The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

BA_JTDU_BAB_II_POTRET_KONDISI_SEKARANG_YES

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by soedito, 2019-01-06 05:49:10

BA_JTDU_BAB_II_POTRET_KONDISI_SEKARANG_YES

BA_JTDU_BAB_II_POTRET_KONDISI_SEKARANG_YES

BAB II
POTRET KONDISI SEKARANG

2.1 Pendahuluan
Pendidikan tinggi diarahkan untuk membentuk

manusia yang cerdas dan berkarakter kuat dan baik.
Menjadi manusia yang berkarakter baik dan kuat
sebagai kebutuhan asasi setiap insan agar menjadi
manusia berkualitas dan berdaya saing, merupakan
landasan filosofis pengembangan karakter bangsa.

Pendidikan karakter dalam rangka pengem
bangan karakter bangsa memiliki landasan ideologis
yaitu pancasila dan undang-undang dasar negara
republik indonesia tahun 1945 Sebagaimana
dinyatakan dalam undang-undang sistem pendidi
kan nasional nomor 12 Tahun 2012 bahwa
"Pendidikan Tinggi berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kasatuan Republlik Indoensia,
dan Bhineka Tunggal Ika yang berasaskan pada
kebenaran ilmiah, penalaran, kejujuran, keadilan,
manfaat, kebjikan, tanggung jawab, kebhinekaan,
dan keterjangkauanā€¯.

Landasan normatif pendidikan nasional dinya
takan dalam alinea empat pembukaan undang-
undang dasar 1945 yaitu bahwa pemerintah negara
Indonesia dibentuk untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa dinamika inti proses kebangsaan Indonesia
sejak berdirinya negara indonesia merupakan
landasan historis bangsa indonesia terdiri dari
berbagai suku yang masing-masing memiliki nilai-
nilai untuk pengembangan karakter budaya yang
berkembang beragam pula pada masing-masing
memiliki nilai-nilai untuk pengembangan karakter.
Budaya yang berkembang beragam pula pada
masing-masing memiliki nilai-nilai untuk pengem
bangan karakter. Budaya yang berkembang
beragam pula pada masing-masing suku yang
bersendikan pada bhineka tunggal ika sebagai
landasan sosiokultural pengembangan karakter
bangsa.Jelaslah bahwa pendidikan karakter bangsa
memiliki landasan filosofis, ideologis, normatif,
historis dan sosiokultural dan sangat penting
diimplentasikan di Perguruan Tinggi dalam rangka
membangun manusia Indonesia yang bermartabat,
berkualitas dan berdaya saing.

Pendidikan karakter merupakan bagian
penting dalam misi kependidikan nasional sebagai
mana dinyatakan dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003. Pasal 1,
Ayat 1 bahwa "Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan , akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.

Di dalam UU sisdiknas Pasal 3 diterangkan
bahwa "Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.Undang-undang sistem

pendidikan nasional nomor 20 tahuan 2003 pasal 36
ayat 3 menyatakan bahwa dalam menyususn suatu
kurikulum harus memperhatikan:
a) peningkatan iman dan takwa;
b) peningkatan akhlak mulia;
c) peningkatan potensi,kecerdasan,dan minat

peserta didik;
d) keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f) tuntutan dunia kerja;
g) perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi, dan

seni;
h) agama;
i) dinamika perkembangan global dan
j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas jelaslah
bahwa pendidikan nasional harus diarahkan untuk
mengembangkan karakter bangsa Indonesia
diarahkan untuk membentuk manusia indonesia
yang memiliki kepribadian yang religius,berakhlak
mulia, berwawasan kebangsaan, menguasai ilmu
pengetahuan tehnologi dan seni
(IPTEKS).Memahami dinamika perkembangan

global pendidikan tidak hanya membentuk manusia
yang cerdas dan terampil,tetapi lebih penting lagi
adalah membentuk manusia yang berbudi pekerti
luhur.

2.2 Metode pendidikan karakter
Manusia dikaruniai pikiran,rasa,karsa dan raga

sehingga dapat mengetahui kebaikan dengan
pikirannya,dapat merasakan kebaikan dengan
perasaannya,dapat berkehendak untuk kebaikan
dengan karsanya dan dapat berbuat kebaikan
dengan raganya.Perpaduan kebaikan dengan
karsanya dan dapat berbuat dengan raganya.
Perpaduan kebaikan pikiran,rasa,karsa dan raga
mewujudkan empati,perbuatan nyata untuk
melakukan kebaikkan terhadap orang lain yang
sedang membutuhkan pertolongan.Kesatuan antara
pikiran rasa karsa dan rga dalam kebaikan
merupakan wujud karakter yang kuat dari seseorang
karakter yang kuat ini harus dikembangkan untuk
membentuk mahasiswa yang bermoral
Perkembangan karakter tersebut tersebut tidak saja
dipengaruhi oleh faktor intrinsik dari pikiran rasa
karsa dan raga tetapi juga dipengaruhi oleh

lingkungan eksternal seperti keluarga,teman
kuliah,masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi. Dinamika perkem
bangan global dan perkembangan IPTEKS
khususnya di bidang tehnologi informasi yang
begitu cepat telah menimbulkan dampak negatif
pada masyarakat Indonesia Dekadensi moral seperti
korupsi tindakan kekerasan perkelahian antar
pelajar bentrok antar etnis dan perilaku seks bebas
cenderung meningkat Fenomena menurunnya
moralitas,ahlak mulia, kejujuran, kedisiplinan,rasa
hormat dan empati juga merambah keduia
pendidikan. Kekhawatiran akan semakin
menurunnya moralitas, ahlak mulia, kejujuran,
kedisiplinan, rasa hormat dan empati juga
merambah kedunia pendidikan kekhawatiran akan
semakin menurunnya moralitas dan semakin
kompleksnya persoalan bangsa telah menyadari
berbagai pihak untuk mengoptimalkan kembali
pengembangan karakter dipendidikan tinggi
Pertanyaannya kemudian adalah bagaimana
implementasi pengembangan karakter dipendidikan
tinggi tersebut. Apakah pengembangan karakter
mahasiswa dilaksanakan secara eksplidit sebagai

suatu mata kuliah tersendiri ataukah secara implisit
di dalam setiap mata kuliah yang termuat dalam
kurikulum.

Pendidikan karakter dapat dilaksanakan secara
eksklusif pada mata kuliah tertentu misalnya dalam
mata kuliah agama,Pancasila ,Bahasa
indonesia,kewiraan,kuliah kerja nyata.Mata kuliah
agama bertujuan untuk mengembangkan religius
mahasiswa sesuai dengan agama yang dianutnya
mata pelajaran pancasila diarahkan untuk
membentuk karakter sesuai nilai-nilai yang tersirat
dalam pancasila bahasa indonesia adalah perekat
persatuan bangsa yang membentuk karakter dan
meningkatkan martabat bangsa kuliah bahasa
indonesia memberikan pemahaman dan
kebanggaan terhadap budaya bangsa sendiri yang
telah berhasil berkomitmen menjadikan bahasa
melayu yang kemudian dijadikan bahasa nasional
Mata kuliah kewiraan memberikan pengetahuan,
pemahaman dan kesadaran bernegara serta hak
dan kewajiban bela negara KKN dilaksanakan
dalam rentang waktu tertentu dan luar kampus untuk
mengidentifikasi permasalahan dalam masyarakat
dan memberikan solusi bagi sebagian masalah

tersebut empati membuat mahasiswa peka terhadap
permasalahan masyarakat dan memberikan solusi
bagi sebagian masalah tersebut. Gotong royong
dalam kerja tim dibutuhkan untuk memcahkan
sebagian masalah yang dihadapi masyarakat
dengan menerapkan kompetasi tehnis dan
kepemimpinan yang dimiliki mahasiswa.

Mata kuliah yang diuraikan diatas secara eksplisit
bertujuan mengembangkan nilai-nilai dan karakter
baik seperti kejujuran disiplin tekun kesadaran
bermasyarakat dan bernegara empati rasa hormat
dan rendah hati.Permasalahan timbul karena
penetapan mata kuliah pancasila kewiraan dan KKN
bersifat politis pada era reformasi tidak semua
perguruan tinggi menyelenggarakan ketiga mata
kuliah tersebut tetapi pancasila dan kkn tetap
diselenggarakan diuniversitas jenderal soedirman
eksistensi mata kuliah tersebut dipengaruhi oleh
sikap politis rejim yang berkuasa belum lagi
persoalan bertambahnya beban kredit bagi
mahasiswa,sehingga pendidikan karakter secara
eksplisit dalam suatu maslah kuliah sering
dipersoalkan oleh sebab itu pendidikan karakter

dapat dilaksanakan secara insklusif yaitu dengan
mewajibkan semua mata kuliah harus bermuatan
nilai-nilai yang berfungsi untuk mengembangkan
karakter mahasiswa.

KI Hajar Dewantara seorang tokoh pendidikan
nasional yang berkarakter kuat menyatakan bahwa
tujuan pendidikan adalah penguasaan diri. Ki Hajar
Dewantara menyarankan metode dan pendidikan
yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Pikiran
dikepala harus diasah perasaan dihati harus diasih
dan panca indera harus diasuh sehingga
membentuk keseimbangan pengembangan cipta,
rasa dan karsa. Pendidikan tidak hanya sekedar
proses alih ilmu pengetahuan tetapi pendidikan juga
merupakan proses transformasi nilai. Pendidikan
semestinya merupakan proses pem bentukan
karakter manusia agar menjadi sebenar-benarnya
manusia sehingga pembentukan karakter lulusan
perguruan tinggi menjadi tanggung jawab setiap
dosen kewajiban membentuk karakter lulusan tidak
hanya dibebankan kepada dosen mata kuliah
tertentu setiap dosen memiliki kewajiban tidak hanya
membentuk kompetensi dibidang penguasaan

akademik maupun tehnik tetapi juga kepribadian
sikap perilaku dan internalisasi nilai-nilai pendidikan
karakter sesungguhnya harus menjadi bagian tak
terpisahkan pada setiap mata kuliah.

2.3 Pengembangan karakter dan
kepribadian

Sivitas akademika tidak hanya dituntut untuk
memiliki profesionalitas tetapi juga integritas serta
budi pekerti luhur karakter dan integritas sangat
berkaitan erat sehingga pengambangan karakter
diuniversitas merupakan keharusan untuk
membentuk insan-insan akademik yang bermoral
hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional
yang dinyakan dalam UU sisdiknas no 20 th 2003
yaitu untuk berkembangnnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang maha esa beraklhak mulia
sehat berilmu,cakap,kreatif mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.

Pengembangan karakter dan kepribadian
merupakan amanat undang-undang sisdiknas
nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 unsoed

menyadari bahwa pengembangan karakter yang
menghasilkan lulusan yang bermoral memiliki
kompetensi akademik yang memadai dan
profesionalisme keunggulan kompetitif kemampuan
kepemimpinan dan entrepreneurship / techno
preneurship yang berkeadilan sosial dan beradab
kemampuan memecahkan masalah dan berinovasi
khusunya dalam pengembangan sumberdaya
pedesaan dan kearifan lokal konsekuensi dari misi
untuk menghasilakan lulusan yang bermoral
tersebut mengharuskan unsoed untuk memberikan
prioritas dan perhatian yang serius tentang
pengembangan karakter pada mahasiswa agar profil
lulusan unsoed sesuai dengan yang dinyatakan
dalam rencana strategik pengembangan unsoed
2020 lulusan unsoed tidak saja memiliki kompetensi
akademik dan profesional tetapi
Pengembangan karakter dan kepribadian maha
siswa di unsoed purwokerto telah dilaksanakan
sejak perguruan tinggi ini berdiri pelaksanaan
pengembangan karakter dimplementasikan saat
mahasiswa baru dan selama kuliah ini berdiri.
Pengembangan karakter dimplementasikan saat
mahasiswa baru dan selama kuliah di unsoed

mahasiswa baru mengikuti latihan dasar keprajuritan
(LDK) yang bertujuan menanamkan nilai-nilai
kejuangan kejujuran disiplin loyalitas kerjasama tim
empati dan pantang menyerah.LDK ditiadakan sejak
tahun 1997 dan kemudian penanaman nilai
kejuangan panglima besar jenderal soedirman
dilakukan melalui implementasi mata kuliah jatidiri
unsoed mata kuliah yang berperan dalam
pengembangan karakter dan kepribadian
mahasiswa adalah agama pancasila bahasa
indonesia kewiraan dan kkn setiap mahasiswa juga
memiliki pembimbing akademik yang mebantu
dalam pengembangan karakter.

Pengembangan karakter melalui mata kuliah
agama bertujuan untuk mengembangkan kejujuran
kesetiaan ketaqwaan kesabaran dan karakter positif
yang berorientasi pada keselamtan dunia dan
akhirat pemahaman yang mendalam terhadap
agama memberikan landasan ilmu keagamaan bagi
mahasiwa dalam berpikir dan berperilaku sehingga
agama menjadi jalan hidup yang sangat berperan
dalam pengembangan karakter.

Mata kuliah pancasila diberikan kepada
mahasiswa sehingga agama menjadi jalan hidup

yang sangat berperan dalam pengembangan
karakter.Mata kuliah pancasila diberikan kepada
mahasiswa sebagai mata kuliah yang diwajibkan
oleh universitas untuk seluruh mahasiswa
unsoed.Setelah mengikuti mata kuliah pancasila
mahasiswa akan lebih memahami dan menghayati
serta memiliki motivasi yang kuat untuk
mengamalkan nilai-nilai pancasila sebagai karakter
bangsa indonesia mahasiswa memahami bahwa
sebagai manusia indonesia hendaknya harus
mengamankan nilai-nilai ideologi terkait dengan
keyakinan terhadap tuhan yang maha esa
mahasiswa harus memahami bahwa sebagai
manusia indonesia hendaknya harus mengamalkan
nilai-nilai ideologi terkait dengan keyakinan terhadap
tuhan yang maha esa.Mahasiswa harus memahami
dan mengamankan nilai-nilai kemanusiaan yang adil
dan beradab menjujung tinggi persatuan indonesia
mahasiswa harus memahami dan mengamalkan
prinsip musyawarah yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan serta nilai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mata
kuliah pancasila juga memberikan pemahaman dan
menanamkan nilai kebhinekaan kesadaran bahwa

negara kesatuan republik indonesia adalh terdiri dari

beragam suku,budaya dan agama yang bersatu,

saling menghormati satu sama lain.Penanaman nilai

pancasila tersebut merupakan pengembangan

karakter kebangsaan agar mahasiswa dapat

mengetahui,merasakan dan melakukan tindakan

kebaikan menjadi manusia yang tidak saja

profesional dibidang keahlian dan

kompetensinya,namun yang lebih penting adalah

manusia yang bermoral dan berkarakter

kebangsaan kuat.

Kuliah bahasa Indonesia didalamnya terdapat

studi sastra yang sangat berperan dalam

mengembangkan rasa dan daya cipta

mahasiswa.Rasa dikembangkan agar menjadi lebih

sensitif dan peduli sedangkan daya cipta

dikembangkan untuk membangkitkan kreativitas dan

daya inovatif mahasiswa.Aspek lain yang penting

dalam kuliah Bahasa Indonesia adalah bahasa

indonesia merupakan bahasa persatuan yang

berasal dari bahasa melayu yang telah digunakan

untuk komunikasi antar suku di nusantara.Bahasa

persatuan inilah yang menimbulkan rasa

kebangsaan yang telah menyatukan berbagai suku

yang ada di indonesia sejak sebelum

kemerdekaan.Bahasa persatuan ini membangkitkan

semangat kebangsaan dan dengan bangga warga

negara indonesia menggunakan bahasa indonesia

ini sebagai bahasa resmi yang dipergunakan

dengan baik.Pendidikan Bahasa Indonesia yang

baik dan benar di perguruan tinggi akan

mengembangkan kesadaran dan rasa kebangsaan

dan persatuan yang kuat.Semangat kebangsaan

yang dilandasi rasa hormat terhadap sesama dan

kesediaan untuk bergotong-royong merupakan

karakter yang harus dikembangkan pada sivitas

akademika unsoed.

Mata kuliah kewiraan berperan dalam

mengembangkan kesadaran bela negara.Kesadaran

yang kemudian melahirkan pemahaman yang benar

dan komitmen serta tindakan bela negara

merupakan karakter kebangsaan yang harus

dikembangkan.Mahasiswa sebagai warga negara

yang baik dan bermoral tidak saja dituntut untuk

menyadari akan kewajiban bela negara,tetapi

kemauan dan kerelaan berkorban dan bertindak

untuk bela negara.Kemampuan dan komitmen bela

negara membutuhkan sikap jujur disiplin dan

pantang menyerah yang dikembangkan melalui
Latihan Dasar Keprajuritan (LDK) atau sebelumnya
Latihan Dasar Kemiliteran (latdasmil). LDK
kemudian diganti dengan penanaman nilai-nilai
panglima besar jenderal soedirman yang
memperkokoh karakter kebangsaan dan kemudian
diberikan dalam kuliah jatidiri unsoed.

Kuliah kerja nyata (KKN) wajib bagi mahasiswa
unsoed sebagai media pembelajaran untuk
mengidentifikasi dan memecahkan sebagian
masalah dimasyarakat.Masalah di masyarakat pada
umumnya tidak dapat dipecahkan dengan
pendekatan mono disiplin dan oleh sebab itu
mahasiswa yang melaksanakan KKN harus mampu
melakukan kerja tim dan gotong royong dilakukan
untuk memecahkan sebagian dari masalah
masyarakat.Mahasiwa harus mengembangkan
kepekaan terhadap masalah masyarakat,
keterbukaan pikiran ,kerendahan hati dan
empati.KKN yang meliputi KKN reguler,KKN tematik,
KKN pemberdayaan Masyarakat dan bentuk
KKN lainnya berperan dalam mengembangkan
karakter mahasiswa yang melaksanakan yang
melaksanakan kkn tidak hanya memiliki simpati

terhadap masalah masyarakat tetapi juga memiliki
empati untuk melakukan tindakan yang tepat dalam
memecahkan sebagian masalah masyarakat.
Beberapa mata kuliah dan KKN yang telah
dilaksanakan di Unsoed tersebut dirasa belum
cukup untuk pengembangan karakter dan
kepribadian mahasiswa.Mahasiswa sejak awal
semestinya harus sudah mengikuti program
pengembangan karakter dan kepribadian ,bahkan
sejak sebelum mulai kuliah.Mahasiwa baru unsoed
wajib mengikuti Pengembangan Karakter dan
Kepribadian Mahasiswa (PKKM) setelah secara
resmi diterima menjadi mahasiswa Unsoed.PKKM
memberikan pengetahuan tentang pikiran rasa
karsa dan tindakan yang baik dan bagaimana
mengembangkan moral yang baik.Penguasaan
tentang pengetahuan tersebut dibutuhkan sebagai
bekal untuk pengembangan karakter dan
kepribadian mahasiswa lebih lanjut.

Pengembangan karakter di Unsoed disesuai
kan dengan kondisi dan latar belakang mahasiswa
agar efektif. Hasil pemetaan kondisi mahasiswa
baru pada tahun 2011 menunjukkan bahwa
sebagian besar mahasiswa (70 %) berasal dari

wilayah pedasaan, 80% berasal dari keluarga kelas
menengah kebawah, 57% mendaftar ke unsoed
sebagai pilihan kedua.Namun demikian mahasiswa
baru yang diterima pada tahun 2011 pada umumnya
memiliki kecerdasan yang baik ditunjukkan dengan
hasil seleksi nasional yang menempati peringkat 11
pada kelompok IPS dan 19 pada kelompok IPA dari
60 Universitas yang mengikuti seleksi nasional
masuk Perguruan Tinggi (SNMPTN).Hasil seleksi
melalui seleksi penerimaan mahasiswa baru (SPMB)
nusantara menunjukkan bahwa mahasiswa unsoed
meraih nilai ujian peringkat ke 2 dari 15 perguruan
tinggi baik pada kelompok IPA maupun IPS.Kondisi
mahasiswa yang demikian itu cenderung memiliki
karakter yang khas dan diperlukan implementasi
pengembangan karakter dan kepribadian yang tepat.

Mahasiswa yang berasal dari pedesaan
cenderung egaliter dan kadang kala bertindak
berlebihan dikarenakan gegar budaya.Keteladanan
dan motivasi sangat dibutuhkan untuk mengembang
kan karakter dan kepribadian mahasiswa yang
bersal dari pedesaan tersebut.Latar belakang
kondisi ekonomi yang kurang beruntung cenderung

membentuk sifat orang menjadi mudah tergoda oleh
gemerlapnya materi nilai-nilai yang terkait dengan
kepedulan dan empati harus menjadi perhatian
utama dalm pengembangan karakter dan
kepribadian mahasiswa yang sebagian besar
berasal dari kelas menengah kebawah.Mahasiswa
yang diterima pada program studi pilihan kedua
biasanya tidak memiliki semangat yang tinggi dan
ada sedikit rasa terpaksa dalam studi.Mereka
membutuhkan waktu penyesuaian agar secara
perlahan menyadari kemampuannya dan harus
diberikan motivasi secara terus menerus untuk
membentuk ketangguhan deterrminasi dalam studi.
Walaupun sebagian besar mahasiswa baru unsoed
tahun 2011 diterima pada program studi pilihan
kedua (57 %) dan pilihan ketiga (9%), tingkat
kecerdasan mereka termasuk diatas rata-rata
seluruh mahasiswa baru yang diterima diperguruan
tinggi negeri.Mereka adalah pemuda pemudi yang
cerdas sangat potensial untuk ditempa menjadi
insan-insan profesional dan memiliki integritas
Mereka membutuhkan pengembangan nilai-nilai
kejujuran,sebab orang yang memiliki kecerdasan
tanpa kejujuran tidak memiliki integritas dan

berbahaya.Penanaman nilai profesionalitas dan
kejujuran pada mahasiswa tersebut akan
membentuk insan yang berkualitas secara akademik
dan berbudi pekerti luhur.


Click to View FlipBook Version