The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by fandi ahmad, 2023-02-25 01:19:22

Tugas Modul (materi) Fandi Ahmad

Tugas Modul (materi) Fandi Ahmad

UPTD PELATIHAN KERJA KABUPATEN BONDOWOSO Jl. KHR. As’ad Syamsul Arifin No. 101 Telp/Fax (0332) 422255 Email : uptpk.kabbondowoso@gmail.com 2023 PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO


DAFTAR ISI Daftar Isi 2 Kata Pengantar 3 A. Pendahuluan ............................................................................................ 4 B. Panduan Penggunaan Modul 4 C. Daftar Ikon 5 D. Bacaan Referensi 6 E. Pengantar Teori 7 F. Langkah Kerja 17 G. Implementasi Unit Kompetensi 20 1. Elemen Kompetensi 1 20 1.1 Referensi 20 1.2 Aktivitas 1… ............................................................................. 20 1.3 Aktivitas 2 21 1.4 Video Youtube 21 2. Elemen Kompetensi 2 22 2.1 Referensi… ............................................................................... 22 2.2 Diskusi 22 2.3 Membaca 22 2.4 Aktivitas… ................................................................................ 22 2.5 Video Youtube .............................................................................. 23 2.6 Pikirkan .................................................................................... 23 H. Lampiran 24 1) Kamus Istilah 24 2) Referensi 25 3) Unit Kompetensi 26 4) Daftar Nama Penyusun 31


KATA PENGANTAR Dalam proses pelatihan, materi pelatihan merupakan salah satu instrumen yang menunjang keberhasilan suatu pelatihan. Materi Pelatihan berisi informasi dan kegiatan yang meliputi pengetahuan (knowledge) untuk membangun pondasi teori, keterampilan (skill) untuk memiliki pengalaman melakukan praktek yang sebenarnya dan seluruh rangkaian prosesnya dibangun sikap kerja yang melekat dalam perilaku kerja sesuai tuntutan yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja (Standar Kompetensi Kerja Nasional, Standar Kompetensi Kerja Khusus,dan Standar Internasional) Materi pelatihan ini berorientasi kepada Pelatihan Berbasis Kompetensi (Competence Based Training) dan dalam bentuk cetak diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen. Keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur/pembimbing, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Materi Pelatihan dengan judul “Melaksanakan pembangunan dan pemasangan rangkaian penangkap/penamgkal petir“, ini digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang digunakan pada program pelatihan. Kami berharap buku materi dan buku asesmen ini membantu para instruktur/pembimbing dalam menstimulasi teori (softskill) ataupun praktek (hardskill) dalam proses pembelajaran, sehingga menjadi efektif dalam proses pelatihan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi sesuai kebutuhan pasar kerja baik nasional maupun global. Bondowoso, 24 Februari 2023 Kepala UPTD Pelatihan Kerja EKO AGUS WAYUDI, S.E. NIP. 19770803 201101 1 004


4 A. PENDAHULUAN Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video. B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari: a. Bacaan Referensi b. Pengantar Teori c. Langkah Kerja d. Implementasi Unit kompetensi e. Lampiran : 1) Kamus istilah 2) Daftar referensi 3) Unit kompetensi 4) Daftar penyusun 2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi bagi para instruktur.


5 3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain: a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi, diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK masing-masing b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok, presentasi, serta menonton video. c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan dilaksanakan. 4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan. 5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam penyusunan buku panduan pelatihan ini. 6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan. C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Ikon Keterangan Pemeriksaan Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi


6 Membaca secara lengkap : Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja PUIL 2011 Aktivitas Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi Referensi material/manual Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedurprosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini. Berpikir Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan yang anda miliki. Komunikasi/ Diskusi Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki. Membaca Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan. Video/Youtube Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang dibutuhkan dalam materi pelatihan. D. BACAAN REFERENSI


E. PENGANTAR TEORI 1. Keselamatan Kerja dan Peralatan Saat Melakukan Pemasangan Sistem Pembumian 1.1. Perlengkapan Safety Perlengkapan keamanan kerja (safety) ialah Seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari potensi bahaya atau kecelakaan kerja. Pada perlengkapan ini sangat disarankan supaya digunakan menurut prosedur dan harus memenuhi standar nasional. Berikut pelengkapan safety yang harus dipakai dalam melaksanakan pemasangan sistem pembumian : - Wear Pack Wear Pack Wear pack berfungsi untuk melindungi kulit dari benda kasar dan tajam serta melindungi dari tempat/lingkungan yang kotor. - Helm Helm Helm berfungsi melindungi kepala dari cidera akibat benda-benda yang jatuh dan melindungi kepala dari benturan pada benda keras/tajam 7


8 - Masker Masker Masker berfungsi untuk mulut dan hidung dari partikel-partikel/debu/asap yang cukup berbahaya bagi organ tubuh. - Sarung Tangan Sarung Tangan Sarung tangan berfungsi untuk melindungi tangan dari luka tersayat atau tertusuk oleh tepi-tepi/ujung-ujung runcing pada benda keras. - Sepatu Safety (Safety Shoes) Sepatu Safety Sepatu safety berfungsi untuk melindungi bagian kaki (ujung jari-jari kaki) dari cidera akibat tertimpa benda-benda berat dan menjaga pemakai agar tidak mudah terpelest pada tempat-tempat yang licin.


9 1.2. Peralatan Kerja Beberapa aspek yeng perlu diperhatikan dalam peralatan kerja ialah alat yang digunakan harus sesuai dengan troubelnya serta sesuai dengan kebutuhan, alat haru memenuhi standar nasional, sebelum menggunakan alat sebaiknya mengecek atau mengkalibrasinya terlebih dahulu. Berikut peralatan yang digunakan dalam melakukan perawatan sistem rem: 2. Penangkal Petir Penangkal petir adalah perangkat sederhana berupa batang berbentuk tombak dari bahan logam yang runcing dan kabel. Ada 3 bagian komponen utama perangkat ini, yaitu splitzen atau batang penangkal, kawat konduktor, dan grounding atau tempat pembumian. Rangkaian ini adalah jalur bagi arus listrik dari petir untuk diteruskan langsung ke permukaan bumi. Tak heran jika penangkal petir sering ditemukan pada gedung pencakar langit karena bangunan bertingkat tinggi relatif dekat jaraknya dengan langit sehingga sangat rentan terhadap sambaran petir. Gambar ilustrasi penangkal petir di suatu bangunan 2.1 Cara kerja Penangkal Petir Fungsi perangkat ini sebenarnya bukan untuk mencegah datangnya petir yang menyambar benda-benda di bawah awan. Alat ini justru menangkap


10 daya tarik-menarik muatan listrik yang berasal dari petir tersebut untuk disalurkan ke dalam tanah. Pada saat terjadinya petir, dengan muatan listrik negatif di bawah awan sudah cukup banyak, maka muatan listrik positif pada tanah akan segera tertarik ke atas. Muatan listrik naik melalui kabel konduktor ke ujung batang penangkal petir. Ketika muatan listrik negatif tersebut berada cukup dekat di atas atap, daya tarik-menarik antara keduanya semakin kuat. Muatan positif di ujung-ujung penangkal tersebut tertarik ke arah muatan negatif. Pertemuan kedua muatan ini menghasilkan aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah, melalui kabel konduktor, sehingga sambaran petir tidak langsung mengenai bangunan. Namun, sambaran petir masih dapat terjadi melalui kawat jaringan listrik serta merusak alatalat elektronik pada bangunan yang terhubung ke jaringan listrik tersebut. Hal ini juga dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan. Untuk mencegah kerusakan besar akibat jaringan listrik yang tersambar petir, biasanya di dalam bangunan juga dilengkapi dengan surge arrester atau alat penstabil arus listrik. 2.2. Jenis Jenis Penangkal Petir Gambar Penangkal Petir Franklin


11 Benjamin Franklin menemukan Lightning Rod pada tahun 1753. Konduktor petir ini terdiri dari batang logam meruncing setinggi 2 m hingga 8 m yang berada di puncak struktur yang akan dilindungi dan yang terhubung ke minimum dua konduktor yang mengalirkan dan dua sistem grounding. Karena radius perlindungan jenis Air-Termination Rod ini terbatas pada sekitar 30 meter lingkungan (Level Perlindungan Petir = IV, tinggi = 60 meter), biasanya hanya digunakan untuk melindungi bangunan atau zona kecil seperti tiang, cerobong asap, tangki , menara air, tiang-tiang udara, rumah tinggal, dll yang areanya dibawah radius 30 meter. Gambar sistem penangkal petir jenis Faraday Cage Perlindungan petir ini, berasal dari Sistem Faraday Cage atau type sangkar, terdiri dari konduktor bertautan yang menutupi atap dan dinding bangunan yang akan dilindungi. Terminal petir berupa tiang-tiang penangkal yang kecil diposisikan di sekitar tepi atap dan di titik-titik tinggi. Jaringan konduktor mengikuti perimeter eksternal atap. Jaringan ini dilengkapi dengan elemen transversal. Jarak antar terminal antara 5 dan 20 meter sesuai dengan efektivitas yang diperlukan. Bagian atas konduktor yang dipasang di dinding dihubungkan ke atap, dan bagian bawah untuk sistem grounding khusus. Jarak antara dua konduktor turun adalah antara 10 dan 20 meter sesuai dengan tingkat proteksi petir yang diperlukan. Arus petir dialirkan melalui konduktor dan sistem grounding yang paling dekat dengan titik dampak sambaran petir. Contoh penggunaannya pada gedung bertingkat, hotel atau mall yang


12 memiliki area bangunan yang luas. Gambar Penangkal Petir Kawat Katenary Sistem proteksi petir ini menggunakan prinsip yang mirip dengan Sistem Faraday, terdiri dari mesh konduktor, tetapi pada jarak yang cukup jauh dari bangunan yang akan dilindungi. Tujuannya adalah untuk menghindari arus petir yang bersentuhan langsung dengan bangunan. Konduktor kawat Catenary yang ditempatkan di atas bangunan yang akan dilindungi dihubungkan ke konduktor turun dan sistem grounding khusus. Ukuran mesh dan jarak antara konduktor down dikenakan aturan yang sama seperti untuk sistem proteksi petir konduktor mesh. Perlindungan ini mensyaratkan studi mekanis tambahan (ketahanan material untuk tiang, tekanan tanah yang memenuhi syarat, ketahanan terhadap angin dan kondisi cuaca, dll.) Harus dilakukan dan jarak isolasi ditentukan. Konduktor petir kawat catenary khususnya digunakan untuk melindungi area terbuka ketika tidak ada dukungan arsitektur atau penyimpanan berbahaya. Contoh penggunaannya seperti di area taman terbuka, pusat olahraga, objek wisata terbuka, pantai dan lain-lain.


13 Penangkal Petir Menggunakan Komponen alami atau sekitar Sistem ini menggunakan bagian dari struktur atau bangunan yang dapat berpartisipasi dalam perlindungan eksternal melalui kapasitas bahan untuk menangkap sambaran petir atau untuk mengalirkan arus petir. Mereka dapat digunakan untuk mengganti semua atau sebagian konduktor down atau sebagai tambahan untuk instalasi eksternal. Komponen-komponen ini dapat terdiri dari: ● Bingkai konstruksi logam ● Pelapis logam dari dinding atau kelongsong logam ● Lembaran logam yang menutupi volume yang akan dilindungi ● Komponen logam dari struktur atap seperti rangka baja yang saling berhubungan, dll ● Batang logam dalam beton bertulang ● Bagian logam seperti talang, dekorasi, pagar, dll ● Pipa dan tangki logam, asalkan tebalnya setidaknya 2,5 mm Komponen-komponen ini harus memenuhi persyaratan ketebalan, penampang dan kontinuitas, sehingga penggunaannya tidak menjadi masalah yang sulit. Selain itu, jika digunakan sebagai penangkal petir, komponen tersebut tidak boleh tersentuh oleh pengguna gedung.


14 Penangkal Petir Emisi Eary Streamer Prinsip konduktor petir emisi streamer dini adalah secara buatan menghasilkan arus ke atas lebih awal sebelum sambaran petir terjadi. Karena penangkapan sambaran petir lebih cepat daripada dengan penangkal petir biasa, teknologi ini dapat digunakan untuk melindungi zona yang tersebar di area yang lebih luas, sehingga memastikan perlindungan bangunan besar. Radius perlindungan yang dihasilkan tergantung pada nilai muka pemicu konduktor petir (int dalam μs), tinggi dan efektivitas perlindungan, nilai maksimumnya adalah 120 meter (Tingkat III, tinggi = 60 meter). Ukuran ini jauh lebih luas dibanding penangkal petir biasa. 3. Persiapan Pembangunan dan Pemasangan Sistem Pembumian Sebelum melaksanakan pesiapan pembangunan dan pemasangan sistem pembumian, terdapat hal yang harus kita ketahui dan harus kita persiapan, yaitu : 3.1 Peralatan pemasangan penangkal petir a. Elektrode Petir (Lightning Rod)


15 Sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas gedung yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Dibuat runcing karena muatan listrik mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada di awan. b. Kabel BC Ciri kabel BC adalah tidak mempunyai isolator alias telanjang. Jadi jenis kabel BC ini hanya terdiri dari inti kabel saja yang disebut bare core. Kabel BC jenis ini biasanya dipakai pada penghantar penurunan (down conductor) instalasi penangkal petir jenis runcing (konvensional) yang lebih sering digunakan dalam ground system (pembumian). Biasanya karena memakai kabel BC 50mm lebih ekonomis dan juga telah memenuhi standarisasi minimum dari penghantar penurunan instalasi penangkal petir. Hanya saja seperti diketahui bahwa kabel BC tidak memiliki isolator pelindung, sehingga dikhawatirkan terjadi induksi sambaran petir dan loncatan arus pada material konduktor. Jadi untuk lebih aman, seharusnya kabel BC 50mm ini dibungkus dengan pipa paralon (PVC). Selalu pastikan menggunakan kabel BC 50mm full size yang dijual oleh perusahaan yang menjual kabel BC 50 full size termurah. Kabel BC 50mm dipergunakan dalam aplikasi system grounding atau sistem pentanahan / lightning protection system (sistem proteksi petir). Kabel BC mempunyai ukuran 1 x 50 mm (full size) berbahan copper ( tembaga murni).


16 c. Elektrode Pentanahan (Ground Rod) Elektroda pentanahan (grounding) suatu konduktor yang ditanam dalam tanah berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke bumi dan memiliki nilai tahanan yang digunakan sebagai acuan terhadap baik buruk suatu pentanahan. Batang pentanahan biasanya terbuat dari bahan tembaga berlapis baja. d. Earth Tester Earth Tester adalah alat untuk mengukur nilai resistansi dari grounding, Besarnya tahanan tanah sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukan pentanahan dalam sistem pengaman dalam instalasi listrik. Untuk mengetahui besar tahanan tanah pada suatu area digunakan alat ukur dengan penampil analog. Hasil pengukuran secara analog sering terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukurannya.


17 F. LANGKAH KERJA MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN DAN P No PANDUAN GAMBAR CAPAIA 1. a. b. a. Pembuata Pengajuan sistem pe Petir b. Pembuata pengajuan rangkaian peralatan penangkal c. Penyetujua Pihak ba pengawas dan tim eng d. Persiapan kerja


7 EMASANGAN SISTEM PENANGKAL PETIR AN KETERANGAN an dan Jenis enangkal an dan dan sistem Petir an oleh angunan, proyek, gineer. n Lahan Melaksanakan Persiapan Pembangunan dan pemasangan Petir


18 2. a. Pemasangan Elektrode Petir b. Pemasangan Elektrode Penta (Grounding Rod c. Pemasangan Kabel BC 3. a. Pemeriksaa kekuatan k rangkaian b. Pengujian t pemumian


8 anahan d) Instalasi Melakanakan Pembangunan dan Pemasangan Penangkal Petir an kabel BC tahanan dengan Pemeriksaan dan Pengujian sistem penangkal petir


19 menggunak Earth Teste


9 kan er


20 Baca Referensi 1.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal tentang bahan reverensi terkait dengan pemasangan rangkaian penangkal petir. Aktivitas 1.2 : Silahkan untuk melaksanakan persiapan, yaitu: menggunakan APD, menyiapkan Manual book/Buku katalog, Peralatan kerja, Perlengkapan. Aktivitas 1.3 : Silahkan untuk berkomunikasi dan berkoordinasi mengenai proses pelaksanaan kerja dengan pihak lain yang terlibat sesuai dengan Prosedur/SOP. Video Youtube 1.4 : Silahkan melihat youtube berikut ini: Link: https://www.youtube.com/watch?v=HbIeksuENK0 Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video tersebut. G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI Elemen Kompetensi 1 Menyiapkan pelaksanaan


21 CEK LIST MELAKSANAKAN PEMBANGUNAN DAN PEMASANGAN SISTEM PEMBUMIAN NO ITEM CEK √ / X KETERANGAN Perlengkapan APD 1 Wearpack 2 Helm Safety 3 Sarung Tangan Karet 4 Masker 5 Sepatu safety Peralatan dan tool support 1 Workshop manual 2 Kunci sock 3 Kunci pas ring 4 Palu 5 Linggis 6 Earth Tester 7 Tang Skun Bahan 1 Lightning Rod 2 Grounding Rod 3 Kabel BC 4 Skun Keterangan simbol √ = ada dan siap digunakan X = Tidak ada


22 Baca Referensi 2.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut: 1. Cara membuat draft gambar diagram tunggal dan diagram pengawatan dan denah lokasi dilakukan sesuai dengan perintah kerja untuk melaksanakan pemasangan pembumian. 2. Cara memberi keterangan simbol-simbol listrik pada gambar draft. Membaca 2.3 : Silahkan untuk membaca langkah kerja atau SOP sebagai panduan dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengujian sistem pembumian Catat hasil pemeriksaan. Aktivitas 2.4: Silahkan untuk mencoba melaksanakan pemeriksaan dan pengujian sistem pembumian Elemen Kompetensi 2 Melaksanakan Perancangan Pikirkan 2.5: Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian sistem pembumian menurut saya adalah: ------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------- ------------------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------------------------


23 Baca Referensi 3.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut: 1. Cara memasang grounding rod. 2. Cara memeasang lightning rod diatas gedung. 3. Cara pemasangan BC Kabel. Membaca 3.2 : Silahkan untuk membaca tutorial cara memasang instalasi penangkal /penangkap petir Catat hasil kesimpulan. Elemen Kompetensi 3 Melaksanakan pemasangan Pembumian Aktivitas 3.3: Silahkan untuk membuat Draft gambar: Diagram tunggal (Oneline Diagram), Diagram pengawatan (Conection Diagram), Gambar denah (Lay out Diagram) pemasangan penangkal/penangkap petir


24 Baca Referensi 4.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut: 1. Melakukan pengisian form checklist kebutuhan material. 2. Membuat form laporan hasil pemasangan komponen dan sirkit instalasi. 3. Membuat form laporan hasil pengukuran kekuatan grounding pembumian dengan menggunakan alat earth testetr Diskusi 4.2: Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi mengenai hal yang telah Anda pelajari: 1. Melakukan pengisian form checklist kebutuhan material. 2. Membuat form laporan hasil rancangan komponen dan sirkit instalasi pembumian. 3. Membuat kekuatan form laporan hasil pengukuran grounding pembumian dengan menggunakan alat earth testetr Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Aktivitas 4.3: Silahkan untuk mencoba membuat dan mengisi form checklist kebutuhan material serta membuat form laporan hasil pemasangan pembumian/penangkal petir. Elemen Kompetensi 4 Mengisi laporan hasil perancangan Penilaian: Penilaian Catatan : Memenuhi/Belum Memenuhi Capaian Pembelajaran Peserta Instruktur


25 H. LAMPIRAN KAMUS ISTILAH Earth Tester Alat ukur Earth Tester adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur tahanan pentanahan baik untuk mengukur tahanan pentanahan instalasi penangkal petir maupun mengukur tahanan pentanahan untuk instalasi listrik. Lightning Rod Sebuah batang logam atau konduktor yang dipasang di atas gedung yang terhubung ke tanah melalui kawat, untuk melindungi bangunan pada saat terjadi petir. Grounding Rod Elektroda pentanahan (grounding) suatu konduktor yang ditanam dalam tanah berfungsi mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke bumi BC Cable Kabel BC jenis ini biasanya dipakai pada penghantar penurunan (down conductor) instalasi penangkal petir jenis runcing (konvensional) yang lebih sering digunakan dalam ground system (pembumian). Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl


26 REFERENSI ● Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). ● https://www.rumah.com/panduan-properti/penangkal-petir-makinmurah-dan-mudah-dipasang-ini-panduannya-16175 ● PUIL 2000 ● https://www.google.com/search?q=Tahanan+pembumian&oq=Tahanan+pembumian&a qs=chrome..69i57j0l3j69i61j69i60l2j69i61.2509j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 ● http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/75/jbptppolban-gdl-agungmardi-3734-3-bab2--2.pdf ● https://www.arsitur.com/2019/04/5-jenis-sistem-penangkal-petir-bangunan.html ● Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan ● Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir ● Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan ● Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan ● Peraturan Perundangan yang berlaku lainnya ● http://alpha.djk.esdm.go.id/pdf/Konsep%20Rancangan%20SKTTK%20Tahun%202017/R SKTTK%20PEMANFAATAN%202017/Pedoman%20SKTTK%20IPTL/2.%20Pedoman%20I PTL%20Pembangunan%20dan%20Pemasangan.docx ● https://penangkalpetir.biz.id/kabel-bc ● https://armanbacktrak5.wordpress.com/2014/08/30/earthtester/#:~:text=Earth%20Tester%20adalah%20alat%20untuk,sistem%20pengaman%2 0dalam%20instalasi%20listrik. ● http://eprints.polsri.ac.id/383/3/BAB%20II.pdf


27 UNIT KOMPETENSI KODE UNIT : D.35.142.03.030.1 JUDUL UNIT : Melaksanakan Pembangunan dan Pemasangan Rangkaian Penangkal /Penangkap Petir DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pelaksanaan kegiatan Melaksanakan Pembangunan dan Pemasangan Rangkaian Penangkal /Penangkap Petir. ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA s1. Menyiapkan pelaksanaan analisis 1.1 Perintah kerja dipahami. 1.2 Prosedur/SOP pelaksanaan analisis sesuai perintah kerja dipahami. 1.3 Gambar pengawatan/ pengkabelan, gambar instalasi, denah bangunan dan dokumen terkait instalasi dipahami. 1.4 Dokumen form hasil pembangunan dan pemasangan instalasi dipahami. 1.5 Form checklist analisis hasil pembangunan dan pemasangan instalasi disiapkan sesuai Prosedur/SOP. 1.6 Komunikasi dan koordinasi proses pelaksanaan kerja dengan pihak lain yang terlibat dilaksanakan sesuai dengan Prosedur/SOP. 2. Analisis hasil perencanaan pelaksanaan 2.1 Analisis penentuan standar pemasangan sesuai dengan jenis atap bangunan dilakukan. 2.2 Analisis hasil Identifikasi peralatan penangkal petir (tipe, ukuran atau jenisnya) sesuai desain dilakukan 2.3 Analisis hasil Identifikasi kawat penghantar pembumian sesuai desain dilakukan 2.4 Analisis hasil Identifikasi tipe earthing rod untuk pembumian sesuai desain dilakukan 2.5 Analisis hasil Pengecekan fisik kelengkapan komponen instalasi dilakukan. 3. Melaksanakan analisis hasil pembangunan dan 3.1 Keberadaan tanda tangan petugas instalatir pada form hasil pembangunan dan pemasangan instalasi diperiksa.


28 ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA pemasangan instalasi 3.2 Analisis terhadap kesesuaian Pembangunan dan pemasangan komponen instalasi dilakukan sesuai dengan standar pemasangan. 3.3 Analisis terhadap kesesuaian hasil Pengukuran resistensi pembumian dengan standar. 4. Membuat rekomedasi perbaikan 4.1 Hasil pembangunan dan pemasangan instalasi yang tidak sesuai dengan Standar pemasangan yang berlaku dan dokumen desain instalasi dikumpulkan dan dibuat daftar. 4.2 Standar pemasangan yang berlaku dan dokumen desain instalasi untuk instalasi yang tidak sesuai sebagaimana pada poin 4.1 dituliskan disamping daftar instalasi yang tidak sesuai standar pemasangan. 4.3 Cara perbaikan/penggantian instalasi agar sesuai dengan standar pemasangan yang berlaku dituliskan untuk setiap intalasi yang tidak sesuai standar. 5. Mengisi laporan analisis 5.1 Hasil analisis dicatat pada Form analisis laporan hasil pembangunan dan pemasangan. 5.2 Form analisis laporan hasil pembangunan dan pemasangan ditandatangani. BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Perintah kerja adalah lembar penugasan dengan format sesuai dengan kebijakan masing-masing perusahaan yang berisi deskripsi penugasan bagi petugas pelaksana. 1.2 Prosedur/SOP adalah tata cara/prosedur yang dimiliki oleh perusahaan/lembaga dalam pelaksanaan pekerjaan 1.3 Gambar pengawatan/pengkabelan adalah gambar teknik dalam bentuk simbol-simbol peralatan listrik dan garis-garis yang menggambarkan hubungan satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik yang lain pada seluruh rangkaian instalasi Tenaga listrik.


29 1.4 Gambar Instalasi adalah gambar teknik dalam bentuk simbolsimbol listrik yang memberikan gambaran terkait tata letak dari peralatan listrik yang akan dipasang biasanya digabung dengan denah bangunan untuk memperjelas lokasi peralatan listrik yang akan dipasang. 1.5 Denah bangunan adalah gambar teknik yang memuat informasi terkait pembagian ruang-ruangan pada bangunan. 1.6 Standar adalah standar pemasangan instalasi yang berlaku. Contoh standar sesuai dengan PUIL 2011 atau SPLN, dan lainlain. 2. Peraturan yang diperlukan 2.1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan 2.2 Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir 2.3 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 46 tahun 2017 tentang Standardisasi Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan 2.4 Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 38 tahun 2018 tentang Tata Cara Akreditasi dan Sertifikasi Ketenagalistrikan 2.5 Peraturan perundangan yang berlaku lainnya. 3. Norma dan standar 3.1 Norma 3.1.1 Kode etik pegawai 3.2 Standar 3.2.1 Penjelasan Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 3.2.2 Standing Operation Procedure (SOP) sesuai dengan perusahaan/Lembaga 4. Peralatan dan perlengkapan 4.1 Peralatan 4.1.1 Alat tulis kantor (ATK)


30 4.1.2 Alat komunikasi 4.1.3 Alat pelindung diri (APD) 4.2 Komputer/laptop 4.3 Perlengkapan 4.3.1 Form hasil pembangunan dan pemasangan rangkaian instalasi 4.3.2 Form Analisis hasil pembangunan dan pemasangan rangkaian instalasi 4.3.3 Dokumen standar pemasangan instalasi yang berlaku 4.3.4 Dokumen Standing Operation Procedure (SOP) dilokasi uji kompetensi PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian terkait dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja dalam menjalankan setiap kriteria unjuk kerja. 1.2 Penilaian secara umum dilakukan dengan cara uji tertulis, uji lisan dan uji praktek/observasi lapangan. 2. Persyaratan kompetensi 2.1 Secara portofolio dapat menunjukkan bahwa pernah bekerja di bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki sertifikat pelatihan terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan atau memiliki ijazah pendidikan yang terkait dengan bidang teknis ketenagalistrikan 3. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Memahami SOP 3.1.2 Memahami Bahan listrik : a. Konduktor b. Isolator 3.1.3 Alat ukur dan pengukuran besaran listrik a. Macam alat ukur listrik (Earth tester, Insulation tester) b. Fungsi dan prinsip kerja alat ukur listrik


c. Penggunaan alat ukur listrik 3.1.4 Teori Dasar Listrik : a. Arus bolak balik fasa satu b. Arus bolak balik fasa tiga c. Hukum Ohm d. Hukum Kirchhoff I e. Rangkaian Resistansi 3.1.5 Memahami prinsip kerja dan standar kontruksi penangkal/penangkap petir 3.1.6 Memahami Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Persyaratan Umum instalasi Listrik (PUIL) 3.1.7 Memahami Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyaluran Petir 3.1.8 Memahami penggunaan software terkait pembangunan dan pemasangan instalasi listrik 3.2 Keterampilan 3.2.1 Mampu Menganalisis kesesuaian pembangunan dan pemasangan dengan standar pemasangan yang berlaku 3.2.2 Mampu memberikan informasi terkait dengan perbaikan pembangunan dan pemasangan instalasi agar sesuai dengan standar pemasangan yang berlaku 3.2.3 Mampu membuat laporan analisis hasil pembangunan dan pemasangan rangkaian instalasi 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Teliti 4.2 Disiplin 4.3 Melaksanakan tugas sesuai Prosedur/SOP dan perintah kerja 4.4 Berintegritas 5. Aspek kritis 5.1 Mampu melaksanakan pekerjaan dengan konsisten di tiap elemen kompetensi 5.2 Mampu memenuhi kriteria yang tercakup pada setiap elemen kompetensi dengan menggunakan teknik teknik dan standar yang berlaku. 31


NAMA PENYUSUN NO. NAMA PROFESI 1 Fandi Ahmad Instruktur Teknik Listrik


Click to View FlipBook Version