MODUL PBT PJJ A. PENGGOLONGAN SERAT TEKSTIL Serat tekstil dapat digolongkan berdasarkan sumbernya ataupun struktur molekul penyusunnya. Penggolongan serat tekstil berdasarkan sumbernya terbagi menjadi dua golongan yaitu serat alam dan serat buatan. Penggolongan berdasarkan struktur molekul bahan penyusun dikenal istilah serat selulosa, serat protein dan serat polimer buatan. Serat berasal dari bahan alami dan buatan (sintetis). Serat alam adalah bahan yang tumbuh di alam misalnya katun, flax, sutera, dan wool. Serat buatan adalah serat yang diciptakan oleh manusia secara teknologi. Serat buatan sesungguhnya adalah sama dengan hasil sintesa dari zat kimia misalnya terjadi petroleum, nitrogen, hidrogen dan karbon. 2. Bentuk Serat Filamen adalah serat yang sangat yang sangat panjang. Stapel adalah serat yang mepunyai panjang hanya beberapa sentimeter, umumnya kurang dari sepuluh sentimeter. B. SIFAT SERAT TEKSTIL 1. Perbandingan panjang dan diameter Serat harus mempunyai perbandingan panjang dan diameter yang besar agar dapat digunakan sebagai serat tekstil.
perbandingan panjang dan diameter minimum 1:200, apabila serat sebagai tekstil pakaian, perbandingan panjang dan diameter yang dimilikinya harus lebih besar dari 1:1000. Perbandingan panjang dan dimeter yang besar bertujuan mendapatkan sifat fleksibel dari serat sehingga memudahkan saat akan dipintal menjadi benang. 2. Kehalusan serat. Sifat yang khas dari serat adalah bentuknya yang halus. kehalusan pada serat tekstil menunjukkan besar kecilnya diameter serat. Selain perbandingan panjang dan diametet serat, kehalusan juga mempengaruhi fleksibelitas dari benang atau kain yang dihasilkan. 3. Kekuatan dan Mulur. Seringkali dinyatakan dalam mulur saat putus dengan satuan %, yang menunjukkan pertambahan panjang sebelum putus dibandingkan panjang awal. Serat tekstil harus mempunyai kekuatan yang memadai, hal ini disebabkan saat pemrosesan misalnya pemintalan, pertenunan, pencelupan maupun saat pemakaian serat mengalami beban - beban yang umumnya berupa beban tarik. Kekuatan serat tekstil atau disebut Tenacity, menyatakan kemampuan serat untuk menahan beban tarik. Kekuatan serat tekstil dinyatakan dalam satuan gram/ denier. Mulur serat merupakan kemampuan serat bertambah panjang ketika ada beban tarik yang dialami serat tersebut sebelum putus. 4.Elastisits Elastisitas adalah kemampuan untuk kembali ke posisi semula dari serat tekstil segera setelah beban tarik dihilangkan. 5. Kandungan Kelembaban (Moisture regain) Moisture regain adalah kemampuan serat tekstil untuk menyimpan uap air dalam kondisi ruang yang standar. MR = − 100% dimana: B= Berat serat tekstil awal sebelum dikeringkan K= Berat serat setelah dikeringkan serat-seratyang mampu menyerap uap air lebih banyak disebut serat yang higroskopis. Macam – macam serat alam
Sebelum melakukan identifikasi serat, maka harus memahami karakter dan jenis masing – masing serat. Diantaranya Serat alam, serat semi buatan dan serat buatan. ( buka link http://repositori.kemdikbud.go.id/11612/1/Pengantar%20Ilmu%20Tekstil%201%20-%201.pdf) Setelah membuka dan mempelajari materi tersebut, maka dapat menganalisa , mengidentifikasi dan mengelompokkan jenis- jenis serat berdasar asalnya, cara pembuatannya dan strukturnya. ANALISA SERAT TEKSTIL Analisa serat tekstil terutama didasarkan pada beberapa sifat khusus dari serat yaitu morfologi , sifat fisika dan sifat kimia serat . dilakukan dengan cara menganalisa atau menguji serat secara mekanik dan kimia. Pengujian ini meliputi : - Uji kelarutan - Uji pewarnaan ditambah uji sifat fisika yaitu Selain uji kimia dan morfologi biasanya ditambah uji sifat fisika yaitu - Uji pembakaran - Uji berat jenis - Uji titik leleh untuk serat sintetik Uji Pelarutan Uji pelarutan berhubungan dengan sifat kimia dari masing-masing serat.uji sangat penting terutama untuk serat-serat buatan yang mempunyai morfologi hampir sama. Prinsip pengujiannya adalah melarutkan serat pada beberapa pelarut kemudian diamati sifat kelarutannya. Uji Pembakaran. Uji pembakaran adalah cara uji yang paling mudah dilakukan, tetapi hanya dapat memperkirakan golongan serat secara umum tidak dapat digunakan untuk identifikasi serat campuran. Cara nya adalah: - Beberapa helai serat yang akan diperiksa dipuntir kira-kira sebesar batang korek api dengan panjang 4-5 cm. - Dibakar dengan nyala api, dan amati apinya, cara terbakarnya, asap nya, sisa pembakarannya, dan baunya. Evaluasi - Apabila serat terbakar cepat, meninggalkan abu berbentuk serat dan berbau kertas terbakar , makakeadaan ini menunjukkan serat selulosa - Apabila serat terbakar tanpa ada abu , berbau rambut terbakar meninggalkan .kecil diujujngnya maka menunjukkan serat ranbut / protein - Apabila serat meleleh membentuk bulatan kecil diujungnya dan bau asam asetat menunjukkan serat rayon asetat. Bau amida dengan bulatan kecil tak teratur
menunjukkan serat yang keras serat nilon - Bau yang menyengat dan bulatan kecil menunjukkan serat polyester Uji Mikroskop Pemeriksaan serat dengan mikroskop dimaksudkan untuk mengetahui penampang memanjang dan melintang dari serat. Pada pengamatan secara melintang, prinsipnya adalah serat dipotong secar melintang setipis mungkin sehingga dapat diamati dibawah mikroskop. Pengamatan Pandangan Memanjang Dari Serat: -Serat diletakkan sejajar diatas kaca obyek dan dipisahkan satu sama lain agar tidak menumpuk - Kemudian ditutup dengan cover glass dan dari arah samping ditetesi medium air kemudian kelebihan air dihisap dari sisi yang lain ( menggunakan kertas hisap/kertas saring) - Preparat diamati dibawah mikroskop - Perbesaran dilakukan mulai dari 5x,10x,40x,45x,100x Pengamatan Pandangan Melintang Dari Serat: - Jarum jahit yang berisi benang ditusukkan detengah-tengah gabus, Kemudian ditarik kembali dengan meninggalkan lengkungan benang pada gabus - - Sekelompok serat yang telah diberi lak merah dimasukkan kedalam lengkungan benang, kemudian benang ditarik keluar sehingga serat masuk kedalam tengah-tengah gabus dan terjepit ditengan gabus, lak dibiarkan mengering - Setelah lak kering gabus diiris setipis mungkin dengan silet yang tajam sehingga serat ditengah gabus ikut terpotong secara melintang - Irisan melintang diamati dibawah mikroskopdengan cara seperti pada irisan memanjangmi akan larut sebagian - Preparat diamati dibawah mikroskop - Perbesaran dilakukan mulai dari 5x,10x,45x,100x
BENANG TEKSTIL Setelah anda mempelajari bab ini, anda diharapkan akan memiliki kemampuan untuk menjelaskan macam-macam jenis benang, cara menguji nomor benang, kekuatan tarik benang, antihan (twist) benang, ketidakrataan benang. Benang adalah jajaran serat-serat stapel (serat pendek) atau filamen alam atau sintetik yang digabungkan atau dipintal dengan memberikan antihan (twist) sehingga menjadi suatu untaian yang kontinu. KLASIFIKASI BENANG Benang dalam pertekstilan terdapat dalam berbagai macam dan jenis. Dalam pengklasifikasian atau penggolongan benang akan terdapat jenis benang yang sama berada pada klasifikasi yang berbeda. Secara umum benang yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh asal benang panjang serat, jenis serat, cara pembuatan dan fungsi serta struktur benang dan satu sama lain dapat saling terkait. Berdasarkan panjang serat, benang terdiri dua macam: Yaitu benang stapel dan benang filamen. Berdasarkan jenis seratnya atau asal serat terdiri dari: Serat alam, semi sintetis dan sintetis atau campuran dari serat-serat tersebut. Contoh ;Dari alam antara lain kapas, rami, linen, wol dan sutera. Contoh ;Benang semi sintetis dari selulosa diantaranya rayon viscosa, rayon asetat, dan triasetat serta benang yang berasal dari serat sintetis seperti poliester, poliamida, poliakrilat dan lainnya. Benang Berdasarkan Jenis a. Benang Kapas Kualitas dan kenampakan yang berbeda-beda bergantung pada jenis kapasnya. Serat kapas yang dihasilkan untuk setiap tempat berbeda-beda baik panjang seratnya maupun warna seratnya. b. Benang Wol Sesuai dengan namanya benang wol berasal dari serat wol yang merupakan serat binatang yaitu biri-biri. Jenis serat wol bermacam bergantung dari daerah dan tempat biri-biri berasal. c. Benang Sutera Sutera disebut juga sebagai The Queen of Fibers yang artinya berkilau, lembut,halus,cantik dan mewah. Serat sutera adalah filament yang ringan yang berasal dari dari air liur ulat sutera dengan nama Bombyx mori. d. Benang Rayon Benang rayon mempunyai bahan dasar yang berasal dari selulosa (pulp), benang ini disebut benang semi sintetik karena dibuat dengan cara pemintalan basah dengan bahan baku dari bahan alam. Pada umumnya kehalusan filamen rayon berkisar antara 1 sampai dengan 8 denier. e. Benang Nilon atau poliamida Benang nilon adalah benang sintetik yang dibuat dalam dua macam bentuk yaitu benang filamen dan benang stapel.
f. Benang poliester Benang poliester sama dengan benang nilon yang dibuat dari serat sintetik dan dibuat dalam dua macam bentuk yaitu filamen dan stapel. Benang Berdasarkan Struktur a. Benang Monofilamen Benang filamen adalah benang yang tersusun dari serat filamen yang sangat panjang. Pada benang filamen yang tersusun dari satu jenis serat disebut dengan monofilamen, sedangkan benang yang tersusun lebih dari satu benang disebut dengan multifilamen. Benang monofilamen terdiri dari dua yaitu dari alam seperti sutera ,semi sintetis dan sintetis. b. Benang Multifilamen Benang multifilamen adalah benang yang tersusun dari beberapa filamen dengan dan tanpa antihan. Serat filamen pada umumnya sangat halus, proses pembuatan sama dengan monofilamen namun karena tujuan tidak untuk monofilamen maka lubang spinneret dibuat sangat halus. c. Benang tunggal Benang tunggal (single-yarn) adalah benang yang terdiri dari satu jenis benang yang disatukan dengan cara dipintal. Pemintalan dilakukan terhadap serat -serat pendek atau stapel yang kemudian diberi antihan. Tebal tipisnya benang atau nomer benang dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan dengan mempertimbangkan berapa antihan yang diperlukan. d. Benang Gintir Benang gintir (ply-yarn) adalah benang yang tersusun dari dua benang tunggal (single) atau lebih dan kemudian digintir. Benang gintir dibuat dengan cara mengintir dua atau lebih benang tunggal. Jenis benang gintir ini banyak digunakan untuk benang bordir, rajut, krep, lace, voil merser dan lainnya.
Berdasarkan Cara Pembuatannya a. Benang Stapel Benang stapel atau benang pintal adalah benang yang dibuat dengan cara menyusun serat-serat yang pendek dan kemudian dilakukan proses pemintalan. Pemintalan didefinisikan sebagai penarikan (drawing out) dari suatu gabungan serat sehingga mencapai ketebalan yang diinginkan dan diberi antihan atau puntiran (twist) untuk memperoleh kekuatan tertentu. Pada pembuatan benang stapel atau pintal, selalu diberikan antihan pada benang. Jumlah antihan pada benang dinyatakan dalam antihan /twist per inci (Tpi). Jumlah antihan ini akan sangat berpengaruh pada karakter dan sifat serat fisika seperti pegangan,kekuatan dan kenampakan. Jumlah antihan sedikit dapat menyebabkan seratserat mudah bergeser satu dengan yang lainnya sehingga apabila mengalami penarikan akan mudah putus. Tpi = α √Ne Keterangan : Tpi = twist per inci α = Koefisien antihan/twist multiplier Ne1 = Nomer benang Gambar: arah antihan.