Pengembangan Peternakan untuk Meningkatakan
Ekonomi Rakyat dalam Era GLobal
MENGOPTIMASIKAN
PETERNAKAN SEBAGAI
SISTEM BIO-SOSIO-EKONOMI
UNTUK MEMBANGUN
PETERNAKAN YANG SEJAHTERA
OLEH 4
H. SOEDITO ADJISOEDARMO
HUT FAKULTAS PETERNAKAN
UNSOED
10 FEBRUARI 2003
S e la m a t U lka en g3 7T a h u n y a n g
DP eirtgearhn aa ykua nFUa nk su olt ea ds
S e m o g a d a p a t te rus
m e n g e m b a n g k a n Ilm u A m a lia h d a n
Am a l ilm ia h s e rt a
Tu h a n s e la lu b e rs a m a k it a d a la m
duka dan s uka.
Te rima kas ih ke pada
s e luruh
Pimpinan Uns o e d, Pimpinan
Fakultas Pe te rnakan
Uns o e d,
Te man s e jawat Guru be s ar,
Do s e n, karyawan dan
mahas is wa
atas amal ibadahnya yang
dibe rikan ke pada s aya dan
ke luarg a s e lama s aya
me laks anakan tug as di
Unive rs itas
Je nde ral S o e dirman.
Mo ho n maaf atas s e g ala
ke s alahan
dan s e mo g a amal ibadah2
anda
G iv e t h e m a n o t e ,
t h e y w ill liv e a lit le
b it b e t t e r.
G iv e t h e m
Ed u c a t io n t h e y w ill
c h a n g e t h e w o rld 3
BELAJAR DARI MASA LALU
''Pembangunan peternakan terus dilanjutkan
melalui peningkatan usaha diversifikasi,
intensifikasi dan ekstensifikasi ternak,
didukung oleh usaha pengembangan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Perhatian khusus perlu diberikan
pada pengembangan peternakan rakyat
dengan meningkatkan peranan koperasi
serta keikutsertaan swasta. Pembangunan
peternakan diarahkan untuk meningkatkan
pendapatan petani peternak, mendorong
diversifikasi pangan dan perbaikan mutu
gizi, serta mengembangkan ekspor'
5
YANG PERLU DICERMATI
Ekonomi rakyat kuat kalau hampir semua
orang, rakyat Indonesia, mampu
mendapatkan uang tunai setiap hari atau
dalam waktu tertentu, atas penghargaan
yang diberikan susuai dengan kinerja
(jasa) yang telah diselesaaikan, atau
sesuai dengan nilai atau kualitas barang
yang dijualnya.
Perhargaan tersebut sampai batas-batas
tertentu seharusnya membuat senang dan
bahagia
6
YANG PERLU DICERMATI
Equired Lapangan
knowledge kerja
Peternak/ perlatihan
Tenaga kerja
perlatihan Proses
Existing produksi
knowledge
7
MASALAH
Mampukah kita menyiapkan konsep yang
dapat menyakinkan penyandang dana mau
mendukung realisasi konsep tersebut.
Mampukah kita mengoptimasikan
kreativitas para ilmuwan untuk
memunculkan a concept of anything in the
highest perfection dalam melaksanakan
penelitian dan mengaplikasikan hasil
penelitian untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
8
PENGEMBANGAN PETERNAKAN
STRATEGI YANG DIGUNAKAN
• meningkatkan populasi,
• meningkatkan nilai tengah
populasi dan
• stratifikasi penggunaan
tanah (ekstensifikasi,
intensifikasi, rehabilitasi dan
diversifikasi baik horizontal
maupun vertikal).
9
TAKTIK YANG DIGUNAKAN
• Perbaikan manajemen dan
• peningkatan mutu genetik ( seleksi
dan sistem perkawinan).
Kalau dirinci
g) Penyediaan pakan kecukupan
kualitas dan kuantitas,
h) pencegahan penyakit dan
pemberantasan penyakit hewan,
i) penggunaan bibit unggul,
j) melaksanakan progam pencatatan
reproduksi dan produksi,
10
TAKTIK YANG DIGUNAKAN
e) menggunakan metode seleksi yang
tepat,
f) menggunakan sistem perkawinan
yang tepat,
e) menggunakan bioteknologi
reproduksi yang sesuai,
f) menggunakan bioteknologi
molekuler yang sesuai,
g) menggunakan keunggulan
kompetitif dan komperatif,
h) mencari jaminan pangsa pasar,
11
TAKTIK YANG IGUNAKAN
k) mencari jaminan market share
yang berkelanjutaan,
l) memiliki organisasi yang dinamis,
e) mengoptimasikan manfaat
teknologi informasi,
f) mencari dukungan lembaga
keuangan,
g) mencari dukungan dan kerja sama
lembaga pendidikan tinggi ,
khususnya lembaga penelitian dan
pengabdian kepada masarakat,
serta dinas teknis yang terkait ,
dan
12
TAKTIK YANG DIGUNAKAN
c) berusaha selalu memuaskan
pelanggan (pengguna produk
peternakan),
d) pengembangan kawasan
agribisnis berbasis peternakan,
dan
r) pengembangan kawasan
agribisnis berbasis peternakan.
13
RINGKASNYA
Strategi dan taktik tersebut harus mampu
mengoptimasikan potensi peternakan sebagai
Sistem Bio-Sosio-Ekonomi.
Mampu memunculkan keserasaian antara
Birokrat, Pakar, Pelaksana dan Dana, serta
didukung dengan landasan 4 A yaitu
bekelebihan Akhlak, Akal, Amal dan Awak
untuk siapapun khususnya mereka yang
tergolong atau disebut sebagai pemimpin.
Sedang lingkungan yang dibutuhkan (termasuk
virtual environment) adalah kerja keras, disiplin
diri, menghargai kualitas dan waktu serta tidak
lupa berdoa
14
Mendayagunakan
Sistem Bio-sosio-
ekonomi
BIBIT
UNGGUL LOKAL
SISTEM
INPUT
Local Resource Based
Sustainable Agriculture
Development
PUSAT PERTUMBUHAN BARU
(KAWASAN AGROPOLITAN)
Output dan outcome yang diharapkan
AKHLAK Mendaya gunakan
AKAL Sistem Bio-sosio-ekonomi
AMAL
AWAK KEBERHASILAN
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN
KERJA SAMA
ANTARA MEMENUHI
KEBUTUHAN
BIROKRAT- SIKOLOGIK DAN
PAKAR- FISIK MANUSIA
PELAKSANA-
DANA
KESABARAN
KEJUJURAN
DISIPLIN
KERJA KERAS
KEBERHASILAN
INPUT
PROSES
OUT
OUTCOME
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN 16
UPAYA PENGEMBANGAN PETERNAKAN
YANG MAMPU MENINGKATKAN EKONOMI
RAKYAT DI ERA GLOBAL
Era global ditandai dengan berkembangnya
The Global Wired Society (using IT, especially
the Internet, to link with customers and
businesses around the world), yang memiliki ciri
• Knowledge worker -- information and knowledge
are the raw materials of his/her work
• Teamwork -- a new emphasis on collaborative
work
• Anytime, anywhere work
17
Faktor Faktor
Iklim sosio-
ekonomi
peternak
tanah ternak
pakan
Interaksi
Sistem input/
output
Informasi
Control
Peternakan sebagai sistem bio-sosio-ekonomi 18
ILMU PETERNAKAN Sistem Bio-sosio-
ekonomi
PETERNAK Proses MEMENUHI
Nilai tambah DAN MENGAMANKAN
DAN
TERNAK KEBUTUHAN
LINGKUNGANNYA DAN PANGAN
LINGKUNGANNYA PRODUK
TERNAK
DAGING TENAGA WOL HORMON RITUAL
SUSU KULIT ENZIM KESENANGAN
TELUR KERJA DARAH PRESTISE
TULANG TEMAN
PUPUK TANDUK TABUNGAN
19
PETERNAK Equired Lapangan
knowledge kerja
DAN
perlatihan Peningkatan
LINGKUNGANNYA perlatihan produksi
Informasi
Pasar-
Peternak/
Tenaga kerja
Existing
knowledge
20
KEGIATAN
(DIUPAYAKAN MEMENUHI SYARAT DI BAWAH INI)
• Reasonable (mempunyai justifikasi
pembenaran/tujuan yang jelas)
• Applicable (tersedia teknologi yang
dibutuhkan, tradisional-mutakhir)
• Possible (dapat dilakukan mengacu pada
teknologi yang tersedia)
• Acceptable (tidak bertentangan dengan
sistem bio-sosio-ekonomi se tempat)
• Produceable (memiliki proses nilai
tambah untuk menghasilkan produk)
• Marketable (produk dapat dipasarkan)
• Sustainable (berkelanjutan)
21
PETERNAK
DAN
LINGKUNGANNYA
MENGAPLIKISKAN HIGH INTEGRATION
OF CROP AND ANIMALS PASAR
FUEL RUMAH LABOR
TANGGA feed
LABOR PETANI
fertility
FOOD FOOD
RITUAL
CROPS MULCH FEED TERNAK
BEDDING
Rice, SHEEP/GOAT
Vegetables Manure DUCK
Peas Power CHICKENS
Mung-Beans Transport CATTLE
BUFFALO
GEESE
FERTILITY On Farm: FEED
Field borders
Off Farm: 22
DEPARTEMEN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL BINA PRODUKSI PETERNAKAN
PENGEMBANGAN KAWASAN AGRIBISNIS
BERBASIS PETERNAKAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN PETERNAKAN 23
JL.Harsono RM.No3, Ragunan, Jakarta Selatan 12550
Telp./Fax:(021) 781578
2001
Kawasan khusus
Sapi perah
Cikole, Boyolali
Cibungbulan
dan Ciwidew (KUD) Ganesha
Pujon
24
Kawasan khusus
Sapi Potong
Kab
Agam
K Bulu kumba
DIY
25
Kawasan khusus Kawasan khusus
Domba Kambing
Sei Putih 26
di
Kabupate
n Langkat
Garut
Kaligesing, Purworejo
Kulon Progo
Pengembangan agropolitan dimulai tahun 2002 dengan
ditetapkan 7 (tujuh) kawasan rintisan oleh Tim
Perencana Inter Departemen Terkait (Dep. Pertanian,
Dep. Kimpraswil, Departemen Dalam Negeri dan
Otonomi Daerah) yaitu :
• Kabupaten Agam (Sumatera Barat) dan Kabupaten
Barru (Sulawesi Selatan) sebagai wilayah agropolitan
berbasis agribisnis peternakan.
• Kabupaten Bangli (Bali) dan Kabupaten Kulonprogo
(DIY) sebagai wilayah agropolitan berbasis agribisnis
perkebunan.
• Kabupaten Cianjur (Jabar) dan Kabupaten Rejang
Lebong (Bengkulu) sebagai wilayah agropolitan
berbasis agribisnis hortikultura.
• Kabupaten Boalemo (Gorontalo) sebagai wilayah
agropolitan berbasis agribisnis tanaman pangan.
Kawasan
Agropolitan
Gorontalo (Tp)
Kab
Agam (P)
Kab Barru (P)
Rejanglebong
Cianjur(H) DIY (Pk) Bangli (Pk)
Kab Semarang 27
Masukan PROSES PRODUKSI Keluaran Keuntungan
(PROSES NILAI TAMBAH) Ternak siap
jual
•Kebijakan Organisasi Manfaat
•SDM Pelaksana Ekonomi dan
•Kegiatan
•Institusi Pelaksanaan Sosial
•IPTEK Kegiatan
•Lahan A
•Ternak Perbaikan
•Pakan Perbanyakan
•Peralatan Peningkatan
•Modal
kualitas
Efektifitas dan
Efisiensi
HIJAUAN PAKAN LEGUME • Lamtoro
TERNAK RUMPUT • Turi
• Waru
• Lahan cukup luas PASAR
• Topografi sumber air • Raja
• Struktur dan tekstur • Gajah
• Unsur hara dan tenaga kerja • Setaria
• Brachiaria
PAKAN PBB
KARKAS/
DAGING
KONSENTRAT Peternak analisis aspek LABA/
Trah ternak • pasar, teknik RUGI
• di pasar bebas • finansial
• mencampur sendiri • sosial
• seadanya • resiko
LAYAK FAKTOR
DIKEMBANGKAN PEMBATAS
B
Peternak-ternak-lingkungannya-
28
Blora
Panen rumput gajah di lahan kering
WIRASABA
Gerakan menaman sejuta
tanaman jiauan pakan ternak di desaku
Muting - MeraukeIran - Jaya
Muting
Merauke
Iran Jaya
Pemukiman
Transmigrasi
Pemukiman Transmigrasi di Bengkulu
Pemukiman Transmigrasi di Bengkulu
Sapi Bali
Mengenalkan
Kalender reproduksi
Kambing dan Domba
Di
Pemukiman Trans
Bengkulu
Abundant Genetic variation Traditional selection
Limited Genetic variation Gene mapping and
Little or no Genetic variation Marker Assisted
Selection
Little or no Genetic
variation
The place of selection program in Define breeding goals
genetic improvement Device techniques for
measuring
Are there large additive differences Yes Move to best available
Between available populations ? populations ?
No
Are the chosen goals heritable within the chosen
populations ?
Highly Moderately Poorly
Selection
Is there heterosis
No Yes No
Crossing System
Are correlated response Choose crosses and system to
favorable ? maximize heterosis
Yes No No
Index Separate sire and dam Little prospect of
Selection line development improvement
Optimize selection Evaluate lines. Optimize Within this population
program selection within lines
METODE
SELEKSI
SELEKSI SELEKSI
ANTAR BANGSA DALAM BANGSA
UNTUK SATU UUNNTTUUKK>>SSAATTUU
KARAKTERISTIK KAKRAARKATKETREIRSITSITKI
K
SELEKSI MASA SELEKSI TANDEM
SELEKSI FAMILI SELEKSI ICL
SELEKSI SELEKSI INDEKS
KOMBINASI
Membutuhkan
Individual Selection Heritabilitas
Pedigree Selection Repitabilitas
Progeni Selection Korelasi genetik
Sib Selection Korelasi fenotipik
Within Family Selection Korelasi lingkungan
Combined Selection REV
Menggunakan catatan produski tetua
Menggunakan catatan produksi saudara kandung
Menggunakan catatan produksi saudara tiri
Menggunakan catatan produksi progeni
Menggunakan catatan famili
Menggunakan catatan produksi dan berbagai sumber
SELECTION PROCESS TAHUN
Rams 2 be 20 ewes (2 yr) 1993
2 ra 20 ewes (2 yr)
2 na 20 ewes (2 yr)
2 k 20 ewes (2 yr)
80 cempe I
Rams 2 20 ewes (2.5 yr) 1994
Rams 2 20 ewes (2.5 yr)
Rams 2 20 ewes (2.5 yr) Disisihkan/afkir
2 20 ewes (2.5 yr)
2 II
2
2 20ewes (2,5 yr)
2 20ewes (3 yr)
20ewes (3 yr)
2 20ewes (3 yr)
2
2 III
2
20ewes (2,5 yr)
20ewes (3,0 yr)
20ewes (3,5 yr)
20ewes (3,5 yr)
IV
Rams 2 20ewes (2,5 yr) 1995
Rams 2 20ewes (3,0 yr)
Rams 2 20ewes (3,5 yr) Disisihkan/afkir
2 20ewes (4,0 yr)
Disisihkan/afkir
2 V
2
2 20ewes (2,5 yr)
2 20ewes (3,0 yr)
20ewes (3,5 yr)
2 20ewes (4,0 yr)
2
2 VI
2
20ewes (3,0 yr) 1996
20ewes (3,5 yr)
20ewes (4,0 yr)
20ewes (4,5 yr)
Bibit unggul belum teruji
INDUSTRY STRUCTURE
ELITE
BREEDER
MULTIPLIER
END USER
Breeding Pyramid for Beef
Cattle:
Purebred or seed stock Seed
Breeders- contribute genes stock
To the next generation Cow/calf
Replicate seed-stock Stocker
Production, commercial
producers Feedlot
Packer
Distributor
Consumer
Industry Fecundity Typical crossing
highest systems
Poultry
Pigs lowest 4-breed-crosses
Meat sheep 3-breed, back - crosses
Wool sheep
Dairy 3-breed-crosses
Temperate Beef purebred*
Tropical Beef purebred*
rotation, composite
composite