yang dinjurkan demikian terdapat ruang diantara
adalah: barisan kakao yang bisa
dimanfaatkan sebagai jalan
1. Pola tanam kakao segi untuk pemeliharaan. Sedangkan
empat, pohon pelindung pohon pelindung segi tiga dan
segi empat. segi empat sama polanya
dengan pola pohon pelindung
2. Pola tanam kakao terdahulu.
berpagar ganda, pohon
pelindung segi tiga.

463

Penanaman dan pemeliharaan tempat pengumpulan bibit.
Dengan menyangga polybag ke
Bila jarak tanam dan pola tanam lubang penanama maka mutu
telah ditetapkan dan keadaan bibit akan jauh lebih terjamin.
pohon pelindung tetap telah
memenuhi syarat sebagi Teknik penanamannya adalah
penaung,dan bibit dalam
polybag telah berumur 4-6 bulan dengan terlebih dahulu
dan tidak dalam keadaab flush,
maka penanaman sudah dapat memasukkan polybag kedalam
dilaksanakan. lubang tanam, setelah itu

dengan menggunakan pisau

tajam polybag disayat dari

bagian bawh ke arah atas.

Rencana penanaman Polybag yang terkoyak dapat

hendaknya diiringi pula dengan dengan mudah ditarik dan

rencana pemeliharaan sehingga lubang ditutup kembali dengan

bibit yang ditanam tumbuh tanah galian. Pemadatannya
dengan baik untuk jangka waktu dilaksanakan dengan bantuan

yang cukup lama. kaki. Tetapi disekitar batang

dipermukaan tanah haruslah

Penanaman lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan

untuk mencegah penggenangan

Dua minggu sebelum air disekitar batang yang dapat
penanaman. Lebih dahulu
disiapkan lubang tanah menyebabkan pembusukan.
berukuran 40cm x 40cm x40cm
atau 60cm x 60cm, bergantung Bibit yang baru ditanam
pada ukuran polybag. Lubang dilapangan peka akan sinar
kemudian ditaburi 1 kg pupuk matahari. Bila tersedia tenaga
Agrophos dan ditutupi lagi dan bahan yang cukup, bibit
dengan serasah. Pemberian dapat diberi naungan sementara
pupuk tersebut dimaksudkan dengan menancapkan pelepah
untuk menyediakan hara bagi kelapa sawit atau kelapa
bibit yang akan ditanam disebelah timur dan barat.
beberapa minggu kemudian.
Berikan pupuk kandang yang Pemangkasan
dicampur dengan tanah (1:1)
ditambah pupuk TSP 1-5 gram Selama masa tanaman belum
per lubang
menghasilkan pemeliharaan

ditunjukkan kepada
pembentukan cabang yang

Bibit yang hendak ditanam seimbang dan pertumbuhan
sebaiknya tidak terlalu sering
dipindahkan dari suatu tempat vegetatig yang baik. Disamping
ketempat lain. Untuk itu
diperlukan tempat pengumpulan itu, pemangkasan pohoh
polybag, misalnya untuk setiap
50 lubang disediakan suatu pelindung tetap juga

dilaksanakan agar percabangan

dan dedaunnya tumbuh tinggi
dan baik. Sedangkan pohon

464

pelindung sementara dipangkas kebun, yang kelak berfungsi
dan akhirnya dimusnahkan sebagai pagar bagi kakao.
sejalan dengan pertumbuhan
kakao. Pohon pelindung Pemangkasan pohon
sementara yang dibiarkan akan pelindung tetap
membatasi pertumbuhan kakao,
karena menghalangi sinar Pohon pelidung tetap dipangkas
matahari serta menimbulkan
persaingan denagn tanaman agar dapat berfungsi dalam
utama dalm mendapatkan air jangka waktu yang lama.
dan hara.
Pemangkasan dilakukan

terhadap cabang-cabang yang

tumbuh rendah dan lemah.

Pemangkasan pohon Dengan pemangkasan
pelindung sementara
diharapakan paling tidak cabang

terendah pohon pelindung akan

Pohon pelindung sementara berjarak lebih 1 m dari tajuk
harus dipangkas agar tidak tanaman kakao. Mengingat

menutupi tanaman kakao. pohon pelindung tetap dapat

Caranya adalah dengan diperbanyak dengan cara

merumpisnya dengan vegetatif, maka cabang yang

menggunakan pisau babat dipangkas dapt digunakan

tajam. Pohon pelindung sebagai bibit stek batang untuk

sementara harus tidak lebih areal tertentu yang pohon
tinggi dari 1,5 m agar tanaman pelindung nya telah mati.

kakao mendapatkan sinar

matahari yang sesuai dengan Disamping itu pemeliharaan juga

pertumbuhannya. Siasa dilaksanakan dengan

pemangkasan diletakkan memusnahkan pohon pelindung

dipinggiran tanaman kakao agar sementara sejauh 50 cm dari

dapat menekan pertumbuan batang pohon pelindung tetap.
gulma dan menjadi sumber Dengan demikian

hara. pertumbuhannya tidak terhalang

dan penyebaran tajuk juga

Sesuai dengan umur kakao, merata.
pohon pelindung sementara
dipangkas semakin rendah. Bila Untuk pohon pelindung tetap
percabangan kakao telah yang mempunyai dua cabang
tumbuh kearah samping dan utama sejak awal pertumbuhan
dedaunnya sudak cukup lebat, sehingga dibiarkan tumbuh
pohon pelindung sementara sampai satu tahun. Setelah itu
biasanya tidak tumbuh lagi. satu cabang harus dipotong agar
Pohon pelindung sementara tidak memberikan naungan yang
yang masih hidup harus terlalu gelap bagi kakao.
dimusnahkan, kecuali yang
tumbuh di pinggiran jalan utama

465

Pemangkasan kakao terbuka, sehingga jorket
langsung terkena sinar matahari,
Bagi tanaman kakao, sebaiknya diikat melingkar agar
pemangkasan adalah suatu pertumbuhannya membentuk
usaha meningkatkan produksi sudut lebih kecil terhadap batang
dam memepertahankan umur utama atau tajuk menjadi lebih
ekonomis tanaman. Secara ramping.
umum, pemangkasan bertujuan
untuk: Kadang-kadang dilakukan juga

- Mendapatkan pemangkasan terhadap cabang
pertumbuhan tajuk yang
seimbang dan kukuh. primer yang tumbuhnya lebih

- Mengurangi kelembapan dari 150 cm. Hal ini bertujuan
sehingga aman dari
serangan hama dan untuk merangsang tumbuhanya
penyakit.
cabang-cabang sekunder. Untuk
- Memudahkan
pelaksanaan panen dan bibit vegetatif, pemangkasan
pemeliharaan.
TMB dilaksanakan agar cabang
- Mendapatkan produksi yang tumbuh tidak rendah.
yang tinggi .
Pemangkasan bentuk
Pemangkasan bentuk
dilaksanakan dalam selang
Pada tanaman kakao yang
belum menghasilkan (TBM), waktu dua bulan sekali selama
setelah umur 8 bulan perlu
dilaksanakan pemangkasan. masa TBM.
Pemangkasan demikian disebut
pemangkasan bentuk. Sekali Bentuk pemangkasan yang
dua minggu tunas-tunas air bertujuan untuk menggantikan
dipangkas dengan cara
memotong tepat dipangkal cabang yang patah karena angin
batang utama atau cabang
primer yang tumbuh. atau tertimpa cabang pohon

Sebanyak 5-6 cabang dikurangi pelindung tetap dapat juga
sehinnga hanya tinggal 3-4
cabang saja. Cabang yang dimasukkan kedalam
dibutuhkan adalah cabang yang
simetris terhadap batang utama, pelaksanaan pemangkasan
kukuh, dan sehat. Tanaman
yang cabang-cabang primernya pemeliharaan.

Oleh sebagian perkebunan,

pemangkasan tersebut

dinamakan pemangkasan

rehabilitasi yang dilaksanakan

dengan memelihara chupon

pada ketinggian 25 cm dari

jorket.

Pemangkasan Produksi

Bentuk pemangkasan yang lain

adalah pemangkasan produksi.

Pada pemangkasan ini cabang-

cabang yang tidak produktif,
tumbuh kearah dalam,

466

menggantung, atau cabang tinggal urat daunnya saja.
kering, menambah kelembapan, Pengendalian dengan Pestona
dan dapat mengurangi intensitas dosis 5-10cc/liter.
matahari bagi daun.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira
Pemangkasan Pemeliharaan inclusa, Familia : Limanthriidae )

Disamping pemangkasan Ulat ini ada bulu-bulu gatal pada
bentuk, dikenal juga bagian dorsalnya menyerupai
bentuk bulu (rambut) pada leher
pemangkasan pemeliharaan kuda, terdapat pada marke 4
dan 5 berwarna putih atau hitam,
yang lebih mengutamakan sedang ulatnya coklat atau
coklat kehitam-hitaman.
keseimbangan cabang primer.
Pengendalian: dengan musuh
Chupon harus dipangkas dalam alami predator Apanteles
mendosa dan Carcelia spp, atau
selang waktu dua minggu sekali. dengan bahan kimia.

Karena bila dibiarkan tumbuh c. Parasa lepida dan Ploneta
diducta (Ulat Srengenge)
akan menyerap hara semata-
mata dan menjadi inang Serangan dilakukan silih
berganti karena kedua species
beberapa hama. ini agak berbeda siklus hidup
maupun cara meletakkan
Pemangkasan pemeliharaan kokonnya, sehingga masa
berkembangnya akan saling
dilakukan dengan cara bergantian.

memotong cabang-cabang Serangan tertinggi pada daun
muda, kuncup yang merupakan
sekunder dan tersier yang pusat kehidupan dan bunga
tumbuhnya kurang dari 40 cm yang masih muda.

dari pangkal cabang perimer Siklus hidup Ploneta diducta 1
bulan, Parasa lepida lebih
ataupun sekunder. panjang dari pada Ploneta
diducta.
Cabang-cabang demikian bila
467
dibiarkan tumbuh akan

membesar sehingga semakin
menyulitkan ketetapan

pemangkasan. Disamping itu

pemangkasan semakin sukar

dilaksanakan dan semakin

merugikan tanaman kakao

tersebut.

Pengendalian Hama & Penyakit

Hama

a. Ulat Kilan (Hyposidea

infixaria; Famili : Geometridae ),

menyerang pada umur 2-4

bulan. Serangan berat
mengakibatkan daun muda

d. Kutu - kutuan (Pseudococcus Pengendalian:
lilacinus) Pengendalian dilakukan dengan
bahan kimia dan sanitasi lahan,
Kutu berwarna putih. Simbiosis dan pembuangan buah yang
dengan semut hitam. terserang.

Gejala serangan

Infeksi pada pangkal buah di f. Kakao Mot ( Ngengat Buah ),
tempat yang terlindung, Acrocercops cranerella (Famili ;
selanjutnya perusakan ke bagian Lithocolletidae).
buah yang masih kecil, buah
terhambat dan akhirnya Buah muda terserang hebat,
mengering lalu mati. warna kuning pucat, biji dalam
buah tidak dapat mengembang
dan lengket.

Pengendalian: Pengendalian:

Tanaman terserang dipangkas Sanitasi lingkungan kebun,

lalu dibakar, dengan musuh menyelubungi buah coklat

alami predator; Scymus sp, dengan kantong plastik yang

Semut hitam, parasit bagian bawahnya tetap terbuka

Coccophagus pseudococci atau (kondomisasi), pelepasan musuh

mempergunakan bahan kimia alami semut hitam dan jamur
. antagonis Beauveria bassiana
e. Helopeltis antonii,
(BVR) dengan cara

disemprotkan.

Hama ini menusukkan ovipositor Penyakit
untuk meletakkan telurnya ke
dalam buah yang masih muda, Penyakit Busuk Buah
jika tidak ada buah muda hama (Phytopthora palmivora)
menyerang tunas dan pucuk
daun muda. Serangga dewasa Gejala serangan:
berwarna hitam, sedang
dadanya merah, bagian Dari ujung buah atau pangkal
menyerupai tanduk tampak buah nampak kecoklatan pada
lurus. buah yang telah besar dan buah
kecil akan langsung mati.
Ciri serangan:

Kulit buah ada bercak-bercak Pengendalian
hitam dan kering, pertumbuhan
buah terhambat, buah kaku dan Membuang buah terserang dan
sangat keras serta jelek dibakar, pemangkasan teratur.
bentuknya dan buah kecil kering
lalu mati.

468

Jamur Upas (Upasia telah dipetik dimasukkan dalam
salmonicolor), karung dan dikumpulkan dekat

rorak.

Penyakit ini menyerang batang Pemetikan dilakukan pada pagi
dan cabang.
hari dan pemecahan siang hari.

Pemecahan buah dengan

Pengendaliannya memukulkan pada batu hingga
Kerok dan olesi batang atau
cabang terserang dengan pecah. Kemudian biji dikeluarkan
pestisida nabati atau kimia, dan dimasukkan dalam karung,
pemangkasan teratur, serangan
yang berkelanjutan dipotong lalu sedang kulit dimasukkan dalam
dibakar.
rorak yang tersedia.

Pengolahan Hasil

Catatan : Jika pengendalian Fermentasi

hama penyakit dengan Tahap awal pengolahan biji
menggunakan pestisida alami

belum mengatasi dapat kakao. Bertujuan mempermudah

dipergunakan pestisida kimia menghilangkan pulp,

yang dianjurkan. Agar menghilangkan daya tumbuh biji,

penyemprotan pestisida kimia merubah warna biji dan

lebih merata dan tidak mudah mendapatkan aroma dan cita

hilang oleh air hujan tambahkan rasa yang enak.
surfaktan.

Pengeringan

Panen

Saat petik persiapkan rorak- Pengeringan biji kakao yang
rorak dan koordinasi pemetikan. telah difermentasi dikeringkan
Pemetikan dilakukan terhadap agar tidak terserang jamur
buah yang masak tetapi jangan dengan sinar matahari langsung
terlalu masak. (7-9 hari) atau dengan kompor
pemanas suhu 60-700C (60-100
Potong tangkai buah dengan jam). Kadar air yang baik kurang
menyisakan 1/3 bagian tangkai dari 6%.
buah. Pemetikan sampai
pangkal buah akan merusak Sortasi
bantalan bunga sehingga
pembentukan bunga terganggu Untuk mendapatkan ukuran
dan jika hal ini dilakukan terus tertentu dari biji kakao sesuai
menerus, maka produksi buah permintaan. Syarat mutu biji
akan menurun. kakao adalah tidak terfermentasi
maksimal 3 %, kadar air
Buah yang dipetik umur 5,5 - 6 maksimal 7%, serangan hama
bulan dari berbunga, warna penyakit maksimal 3 % dan
kuning atau merah. Buah yang bebas kotoran.

469

10.3. TEKNIK BUDIDAYA Kelapa Sawit (Elaeis guinensis
KELAPA SAWIT jacq) adalah salah satu jenis
tanaman dari famili palma yang
Gambar 164 Buah kelapa sawit menghasilkan minyak nabati yang
dapat dimakan (edible oil). Selain
a. Pendahuluan dari kelapa sawit, minyak nabati
juga dapat diperoleh dari tanaman
Kelapa sawit telah menjadi kelapa, kacang kedelai, bunga
komoditi subsektor perkebunan matahari, kacang tanah, dan
yang memiliki peranan penting lainnya.
bagi perekonomian Indonesia.
prospek usaha yang cerah, harga Dari sekian banyak tanaman yang
produk yang kompetitif, dan menghasilkan minyak dan lemak,
indsustri berbasis kelapa sawit kelapa sawit adalah tanaman
yang beragam dengan skala yang produktifitas menghasilkan
usaha yang fleksibel, telah minyak tertinggi, dimana tanaman
menjadikan banyak perusahaan kelapa hanya menghasilkan
dalam berbagai skala maupun sepertiga (700-1000 kg daging
petani yang berminat untuk buah kelapa/ha) dari produksi
membangun industri kelapa sawit kelapa sawit (2000/3000 kg
mulai dari kebun hingga hilir. TBS/ha)

Keberhasilan suatu usaha Gambar 165 Perkebunan kelapa
perkebunan kelapa sawit sawit
ditentukan oleh faktor bahan
tanaman atau bibit yang memiliki b. Botani Kelapa Sawit
sifat yang unggul dan teknik
budidayanya. Bibit yang unggul Kecambah kelapa sawit yang baru
akan menjamin pertumbuhan tumbuh memiliki akar tunggang,
yang baik dan tingkat produksi tetapi akar ini mudah mati dan
yang tinggi apabila perlakuan segera digantikan dengan akar
dilakukan secara optimal. serabut.

470

Akar serabut memiliki sedikit Batang mengandung banyak serat

percabangan, membentuk dengan jaringan pembuluh yang

anyaman rapat dan tebal. menunjang pohon dan

Sebagian akar serabut tumbuh pengangkutan hara.

lurus kebawah dan sebagian

tumbuh mendatar kearah Susunan daun kelapa sawit
samping. Jika aerasi cukup baik membentuk susunan daun
majemuk, daun-daun tersebut
akar tanaman kelapa sawit dapat akan membentuk suatu pelepah
daun yang panjang nya 7,5-9
menembus kedalaman 8 meter meter dengan jumlah daun yang
tumbuh dikedua sisi berkisar 250-
didalam tanah, sedangkan yang 400 helai. Pohon kelapa sawit
normal dan sehat yang
tumbuh kesamping biasanya dibudidayakan, pada satu batang
terdapat 40– 50 pelepah daun
mencapai radius 16 meter.

Kedalaman ini tergantung umur

tanaman, sistem pemeliharaan
dan aerasi tanah.

Kelapa sawit termasuk tanaman Luas permukaan daun akan
monokotil maka batangnya tidak berinteraksi dengan tingkat
memiliki kambium dan pada produktivitas tanaman. Semakin
umumnya tidak bercabang. luas permukaan atau semakin
Batang kelapa sawit tumbuh tegak banyak jumlah daun maka
lurus (phototropi) dibungkus oleh produksi akan meningkat karena
pelepah daun. Bagian bawah proses fotosintesis akan berjalan
umumnya lebih besar disebut dengan baik. Proses fotosintesis
bonggol batang. Sampai umur tiga akan optimal jika luas permukaan
tahun batang belum terlihat daun mencapai 11m2. Pohon
karena masih terbungkus oleh kelapa sawit normal dan sehat
pelepah daun yang belum dibudidayakan, pada satu batang
dipangkas atau ditunas. Laju terdapat 40-50 pelepah daun.
pertumbuhan tinggi batang
dipengaruhi oleh komposisi Biasanya tanaman kelapa sawit
genetik dan lingkungan. Tinggi mempunyai 40-55 daun. Jika tidak
batang bertambah kira-kira 45 dipangkas biasa lebih 60 daun.
cm/tahun, tinggi maksimum Tanaman kelapa sawit tua
tanaman kelapa sawit yang membentuk 2-3 helai daun setiap
ditanam diperkebunan 15-18 bulan, sedangkan yang muda
meter sedangkan di alam dapat menghasilkan 4-4 daun setiap
mencapai 30 meter. bulan. Produksi daun dipengaruhi
oleh factor umur, lingkungan
Biasanya batang adalah tunggal genetik, iklim.
(tidak bercabang) kecuali
abnormal. Laju pertumbuhan Susunan bunga terdiri dari
tinggi tanaman dipengaruhi oleh kalangan bunga yang terdiri dari
komposisi genetik dan lingkungan.

471

bunga jantan (tepung sari) dan (carnosus). Proses pembentukan
bunga betina (putik). Namun, ada buah sejak saat penyerbukan
juga tanaman kelapa sawit yang sampai buah matang lebih kurang
hanya memproduksi bunga jantan. 6 bulan. Buah dapat juga terjadi
Umumnya bunga jantan dan lebih lambat atau lebih cepat
betina terdapat dalam dua tandan tergantung dari keadaan iklim
yang terpisah. Namun, ada setempat. Dalam satu tandan
kalanya bunga jantan dan bunga dewasa dapat mencapai lebih
betina terdapat dalam tandan kurang 2000 buah.
yang sama.
Biji kelapa sawit terdiri atas
Bunga jantan selalu masak lebih beberapa bagian penting. Biji
dahulu dari pada bunga betina. merupakan buah yang telah
Karena itu penyerbukan sendiri terpisah dari bagian buah, yang
antara bunga jantan dan bunga memiliki berbagai ukuran
betina dalam satu tandan sangat tergantung tipe tanaman.
jarang terjadi. Masa reseptif
(masa putik dapat menerima Biji terdiri atas cangkang, embrio,
tepung sari) adalah 24 jam, dan inti atau endosperma. Embrio
setelah itu putik akan mengering panjang nya 3 mm, berdiameter
dan berwarna hitam. 1,2 mm berbentuk silindris seperti
peluru memiliki 2 bagian utama.
Tanaman kelapa sawit dilapangan Bagian yang tumpul permukaan
berwarna kuning dan bagian yang
mulai berbunga pada umur 2,5 lain agak tajam berwarna putih

tahun. Inisiasi bunga terjadi pada c. Syarat Tumbuh

palma dewasa yaitu 33-34 bulan Iklim

sebelum penyerbukan, biasa Kelapa sawit adalah tanaman
terjadi tandan bunga jantan atau tropis yang tumbuh baik antara
garis lintang 130 Lintang Utara dan
bunga betina. Ada yang 120 Lintang Selatan, terutama
dikawasan Afrika, Asia, dan
berdiferensiasi menjadi bunga Amerika Latin. Tanaman kelapa
sawit tumbuh baik didaerah tropis,
jantan atau bunga betina, tetapi dataran rendah yang panas dan
lembab.
ada juga menjadi bunga banci
Curah hujan
(hermafrodit) beberapa factor
Curah hujan yang baik adalah
yang mempengaruhi diferensisi 2.500 mm-3000 mm per tahun
yang turun merata sepanjang
kelamin yaitu genetik dan
lingkungan, yang peka terhadap

faktor tersebut dapat

mengakibatkan aborsi terutama

bunga betina.

Buah kelapa sawit terbentuk pada
bakal buah dan disebut buah
sejati tunggal dan berkelamin

472

tahun. Penting untuk pertumbuhan Kelembaban optimum bagi
tanaman kelapa sawit adalah pertumbuhan kelapa sawit antara
distribusi hujan yang merata. 80%-90%.

Suhu Tanah

Tanaman kelapa sawit Dalam hal tanah, tanaman kelapa
memerlukan suhu optimum sekitar sawit tidak menuntut persyaratan
24-280 C, untuk tumbuh dengan
terlalu banyak karena dapat

baik. Meskipun demikian, tumbuh pada berbagai jenis tanah

tanaman masih biasa tumbuh misalnya podsolik, latosol,
pada suhu terendah 180C dan
tertinggi 320C. Beberapa faktor hidromorfik kelabu, alluvial atau

regosol.

yang mempengaruhi tinggi Sifat fisik tanah yang baik

rendahnya suhu adalah lama untuk tanaman kelapa sawit
penyinaran dan ketinggian tempat. adalah:

- Solum tebal 80 cm, solum

Sinar matahari yang tebal akan

merupakan media yang

Sinar matahari diperlukan untuk baik bagi perkembangan
memproduksi karbohidrat dalam
(proses asimilasi) juga untuk akar sehingga efisiensi
memacu pertumbuhan bunga dan
buah. Karenanya, intensitas, penyerapan unsur hara
kualitas dan lama penyinaran tanaman akan lebih baik.
sangat berpengaruh dalam proses
fotosintesis. - Tekstur ringan,

dikehendaki memiliki pasir

20 - 60%, debu 10 - 40%,

liat 20 - 50%

Kelembaban udara dan angin Kelapa sawit dapat tumbuh pada
pH 4,0 – 6,0 namun terbaik adalah
Kelembaban udara dan angin 5,0 – 5,5. Kandungan hara yang
adalah faktor yang penting untuk tinggi yaitu C/N mendekati 10
menunjang pertumbuhan kelapa dimana C 1% dan N 0,1%, daya
sawit. tukar Mg = 1,2me/100g, daya
tukar K = 0,15-0,20 me/100g.

Kelembaban udara dapat

mengurangi penguapan, sedang Tekstur tanah yang baik untuk
angin akan membantu tanaman kelapa sawit adalah
kandungan pasir dengan
penyerbukan secara alamiah. komposisi 20-60%, fraksi liat 20-
50%, debu 10-20 %. Tanah yang
Angin yang kering akan kurang cocok adalah tanah pantai
menyebabkan penguapan lebih berpasir dan tanah gambut tebal.
besar, mengurangi kelembaban Sifat kimia tanah dapat dilihat dari
dan dalam waktu yang lama tingkat keasaman dan komposisi
mengakibatkan tanaman layu.

473

kandungan hara mineralnya. Sifat Pembibitan kelapa sawit dilakukan
kimia tanah merupakan arti dengan system dua tahap yaitu:
penting dalam menentukan dosis
pemupukan dan kelas kesuburan 1. Pembibitan awal (pre-
tanah. Tanaman kelapa sawit nursery)
tumbuh baik pada tanah yang
memiliki kandungan unsur hara Tanah yang digunakan untuk
yang tinggi, dengan C/N mengisi polibag kecil berupa
mendekati 10 dimana C 1% dan N tanah bagian atas (top soil) yang
0,1%, daya tukar Mg = sudah dibersihkan dari batu dan
1,2me/100g, daya tukar K = 0,15- sisa – sisa tanaman.
0,20 me/100g.
2. Pembibitan Utama (main-
d. Pedoman budidaya nursery)

Pembibitan Kelapa Sawit Tanah yang sudah dibersihkan
dimasukkan kedalam polibag
Sejalan dengan bertambahnya besar berukuran 40-50 cm yang
dapat menampung 25 kg tanah.
luas areal pertanaman kelapa

sawit secara tidak langsung

membutuhkan bibit kelapa sawit

dalam jumlah yang banyak.
Umumnya pembibitan

dilaksanakan dekat dengan Pemeliharaan bibit dilakukan

areal/lahan yang akan ditanami dengan cara sebagai berikut :

dengan kelapa sawit. Hal ini 1. bibit disiram 2 kali

sering mengakibatkan sulitnya sehari pagi, sore.

memperoleh media top soil yang 2. rumput didalam polibag

baik bagi bibit, karena top soil dicabut pelan-pelan.
yang dijumpai tebalnya sangat 3. bibit dipupuk dengan

tipis atau hilang akibat erosi tanah urea dalam bentuk

Hal ini menyebabkan perlunya larutan yang

pengganti media yang mudah berkonsentrasi 0,2 %

didapat dan harganya murah, 4. hama dan penyakit

misalnya blotong, bahan organik diberantas secara

tandan kosong kelapa sawit dan terpadu.

sebagaunya.

Pembibitan adalah serangkaian
kegiatan untuk mempersiapkan
bahan tanaman meliputi persiapan
media, pemeliharaan, seleksi bibit
hingga siap untuk ditanam yang
dilaksanakan dalam satu tahap
atau lebih

474


Click to View FlipBook Version