ARUM XI MIPA 3
Namaku Arum Wiji Astuti, lahir di Banjarnegara, 30 September 2006. Aku adalah anak
pertama dari 2 bersaudara, ayahku bernama Tugiman dan ibuku bernama Rustini. Keluargaku
biasa memanggilku Arum, begitupun teman-temanku. Aku terlahir dari keluarga sederhana.
Ayahku adalah seorang petani, sedangkan ibuku adalah seorang ibu rumah tangga. Sejak kecil,
aku sudah dididik kedua orang tuaku untuk selalu bersikap jujur, rajin beribadah, dan orang
tuaku juga menanamkan prinsip supaya aku bukan hanya sekedar menjadi orang baik namun
juga menjadi seseorang yang bermanfaat bagi orang lain.
Aku mulai masuk sekolah dasar pada saat umurku 6 tahun. Aku bersekolah di SD Negeri 2
Pringamba yang tak jauh dari rumahku. Aku melanjutkan pendidikan di MTs Muhammadiyah
Sigaluh di tahun 2018. Semenjak MTs, aku selalu berusaha belajar dengan giat karena aku
ingin masuk ke salah satu Madrasah Aliyah di Banjarnegara dengan jalur prestasi akademik.
Dan aku merasa bersyukur karena selama di MTs mampu meraih juara kelas dan
mempertahankan hingga lulus MTs.
Kemudian aku mencoba mendaftar Di MAN 2 Banjarnegara melalui jalur prestasi akademik,
namun ketika seleksi telah selesai dan diumumkan hasil seleksi tersebut aku dinyatakan tidak
lolos. Pada saat itu akupun merasa kecewa namun aku berpikir untuk tidak boleh larut dalam
kekecewaan dengan dorongan semangat dari kedua orangtuaku aku pun berusaha bangkit dari
kegagalan tersebut dan kegagalan pun tidak menyusutkan semangat Ku untuk terus berusaha
menggapai cita-citaku.Dengan kegagalan, aku pun banyak belajar bahwa apa yang ditetapkan
Allah adalah yang terbaik. Dan sekarang aku duduk di bangku kelas Xl MAN 2 Banjarnegara,
tepatnya kelas XI MIPA 3.
Sejak MTs, memang aku suka berorganisasi, dan sekarang ketika di MAN 2 Banjarnegara aku
pun mengikuti Organisasi Intra Madrasah atau lebih dikenal dengan OSIM. Pada saat duduk di
bangku kelas X aku memilih salah satu departemen di OSIM yakni departemen ketakwaan.
Dari kecil aku memang senang dengan kegiatan-kegiatan yang berbau keagamaan dan aku
ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai kegiatan-kegiatan keagamaan yang ada di MAN
2 Banjarnegara dengan mengikuti kegiatan OSIM.
Memandu tadarus Al-Qur'an di pagi hari dan pembiasaan beribadah lainnya merupakan salah
satu program kerja departemen ketakwaan. Aku merasa banyak belajar selama mengikuti
Organisasi tersebut. Dan seiring berjalannya waktu aku pun menduduki kelas XI, dan Pengurus
Harian OSIM pun sudah mulai mempersiapkan kepengurusan untuk periode selanjutnya, dan
Alhamdulilah akupun terpilih menjadi bagian dari pengurus harian OSIM periode selanjutnya.
Banyak sekali pengalaman yang dapat aku peroleh dari mengikuti Organisasi tersebut dan aku
juga bergabung di ekstrakurikuler Pramuka atau Dewan Ambalan MAN 2 Banjarnegara dan
sekarang akupun menduduki tingkat Laksana dan harapannya aku bisa meneruskan perjuangan
hingga tingkat Garuda. Aku juga pernah meraih beberapa medali penghargaan perlombaan
yang diselenggarakan secara online oleh lembaga penyelenggara lomba online, seperti event
cerdas.
Semoga aku dapat lulus dari MAN 2 Banjarnegara dengan nilai yang memuaskan agar aku bisa
mewujudkan impianku yakni setelah lulus dari MAN 2 Banjarnegara aku dapat melanjutkan
ke salah satu perguruan tinggi impian di Jawa Tengah.
Pilihan Hidup
Kelas 9 waktu sibuk mencari SMA yang akan menjadi sekolah selanjutnya yang harus
ditempuh. Aku mendaftar di SMA IT Bina Umat Boarding School Yogyakarta. Keinginanku
di sana bisa melanjutkan hapalan ngajiku seperti dulu saat di SMPIT Permata Hati
Banjarnegara. Tetapi aku berubah pikiran untuk berpindah sekolah ke sekolah negeri biasa
karena takut tidak betah seperti saat SMP dan tidak ingin jauh dari orangtua. Akhirnya aku pun
mendaftarkan diri di MAN 2 Banjarnegara.
Pertama kalinya pembelajaran tatap muka di MAN 2 Banjarnegara setelah covid 19, aku tidak
bertemu langsung dengan teman-teman sekelasku karena aku sedang mengikuti pelatihan
pembukaan kelas 2 bahasa di sekolah. Tetapi aku merasa senang dapat bertemu dengan teman-
teman yang akrab dan asyik di kelas 2 bahasa ini. Hal yang tidak dapat aku rasakan seperti saat
aku masih SD di Jepang. Aku tidak punya banyak teman Jepang yang seakrab ini. Selain itu,
aku juga sering sekali bolos sekolah saat bersekolah di Jepang karena rasa malas yang setiap
hari memelukku. Dengan terlalu sering bolos sekolah akhirnya guru bahasa Jepangku
menjemputku sekitar jam 12 siang di depan rumah agar aku mau bersekolah lagi. Sesampainya
di dalam kelas saat jam makan siang, wali kelasku yang sedang membantu teman-temanku
mengambil makan, beliau terkaget saat melihat aku tiba-tiba ada di dalam kelas dan langsung
memelukku dengan sangat erat.
Kembali lagi ke masa-masa sekolah di Indonesia. Saat aku kelas 10 aku mencoba mengikuti
seleksi pertukaran pelajar ke Jepang melalui informasi dari instagram. Aku tertarik untuk
mengikutinya karena teman Indonesiaku saat di Jepang dia lolos pertukaran pelajar ke Amerika
selama 10 bulan. Aku pun menceritakan hal itu ke orang tua dan aku diizinkan untuk mencoba
mengikutinya.
Aku sudah menyiapkan beberapa berkas nilai-nilaiku untuk disetor ke pihak penyelenggara
melalui link. Aku juga meminta teman kelasku yang bernama Arum Wiji Astuti untuk
membantu mengisi data pertemanan saat di MAN. Setelah beberapa hari kemudian aku juga
mengikuti seleksi tertulis. Telah tiba saatnya pengumuman seleksi tertulis, aku membuka
hasilnya di depan mami dan adik-adikku. Di seleksi ini aku tidak lolos dan aku menangis di
depan mamiku. Mamiku berkata "Tidak apa-apa, mungkin ini agar teman-teman lainnya bisa
merasakan ikut pertukaran pelajar. Kamu kan dulu sudah pernah ke Jepang pas SD". Waktu
itu aku belum bisa ikhlas karena aku tidak lolos, akhirnya akupun mencoba lagi saat aku sudah
kelas 11, tetapi sayang sekali umurku tidak mencukupi untuk ikut seleksi. Dan akupun pasrah
untuk tidak mengikutinya. Aku berharap kelak bisa bersekolah lagi ke Jepang atau ke negara
lainnya.
Aamiin.
Setiap kali aku merasakan kesenangan di masa SMA ini, aku selalu mengambil jepretan foto
dan video untuk dimasukkan ke story instagram akun ke 2, entah teman² ku membicarakan
aku di belakang atau tidak karena aku suka mengambil foto² yang sangat random, tetapi aku
suka dengan usahaku untuk membuat masa² SMA ku dapat dikenang.
Selain aku mengikuti kelas 2 bahasa aku juga mengikuti OSIM. Di OSIM terkadang aku dispen
dan sering meninggalkan pembelajaran dan teman sekelas, tetapi aku tetap senang karena di
OSIM aku juga punya banyak teman.
Saat ada event² di sekolah, OSIM harus kerja lembur agar eventnya tercapai dengan lancar.
Saat itu aku sering sekali pulang sore dan harus mencari angkutan bis dan dilanjutkan dengan
naik ojek dengan teman²ku. Sedangkan hari hari biasanya aku hanya cukup menaiki 1 mikro
Wanadadi. Sesampainya di rumah setelah kumpul osim, terkadang aku dimarahin orangtua
karena terlalu sering pulang sore dan jarang membantu orang tua. Sampai sampai orang tua
aku menyuruh pembina OSIM agar Gesita dipulangkan lebih awal agar tidak susah untuk
mencari angkutan.
Tanggal 9 Desember 2022, aku mengikuti seleksi Calon Duta Genre Banjarnegara. Aku
mengikuti seleksi dari madrasah terlebih dahulu yaitu seleksi wawancara, public speaking dan
tes tertulis. Aku berharap tidak lolos karena aku belum mampu jika aku mencapai titik tertinggi
nanti. Dan harapanku yang aneh itupun terkabul, aku benar² tidak lolos seleksi. Awal mulanya
aku mengikuti seleksi ini karena pembina PIK-R sekolahku memasukkan namaku untuk
mengikuti seleksi karena bakatku bisa berbahasa Jepang. Tetapi aku tidak sempat menolaknya
karena tidak enak. Tetapi tidak apa apa masih banyak teman temanku yang lolos dan
mempunyai bakat² yang lebih keren.
Harapanku untuk teman² semua, semangat terus yaa!! Rajin sekolah dan membantu orangtua.
Semoga cita-cita baik kita semua tercapai. Aamiin
Tantangan perlu dicari, kalau perlu diciptakan.
Gesita Winner Ramadhani Tuswadi
MAN 2 Banjarnegara
Saat aku kelas 9, yang dimana sedang sibuk mencari SMA yang akan menjadi sekolah
selanjutnya yang harus ditempuh. Aku mendaftar di SMA IT Bina Umat Boarding School
Yogyakarta. Keinginanku di sana bisa melanjutkan hafalan ngajiku seperti dulu saat di SMPIT
Permata Hati Banjarnegara. Tetapi aku berubah pikiran untuk berpindah sekolah ke sekolah
negeri biasa karena takut tidak betah seperti saat SMP dan tidak ingin jauh dari orangtua.
Akhirnya akupun mendaftarkan diri di MAN 2 Banjarnegara.
Pertama kalinya pembelajaran tatap muka di MAN 2 Banjarnegara setelah covid 19, aku tidak
bertemu langsung dengan teman² sekelasku karena aku sedang mengikuti pelatihan pembukaan
kelas 2 bahasa di sekolah, tetapi aku merasa senang dapat bertemu dengan teman² yang akrab
dan asik di kelas 2 bahasa ini, hal tidak seperti yang ku rasakan saat aku masih SD di Jepang,
aku tidak punya banyak teman Jepang yang seakrab ini, selain itu aku juga sering sekali bolos
sekolah saat bersekolah di Jepang karena rasa malas yang setiap hari memelukku. Karena
terlalu sering bolos akhirnya guru bahasa Jepangku menjemputku sekitar jam 12 siang di depan
rumah agar aku mau bersekolah lagi. Sesampainya di dalam kelas saat jam makan siang, wali
kelasku yang sedang membantu teman²ku mengambil makan, beliau terkaget saat melihat aku
tiba² ada di dalam kelas dan langsung memelukku dengan sangat erat.
Kembali lagi ke masa² sekolah di Indonesia. Saat aku kelas 10 aku mencoba mengikuti seleksi
pertukaran pelajar ke Jepang melalui informasi dari instagram. Aku tertarik untuk
mengikutinya karena teman Indonesiaku saat di Jepang dia lolos pertukaran pelajar ke Amerika
selama 10 bulan. Akupun menceritakan hal itu ke orangtua dan aku diizinkan untuk mencoba
mengikutinya.
Aku sudah menyiapkan beberapa berkas nilai²ku untuk disetor ke pihak penyelenggara melalui
link. Aku juga meminta teman kelasku yang bernama Arum Wiji Astuti untuk membantu
mengisi data pertemanan saat di MAN. Setelah beberapa hari kemudian aku juga mengikuti
seleksi tertulis.
Telah tiba saatnyaa pengumuman seleksi tertulis, aku membuka hasilnya di depan mami dan
adek²ku, di seleksi ini aku tidak lolos dan aku menangis di depan mamiku. Mamiku berkata
"enggak apa² mungkin ini agar temen² lainnya bisa ngerasain ikut pertukaran pelajar, kan kamu
dulu udah pernah ke Jepang pas SD". Waktu itu aku belum bisa ikhlas karena aku tidak lolos,
akhirnya akupun mencoba lagi saat aku sudah kelas 11, tetapi sayang sekali umurku tidak
mencukupi untuk ikut seleksi. Dan akupun pasrah untuk tidak mengikutinya. Aku berharap
kelak bisa bersekolah lagi ke Jepang atau ke negara lainnya.
Aamiin.
Hai aku octiva ade cahyani pruta dari bapak Ari nurcahya , aku alumni dari MTs N 2
Banjarnegara dan sekarang ini aku melanjutkan di MAN 2 Banjarnegara , mengapa aku
memilih sekolah di MAN 2 Banjarnegara ? Karena MAN 2 Banjarmegara adalah madrasahnya
para juara yang selalu melahirkan anak anak yang berprestasi . Dan ini adalah cerita kenangan
terindahku saat aku mengikuti ekstrakulikuler pramuka. Di sini aku mendapatkan banyak sekali
pelajaran yang dapat saya ambil di dalam ekstra tersebut, nama ambalan pramukaku yaitu
Ambalan Gajah Mada dan Ambalan Srikandi . Sebenarnya saat awal masuk ke MAN 2
Banjarnegara, aku tidak ada niatan untuk mengikuti esktra apapun tetapi , temanku yang
sekarang kelas 12 mengajak aku untuk bergabung ke dalam ekstrakulikuler pramuka.
Pada awal mengikuti esktra pramuka itu aku jarang sekali mengikuti larut dan ada niatan
untuk keluar dari ektrakulikuler itu . Selang beberapa waktu ambalan gajah mada ambalan
srikandi mengadakan event GCF ( Gamadi Culture Fair ) yang melibatkan semua anggota
pramuka baik yang sudah laksana, bantara, ataupun calon bantara. Di situ kita di bagi menjadi
beberapa kelompok (sangga), setiap kelompok ( sangga ) itu menampilkan tari dari berbagai
daerah kebetulan kelompokku mendapatkan tari dari pulau papua.
Pada minggu pertama, kelompokku sudah mulai mempelajari tarian tersebut. Pada minggu ke
2 kita mulai membuat kostum untuk dikenakan pada saat hari H nanti. Pada saat H-1
kelompokku menyewa seseorang kelas lain untuk merias kita pada hari besoknya . Keesokan
harinya aku berangkat dari rumah pada jam 05.00 menuju ke madrasah , kita sudah janjian
berangkat jam 5 pagi tetapi saat aku sampai di madrasah belum ada 1 orang pun disana . Selang
beberapa menit akhirnya temanku datang dan akhirnya kita masuk ke madrasah bersama.
Waktu sudah menjunjukan waktu 07.30 acaranya pun di mulai , di acara tersebut dewan
ambalan mengundang ambalan sekolah lain untuk mengikuti acara tersebut ,di acara itu juga
ada kepala MAN 2 banjarnegara , pembina pramuka MAN 2 Banjarnegara dan masih banyak
lagi.
Saat giliran kelompokku tampil di depan semua orang ,perasaanku campur aduk grogi,takut
salah dan lain lain . Tetapi temanku berkata " pede aja ga papa yang penting kita udah
menampilkan semaksimal mungkin " di situ aku memberanikan diri agar tidak grogi dan takut.
Dan akhirnya kita tampil di depan semua orang dan kita mendapatkan hadiah karena kelompok
kita kelompok yang terbaik dalam menampilkan tarian dari papua.
Dari sini aku mendapatkan pelajaran bahwa setiap kelompok itu harus menjaga kekompakan
dan saling menguatkan satu sama lain.Tetaplah menjaga kekompakan agar dapat mencapai apa
yang menjadi tujuan kita bersama.Itu lah masa yang paling berkesan dan asik bagiku.
Harapanku kedepannya semoga MAN 2 Banjarnegara selalu menjadi yang nomor 1 dan dapat
melahirkan banyak anak anak yang berprestasi.
Terima kasih sudah membaca
Setelah lulus dari masa masa MTs, aku melanjutkan sekolah di MAN 2 Banjarnegara. Sekolah
yang menjadi pilihanku karena banyak siswa berprestasi disana. Selain itu, aku memilih MAN
2 karena kepala sekolah ku waktu Mts ternyata menjadi kepala sekolah MAN 2. Aku diterima
di sekolah ini gratis karena aku mendaftar melalui jalur prestasi, dan aku tidak menyangka aku
akan lolos jalur prestasi karena aku sudah pesimis kepada sainganku. Tidak disangka aku
mendapatkan peringkat pertama dari tes itu, dan sebagai hadiah, madrasah memberiku sebuah
laptop, hal tersebut juga diberikan kepada teman teman lain yang masuk 10 besar prestasi.
Awal pembelajaran di madrasah dilakukan secara daring, karena waktu itu masih masa
pandemi COVID-19. Meski belum genap satu bulan, bosan rasanya belajar setiap hari dengan
hanya memandangi layar handphone, tentu muncul keinginan untuk bertemu dengan teman-
teman, tapi nyatanya keadaan berkata lain. Waktu itu memang sedang dilakukan PPKM
sehingga untuk keluar rumah saja masih sulit rasanya, ditambah rasa takut yang menghantui
akan COVID-19 yang mudah menular. Hingga pada suatu waktu, aku ditawari untuk mengikuti
lomba riset, yang mana waktu itu aku baru resmi 2 minggu diterima di madrasah, masih
menjadi siswa baru dan tiba-tiba disuruh untuk mengikuti lomba dengan kakak kelas yang tidak
kita tahu dia itu siapa. Aku coba memberanikan diri mengikutinya, walaupun agak takut karena
rasanya aku belum mengetahui apa-apa dibandingkan dengan kakak kelas lainnya. Namun
sayangnya, lomba yang pertama kali aku ikuti itu belum bisa mengantarkanku pada
kemenangan. Sampai beberapa bulan kemudian, aku kembali ditawari untuk mengikuti lomba
debat bahasa Inggris yang kebetulan dilaksanakan di MAN 2 Banjarnegara. Aku menjadi sering
datang ke madrasah untuk berlatih lomba debat ini, aku mempersiapkan diri lebih dari satu
bulan. Meski aku hampir setiap hari mendatangi madrasah, tapi aku masih belum bisa bertemu
dengan teman-temanku karena memang pada waktu itu pembelajaran masih dilakukan secara
daring. Aku berlatih dengan beberapa teman kelasku, namun sayangnya, lomba kali ini juga
gagal untuk ku menangkan. Dari kekalahanku ini, tidak membuatku putus asa, meski sedih
rasanya tidak menjadi juara, tapi setidaknya aku sudah berusaha semaksimal mungkin. Setelah
itu, aku memutuskan untuk mengikuti ekstra English Club di madrasah karena aku merasa aku
menyukai Bahasa Inggris.
Satu semester di kelas 10 telah berlalu, aku mendapatkan peringkat satu di kelasku dan aku
juga berharap kedepannya juga seperti itu. Di awal semester 2, pembelajaran pertama kali
dilakukan secara tatap muka. Meski belum semuanya dapat berangkat, aku tetap merasa senang
karena aku bisa bertemu dengan teman-temanku yang telah ku kenal selama 6 bulan itu. Belum
lama aku menikmati masa sekolahku bersama dengan teman-temanku, aku harus mengikuti
bimbingan rutin KSN. Karena aku masuk melalui jalur prestasi, jadi KSN adalah suatu ekstra
wajib bagiku. Aku memilih kimia sebagai bidangku, alasanku memilih kimia karena aku
tertarik untuk mencoba hal baru, karena kimia belum pernah aku pelajari sebelumnya. Aku
mengikuti bimbingan rutin hampir satu semester lamanya. Aku selalu dispen kelas karena aku
mengikuti bimbingan, lagi-lagi aku tak dapat terus bersama dengan teman kelasku. Aku selalu
ketinggalan pelajaran dan tidak paham tentang setiap materi yang dijelaskan, aku hanya
memahami satu bidang yang setiap hari kupelajari saja, yaitu kimia. Sembari mengikuti
bimbingan, aku juga mengikuti lomba riset waktu itu. Meski lelah aku memikirkan kimia setiap
hari, tapi aku tetap harus menyelesaikan proposal penelitianku demi mengikuti lomba riset itu.
Dari dua lomba yang kuikuti sekaligus itu, aku tidak mendapatkan kejuaraan dari keduanya.
Semester 2 telah berlalu dengan segala pengalaman indah yang pernah aku rasakan. Aku
kembali menjadi juara satu di kelasku dan menjadi peringkat 2 paralel di sekolahku. Tentu saja
aku merasa bangga pada diriku sendiri, dari situ aku belajar bahwa setiap kekalahan pasti akan
ada kemenangan.
Aku Zakki Hidayat.Orang-orang biasa memanggilku Zakki. Saya lahir pada tanggal 11
september 2005.Tanah kelahiran saya dikota Banjarnegara, kota sederhana dengan kearifan
lokal dan budaya yang unik. Saya adalah anak anak ke3 dari 3 beraaudara, Saya lahir dan
tumbuh atas didikan dan kasih sayang dari kedua orang tua yang sangat saya hormati, Beliau
adalah bapak Hardi dan Ibu Ros. Saya tinggal bersama orang tua dan kakak kedua yang cantik
seperti ibuku ,kakak pertama ku sudah menikah disaat aku duduk dibangku sekolah dasar
Pada tahun 2011,saya memulai pendidikan saya di Taman Kanak-kanak An-Nur, saya
menempuh pendidikan TK selama 2 tahun. Kemudian saya melanjutkan di SD 1 Karangnagka,
jarak rumah dengan SD lumayan jauah. Dijenjang SD saya banyak mendapat prestasi
perlombaan dibidang seni seperti melukis, gambar bercerita, hingga Kaligrafi .Kemudian Saya
lulus SD dengan Nilai yang memuaskan pada tahun 2018.Setelah itu saya melanjutkan
pendidikan di MTs 2 Banjarnegara,di MTs ini saya mengikuti orgnanisasi siswa intra
madrasah dan juga menjadi wakil ketua osim pada tahun 2019 .
Saya lulus dari Mts 2 Banjarnegara pada tahun 2021 ,dan melanjutkan pendidikan di MAN 2
Banjarnegara, salah satu madrasah aliyah favorit yang ada dikota Banjarnegara.saya
mengambil jurusan ilmu pengetahuan alam, yang dari mts dulu sudah sayainginkan untuk
mengambil jurusan tersebut.
Masa-masa putih abu-abu ini adalah masa dimana saya mendapatkan banyak pengalaman,
cerita, dan teman yang sangat berharga.ketika duduk dikelas X saya mengikuti ekstrakulikuler
Pasukan Khusus atau sering disebut dengan Pasus ,saya mengikuti ekstra ini karna saya ingin
menjadi anggota paskibraka, yang sejak dulu sudah saya impikan.Saat saya kelas XI ,pada saat
itulah dibuka seleksi pendaftaran Paskibraka yang memang hanya boleh diikuti oleh kelas XI,
tak ingin menyianyiakan kesempatan yang hanya ada sekali dalam seumur hidup tanpa pikir
panjang aku pun langsung mendaftarnya.seleksi dimulai dari latihan fisik seperti lari 12 menit,
push up, sit up dan dilanjutkan dengan seleksi baris berbaris,cek kesehatan ,cek tinggi badan
dan juga berat badan. Setelah melewati seleksi yang begitu melelahkan allhamdulilah saya
lolos seleksi menjadi paskibraka kabupaten Banjarnegara.
Latihan paskibra berada dialun-alun kota .Yang mengikuti paskibraka tidak hanya sekolahku
melainkan seluruh sekolah menengah atas sekabupaten yang sudah terpilih menjadi
perwakilan.pasukan paskibra kabupaten ini berjumlah 75 anggota yang terdiri dari pasukan
17, pasukan 9, dan pasukan 45.Latihan paskibra itu berlangsung selama kurang lebih 30 hari,
saya dan teman teman yang lain harus menyamakan derap langkah ,berteman dengan teriknya
matahari, dan bergulat dengan debu yang berterbangan saat kita sedang latihan dikawah candra
dimuka. Namun itu semua tidak mematahkan semangatku untuk terus berlatih dan berlatih
demi hasil yang memuaskan pada saat pengibaran bendera pusaka nantinya. Hari yang dinanti
nantikan pun tiba yaitu 17 agustus dimana saya dan teman teman paskibra yang lain harus
melaksanakan tugas untuk mengibarkan bendera untuk memperingati kemerdekaan republik
Indonesia. Allhamdulilah acara pengibaran benderanya lancar hingga penurunannya pun
lancar. Setelah acara selesai banyak teman paskibra yang mengatakan bahwa "30 Hari untuk
30 menit"hehehe.Dari menjadi anggota paskibra banyak sekali pengalaman dan pelajaran yang
saya terima .seperti rasa kebersamaan, melatih kedisiplinan dalam diri saya ,melatih fisik dan
mental dan juga menambah relasi pertemanan.Semoga dengan mengikuti paskibraka dan
mendapat piagamnya saya lebih mudah untuk masuk sekolah kedinasan yang sudah saya
impikan
Namaku Nur Faidin lahir di Banjarnegara 1 November 2006. Aku tinggal disebuah desa kecil,
tepatnya desa Beji, kecamatan Banjarmangu, kabupaten Banjarnegara, Jawa tengah. Aku anak
tunggal, meskipun aku anak semata wayang, bukan berarti aku dimanjakan atau menjadi anak
yang manja. Hobiku membaca, menggambar dan bernyanyi.
Sedari kecil aku termasuk anak yang kreatif, aku suka belajar. Aku mengikuti apa yang telah
aku pelajari, baik dari tv maupun dari orang tuaku. Aku masuk sekolah diusia 6 tahun. Karena
dulu didesaku tidak ada taman kanak-kanak, jadi aku langsung disekolahkan di sekolah dasar
tepatnya di MI Cokroaminoto Beji. Bukan termasuk sekolah elit apalagi mewah, tapi disinilah
pertama kali aku mendapatkan pendidikan.
Selama 6 tahun aku sekolah di MI Cokroaminoto Beji banyak sekali ilmu yang saya dapat,
banyak sekali pengalaman berharga yang tidak dapat saya lupakan. Di sini saya termasuk murid
berprestasi, saya mendapatkan peringkat 1 selama 6 tahun saya sekolah di sini. Pada kelas 5,
saya diikutkan olimpiade matematika oleh guru saya, aku memang suka berhitung aku suka
dengan tantangan, sayangnya waktu itu aku belum mendapatkan juara. Selain di akademik aku
juga diikutkan di lomba-lomba non akademik lainnya seperti lomba dai, lomba paduan suara,
lomba puisi dan lain lain.
Lanjut, setelah aku lulus sekolah dasar aku meneruskan pendidikan ku di SMPN 2
Banjarmangu. Sama seperti saat aku sekolah dasar, disini aku masih masuk kedalam siswa
berprestasi. Aku diikutkan guruku untuk mengikuti lomba-lomba, seperti da’i , geguritan, dan
lain-lain.
Setelah aku lulus dari SMPN 2 Banjarmangu aku memutuskan untuk sekolah di MAN 2
Banjarnegara. MAN 2 Banjarnegara merupakan gudangnya siswa berprestasi, akreditasi dari
sekolah ini juga sangat baik. Kualitas gurunya pun sudah diakui, oleh karena itu aku tertarik
untuk masuk ke MAN 2 Banjarnegara.
Sejak aku masuk di MAN 2 Banjarnegara banyak sekali pengalaman pengalaman yang belum
pernah saya dapatkan sebelumnya. Di MAN 2 Banjarnegara aku memiliki ambisi, aku ingin
menjadi siswa yang lebih berprestasi dari sebelumnya. Oleh karena itu disini aku aktif dalam
mengikuti kegiatan akademik maupun non-akademik, banyak sekali ekstrakurikuler yang aku
ikuti, seperti English Club, Tilawah, paduan suara, jurnalistik.
Saat aku kelas 10 aku ditawari untuk mengikuti KSN Astronomi awalanya aku menolak, karena
waktu itu masih dalam situasi pandemi jadi aku menolaknya, aku juga belum mengenal
siapapun saat itu. Sebenernya aku tertarik, namun yah aku sudah menolaknya. Namun siapa
sangka, saat sudah pembelajaran tatap muka aku ditawari lagi untuk masuk KSN Astronomi
lagi, dan akhirnya aku menerimanya.
Semenjak aku ikut KSN Astronomi aku mendapat banyak sekali pengalaman pengalaman baru
dan teman teman baru. Di Astronomi semua berjalan layaknya seorang keluarga, pembina dan
teman-teman sangat baik. Aku mengikuti bimbingan KSN selama tiga bulan. Bukan waktu
yang singkat, aku tertinggal pembelajaran dikelas selama tiga bulan. Namun sayangnya, 3
bulan bimbingan aku gugur dalam perlombaan. Aku sedih, aku menyesal, mengapa aku tidak
belajar dengan maksimal dalam waktu tiga bulan itu, namun sayang nasi sudah menjadi bubur.
Tapi tidak masalah, karena semenjak aku ikut KSN Astronomi banyak sekali ilmu yang aku
dapatkan yang tidak ada dikelas. Aku juga mendapat teman teman baru, dan juga pengalaman
baru tentunya.
Tiga bulan tertinggal pelajaran dikelas bukanlah hal yang mudah, banyak sekali tugas tugas
yang masih kosong, untungnya guru memberikan keringanan tugas. Aku harus mempelajari
materi yang tertinggal selama tiga bulan.
Tidak hanya KSN, Aku juga mengikuti banyak sekali lomba lomba online, banyak sekali lomba
lomba online yang aku ikuti, seperti olimpiade bahasa Indonesia, olimpiade fisika, olimpiade
matematika dan masih banyak lagi. Aku suka bahasa Indonesia, menurutku bahasa Indonesia
menyenangkan. Aku juga suka matematika, karena pada dasarnya aku memang suka berhitung
dan suka dengan tantangan.
Setelah aku selesai dengan bimbingan KSN aku dipanggil pembina ekskul tilawah untuk
mengikuti seleksi MTQ cabang Syarhil Qur’an, awalanya aku tidak berekspektasi akan lolos,
karena banyak sekali teman teman lainnya yang jauh lebih bagus dariku. Namun rezeki
memang tidak kemana, alhamdulilah saya lolos Syahril quran sebagai penerjemah. Setelah
lolos seleksi, kita diperlombakan ditingkat kabupaten dan Alhamdulillah utusan MAN 2
Banjarnegara berhasil mendapatkankan juara 1 Syahril quran golongan putra dan putri. Karena
lolos tingkat kabupaten kita masuk ke tingkat provinsi. Banyak sekali pengalaman berharga
yang aku dapatkan, banyak teman teman baru dari sekolah lain. Tapi sayangnya ditingkat
provinsi ini kita gugur, kita harus pulang dengan tangan kosong. Sedih? Iya, menyesal? Iya,
kenapa waktu itu kita tidak berusaha dengan maksimal. Tapi gak papa mungkin memang belum
rezeki kita.
Hidup merupakan sebuah rangkaian pengalaman, setiap pengalaman membuat kita lebih besar,
walau terkadang sulit untuk menyadarinya karena dunia dibentuk untuk mengembangkan
karakter, dan kita harus belajar bahwa kegagalan dan kesedihan yang kita rasakan akan
membantu kita untuk maju.
Aku harap teman-teman semua bisa terus semangat dalam mencari ilmu, jangan
pantangmenyerah. Jangan takut gagal, tidak ada kesuksesan yang tak diawali dengan kegagalan
terlebih dahulu. Semangat terus dalam menggapai cita-cita.
“Kita tidak akan pernah bisa menang, bila kita tidak percaya bahwa kita bisa.” Daichi
Sawamura – Haikyuu!
Nur Faidin
Perjuangan
Namaku Junjung Rahardian Tunggal orang biasa memanggilku Junjung. Aku lahir di
kabupaten Pemalang tepatnya tanggal 22 Januari 2005. Aku lahir dari pasangan Iswanto dan
Yuni Darmukti. Aku merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Sekarang aku tinggal di
Banagara Rt 01/02, Mantrianom, Bawang, Banjarnegara.
Tahun 2011 itu adalah awal masukku sekolah sd yaitu SDN 1 Pucang. Di sini aku
menjalani kehidupan sebagai siswa anak sd seperti biasanya; bermain, belajar, dan bersenang-
senang. Selama 6 tahun sekolah aku berhasil menyelesaikan pendidikan dengan baik. Berhasil
lulus dengan nilai yang memuaskan. Setelah kelulusan akupun harus segera memutuskan ke
manakah aku akan melanjutkan pendidikanku. Setelah pertimbangan antara SMPN 1
Banjarnegara dan SMPN 1 Bawang akhirnya, pilihanku jatuh pada SMPN 1 Bawang karena
alasan jaraknya yang dekat dengan rumahku.
Tahun 2017 kehidupan baru lagi telah dimulai. Di masa smp ini juga berjalan dengan
semestinya, kehidupan anak remaja yang penuh dengan cerita. Masa yang penuh dengan canda
tawa dan kehidupan pertemanan yang erat. Memang di masa ini pendidikanku bisa dibilang
baik, tapi bukanlah yang terbaik. Karena saat itu aku masih sibuk dengan urusan organisasi dan
bermain game yang terlalu berlebih. Langkah demi langkah kulewati akhirnya sampailah pada
tahap akhir yaitu persiapan Ujian Nasional. Pada saat itu memang hidupku sangat sibuk dengan
agenda try out dan les tetapi, takdir berkata lain virus covid 19 hadir dan masuk ke Indonesia.
Di saat inilah sekolahku diliburkan 2 minggu tetapi, itu tidaklah sesuai rencana virus covid 19
menyebar di kabupaten Banjarnegara, hal inilah yang menyebabkan semua sekolah smp libur
sampai tahap UN ditiadakan dan juga acara wisuda. Menyedihkan memang akhir yang tidak
diinginkan tapi apa boleh buat manusia boleh berencana tapi Allah yang menentukan. Lulus
dengan tanpa diuji dan sebutan angkatan corona itulah yang melekat pada diriku. Memang nilai
ullangan sekolah ku pada saat itu bukanlah yang terbaik tapi apa boleh buat itu setara dengan
usaha yang telah kulakukan. Hari-hari pendaftaran sekolah menengah atas pun tiba
penentuanku untuk melanjutkan pendidikan harus kuputuskan. Memang awalnya terbesit
segelintir pikiran untuk ke SMAN 1 Banjarnegara dan SMAN 1 Bawang, karena pada saat itu
mayoritas temanku memilih melanjutkan ke sekolah ini. Namun orang tuaku berpesan bahwa
hidup bukan hanya urusan dunia saja yang penting tapi ada yang lebih daripada itu yaitu urusan
akhirat. Mendengar pesan itu akupun berpikir bahwa benar juga urusan dunia itu haruslah
seimbang dengan urusan akhirat karena manusia hakikatnya butuh ilmu agama untuk menjalani
hidup kedepannya dengan baik, karena hidup keduniawiaan tidak menjamin diri kita akan
tenang nantinya. Akhirnya setelah pertimbangan tersebut putusanku sudah kubulatkan pada
MAN 2 Banjarnegara dan orangtuaku pun sangat mendukung dan merestui.
Tahun 2020 awal kehidupan yang baru dan menantang telah dimulai bagi diriku. Dengan
kondisi covid 19 yang masih merebak aku harus tetap mendaftar di MAN 2 Banjarnegara
dengan kondisi yang ada. Aku mendaftar di MAN 2 Banjarnegara lewat jalur reguler karena
pada saat itu nilaiku yang bisa dibilang masih belum mencukupi untuk jalur prestasi. Berbagai
tahapan pendaftaran kujalani dan sampailah pada tahap terakhir yaitu pengumuman. Pada saat
itu aku pasrah apakah diterima atau tidak dan alhamdulillah aku diterima di MAN 2
Banjarnegara. Senang dan bersyukur itulah ungkapan yang bisa kuutarakan. Setelah itu akupun
melakukan daftar ulang dan melengkapi berbagai persyaratan yang dibutuhkan. Sampailah
pada hari-hari dimana aku menjadi siswa baru di MAN 2 Banjarnegara, berbagai rangkaian
acara kuiikuti, termasuk berkenalan dengan teman-teman baruku. Selama kelas 10 aku harus
menjalani pembelajaran dengan metode daring kaget rasanya tapi tak apa itu merupakan suatu
yang baru untuku. Di kelas 10 aku berkomitmen untuk bisa terus mengikuti pembelajaran
dengan sebaik-baiknya mulai dari mengerjakan tugas dan pr tepat waktu dan belajar untuk
ulangan. Dengan semangat tersebut selama kelas 10 semester 1 aku bisa menjalani
pembelajaran dengan baik, dan alhamdulillah bisa mendapat hasil nilai dan ranking yang
memuaskan.
Di kelas 10 semester 2 inilah semuanya berubah, saat itu saya melihat poster m2b yang
memposting kakak kelas aku yang berhasil mendapat juara nasional bidang akademik berbasis
online disitulah aku merasa penasaran dan terpacu kalau mereka bisa maka aku juga harus bisa.
Mulai dari hal tersebut saya coba mencari lembaga-lembaga yang mengadakan lomba online
dan memberanikan diri untuk ikut ya walaupun hasilnya seperti yang aku kira yaitu belum
berhasil untuk menang tapi, tak apa wajar jika pertama kali gagal namun, disitu aku tidak
langsung menyerah aku memegang kuat prinsip keberhasilan semuanya pasti diawali oleh
kegagalan dimana dari kegagalan tersebut kita bisa belajar lebih baik lagi untuk kedepannya.
Aku mencoba untuk yang kedua kalinya dengan semangat dan materi yang telah kusiapkan
akhirnya namaku bisa terpampang di pengumuman pemenang lomba online yang saat itu
diadakan oleh lembaga POSI bidang ekonomi dengan meraih medali emas. Setelah saat itu aku
mencoba menghubungi wali kelas aku yaitu Bu Galuh untuk mengabari, dan dari situ aku
akhirnya dimasukkan dalam tim OSN M2B dan juga tim OSN mapel ekonomi.
Dari situlah aku berubah menjadi anak yang benar-benar berambisi besar yaitu dengan
terus mengikuti lomba-lomba online yang diadakan oleh para lembaga lembaga dan
alhamdulillah terus bisa menyumbangkan medali dan prestasi untuk MAN 2 Banjarnegara
tercinta. Dengan tidak lupa untuk diimbangi dengan belajar, doa dan pastinya yang terpenting
restu orang tua dan guru. Maret 2021 bulan dimana diadakannya seleksi Olimpiade Sains
Nasional ( OSN )oleh kemendikbud, disitulah aku mengikuti seleksi tahap awal yaitu seleksi
sekolah bersama dengan kakak kelas dan teman seangkatan OSN mapel ekonomi. Takdir
berkata lain aku belum berhasil untuk maju ke tingkat kabupaten, tapi sekali lagi awal bukanlah
akhir masih ada kesempatan selanjutnya untuk mencoba.
Bimbingan itulah rutinitas yang biasa kujalani saat itu, bersama dengan kakak kelas dan
teman-teman seangkatan tim osn ekonomi dengan didampingi Bu Guru yang selalu
membimbingku dengan penuh perhatian yaitu Bu Jeki. Hari demi hari bulan demi bulan kulalui
sekarang sudah masuk ke kelas 11 semester 1, di semester ini rutinitas pembelajaran berubah
dari online menjadi offline, belajar dan belajar itulah yang kulalukan. Dan juga lomba demi
lomba berhasil aku lalui dengan baik dan terus bisa menyumbangkan prestasi untuk M2B baik
di tingkat provinsi, nasional, dan internasional. Tidak lupa untuk selalu mengikuti
pembelajaran di kelas dengan sebaik-baiknya, dan terus berusaha untuk meraih nilai dan
ranking yang memuaskan.
Kelas 11 semester 2 bulan februari 2022 tepatnya disini aku, teman seangkatanku Laela,
dan adik-adik kelasku harus mengikuti bimbingan wajib madrasah persiapan OSN ekonomi
tahun 2022 yang akan diadakan bulan april 2022. Saat itu aku harus mengorbankan untuk
meninggalkan kelas dan pelajaran sekolah dan teman-teman kelasku untuk mengikuti
bimbingan. Berat rasanya itulah yang kurasakan saat itu tapi, aku berpikir bahwa sudah
melangkah sejauh ini apakah aku akan berhenti dan merelakan semuanya begitu saja?, tentu
tidak inilah yang harus aku perjuangkan kembali dan gapai mimpi dan cita yang telah
kuiimpikan selama ini.
Hari seleksi OSN tingkat sekolah pun tiba disini aku bersungguh-sungguh dan mempersiapkan
materi dengan sebaik-baiknya dan ya aku berhasil lolos, alhamdulillah.
Laboratorium komputer rasanya seperti rumah keduaku. Adel, Laela, Silvi,dan Najwa
teman yang selalu kutemui setiap hari dan sudah kuanggap seperti keluarga sendiri. Belajar
dan belajar tentang materi OSN itulah makananku tiap hari. Bosan?ada pasti tapi itu hanya
sementara setelah itu kembali untuk semangat lagi. Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba yaitu
OSN 2022 tingkat kabupaten persiapan pun dilakukan doa, restu orang tua dan guru pasti tidak
boleh terlupa. Materi pun sudah siap pengerjaan pun dimulai. Saat itu soal-soal yang muncul
memang bisa dikatakan lumayan sebab ada beberapa yang berbeda dari materi yang sudah
dipelajari tapi, itu bukan jadi masalah yang berarti. Selesai sudah lomba OSN 2022 tingkat
kabupaten Banjarnegara diselenggarakan. hari demi hari, hari pengumuman pun tiba saat itu
setelah shalat maghrib aku memberanikan diri untuk membuka pengumuman pasrah itu
perasaan yang kurasakan, tapi setelah membuka pengumuman alhamdulilllah aku bisa menjadi
juara 1 OSN 2022 tingkat Kabupaten Banjarnegara mapel ekonomi, senang dan bersyukur
kepada Allah SWT itulah hal yang tidak bisa kulupakan.
Bimbingan dilanjutkan untuk persiapan tahap selanjutnya yaitu OSN 2022 tingkat
provinsi Jawa Tengah dan KSM tingkat kabupaten Banjarnegara. Tersisa diriku dan Laela yang
bisa berhasil lolos untuk maju ketingkat selanjutnya yaitu provinsi mewakili kabupaten
Banjarnegara bidang ekonomi. Hari demi hari semakin terasa melelahkan dan menguras
banyak tenaga dan pikiran itulah yang kurasakan saat itu tapi, sekali lagi tak apa perjuangan
yang sudah kulakukan sejauh ini harus terus kulanjutkan sampai batas maksimum dari
kemampuanku. Hari penantian pun tiba yaitu hari dimana OSN 2022 tingkat provinsi Jawa
Tengah mapel ekonomi dilaksnakan, aku dan Laela mempersiapakan segalanya dengan baik
dan bisa mengerjakan dengan maksimal.
Setelah itu apakah sudah selesai? tentu belum harus melanjutkan bimbingan untuk lomba KSM
2022, untuk lomba ini memang aku mengalamai kesusahan terutama dalam hal ayat Al-Quran
dan hadits karena aku bukanlah orang yang pintar dalam hal tersebut. Tapi apakah aku
menyerah? tidak kulakukan semampuku.
Hari dimana KSM 2022 tingkat Kabupaten Banjarnegara mapel ekonomi terintegrasi
pun tiba, saat itu aku mengerjakan dengan penuh sungguh-sungguh ya walaupun untuk soal
bahasa arab memang mengalami kesulitan. Tapi semua itu terbayarkan dengan hasil
pengumuman yang menyatakan bahwa diriku berhasil menjadi juara 2 KSM 2022 tingkat
Kabupaten Banjarnegara mapel ekonomi terintegrasi. Selanjutnya perjuangan belum usai
masih harus kulanjutkan lagi untuk KSM 2022 tingkat provinsi Jawa Tengah. H-1 KSM 2022
sesuatu hal tidak mengenakkan datang padaku yaitu sakit. Hal ini benar-benar tak kusangka
apalagi keesokan harinya harus menghadapi hari yang penting. Kucoba untuk beristirahat dan
berobat dengan berharap esok akan sembuh. Hari pelaksanaan lomba pun tiba saat itu
kondisiku lumayan membaik tapi masih belum dalam kondisi prima, sebenarnya saat itu saya
bimbang apakah saya akan berangkat atau tidak karena kondisi saya yang masih belum kuat
untuk naik motor sendiri tapi, kuputuskan perjalanan dan perjuangan selama ini tidak boleh
kusia-siakan begitu saja akhirnya saya berangkat ke sekolah diantar kakak saya dalam kondisi
masih sakit. Sampai di sekolah saya mencoba mengerjakan sebisa saya. Dan hari itu juga
pengumuman KSN 2022 tingkat provinsi Jawa Tengah mapel ekonomi diumumkan ternyata
aku belum berhasil lolos ke tingkat selanjutnya sedih dan kecewa itu pasti tapi aku berpikir
memang kita boleh berusaha dan berdoa tapi untuk urusan hasil atau takdir Allah lah yang
menentukan segalanya. Begitu juga dengan hasil dari KSM 2022 tingkat provinsi Jawa Tengah
mapel ekonomi terintegrasi. Setelah dari itu semua saya kembali fokus pada pelajaran di
sekolah kembali ke kelas dan bertemu kali dengan teman- teman kelasku dulu dan menjalani
kehidupan sebagai anak kelas 12 yang akan menggampai mimpi selanjutnya untuk masuk ke
perguruan tinggi negeri itulah sepenggah kisahku.
Prinsip hidup yang selalu kupegang bahwa boleh jadi kita gagal hari ini tapi cobalah
untuk bangkit dan belajarlah dari kegagalan tersebut untuk menggampai kesuksesan yang
masih tertunda. Dan juga semua kesuksesan itu butuh proses, perjuangan, pengorbanan, tidak
ada yang instan di dunia ini boleh orang menilai saat kita sudah berhasil tapi mereka lupa bahwa
ada sesuatu hal yang mereka tidak ketahui untuk mencapai kesuksesan tersebut. Harapan untuk
teman-temanku semangatlah kalian dalam belajar, ambilah kesempatan atau peluang yang ada,
jangan dengarkan omongan buruk orang lain, kalian bisa menjadi apa yang kalian inginkan
asalkan kalian mau untuk mewujudkannya, ingat perjuangan tidak akan mengkhianati hasil itu
merupakan hal yang pasti, dan juga yang terpenting doa dan juga restu orang tua dan guru itu
penting ya! Semangat untuk menggampai mimpi-mimpi besar kalian dan wujudkanlah.
" Tidak ada pohon perjuangan yang berbuah kesia-siaan "
Junjung Rahardian Tunggal
Nama aku Sevi Rachmawati atau biasa dipanggil Sevi. Sevi lahir dari pasangan yang sangat
hebat dan berarti dalam hidup Sevi, namanya Imam Prayitno dan Kamisah. Dan Sevi lahir ke
dunia ini pada tanggal 14 September 2005 di Banjarnegara.
Sevi merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ya! Sevi merupakan seorang adik dari kakak
hebat yang bernama Arif Ramadhan. Masa kecil Sevi bahkan hingga sekarang banyak
dihabiskan di Mandiraja, bersama keluarga kakek nenek dari sebelah Ayah.
Pada tahun 2009, Sevi pertama kali mengecap pendidikan Kanak-kanak tepatnya di TK Pertiwi
Kebakalan. Sevi menempuh pendidikan TK selama 1 tahun, yang kemudian dilanjutkan ke
pendidikan dasar yang masih bertepat satu wilayah dengan TK tadi yaitu di SDN 2 Kebakalan.
Pada tahun 2017, tepatnya setelah lulus dari sekolah dasar, Sevi memutuskan untuk
melanjutkan pendidikannnya dipesantren Raudlotut Tholibin. Pensantren tersebut masih
berwilayah Banjarnegara tepatnya di Purwonegoro. Dipesantren ini Sevi tidak hanya mengaji
tetapi juga disandingi dengan melanjutkan pendidikannya di MTs Raudlotut Tholibin yang
masih satu almamater dengan pesantrennya.
Dipesantren ini kemampuan Sevi mulai dikembangkan, dengan mengikuti kegiatan olimpiade
sains hingga perlombaan silat. Tidak banyak dan tidak berturut turut namun Sevi amat bangga
dengan hasil kejuaraan yang pernah Sevi peroleh.
Tidak lupa dengan basic pendidikan dipesantren dimana saat itu yang lebih ditonjolkan adalah
keagamaan dan juga hafalannya. Dari tidak tau menjadi tau dari tidak bisa menjadi bisa.
Banyak sekali pelajaran hidup yang Sevi ambil saat bermukim di pesantren tersebut.
Hingga tepat pada tahun 2020 yang merupakan tahun kelulusan Sevi di jenjang MTs, di tahun
itu juga menjadi sejarah besar bagi dunia dimana covid melanda setiap negara hingga pada
akhirnya di terapkan kebijakan Social Distancing. Akhirnya kami yang dipondok harus
dipulangkan terlebih dahulu. Dan Sevi memutuskan untuk kembali kerumah dengan sowan
terlebih dahulu kepada pihak pesantren.
Pandemi melanda namun sekolah tetap dijalankan melalui daring. Saat itu pendidikan Sevi
sudah di jenjang Akhir yang memutuskan untuk melanjutkan sekolahnya di MAN 2
Banjarnegara.
Di MAN Sevi mengambil jurusan IPS, dimana Sevi memiliki cita cita ingin bergelut di bidang
politik saat nanti besar. Di sekolah ini Sevi melanjutkan kemampuan dan bakat minatnya yang
ia bawa dari MTS. Namun Sevi tidak mengembangkan kemampuan silat. Bukan tidak mau
atau tidak minat lagi, tapi karna malu. Ya! saat itu Sevi sangat menyesal karena mengikuti ego
sendiri dan tidak mau berusaha dulu sehingga kemampuannya itu didiamkan saja dengan sia
sia. Menyasal pasti ada, namun tidak menjadi halangan bagi Sevi untuk terus meraih prestasi.
Langkah demi langkah mulai Sevi jalankan, dengan awal mengikuti pendaftaran OSIM hingga
diterima menjadi anggota departemen DIKBUD. Tidak lama dari itu Sevi mulai aktif mengikuti
bimbingan di mapel Geografi. Saat itu masih pandemi sehingga kami yang bimbingan
diwajibkan untuk berangkat ke madrasah. Hal itu tidak mematahkan semangat bagi Sevi untuk
terus belajar.
Tidak banyak ekstra kulikuler yang Sevi ikuti saat itu. Namun kegiatan olimpiade mulai banyak
yang Sevi ikuti baik dari yang online maupaun offline. Prestasi demi prestasi pun mulai
tercetak. Kembali lagi seperti quotes saat MTS "Tidak banyak dan tidak berturut turut, namun
Sevi selalu bangga dengan apa yang Sevi peroleh".
Sedikit isi pengalaman ceritanya, karna pribadi Sevi dari dulu adalah sosok anak perempuan
yang introvert. Malu untuk memulai sesuatu dan enggan saat ingin berusaha. Namun Sevi
pernah diberitahukan seseorang bahwa hidup tidak hanya tentang diri sendiri. Dari situ mulai
tertanam di diri Sevi untuk selalu memperluas sosioalisasi, memperluas pertemanan, bahkan
memuali sesuatu hal baru yang sebelumnya belum pernah dilakukan.
Sejatinya menjadi seseorang yang sukses dan trampil dalam segala hal menurut Sevi tidak bisa
digapai dengan mudah. Harus ada usaha ekstra jika kita menginginkan sesuatu yang besar pula.
Sevi sangat mempercayai pepatah, usaha tak akan mengkhianati hasil, karena setiap usaha yang
kita perjuangkan akan membuahkan hasil yang memuaskan.
So, untuk kalian yang baca sedikit cerita Sevi ini ingat lah satu kata Imam Syafi'i ini "Banyak
orang yang telah meninggal, tapi nama baik mereka tetap kekal. Dan banyak orang yang masih
hidup, tapi seakan mereka seperti orang mati yang tak berguna." Jadi, selagi masih ada umur
berbuatlah baik sebanyak mungkin dan jangan lupa untuk selalu berusaha yang terbaik. Karna
sesuatu yang baik akan datang kepada kita jika kita mau memulai terlebih dahulu.
Hallo! Perkenalkan nama aku Firzana Zahida Filzah. Sehari-hari dipanggil Firza. Biasanya
orang yang belum kenal aku, ketika mendengar nama “Firza” dikira laki-laki dan hal tersebut
sering terjadi. Tetapi aku sangat bersyukur karena namaku merupakan pemberian dari orang
tua yang dimana “Firzana” artinya jalan hidupnya tentram, merdeka, bahagia, dan sempurna.
Dan aku berharap semoga arti namaku dapat menjadikanku sukses di masa yang akan datang.
Aku merupakan anak pertama dari 2 bersauadara. Adikku berjenis kelamin laki-laki, namanya
Faris Affiq Al-Faruqi dan saat ini masih berusia 9 tahun. Kadang kami sering bertengkar entah
memperebutkan sesuatu atau perbedaan pendapat. Dan kami sering sekali mendapat teguran
dari ayah maupun ibu karena sering bertengkar.
Saat ini aku berusia 16 tahun. Aku lahir di Banjarnegara pada tanggal 17 Januari 2006 , yang
artinya tahun depan aku berusia 17 tahun dan siap untuk membuat KTP. Sedari lahir hingga
sekarang aku tinggal di Banjarnegara tepatnya berada di desa Bandingan RT 04 RW 02,
Sigaluh, Banjarnegara. Aku juga mengenyam pendidikan di daerah Banjarnegara. Saat usia ku
mulai menginjak 3 tahun orang tuaku mendaftarkan ku disebuah Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD). Tidak banyak kejadian saat aku PAUD yang masih teringat. Kemudian aku
melanjutkan ke Taman Kanak-Kanak (TK) tepatnya di TK Pertiwi Mardisiwi. Disinilah aku
mulai menemukan apa yang ku mau. Pada suatu Ketika ibu guru mengikutsertakan dalam ajang
lomba fingerpainting , dan yaaa tidak ku sangka aku mendapatkan juara 3. Tentunya aku
sangatlah Bahagia, karena hal tersebut merupakan kemenangan pertama dalam hidupku. Dan
dari situlah aku sangat suka menggambar hingga sekarang.
Setelah aku menyelesaikan Pendidikan di TK, aku melanjutkan sekolah di MI Cokroaminoto
Bandingan. Selama 6 tahun bersekolah aku termasuk murid yang pintar bahkan aku berhasil
mendapatkan dan memperhankan peringkat pertama dari kelas 1 hingga kelas 6. Disinilah aku
lebih mulai memberanikan diri untuk menemukan apa yang aku inginkan. Aku banyak
mengikuti lomba-lomba baik dalam bidang akademis maupun non-akademis. Seperti
contohnya aku pernah mengikuti lomba bulu tangkis antar sekolah dan ya takku sangka aku
mendapatkan juara 1. Karena memang bermain bulu tangkis merupakan salah satu hobi ku.
Pada kelas 4 akupun pernah mengikuti lomba tilawah Al-Qur’an dan mendapatkan juara 3.
Aku juga pernah menjadi ketua pramuka dan hal tersebut yang benar-benar menjadikan
inspirasi untuk bisa menjadi seorang pemimpin, dan menunjukkan bahwa bukan hanya laki-
laki saja yang bisa menjadi seorang pemimpin. Dalam bidang akademis aku pernah mengikuti
Olimpiade Sains mapel IPA walaupun saat itu belum bisa mendapatkan juara. Aku pun pernah
diikutsertakan dalam ajang lomba fahion show, karena guru ku tahu kalau aku suka berdandan
sedari kecil.
Lulus dari sekolah dasar, aku melanjutkan pendidkan di MtS N 2 Banjarnegara. Di sekolah
inilah aku banyak sekali menemukan teman-teman baik yang hingga sekarang senantiasa
mendengarkan semua keluh dan kesahku. Disini ketertarikan ku dimulai pada bidang Bahasa
Inggris. Aku banyak mengikuti lomba seperti news reading maupun lomba Bahasa inggris
tertulis. Dan aku sangat bersyukur karena banyak orang yang mendukungku terutama ayah dan
ibuku. Mereka tidak pernah melarangku untuk mengikuti semua ekstrakulikuler yang aku
sukai. Tetapi saat aku kelas 8 pandemi datang, dan itu menjadikanku bersekolah lewat online.
Tetapi walaupun seperti itu aku tetap produktif dengan terus mengikuti lomba-lomba online
dan banyak mendapatkan juara.
Dari lomba-lomba itulah yang mengantarkanku mendapatkan beasiswa Ketika melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya. Aku melanjutkan Pendidikan di MAN 2 Banjarnegara, sekolah
dengan sejuta prestasi. Ketika mendaftar sekolah aku mengambil jalur prestasi karena aku ingin
sekali mendapatlan beasiswa untuk membantu meringankan biaya sekolah kedua orang tuaku.
Untuk mendapatkannya aku harus melakukan tes terlebih dahulu dan aku sangat bahagia
karena aku bisa lolos dalam tes tersebut dan mendapatkan beasiswa. Ketika bersekolah di MAN
2 Banjarnegara dengan sekolah sejuta prestasi tersebut tentunya, menjadikanku lebih
bersemangat juga dalam meraih prestasi. Aku mengikuti berbagai ekstrakulikuler seperti, kelas
riset, robotic, English Club, dan PIK-R. Selain itu aku juga masih sering mengikuti lomba-
lomba yang diadakan secara online dan berhasil mendapatkan banyak kejuaraan. Ketika aku
gagal mendapatkan juara dalam Olimpade Sains Nasional Ketika di MI, maka saat di MAN lah
aku akan menunjukkan bahwa aku bisa mendapatkan kejuaraan tersebut. Lalu, Aku mengikuti
Pra-Kompetisi Sains Madrasah dan akhirnya aku mendapartkan mendali perak. Namum Ketika
melanjutkan ke lomba berikutnya aku gagal mendapatkan kejuaraan. Sedih, tetapi tidak apa
karena hal tersebut yang menjadikanku untuk lebih giat belajar. Karena kesalahan yang paling
besar bukanlah kegagalan, tetapi berhenti dan menyerah sebelum merasakan keberhasilan.
Aku harap ceritaku kali ini dapat menjadikan motivasi untuk teman-teman semua dan jangan
lupa untuk tetap semangat dalam meraih cita-cita!!
"If you want something in your life you've never had. you'll have to do something, you've
never done" - JD Houston
Hai!
Perkenalkan namaku adalah Fata Nur Almaidah, seorang anak perempuan yang lahir di daerah
Banjarnegara tujuh belas tahun lalu. Lahir dari keluarga biasa dengan tingkat perekonomian
tidak terlalu berbeda dengan lainnya.
Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri 1 Prigi dan beruntung menjadi salah satu siswa
berprestasi. Setiap semester aku selalu menjadi bagian dari 3 besar hingga lulus. Selama di SD
aku juga beberapa kali mengikuti perlombaan tingkat sekolah seperti tartil dan pencak silat,
Alhamdulillah berhasil menyabet peringkat dan memperoleh piala. Tentu saja prestasi tersebut
tidak luput jasa kedua orang tua yang selalu mensupport.
Dengan prestasi non akademik tersebut aku melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Banjarnegara.
Di SMP itulah aku belajar banyak tentang kedisiplinan.
Hal yang belum bisa terlupakan adalah saat anak-anak nakal mencoba menggangguku dengan
mereka menyebutku si jelek, bahkan sampai membawa nama orang tua. Tapi tidak sedikit pula
mereka yang mencoba memberikanku semangat.
Dari segi prestasi sendiri ternyata di SMP tidak terlalu buruk dengan menempati kelas
unggulan. Begitu juga dari segi prestasi non akademik. Mengikuti perlombaan silat dan bisa
meraih juara adalah salah satu kegiatan positif yang bisa aku lakukan di sekolah. Beberapa
kejuaran yang pernah aku ikuti adalah:
1. Juara 2 O2SN pencak silat tingkat kabupaten th 2018
2. Juara 1 O2SN pencak silat tingkat kabupaten th 2019
Berbekal piagam yang aku peroleh di sekolah sebelumnya, aku bisa melanjutkan sekolah di
MAN 2 Banjarnegara dengan beasiswa. Sekolah yang bisa dikatakan merupakan pilihan kedua
untukku karena pada awalnya aku ingin melanjutkan sekolah di sebuah pondok pesantren.
Di sini aku ditempatkan di sebuah kelas yang menurut orang lain adalah kelas istimewa, entah
istimewa dalam segi positif maupun negatif. Hal tersebut tidak mempengaruhiku untuk
bersemangat dalam belajar. Madrasah Aliyah ini adalah tempat dimana aku berjuang untuk
meraih cita citaku menjadi seorang atlet yang hebat. Aku sangat senang karena dipertemukan
dengan bapak dan ibu guru yang selalu mendukung prestasiku baik akademik maupun non
akademik. Allah memberikanku kenikmatan yang luar biasa berupa kepintaran, sehingga pada
saat kelas 10 dan 11 kemarin aku bisa masuk 3 besar paralel untuk kelas IPS.
Aku pernah mendapat medali emas di Popda kabupaten dan berhasil melanjutkan ke tingkat
provinsi. Walaupun di tingkat provinsi aku hanya bisa mendapat medali perak, namun aku tetap
bersyukur. Belum rezekinya kata ibuku. Kemudian aku kembali mengikuti lomba di ajang
kualifikasi Pra Poprov pencak silat di Blora. Kegagalan kembali menimpaku. Kecewa, tapi
tidak mengapa karena dengan kegagalan ini aku harus lebih semangat berlatih dan bekerja
keras lagi kedepannya.
Beberapa kejuaraan yang pernah aku ikuti yaitu:
1. Juara 1 Invitation championship pencak silat kategori kelas D putri
2. Juara 1 Invitation championship pencak silat kategori seni tunggal putri
3. Juara 1 popda virtual pencak silat tingkat kabupaten th 2020
4. Juara 1 pencak silat tunggal putri dalam rangka festival pendidikan tingkat kabupaten
5. Juara 2 popda pencak silat tingkat provinsi
6. Juara 3 KOSN pencak silat tingkat provinsi
Berlatih keras tidak menjadi kewajibanku lagi melainkan sudah menjadi kebutuhan untukku.
Banyak hal yang membuatku sadar bahwa kalimat "percaya proses" benar adanya. Yang
dulunya hanya bisa juara kecamatan, kabupaten, Alhamdulillah sekarang bisa juara provinsi.
Bagi mereka yang lebih di atasku menganggap mungkin ini belum ada apa-apanya. Tapi perlu
apresiasi untuk diri sendiri karena bisa melewati proses yang panjang.
Pesan dari almarhum kakek yang selalu aku ingat dan menjadi motivasi yaitu "Jangan
meremehkan lawanmu, tetapi juga jangan melebih-lebihkan mereka."
Itulah sepenggal kisahku, semoga bisa menginspirasi. Tetap semangat, kita pasti bisa!
Terima kasih
Hallo! Namaku Anindya Wahyu Aulia, kalian bisa panggil aku Anin. Aku lahir pada tanggal
12 Juni 2006 di Banjarnegara, sebuah kabupaten yang berada di Jawa Tengah. Rumah yang
sekarang aku tinggali juga berada di Banjarnegara, tepatnya di kecamatan Mandiraja. Aku
merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara, kakakku yang pertama perempuan, namanya Cindy
Callista Wahyu Aulia, sedangkan kakakku yang kedua laki laki, Kenny Enrico Wahyu Aulia
Muhammad namanya, kami bertiga saling sayang, walaupun sering bertengkar kecil hehehe.
Orangtuaku bernama Wahyu Kristianto dan Umi Chasanah.
Saat kecil aku terbilang anak yang cukup manja dan centil, sampai sekarang sii hehe. Aku
suka mengenakan pakaian pakaian lucu, dengan rambutku yang dipotong sebahu dan berponi,
aku terlihat lucu kala itu. Aku juga suka berdandan menggunakan make up milik Mama, ya
walaupun saat Papa pulang kerja aku langsung lari ke kamar mandi untuk cuci muka. Aku
mulai masuk sekolah saat usia 3 tahun, aku masuk playgroup saat itu, Aku juga melanjutkan
TK di tempat yang sama, TK IT Pelita Insani namanya. Jaraknya tak terlalu jauh dari rumahku,
hanya sekitar 5menit dengan kendaraan untuk sampai kesana. Aku anak yang terbilang pintar
saat itu, aku dan satu temanku lebih dulu bisa membaca Al Quran, padahal teman teman yang
lain masih berada di iqra, aku juga cukup pintar dalam bersosialisasi dan bahasa. Saat acara
kelulusan TK, bunda menyuruhku untuk bernyanyi diatas panggung, kala itu aku memilih lagu
bunda milik Melly Goeslaw.
Setelah lulus TK, aku melanjutkan sekolahku di SDN 1 Mandiraja Wetan, kakak
perempuanku, papaku, serta beberapa saudaraku yang lain juga dulunya bersekolah disini,
lokasinya sangat dekat dengan rumahku, bahkan lebih dekat daripada TK ku dulu. Saat aku
SD, aku mengikuti drumband di sekolahku. Saat itu juga aku diikutkan banyak les oleh orang
tuaku, seperti les berenang, alat musik, private mengaji, les matematika di IMA, les private
mata pelajaran, les matematika ipa dengan temanku di rumah guru, dan lain lain. Saat aku kelas
3 SD, aku mengikuti lomba matematika di Purwokerto dengan IMA dan aku mendapatkan
juara 3. Karena tubuhku yang tinggi, saat kelas 5 aku disuruh oleh guruku untuk mengikuti
lomba peragaan busana di Depo Pelita Banjarnegara dan aku mendapat juara harapan 2, cukup
memuaskan untukku kala itu. Aku juga pernah mengikuti lomba MAPSI cabang rebana dengan
teman temanku, kami mendapatkan juara 2, dua tahun berturut turut.
Setelah 9 tahun bersekolah di Banjarnegara, akhirnya orangtuaku memutuskan untuk aku
menuntut ilmu di Purwokerto, tepatnya di SMP Al Irsyad Al Islamiyyah Purwokerto, sebagai
anak yang berasal dari sekolah negeri tentu kaget dengan lingkungan dan teman teman yang
ada di sana. Untungnya aku adalah anak yang cepat beradaptasi, aku bisa dengan cepat
menyesuaikan diri dengan teman temanku. Karena tes masuknya yang juga susah, siswa siswi
disana banyak sekali yang pintar dan ambisius. Saat kelas 7 aku lebih banyak menyesuaikan
diri dengan kegiatan yang ada di sana, pulang jam 16.00, belum dengan ekstrakulikuler sore
yang ku ikuti setiap hari rabu dan jumat, sehingga di rumah, aku hanya menghabiskan waktuku
untuk mengerjakan PR, istirahat, serta menghafalkan Al Quran untuk disetorkan keesokan
harinya. Oh iya, disana aku tinggal dengan kakak perempuanku dan keluarganya. Aku juga
pernah nge-kost saat kelas 8 karena kakakku sedang KKN keluar kota, tetapi itu hanya bertahan
sebulan, karena aku tidak betah hehehe. Setelah kembali ke rumah kakak perempuanku,
mamaku memanggilkan ku guru les private untuk membantuku belajar materi sekolah. Mba
Anjarsari namanya, beliau adalah mahasiswi jurusan biologi UNSOED yang kini sudah lulus
dan kembali ke daerahnya. Aku berhenti les berbarengan dengan “libur 2 minggu”, dan kembali
ke Banjarnegara untuk melaksanakan online school dari sini. Saat kelas 9 menjelang ujian
sekolah, sekolahku mengadakan offline school, meskipun bersesi dan tidak setiap hari namun
hal ini cukup membantu setelah 1 tahun aku tidak mengerti materi. Saat kelulusan, angkatanku
sudah boleh melaksanakan wisuda offline walaupun harus drive thru.
Kasus covid-19 yang terus naik membuatku memutuskan kembali bersekolah di
Banjarnegara. Mamaku yang sering kali sendiri di rumah juga menjadikan alasan buatku
melanjutkan sekolah disini, ya walaupun saat ini aku lebih sering tidur di rumah eyangku sii
hihii. Aku dan keluargaku memutuskan untuk aku mendaftar di MAN 2 Banjarnegara,
“sekolahnya para juara”, begitu jargonnya. Saat pertama kali mendaftar, aku ditawari untuk
mengikuti program kelas rintisan internasional yang saat launching bernama kelas dua bahasa.
Sebelum offline school diadakan, aku lebih dulu offline bersama beberapa teman kelas dua
bahasa. Kami mempelajari tenses dan berlatih berbicara. Tiba akhirnya saat kelas dua bahasa
akan launching secara resmi, kami anak anak kelas dua bahasa semakin sering bertemu untuk
berlatih drama yang akan ditampilkan disana. Aku merasa nyaman dengan teman temanku,
kami cocok satu sama lain, bahkan sama guru yang ikut tampil pun kami akrab. Tampil di atas
panggung didepan sekda, para pejabat kemenag, guru guru, kakak kelas, serta para tamu
undangan membuat siswi baru ini sedikit gugup, namun dengan rasa percaya diri yang
kumiliki, serta doa dan semangat dari kedua orangtuaku aku berhasil menjadi narator yang
baik.
Beberapa bulan berselang, aku mengikuti latihan untuk seleksi lomba debat bahasa Inggris,
aku dan teman temanku hampir setiap hari bertemu untuk latihan, kami berlatih hingga
akhirnya terpilihlah 3 orang dari 6 diantara kami yang akan mengikuti lomba, saat guruku
mengumumkan hasilnya, tidak ada namaku disana, sedih, kecewa, lelah, kurasakan bersamaan
dengan rasa lega. Lega karena hilang satu beban di pundakku. Bulan berganti tahun, akhirnya
kami merasakan offline school 100% di semester genap, aku menjadi siswi tanpa kegiatan di
awal semester, hanya sesekali pertemuan kelas dua bahasa, hingga akhirnya terbentuklah PIK-
R dan aku tertarik untuk bergabung disana. Konselor, menjadi divisiku.
Class meeting semester 2, kala itu aku tidak berangkat selama 3 hari, tiba tiba aku di telepon
dan disuruh mengikuti pemilihan Pelajar Pelopor Lalu Lintas dan Angkutan Jalan kab.
Banjarnegara oleh guruku, aku terima dengan baik tawaran itu. Aku mempersiapkan
perlombaan itu dalam waktu yang cukup singkat, bahkan menulis KTI saja tidak sampai 1
minggu. Tiba pada hari perlombaan dan pengumuman disiarkan, hasilnya aku hanya menjadi
peringkat harapan 2, lagi lagi aku merasakan sedih, kecewa, dan gagal kala itu, namun aku
percaya satu kegagalan akan menghasilkan 1000 keberhasilan.
Kelas 11 awal, salah satu semester yang indah. Beberapa kali aku dispen untuk kegiatan PIK
R, banyak jam kosong karena matsama dan dilanjutkan acara kemerdekaan serta HUT
sekolahku. Menjelang HUT, aku dan beberapa temanku dipanggil ke lab bahasa untuk lagi lagi
seleksi lomba bahasa Inggris, tapi keberuntungan berpihak padaku kali ini, aku berhasil! Aku
dan 7 temanku di amanahi untuk mengikuti lomba di UNSOED, kami beberapa kali latihan
sampai setelah HUT usai dan lomba semakin mendekat, kami semakin rutin latihan. Menghafal
teks, dinasihati, bahkan sesekali dimarahi sudah menjadi makanan bagi kami, terutama aku
yang sampai h-3 pun penampilanku belum memuaskan. 5 November 2022, hari dimana kami
menampilkan hasil kerja keras kami. Takut, khawatir, senang, tidak sabar, bercampur menjadi
satu kala itu. Giliranku telah usai, aku merasa belum maksimal, masih ada kata yang terbelit di
akhir penampilanku. Semuanya menenangkanku, aku mulai tenang dan senang. Tibalah saat
pengumuman itu, satu persatu cabang lomba diumumkan, tibalah saat cabang lomba News
Casting disebutkan, ada namaku disitu! Aku kaget bukan main, ya walaupun masih juara 3,
aku bahagia! Usahaku tidak sia sia. Kami membawa pulang 5 piala kembali ke madrasah.
Keberhasilan ini akan menjadi langkah awal untukku meraih prestasi dan menjadikan semangat
untukku berusaha meraih cita cita.
“You don't have to be great to get started, but you have to get started to be great.”– Les Brown
Nama : Aulia karina zahara
Kelas : XI Mipa 3
Man 2 Banjarnegara
Hai namaku Aulia Karina Zahara Aku biasa dipanggil Karin atau rin.
Aku memiliki banyak sekali pengalaman yang menarik tentang masa sekolah tetapi, masa
yang paling berkesan menurut ku ketika aku SMA, dimana aku merupakan murid pindahan.
Disini aku mendapat banyak sekali pengalaman yang belum pernah aku jumpai sebelumnya.
Pada waktu itu tepatnya tahun 2021 covid masih menjalar diberbagai kota bahkan negara,
namun itu bukan alasan bagi aku untuk bermalas-malasan sekolah.
Pagi hari ketika kelas online dimulai aku sama sekali belum mengenal satu pun teman
dikelasku, kebetulan waktu itu aku mendapat telepon masuk dari walikelasku, aku diberi
arahan tentang kelas online dan beliau mengarahkan ku untuk berkenalan dengan teman
perempuan dimana dia adalah seorang sekertaris dikelasku, berawal dari bertanya tugas kini
kita menjadi teman dekat. Dia merupakan anak yang aktif dalam berorganisasi, pada suatu
hari aku diajak untuk menemaninya bertemu dengan seorang guru, saat kami bertemu dengan
guru tersebut ternyata beliau mengajak kami untuk mengikuti lomba resensi buku yang di
adakan oleh Dinas Kearsipan Dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara awalnya aku hanya
menemani temanku saja tetapi, dia dan guru ku menyuruhku untuk mencoba mengikutinya,
akhirnya aku pun ikut berpartisipasi dalam lomba tersebut, hal yang paling menarik dalam
mengikuti lomba tersebut adalah ketika aku bisa menuangkan ide dan menginspirasi banyak
orang, lomba tersebut mengambil ringkasan atau inti dari sebuah buku How to change your
bad habbit disini aku mengangkat tema yang berjudul Mengubah hidup menjadi lebih
berwarna, inti dari ringkasan tersebut berisikan tentang bagaimana mengubah kebiasaan
buruk pada seorang remaja dimasa pandemi covid 19. Tiba dihari pengumuman
pemberitahuan lomba resensi aku sangat gugup dan cemas, tetapi aku tidak takut jika hari itu
gagal atau belum lolos karena ini merupakan pertama kali bagiku mengikuti lomba resensi
tersebut, walau sebelumnya aku pernah menulis beberapa cerita tetapi hanya untuk pribadi
saja. Alhamdulilah berkat dukungan guru dan doa orang tua, aku mendapat juara 2 pada saat
itu aku senang sekali akhirnya karyaku dan ide ku bisa diterima dan dibaca oleh banyak
orang. Terimakasih guru, orang tua dan teman teman saya yang telah mendoakan saya.
َخ ْي ُر النا ِس أَ ْن َفعُ ُه ْم ِللنا ِس
“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
Hai!
Aku Laela Anjani, orang-orang biasa memanggilku “Lela”. Jika ada yang tanya umurku,
kurangkan saja tahun sekarang dengan 2005. Lebih tepatnya, aku lahir pada tanggal 8 Februari
2005.
Masa kecilku terbilang menyenangkan tidak menyenangkan. Banyak kejadian tidak terduga
yang berimbas trauma yang harus aku tutupi sampai sekarang. Tapi aku juga dikelilingi teman-
teman yang amat ceria yang bisa aku jadikan pelarian saat merasa sedih dan takut.
Aku tumbuh di keluarga yang terbilang cukup, asal bisa makan setiap harinya saja bersyukur
sekali. Meski begitu, ibu selalu memastikan anak-anaknya merasa cukup dan kenyang.
Aku juga tumbuh diantara orang-orang yang menyukai seni. Nenekku seorang pesinden yang
amat terkenal di kecamatan, “Mbah Ropinah” namanya. Kakekku “Mbah Yuswono” juga
seorang penabuh gamelan, dan ayahku “Ahmad Subarkah” dulu dia juga biduan terkenal di
Blambangan bareng sama Pak Ali dan Pak Yatno juga. Mungkin karena itu aku juga tertarik
dengan seni, terutama dalam bernyanyi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan adat
jawa. Aku bersyukur waktu SD ada salah satu guru yang mau melatihku sampai bisa percaya
diri untuk bernyanyi didepan banyak orang, “Bu Eni” jika ibu membaca ini terimakasih bu.
Sejak SD bahkan sampai sekarang aku selalu diikutkan menjadi vokalis rebana, penyanyi solo,
pesinden maupun band. Senang rasanya, karena lewat aku bernyanyi aku bisa menjadi sumber
kebahagiaan orang lain.
Saat SMP, aku bersekolah di SMPN 1 Banjarnegara. Yang mana dalam sekolah tersebut aku
memfokuskan diri dalam bidang akademiknya, tapi disisi lain aku juga ikut berbagai kegiatan
seperti atletik terutama pada cabang tolak peluru yang alhamdullilah dulu juara 2 dalam event
KEJURKAB, aku juga pernah ikut basket yang alhamdullilah juara 1 dalam event BBL,serta
aku juga ikut lomba karawitan yang alhamdulillah juara 2 untuk karawitannya serta saya sendiri
sebagai pesinden terbaik 2 pada tingkat kabupaten. Senang sekali rasanya berada dalam sekolah
yang lingkungannya positif dan banyak teman-teman yang masih akrab sampai sekarang dalam
hal kebaikan.
Waktu berlalu, dan aku juga harus melanjutkan pendidikanku. Aku memilih MAN 2
Banjarnegara sebagai sekolah lanjutanku karena berbagai hal, yakni keringanan biaya sekolah
karena aku mengincar beasiswa akademiknya yang alhamdulilah aku lolos dan mendapat
pembebasan biaya selama 3 tahun, selain itu juga aku berpinsip kalau aku harus bisa
menumbuhkan kepercayaan diriku lagi yang Alhamdulilah di MAN 2 Banjarnegara aku selalu
diberi dukungan dalam hal apapun, dalam bidang lomba apapun aku selalu salut dengan
antusias dan usaha para pembina demi performa terbaik anak-anaknya. Di sekolah ini juga,
Alhamdulillah aku bisa turut andil menyumbangkan berbagai kejuaraan selama 3 tahun aku
duduk disini, antara lain :
• Juara 2 Menyanyi Tunggal Keroncong POSMAN tingkat Karesidenan 2020
• Juara 3 KSN Ekonomi Tingkat Kabupaten 2022
• Juara 3 KSM Ekonomi Tingkat Kabupaten 2022
• Juara 2 Menyanyi Solo Pop dalam event STIE Tambara 2022
• Juara 1 dan Best Vocalis dalam Festival band kemerdekaan tingkat kabupaten 2022
• Juara 2 festival band dalam pesta rakyat BRI 2022
• Juara Harapan 2 TUB-BB tingkat kabupaten 2021
• Juara Harapan 3 TUB-BB Tingkat Kabupaten 2022
• Juara 3 dalam event “NATIONAL ENGLISH COMPETITION 2021” yang diselenggarakan
oleh lembaga OLIMPIADE INDONESIA
• Juara 3 Lomba MAHADIKA ECONOMIC COMPETITION STIE TAMBARA 2022
Bersyukur bisa dipertemukan dengan orang-orang yang suportif disekolah ini. Meskipun berat
ketika dijalani, tapi indah ketika selesai dan melihat hasil dari proses selama 3 tahun berjalan.
Cita-citaku sekarang hanya ingin memiliki profesi yang bisa memberi kebahagiaan dan
bermanfaat bagi orang lain terutama orang tua, semoga aku bisa mewujudkannya.
Aku telah melewati berbagai rintangan sebelumnya, aku percaya untuk kedepannya aku bisa
lebih sukses melewatinya dan mampu meraih apa yang selama ini aku cita-citakan. Rintangan
yang ada dan segala permasalahan yang ada didepan mataku, mereka tidak akan mampu
mematahkan semangatku untuk meraih apa yang aku cita-citakan
Semoga “Laela Anjani” bisa menjadi orang yang sukses di dunia maupun akhirat.
Sukses selalu untuk MAN 2 Banjarnegara!
Ini adalah sebagian dari kisahku. Namaku Setyanes Desika Ning Saputri. Orang-orang
biasa memanggilku Ines. Namun tak sedikit juga yang memanggilku Setyanes. Aku lahir pada
hari Selasa, 21 Desember 2004 di Banjarnegara. Ayahku bernama Suyatno dan ibuku bernama
Toifah. Memiliki satu kakak laki laki dan satu kakak perempuan. Aku tinggal bersama mereka
di desa Rakitan. Sebuah desa kecil di Banjarnegara. Terlahir sebagai anak bungsu dari tiga
bersaudara tidak pernah membuatku menjadi anak manja. Kedua orang tuaku selalu
mengajarkan kesederhanaan dan kemandirian. Mereka adalah orang yang ingin aku bahagiakan
pertama kali saat aku sukses nanti.
Aku tidak seaktif ataupun sepintar teman temanku. Karena aku adalah aku. Aku yang
hobi membaca novel berlatar SMA bergenre romance. Aku yang memiliki moto ‘bahagia itu
sederhana, yang memperumit itu adalah kita’. Aku yang suka matematika dan kini juga fisika
walaupun sedikit lambat dalam hal memahaminya. Aku yang suka jika melihat orang yang
kusayangi bahagia walau terkadang masih mengeluh tentang semuanya. Dari semua hal itu,
ada satu hal yang sangat aku suka yaitu bermimpi tentang masa depan yang indah. Orang
bilang, jika berani bermimpi maka harus berani mewujudkannya. Untuk mewujudkan mimpi
itu, aku harus melalui proses yang panjang, karena tidak ada yang instan di dunia ini.
Pada tahun 2009, orang tuaku menyekolahkanku di TK PGRI 1 Rakitan. Selama satu
tahun aku belajar sambil bermain di sana. Aku mendapatkan banyak hal. Mulai dari teman-
teman dan guru yang baik, ilmu yang bermanfaat, serta hal-hal menyenangkan lainnya. Dari
sanalah, aku mulai merajut satu persatu dari sekian banyak mimpi yang ingin aku wujudkan.
Setelah lulus dari TK, aku melanjutkan pendidikan di SD Negeri 1 Rakitan. Bangunan
sekolah yang terlihat sederhana itu nyatanya mempunyai banyak kenangan untukku. Di
sanalah, pertama kalinya aku diberi pertanyaan sederhana namun bermakna oleh ibu guru.
"Apa cita citamu?". Aku yang saat itu masih duduk di bangku kelas satu SD dengan percaya
diri menjawab, "Aku ingin jadi guru,". Jika mengingat hal itu, aku sering tertawa sendiri lalu
berpikir, memangnya bisa? Entahlah, biar itu jadi urusan Yang Kuasa.
Pada tahun 2016, tepatnya saat aku kelas lima SD, aku ditunjuk untuk mewakili sekolah
dalam ajang Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kecamatan Madukara. Alhamdulillah, aku
mendapat juara 3 bidang matematika. Selain itu, aku juga pernah mengikuti Lomba Siswa
Berprestasi. Namun, aku gagal dan hanya meraih juara harapan 1. Tidak hanya itu, aku juga
mengikuti banyak lomba lain, seperti kaligrafi, pidato, cerdas cermat dan lainnya yang bisa
kujadikan dasar untuk melihat bakatku.
Setelah lulus dari SD pada tahun 2017, aku melanjutkan pendidikan di MTs Negeri 1
Banjarnegara. Tiga tahun bersekolah di sana bukanlah waktu yang sebentar. Namun entah
mengapa terasa begitu singkat. Mungkin karena aku dipertemukan dengan teman teman yang
menyenangkan serta guru guru yang baik. Jujur, saat itu adalah pertama kalinya aku keluar dari
zona nyaman. Aku dengan berani memasuki salah satu sekolah favorit di Banjarnegara. Aku
sangat merasa tidak percaya diri dengan kemampuanku. Namun, orang tuaku selalu
memberikan semangat dan dukungan yang terbaik. Hingga aku paham, ‘diatas langit masih ada
langit’ itu nyata. Di sana, aku kembali mengenal olimpiade. Bedanya, kali ini aku menekuni
bidang fisika dan biologi. Namun, aku belum bisa meraih juara dalam setiap lomba yang aku
ikuti.
Kemudian, aku melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi di MAN 2 Banjarnegara pada
tahun 2020. Alhamdulillah, aku diterima di jalur prestasi akademik dan mendapat beasiswa
selama tiga tahun penuh dengan salah satu syarat, wajib mengikuti OSN. Aku memilih fokus
pada mapel fisika. Sewaktu aku kelas 10, aku diberi kepercayaan oleh bapak ibu guru untuk
mengikuti olimpiade sains nasional tahun 2020. Namun hasilnya belum sesuai dengan
harapanku. Aku tidak lolos ke provinsi. Tidak lama dari itu, aku juga harus menerima dengan
ikhlas saat peringkatku di kelas turun dari peringkat 2 menjadi 7. Namun aku tidak berhenti
begitu saja. Aku tetap semangat belajar dan mengikuti lomba lomba yang lain sambil
mempersiapkan diri jika aku dipercaya untuk mengikuti OSN lagi di tahun depan.
Hal itu nyata. Aku diberi kesempatan lagi untuk mengikut OSN tahun 2022. Aku tau
ini kesempatan terakhir yang aku miliki. Karena itu, aku berusaha semaksimal mungkin dengan
memanfaatkan waktu pembimbingan selama tiga bulan dengan baik. Takut kalah itu pasti.
Ragu dengan kemampuan juga sering. Tapi, aku percaya Allah selalu punya rencana yang
indah untukku. Oleh karena itu, selain belajar, aku juga selalu meminta kemudahan dari-Nya.
14 Juni 2022. Aku masih ingat bagaimana raut wajah bahagia kedua orang tuaku saat
aku dinyatakan sebagai juara 1 Olimpiade Sains Nasional Tingkat Kabupaten Banjarnegara
bidang fisika. Aku sangat bahagia dan rasanya tidak percaya. Doa itu menjadi nyata. Usaha itu
tidak hilang sia sia. Takut itu lenyap seketika. Dengan ragunya ikut hilang tak bersisa.
Kebahagiaanku tidak hanya sampai situ saja. Karena dalam waktu yang berdekatan, aku
kembali meraih juara 2 dalam event Kompetisi Sains Madrasah Tingkat Kabupaten
Banjarnegara. Senang? Tentu saja! Bahkan sangat senang.
Namun sayang sekali, setelah itu aku harus menerima kekalahanku di tingkat provinsi.
Rasanya sangat kecewa. Tapi, kembali lagi, aku percaya Allah selalu punya rencana yang indah
untukku. Aku akan tetap semangat berlari. Sampai aku bisa menjadi orang yang berhasil
mewujudkan masa depan yang indah. Terima kasih untuk kedua orang tuaku yang selalu
memberi doa dan dukungan terbaik. Terima kasih untuk para guruku yang hebat dalam
membimbingku. Terima kasih untuk teman temanku yang selalu ada memberi support terbaik
kalian.
Begitulah kisah ini ditutup. Mungkin kekalahan itu menyakitkan. Namun, aku tetap
bersyukur bisa merasakannya. Karena aku tau jika kekalahan ini bukanlah yang pertama atau
terakhir. Akan ada episode episode kekalahan yang selanjutnya. Setidaknya dengan ini, aku
tidak akan lupa bahwa bangkit itu perlu.
Untukmu, yang sedang berjuang demi masa depan. Kita sedang memperjuangkan hal
yang sama. Jadi, jangan merasa sendiri. Tetap semangat, jangan menyerah dan terus berdoa.
Aku tau, hidup memang tidak sesederhana F = m × a ataupun semudah 2 + 2 = 4. Tapi, hidup
juga tidak serumit mencari kecepatan buah saat jatuh. Lelah boleh, karena itu manusiawi.
Mengeluh juga boleh. Tapi, jangan berhenti ya? Yakinlah, kamu bisa. Dr. Martin Luther King
Jr pernah berkata, "if you can't fly, then run. If you can't run, then walk. If you can't walk, then
crawl. But, whatever you do keep moving,". Karena hidup itu seperti fisika, rumit namun selalu
ada jalan keluarnya.
Saat kamu mengerjakan soal fisika, jangan pikirkan berapa hasilnya. Tapi pikirkan saja rumus
apa yang akan kamu gunakan dan kerjakan soal itu dengan hati yang ikhlas dan rasa senang.
Terima kasih sudah membaca.
Jangan lupa senyum:)
Setyanes Desika Ning Saputri
Namaku Satria Candra Wahono, biasa dipanggil Satria. Aku merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara yang lahir di Banjarnegara pada tanggal 3 Februari 2005. Nama ayahku adalah Sigit
Wahono dan nama ibuku adalah Siti Ma'muroh. Aku juga memiliki dua adik laki laki yang
bernama Shakti Prawira Wahono dan Sulthan Boby Wahono. Aku pernah bermimpi ingin
menjadi atlet bulutangkis yang dapat membanggakan Indonesia suatu saat nanti. Namun
sekarang bulutangkis hanyalah sekedar hobi yang masih sering ku lakukan sampai saat ini
Pendidikan pertamaku adalah di PAUD yang kini bernama PAUD Widodo di Semampir.
Namun aku tidak terlalu mengingat masa masa itu. Setelah kemudian dari PAUD, aku
bersekolah lagi di TK Bustanul Athfal di Semampir. Banyak teman teman yang kudapatkan
disana. Banyak juga ilmu yang di ajarkan di TK, seperti bernyanyi, membaca, menulis, dan
menghafalkan surat surat pendek. Aku sekolah di TK selama 3 tahun lebih lama 1 tahun dari
teman teman biasanya karena aku masuk terlalu cepat.
Setelah dari TK aku memasuki sekolah dasar pada tahun 2011. Aku memilih MI
Muhammadiyah Semampir karena selain belajar ilmu pengetahuan aku juga ingin belajar lebih
dalam tentang ilmu agama. Temanku juga banyak yang bersekolah disana dan itu salah satu
yang membuatku bersemangat. Ketika di MI aku merupakan salah satu siswa favorit yang
sering dipilih menjadi perwakilan lomba oleh guruku. Ketika kelas 2 aku sudah pernah
mengikuti pesta siaga, lomba marching, dan mulai berlatih bulutangkis yang merupakan
olahrga kegemaranku sampai saat ini. Bahkan aku pernah mengikuti lomba pidaton dan
mendapatkan juara 2 kabupaten serta lomba olimpiade agama islam dan mendapatkan juara 1
di kabupataen. Tapi bulutangkis adalah hal yang sering membawaku naik ke podium. Ada
sekitar 18 kali aku membawa pulang piala dan piagam karena bulutangkis selama bersekolah
di MI. Juara 1,2,3 sudah pernah aku rasakan semuanya. Namun pernah sekali aku mengalami
kekalahan yang benar benar membuatku sedih yaitu saat audisi Djarum di Gor Satria
Purwokerto. Satu babak lagi seharusnya aku dapat melaju di Kudus tetapi aku gagal karena
dikalahkan oleh seorang yang berasal dari Yogyakarta. Aku pernah begitu kecewa dengan
diriku karena kegagalan itu. Tapi aku berpikir terlarut larut dalam kekecewaan terlalu lama
adalah hal yang bodoh, kita harus bangkit lagi untuk lebih baik dan lebih baik kedepanya. Dan
akupun belum menyerah dan terus berlatih disertai doa doa agar selalu dimudahkan oleh Allah.
Usahaku akhirnya membuahkan hasil. Aku kemudian mengikuti lomba aksioma dan
mendapatkan juara 1 pada saat itu. Tidak lama setelah itu aku lebih berfokus untuk belajar
karena mendekati ujian nasional. Aku menutup prestasiku di MI dengan mendapatkan nilai 100
UN pada mapel matematika. Aku mendapatkan bonus hadiah ketika wisuda karena hal itu dan
mendapatkan hadiah dari orang tuaku karena dari kelas 1-6 aku berhasil mendapatkan ranking
1 tanpa tergeser sekalipun. Selama 6 tahun banyak cerita yang telah kubuat dan tentunya
merupakan salah satu bagian dari hidup yang tidak akan pernah kulupakan.
MTs N 1 Banjarnegara adalah sekolah yang kupilih selanjutnya pada tahun 2017. Hal ini karena
dari karena disana juga merupakan madrasah yang juga mengajarkan ilmu agama lebih dalam
lagi. Banyak teman baru yang kudapatkan ketika berada di MTs, namun semakin lama kami
semakin akrab tentunya. Bahkan sampai saat ini teman MTs adalah teman yang paling sering
berkomunikasi denganku. Ketika di MTs banyak momen yang sangat tidak mungkin untuk
tidak aku ingat. Aku mengikuti OSIM sejak kelas 7 dan terpilih menjadi wakil ketua OSIM
ketika kelas 9. Ketika ikut OSIM di MTs tentunya banyak hal baru yang kupelajari seperti
belajar bagaimana cara mengurusi suatu acara, dan belajar public speaking. Disamping itu, aku
ikut KSM matematika di MTs. Pernah aku mengikuti olimpiade yang diselanggarakan oleh
UNDIP dan UMP di purwokerto. Namun sayangnya aku belum bisa mendapatkan juara pada
saat itu. Tetapi aku terus belajar dan akhirnya mendapatkan juara 3 pada saat KSM saat aku
kelas 9. Karena aku juara 3 KSM aku melanjutkanya lagi pada KSM tingkat Provinsi di
Kebumen bersama dengan yang mendapatkan juara 1 dan 2. Namun sayang langkahku terhenti
disitu dan aku belum bisa membawa nama MTs ke tingkat nasional. Karena pernah terlalu
fokus dengan matematika aku mengesampingkan bulutangkis. Aku menjadi jarang latihan
bulutangkis karena terlalu lelah di sekolah dan pulang sekolah agak sore. Namun aku pernah
sekali memberikan piala untuk MTs karena bulutangkis. Yaitu pada saat aku mendapat juara 3
O2SN. Itu adalah satu satunya prestasi ku karena bulutangkis yang dapat kuberikan untuk MTs.
Namun ada prestasi dalam bidang lain yang pernah kuberikan seperti ketika aku mengikuti
jalan gayeng. Ketika kelas 8 aku dan temanku sekitar 11 orang mengikuti jalan gayeng dan
alhamdulilah mendapatkan juara. Tentunya itu bukan merupakan hal yang mudah karena kami
harus siap mental karena tampil konyol untuk menghibur serta mendapat nilai yang bagus dari
juri. Tapi disamping semua hal yang berhubungan dengan prestasi hal yang paling berkesan
denganku adalah teman. Aku memiliki teman teman yang sangat baik ketika itu. Kami belajar
bersama, melakukan kenakalan kecil bersama, dan tentunya bermain bersama. Terlalu banyak
momen indah untuk diceritakan jika menyangkut tentang teman. Pernah kami senang bersama
setelah mendapatkan juara umum pada clasmeeting di madrasah serta ketika study tour kami
bersenang senang bersama. Foto fotonya masih kusimpan sampai saat ini, dan itu adalah sebuah
objek yang membuatku teringat momen momen indah pada saat melihanya. Aku dan temanku
sering nongkrong bersama setelah pulang sekolah. Mungkin itulah yang membuat chemistry
kami menjadi lebih baik dan akhirnya berteman baik sampai saat ini. Namun sayangnya pada
tahun 2020 terdapat wabah covid 19 yang membuat lockdown seluruh dunia. Akhirnya ujian
pun dibatalkan dan kelulusan hanya ditentukan oleh nilai raport. Aku bersama temanku sangat
menyayangkan adanya wabah covid 19 ini karena kami ingin merayakan kelulusan bersama
ketika waktunya di wisuda. Tetapi karena pandemi ini kami tidak bisa melakukan wisuda.
Cerita ketika masa masa SMP ditutup dengan kejadian yang kurang berkesan. Tetapi meskipun
begitu pandemi covid 19 mengajarkan banyak hal positif juga, salah satunya adalah membuat
bumi ini lebih sehat karena adanya lockdown dan juga mempererat kekeluargaan karena labih
sering dirumah.
Pandemi covid 19 masih terus berlanjut sampai akhirnya aku memasuki masa masa SMA dan
aku memilih MAN 2 Banjarnegara sebagai tempat menuntut ilmu selanjutnya. Aku mendaftar
MAN 2 lewat jalur prestasi akademik sehingga aku terbebas dari biaya sop dan spp selama aku
masih memenuhi kontrak yang disepakati. Aku memilih kelas IPA OK karena aku rasa aku
cocok dengan saintek dan ingin belajar ilmu komputer lebih dalam lagi. Pada Juli 2020
akhirnya pembelaran ajaran baru dimulai. Aku bertemu teman baru di MAN 2 bagian utara
yang saat ini akhirnya menjadi teman sekelasku. Aku hanya mengenal beberapa anak saja
karena kebetulan ada sekitar 6 anak yang berasal dari MTs N 1 Banjarnegara yang sekelas
denganku di IPA OK. Pertemuan pertama kami hanya menjelaskan teknis pembelajaran yang
dipakai yaitu menggunakan google clasroom karena pada saat itu masih pandemi jadi
pembelajaran dilakukan online agar mengurangi kerumunan sehingga korban covid tidak
bertambah. Pembelajaran pun dilakukan via daring dan akibatnya aku dan teman temanku
menjadi kurang akrab dan masih kurang mengenal satu sama lain karena jarang bertemu.
Sesekali kami melakukan pertemuan bersama agar lebih dekat lagi dengan teman teman lainya.
Selain itu karena pembelajaran lewat online aku terkadang masih kesulitan memahami materi
dan banyak tugas yang menumpuk karena belum dikerjakan akibat aku yang masih sulit untuk
memahami materi. Tapi ada temanku yang mau membantuku menyelesaikan semua
permasalah itu dan aku sangat berterimakasih kepadanya. Kelas 10 aku masih terlalu malas
untuk keluar dari zona nyaman. Aku masih terjebak dalam zona pertemanan di MTs dan juga
membuatku kurang produktif di MAN 2.
Namun itu semua mulai berbubah ketika sudah memasuki kelas 11. Pembelajaran tatap muka
mulai dilakukan meskipun terbatas. Aku mulai senang karena dapat bertemu teman teman dan
juga membuatku lebih bersemangat ketika di sekolah. Di kelas 11 juga aku akhirnya mengikuti
ekstra pasus karena ingin lebih produktif seperti dulu dan tentunya mendapatkan teman baru
lagi. Itu adalah awal dimana aku akhirnya mulai semangat untuk sekolah dimana sebelumnya
aku hanya lah anak yang sibuk dengan duniaku sendiri. Aku mulai produktif ketika kelas 11
dengan lebih banyak kegiatan serta ikut bimbingan KSN informatika. Terkadang aku menyesal
kenapa tidak dari kelas 10 aku produktif. Aku beruntung memiliki keluarga di MAN 2
Banjarnegara yang ternyata sangat mendukung satu sama lain untuk maju. Begiti juga aku
berada di dalam circle pertemanan yang sangat mendukung satu sama lain.
Pada tahun 2022 mulai dilaksanakan pembelajaran tatap muka yang dapat di ikuti oleh seluruh
siswa. Itu membuatku lebih bersemangat lagi tentunya. Apalagi pada bulan Februari ada study
tour ke pulau Bali dan itu adalah salah satu hal yang membuat aku dan teman sekelasku lebih
akrab lagi. Ketika di Bali kami pun tidak lupa mengabadikan momen momen pada saat disana.
Kami lebih akrab mulai saat itu dan akhirnya mulai terbuka satu sama lain. Tidak lama setelah
dari Bali aku terpilih menjadi salah satu peserta lomba Tata Upacara Bendera (TUB) dan Baris
berbaris (BB) dan mendapatkan juara harapan 2. Kemudian aku terpilih lagi menjadi
perwakilan KSN informatika yang sebelumnya pernah aku ikuti ketika kelas 11. Namun
sayangnya aku belum bisa membawa nama MAN 2 untuk lebih maju lagi. Jujur aku sangat
menyesalinya kenapa aku tidak belajar lebih giat lagi agar aku dapat menang. Namun aku
akhirnya membawakan piala untuk madrasah dalam hal lain yaitu dengan memenangkan
influencer pelajar keren dan mendapatkan juara 1. Setidaknya itu mungkin dapat mengganti
kegagalan yang telah kuperbuat beberapa bulan lalu. Aku beberapa kali mendapatkan prestasi
di madrasah di antara lain;
1. Juara harapan 3 lomba TUB/BB
2. Juara harapan 2 lomba TUB/BB
3. Juara 3 Tunggal Taruna Putra Kejurkab Bulutangkis ke-13
4. Juara 3 Ganda Putra kelompok umur 2005-2006 invitasi se-Barlingmascakep
5. Medali perunggu divya competition mapel sejarah
6. Medali perungggu Olimpiade Bahasa Nasional mapel Bahasa Inggris
7. Medali perunggu National Social Olympiad mapel sejarah
8. Medali perak Olimpiade Agama Nasional
9. Juara 1 Influencer Pelajar Keren
Bisa dibilang itu adalah beberapa keberhasilan yang pernah kucapai. Tapi banyak juga
kegagalan yang mungkin tidak akan kuceritakan yang telah aku alami dan kegagalan tersebut
lebih banyak dari pada keberhasilan. Pernah sesekali rasanya benar benar putus asa dan lelah
dengan jalan hidup yang kutempuh. Banyak juga beban yang harus aku rasakan. Seperti
menjadi anak pertama, aku ingin menjadi kakak yang baik dan menjadi contoh bagi adik adiku.
Namun aku masih belum bisa melakukannya. Aku dan adiku sering kali bertengkar dan itu
terkadang membuatku merasa menjadi kakak yang kurang baik. Tetapi aku akan terus berusaha
menjadi seseorang yang lebih baik lagi baik untuk keluargaku maupun orang orang disekitarku.
Kita semua pasti memiliki ketakutan tersendiri bukan? Aku sebenarnya sangat membenci
kegagalan. Meskipun menurut pepatah kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Tetapi
aku sangat menbenci sesuatu yang tidak sesuai dengan harapanku. Aku tau manusia memang
punya rencana dan juga Tuhan memiliki rencana tersendiri. Tapi terkadang masih sulit bagiku
untuk ikhlas dan tawakal ketika ada sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi. Bolehkah kita
bermimpi? Aku pernah menuliskan 100 keinginan ku dalam sebuh buku pribadi. Dan impian
utamaku adalah berharap suatu saat nanti ketika aku dewasa aku dapat membuat orang tuaku
pergi ke tanah suci. Itu adalah target yang menurutku wajib untuk kucapai. Aku selalu berdoa
kepada Allah agar orang tuaku dan diriku diberikan panjang umur dan juga dapat berangkat ke
baitullah minimal untuk umroh. Aku juga sangat menyukai kebebasan. Dan diantara 100 mimpi
mimpi yang kutulis adalah tentang berkeliling dunia dan menjelajahinga. Aku sangat ingin
merasakan musim salju di Amsterdam, pergi menikmati suasana di Jepang, melihat situs situs
bersejarah di Yunani, bersantai dengan menikmati alam di Swiss dan masih banyak lagi. Begitu
senang sebenarnya andaikan aku dapat berpetualang melihat dunia ciptaan Tuhan yang luas
ini. Untuk saat ini petualanganku hanya sebatas daerah sekitar tempat tinggalku. Namun aku
akan terus berjuang sampai 100 harapanku terkabul semua. Meskipun mungkin banyak
rintangan dan cobaan di tengah jalan, AKU BERJANJI TIDAK AKAN MENYERAH.
"Selama kita mempunyai tujuan yang besar jangan pernah patah semangat di tengah jalan.
Lelah bukan berarti berhenti, seperti sepasang kaki yang butuh jeda untuk istirahat agar kita
dapat melanjutkan perjalanan mencapai tujuan kita masing masing"
BIOGRAFI SINGKAT KAMILIA
Nama saya kamilia hilma farikha, akrab dipanggil kamila atau mila saya merupakan anak
bungsu dari dua bersaudara dan saat ini saya berumur 17 tahun. Sekarang saya masih duduk di
bangku sekolah yaitu kelas 12 di MAN 2 Banjarnegara saya mengambil jurusan IPS dan saya
juga mengikuti beberapa kegiatan yang ada.Berikut, seklilas pengalaman hidup saya selama
saya bersekolah di MAN 2 tercinta ini.
Awal masuk yaitu tahun 2020 saat masih gencar-gencarnya covid saya lulus SMP dan
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan menengah keatas di MAN 2. Kala itu,
pembelajaran masih menggunakan metode daring atau dari jarak jauh dan hanya beberapa kali
tatap muka ada banyak ekstrakulikuler di sekolah, namun akhirnya saya meimilih untuk
mengikuti ekstrakulikuler paskibra setelah covid mereda sekolah tatap muka pun mulai
berlangsung secara membaik tepatnya saat saya kelas 11. Pada bulan Mei 2021 saya diamanahi
untuk menjadi perwakilan sekolah mengikuti seleksi paskibraka provinsi dari situ saya selalu
belajar dan berlatih semksimal mungkin agar bisa mendapatkan hasil yang terbaik tibalah
saatnya pelaksanaan saya pun melalui semua tes dengan baik dan berusaha semaksimal
mungkin sampai akhirnya saya berhasil masuk hingga pantukhir namun ternyata tinggi saya
kurang 1 cm dan akhirnya saya gugur namun Allah mempunyai rencana yang lebih indah saya
di tunjuk sebagai pembawa bagi bendera merah putih pada upacara HUT RI yang ke 76 itu
merupakan ppengalaman yang sangat berharga dan saya merasa sangat bangga tentunya.
Setelahnya saya juga mengikuti event TUB pada tahun 2021 dan alhamdulillah meraih juara
harapan 3. Setelahmya saya mengikuti olimpiade Bahasa Indonesia yang diselenggarakan oleh
Liga Olimpiade dan Alhamdulillah saya mendapatkan medali perak. Pada awal tahun 2022
saya mengikuti event TUB dan BB tingkat kabupaten dan alhamdulilah berdasarkan hasil
MAN 2 Banjarnegara mendapat peringakat 1 pada lomba TUB. Pada pertenghan tahun saya
mengikuti olimpiade Bahasa Indonesia yang kedua dan alhasil saya mendapatkan emas
tentunya itu menjadi suatu kebanggan tersendiri bagi saya, di tahun akhir ini saya di tunjuk
untuk mengikuti omba puisi tingkat provinsi bersama rekan saya yaitu Ahwal dengan
bimbingan yang diberikan oleh Bu Yani kami pun berlatih sebaik dan semaksimal mungkin
guna mendapatkan hasil yang kami inginkan segala usaha kami lakukan namun ternyata masih
belum bisa untuk mendapatkan hasil yang kami harapkan. Saya juga beberapa kali menjadi
petugas pengibar bendera di acara acara besar yang diselenggarakan oleh kabupaten salah
satunya yaitu waktu hari santri yang diselenggarakan di alun alun saya merasa sangat bangga
mampu berada di titik ini walaupun untuk mencapainya tidaklah mudah
Seperti halnya kehidupan kita tidak pernah tau kapan kita berhasil dan kapan kita akan gagal
namun yang paling terpenting adalah jangan takut untuk mencoba hal baru yang dirasa baik
untuk perkembangan prestasi kita ini semua berkat doa dan dukungan keluarga terutama orang
tua saya yang selalu ada disaat saya dalam kondisi terpuruk sekalipun. Dan ini semua bisa saya
raih juga berkat sarana prasarana sekolah yang memadai serta bimbingan dari guru yang sangat
baik dan sabar dalam mengajari saya. Teruslah galih potensi diri dimanapun dan kapapunpun
karena semua yang kita lakukan pasti akan ada pembelajaran yang dapat kita ambil. Sekian
sedikit biografi hidup saya selama saya bersekolah di MAN 2 Banjarnegara harpan saya,
setelah saya lulus dari sini menimbang beberapa aspek yang sudah saya capai saya ingin sekali
masuk di salah satu sekolah kedinasan .
Jangan lelah berusaha dan jangan takut akan kegagalan sejatinya kesusksesan itu kita cari
bukan kita tunggu.