The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

FLIPBOOK TEORI FREKUENSI GELOMBANG BUNYI 1

Devi Lisfikanur 185040048
Anggia Wulan 185040052

BIOLOGI A

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by 48 devi Lisfikanur, 2022-03-27 23:30:42

FLIPBOOK TEORI FREKUENSI GELOMBANG BUNYI 1

FLIPBOOK TEORI FREKUENSI GELOMBANG BUNYI 1

Devi Lisfikanur 185040048
Anggia Wulan 185040052

BIOLOGI A

Teori Frekuensi Gelombang Bunyi

A. Pengertian Frekuensi Gelombang Bunyi
Frekuensi bunyi (sound frequency) adalah jumlah getaran per detik dan diukur

dengan Hz (hertz). Frekuensi menentukan tinggi rendahnya bunyi. Semakin tinggi
frekuensi, semakin tinggi bunyi. Kebanyakan bunyi (pembicaraan, musik, bising)
terdiri dari banyak frekuensi, yaitu komponen-komponen frekuensi rendah, tengah, dan
medium. Karena itu amatlah penting memeriksa masalah-masalah akustik meliputi
spektrum frekuensi yang dapat didengar. Frekuensi standar yang dipilih secara bebas
sebagai wakil yang penting dalam akustik lingkungan adalah 125, 250, 500, 1000, 2000,
dan 4000 Hz atau 128, 256, 512, 1024, 2048 dan 4096 Hz.

Gelombang adalah getaran yang merambat. Selain itu gelombang, merupakan
gejala rambatan pada suatu getaran. Gelombang terdapat pada medium (karena
perubahan bentuk yang menghasilkan gaya pegas) di mana dapat berjalan dan dapat
memindahkan energi dari satu tempat ke tempat lain tanpa mengakibatkan partikel
medium berpindah secara permanen.

Bunyi merupakan gelombang mekanik jenis longitudinal yang merambat dan
sumbernya berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab getaran benda
sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di sekitar

Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu bunyi dapat terdengar.
Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah:

1. Terdapat benda yang bergetar (Sumber bunyi)
2. Terdapat medium yang merambatkan bunyi (Medium perambatan)
3. Terdapat penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi (Pendengar)

Dalam kajian gelombang, frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya
gelombang yang terjadi setiap satu sekon. Satuan yang digunakan untuk mengukur
frekuensi adalah 1/s yang disebut juga Hertz disingkat Hz, yang diambil dari nama
fisikawan Jerman Heinrich Rudolf Hertz (1857-1894). Satuan frekuensi sering juga
dituliskan dengan cps (cycle per second).

Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh dari gelombang mekanik, yaitu
gelombang merambat memerlukan zat perantara (medium perantara). Gelombang

bunyi adalah gelombang mekanik yang berbentuk gelombang longitudinal, yaitu
gelombang yang arah rambatannya sejajar dengan arah getarannya.

Gelombang bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, benda yang bergetar
disebut sumber bunyi. Karena bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar, maka kuat
kerasnya bunyi tergantung pada amplitudo getarannya. Makin besar amplitudo
getarannya, makin keras bunyi terdengar dan sebaliknya makin kecil amplitudonya,
makin lemah bunyi yang terdengar. Di samping itu, keras lemahnya bunyi juga
tergantung pada jarak terhadap sumber bunyi, makin dekat dengan sumber bunyi, bunyi
terdengar makin keras dan sebaliknya makin jauh dari sumber bunyi, makin lemah
bunyi yang kita dengar.

B. Karakteristik Gelombang Bunyi
1. Bunyi memiliki karakteristik, yaitu:
2. Bunyi merupakan gelombang longitudinal.
3. Hanya merambat melalui medium padat, cari, dan gas. Dengan kata lain tidak
dapat merambat pada ruang hampa.
4. Cepat rambat bunyi dipengaruhi oleh kerapatan medium perambatannya. Bunyi
akan lebih cepat merambat pada medium yang memiliki kerapatan tinggi, yaitu
medium padat.
5. Bunyi dapat memantul kalau gelombangnya mengenai suatu benda.

C. Sifat-sifat Gelombang Bunyi
Sifat-sifat gelombang bunyi sebenarnya sama dengan sifat dari gelombang.

1. Refleksi

Refleksi atau pemantulan adalah sifat bunyi. Ketika bunyi merambat melalui
mediumnya, maka bunyi akan dipantulkan apabila mengenai permukaan benda yang
keras. Misalnya, bunyi tersebut mengenai permukaan batu, kaca, ataupun besi.

2. Refraksi

Sifat selanjutnya adalah refraksi atau pembiasan. Sifat ini terjadi ketika ada
bunyi yang melewati dua medium perambatan yang berbeda, misalnya melewati air dan
udara, maka bunyi tersebut akan dibiaskan atau dibelokkan.

3. Difraksi

Sifat difraksi atau pelenturan ini berlaku apabila ada bunyi yang melewati celah
sempit, maka bunyi tersebut akan dilenturkan. Contohnya, ketika melewati gang
sempit, kamu akan tetap bisa mendengar orang-orang berbicara dari dalam ruangan atau
di seberang gang, karena bunyi bisa melewati celang-celang sempit.

4. Efek Dopler

Sifat yang satu ini bakal menjelaskan kalau ada sumber bunyi yang menjauhi
atau mendekati pendengar, maka frekuensi yang didengar oleh si pendengar akan naik
turun (perubahan frekuensi). Contoh, saat berdiri di pinggir jalan, tiba-tiba mendengar
suara sirine ambulance dari kejauhan. Nah, ketika ambulance tersebut berjalan
menjauh, maka suara sirine yang didengar akan lebih rendah.

5. Interferensi

Interferensi atau perpaduan ini terjadi apabila ada dua bunyi yang saling padu.
Kalau keduanya memiliki frekuensi yang sama, maka bunyi yang dihasilkan akan
semakin kuat. Namun, jika salah satu bunyi tersebut frekuensinya lebih rendah, maka
bunyi yang akan terdengar hanya satu, yaitu yang lebih nyaring atau frekuensinya
tinggi.

6. Pelayangan Gelombang

Sifat yang terakhir adalah pelayangan bunyi. Sifat yang satu ini menjelaskan
bahwa ada dua bunyi yang berbunyi secara bersamaan, tetapi memiliki frekuensi yang
berbeda.

D. Klasifikasi Frekuensi Gelombang Bunyi
Berdasarkan frekuensinya, bunyi dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Bunyi Infrasonik ( < 20 Hz )
Bunyi infrasonik dihasilkan oleh bergetarnya benda-benda berukuran besar, seperti

gempa bumi, atau gunung meletus. Sehingga kalau akan terjadi gempa atau gunung
meletus, ada hewan-hewan tertentu yang sudah dapat mendeteksi dan hewan tersebut
akan lari mencari tempat yang aman

Bunyi infrasonik memiliki frekuensi kurang dari 20 Hz. Bunyi infrasonik hanya
mampu didengar oleh hewan-hewan tertentu seperti jangkrik dan anjing. Anjing adalah
salah satu contoh hewan yang mampu menangkap bunyi infrasonik, audiosonik, dan
ultrasonik (hingga 40.000 Hz). Anjing akan terbangun jika mendengar langkah kaki
manusia walaupun sangat pelan. Hal ini menjadi alasan oleh sebagian orang untuk
memanfaatkan anjing sebagai penjaga rumah.
2. Bunyi Audiosonik ( 20 – 20.000 Hz )

Bunyi yang memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz disebut audiosonik. Manusia dan
beberapa mamalia dapat mendengar bunyi hanya pada kisaran ini. Bunyi Audiosonik
di bawah 20 Hz atau di atas 20.000 Hz tidak dapat kita dengar. Namun beberapa orang
yang memiliki pendengaran tajam dapat saja mendengar bunyi dengan frekuensi di
bawah 20 Hz atau di atas 20.000 Hz. Hal itu sebagai pengecualian saja. seiring
bertambahnya usia, kemampuan pendengaran manusia berkurang, apalagi kalau sering
mendengar suara yang bising dan gaduh, misalnya suara mesin pabrik, kendaraan
bermotor, suara pesawat atau konser-konser musik.

Gelombang audiosonik merupakan salah satu gelombang bunyi yang mudah
dibuat dibandingkan dengan gelombang ultrasonik dan gelombang infrasonik.
Gelombang audiosonik digunakan sebagai salah satu alat pengusir lalat rumah (Musca
domestica) yang mengganggu kehidupan manusia dan menyebabkan beberapa
penyakit. Paparan frekuensi gelombang audiosonik tidak berbahaya dibandingkan
dengan obat nyamuk dan penyemprot serangga.
3. Bunyi Ultrasonik ( > 20.000 Hz)

Ultrasonik adalah gelombang suara yang dapat di dengar oleh binatang,
contohnya adalah paus , lumba- lumba, dan kelelawar . Bunyi dengan frekuensi tinggi
digunakan paus untuk berkomunikasi dengan jenisnya yang jaraknya sangat berjauhan.
Kelelawar dapat mengeluarkan gelombang ultrasonik saat terbang. Kelelawar juga
mampu memanfaatkan bunyi dengan baik. Pada malam hari, mata kelelawar
mengalami disfungsi (pelemahan fungsi). Kelelawar menggunakan indera
pendengarannya untuk "melihat". Kelelawar mengeluarkan bunyi ultrasonik sebanyak
mungkin. Kemudian, kelelawar mendengarkan bunyi pantul tersebut untuk mengetahui
letak suatu benda dengan tepat, sehingga kelelawar mampu terbang dalam keadaan
gelap tanpa menabrak benda-benda disekitarnya. Mekanisme untuk memahami

keadaan lingkungan dengan bantuan bunyi pantul ini sering disebut dengan sistem
ekolokasi.

E. Frekuensi Gelombang Bunyi Pada Serangga
1) Hewan Jangkrik
Hewan jangkrik dengan nama latin Gryllidae atau sering juga disebut dengan
cengkerik adalah merupakan hewan serangga yang mempunyai kekerabatan cukup
dekat dengan belalang. Ciri fisik jangkrik pada umumnya memiliki bentuk tubuh rata
dan mempunyai sepasang antena yang cukup panjang diatas kepalanya yang memiliki
banyak fungsi pengindera diantaranya adalah sebagai alat peraba juga untuk lebih
mengenali area disekitarnya. Pada dasarnya jangkrik termasuk kedalam golongan
binatang pemakan tumbuhan atau omnivora, namun dalam kondisi tertentu binatang ini
bisa menjadi pemakan segala bahkan bisa saling memakan sesamanya.
Ciri yang menonjol dan paling mudah untuk membedakan kedua jenis jangkrik
tersebuta dapat terlihat pada saat jangkrik sudah dewasa dan memilliki sayap, yaitu
ditandai dengan adanya garis kuning dipangkal sayap atau mendekati kepala untuk jenis
jangkrik kalung dan tanda ini tidak dimiliki oleh jangkrik jenis alam. Ciri lainnya yaitu
dengan perbedaan ukuran bentuk tubuh, dimana untuk jangkrik kalung memiliki ukuran
yang cenderung lebih besar daripada jangkrik alam. Sedangkan untuk membedakan
kedua jenis jangkrik pada saat jangkrik masih muda meskipun agak sulit karena
tersamar, namun tetap dapat dibedakan dengan melihat posisi garis putih
dipunggungnya. Untuk jenis kalung tanda garis putih terletak antara leher dan kepala
atau lebih menyerupai penggunaan kalung, sedangkan pada jangkrik alam yang masih
muda posisi garis putihnya terletak diantara dada dan perut atau lebih menyerupai
penggunaan sabuk serta ikat pinggang.
Sedangkan untuk membedakan antara jangkrik jantan dan jangkrik betina, hal
yang paling mudah adalah dengan melihat jumlah ekornya dimana untuk jantan hanya
memiliki dua buah ekor sedangkan yang betina memiliki dua ekor ditambah dengan
satu alat penyuntik telur yang terdapat ditengahnya sehingga terlihat memiliki tiga buah
ekor. Selain dengan melihat jumlah ekornya, untuk membedakan antara jangkrik jantan
dan betina pada saat jangkrik dewasa sudah mempunyai sayap maka jangkrik jantan
memiliki motif keriput disayapnya sedangkan untuk jangkrik betina bentuk sayapnya
terlihat lebih halus dengan corak yang teratur memanjang dari arah kepala hingga
menutupi perutnya.

Jangkrik merupakan serangga yang mempergunakan suara (gelombang bunyi)
sebagai sarana komunikasi diantara sesama jangkrik. Gelombang suara jangkrik
memiliki rentang di atas frekuensi gelombang bunyi pendengaran manusia, gelombang
ini termasuk gelombang ultrasonik

a) Mengapa jangkrik mengerik di malam hari? Mengapa tak siang?
Selama siang hari jangkrik cenderung bersembunyi dibalik semak-semak,

bebatuan, rerumputan atau pepohonan untuk menghindari para pemangsa nya. Oleh
karena itu ia aktif pada malah hari untuk mencari makanan dan mengkerik untuk
menarik hati lawan jenis.

Kebanyakan yang mengerik adalah jangkrik jantan. Mereka mengeluarkan
bunyi dengan menggosokkan kedua penutup sayap-sayap panjang mereka bersama-
sama dengan menggunakan apa yang biasanya disebut teknik ”sekrap dan kikir”.
Jangkrik begitu terkenal dengan mengeriknya sehingga namanya dalam bahasa Inggris
cricket berasal dari bahasa Prancis kuno criquet , sebuah usaha untuk menirukan bunyi
menarik serangga itu.

Selain itu malam hari sangat cocok untuk mengerik, karena bunyi akan
merambat lebih baik bila udaranya tenang tanpa ada gangguan suara lain tak seperti
siang hari yang selalu padat dan riuh. Bunyi jangkrik dikenal bisa merambat lebih satu
mil dalam keadaan ideal, tetapi sejumlah jangkrik tidak puas membiarkan jangkauan
kerikannya tergantung pada belas kasihan cuaca, oleh karena itu serangga itu masuk ke
lubang-lubang dalam di tanah dan mengerik di dalam liak untuk menciptakan sejenis
efek terowongan yang menggema dan menambah keras suara.

Hubungan antara laju mengerik dengan temperatur itu sedemikian mantap
sehingga telah menjadi kebijaksanaan umum untuk menghitung bunyi mengerik
daripada membaca termometer. Hitung saja bunyi mengerik dari seekor jangkrik
selama lima belas detik, kemudian tambah-kan angka empat puluh pada angka tadi
jumlahnya konon merupakan suhu saat itu dalam Fahrenheit.

b) Ada beberapa fakta tentang hewan yang satu ini, yaitu :
1. Jangkrik atau nama latinnya Gryllus asimilis, hewan sejenis serangga yang
memiliki antena dan sayap, hal yang unik Biasanya jangkrik jantan mengerik

dengan keras (suaranya “krik-krik”). Suaranya digunakan untuk menarik perhatian
jangkrik betina.

2. Jangkrik betina akan lebih tertarik pada jantan yang agresif dan mengeluarkan suara
paling keras.setelah betina mendekat maka jangkrik jantan akan mengeluarkan
suara yang lebih kuat.

3. Suara Jangkrik dapat mengusir tikus, dengan suara menderik yang keras jangkrik
dapat menghasilkan suara dengan frekwensi yang dapat mengganggu pendengaran
tikus karena Tikus merupakan salah satu binatang cukup alergi dengan suara-suara
dengan frekuensi tertentu.

4. Jangkrik merupakan hewan serangga yang mempunyai kandungan protein yang
sangat tinggi dari pada serangga yang lain, selain protein, jangkrik juga
mengandung beberapa asam amino baik asam amino 3 dan asam amino 6. mungkin
orang desa sering menangkap jangkrik untuk dijadikan makanan seperti peyek
goreng atau ditepungi.

5. Jangkrik juga sering dijadikan makanan hewan peliharaan seperti Ikan Arwana
ataupun Burung Berkicau. kenapa harus jangkrik bukan hewan lainya?? kembali
ke nomor 3.. jangkrik memiliki kandungan vitamin yang tinggi sehingga bagus
untuk hewan peliharaan, khusus untuk burung dapat membantu meningkatkan
volume kicauaannya.

6. Jangkrik jantan bisa juga menjadi hewan aduan biasanya dahulu anak-anak sering
menjadikan jangkrik sebagai hewan aduan.

2) Hewan Lalat
Lalat rumah (Musca domestica) termasuk dalam filum Arthropoda, kelas

Insecta, ordo Diptera, famili Muscidae dan Genus Musca. Lalat rumah dimasukkan
ke dalam kelompok Arthropoda atau binatang beruas, memiliki kerangka luar atau
eksoskeleton yang mengandung khitin yang dapat mengelupas apabila tubuh
berkembang. Musca domestica berukuran sebesar biji kacang tanah, berwarna
hitam kekuningan.

Lalat rumah jantan berukuran panjang tubuh 5,8 - 6,5 mm dan lalat rumahbetina
berukuran panjang tubuh 6,5 - 7,5 mm. Lalat ini secara umum mempunyai ciri

berwarna kelabu. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala dengan
sepasang antena, thoraks dan abdomen. Kepala Musca domestica relatif besar
dengan dua mata majemuk yang bertemu di garis tengah untuk lalat jantan,
sedangkan lalat betina memiliki dua mata majemuk dipisahkan oleh ruang
muka.Mulut lalat bertipe sponging, disesuaikan dengan jenis makanannya yang
berupa cairan. Bagian mulut lalat digunakan sebagai alat penghisap makanan yang
disebut dengan labium. Pada ujung labium terdapat labella yang menghubungkan
antara labium dengan rongga tubuh (haemocoele). Musca domestica atau lalat
rumah atau sering disebut housefly merupakan salah satu spesies serangga yang
banyak terdapat di seluruh dunia

Gelombang audiosonik digunakan sebagai salah satu alat pengusir lalat rumah
(Musca domestica) yang mengganggu kehidupan manusia dan menyebabkan
beberapa penyakit. Paparan frekuensi gelombang audiosonik tidak berbahaya

Misalkan insekta yang peka terhadap energi vibrasi yang berada di dalam
daerah frekuensi yang cukup tinggi. Tetapi alat penerima dan mekanisme yang
dapat menimbulkan tanggapannya berbeda. Banyak macam sistem sensor yang
peka terhadap energi vibrasi mekanik.

1. Komunikasi insekta/serangga
Komunikasi dapat di definisikan sebagai perbuatan yang dilakukan untuk

memberi informasi. Dengan demikian, semua metode komunikasi melibatkan
perbuatan sinyal (informasi), transimis, dan resepsi. Setiap kali terjadi pertukaran
informasi, maka sukar secara langsung mengamati perbuatan dan transmisinya,
tetapi yang utama adalah perpindahan informasi itu harus terjadi.

Biasanya hal ini dapat dilakukan dengan mengamati perubahan perilaku
atau perubahaan faal penerimanya. Efek sinyal ini ada dua macam, yaitu langsung
(segera setelah menerima sinyal) dan laten (memakan waktu cukup lama untuk
mengamati tanggapannya, mungkin beberapa menit, jam, hari, bahkan dapat lebih
lama lagi). Efek laten lebih sukar di amati daripada efek langsung.

2. Komunikasi insekta atau serangga dengan gelombang bunyi
Setiap orang pernah mendengar bunyi jangkrik sadar bahwa insekta relatif

begitu kecil dapat mengeluarkan bunyi yang cukup keras. Suatu sinyal bunyi adalah

suatu gelombang tekanan yang di gerakkan oleh adanya getaran. Insekta
mempunyai sinyal efektif dalam memancarkan bunyi dengan frekuensi yang lebih
tinggi lagi. Akan tetapi otot-otot insekta tidak mampu bergeser lebih cepat daripada
1 kHz, oleh sebab itu frekuensi pergerseran otot-otot itu harus dilipatkan agar dapat
menghasilkan sinyal. Misalnya, jangkrik mempunyai selaput suara yang berbentuk
keping lengkung yang bergetar setelah mengalami perubahan bentuk oleh otot-otot
selaput, dan kembali kebentuk asalnya. Jadi selaput suara melipatkan frekuensi
pergeserannya dan memancarkan bunyi.

Unsur terakhir suatu generator bunyi kerap kali berupa sejenis pemandu
bunyi, yaitu suatu struktur anatomi (atau lingkungan) untuk mengarahkan dan
menguatkan bunyi. Pemandu bunyi semacam itu mirip dengan kotak tertutup
(jangkrik), keping (belalang), atau terompet (gangsir). Rentang transimisi sinyal
yang dapat di dengar itu tergantung suhu, kelembapan udara, dan frekuensi sinyal.
Jika suhu dan kelembapan udara di pertahankan konstan maka makin tinggi
frekuensi sinyal, makin besar penyerapannya di udara.

Pada akhirnya, penerimaan sinyal bunyi sudah tentu membutuhkan telinga
insekta. Hanya ada satu jenis mata insekta atau telinga mamalia, tetapi ada beberapa
macam jenis telinga insekta. Ada dua bentuk telinga insekta yang paling lazim, yang
keduanya dikaitkan dengan struktur telinga manusia yaitu reseptor rambut yang
dilekatkan secara lentur dapat bergerak oleh pengaruh setiap getaran bunyi,
terutama untuk mengukur gerakan dan organ timpani menggunakan selaput untuk
mencatat tekanan dan gradien tekanan. Apabila bunyi diterima dan ditafsirkan,
insekta dapat menghasilkan bermacam-macam tanggapan yang meliputi ; daya tarik
seks, pertahanan wilayah dan perubahan lintasan terbang untuk mempertahankan
kelompoknya.

3. Rentang frekuensi gelombang bunyi pada insekta atau serangga
Dibandingkan perbedaan frekuensi yang dimiliki manusia dengan binatang,

manusia memiliki rentang kepekaan akustik yang lebih pendek dan batas frekuensi
atas yang relatif rendah yaitu sekitar 20kHz. Dengan menggunakan skala logaritma,
kita akan menggunakan istilah ultrasonik untuk menyatakan radiasi bunyi pada
frekuensi di atas 20kHz.

F. Efektivitas Penggunaan Gelombang Ultrasonik Dalam Mengendalikan Hama
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang mekanik longitudinal dengan

frekuensi diatas 20kHz (>20000 Hz). Getaran dari gelombang ultrasonik tidak dapat di
dengar oleh manusia, karena manusia hanya mampu mendengar bunyi audiosonik (
frekuensi 20 Hz-20000 Hz). Terdapat beberapa hewan yang dapat mendengar bunyi
ultrasonik, misalnya nyamuk, kecoa ataupun tikus. Hal ini dikembangkan oleh para
peneliti untuk dapat dimanfaatkan dalam mengendalikan hama, terutama hama
pemukiman. Karena dapat mengurangi dampak dari penggunaan pestisida, sehingga
lebih ramah lingkungan. Di kutip dari beberapa artikel salah satu sontoh dalam
pengendalian pada kecoa , Frekuensi ultrasonik yang dapat didengar oleh kecoa yaitu
<40 kHz. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lidya, rentang frekuensi
ultrasonik yang dapat mengganggu pendengar kecoa yaitu Antara 67-139 kHz. Pada
frekuensi tersebut kecoa aktif bergerak mengitari ruang percobaan. Berdasarkan hasil
percobaan Lidya terhadap kecoa, hama kecoa dpaat terganggu tetapi tidak
menyebabkan kematian.

G. Aplikasi Teori Gelombang Bunyi
1. SONAR (Sound Navigation Ranging).

Untuk keperluan tersebut digunakan suatu alat yang bekerja berdasarkan prinsip
pemantulan gelombang bunyi yang disebut SONAR (Sound Navigation Ranging).

Sonar digunakan untuk mengukur kedalaman laut.
Prinsip kerja SONAR berdasarkan prinsip pemantulan gelombang ultrasonik. Alat ini
diperkenalkan pertama kali oleh Paul Langenvin, seorang ilmuwan dari Prancis pada tahun
1914. Pada saat itu Paul dan pembantunya membuat alat yang dapat mengirim pancaran kuat
gelombang bunyi berfrekuensi tinggi (ultrasonik) melalui air. Pada dasarnya SONAR memiliki
dua bagian alat yang memancarkan gelombang ultrasonik yang disebut transmiter (emiter) dan
alat yang dapat mendeteksi datangnya gelombang pantul (gema) yang disebut sensor (reciver).
Gelombang ultrasonik dipancarkan oleh transmiter (pemancar) yang diarahkan ke
sasaran, kemudian akan dipantulkan kembali dan ditangkap oleh pesawat penerima (reciver).
Dengan mengukur waktu yang diperlukan dari gelombang dipancarkan sampai gelombang
diterima lagi, maka dapat diketahui jarak yang ditentukan. Untuk mengukur kedalaman laut,
SONAR diletakkan di bawah kapal.
Dengan pancaran ultrasonik diarahkan lurus ke dasar laut, dalamnya air dapat dihitung
dari panjang waktu antara pancaran yang turun dan naik setelah digemakan. Apabila cepat
rambat gelombang bunyi di udara v, selang waktu antara gelombang dipancarkan dengan
gelombang pantul datang adalah Δt, indeks bias air n, dan kedalaman laut adalah d maka
kedalaman laut tersebut dapat dicari dengan persamaan :

dengan :
d = jarak yang diukur (m)
Δt = waktu yang diperlukan gelombang dari dipancarkan sampai diterima kembali (s)
v = kecepatan rambat gelombang ultrasonik (m/s)
n = indeks bias medium

2. Ultrasonografi

Ultrasonografi adalah teknologi yang digunakan untuk mencitrakan bagian dalam
tubuh manusia. USG digunakan untuk melihat perkembangan janin dalam kandungan. USG
memiliki 3 bagian utama yaitu Transducer, Monitor, dan Mesin USG. Prinsip kerja dari
Ultrasonografi menggunakan konsep pemantulan bunyi, yaitu transducer ditempelkan pada
organ yang ingin dilihat citra bagian dalamnya.

Di dalam transducer terdapat kristal yang dapat digunakan untuk menangkap
gelombang yang disalurkan. Gelombang yang diterima ini masih dalam bentuk gelombang
pantulan. Setelah diubah ke dalam bentuk gelombang elektronik dan kemudian masuk ke mesin
USG, data elektronik tersebut diubah menjadi data gambar yang ingin ditampilkan ke Monitor.

Echocardiogram adalah teknologi yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan
aliran darah. Kecepatan aliran darah diukur menggunakan efek Doppler. Bunyi ultrasonik

diarahkan menuju pembuluh nadi, dan pergerakan gelombang bunyi tersebut mengikuti
kecepatan aliran darah.


Click to View FlipBook Version