43 Pada elemen ini diharapkan setiap pelajar mampu menunjukkan: Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan Menghilangkan stereotip dan prasangka Menyelaraskan perbedaan budaya Kebanyakan orang saking sayangnya dengan budaya sendiri maka mengesampingkan budaya orang lain. Namun pada poin ini pelajar diharapkan mampu memiliki sikap terbuka dan dapat mempelajari budaya daerah lain. d. Berkeadilan Sosial. Pada elemen ini diharapkan setiap pelajar mampu menunjukan sikap: Turut serta aktif, membangun masyarakat yang adil, inklusif dan berkelanjutan Berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan bersama Memahami peran individu dalam demokrasi Satuan pendidikan harus mampu mewadahi dan menjadi jembatan agar pelajar mampu terjun secara langsung kemasyarakat untuk turut berperan aktif dalam
44 mewujudkan sikap berkeadilan sosial melalui kemampuan berorganisasi. 3. Bergotong Royong Setiap pelajar yang memiliki dimensi Gotong Royong berarti pelajar tersebut mampu berkolaborasi dengan orang lain dan secara proaktif mengupayakan pencapaian kesejahteraan dan kebahagiaan orang-orang yang ada dalam masyarakatnya. Pelajar juga sadar bahwa Ia tidak hidup sendiri, memiliki kesadaran diri sebagai bagian dari kelompok, sehingga perlu ada usaha dari dirinya untuk membantu pencapaian kebahagiaan kelompoknya. Berikut beberapa elemen yang harus dicapai pelajar pada dimensi Gotong Royong antara lain: a. Kolaborasi Pada eleman ini diharapkan pelajar mampu menunjukkan: Kerjasama Berkomunikasi untuk mencapai tujuan bersama Menumbuhkan rasa saling ketergantungan positif (menyadari peran dirinya dan peran orang lain dalam kontribusinya dalam pencapaian tujuan kelompok)
45 Koordinasi Sosial (melakukan koordinasi demi pencapaian tujuan bersama) Pada proses kegiatan belajar mengajar dikelas setiap pendidik wajib menciptakan ruang agar pelajar dapat berkolaborasi melalui materi yang dibahas. Sehingga pelajar mampu menunjukan dan membiasakan sikap bekerjasama, berkomunikasi dan saling membutuhkan. b. Kepedulian pada elemen ini setiap pelajar mampu menunjukkan sikap: Tanggap terhadap lingkungan Persepsi sosial (memahami dan menghargai lingkungan sosialnya, untuk memunculkan situasi yang sejalan dengan kesejahteraan lingkungan sosialnya) Satuan pendidikan harus memiliki program sekolah yang mampu menumbuhkan sikap kepedulian terhadap sesama. Sehingga setiap pelajar tidak bersifat individualis c. Berbagi (memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama)
46 4. Mandiri Pada dimensi Mandiri ini setiap pelajar berarti mempunyai prakarsa atas pengembangan diri dan prestasinya dan didasari pada pengenalan kekuatan serta keterbatasan dirinya serta situasi yang dihadapi, dan bertanggung jawab atas proses dan hasilnya. Pelajar yang memiliki dimensi ini juga mampu mengelola dirinya sendiri (pikiran, perasaan, tindakan) untuk mencapai tujuan pribadinya ataupun tujuan bersama. Berikut ini beberapa elemen yang akan dicapai dari dimensi Mandiri: a. Pemahaman diri dan situasi Pada elemen ini diharapkan pelajar mampu: Mengenali kualitas dan minat diri serta tantangan yang dihadapi Mengembangkan refleksi diri b. Penguasaan Diri Pada elemen ini diharapkan pelajar mampu: Regulasi Emosi Menetapkan tujuan dan rencana strategis pengembangan diri dan prestasi Memiliki inisiatif bekerja secara mandiri
47 Mengembangkan disiplin diri Percaya diri 5. Bernalar Kritis Pelajar yang memiliki dimensi Bernalar Kritis berarti pelajar tersebut mampu menggunakan kemampuan nalar dirinya untuk memproses informasi, mengevaluasinya, hingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapinya. Pelajar mampu menyaring informasi, mengolahnya, mencari keterkaitan berbagai informasi, menganalisa serta membuat kesimpulan berdasarkan informasi tersebut. Pada dimensi ini juga berarti keterbukaan terhadap berbagai macam perspektif ataupun pembuktian baru. Keterbukaan ini mampu bermanfaat ke depannya karena menciptakan pelajar yang terbuka, mau mengubah pendapatnya, serta menghargai pendapat orang lain. Berikut ini beberapa capaian dari dimensi Bernalar Kritis: a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan Pada elemen ini diharapkan pelajar mampu: Mengajukan pertanyaan (untuk mengumpulkan data yang akurat)
48 Mengidentifikasi, mengklarifikasi dan mengolah informasi dan gagasan b. Menganalisa dan mengevaluasi penalaran c. Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri Pada dimensi elemen ini satuan pendidikan harus memberikan pendidikan yang komunikatif dan kreatif serta memberikan keleluasaan agar pelajar dapat mengeksplor diri dengan pembiasaan literasi. Sehingga pelajar memiliki wawasan yang luas dan mampu berpikir kritis dari setiap informasi yang didapatkan. 6. Kreatif Pelajar dalam dimensi kreatif berarti mampu memodifikasi, menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak untuk mengatasi berbagai persoalan baik untuk dirinya sendiri ataupun untuk lingkungan di sekitarnya. Berikut ini beberapa capaian dari dimensi Kreatif antara lain: a. Menghasilkan gagasan yang orisinal b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal c. Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
49 Poin akhir dari Profil Pelajar Pancasila adalah kreatif, diharapkan seluruh pelajardi Indonesia. Tidak hanya pandai secara akademik saja namun mampu mengamalkan ilmunya secara holistik. Untuk mewujudkan eleman kreatif maka satuan pendidikan harus menyediakan sarana dan prasarana yang memadahi agar bakat anak terasah. D. PENUTUP Tantangan dalam mewujudkan Profil Pelajar Pancasila memang bukan hal yang mudah, perubahan kurikulum bukanlah hal yang harus dikeluhkan tapi harus disikapi dan dipelajari untuk pendidikan Indonesia yang lebih maju. Usaha mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini, tentunya perlu peran pendidik untuk menuntun pelajar serta menumbuhkan Profil Pelajar Pancasila ini. Peran pendidik yang pertama dalam terkait dengan Profil Pelajar Pancasila ini adalah mengenali dan menjalankan profil ini terlebih dahulu. Ketika seorang pendidik mencoba menjalankan profil ini, maka kemudian akan lebih mudah untuk pelajar mengikuti. Keteladanan seorang guru dalam menjalankan ini pastinya akan dilihat dan kemudian dipelajari oleh para pelajar.
50 Profil Pelajar Pancasila ini juga tidak hanya diajarkan dalam mata pelajaran tertentu, namun terintegrasi dalam muatan pembelajaran, dengan hanya diberikannya Capaian Pembelajaran dari pemerintah maka pendidik dalam satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk mengembangkan sendiri Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Modul Ajar (MA) agar sesuai dengan kondisi pelajar masing-masing satuan pendidikan. Ini berarti cakupan materi dan program yang akan diberikan kepada pelajar untuk dipelajari dalam proses pembelajaran mampu memunculkan aspek-aspek Profil Pelajar Pancasila dalam tiap mata pelajaran. Demi mewujudkan Profil Pelajar Pancasila ini dibutuhkan pendidik yang kuat, kreatif dan inovatif. Oleh karena itu, pemerintah mendorong pendidik untuk meningkatkan kwalifikasi pendidik dengan Program Guru Penggerak ini ada untuk melengkapi para pendidik agar menjadi Guru Penggerak yang berfokus pada pembentukan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu pemerintah juga harus melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada masing-masing satuan pendidikan agar tujuan dari Kurikulum Merdeka Belajar dapat tercapai terutama dalam kaitannya dengan pengembangan tehnologi
51 DAFTAR PUSTAKA 1. Darmaningtyas. (2010). Mencari Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan Untuk Perubahan. BPK Gunung Mulia. 4-5. 2. Kuswono Hadi, Bowo (2022). Kesimpulan dan Refleksi Pribadi Modul PGP 1.1. Refleksi Filosofi Pendidikan KHD. KHD kementrian kebudayaan riset dan tehnologi. Guru Berbagi. https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/kesimpulandan-refleksi-pemikiran-pemikiran-ki-hajardewantara/#:~:text=Kodrat%20zaman%20bisa%20diartikan%20b ahwa,hidup%2C%20berkarya%20dan%20menyesuaikan%20diri 3. Taruna, Tukiman, J.C. ( 2015). Sistem Informasi Pendidikan. Millenium Development Goal. 35-38 4. Tululi, Imran (2021). Modul CGP 1.2 Nilai dan Peran Guru . https://www.imrantululi.net/berita/detail/profil-pelajarpancasila 5. Widyastono, H. (2012). Muatan Pendidikan Holistik dalam Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 18(4), 467-476. https://doi.org/10.24832/jpnk.v18i4.102
52 PROFIL PENULIS Erna Kristiani, S.Pd. lahir di Waitila Seram Utara Maluku Tengah pada tanggal 12 April 1985. Menyelesaikan pendidikan dasar di SD Impres 1 Waitila lulus tahun 1997-1998 dan menyelesaikan pendidikan menengah di SMP Negri 2 Seram Utara lulus tahun 2000-2001. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah atas di SMP Pekerjaan Sosial di Magelang Jawa Tengah program pendidikan 4 tahun lulus tahun 2005-2006. Senang dalam pelayanan di bidang sosial dan memulai pekerjaan di bidang pelayanan sosial Tuna Grahita Temanggung . Tahun 2012 Bekerja di SMP Masehi Parakan sebagai guru Bimbingan Konseling, pada tahun 2015 menempuh pendidikan di STT Diakonos Banyumas Jawa Tengah dan lulus tahun 2017 mengambil jurusan Pendidikan Agama Kristen. Tahun 2016 SMP Masehi Parakan berubah nama menjadi SMPK Krista Citra Parakan. Sekarang penulis mengajar Pendidikan Agama Kristen dan koordinator bidang pendidikan karakter dan konseling di SMPK Krista Citra Parakan.
53 Prestasi yang pernah diraih diantaranya menjadi penulis RPP 1 Lembar pada tahun 2020 , menjadi penulis cerita fiksi dan antologi puisi Catatan Hati Seorang Guru pada tahun 2020-sekarang , Guru Fasilitator Program Anti Perundungan dari PUSPEKA tahun 2021 dan pelaksana program Sekolah Penggerak dari Kementrian Kebudayaan Riset dan Tehnologi tahun 2021. Penulis berdomisili di Ds. Kemiriombo Kc. Gemawang Kab. Temanggung Jawa Tengah. Nomor HP 082137626380 dan e-mail [email protected] serta dapat ditemukan di media sosial Facebook Gabryella Yonna Putrica dan Instagram gabryella_yonna_Putrica (Erna CH).
54
55